Efektivitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ dan Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT 20 g/ℓ, KARBON AKTIF 10 g/ℓ DAN
GARAM 5 g/ℓ DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN GURAME
Osphronemus goramy Lac DENGAN KEPADATAN BERBEDA

ANISA YULIA HAPSARI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas
Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ dan Garam 5 g/ℓ dalam
Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac. dengan
Kepadatan Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Anisa Yulia Hapsari
NIM C14090033

ABSTRAK
ANISA YULIA HAPSARI. Efektivitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif
10 g/ℓ dan Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame
Osphronemus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda. Dibimbing oleh EDDY
SUPRIYONO dan HARTON ARFAH
Ikan gurame merupakan salah satu komoditas unggulan Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan kenaikan produksi sebesar
8,8% pertahun. Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani Indonesia dalam
pengiriman benih ikan gurame adalah tingkat kelangsungan hidup yang rendah
akibat perubahan kualitas air selama transportasi. Salah satu usaha yang dilakukan
untuk menetralisir amoniak adalah dengan cara menambahkan zeolit dan karbon
aktif di dalam media transportasi. Transportasi dilakukan selama 96 jam,
kemudian ikan dipelihara selama 14 hari. Transportasi benih ikan gurame ukuran

3 cm dengan kepadatan yang berbeda 45, 50, 75 dan 100 ekor/ℓ ditambahkan
zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ dan garam 5 g/ℓ. Hasil penelitian menunjukan
perlakuan kepadatan 75 ekor/ℓ lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Hal ini juga terlihat pada nilai kualitas air yang lebih baik dibandingkan perlakuan
lainnya, TAN 4,08±4,33 mg/ℓ, DO 4,4 mg/ℓ mendukung tingkat kelangsungan
hidup (SR) tertinggi sebesar 70,67%. Nilai kelangsungan hidup pemeliharaan
pasca transportasi sebesar 100%, dengan laju pertumbuhan bobot harian sebesar
9,21% dan memiliki keuntungan sebesar Rp 8.957.200.
Kata kunci: Transportasi ikan, tingkat kelangsungan hidup, karbon aktif, zeolit,
ikan gurame

ABSTRACT
ANISA YULIA HAPSARI. Effectivity of 20 g/ℓ Zeolite, 10 g/ℓ Activated Carbon
and 5 g/ℓ Salt Added in Closed Transportation of Fry Giant Gouramy
Osphronemus goramy Lac with Different Density. Supervised by EDDY
SUPRIYONO and HARTON ARFAH.
Giant Gouramy is one of leading commodity Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia with production increase until 8,8% per year.
Problem who often faced by Indonesian farmer in giant gouramy seed delivery is
low survival rate due to the water quality change during transportation. One

attempt was made to neutralize the ammonia is by adding zeolite and activated
carbon in the transportation medium. Transportation carried out for 96 hour, then
fish maintained for 14 days. This reaserch used giant gouramy seed size 3 cm with
different density 45, 50, 75 and 100 giant gouramy seed/ℓ, zeolite added 20 g/ℓ,
actived carbon 10 g/ℓ and salt 5 g/ℓ. The result showed treatment with density 75
carp seed/ℓ better than other treatment. It also showed by the value of the water
quality that better than the other treatment. TAN 4,08±4,33 mg/ℓ, DO 4,4 mg/ℓ
support the high survival rate 70,67%. Value of post transportation survival
maintainance 100%, with growth rate 9,21% daily weight and income Rp
8.957.200.
Keywords:
gouramy

Fish transportation, survival rate, activated carbon, zeolite, giant

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT 20 g/ℓ, C.AKTIF 10 g/ℓ DAN GARAM
5 g/ℓ DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN GURAME
Osphronemus goramy Lac DENGAN KEPADATAN BERBEDA

ANISA YULIA HAPSARI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Efektivitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ dan
Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame
Osphronemus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda
Nama
: Anisa Yulia Hapsari
NIM
: C14090033


Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Pembimbing I

Ir Harton Arfah, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Efektivitas Penambahan Zeolit 20 gle, Karbon Aktif 10 gli dan
Garam 5 gle dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame
Osphrorremus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda
Nama

: Anisa Yulia Hapsari
NIM
: C14090033

Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Pembimbing I

Tanggal Lulus:

'27 FEB 2014

Ir Harton Arfah, MSi
Pembimbing II

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat diberikan kelancaran dalam pelaksanaan penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 di Laboratorium Lingkungan, Departemen

Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor dengan judul ”Efektifitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ
dan Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame Osphronemus
goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda" ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Ir Eddy Supriyono, MSc dan Bapak Ir Harton Arfah, MSi selaku
dosen pembimbing skripsi.
2. Bapak Dr Ir Tatag Budiardi, MSi dan Bapak Ir Dadang Shafruddin, MS
selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 departemen
budidaya perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saransarannya.
3. Bapak Dr Alimuddin, SPi MSc selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan masukan, semangat dan motivasi.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan/karyawati departemen budidaya perairan.
5. Keluargaku tercinta terutama ayah, ibu dan kedua kakak tersayang (Ariska
Yulinda Rahmawati dan Eva Meydina Rakhmah), Moh. Qomarudin serta
keluarga besar yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis.
6. Teman-teman terbaikku di BDP 46 (Reza, Seto, Anindila, Putri, Iin,
Hendra, Bani, Via, Ares, Fahrul, Rizki, Fierco, Ulfatul dan semuanya yang
tidak bisa kusebut satu persatu) yang telah banyak memberikan

pengalaman dan cerita yang sangat berkesan selama perkuliahan.
Penulis berharap penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi ini dapat
memberikan banyak manfaat sesuai dengan yang diharapkan.

Bogor, Maret 2014
Anisa Yulia Hapsari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................... 2
METODE .............................................................................................................. 3
Rancangan Penelitian ........................................................................................ 3
Prosedur Penelitian ............................................................................................ 3
Penelitian Pendahuluan ..................................................................................... 3
Penelitian Utama ............................................................................................... 4
Prosedur Analisis Data ...................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
Hasil................................................................................................................... 6
Penelitian Utama ............................................................................................... 6
Pembahasan ....................................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 15
Kesimpulan ........................................................................................................ 15
Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 36

DAFTAR TABEL
1 Alat dan Metode Pengukuran Parameter Kualitas Air .................................. 5
2 Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame Selama Pemuasaan ....... 6
3 Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame Selama
Pengangkutan ................................................................................................ 7
4 Kadar TAN Media Transportasi .................................................................... 7
5 Kadar DO Media Transportasi ...................................................................... 8
6 Kadar CO2 Media Transportasi ..................................................................... 8
7 Nilai Suhu Media Transportasi ..................................................................... 9

8 Perhitungan Pembiayaan dan Keuntungan Transportasi Benih
Kepadatan Berbeda ( 45, 50, 75 dan 100 ekor/ℓ) .......................................... 11

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Nilai TAN Media Pengangkutan ................................................................... 7
Nilai DO Media Pengangkutan.................................................................. ... 8
Nilai CO2 Media Pengangkutan .................................................................... 9
Nilai Suhu Media Pengangkutan ................................................................... 9
Nilai pH Media Pengangkutan ...................................................................... 10
Nilai Laju Pertumbuhan Harian Ikan Gurame .............................................. 10

DAFTAR LAMPIRAN
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Hasil Survei Petani Ikan Gurame ................................................................. 17
Hasil Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Gurame............................................ 18
Ekskresi TAN Ikan Gurame.......................................................................... 18
Analisis Statistik SR (ANOVA)................................................................ .... 19
Analisis Statistik TAN (ANOVA)................................................................ 21
Analisis Statistik DO (ANOVA)................................................................ ... 23
Analisis Statistik CO2 (ANOVA)................................................................ .. 26
Analisis Statistik Suhu (ANOVA)................................................................ 28
Analisis Statistik pH (ANOVA)................................................................ .... 30
Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Harian (ANOVA)................................ 33
Hasil Analisis Ekonomi..................................................................................34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan benih untuk pembesaran ikan menjadi ukuran konsumsi
sangat dibutuhkan. Ikan gurame merupakan salah satu komoditas unggulan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan kenaikan
produksi sebesar 8,8% pertahun. Permintaan ikan gurame relatif besar dalam
memenuhi kebutuhannya. Pada pasar domestik permintaan ikan gurame semakin
meningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat
mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani. Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menargetkan produksi ikan gurame pada tahun 2012 sebanyak
82.794 ton, jumlah tersebut naik dari tahun 2011 yaitu sebanyak 62.474 ton (KKP
2013).
Kegiatan pembesaran gurame banyak dilakukan di daerah lain seperti
pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Nusa Tenggara. Namun untuk kegiatan
pembenihan ikan gurame banyak dilakukan di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan benih di luar
Jawa dilakukan transportasi ikan secara tertutup.
Transportasi ikan hidup pada dasarnya adalah memaksa menempatkan
ikan tersebut pada suatu lingkungan yang berbeda dengan lingkungan asalnya
disertai dengan perubahan-perubahan sifat lingkungan yang relatif sangat
mendadak, yang mengancam kehidupan ikan. Transportasi ikan hidup terbagi
dalam dua cara, yaitu sistem basah dan sistem kering (Sufianto 2008).
Transportasi sistem basah menuntut media yang sama dengan tempat hidup ikan
sebelumnya yaitu air dan oksigen. Transportasi ikan dengan jarak yang jauh dan
lama waktu lebih dari 24 jam dari daerah penyebaran produksi ikan gurame, baik
pemijahan, pendederan, dan pembesaran, membutuhkan transportasi ikan dengan
sistem tertutup. Transportasi ikan terutama untuk benih ikan biasanya dilakukan
dengan menggunakan kepadatan yang tinggi untuk mengefisienkan biaya
(Wibowo 1993). Permasalahn yang sering dihadapi oleh petani Indonesia dalam
pengiriman benih adalah tingkat kelangsungan hidup yang rendah akibat
perubahan kualitas air selama transportasi, antara lain tingginya kadar CO2,
akumulasi amoniak dan rendahnya O2.
Amoniak yang beracun bagi ikan dapat diantisipasi dengan cara
menurunkan laju metabolisme ikan sehingga laju eksresi amoniak menurun. Salah
satu usaha yang dilakukan untuk menetralisir amoniak adalah dengan cara
menambahkan zeolit dan karbon aktif ke dalam media transportasi. Sifat zeolit
sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit
yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang
berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya (Ghozali 2007).
Penggunaan zeolit sebagai penyerap TAN sangat efektif, sebab zeolit dalam
bekerja tidak bergantung pada suhu, kisaran pH 4-8 dan tidak terpengaruh oleh
desinfektan serta zat kemoterapik yang terdapat pada lingkungan perairan tersebut.
Sementara menurut Setyawan (2003) selain dapat dipakai sebagai penyerap ion
NH4+, Fe+, Mn+, juga dapat dipakai sebagai penyerap CO2 dan dapat
mengakibatkan kenaikan pH air.

2
Penambahan garam dalam media transportasi bertujuan untuk menurunkan
ketidakseimbangan tekanan osmotik yang disebabkan perbedaan kadar mineral
antara air dan cairan tubuh ikan. Keseimbangan konsentrasi kadar darah dan
jaringan tubuh lain akan terjaga karena diduga garam yang ditambahkan dalam
media akan membebaskan kelebihan air di insang, sehingga amoniak dan nitrat
dalam darah akan terangsang pelepasannya (Mahbub 2010).
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penambahan
kombinasi zeolit dan karbon aktif yang dilakukan Ghozali (2007) sebanyak 20 g/ℓ
pada transportasi ikan maanvis dan penggunaan karbon aktif 10 g/ℓ pada
transportasi ikan coridoras oleh Ardiyanti (2007). Penelitian lebih lanjut mengenai
penambahan zeolit dan karbon aktif dilakukan kembali oleh Ghozali (2010) yaitu
penggunaan zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ dan garam 4 g/ℓ menghasilkan
kelangsungan hidup ikan (SR) 89% pada transportasi ikan maanvis ukuran 2
g/ekor dengan kepadatan 40 ekor/ℓ selama 120 jam. Penelitian dengan kepadatan
tinggi dilakukan Supriyono et al. (2011) pada transportasi benih ikan Patin dengan
kepadatan 150 ekor/ ℓ selama 72 jam yang mengandung zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif
10 g/ℓ dan minyak cengkeh menghasilkan SR 83,11%. Penelitian sebelumnya
telah dilakukan oleh Widiasto (2010) pada transportasi ikan gurame dengan
kepadatan 50 ekor/ℓ selama 72 jam yang mengandung zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif
10 g/ℓ dan kadar garam 5 g/ℓ menghasilkan SR yang masih rendah. Berdasarkan
survei pasar yang telah dilakukan. Dimana pasar lebih menginginkan ukuran
benih ikan Gurame 3 cm. Hasil survey yang didapatkan dalam satu kantong hanya
berisi sekitar 40-45 ekor/ℓ dengan jarak tempuh sekitar 20 jam (Lampiran 1).
Dengan melihat latar belakang tersebut, diperlukan suatu kajian tentang metode
transportasi ikan secara tertutup untuk menjaga tingkat survival rate sebagai
upaya memperoleh keuntungan pada penjualan dengan jarak jauh dan lama waktu.
Sembiring dan Sinaga (2003) mengatakan bahwa karbon aktif merupakan
bahan yang berfungsi melalui adsorbsi (jerapan) dan absorbsi (serapan). Adsorbsi
adalah suatu proses partikel menempel pada suatu permukaan akibat perbedaan
muatan lemah diantara kedua benda, sehingga akhirnya akan terbentuk suatu
lapisan tipis partikel-partikel terperangkap ke dalam struktur suatu media seolaholah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan yang optimum serta
mengevaluasi efektivitas bahan tambahan zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ dan
garam 5 g/ℓ dalam mempertahankan kualitas air media pengangkutan dan
mempertahankan tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurame ukuran 3 cm
selama pengangkutan yang ditinjau dari aspek kualitas air dan ekonomi.

3

METODE
Rancangan Penelitian
Benih ikan gurame dengan ukuran 3cm±0,05 dimasukkan ke dalam plastik
pengepakan dengan kepadatan 45 ekor/ℓ, 50 ekor/ℓ, 75 ekor/ℓ dan 100 ekor/ℓ.
Benih ditranportasikan selama 96 jam dengan pengujian parameter antara lain
CO2, TAN, Suhu, pH dan Disollved Oxygen. Pengujian dilakukan dengan masingmasing 2 kali ulangan setiap perlakuannya. Kepadatan 45 ekor/ℓ sebagai kontrol
tanpa diberi zeolit, garam dan karbon aktif, sedangkan kepadatan 50, 75, 100
ekor/ℓ sebagai perlakuan dengan penambahan zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ
dan garam 5 g/ℓ.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan
utama. Penelitian pendahuluan meliputi kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi
oksigen, uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap karbon aktif dan laju ekskresi
amoniak nitrogen benih ikan gurame. Tahap penelitian utama yaitu mengevaluasi
efektivitas zeolit, karbon aktif dan garam dalam mempertahankan kelangsungan
hidup ikan gurame dengan kepadatan tinggi dan laju pertumbuhan benih ikan
gurame pada saat pemeliharaan pasca pengangkutan. Materi uji yang digunakan
adalah benih ikan gurame (Osphronemus goramy Lac) dengan ukuran ±3cm.
Penelitian Pendahuluan
Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan
Penentuan puasa ikan dilakukan dengan tujuan mengukur daya tahan ikan
yang dipuasakan, sehingga jika terjadi kematian selama penelitian transportasi
bukan akibat ikan tidak diberi pakan tetapi karena menurunnya kualitas air media
pengangkutan. Penentuan puasa ikan dilakukan dengan penyiapan akuarium
ukuran 50 x 30 x 30 cm3 yang telah dibersihkan dan diisi air dengan ketinggian 25
cm dan diberi aerasi, kemudian ikan uji dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak
30 ekor yang sebelumnya diaklimatisasi selama 15 menit. Ikan dipelihara di
dalam akuarium selama tujuh hari. Pergantian air dilakukan sebanyak 30-50%
setiap hari kemudian tingkah laku ikan uji diamati dan dicatat. Selama pemuasaan
ikan dilakukan pengukuran kualitas air yaitu suhu, nilai pH dan oksigen terlarut.
Tingkat Konsumsi Oksigen
Pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO) dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen ikan sehingga dapat diketahui
jumlah oksigen yang dibutuhkan ikan selama pengangkutan. Pengukuran tingkat
konsumsi oksigen dilakukan pada toples volume 3,5 ℓ yang telah dibersihkan dan
dikeringkan, kemudian diisi air dan diaerasi selama 3 hari agar kandungan
oksigen di dalam air jenuh. Ikan uji sebanyak 10 ekor kemudian dimasukkan ke
dalam toples. Kemudian toples ditutup rapat dengan plastik hingga tidak terdapat
gelembung udara dilakukan pengukuran DO setiap 1 jam sekali selama 6 jam.

4
Laju Ekskresi Amoniak
Pengukuran laju ekskresi amoniak dilakukan dengan tujuan mengetahui
jumlah ekskresi amoniak yang dihasilkan oleh ikan sehingga dapat diketahui
jumlah amoniak yang dikeluarkan selama pengangkutan. Sebelum pengukuran
laju ekskresi amoniak terlebih dahulu dilakukan pengukuran bobot dan panjang
total tubuh benih ikan gurame, kemudian benih tersebut dimasukkan ke dalam
stoples kaca bervolume 3ℓ sebanyak sepuluh ekor. Sebelumnya air yang
digunakan telah diaerasi selama 3 hari sehingga kadar oksigen di dalam media
menjadi jenuh. Setelah melakukan hal tersebut dilakukan pengambilan air sampel.
Air sampel diambil sebanyak 30 ml setiap 12 jam selama 48 jam untuk
pengukuran kualitas air. Parameter yang diukur adalah konsentrasi TAN, suhu,
nilai pH dan DO.
Kapasitas Zeolit Dan Karbon Aktif
Penentuan kapasitas zeolit dan karbon aktif ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah TAN yang diabsorpsi tiap satuan waktu tertentu. Tahap proses
pengukuran ini dilakukan dengan cara penyiapan botol plastik yang ujungnya
telah dilubangi dengan jarum. Kemudian botol tersebut diisi dengan zeolit
sebanyak 20 g dan karbon aktif sebanyak 10 g. Selanjutnya air yang mengandung
TAN 1 mg/ℓ dengan volume 1 ℓ dialirkan pada masing-masing botol, di bawah
botol diletakkan gelas piala untuk menampung aliran air yang mengalir pada botol.
Langkah ini dilakukan setiap 1 menit selama 7 menit. Air sampel tersebut
kemudian diambil untuk diukur kadar TAN, pH dan suhu.
Penelitian Utama
Penentuan Kepadatan Ikan Gurame Pada Transportasi Tertutup
Prosedur ini dilakukan dengan memuasakan ikan uji selama 2 hari,
kemudian disiapkan plastik pengepakan dan karet pengikat, salah satu ujung
plastik pengepakan dipasang keran untuk mengambil sampel air dan ujung yang
lain dipasang kemasan zeolit dan karbon aktif. Selanjutnya plastik pengepakan
diisi dengan air sebanyak 1ℓ yang sebelumnya telah dicampur dengan garam
sebanyak 5 g/ℓ. Kemudian ikan uji dimasukkan ke dalam kantong sebanyak 45,
50, 75 dan 100 ekor. Setiap kantong diisi oksigen dengan perbandingan 1:4 (1
bagian air dan 4 bagian oksigen) dan diikat dengan karet dan dimasukkan ke
dalam wadah simulasi transportasi. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup dan
kualitas air diamati setiap 24 jam selama 96 jam.
Pemeliharaan Gurame Pasca Transportasi
Pemeliharaan benih ikan pasca trasnportasi dilakukan untuk mengetahui
adanya efek dari trasnportasi. Pemeliharaan ini dilakukan selama 14 hari. Ikan
dipelihara diakuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm3 yang telah dicuci dan
dikeringkan selama empat hari dan diisi dengan ketinggian 25 cm. Sebelumnya
dilakukan aklimatisasi selama 15 menit.
Ikan diberi pakan berupa cacing secara at satiation pada pagi dan sore hari.
Penyiponan dilakukan setiap pagi dengan pergantian air sebanyak 10-30% setiap
hari. Pengukuran panjang dan bobot tubuh ikan dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan, sedangkan kelangsungan hidup ikan dilakukan pengamatan setiap

5
hari untuk mengetahui jumlah ikan yang masih hidup. Pengukuran kualitas air
selama pemeliharaan ikan pasca transportasi dilakukan pada pagi hari setiap
harinya. Parameter yang diukur yaitu nilai pH, oksigen terlarut dan suhu.
Prosedur Analisis Data
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus Effendie
(1997), yaitu :
Keterangan : Nt
No

= Jumlah ikan akhir (ekor)
= Jumlah ikan awal (ekor)

Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus Huisman
(1987), yaitu :
[√

̅
̅

Keterangan :

]

α
Wt
Wo
t

= Laju pertumbuhan harian (%)
= Bobot rata-rata ikan pada waktu t (g)
= Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan (g)
= Lama percobaan (hari)

Parameter Kualitas Air
Alat dan metode pengukuran beberapa parameter kualitas air yang
dilakukan tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Metode Pengukuran Parameter Kualitas Air
No
1
2
3
4
5

Parameter
pH
TAN
Suhu
DO
CO2

Alat
pH-Meter
Phenat
Termometer
DO-Meter

Metode
Insitu
Spektrofotometri
Insitu
Insitu
Titran

Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis ragam (Anova) dengan selang
kepercayaan 95% menggunakan program Ms.Excel 2010 dan SPSS 17.0. Apabila
berpengaruh nyata, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan diuji dengan
menggunakan uji Duncan. Parameter yang dianalisis adalah tingkat kelangsungan
hidup. Selain itu, tingkat kelangsungan hidup selama pemeliharaan pasca
transportasi.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Pendahuluan
Kemampuan Puasa Ikan
Hasil uji kemampuan puasa benih ikan gurame yang dipelihara sebanyak
30 ekor menunjukkan bahwa ikan gurame dapat bertahan hidup selama 6 hari
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100%. Berikut merupakan data
kemampuan puasa ikan gurame (Tabel 2).
Tabel 2. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame Selama Pemuasaan
∑ Ikan
∑ Ikan
SR
Suhu
DO
pH
Tingkah Laku
Hidup
Mati
(%)
(˚C)
(mg/ℓ)
Ikan
(ekor)
(ekor)
1
30
0
100
28,2
6,67
7,62
Berenang aktif
2
30
0
100
27,6
6,00
7,23
Berenang aktif
3
30
0
100
27,5
6,97
7,51
Berenang aktif
4
30
0
100
27,6
6,03
7,65
Berenang aktif
5
30
0
100
27,7
6,40
7,73
Berenang lemas
6
30
0
100
26,8
6,73
7,81
Berenang lemas
7
25
5
83
27,8
6,70
8,05
Berenang lemas
Keterangan: dilakukan pergantian air pemeliharaan sebanyak 30-50% untuk menjaga kualitas air.
Hari
ke-

Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)
Hasil uji TKO diperoleh ikan gurame dengan ukuran ±3 cm memiliki nilai
TKO sebesar 0,150 mg O2.g-1.jam-1, sehingga dalam waktu pengangkutan selama
96 jam oksigen yang diperlukan ikan dengan ukuran 3 cm adalah 648 mg O2
(Lampiran 2).
Laju Ekskresi TAN Benih Ikan Gurame
Ekskresi TAN ikan gurame yang didapat dari pengujian setiap 12 jam
selama 48 jam didapat nilai TAN yang dihasilkan oleh ikan gurame dengan bobot
0,9 gram adalah 0,0063 mgTAN L-1.jam-1 (Lampiran 3). Berdasarkan hasil uji
tersebut diprediksi nilai TAN ikan gurame dengan ukuran ±0,9 gram sebanyak 50
ekor dalam media pengepakan selama 96 jam adalah sekitar 27,216 mg/ℓ.
Penelitian Utama
Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Pengangkutan Benih Ikan Gurame
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan pada media pengakutan dapat
dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan nyata
(P>0.05) antar perlakuan pada jam ke-0 hingga jam ke-36, namun terdapat
perbedaan nyata (P