9 kreditnya,  internet  akses  dan  kontrol  log-in  komputer,  sistem  keamanan  untuk  verifikasi
passport,  tiket  dan  bagasi,  sistem  portable  untuk  pengenalan  individu  pada  kepolisian, sistem rahasia untuk proteksi database dan record, serta lain sebagainya.
2.3 Pengolahan Citra
Image merupakan informasi yang secara umum tersimpan dalam bentuk pemetaan bit–bit, atau lebih dikenal sebagai istilah bitmap. Dimana setiap bit akan membentuk satu
titik  informasi  yang  dikenal  sebagai  pixel.  Atau  dengan  kata  lain,  satu  pixel  merupakan satu  titik  image  yang  terdiri  dari  satu  atau  beberapa  bit  informasi.  Satuan  dari  pixel
biasanya  dinyatakan  dengan  posisi  x,  posisi  y  dan  nilai  dari  pixel  tersebut  warna  atau gray.  Dalam  satu  bidang  gambar,  sepenuhnya  terdiri  dari  pixel  –  pixel  disimpan  dalam
bentuk bilang biner. Disebut biner karena  hanya  memiliki dua kemungkinan,  yaitu 0 atau 1,  ada  atau  tidak.  Image  atau  video  dalam  bentuk  biner  banyak  digunakan  khususnya
untuk  masalah  -  masalah  yang  berhubungan  dengan  deteksi  obyek  yang  sederhana. Misalkan untuk mencari ada atau tidak garis petunjuk dalam suatu robot line tracer. Video
adalah  susunan  dari  beberapa  gambar  yang  ditampilkan  secara  bergantian  dan  sangat cepat, sehingga  membentuk suatu pergerakan yang halus. Biasanya gambar  yang disusun
berasal  dari  gambar  dalam  bentuk  image  bukan  grafik.  Pengertian  Video  biasanya mengacu  pada  proses  atau  teknologi  dari  sistem  gambar  bergerak.  Sebelum  dilakukan
pembacaan data video dari sensor, ada beberapa perangkat yang harus dipenuhi, mulai dari device  sensor,  saluran  sinyaldata  video,  video  grabber,  driver  video  capture,
pemrograman API dan aplikasi. Penggunaan  pixel  biner  ini  dimaksudkan  untuk  menyederhanakan  proses  dengan
hanya memperhatikan ada atau tidak. Selain itu, penggunaan biner juga memperkecil data baik saat dikirimkan atau saat disimpan, termasuk juga saat diproses.
Gray scale dan biner sebenarnya memiliki kemiripan, hanya saja kalau biner hanya memiliki 2 kemungkinan nilai, tetapi gray scale memiliki lebih banyak kemungkinan nilai,
misalkan  4,  16  atau  256  kemungkinan.  Gray  scale  banyak  digunakan  jika  adanya perbedaan  intensitas  antara  satu  pixel  dengan  pixel  lainnya  sangat  dipentingkan.  Hal  ini
terutama jika obyek yang diamati memiliki perbedaan intensitas yang cukup kecil dengan
10 berbagai  tingkat  kecerahan.  Jika  digunakan  pixel  biner,  maka  kemungkinan  perbedaan  -
perbedaan tersebut akan hilang hanya menjadi hitam atau putih. Selain  format  biner  dan  grayscale,  Format  RGB  juga  banyak  digunakan  dalam
menyatakan pixel dalam sistem digital. Hal ini sehubungan dengan kemudahan pernyataan warna dalam bentuk komponen warna primer R, G dan B.
Format  RGB  24  memiliki  jumlah  kedalaman  warna  mencapai  16  juta  warna, karena itu sering juga dikenal dengan true color, karena dengan warna sejumlah itu hampir
dapat menyamai pewarnaan yang ada secara alami. Pengubahan  dari  format  warna  ke  gray  level  banyak  dilakukan  dengan  tujuan
penyederhanaan  format  warna,  dimana  dalam  penggunaannya  tidak  diperlukan  atau dipentingkan  informasi  warna  yang  ada,  tetapi  hanya  perbedaan  intensitas  dari  image.
Selain itu, pengolahan image dalam bentuk gray scale memiliki kemudahan dibandingkan dengan format warna.
Cara  deteksi  suatu  image  yang  paling  umum  digunakan  adalah  cara  scaling,
scanning dan cropping.
Pemilihan  faktor  penskalaan  yang  sesuai  akan  mempercepat  operasi  kerja  tanpa mengurangi  kinerja  sistem.  Contoh  pada  gambar  sebelumnya,  jika  dilakukan  penskalaan
1:8, ternyata  image aslinya cukup  buruk, namun dengan faktor 1:5 didapatkan  hasil  yang lebih  baik,  dan  kecepatan  yang  didapatkan  kurang  5  x  5  =  25  kecepatan  keseluruhan
sistem  sangat  dipengaruhi  oleh  proses-proses  yang  lain  kali  jika  dibandingkan  dengan pemrosesan image aslinya.
Untuk  menentukan  sebenarnya  berapa  nilai  yang  terbaik  adalah  berdasarkan kebutuhan,  antara  kecepatan  dan  ketelitian.  Jika  menginginkan  ketelitian,  maka  harus
ditentukan  penskalaan  yang  sedemikian  rupa  sehingga  hasil  image  yang  diamati  secara visual masih terlihat dengan baik, ini biasanya tergantung dari ukuran image dan detil dari
bentuk image tersebut. Sebagai  contoh,  pada  gambar  sebelumnya  memiliki  ukuran  200  x  80  pixel,  sebut
saja ukuran dari obyek sebesar itu. Jika dilakukan penskalaan 1:5, artinya akan didapatkan obyek  dengan  ukuran  40  x  16  pixel,  dan  jika  dilakukan  penskalaan  1:8  akan  didapatkan
obyek  dengan  ukuran  25  x  10.  Jika  bentuk  dari  obyek  cukup  kompleks  seperti  tulisan pada  contoh  tersebut,  ukuran  dari  obyek  yang  sesuai  sekitar  10  sampai  20  pixel  ambil
11 saja  16 pixel,  sedangkan  jika  suatu  obyek  bentuknya  sangat kasar  lingkaran,  kotak  dan
sebagainya,  di  sini  hanya  dipentingkan  keberadaannya  saja,  bukan  bentuknya,  ukuran yang sesuai adalah 5 sampai 15 pixel ambil saja 8 atau 10 pixel.
Gambar 2.4 Image 200 x 80 di–skala 1:5 dan 1:8
Dengan  memperkecil  ukuran  image  asli  akan  dapat  mempercepat  proses perhitungan  secara  keseluruhan.  Namun  cara  ini  juga  dapat  menurunkan  kinerja  dari
sistem, dimana suatu image yang semula memiliki jumlah pixel yang besar akan memiliki bentuk  yang  detil,  dengan  dilakukan  penskalaan  akan  didapatkan  bentuk  gambar  yang
kurang detil. Pencarian  berdasarkan  scanning  memiliki  kelebihan  tersendiri,  yaitu  lebih  cepat
kalau obyek  yang dicari dekat dengan titik awal dan  mudah tetapi tidak akurat. Artinya untuk  memastikan  apakah  pada  suatu  daerah  benar-benar  ada  obyek  harus  dilakukan
pemeriksaan  yang  lebih  mendalam  pada  daerah-daerah  tertentu  yang  dideteksi.  Hal  ini tentu  saja  menyebabkan  proses  menjadi  lambat.  Kelebihan  lain  dari  proses  scanning
adalah metode klasifikasi atau identifikasi dari proses deteksi dapat beragam, artinya dapat menggunakan berbagai metode.
Jika  suatu  obyek  dapat  diketahui  berdasarkan  ciri  warnanya  saja,  maka  dapat digunakan  metode  segmentasi  warna.  Metode  ini  secara  umum  digunakan  untuk
memisahkan  suatu  warna  terhadap  warna  lainnya.  Inti  dari  segmentasi  warna  adalah membaca  warna  pixel  demi  pixel  atau  daerah  demi  daerah  dan  membandingkannya
dengan  warna  yang  dikehendaki.  Pada  tahapan  membandingkan  ini,  dapat  menggunakan berbagai  cara  yang  ada,  mulai  dari  berbasis  matematis  sederhana,  statistik  ataupun
kecerdasan buatan. Jika  obyek  yang  akan  dideteksi  dipastikan  hanya  berjumlah  satu,  artinya  dalam
penangkapan  image  nantinya  kemungkinan  hanya  ada  satu  obyek  yang  akan  muncul, maka  proses  deteksinya  menjadi  sederhana.  Inipun  masih  bisa  dibedakan  antara  obyek
yang posisinya tertentu dan obyek yang posisinya tidak tentu.
12 Jika  obyek  posisinya  sudah  tentu  pada  sensor,  maka  proses  deteksi  dilakukan
cukup  dengan  mengamati  daerah  tersebut,  tanpa  menghiraukan  daerah  lainnya.  Contoh dalam aplikasi mengamati obyek yang berjalan pada suatu bab berjalan conveyor, maka
lintasan  dari  obyek  sudah  tertentu.  Dengan  memastikan  obyek  akan  melintas  pada  titik tertentu, maka proses deteksi dapat dipusatkan pada titik tersebut.
Jika  obyek  ternyata  menempati  posisi  yang  tidak  tentu,  maka  harus  dilakukan proses pencarian. Proses pencarian dapat dilakukan dengan dua cara, melakukan scanning
di  seluruh  daerah  image,  atau  langsung  menentukan  titik  tengah  titik  berat  dari  obyek yang ada di layar.
Dengan cropping, cara ini mengharuskan program untuk mencari pixel demi pixel, area demi area, ukuran demi ukuran dari  seluruh bagian image. Jika suatu obyek  berhasil
ditemukan,  bagian  image  yang  bertepatan  dengan  obyek  tersebut  akan  dipotong  untuk diproses  pada  bagian  berikutnya.  Kelebihan  dari  cara  ini  adalah  posisi  dari  obyek  dapat
bebas,  jumlah  dari  obyek dapat  lebih  dari  satu,  ukuran  dari  obyek dapat  bebas  dan dapat menggunakan  berbagai  metode  klasifikasi,  dimana  hasil  crop  obyek  yang  ditemukan
dengan mudah diproses pada classifier yang dikehendaki.
2.4. Fuzzy C-Means FCM