Pertumbuhan Desmodium Heterophyllum (Willd.) Dc. Sebagai Tanaman Penutup Tanah Di Lahan Bekas Tambang Silika

PERTUMBUHAN Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.
SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH DI LAHAN BEKAS
TAMBANG SILIKA

IQBAL NIZAR ARAFAT

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ‘Pertumbuhan
Desmodium heterophyllum (Willd.) DC. Sebagai Tanaman Penutup Tanah di
Lahan Bekas Tambang Silika’ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015

Iqbal Nizar Arafat
NIM E44100064

ABSTRAK
IQBAL NIZAR ARAFAT. Pertumbuhan Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.
Sebagai Tanaman Penutup Tanah di Lahan Bekas Tambang Silika. Dibimbing oleh
IRDIKA MANSUR.
Tanaman penutup tanah merupakan tanaman yang digunakan untuk
mengendalikan erosi pada lahan terbuka, seperti lahan bekas tambang. Pada umumnya
tanaman penutup tanah yang biasa digunakan saat ini seperti Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, dan Mucuna sp. memiliki karakteristik
memanjat dan melilit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Oleh
karena itu, perlu dicari alternatif jenis tanaman penutup tanah yang tidak mengganggu
tanaman di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
perbandingan media tanah dan kompos terbaik dalam perbanyakan D. heterophyllum
secara vegetatif (stek) serta mendapatkan informasi tentang pertumbuhan D.

heterophyllum di lahan bekas tambang silika. Media tanam dengan perbandingan 1:2
(tanah:kompos) merupakan media terbaik, pertumbuhan D. heterophyllum dalam 4
minggu pengamatan mencapai 15.4 cm. Hasil analisis Duncan menunjukkan bahwa
kombinasi faktor lubang tanam dengan penggemburan tanah dan dengan kompos
memberikan pengaruh yang paling signifikan terhadap rata-rata pertumbuhan panjang
batang utama D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika.
Kata kunci: D. heterophyllum, kompos, lubang tanam, stek

ABSTRACT
IQBAL NIZAR ARAFAT. The growth of Desmodium heterophyllum (Willd.) DC. as a
cover crop in the post-silica mine land. The research has been undertaken under the
guidance of IRDIKA MANSUR.
A cover crop is a plant that is grown (in large quantities) for preventing soil
erotion of the lands such as the ones laid bare after mining. The cover crop currently used
are commonly Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica
and Mucuna sp. these plants whose characteristics are climbing and twisting may affect
the growth of other plants in their surroundings. Therefore it is necessary to find
alternative cover crops which will not affect such other plants. The purpose of this
research is to obtain information about the best ratio of soil and compost medium in
multiplying D. heterophyllum through a graft method and also information about the

growth of D. heterophyllum in the land that was once a silicate mine. The 1:2 ratio of soil
and compost is clearly the best media as it has produced growth in length of main stem
which is 15.4 cm under observation for 4 weeks. The Duncan analysis indicates that the
proportion of such factors as cultivating hole, loosening of the soil and the use of compost
has caused the most significant effect on the growth of the average length of main stem of
D. heterophyllum cultivated in the land that was once a silicate mine.
Keyword: compost, cultivating hole, D. heterophyllum, graft

PERTUMBUHAN Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.
SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH DI LAHAN BEKAS
TAMBANG SILIKA

IQBAL NIZAR ARAFAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah
ini berjudul ‘Pertumbuhan Desmodium heterophyllum (Willd.) DC. Sebagai
Tanaman Penutup Tanah di Lahan Bekas Tambang Silika’ yang dilaksanakan
sejak bulan Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Irdika Mansur, MForSc selaku
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu dan ayah tercinta, Tjahjatimi
dan Daffyd Hidayat, serta kakak tercinta Rahmi Arifa Hidayati atas kasih sayang,
dukungan, dan doa yang diberikan selama ini.
Penghargaan turut penulis sampaikan kepada keluarga besar Holcim
Educational Forest (HEF) yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
penelitian dan Dadan Mulyana S.Hut, M.Si atas motivasi dan bimbingannya.

Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Muhammad Tigana Umamit,
Mustofa, Reza Ahda Sabila, Moch. Hendri, Syamrio Gizano, Arie Aqmarina,
Hassyati Sabrina, Dewi Wulandari, Ryanda Yusfidiaga, Aip Heryana, Zakaria Al
Anshori, Aji Nuralam Dwisutono dan Mesa Gustya Siti Ulfiana, rekan-rekan
Fahutan angkatan 47, panitia BCR 2011-2013, Tim Basket Fahutan, dan keluarga
besar RIMPALA Fakultas Kehutanan IPB khususnya RXV (Mentari
Purwakasiwi, Galuh Ajeng Septaria, Fajar Alif Sampangestu, Anxious Yoga
Perdana, Puspa Diva Nur Aqmarina, Nurani Hardikananda, Mentari Medinawati,
Fitri Maharani, dan Anggi Gustiani) atas bantuan, motivasi dan kebersamaan yang
diberikan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015
Iqbal Nizar Arafat

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii


DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

METODE PENELITIAN

2

Bahan

2

Alat

2

Prosedur Penelitian

3


HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Pembahasan

10

SIMPULAN DAN SARAN

14

Simpulan

14

Saran

14


DAFTAR PUSTAKA

14

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

18

DAFTAR TABEL
1 Jenis-jenis perlakuan yang diterapkan dalam penelitian
2 Sidik Ragam pertumbuhan panjang D. heterophyllum

3
8

DAFTAR GAMBAR

1 Plot penananaman D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika
2 Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.
3 Grafik pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian pada media
tanah dan kompos (2:1= tanah 2 : kompos 1, 1:1= tanah 1 : kompos
1, 1:2= tanah 1 : kompos 2)
4 Pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian (a) 3 hari setelah
tanam (b) 4 minggu setelah tanam (MST)
5 Pengaruh perlakuan pada lubang tanam dan pengaruh pemberian
kompos terhadap panjang batang utama D. heterophyllum di lahan
bekas tambang silika pada 4 MST (huruf beda di belakang angka
menunjukkan pengaruh nyata menurut uji F)
6 Grafik pertumbuhan panjang batang utama D. heterophyllum di lahan
bekas tambang silika
7 Pertumbuhan D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika 4 MST
(a) dengan penggemburan dan pemberian kompos (b) tanpa
penggemburan dan tanpa kompos
8 Gangguan yang ditimbulkan oleh tanaman penutup tanah yang
memanjat dan melilit
9 Indikasi tanah toksik di sekitar petak penelitian
10 Pertumbuhan D. heterophyllum di (a) persemaian (b) lahan bekas

tambang silika

5
7

7
8

9
9

10
11
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis tanah di lokasi penelitian
2 Data curah hujan di lokasi penelitian tahun 2014

16
17

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki
sumbangsih besar bagi Indonesia mulai dari peningkatan pendapatan ekspor,
pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja
dan sumber pemasukan terhadap anggaran pusat dan anggaran daerah. Namun,
dalam praktiknya industri pertambangan menimbulkan konsekuensi, terutama
konsekuensi terhadap lingkungan.
Secara umum kegiatan penambangan silika yang dilakukan di Cibadak oleh
PT Holcim Indonesia Tbk. adalah membersihkan permukaan lahan dari tanaman
dan pepohonan yang tumbuh di atasnya (land clearing), pemindahan tanah pucuk
dan overburden yang menutupi bahan tambang, menggali bahan tambang,
menutupi kembali lubang galian dengan overburden, menyebarkan tanah pucuk,
dan pada akhirnya melakukan penanaman kembali pada lahan bekas tambang.
Tanah pucuk yang disebarkan setelah penggalian bahan tambang biasanya
belum membentuk struktur yang kompak, sehingga sangat rawan terjadi erosi jika
turun hujan. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat erosi permukaan tanah
adalah dengan melakukan revegetasi atau penanaman kembali, namun penanaman
pohon perlu waktu yang lama hingga tajuknya cukup untuk melindungi
permukaan tanah dari erosi, sehingga untuk melindungi permukaan tanah dengan
cepat digunakan tanaman penutup tanah (Mansur 2010). Tanaman penutup tanah
atau yang lebih dikenal dengan sebutan cover crop adalah tanaman yang khusus
ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan atau
untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan untuk menahan atau mengurangi daya
rusak butir-butir air hujan dan aliran air di atas permukaan tanah, menambah
bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan
mengurangi penguapan air tanah melalui evaporasi. Peranan penutup tanah
tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi
jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam
tanah sehingga mengurangi erosi.
Terdapat beberapa kendala terkait penggunaan tanaman penutup tanah yang
biasa dipakai oleh perusahaan tambang seperti jenis Calopogonium mucunoides,
Pueraria javanica, Centrosema pubescens, dan Mucuna sp., yaitu habitusnya
yang memanjat atau melilit, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman di
sekitarnya. Untuk itu, diperlukan perawatan berkala yang menimbulkan biaya,
tenaga juga waktu yang lebih banyak untuk dikorbankan. Oleh karena itu,
dibutuhkan jenis alternatif seperti Desmodium heterophyllum sebagai tanaman
penutup tanah yang tidak memanjat dan melilit. Masalah utama dalam
penggunaan D. heterophyllum sebagai tanaman penutup tanah adalah ketersediaan
benihnya. Belum tersedia benih komersil dari D. heterophyllum di Indonesia.
Oleh karena itu, perbanyakan tanaman dilakukan dengan metode vegetatif yaitu
stek.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan media terbaik dalam perbanyakan D. heterophyllum dengan
metode vegetatif stek.
2. Mengetahui pertumbuhan D. heterophyllum yang ditanam pada lahan bekas
tambang silika.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi informasi dasar dalam
penggunaan D. heterophyllum sebagai jenis alternatif tanaman lokal penutup
tanah, khususnya untuk mengendalikan erosi dan meningkatkan kesuburan tanah
pada lahan bekas tambang di Indonesia.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dilaksanakan di Persemaian Silvikultur Fakultas
Kehutanan IPB dan Holcim Educational Forest (HEF) Kecamatan Cibadak,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat selama delapan bulan secara
keseluruhan. Perbanyakan tanaman penutup tanah dilakukan selama dua bulan
dari bulan Januari sampai dengan Februari 2014. Penelitian pertumbuhan stek D.
heterophyllum di persemaian pada tiga media yang berbeda dilakakukan selama
satu bulan pada bulan Maret 2014. Tahap selanjutnya yaitu penanaman D.
heterophyllum di lahan bekas tambang silika dilakukan selama satu bulan selama
bulan Agustus 2014.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman penutup tanah
jenis D. heterophyllum (telah diidentifikasi di LIPI Bogor) (Hasanah 2014) yang
berasal dari Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Bahan
pendukung antara lain polybag, pupuk kompos, tanah, dan air untuk menyiram
tanaman.
Alat
Alat yang digunakan terdiri dari kamera, selang, gunting, embrat, label,
meteran/penggaris, tali rapia, kalkulator, tally sheet pengamatan. Pengolahan data
hasil pengamatan dilakukan menggunakan aplikasi Ms. Excel 2007 dan aplikasi
SAS 9.1.3.

3
Prosedur Penelitian
Stek Tanaman Penutup Tanah
Perbanyakan tanaman penutup tanah dilakukan secara vegetatif yaitu
dengan stek batang. Ukuran batang stek yang digunakan sepanjang 3 cm (2½
buku) yang dipotong secara diagonal. Pada setiap batang stek disisakan tiga daun
yang dipotong sebagian untuk mengurangi transpirasi dari bahan stek.
Perbanyakan indukan tanaman dilakukan selama 1 bulan sehingga dapat
mencukupi untuk kebutuhan penelitian. Setelah jumlah indukan mencukupi
kebutuhan stek (384 batang stek), dilakukan pengamatan pertumbuhan stek pada
tiga komposisi media tanah dan kompos yang berbeda (tanah : kompos) yaitu 2:1,
1:1 dan 1:2 yang diletakkan dalam baris yang berbeda tiap komposisinya. Tiap
komposisi media memiliki empat polybag (satu ulangan) dengan jumlah ulangan
sebanyak delapan kali.
Penanaman D. heterophyllum di Lahan Bekas Tambang Silika
Penanaman D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika dilakukan
dalam main plot berukuran 2m x 2m sebanyak 3 kali ulangan. Satu main plot
terdiri dari 4 buah subplot berukuran 1m x 1m yang ditanami D. heterophyllum
sebanyak 1 individu tiap subplot-nya.
Penanaman D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika menggunakan
metode split plot dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu perlakuan
terhadap lubang tanam, dan faktor yang kedua yaitu perlakuan pemberian
kompos. Jenis-jenis perlakuan yang diterapkan dalam penelitian disajikan di Tabel
1. Faktor percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor A (main plot): Penggemburan tanah, yaitu:
a. A1 = Lubang tanam dengan penggemburan tanah
b. A2 = Lubang tanam tanpa penggemburan tanah (pembuatan lubang tanam
menggunakan bor biopori dengan diameter 10 cm dan kedalaman 15 cm)
Faktor B (sub plot): Pemberian kompos, yaitu:
a. B1 = Pemberian kompos sebanyak 1 kg/lubang tanam
b. B2 = Tanpa kompos
Tabel 1 Jenis-jenis perlakuan yang diterapkan dalam penelitian
Lubang Tanam
A1

A2

Ulangan
1
2
3
1
2
3

Pemberian Kompos
B1
B2
A1B1
A1B2
A1B1
A1B2
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
A2B1
A2B2
A2B1
A2B2

4

Analisis Data
Pertumbuhan Stek di Persemaian
Perhitungan data dilakukan dengan analisis regresi sederhana
menggunakan aplikasi Ms. Excel 2007. Analisis regresi menggunakan persamaan
regresi linier sederhana dengan rumus umum :
Y = b0 + b1x
Dimana :
Y
x

= panjang batang utama
= perbandingan komposisi media tanam

Pertumbuhan D. heterophyllum di Lahan Bekas Tambang Silika
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengukuran dianalisis
dengan menggunakan model linier:
X ijk = µ + ρ i + α j + δ ij + β k + (αβ ) jk + ε ijk

Dimana:
µ

ρi
αj
δ ij
βk
(αβ ) jk
ε ijk

= nilai rataan umum
= pengaruh ulangan
= pengaruh petak utama (main plot)
= error untuk main plot
= pengaruh petak sub (sub plot)
= interaksi efek-efek main plot dan sub plot
= kesalahan sisa

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam dengan uji
F. Data diolah dengan menggunakan SAS 9.1.3, jika:
a. Nilai P-value 0.05 ( α ) maka perlakuan tidak berpengaruh nyata.
Plot penanaman D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika berjumlah
tiga plot. Tiap plot pengamatan terdiri dari plot utama (faktor perlakuan terhadap
lubang tanam) dan anak plot (faktor pemberian kompos) (Gambar 1).

5

A2

A1

A1

A2

A2

A1

A2B2

A1B2

A1B1

A2B2

A2B1

A1B1

A2B1

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

A1B2

Gambar 1 Plot penananaman D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan secara rutin sebanyak 1-2 kali sehari pada
pengamatan pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian. Penyiraman
dilakukan satu kali sehari pada petak pengamatan pertumbuhan panjang batang
utama D. heterophyllum di lahan bekas tambang silika. Selain itu, dilakukan
pemberantasan gulma dengan cara manual (dicabut) setiap hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
a. Morfologi Lahan
Kawasan HEF memiliki topografi perbukitan bergelombang memanjang
dari Barat ke arah Timur dengan elevasi tertinggi 521 mdpl. Bentuk morfologi
awal berupa perbukitan bergelombang yang mempunyai kemiringan lereng
bervariasi mulai dari 40 - 60% dengan ketinggian dari atas permukaan air laut
adalah 380 – 521 meter.
b. Kondisi Tanah
Kondisi tanah di lokasi HEF, berdasarkan Peta Tanah Tinjau Propinsi Jawa
Barat tahun 1966, secara umum terdiri dari jenis tanah Komplek Latosol Merah
Kekuningan, Latosol Coklat, Podsolik Merah Kekuningan dan Litosol. Bahan
induk endapan vulkan, fisiografi bukit dan lipatan. Kondisi kesuburan tanah (asli)
pada umumnya termasuk kurang subur. Hal ini dapat dilihat dari beberapa unsur
penting dan reaksi tanah yang merupakan parameter kesuburan tanah dalam
kondisi rendah – sedang. Unsur-unsur tersebut antara lain kadar bahan organik C,
N, Ca2+, K+, kemampuan menahan unsur hara (KTK) serta Kejenuhan Basa (KB)
dan reaksi tanah (pH). Kegiatan penambangan telah mengakibatkan penurunan
kesuburan tanah yang disebabkan oleh pembalikan tanah pucuk. Peningkatan
fraksi pasir justru mengkhawatirkan, karena pasir yang terdapat pada kawasan

6
kajian adalah pasir kuarsa yang tidak mengandung hara esensial. Tanah di petak
penelitian memiliki pH sebesar 3.5.
c. Iklim dan Curah Hujan
`
Data pengamatan curah hujan di Pos Sekarwangi yang tercatat di Stasiun
Klimatologi Darmaga periode tahun 2000 sampai 2010 memperlihatkan bahwa
Bulan Basah hampir terjadi sepanjang tahun kecuali bulan Juli-Agustus dengan
dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sedangkan terendah
pada bulan Agustus. Rata-rata suhu pada Bulan Basah sekitar 21.0o – 29.9oC,
sementara suhu pada bulan kering 21.6o – 30.8oC. Rata-rata suhu di lokasi HEF
26.2oC. Rata-rata kelembaban 85.25%, kelembaban terendah berada pada bulan
September 79% dan tertinggi pada bulan Desember dan Januari sebesar 89%.
Berdasarkan Klasifikasi Iklim dari Schmidt dan Ferguson, Kecamatan Cibadak
diklasifikasikan ke dalam tipe iklim B (basah), jenis vegetasinya adalah hutan
hujan tropis.

Karakteristik Desmodium heterophyllum
Desmodium heterophyllum atau yang biasa disebut hetero merupakan
salah satu jenis tanaman tahunan merambat dengan batang yang berstolon kuat.
Stolon menjadi berkayu seiring bertambahnya umur tanaman dan berstektur licin.
Tinggi tanaman berkisar antara 15-20 cm, helai daun membentuk tiga daun
(trifoliate) dengan ujung (panjang 1.5-2 cm dan lebar 1-1.5 cm) lebih besar
dibanding daun menyamping (panjang 1.2-1.5 cm dan lebar 0.8-1 cm). Bunga
kecil (panjang 3-5 mm), merah jambu, masa berbunga selama bulan SeptemberOktober, berbuah 3-6 buah polong bersambungan, yang akan pecah pada
sambungannya waktu masak. Segmen buah polong panjangnya 12-25 mm, lebar
4-5 mm, berbulu halus. Biji berbentuk seperti ginjal panjang 2.25-2.50 mm dan
lebar 1.50-1.75 mm dan berwarna coklat kekuningan, masa berbuah NovemberDesember selama penanaman (Hasanah 2014). Tanaman penutup tanah jenis
Desmodium heterophyllum dapat dilihat pada Gambar 2.
Dalam sistematika tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
Divisi
Sub Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

(taksonomi),

D.

: Plantae (tumbuhan)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Angiospermae (berbiji tertutup)
: Dicotyledonae (berkeping dua/dikotil)
: Leguminales / Polypetales
: Fabaceae (kacang-kacangan)
: Desmodium
: Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.

heterophyllum

7

Gambar 2 Desmodium heterophyllum (Willd.) DC.
Pertumbuhan Stek di Persemaian
Hasil pengamatan pada pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian
yang ditanam dengan tiga komposisi media tumbuh berbeda (tanah : kompos)
disajikan di Gambar 3. Grafik tersebut menunjukkan adanya perbedaan kecepatan
tumbuh. Pertumbuhan stek D. heterophyllum pada media tumbuh dengan
komposisi 1:2 menghasilkan pertumbuhan yang paling cepat, diikuti dengan
media 1:1 dan 2:1.

Gambar 3 Grafik pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian pada media
tanah dan kompos (2:1= tanah 2 : kompos 1, 1:1= tanah 1 : kompos
1, 1:2= tanah 1 : kompos 2)
Gambar 4 menunjukkan pertumbuhan stek D. heterophyllum di
persemaian pada umur 3 hari setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam (MST).

8

a

b

Gambar 4 Pertumbuhan stek D. heterophyllum di persemaian (a) 3 hari setelah
tanam (b) 4 minggu setelah tanam (MST)
Pertumbuhan Panjang Batang Utama Desmodium heterophyllum di Lahan
Bekas Tambang Silika
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan penggemburan lubang tanam
dan pemberian kompos terhadap pertumbuhan panjang batang D. heterophyllum
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2

Sidik Ragam pertumbuhan panjang batang utama Desmodium
heterophyllum di lahan bekas tambang silika 4 minggu setelah tanam
(MST)

Source DF
A
1
B
1
AB
1
Error
8
Total
11

Type
ISS
21.8700
46.4133
14.0833
5.7933
88.1599

Mean
Square
21.8700
46.4133
14.0833
0.7241
83.0907

RF Value Pr > F Keterangan Square
30.20 0.0006 Signifikan
64.09