Penambahan Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Alami Cacing Sutra (Tubifex sp) Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

Penambahan Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Alami Cacing
Sutra (Tubifex sp) Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Larva Ikan
Gurame (Osphronemus gouramy)

Oleh
Dewi Okvita Sari

ABSTRAK
Ikan gourami (Ospronemus gouramy) memiliki pertumbuhan yang lambat untuk
mencapai dewasa. Larva ikan mulai makan pakan alami setelah kuning telur habis
yaitu 10 hari setelah menetas dan umumnya diberi cacing sutra (Tubifex sp).
Taurin adalah asam amino bebas yang dapat memacu pertumbuhan, sebagai
sumber energi, dan penambah nafsu makan pada beberapa jenis ikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian taurin pada cacing sutra
terhadap tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan gurami. Penelitian
dilaksanakan di Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung pada
bulan Februari – Maret 2015.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 2 perlakuan
yaitu cacing sutra yang menggunakan taurin (1g /1L aquades) dan kontrol tanpa
menggunakan taurin.
Penelitian terdiri dari 30 larva dengan pengulangan

sebanyak 8 kali. Sampling diakukan setiap 5 hari untuk mengetahui tingkat
kelulushidupan dan panjang tubuh. Keseluruhan data dari semua parameter
dianalisis dengan menggunakan uji T-Test (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan
penambahan taurin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan larva ikan pada
perlakuan yang diberi tambahan taurin dan yang tidak diberi tambahan taurin, akan
tetapi kelulushidupan larva ikan gurami yang diberi pakan cacing sutra dengan
taurin lebih tinggi yaitu 78%, sedangkan yang tidak menggunakan taurin 70%.
Penambahan panjang tubuh larva ikan gurami yang diberi cacing sutra taurin juga
lebih tinggi yaitu 1.35 cm dan dibandingkan tanpa diberi taurin sebesar 1.22 cm,
selama pemeliharaan 50 hari.
Kata Kunci : larva gurami, cacing sutra, taurine, pertumbuhan, kelulushidupan

PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA
PAKAN ALAMI CACING SUTRA (Tubifex sp.) TERHADAP
KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN GURAMI
(Ospronemus gouramy)

Oleh
Dewi Okvita Sari


Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada
tanggal 10 Oktober 1993, sebagai anak Ketiga dari Tiga bersaudara, dari Bapak
Surat Suyitno dan Ibu Ismawati.

Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Kartini
II Bandar Lampung pada tahun 1997. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan

pendidikannya di Sekolah Dasar Negri Kali Balau Kencana Bandar Lampung.
Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar
3 Bandar Lampung pada tahun 2005. Setelah itu, pada tahun 2008 penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Gajah Mada di Bandar
Lampung.

Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Undangan. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Fisiologi Hewan, Genetika, Biosistematika Hewan, dan Biologi Umum di Jurusan
Biologi. Selain itu, pernah menjadi asisten mata kuliah Botani Umum Jurusan
Agribisnis. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi

(HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Biro RT dan PO 2012-2013 dan
Sekretaris Biro Kesektretariatan dan Pengembangan Diri 2013-2014.

Pada tahun 2014 bulan Juli-Agustus, penulis melaksanakan Kerja Praktik di
Divisi Pembenihan Ikan Bawal Bintang di Balai Besar Pengembangan Budidaya
Laut, Provinsi Lampung dengan judul “Tehnik Pembenihan Ikan Bawal Bintang di
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung”. Penulis melaksanakan


penelitian pada bulan februari 2015 – Maret 2015 di Purbolinggo Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung.

PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah Ta’ala, Tiada Tuhan Selain Allah
yang telah memberikan kesabaran, kekuatan, dan Nikmat
kesehatan untukku dalam mengerjakan skripsi ini
Ku persembahkan karya ini Sebagai cinta kasihku, tanda
bakti, serta rasa terima kasihku yang terdalam kepada :
Bapak dan Ibuku yang telah mendidik, menyayangi dan
mencintai, selalu mendoakan ku tiada henti, memberikan
semangat dan nasehat, serta pengorbanan besar untuk
kesuksesanku.
Kakak dan keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan
dukungan, dorongan, motivasi, dan semangat untuk
keberhasilanku.
Guru-guruku, dosen-dosenku, terutama pembimbingku yang
tak pernah lelah dan selalu sabar memberikan bimbingan dan
arahan kepadaku

Sahabat-sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat,
selalu membantu, tempat berbagi cerita baik suka dan duka.
Tiada hari yang indah tanpa kalian semua.
Almamater Tercinta

MOTTO

Jangan Menjelaskan Tentang Dirimu Kepada
Siapapun, Karena Yang Menyukaimu Tidak Butuh
Itu, Dan Yang Membencimu Tidak Percaya Itu
(Ali bin Abi Thalib)
Wahai Orang-Orang yang Beriman! Mohonlah
Pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan
Shalat. Sungguh, Allah Beserta Orang-Orang Yang
Sabar (QS. Al-Baqarah : 153)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Warrahmatullaahi Wabarrakatuh


Puji syukur kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat, rahmat, serta hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “PENAMBAHAN
SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI
CACING SUTRA (Tubifex sp.) TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN
PERTUMBUHAN LARVA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)” tepat
pada waktunya.

Penulis menyadari banyak sekali pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materil hingga terselesainya skripsi ini. Dengan terselesaikannya skripsi
ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D. , selaku Pembimbing I atas segala
arahan, bimbingan, kesabaran, nasehat, semangat, motivasi, saran, dan atas
kepercayaan selama penulis melaksanakan penelitian hingga terselesainya
skripsi ini.

2.

Ibu Dra.Sri Murwani, M.Sc., selaku Pembimbing II atas segala bimbingan,

dukungan, saran, serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3.

Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc., selaku Pembahas atas segala
bimbingan, saran, nasehat, dan dukungan kepada penulis hingga terselesainya
skripsi ini.

4.

Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Prmbimbing Akademik atas arahan,
bimbingan, nasehat, dan semangat kepada penulis dalam menempuh
pendidikan di Jurusan Biologi, FMIPA, Unila.

5.

Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan
ilmu yang sudah diberikan kepada penulis selama penulis melaksanakan studi
di Jurusan Biologi.


6.

Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung.

7.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lampung.

8.

Karyawan dan staff laboran di Jurusan Biologi serta seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

9.

Sahabat seperjuangan Umi Latifah, Tiara Luthfi M.S., Dwi Lestari, Rila

Hanifah, dan Fenida Septriarina terimakasih atas kerjasama, bantuan,
bimbingan, dukungan, kebersamaan baik suka dan duka, semangat, serta
bantuan selama menjalani dan menyelesaikan penelitian ini.

10. Kedua orangtua yang ku cintai, Bapak (Surat Suyitno), Ibu (Ismawati), Kakak
yang kusayangi (Suci Indah Murni dan Vivi Oktaviarni), dan seluruh
keluarga besarku terimakasih yang sedalamnya atas doa, nasihat, bimbingan,

cinta dan kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan, semangat dan
dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
11. Sahabat-Sahabatku tercinta Dita Apriani, Mei Faria, Mariyana, Putri
magrianita, Maya Santika, Atika Nur Wahyuni, M. Aji Darmawan, Arik
Irawan dan Iskandar, atas segala doa dan dukungannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
12. Teman-temanku Biologi angkatan 2011, Adi, Mbak Agra, Agung, iyan, Aini,
Isro, Anggi, Astrid, Ayssca, Dany, Debby D, Debby S, Dewi, Diah, Dwi,
Edel,eka, Fadil, Suci, Fenida, Cendana, Kadek, Sobran, Mardha, Maria,
Melinda, Mery, Mirna, Nindia, Nori, Hani, Putri Ori, Rangga, Reni, Ria,
Rilla, Riska, Robit, Sa’adah, Siti, Tiara, Umi, Vista, Wayan, Wendy,
Widamay, dan Yuliani terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi,

semangat untuk penulis.
13. Kakak tingkat 2008, 2009, 2010, adik-adik tingkat 2012, 2013, 2014, dan
seluruh Wadya Balad HIMBIO terimakasih atas dukungan dan kebersamaan
bagi penulis.
14. Keluarga besar KKN Pugung Raharjo di Lampung Tengah dan kelompok
KKN (Mei, Mariyana, Merry, Wita, Ona, Satria, Rendri, Fizi, Tama, Ihsan)
untuk kebersamaan, semangat, serta dukungan yang besar bagi penulis.
15. Teman-teman dari SMA Sugar Group (Agata, Amanda, Yeni, Nur, Miranda,
Topan, Wahyu, dan Enggal) untuk semangat, doa, dan dukungannya bagi
penulis.
16. Almamater tercinta.

Semoga Tuhan membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di
dalam penyusunan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Bandarlampung, Juni 2015
Penulis


Dewi Okvita sari

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………..

i

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

iii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… iv
I.

PENDAHULUAN ……………………………………………….

1

Latar Belakang ……………………………………………….
Tujuan Penelitian …………………………………………….
Manfaat Penelitian …………………………………………...
Kerangka Pikir ……………………………………………….
Hipotesis ……………………………………………………..

1
3
3
4
5

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………

6

A.
B.
C.
D.
E.
II.

Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) …………..
Morfologi Gurami ……………………………………………
Habitat Gurami ………………………………………………
Pakan Alami Cacing Sutra ……………………………………
Senyawa Osmolit Organik Taurin …………………………...

6
6
9
9
12

METODE PENELITIAN ………………………………………

14

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………..
B. Alat dan Bahan Penelitian ……………………………………
C. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….
1. Persiapan Pemeliharaan Larva ……………………………
2. Persiapan Pakan ………………………………………….
3. Pengambilan Data………………………………………....
D. Rancangan Percobaan ………………………………………..
E. Parameter Penelitian …………………………………………
1. Panjang Tubuh Larva Ikan ………………………………
2. Kelulushidupan Larva Ikan ………………………………
F. Analisis Data …………………………………………………

14
14
15
15
17
17
18
19
19
19
19

A.
B.
C.
D.
E.
III.

ii

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………

20

A. Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)…………
B. Pemberian Pakan Cacing Sutra Terhadap Kelulushidupan
Ikan Gurami (Osphronemus gourami) ………………………..
C. Kualitas Fisik-Kimia Air……………………………………...

24
27

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….

30

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

31

LAMPIRAN ……………………………………………………………..

36

Tabel 2-4 ............................................................................................
Gambar 9-15 ………………………………………………………..

37
40

V.

20

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Rerata Parameter Kualitas Fisika-Kimia Air........................................ 27
Tabel 2. Penambahan Panjang Tubuh Larva Ikan Gurami …………………... 37
Tabel 3. Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Gurami Tanpa Taurin………… 38
Tabel 4. Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Gurami Dengan Taurin ……… 39

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Morfologi Ikan Gurami…………………………………………… 7
Gambar 2. Cacing Sutra ……………………………………………………… 10
Gambar 3. Rumus Kimia Taurin …………………………………………….. 12
Gambar 4. Diagram Alir ……………………………………………………... 16
Gambar 5. Rerata Penambahan Panjang Tubuh Larva Ikan Gurami ………… 21
Gambar 6. Larva Ikan Gurami Umur 10 Hari………………………………... 23
Gambar 7. Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Gurami……………………... 25
Gambar 8. Larva Gurami Yang Telah Mati …………………………………. 27
Gambar 9. Ikan Gurami D5…………………………………………………... 40
Gambar 10. Ikan Gurami D30………………………………………………… 40
Gambar 11. Ikan Gurami D40 ……………………………………………….. 40
Gambar 12. Ikan Gurami D45………………………………………………... 40
Gambar 13. Tempat Pemeliharaan ………………………………………....... 41
Gambar 14. Pengukuran Larva ………………………………………………. 41
Gambar 15. Penyampuran Taurin pada Media Pemeliharaan Cacing Sutra …. 41

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri perikanan budidaya air tawar sekarang mengalami
kemajuan yang cukup pesat. Salah satu ikan budidaya yang cukup digemari
adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).
Ikan gurami tidak hanya digemari di Indonesia tetapi juga di sebagian besar
wilayah di Asia Tenggara. Ikan gurami digemari karena dagingnya padat,
durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Ikan gurami merupakan salah
satu ikan yang cukup mahal dan juga memiliki permintaan yang tinggi di
pasaran tetapi permintaan yang banyak tersebut tidak sebanding dengan
produksi yang dihasilkan (Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar
Muntilan, 2014)

Ikan gurame merupakan ikan air tawar yang apat hidup sampai pada perairan
yang sedikit payau, berair jernih dan dasar kolam yang kurang lumpurnya.
Lokasi pemeliharaan yang cocok ialah pada ketingiian 50 - 400 m di atas
permukaan laut, dengan suhu 24 – 28°C, kedalaman air sekurang-kurangnya
75 cm. Ikan ini sangat baik di perlihara, walaupun pertumbuhannya lambat.
Untuk pertumbuhan ideal pH-nya berkisar antara 7 – 8 dan kesadahan air
berkisar 5 – 35 dH (Sutrisno, 2011).

2

Siklus hidup ikan gurame tidak berbeda dengan kebanyakan ikan air tawar
lainnya, siklus ini dimulai dari telur, maka siklus ikan gurame adalah telur,
larva, benih, konsumsi, calon induk dan induk. Ikan gurame bertelur dalam
tempat khusus, yaitu dalam sarang. Proses adaptasi pemijahan ikan gurame
sangat lama, tidak setelah beberapa jam, tetapi setelah beberapa hari baru
memijah. Setelah memijah, ikan gurame akan merawatnya (Effendie 1997).

Ikan gurami merupakan ikan asli Asia Tenggara yang penyebarannya
meliputi beberapa wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatra dan
Kalimantan. Pada habitat awalnya ikan ini merupakan asli sungai ataupun
rawa. Kegiatan pemeliharaan ikan gurami terbagi atas segmentasi
pemeliharaan yang panjang, mulai dari proses pemijahan yang menghasilkan
telur hingga proses pendederan mencapai beberapa tahapan pendederan
(Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan, 2014).
Pembenihan ikan gurami tidak lepas dari pemeliharan larva yang harus
dilakukan dengan serius agar dihasilkan benih gurami yang baik. Larva ikan
gurami biasanya memakan cacing sutra, Dapnia, dan Artemia. Namun para
pembudidaya ikan memilih cacing sutra sebagai pakan alaminya karena
harganya yang ekonomis dan mudah didapatkan serta mudah untuk
dibudidayakan (Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan,
2014). Untuk meningkatkan kandungan gizi cacing sutra tersebut, cacing
sutra diberikan zat yang mengandung asam amino seperti taurin.

Taurin merupakan asam amino yang berperan dalam menjaga kelancaran
berbagai proses pada tubuh hewan dan manusia, diantaranya mencegah

3

kerusakan sel, menjaga kerja jantung, dan masih banyak lagi (Okuzumi dan
Fujii, 2000). Selain itu senyawa taurin memiliki pengaruh dalam
pertambahan berat tubuh dan lingkar perut ikan nila (Marcellia, 2013),
mampu meningkatkan kelulushidupan atau sintasan dari larva ikan kerapu
(Epinephelus fuscoguttatus Forskal) (Widiastuti, Kanedi, dan Nukmal, 2004).
Taurin diberikan pada ikan-ikan tersebut dengan cara langsung maupun
melalui pakannya, tetapi pemberian senyawa osmolit organik taurin belum
pernah dilakukan terhadap larva ikan gurami. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan dengan harapan pemberian senyawa osmolit organik taurin melalui
pakan dapat meningkatkan kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan
gurami (O. gouramy).

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan senyawa
osmolit organik taurin pada pakan alami cacing sutra terhadap tingkat
kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan gurami (O. gouramy).

C. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang
pemanfaatan atau peran senyawa osmolit organik taurin terhadap
kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan gurami (O. gouramy).

4

D. Kerangka Pikir

Pertumbuhan larva ikan gurami (Osphronemus gourami Lac.) memiliki
pertumbuhan yang lambat dan memakan waktu yang lama. Pertumbuhan
ikan tersebut dapat optimal apabila diberikan pakan dengan nutrisi yang baik,
yaitu yang mengandung protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat. Protein
merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan larva ikan,
dengan kandungan asam amino yang sangat beragam. Taurin merupakan
derivat asam amino yang diduga berfungsi sebagai neurotransmitter yaitu
pengatur pada sistem syaraf, selain itu taurin juga penting dalam menjaga
kelancaran proses metabolism yang terjadi di dalam tubuh. Taurin banyak
terdapat di jantung sehingga penting untuk peredaran darah. Penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa taurin mampu meningkatkan pertumbuhan
juvenile pada ikan di perairan laut dan di perairan tawar. Taurin tidak
diproduksi oleh tubuh ikan pada saat masih bentuk larva. Bila pemberian
taurin dilakukan pada larva ikan melalui pakan alami dan kelulushidupannya.
Larva ikan gurami (O. gourami Lac.) membutuhkan nutrisi yang cukup agar
dapat mendukung pertumbuhan dan kelulushidupannya. Penambahan
senyawa taurin ke dalam pakan cacing sutra, diharapkan dapat meningkatkan
kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan gurami (O. gouramy).

5

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu penambahan senyawa osmolit organik
taurin pada pakan alami cacing sutra dapat meningkatkan kelulushidupan dan
mempercepat pertumbuhan larva ikan gurami (Osphronemus gouramy)

6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01 – 6485.1 – 2000
yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (2000), ikan gurami (O.
gouramy) memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Famili

: Osphronemidae

Genus

: Osphronemus

Spesies

: Osphronemus gouramy

B. Morfologi Ikan Gurami

Bentuk badan ikan gurami agak panjang, tinggi dan pipih kesamping
(Compresed). Badannya berwarna kecoklatan dengan bintik hitam pada sirip
dada. Ikan ini memiliki mulut yang kecil dan dapat disembulkan. Ikan yang
sudah dewasa memiliki rahang bagian bawah yang agak menonjol, dan bagian
rahangnya juga terdapat gigi kecil yang berbentuk kerucut dengan deretan gigi

7

sebelah luar lebih besar dari pada gigi sebelah dalam. Sisiknya besar dan pada
bagian kepala mempunyai sisik tepian yang agak kasar. Pada jari- jari
pertama dari sirip perut terdapat alat peraba berupa benang yang panjang.
Ikan gurami dilengkapi dengan alat pernafasan tambahan (labyrinth) yang
fungsinya untuk menghirup langsung oksigen dari udara atau pada perairan
yang miskin oksigen. Alat ini berupa selaput yang berkelok-kelok yang
menonjol dari tepi atas insang yang pertama (Rukmana, 2005).

Gambar 1. Morfologi Ikan Gurami

Ciri khas gurami dewasa memiliki lebar badan hampir 2 kali panjang kepala
atau ¾ kali panjang tubuhnya. Bentuk kepalanya tumpul, dengan dahi yang
agak menonjol (Gambar 1). Ikan gurami yang sudah dewasa diatas
punggungnya terdapat sirip punggung yang keras dan tajam serta dibawah
sirip punggungnya terdapat tulang rusuk yang bergaris menyilang (Sarwono
dan Sitanggang, 2007). Ikan gurami merupakan ikan yang peka terhadap suhu
rendah, suhu optimal untuk ikan gurami berkisar antara 28-32 oC (Huet, 1971
dan Hardjamulia, 1978).

8

Ikan gurami memiliki pertumbuhan yang relatif lambat, dan mulai dapat
dipijahkan pada umur 4-5 tahun ketika sudah memiliki berat sekitar 1,5 – 2
Kg. Ikan gurami saat umur 1 – 2 tahun sulit dibedakan antara jantan dan
betina. Membedakan ikan gurami jantan dan betina yaitu dapat dilihat pada
kepala, dasar sirip dada, operculum dan sirip ekor. Pada ikan gurami jantan
yang sudah dewasa mempunyai semacam tonjolan pada kepalanya yang
berada diantara bibir atas dan mata, sedangkan ikan gurami betina tidak
memilikinya. Dasar sirip dada ikan gurami jantan berwarna keputih-putihan
sedangkan pada betinanya berwarna hitam. Operculum berwarna kekuning –
kuningan pada ikan gurami jantan dan berwarna putih kecoklatan pada betina.
Ujung sirip ekor ikan gurami jantan relatif rata sedangkan pada sirip ekor ikan
gurami betina melengkung. Ikan betina yang sudah matang telurnya dicirikan
dengan perutnya yang membundar dan agak lunak jika diraba (Sumantadinata,
1981).

Larva ikan gurami yang baru menetas tidak diberi pakan karena masih
memiliki cadangan pakan berupa yolk egg (kuning telur). Pada hari ke-7
kuning telur mulai menipis, sehingga larva akan belajar mencari makan
sendiri. Pakan tambahan sebaiknya berupa pakan alami dari zooplankton
(Dhapnia sp., Moina sp., cacing sutera) dengan dosis 75% bobot badan/hari.
Pada hari ke-9 cadangan kuning telur pada larva ikan gurami habis, yang
merupakan masa kritis. Pakan berupa kutu air (Dhapnia sp., dan Moina sp.)
dan cacing sutera (Tubifex sp.) diberikan secara ad libitum (sekenyangkenyangnya) (Hakim, 2013).

9

C. Habitat Gurami

Gurami merupakan spesies budidaya perikanan tawar yang sudah lama di
Indonesia. Selama ini budidaya gurami di Indonesia, terutama tahap
pembesarannya masih dilakukan di kolam yaitu dengan sistem kolam beton
maupun kolam terpal. Walaupun demikian, ada potensi untuk
membudidayakan gurami di tambak yang mempunyai kadar salinitas cukup
tinggi. Gurami merupakan ikan yang mudah beradaptasi terhadap perubahan
suhu pH, oksigen terlarut, salinitas, amoniak, nitrit, nitrat salinitas, dan
kesadahan. Ikan jenis ini tahan terhadap kekurangan oksigen karena gurami
mampu mengambil oksigen dari udara bebas (Yurisma, 2013).

D. Pakan Alami Cacing Sutra (Tubifex)
Nilai nutrisi dari makanan yang diberikan bergantung pada komposisi zat
makanannya, seperti kandungan protein, lemak, karbohidrat, serat kasar,
vitamin, mineral dan kadar air (Sundari, 1983). Kelebihan pakan Tubifex sp
adalah mempunyai kandungan protein lebih tinggi (58-67%) dibanding pakan
buatan (35-40%), dan mengandung enzim tertentu, mudah dicerna dan
memberi respon lebih baik dibandingkan pakan buatan. Cacing ini dapat
dibudidayakan dengan media lumpur dan kotoran ayam (Kadarini dkk., 2011).
Tubifex sp. menurut Rusdi dalam Utami (2010) memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Filum

: Annelida

Kelas

: Oligochaeta

10

Ordo

: Haplotaxida

Famili

: Tubificidae

Genus

: Tubifex

Spesies

: Tubifex sp.

Cacing ini diberi nama sutra karena cacing ini memiliki tubuh yang lunak dan
sangat lembut seperti halnya sutra. Cacing sutra memiliki warna tubuh yang
dominan kemerah – merahan, ukuran tubuhnya sangat kecil dan ramping
dengan panjang 1 – 2 cm (Gambar 2). Cacing ini hidup berkelompok atau
bergerombol karena masing – masing individu berkumpul menjadi koloni
yang sulit terurai dan saling berkaitan satu sama lain. Cacing sutra hidup di
dasar perairan yang banyak mengandung banyak bahan organik. Cacing ini
mencari makanan dengan cara membenamkan kepalanya, sementara itu
ekornya akan mengarah ke permukaan air untuk bernafas (Khairuman, Amri,
Sihombing, 2008).

Gambar 2. Cacing sutera
Cacing sutra (Tubifex sp.) sangat dibutuhkan dalam kegiatan unit
pembenihan, terutama pada fase awal (larva) karena memiliki kandungan

11

protein 57% dan lemak 13% yang baik untuk pertumbuhan ikan serta
ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan gurami. Menurut
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
Direktorat Pembenihan (2010) Cacing sutra memiliki tubuh yang terdiri dari
30-60 segmen atau ruas. Berkembang biak pada media yang mempunyai
kandungan oksigen terlarut berkisar antara 2-5 ppm, kandungan ammonia