Perbanyakan Secara Generatif Dan Vegetatif (Stek Pucuk)

PERBANYAKAN SECARA GENERATIF DAN VEGETATIF
(STEK PUCUK) BALSA (Ochroma bicolor)

YHAN PRASETIA HARFATI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbanyakan secara
Generatif dan Vegetatif (Stek Pucuk) Balsa (Ochroma bicolor) adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Yhan Prasetia Harfati
NIM E44110017

ABSTRAK
YHAN PRASETIA HARFATI. Perbanyakan secara Generatif dan Vegetatif (Stek
Pucuk) Balsa (Ochroma bicolor). Dibimbing oleh SRI WILARSO BUDI dan
ATOK SUBIAKTO.
Balsa (Ochroma bicolor) merupakan tumbuhan yang tumbuh di dataran rendah
sampai dataran tinggi pada ketinggian 0-1 000 meter di bawah permukaan laut.
Kayunya memiliki berat jenis yang lebih ringan, sehingga banyak digunakan
sebagai isolator, alat-alat olah raga dan juga pulp serat pendek sehingga berpotensi
untuk jenis hutan tanaman industri. Oleh karena itu, perbanyakan tanaman balsa
yang tepat secara generatif dan vegetatif (stek pucuk) perlu dilakukan untuk
ketersedian bibit dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis media yang tepat terhadap kecambah balsa, stek pucuk balsa dan pengaruh
asal bahan tanaman sapih dan ukuran pot. Penelitian I menggunakan rancangan
acak lengkap satu faktor. Penelitian II menggunakan rancangan acak lengkap dua

faktor. Hasil penelitian menunjukan jenis media berpengaruh terhadap keberhasilan
daya kecambah dan stek pucuk balsa. Jenis media arang sekam memliki nilai
tertinggi untuk semua parameter perbanyakan generatif dan vegetatif balsa. Asal
bahan tanaman biji (generatif) berpengaruh terhadap tumbuhan diameter balsa dan
ukuran pot tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter balsa.
Kata Kunci: media tumbuh, Ochroma bicolor, stek pucuk balsa
ABSTRACT
YHAN PRASETIA HARFATI. The Propagation of Balsa (Ochroma bicolor)
Using Generative and Vegetative (Cutting Shoots). Supervised by SRI WILARSO
BUDI and ATOK SUBIAKTO.
Balsa (Ochroma bicolor) is the plant growing well at an altitude of 0-1 000 meters
above sea level. The wood has a lighter specific gravity. Therefore, it is widely used
as isolator, sports equipment, and short fiber pulp that can be used in Timber Estate
Industry. Based on the utilities of its wood, proper plant propagation of balsa both
generative and vegetative (cutting shoots) needs to be done for the long-term
availability of seeds. The purpose of research is to investigate the best media for
germination balsa, rooting of cuttings and zise pot for seedling production. The
design research were completely randomized with one factor and completely
randomized with two factors. The result showed the types of media gave the effect
on the success of germination and rooting of cuttings of balsa. Carcoal is the best

media for seedling production both from generative as well as from generative of
balsa. There was no effect of pot size on the growth of balsa.
Keywords: balsa cutting shoots, growing media, Ochroma bicolor

Judul Skripsi: Perbanyakan secara Generatif dan Vegetatif (Stek Pucuk) Balsa
( Ochroma bicolor)
Nama
: Yhan Prasetia Harfati
NIM
: E4411 0017

Disetujui oleh

cゥM

ᄋ Mdエセ@

ProfDr Ir Sri Wilarso Budi, MS
Pembimbing I


Ir Atok Subiakto, MAppSc
p・セ「ゥュョァ@
II

MS

Tanggal Lulus:

1 tJ

t)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbanyakan secara Generatif dan Vegetatif (Stek Pucuk) Balsa (Ochroma
bicolor). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan pada Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Sri Wilarso Budi, MS dan Ir
Atok Subiakto, M App Sc selaku pembimbing atas bimbingan, arahan, perhatian,

dan bantuannya. Ayah (Herman Putro Harsono) dan Ibu (Siti Fatimah) tercinta atas
semua dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Adik tercinta
Fikri Hermawan; Bakti Hendarman; Muhamad Sakti Herlambang atas segala doa
dan dukungannya kepada penulis, seluruh laboran dan staf Departemen Silvikultur
Kehutanan IPB yang banyak memberikan bantuan kepada penulis. Sahabat
terdekat, yaitu Siti Sadida Hafsyah, Baeti Rohmah, Liana Arhami, dan Renanta
Dhuharesta Kusuma yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. Temanteman keluarga besar Departemen Silvikultur yang tidak bisa disebutkan satu per
satu atas dukungan dan kerjasamanya selama menempuh kuliah di Fakultas
Kehutanan IPB. Semua pihak yang membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dari seluruh pihak yang telah
membantu penulis, baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebutkan. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

Yhan Prasetia Harfati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


iv

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR LAMPIRAN

iv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


2

Manfaat Penelitian

2

METODE PENELITIAN

2

Waktu dan Lokasi Penelitian

2

Alat dan Bahan

2

Prosedur Penelitian


3

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

7
18

Simpulan

18

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19


LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan jenis media terhadap
daya kecambah, laju perkecambahan dan nilai kecambah
2 Hasil uji Duncan pengaruh jenis media terhadap daya berkecambah
balsa
3 Hasil uji Duncan pengaruh jenis media terhadap laju perkecambahan
balsa
4 Hasil uji Duncan pengaruh jenis media terhadap rata-rata nilai
kecambah balsa
5 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan jenis media terhadap
rata-rata persen berakar, berat kering akar, dan berat kering pucuk stek

pucuk balsa
6 Hasil uji Duncan pengaruh jenis media terhadap persen berakar stek
pucuk balsa
7 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan asal bahan sapih dan
ukuran tempat tumbuh terhadap rata-rata tinggi, diameter tanaman balsa
8 Hasil uji Duncan pengaruh asal bahan tanaman terhadap rata-rata
diameter balsa

8
9
10
11

11
13
15
17

DAFTAR GAMBAR
1

2
3
4
5
6

7
8
9
10

11
12

Daya kecambah balsa pada akhir pengamatan (31 hari)
Laju perkecambahan balsa akhir pengamatan
Nilai kecambah benih balsa pada akhir pengamatan
Perkembangan persen berakar stek pucuk balsa setiap minggu
Persen berakar stek pucuk balsa pada akhir pengamatan (8 minggu
setelah tanam)
Kondisi perakaran stek pucuk balsa pada akhir pengamatan; (a) jenis
media zeolite; (b) jenis media campuran cocopeat dan sekam padi 2:1;
(c) jenis media arang sekam
Berat basah akar stek pucuk balsa pada akhir pengamatan (8 minggu
setelah tanam)
Berat kering akar stek pucuk balsa pada akhir pengamatan (8 mingggu
setelah tanam)
Pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman balsa pada akhir pengamatan
Kondisi penyimpanan penyapihan balsa; (a) Kondisi nyimpanan hasil
penyapihan pada polibag dan policap; (b) pertumbuhan tinggi asal biji
(generatif) dengan pot polibag
Pertumbuhan rata-rata diamter tanaman balsa pada akhir pengamatan
Persen hidup tanaman balsa pada akhir pengamatan

8
9
10
12
12

13
14
14
16

16
18
18

DAFTAR LAMPIRAN
1 Rekapitulasi nilai rata-rata daya berkecambah, laju perkecambahan dan
nilai berkecambah
2 Sidik ragam pengaruh jenis media terhadap daya berkecambah benih
balsa
3 Hasil uji Duncan jenis media terhadap daya berkecambah benih balsa
4 Hasil uji Duncan jenis media terhadap laju perkecambahan benih balsa
5 Hasil uji Duncan jenis media terhadap nilai perkecambahan benih balsa
6 Rekapitulasi nilai rata-rata persen berakar, berat basah akar, berat kering
akar stek pucuk balsa
7 Sidik ragam pengaruh jenis media terhadap persen berakar stek pucuk
balsa
8 Hasil uji Duncan jenis media terhadap persen berakar stek pucuk balsa
9 Hasil sidik ragam pengaruh jenis media terhadap berat basah akar stek
pucuk balsa
10 Hasil sidik ragam pengaruh jenis media terhadap berat kering akar stek
pucuk balsa
11 Rekapitulasi nilai rata-rata tinggi dan diameter asal bahan tanaman biji
dan stek pucuk balsa
12 Hasil sidik ragam pengaruh asal bahan tanaman dan tempat tumbuh
terhadap pertumbuhan tinggi balsa
13 Hasil sidik ragam pengaruh asal bahan tanaman dan tempat tumbuh
terhadap pertumbuhan diameter balsa
14 Hasil uji Duncan asal bahan tanaman terhadap rata-rata diameter balsa

21
21
21
21
22
22
22
22
23
23
23
23
24
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu dalam kehidupan sehari-hari merupakan bahan yang sangat sering
digunakan untuk bahan kontruksi ringan sampai berat, rangka pintu, rangka jendela,
perabot rumah tangga, lantai, papan, dinding, dan juga tiang (Muslim 2011). Dalam
kondisi tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khas
yang dimilikinya (Kristianingrum 2000). Dengan terus meningkatnya kebutuhan
manusia terhadap kayu maka dibutuhkan pengembangan dan budidaya tanaman
seperti melalui pembentukan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Sebagian besar jenis-jenis pohon yang digunakan untuk HTI merupakan jenis
cepat tumbuh (fast growing species) seperti, Acacia mangium, Shorea leprosula,
dan Ochroma bicolor. Balsa merupakan keluarga Ochroma yang merupakan salah
satu dari famili Bombacaceae yang tersebar di Amerika Tropik dari Meksiko bagian
selatan sampai Brasil bagian selatan dan Bolivia (Kristianingrum 2000). Ochroma
bicolor umumnya hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi 0–1 000 meter di
bawah permukaan laut dan yang terbaik pada ketinggian 0-800 meter di bawah
permukaan laut. Balsa mempunyai potensi sebagai salah satu jenis yang dipilih
untuk ditanam di areal HTI. Kayunya ringan sewaktu muda dan dapat dimanfaatkan
untuk bahan baku alat-alat isolasi, kerajinan dan juga pulp serat pendek (Muslim
2011). Pohon ini menghasilkan kayu gabus dengan berat jenis yang ringan berkisar
antara 0.14-0.16 (Heyne 1987). Berdasarkan kegunaan tersebut maka dibutuhkan
informasi mengenai cara budidaya yang tepat untuk dapat memenuhi permintaan
bibit tersebut.
Perbanyakan tanaman balsa dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan secara generatif yaitu melalui perkecambahan biji. Perkecambahan
adalah proses fisiologi pada tahap awal pertumbuhan benih. Pada perkecambahan
benih, kembali aktifnya pertumbuhan embrio ditunjukan oleh munculnya radicula
yang menembus dan mucul dari benih (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
2004). Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkecambahan
benih adalah kelembaban media, cahaya, sifat fisik dan kimia media.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan juga dengan perbanyakan vegetatif
yakni suatu cara pembiakan atau perbanyakan tanaman dengan menanam bagian
vegetatif dari tanaman induk yang telah diseleksi, baik berupa akar, batang dan daun.
perbanyakan vegetatif tersebut salah satu nya melalui stek pucuk. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dari perbanyakan tanaman secara stek, baik
faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri (internal) maupun faktor yang berasal
dari lingkungan (eksternal). Faktor bahan tanaman meliputi genetik, kandungan
cadangan makanan dalam jaringan stek, ketersediaan air dan jenis tanaman. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan penyetekan antara lain media
perakaran, kelembaban, suhu, intensitas cahaya dan teknik penyetekan. Jenis media
yang digunakan untuk media perakaran akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan perakaran stek (Yasman dan Smits 1988).
Penelitian teknik perbanyakan vegetatif secara stek pada jenis pohon balsa
sampai saat ini belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang berkaitan
dengan teknik perbanyakan vegetatif secara stek sangat penting dikembangkan

2
dalam rangka menunjang kegiatan pengadaan bibit balsa untuk membangun hutan
tanaman balsa.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh jenis media yang tepat terhadap daya kecambah balsa.
2. Mengetahui pengaruh jenis media tehadap keberhasilan berakar stek pucuk balsa.
3. Mengetahui ukuran pot yang baik untuk penyapihan bibit balsa asal generatif
dan vegetatif.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi mengenai
perbanyakan tanaman balsa yang tepat dalam penyedian bibit untuk Hutan
Tanaman Industri (HTI). Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi media yang tepat digunakan untuk perbanyakan balsa.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca sistem KOFFCO Badan Pusat
Penelitian Pengembangan Kehutanan dan Rehabilitasi Bogor, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai dari bulan November 2014
sampai dengan bulan Februari 2015.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sungkup propagasi
berukuran 66 x 37 x 33 cm, gunting stek, pot-tray, polibag, policap, sprayer, ember,
bak kecambah, label, kamera digital, alat tulis (buku saku, pensil, penggaris)
timbangan digital, 1 unit perangkat laptop beserta software SAS Portable v9 dan
Minitab v14.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih O. bicolor, hasil stek
pucuk balsa umur satu bulan, semai balsa umur satu bulan, zat pengatur tumbuh
(ZPT) Rootone-F secukupnya, campuran cocopeat (serbuk sabut kelapa) dan
sekam padi (2:1), zeolite, arang sekam (media stek dan perkecambahan benih), dan
campuran top soil dengan sekam padi sebagai media sapih.

3
Prosedur Penelitian
A. Generatif
Prosedur penelitian secara generatif terdiri atas beberapa tahap antara lain:
1. Penyiapan bak kecambah, tempat kecambah benih O. bicolor sebelum
digunakan bak dicuci bersih dengan air mengalir.
2. Penyiapan media adalah dengan masing-masing bak diisi media zeolite yang
telah dicuci bersih, arang sekam dan cocopeat yang dibasahi air.
3. Penyiapan benih O.bicolor, benih balsa berasal dari hasil eksflorasi yang
telah disimpan selama 2 tahun.
4. Perlakuan benih O.bicolor adalah benih terlebih dahulu direndam dalam air
panas selama dengan suhu 100°C selama 6 jam dengan tujuan untuk
pematahan dormansi benih.
5. Penanaman benih O.bicolor dilakukan dengan cara benih ditanam sebanyak
100 biji pada masing-masing media dan diulang sebanyak empat kali.
Kegiatan penanaman dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-09.00 WIB.
6. Pemeliharaan, meliputi kegiatan penyiraman dan penyiangan. Penyiraman
menggunakan hand spray agar benih yang berkecambah tidak rusak akibat
pukulan air. Penyiangan dilakukan dengan pencabutan rumput yang tumbuh
disekitar benih. Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-09.00
WIB.
B. Vegetatif
Prosedur penelitian secara vegetatif terdiri atas beberapa tahap antara lain:
1. Penyiapan sungkup propagasi yakni sungkup yang digunakan dibersihkan
terlebih dahulu dengan cara dicuci. Bagian dasar sungkup diberi zeolite
setinggi 1 cm untuk menjaga kestabilan kelembaban dalam sungkup.
2. Penyiapan media, media perakaran stek yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu zeolite, arang sekam serta campuran cocopeat dan sekam padi (2:1).
Media perakaran yang sudah siap dimasukan ke dalam pot-tray yang telah
dicuci dengan air mengalir, kemudian dimasukan ke dalam kotak propagasi
yang bagian dasarnya diberi zeolit yang telah dicuci dengan air bersih secara
merata. Satu set pot-tray terdiri dari 40 polytube.
3. Pengambilan bahan stek, dilakukan dengan cara diambil secara langsung.
Asal bahan bibit stek berasal dari kebun pangkas yang berumur 6 bulan dan
diperoleh dengan mengambil langsung dari persemaian Pusat Penelitian dan
Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Bogor.
4. Penyiapan bahan stek, pemotongan bahan stek dilakukan dengan cara
memotong bagian pucuk sepanjang 5-7 cm. Pada bagian pangkal disayat
dengan kemiringan 450, kemudian menyisakan 2 helai daun yang
sebelumnya telah dipotong dengan menyisakan 1/3 bagiannya. Segera
setelah dipotong stek dimasukkan ke dalam air, agar tidak terjadi kekeringan.
Kegiatan ini dilakukan pada pukul 07.00-09.00 WIB.
5. Perlakuan bahan stek adalah bagian bawah stek dibubuhi zat pengatur
tumbuh Rootone-F secukupnya sampai menutupi permukaan sayatan.
Kandungan Rootone-F terdiri dari Napthalene Acetamide (NAD) sebanyak
0.0678%, Methyl-I-Napthalene Acetic Acid (MNAA) sebanyak 0.033%,

4
Methyl-I-Napthalene Acetamide (MNAD) sebanyak 0.013%, Indole-3Butyric Acid (IBA) sebanyak 0.057% dan Tetramethylthiuram Disulfioda
(Thiram) sebanyak 4%.
6. Penanaman dilakukan dengan cara bahan stek ditanam pada media
perakaran yang sudah dilubangi dengan menggunakan stik berdiameter
lebih besar dari bahan stek, kemudian stek ditanam dalam lubang tersebut
sekitar sepertiga dari panjang stek dan tanah sekitarnya dimampatkan
kearah stek. Stek yang sudah tertanam disiram secukupnya menggunakan
hand spray kemudian pot-tray ditutup dengan sungkup. Kegiatan
penanaman dilakukan pada pukul 07.00-09.00 WIB.
7. Pemeliharaan stek, terdiri atas penyiraman, penyiangan serta pengendalian
hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan hand
sprayer, penyiangan dilakukan dengan cara pengambilan daun yang rontok
dan rumput atau gulma yang tumbuh pada media stek.
C. Tahap Penyapihan
Prosedur penelitian tahap penyapihan terdiri atas beberapa tahap antara lain:
1. Penyiapan policap dan polibag sebanyak 50 buah pada masing-masing
tempat.
2. Penyiapan sukup propagasi dilakukan dengan cara sungkup dicuci bersih
dengan air mengalir untuk menghilangkan lumut dan kotoran.
3. Penyiapan media, yaitu media yang digunakan adalah campuran top soil dan
sekam padi dengan perbandingan 2:1. Untuk polibag 50 buah dan policap
50 buah.
4. Penyapihan dilakukan dengan cara asal bahan stek yang berumur satu bulan
dengan wadah polibag sebanyak 25 dan policap sebanyak 25. Wadah yang
sudah terisi media dikeluarkan sebagian dengan tujuan agar mudah dalam
proses penyapihan, setelah tanaman ditanam kemudian ditutup kembali
dengan media dan ditekan dengan dua jari agar tanaman tidak berubah
tempat saat penyiraman. Setelah itu, penyiapan 25 polibag dan 25 policap
untuk penyapihan semai balsa yang berumur satu bulan. Setelah semua
wadah terisi masukan ke dalam sungkup propagasi, semua tanaman disiram
secukupnya, sungkup ditutup dengan tujuan mengurangi stres pada tanaman
saat proses penyapihan. Kegiatan penyapihan dilakukan pada pagi hari
pukul 07.00-09.00 WIB.
5. Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, penyulaman selama 3 hari, dan
penyiangan gulma. Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-09.00
WIB.

Rancangan Percobaan
Generatif dan Vegetatif
Rancangan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh media terhadap uji
perbanyakan balsa secara generatif (biji) dan vegetatif (stek pucuk) adalah berupa
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tahap pertama adalah perbanyakan secara

5
generatif dari biji dengan perlakuan media yaitu zeolite, arang sekam, dan cocopeat.
Tiap perlakuan diulang sebanyak 4, tiap perlakuan terdiri dari 100 benih. Tahap
kedua yaitu vegetatif dengan metode stek pucuk balsa dengan perlakuan pemberian
media zeolite, arang sekam dan campuran cocopeat dan sekam padi (2:1). Tiap
perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan tiap ulangan terdiri dari 20 unit stek pucuk
balsa. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006), model statistika rancangan
percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Yij = μ + Ti + εij
Keterangan:
Yij = nilai respon pengamatan
μ = nilai rata-rata umum
Ti = nilai pengaruh perlakuan bahan baku ke-i
εij = nilai galat umum (error)
Penyapihan Bibit Tanaman Asal Generatif dan Vegetatif Balsa
Tahap kedua, yaitu menggunakan percobaan faktorial 2x2 dalam Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Setiap kombinasi perlakuan diulang 5 kali dan setiap
ulangan terdiri atas 5 bahan sapih. Faktor yang diteliti meliputi faktor asal bahan
tanaman (A) terdiri atas dua taraf yaitu biji (A1) dan stek pucuk balsa (A2), serta
faktor tempat tumbuh (B) yang terdiri dari dua taraf yaitu polibag ukuran 15 cm x
20 cm (B1) dan policap ukuran 15 cm x 30 cm (B2). Menurut Mattjik dan
Sumertajaya (2006), model statistika rancangan percobaan yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Yij = µ + τi + αj + (τα)ij + εij
Keterangan:
Yijk
µ
τi
αj
(τα)ij
Εij

=
=
=
=
=

nilai rata-rata pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
nilai rata-rata umum
pengaruh perlakuan ke-i
pengaruh perlakuan ke-j
pengaruh interaksi perlakuan ke-i pada faktor τ dan pengaruh
perlakuan ke-j pada faktor α
= pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Pengamatan dan Pengambilan Data
Generatif
1. Daya Berkecambah (DB)
Perhitungan persen kecambah dilakukan dengan menghitung jumlah benih
yang berkecambah dibandingkan dengan jumlah benih yang ditanam pada
waktu awal penelitian, dengan rumus (Sutopo 2010):

6
Daya kecambah = jumlah benih yang berkecambah
X 100%
jumlah benih yang ditanam
2. Laju Perkecambahan (LP)
Perhitungan jumlah rata-rata hari berkecambah dilakukan dengan
menghitung jumlah benih yang berkecambah tiap hari ditambah dengan jumlah
hari yang dibutuhkan, dengan rumus (Sutopo 2010):
laju perkecambahan = ∑ benih yang berkecambah+hari yang dibutuhkan
∑ benih yang berkecambah
3. Nilai Perkecambah (NP)
Nilai perkecambahan dihitung berdasarkan rumus berikut (Sutopo 2010):
NP

= PV X MDG

PV

=

% perkecambahan tertinggi
jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapainya

MDG = % perkecambahan pada akhir pengamatan
jumlah hari uji seluruhnya

Vegetatif
1. Persen Berakar (stek pucuk Balsa)
Perhitungan persen berakar stek dilakukan menghitung jumlah stek yang muncul
akarnya dibandingkan dengan jumlah total stek yang ditanam pada awal penelitian,
dengan rumus (Rahmadianto 2014) :
Persen berakar = jumlah semai yang tumbuh pada akhir penelitian
jumlah semai pada awal penelitian

X 100%

2. Berat basah akar
Pengukuran berat basah akar dilakukan dengan memotong bagian akar yang
tumbuh pada stek, selanjutnya ditimbang dalam kondisi segar (basah) dengan
menggunakan timbangan digital.
3. Berat kering akar
Pengukuran berat kering stek dilakukan di akhir pengamatan (8 minggu setelah
tanam). Berat kering akar dihitung dengan cara mengeringkan semua akar pada
setiap stek ke dalam oven dengan suhu 70°C selama 24 jam. Pemilihan suhu 70°C
dilakukan agar kandungan nitrogen tidak menguap. Setelah itu, akar yang sudah
kering ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

7
Penyapihan
1. Tinggi
Tinggi semai dan stek pucuk balsa diukur mulai dari leher akar sampai puncak
tertinggi pada pucuk batang dengan menggunakan penggaris. Pengukuran
dilakukan sebanyak 8 kali mulai pada saat penanaman sampai tanaman berumur 2
bulan (8 minggu) tiap 1 minggu.
2. Diameter
Diameter batang semai dan stek pucuk balsa diukur pada ketinggian 3 cm dari
leher akar untuk asal bahan tanaman stek dan 2 cm dari leher akar untuk asal bahan
tanaman semai dengan menggunakan caliper digital. Diameter semai dan stek
diukur setiap satu minggu. Pertambahan diameter semai dan stek pucuk balsa
merupakan selisih antara pengukuran akhir dengan pengukuran awal.
3. Persen tumbuh
Perhitungan persen tumbuh asal bahan tanaman semai dan stek pucuk dilakukan
dengan menghitung jumlah stek atau semai yang hidup dibandingkan dengan
jumlah total semai atau stek pucuk Balsa yang ditanam pada awal penelitian,
dengan rumus (Rahmadianto 2014) :
Persen tumbuh = jumlah tanaman yang hidup pada akhir pnelitian
jumlah tanaman pada awal penelitian

X 100%

Analisis Data
Data yang dihasilkan dari penelitian ini di analisis menggunakan sidik ragam
pada taraf nyata 1%, 5% dengan menggunakan Microsoft Office Excell 2007,
notepad, software SAS 9.1.3. Apabila berpengaruh nyata, analisis dilanjutkan
dengan Uji Jarak Nyata Duncan (Duncan Multiple Range Test/DMRT) pada taraf
nyata 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Generatif
Pengamatan pengaruh jenis media dilakukan terhadap parameter
pertumbuhan kecambah balsa yang terdiri atas daya kecambah, nilai kecambah,
laju perkecambahan. Hasil sidik ragam menunjukkan jenis media berpengaruh
terhadap daya kecambah, nilai kecambah, dan laju perkecambahan. Rekapitulasi
hasil sidik ragam yakni pengaruh perlakuan jenis media terhadap rata-rata daya
kecambah, nilai kecambah dan laju perkecambahan disajikan pada Tabel 1.

8
Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan jenis media terhadap
rata-rata daya berkecambah, nilai kecambah dan laju perkecambahan
balsa
Sumber keragaman

Nilai
kecambah

Daya berkecambah

Laju perkecambahan

(arcsin%)
Jenis media

(hari)

0.0014**

F)

**

0.0014

**

* = berpengaruh nyata pada taraf uji 0.05; ** = berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 0.01; tn =
tidak berbeda nyata pada taraf uji 0.05.

Lampiran 3 Hasil uji Duncan jenis media terhadap daya berkecambah benih balsa
Kelompok duncan

Rataan

Jenis media

B

37.75

Zeolite

A

71.75

Arang sekam

A

61.5

Cocopeat

A dan B berbeda nyata pada taraf uji 0.05.

Lampiran 4 Hasil uji Duncan jenis media terhadap laju perkecambahan benih balsa
Kelompok duncan
A
AB
B

Rataan
15.25
13
10

Jenis media
Zeolite
Arang sekam
Cocopeat

A dan B berbeda nyata pada taraf uji 0.05.

Lampiran 5 Hasil uji Duncan jenis media terhadap nilai perkecambahan benih balsa
Kelompok duncan
A
B
B
A dan B berbeda nyata pada taraf uji 0.05.

Rataan
0.648340571
6.763248847
3.119969278

Jenis media
Zeolite
Arang sekam
Cocopeat

22
Lampiran 6 Rekapitulasi nilai rata-rata persen berakar, berat basah akar, berat
kering akar stek pucuk balsa
No

Perlakuan

Persen berakar

Berat basah akar

Berat