Manajemen Produksi Heliconia Secara Organik di Sekar Bumi Tropical Farm Payangan-Gianyar, Bali

1

BUDIDAYA HELICONIA (Heliconia sp.) SECARA ORGANIK
DI SEKAR BUMI TROPICAL FARM
PAYANGAN-GIANYAR, BALI

FATISA LAYLA SIDIKKA
A24090102

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Budidaya

Heliconia (Heliconia sp.) Secara Organik di Sekar Bumi Tropical Farm Payangan
Gianyar, Bali adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014

Fatisa Layla Sidikka
NIM A24090102

2

ABSTRAK
FATISA LAYLA SIDIKKA. Budidaya Heliconia (Heliconia sp.) secara
Organik di Sekar Bumi Tropical Farm, Payangan-Gianyar, Bali. Dibimbing oleh
NI MADE ARMINI WIENDI.
Heliconia (Heliconia sp.) merupakan salah satu jenis bunga potong tropis

yang tumbuh dengan baik di Indonesia. Provinsi Bali menjadi salah satu provinsi
di Indonesia yang memiliki kesesuaian agroklimat serta pasar yang baik untuk
Heliconia. Jenisnya yang beragam dan vaselife yang lama membuat bunga ini
digemari oleh masyarakat sehingga tanaman ini layak dipasarkan. Kegiatan
magang ini dilaksanakan untuk memperlajari teknik budidaya bunga potong
Heliconia (Heliconia sp.) secara organik serta mengidentifikasi koleksi Heliconia
(Heliconia sp.) yang ada di Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF). Pemupukan yang
dilakukan SBTF adalah penggunaan pupuk kandang sapi tanpa menggunakan
pupuk kimia sintesis. Pemupukan ini menerapkan zero waste system. Hasil
identifikasi terdapat 16 varietas Heliconia yang tumbuh dengan baik di kebun ini
dari 200 varietas yang ada di dunia. Terdapat 11 varietas Heliconia dari 16
varietas yang diminati oleh masyarakat dan layak dipasarkan. Jenis Heliconia
antara lain H. bihai (L.) cv. Yellow Dancer, H. caribaea Lamarck X H. bihai (L.)
L. cv. Jacquinii, H. chartacea Lane ex Barreiros cv. Sexy Pink, H. rostrata Ruiz
& Pavon, H. sticta Huber cv. Oliveira Sharonii, H. caribaea Lamarck x H. bihai
(L.) L. cv. Kawauchi, H. caribaea Lamarck cv. Barbados Flat, H. stricta huber cv.
Bucky, H. caribaea Lamarck cv. Gold, H. collinsiana Griggs var.collinsiana, H.
psittacorum L.f. x H. spathocircinata Aristeguieta cv. Golden Torch.
Kata kunci : Budidaya organik, Heliconia, vaselife.
ABSTRACT

FATISA LAYLA SIDIKKA. Organic Farming System of Heliconia
(Heliconia sp.) at Sekar Bumi Tropical Farm, Payangan-Gianyar, Bali. Supervised
by NI MADE ARMINI WIENDI.
Heliconia (Heliconia sp.) is tropical cut flowers. Bali is one province in
Indonesia which has the optimum agro-climat and good market for Heliconia.
Long vaselife and many kind of species of Heliconia make this flower favored.
This internship activities carried out to determine the Heliconia (Heliconia sp.)
organic farming system and identify Heliconia (Heliconia sp.) collection in Sekar
Bumi Tropical Farm (SBTF). SBTF fertillizing used cow manure without sintetic
chemical fertillizer. It applied zero waste system. We identified 16 Heliconia
varieties growing up well from other 200 varieties exist. It was just 11 varieties
from 16 varieties wich favored and marketable. It types among other H. bihai (L.)
cv. Yellow Dancer, H. caribaea Lamarck x H. bihai (L.) L. cv. Jacquinii, H.
chartacea Lane ex Barreiros cv. Sexy Pink, H. rostrata Ruiz & Pavon, H. sticta
Huber cv. Oliveira Sharonii, H. caribaea Lamarck x H. bihai (L.) L. cv.
Kawauchi, H. caribaea Lamarck cv. Barbados Flat, H. stricta Huber cv. Bucky, H.
caribaea Lamarck cv. Gold, H. collinsiana Griggs var.collinsiana, H. psittacorum
L.f. x H. spathocircinata Aristeguieta cv. Golden Torch.
Keywords: Heliconia, Organic farming, Vaselife


3

4

BUDIDAYA HELICONIA (Heliconia sp.) SECARA ORGANIK
DI SEKAR BUMI TROPICAL FARM
PAYANGAN-GIANYAR, BALI

FATISA LAYLA SIDIKKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014


5

6

Judul Skripsi
Nama
NIM

:Manajemen Produksi Heliconia Secara Organik di Sekar Bumi
Tropical Farm Payangan-Gianyar, Bali
: Fatisa Layla Sidikka
: A24090102

Disetujui oleh

Dr Ir Ni Made Armini Wiendi, MS
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

6

:Manajemen Produksi Heliconia Secara Organik di Sekar Bumi
Tropical Farm Payangan-Gianyar, Bali
: Fatisa Layla Sidikka
: A24090102

Judul Skripsi
Nama
NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Ni Made Armini Wiendi, MS

Pembimbing

r

Tanggal Lulus:

セ Q@

6 JA

セqQ

T@

7

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul
Budidaya Heliconia (Heliconia sp.) Secara Organik di Sekar Bumi Tropical Farm

Payangan-Gianyar, Bali ditulis berdasarkan hasil kegiatan magang. Kegiatan
magang dilaksanakan untuk mencari informasi serta mempelajari Heliconia sp.
secara langsung di Sekar Bumi Tropical Farm. Kegiatan yang dilakukan selama 4
bulan memberikan laporan berupa skripsi yang diajukan untuk memperoleh gelar
sarjana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga (Reza Achmad Bahtiar dan Kanya Luqluq
Ganaya Trinita) yang selalu memberikan dukungan moril dan materil serta
doa yang tulus kepada penulis.
2. Dr Ir Ni Made Armini Wiendi, MS sebagai dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, saran, doa, serta dukungan dalam pembuatan skripsi ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Ir Diny Dinarti MSi sebagai dosen pembimbing akademik atas arahan
dan masukannya selama penulis melaksanakan studi.
4. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura (Socrates 46) atas dukungan,
pembelajaran seta bantuanya selama pelaksanaan studi.
5. Bapak I Ketut Subagia sekeluarga atas bantuan yang diberikan.
6. Bapak Adiyasa, Ibu Sri Wahyuni, serta Bapak Ida Bagus atas bantuan data
yang saya gunakan dalam skripsi ini.
7. Karyawan Sekar Bumi dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat saya

jabarkan satu-persatu.
8. Seluruh dosen dan karyawan Departemen Agronomi dan Hortikultura
yang telah memberikan bantuannya.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi dunia pertanian dan institusi
pendidikan.
Bogor, Januari 2014

Fatisa Layla Sidikka

8

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan

2


TINJAUAN PUSTAKA

2

Morfologi Heliconia sp.

2

Teknik Budidaya Heliconia sp.

3

Panen dan Pasca panen

4

Budidaya Organik

4

METODE MAGANG

6

Tempat dan Waktu

6

Metode Magang

6

Pengumpulan Data dan Pengamatan

7

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

7

Letak Geografi dan Letak Wilayah Administrasi

7

Keadaan Iklim dan Tanah

8

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

8

Keadaan Tanaman dan Produksi

8

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

10

Aspek Teknis Budidaya Heliconia sp secara Organik

10

Aspek Khusus Deskripsi Heliconia sp

17

PEMBAHASAN

28

Budidaya Heliconia sp. di kebun Sekar Bumi Tropical Farm

28

Aspek Managerial Managemen Sekar Bumi Tropical Farm

34

Kelayakan Usahatani

38

Keuntungan dan kerugian budidaya Heliconia sp. secara organik

40

9

KESIMPULAN

41

DAFTAR PUSTAKA

42

LAMPIRAN

38

RIWAYAT HIDUP

60

DAFTAR GAMBAR
Struktur organisasi Sekar Bumi Tropical Farm Periode 2013-2014
Pembukaan dan pengolahan lahan di kebun Sekar Bumi Tropical Farm
(a) manual (b) teknis
3. Penanaman Heliconia pada tahun pertama
4. Penyiangan gulma di Kebun Sekar Bumi Farm menggunakan 2 cara
(a) manual dan (b) Mekanis
5. Kegiatan pemupukan (a) Aplikasi pemupukan Heliconia sp.
menggunakan pupuk kandang sapi (b) letak pupuk didalam rumpun
6. Hama yang sering dijumpai pada budidaya Heliconia sp. (a)
Dolichoderus thoracicus (semut hitam), (b) Parmarion pupillaris (c),
Perionyx excavatus (Cacing merah)
7. Kegiatan pemanenan (a) Proses pemanenan bunga H. carabaea L. cv.
Barbados Flat (b) bunga H. carabaea L. x H. bihai (L.) L.
cv. Kawauchi yang baru dipanen
8. Kegiatan pembersihan bunga (a) Pembersihan daun dan bunga
Heliconia (b) Heliconia yang sudah dibersihkan
9. Pengangkutan bunga dari kebun ke Sekar Bumi Florist, Ubud.
10. Karakter bentuk daun Heliconia sp. (a) lanset (b) elip
11. Arah pertumbuhan bunga Heliconia sp. (a) pendent (b) erect
12. Bagian-bagian Pembungaan Heliconia sp. (a) Bractea (b) Bunga (c)
Benih.
13. Morfologi bunga majemuk (a) H. bihai (L.) L. cv. Emerald Forest,
(b) H. latisphata Bentham cv. Distans (c) H. angusta Vellozo cv.
Yellow Christmas (d) H. chartacea Lane ex Barreiros cv. Sexy Pink
14. Pembungaan Heliconia angusta Vellozo cv. Yellow Christmas
(a) bractea (b) bakal buah dan benih, (c) bunga
15. Pertumbuhan, pembungaan serta pembuahan Heliconia bihai (L.) cv.
Yellow Dancer (a) rumpun tanaman (b) bractea (c) bunga (d) buah
berry
16. Pertumbuhan dan pembungaan Heliconia caribaea Lamarck cv.
Barbados Flat (a) penampilan rumpun (b) bractea (c) bractea dalam
dan bunga majemuk (d) bunga dan bractea luar
17. Pertumbuhan dan pembungaan Heliconia caribaea Lamarck cv. Gold
(a) penampilan tanaman (b) bractea (c) bunga
18. Pertumbuhan dan Pembungaan Heliconia caribaea Lamarck x H. bihai
(L.) L. Cv. Kawauchi (a) rumpun tanaman (b) bractea (c) bunga (d)
bunga yang mulai membusuk.

1.
2.

9
10
11
12
13

14

14
15
15
17
18
18

19
20

20

21
21

22

10

19.

20.
21.

22.
23.
24.
25.

26.
27.
28.

29.

30.

Pertumbuhan dan Pembungaan Heliconia caribaea Lamarck x
Heliconia bihai (L.) L. cv. Jacquinii (a) rumpun (b) bractea (c) bagian
dalam bractea (d) bunga
Penampilan bractea Heliconia caribeae Lamarck cv. Cream (a) bractea
(B) buah berry
Pertumbuhan dan Pembungaan Heliconia chartacea Lane ex Barreiros
cv. Sexy Pink (a) helaian daun (b) bractea (c) immature ovarys (d)
bunga
Karakter generatif Heliconia latisphata Bentham cv. Distans (a)
bractea (b) bunga
Pertumbuhan dan Pembungaan Heliconia psittacorum L. f. cv.
Andromeda (a) bentuk daun (b) bractea (c) bunga
Penampilan bractea Heliconia rostrata Ruiz & Pavon (a) rumpun (b)
bractea (c) bunga
Pertumbuhan dan pembungaan Heliconia sticta Huber cv. Oliveira
Sharonii (a) rumpun tanaman (b) bractea (c) warna bractea bagian
dalam (d) bunga dan midrib
Pembungaan Heliconia stricta Huber cv. Dwarf Jamaican (a) bractea
(b) bractea bagian dalam (c) bunga
Morfologi bunga Heliconia stricta Huber cv. Bucky (a) bractea (b)
bagian dalam bractea (c) bunga
Morfologi bunga Heliconia x nickeriensis Maas & deRooij
(H.psittacorum x H. marginata (a) bractea (b) bractea involvularis
bagian dalam (c) bunga
Pertumbuhan dan morfologi bunga Heliconia x rauliniana Barreiros (H.
marginata x H. bihai) (a) rumpun (c) bractea (b) bunga dan bractea
involuclaris (d) bunga
Perbandingan bunga Heliconia psittacorum L.f x H. spathocircinata
Aristegueita cv. Golden Troch yang ditanam secara (a) anorganik (b)
organik.

22
23

23
24
24
25

25
26
26

27

27

41

DAFTAR TABEL
Nilai rata-rata produksi Heliconia carabaea per luas lahan 0.108 ha

36

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jadwal kegiatan magang di Sekar Bumi Tropical Farm
Jenis Heliconia sp. yang diproduksi Sekar Bumi Tropical Farm
(Pendataan 2005)
Keadaan curah hujan dan hari hujan daerah Payangan-Gianyar Bali
Produksi dan produktivitas Heliconia sp. per tahun
Denah kebun koleksi Sekar Bumi Tropical Farm
Deskripsi morfologi Heliconia angusta Vellozo cv. Yellow
Christmas
Deskripsi morfologi Heliconia bihai (L.) cv. Yellow Dancer

44
44
45
46
47
48
49

11

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Deskripsi morfologi Heliconia caribaea Lamarck cv. Barbados Flat
Deskripsi morfologi Heliconia caribaea Lamarck cv. Gold
Deskripsi morfologi Heliconia caribaea Lamarck x H. bihai (L.) L.
Deskripsi morfologi Heliconia caribaea Lamarck x H.bihai (L.) L.
Deskripsi morfologi Heliconia caribeae Lamarck cv. Cream
Deskripsi morfologi Heliconia chartacea Lane ex Barreiros
cv. Sexy Pink
Deskripsi morfologi Heliconia latisphata bentham cv. Distans
Deskripsi morfologi Heliconia psittacorum L.f. cv. Andromeda
Deskripsi morfologi Heliconia rostrata Ruiz & Pavon
Deskripsi morfologi Heliconia sticta Huber cv. Oliveira Sharonii
Deskripsi morfologi Heliconia stricta Huber cv.Dwarf Jamaican
Deskripsi morfologi Heliconia stricta Huber cv. Bucky
Deskripsi morfologi Heliconia x nickeriensis Maas & deRooij
Deskripsi morfologi Heliconia x rauliniana Barreiros
(H. marginata x H. bihai)
Contoh formulir pendataan hasil panen Heliconia sp.
Data Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Heliconia sp. tahun
2012
Analisis usahatani Budidaya Tanaman Heliconia Secara organik
dengan luas lahan 5.35 ha dalam jangka waktu 1 tahun
Analisis cashflow usahatani yang dijalankan selama 10 tahun dengan
luas lahan 5,35 Ha.
Jurnal Kegiatan Penulis selama di Kebun Sekar Bumi Tropical Farm

50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
69

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Heliconia merupakan salah satu jenis bunga potong yang dihasilkan di
Indonesia. Tanaman ini memiliki morfologi seperti pisang sehingga sering disebut
sebagai bunga pisang. Heliconia berasal dari Amerika Selatan dan Amerika
Tengah. Heliconia banyak dikembangkan di Florida, Costa Rica, serta Hawai.
Kesamaan habitat asal dengan Indonesia serta masa pajangnya (vaselife) yang
lama membuat tanaman ini berpotensi sebagai bunga potong tropis unggulan.
Masyarakat Indonesia menyukai Heliconia sebagai bunga potong. Produksi
bunga potong Heliconia meningkat dari tahun 1997 hingga 2008. Badan Pusat
Statistik ( 2011) mencatat peningkatan jumlah produksi Heliconia terjadi pada
tahun 2008 dengan total produksi sebanyak 5 187 631 tangkai dari produksi tahun
1997 sebanyak 1 027 474 tangkai. Provinsi Bali menjadi penghasil kedua setelah
Jawa Barat. Dinas Pertanian Provinsi Bali mencatat adanya pertambahan luas
lahan dari tahun 2010 hingga 2011 sebagai lahan perkebunan bunga Heliconia.
Kabupaten Gianyar tercatat sebagai salah satu kabupaten di Bali yang mengalami
penambahan luas lahan produksi Heliconia seluas 2 900 m² pada periode tahun
2010-2012.
Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF) merupakan salah satu perkebunan bunga
potong tropis yang memiliki lahan produksi terluas di Bali. SBTF terletak di
Banjar Buhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Kebun ini
juga memiliki beragam varietas bunga potong seperti Calathea lutea, Musa
velutina, Nicolaia elatior, Zingiber spectabila dan daun hias seperti Asplenium
sp., Chrysalidocarpus lutescens, Cipyrus papyrus.
Pertanian organik sudah terapkan di Switzerland tahun 1940, akan tetapi
baru dipopulerkan pada tahun 1980an setelah terlihat dampak negatif dari
pertanian non organik. Pertanian organik memperoleh respon positif atau diterima
dengan baik oleh masyarakat karena sifatnya yang ramah lingkungan (Darnhofer
et al. 2009).
Pertanian organik memiliki banyak manfaat, diantaranya memperbaiki
kondisi tanah yang rusak, ramah lingkungan (tanah, air,dan udara), menciptakan
lingkungan yang aman dari bahan kimia berbahaya bagi pekerja,dan memiliki
branding pasar yang bagus. Melihat banyak keuntungan dari sistem pertanian
organik maka SBTF mulai menerapkan sistem budidaya pada kegiatan
produksinya. Pada tahun 2011 kebun ini memperoleh sertifikat organik dari Dinas
Pertanian Provinsi Bali. Hal ini lah yang mendasari penulis merujuk SBTF
sebagai tempat magang.
Kegiatan magang bertujuan mempelajari teknik budidaya organik tanaman
Heliconia (Heliconia sp.), mengidentifikasi dan mendata koleksi Heliconia sp.
serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa
dalam hal manajemen sebuah bisnis florikultura

2

Perumusan Masalah
Keamanan lingkungan dan pelabelan aman pangan pada produk pertanian,
menuntut penerapan budidaya pertanian yang lebih ramah lingkungan. Beberapa
sistem budidaya tanaman yang digunakan diantaranya budidaya organik atau
pertanian terpadu. Pertanian organik sudah diterapkan beberapa petani di
Indonesia untuk beberapa komoditas, salah satunya bunga potong. Penulis
bermaksud mempelajari lebih mendalam tentang sistem pertanian organik yang
diterapkan dalam proses produksi bunga potong Heliconia (Heliconia sp.).
Tujuan
1. Mempelajari dan aplikasi teknik budidaya Heliconia sp. secara organik di
Sekar Bumi Tropical Farm, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
2. Melakukan identifikasi dan deskripsi koleksi Heliconia sp. yang terdapat di
Sekar Bumi Tropical Farm, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
3. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa di
bidang manajerial produksi tanaman hias terutama dengan sistem Budidaya
organik.

TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Heliconia sp.
Heliconia termasuk ke dalam kingdom Angiospermae dengan kelas
Liopsida, ordo Zingiberales, famili Heliconiaceae, dan genus Heliconia. Pada
awalnya tanaman ini digolongkan ke dalam Genus Scitamine. Karena
perkembangan daun dan kebiasan hidup tanaman ini mirip dengan tanaman
pisang, maka genusnya diganti menjadi Heliconia (Rimando 2001).
Heliconia memiliki bentuk daun yang lanset serta menjulang ke atas dengan
panjang 0.5 sampai 10 m. Tanaman ini memiliki panjang petiol daun yang
berbeda. Berdasarkan perbedaan ini, sifat tumbuh Heliconia dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu Musoid, Zingiberoid dan Cannoid. Kelompok
Musoid ini memiliki ukuran petiol yang panjang, dan tumbuh seperti tanaman
pisang. Kemudian bila ukuran petiolnya pendek dikelompokkan menjadi
Zingiberoid, sedangkan yang memiliki ukuran petiol medium
maka
dikelompokkan menjadi Canoid. Semua kelompok vegetatif ini memiliki ciri daun
yang tumbuh vertikal (Acquah 2009).
Heliconia merupakan tanaman herba tahunan, merumpun berbatang semu,
berdaun panjang dan lebar. Selain itu juga tanaman ini memiliki tunas yang
tumbuh menjadi batang dan daun yang di ujungnya terdapat bunga. Namun
demikian, ada beberapa kultivar yang bunganya tumbuh dari dasar daun seperti
Heliconia hirsute dan Heliconia metallica.
Pada umumnya perbanyakan tanaman ini menggunakan rhizome. Akan
tetapi ada juga yang menggunakan bijinya untuk perbanyakan dalam kegiatan
pemuliaan. Rhizome membentuk batang semu yang muncul dari gulungan pelepah

3

daun. Pertumbuhannya sama seperti pohon pisang. Daun lebar menyerupai
tombak tersusun berderet pada batang yang panjang (Griggs 1903).
Terdapat dua jenis orientasi pertumbuhan pembungaan Heliconia yaitu erect
dan pendent. Perbedaaan bunga erect dan pendent dapat dilihat dari tangkai
bunganya. Tangkai bunga jenis erect tumbuh secara vertikal dari rumpun
tanaman. Sedangkan tangkai bunga pendent tumbuh menjuntai ke bawah. Sifat
tumbuh dari setiap bentuk bunga yang ada beragam sebagai contoh kelompok
Musoid memiliki bentuk bunga erect maupun pendent.
Tipe pembungaan tanaman ini adalah terminal cyme, dimana bunga muncul
dari pucuk tanaman dengan bentuk seperti perahu, dan tersusun lebih dari dua
bractea bunga. Bractea bunga tersusun secara spiral atau searah dari tangkai
bunganya. Taksonomi Heliconia ditentukan oleh jumlah bractea bunganya. Bunga
Heliconia termasuk jenis zigomorphic dengan kelopak daun yang terpisah dari
mahkota bunga. Bunga berwarna kuning keputih-putihan dengan ujungnya yang
berwarna kuning, hijau, pink, atau putih. Sedangkan bractea bunganya berwarna
sama atau lebih mencolok (Rimando 2001).
Heliconia sp. memiliki banyak fungsi diantaranya digunakan sebagai obat
(H. brasiliensis bagian akar), sebagai bahan baku kertas (H. bihai bagian tangkai
daun), sebagai obat diare (benih H. brasiliensis), sebagai pangan (ujung tanaman
muda H. carabaea), sebagai pembungkus makanan, dan sebagai tanaman hias
baik lanskap maupun bunga potong (Rimando 2001).
Teknik Budidaya Heliconia sp.
Stiles (1975) menjelaskan bahwa syarat tumbuh Heliconia (Heliconia sp.)
seperti intensitas cahaya, suhu, air, dan nutrisi berpengaruh terhadap keberhasilan
tumbuhnya. Pencahayaan penuh diperlukan agar pembungaan optimal. Menurut
Rimando (2001) tanaman ini masih bisa tumbuh di bawah naungan 60%. Suhu
optimal untuk pertumbuhannya adalah 20°-28°C. Bila suhunya lebih atau kurang
dari suhu optimum akan menghambat pembungaan.
Heliconia merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap ketersediaan
air. Pertumbuhan vegetatif dan pembungaan tanaman ini berkorelasi positif
dengan jumlah air hujan (Rimando 2001). Penanaman komersial pada tanaman
Heliconia lebih baik pada bedengan dengan jarak tanam 0.5 m x 0.5 m dengan
arah tanam dari utara ke selatan seperti halnya pada tanaman perkebunan (Kartika
2001).
Tanaman Heliconia menyukai tanah yang kaya akan bahan organik dan
cahaya yang cukup (Thomas 1975). Tanaman ini memerlukan banyak unsur hara
untuk pertumbuhannya, salah satu hara makronya adalah nitrogen. Kekurangan
hara ini mengakibatkan daun menjadi kuning hijau dan pertumbuhannya
terhambat selain itu juga hara mikro yang penting bagi tanaman ini adalah Fe.
Kekurangan hara Fe dapat menyebabkan daun muda pada tanaman mati yang
ditandai dengan menguningnya daun diantara tulang daun dan selanjutnya daun
berwarna putih, pertumbuhan terhenti, daun gugur dan pucuknya mati.
Kekurangan Fe juga dapat mengakibatkan menipisnya lapisan lilin yang ada.
Pupuk kandang sapi merupakan salah satu jenis pupuk yang diberikan
dalam teknik budidaya Heliconia sp. Menurut Badan Penelitian Tanah
(BALITTANAH) kandungan pupuk kandang sapi per 100 g adalah 63.44% C,
1.53% N, 41.46% C/N, 0.67% P, dan 0.7%K. Pemberian pupuk kandang yang

4

teratur selain dapat memberikan kebutuhan hara yang dibutuhkan dan juga
memperbaiki kondisi tanah yang ada.
Cara yang umum dilakukan dalam perbanyakan tanaman Heliconia adalah
dengan menggunakan benih dan perbanyakan rhizome. Perbanyakan dengan
menggunakan benih diawali dengan cara perendaman dengan air panas selama 30
menit dengan suhu 60°-65°C atau sabun dengan kandungan asam sulfur selama 5
menit. Hal ini disebabkan benih tanaman Heliconia memiliki kulit pelindung yang
keras. Kegiatan perendaman bertujuan untuk mematahkan dormansi benih
(Rimando 2001).
Metode perbanyakan yang lain adalah dengan cara perbanyakan rhizome.
Acquah (2009) menjelaskan cara perbanyakan tanaman dengan rhizome atau akar
rimpang adalah dengan memotong bagian-bagian yang memiliki mata tunas.
Pengecekan rhizome yang sehat dan memiliki mata tunas perlu dilakukan sebelum
penanaman. Rhizome yang digunakan sebaiknya tidak ada siput, kupu-kupu, dan
kutu putih yang menempel pada rhizome (Burnie et al. 1999).
Panen dan Pasca panen
Menurut Donselman dan Broschat (1986) dan Standart Operasional dan
Prosedur (SOP) Tanaman Heliconia dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Bali (2010) bahwa kegiatan panen dilakukan ketika bunga sudah
memiliki 2-3 bractea. Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari dan kemudian
bunga diletakkan dalam wadah yang berisi air. Teknis panen dilakukan dengan
cara memotong bunga 40 cm dari permukaan tanah.
Pasca panen dilakukan meliputi pengangkutan bunga ke tempat
pembersihan, pembersihan bunga, sortasi dan grading, packing dan distribusi ke
tempat pemasaran produk. Metode untuk memperpanjang masa pajangnya
(vaselife) adalah dengan memberikan air pada ujung tangkai yang diberi suatu zat
(Mortensen and Ervin 2005).
Budidaya Organik
Budidaya organik adalah sistem produksi yang mempertahankan kesehatan
tanah, ekosistem dan masyarakat. Budidaya organik mencampurkan budidaya
tradisional, inovasi, dan ilmu pengetahuan yang menguntungkan dengan prinsip
berbagi dengan alam. Pengertian ini disampaikan oleh lembaga organik dunia
bernama International Federation of Organic Agriculture Movement atau IFOAM
(2013). Menurut pemaparan HDRA- the organisation organic (1998) bahwa
pertanian organik merupakan hubungan harmonisasi alam yang berkelanjutan.
IFOAM mencetuskan 3 prisnsip yang harus dimiliki oleh pelaksana sistem
pertanian organik yaitu prinsip kesehatan, prinsip ekologi, dan prinsip kearifan
dan menjaga alam dengan baik. Prinsip kesehatan tidak hanya untuk manusia akan
tetapi tanah, tanaman, hewan dan planet ini juga dijaga. Prinsip ekologi memiliki
pengertian produksi yang berlandaskan akan proses dan daur ulang. Prinsip
kejujuran untuk menjunjung tinggi rasa ekuitas, saling menghormati, berkeadilan
dan bekerja sama baik dengan sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Terakhir prinsip menjaga kelangsungan kehidupan sekarang dan mendatang, agar
tindakan yang dilakukan pada masa sekarang tidak bersifat menghancurkan
kehidupan masa mendatang (IFOAM 2013).

5

Konsep organik yang telah dipahami kemudian diterapkan dalam sistem
budidaya tanaman, dimulai dari penggunaan varietas yang disesuaikan dengan
lingkungan. Varietas yang resisten terhadap beberapa penyakit menjadi mutlak
digunakan dan diusahakan menggunakan 3 varietas yang berbeda, sehingga
kegiatan pengendalian penyakit bisa diperkecil. Pencemaran air, tanah dan udara
dihindarkan dengan menggunakan pupuk organik (pupuk kandang, kompos, dan
hayati) dan pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu
(pestisida nabati, kontrol biologis, dan manual). Penggunaan pupuk organik juga
memiliki maksud untuk mendaur ulang nutrisi tanaman. Pengendalian gulma
dilakukan apabila pertumbuhan gulma sudah mengganggu tanaman pokok.
Pengendalian dilakukan dengan cara pengendalian teknis. Faktor terakhir adalah
keterlibatan hewan ternak dalam proses budidaya. Keterlibatan hewan ternak
memiliki maksud sebagai pendaur ulang sampah organik dan bahan baku mentah
untuk nutrisi tanaman (Morgera et al. 2012)
Keuntungan budidaya organik menurut Morgera et al. (2012) meliputi
keuntungan lingkungan, sosial dan ekonomi yang tinggi. Keuntungan lingkungan
dilihat dari managemen lahan yang digunakan pada sistem budidaya organik.
Manajemen lahan yang digunakan condong kepada lahan yang berekosistem
alam, menggunakan sedikit energi dan mengurangi polusi pertanian konvensional.
Budidaya organik meminimumkan pemberian tambahan sumber hara bagi
tanaman dari luar lingkungan budidayanya. Tambahan hara dari luar seperti pupuk
kimia sintetis digantikan dengan pupuk organik yang berasal dari lingkungan itu
sendiri. Sifat pupuk organik yang tidak hanya menyediakan unsur hara untuk
tanaman tetapi juga memperbaiki kontur tanah. Pupuk organik menambah
komposisi bahan organik dalam tanah sehingga daya pegang air menjadi lebih
baik.
Keuntungan budidaya secara organik diantaranya kesempatan kerja bagi
masyarakat, keselamatan pekerja, dan perlindungan konsumen. Pada tahapan
budidaya organik banyak menggunakan sistem manual untuk mengurangi
kehilangan hasil sehingga kebutuhan tenaga kerja lebih banyak dari pada
pertanian konvensional. Penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk an organik
dapat mengurangi keselamatan pekerja dari kontaminasi zat berbahaya.
Pada budidaya organik pestisida dan herbisida diganti menggunakan
pestisida nabati dan penyiangan gulma manual sedangkan pupuknya
menggunakan pupuk organik. Kontak bahan kimia sintetis secara langsung dapat
dihindarkan sehingga keselematan para pekerja dapat dijaga.
Keuntungan sosial yang ketiga adalah keamanan konsumen. Produk yang
dihasilkan dari budidaya organik tanpa pestisida dan bahan kimia lainnnya lebih
ramah lingkungan, dan dirasa produk organik lebih sehat serta memiliki rasa lebih
baik.
Pada saat ini tingginya permintaan produk organik menjadi peluang pasar
yang menguntungkan. Harga jual produk bisa ditingkatkan menjadi 2 atau 3 kali
lipat dengan menjual kelebihan produk organik yang ramah lingkungan. Sebagian
besar masyarakat akan menerima ketentuan ini sehingga pendapatan yang
diperoleh lebih besar daripada hasil penjualan produk dengan menggunakan
metode pertanian konvensional.

6

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF)
Banjar Buhu, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi
Bali. Pelaksanaan magang berlangsung selama 4 bulan atau 16 minggu efektif
yang dimulai dari tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan 10 Juni 2013.
Metode Magang
Metode magang yang dilakukan mahasiswa meliputi kegiatan lapang yang
terdiri atas seluruh kegiatan budidaya organik tanaman hias khususnya tanaman
Heliconia (Heliconia sp.). Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pemeliharaan,
pemanenan, dan pemasaran. Beberapa tahapan kegiatan yang dilaksanakan antara
lain :
1. Pengenalan lingkungan Sekar Bumi Tropical Farm
Pengenalan lingkungan areal kebun diperlukan untuk mengetahui
bagaimana situasi dan kondisi kebun. Kegiatan yang dilakukan seperti pendekatan
diri terhadap perusahaan, mengenal karakteristik karyawan sekar bumi serta
pengenalan sistem kerja di perusahaan ini. Pengenalan lingkungan SBTF
dilaksanakan pada minggu pertama magang.
2. Mempelajari teknik budidaya tanaman Heliconia
Kegiatan dilakukan intensif selama satu bulan pertama dan bersifat
kondisional di bulan berikutnya. Kegiatan yang dilakukan diantaranya
pemeliharaan kebun, pemupukan, serta pemanenan bunga.
3. Inventarisasi koleksi tanaman Heliconia (Heliconia sp.)
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum
pengamatan tanaman. Kegiatan ini merupakan hasil diskusi tim pemasaran dari
sekar bumi dan penulis. Inventarisasi khusus memetakan koleksi tanaman
Heliconia (Heliconia sp.) milik Sekar Bumi Tropical Farm.
4. Deskripsi tanaman Heliconia sp
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan kedua hingga bulan
keempat magang. Kegiatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat
masa berbunga setiap varietas berbeda. Terdapat 25 varietas koleksi hanya 16
varietas tanaman yang diamati. Pengamatan perkembangan bractea dilakukan
selama 12 hari sedangkan untuk pengamatan identifikasi dilaksanakan selama 2
bulan. Seluruh jadwal kegiatan magang tertera dalam Lampiran 1.
Masing-masing tanaman diambil 3 tanaman contoh. Pengambilan 3 tanaman
contoh setiap varietas untuk memperkecil galat dalam pendeskripsian varietas
secara kuantitatif (perhitungan tinggi, panjang, dan lebar tanaman).
Pendeskripsian dilakukan dengan mengacu pada tabel pendaftaran cultivar baru
dari Heliconia Society International (HSI).
Heliconia Society International merupakan suatu lembaga international
yang khusus menjadi pusat penelitian, pengembangan dan pembelajaran terkait
Heliconia sp. dan tanaman tropis lainnya. Pendaftaran varietas ini secara khusus
menjadi kewenangan Heliconia Society International yang ditunjuk langsung oleh
International Society Horticulture Science (ISHS).

7

Pengumpulan Data dan Pengamatan
Pengamatan dan pengumpulan data dilaksanakan selama 4 bulan. Kedua
kegiatan menghasilkan 2 jenis data yaitu primer dan sekunder. Data primer
meliputi potensi produksi, perkembangan bunga, deskripsi tanaman serta
pendistribusian bunga. Data sekunder meliputi peta, kondisi lahan, iklim, geografi
wilayah, ketenagakerjaan, varietas tanaman yang ditanam, data hasil produksi,
dan proyeksi peningkatan pengunjung wisata di Kabupaten Gianyar. Data primer
diperoleh dari hasil pengamatan penulis sedangkan data sekunder diperoleh dari
badan usaha setempat, seperti toko Sekar Bumi Florist, kantor desa, unit
manajemen lapangan (UML), Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, dan Dinas
Pertanian Provinsi Bali. Kegiatan ini juga membantu melengkapi data di kebun.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif menggunakan nilai rata-rata dari data yang diperoleh. Data
kualitatif mendeskripsikan tanaman yang dilihat dari morfologi maupun warna
bunganya. Deskripsi kuantitatif diantaranya pengukuran tinggi tanaman, panjang
dan lebar daun bendera, jumlah bractea bunga, ukuran bractea bunga, dan jumlah
bractea yang mekar.
Deskripsi bunga secara kualitatif diantaranya dengan mendeskripsikan
warna bractea, posisi bractea, jenis pembungaannya, warna rachisnya, warna
bunga, warna immature ovary, warna tangkai bunga bagian dalam (pedicel),
warna daun (bawah, atas, daun termuda, dan daun yang terletak paling atas)
identifikasi hama dan penyakit tanaman serta sifat tumbuhnya.
Pengamatan terdiri atas tiga ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri
atas tiga tanaman. Setiap tanaman contoh diambil dengan metode acak agar dapat
mewakili keseluruhan populasi yang ada. Data yang diperoleh akan diolah
menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Letak Geografi dan Letak Wilayah Administrasi
Sekar Bumi Tropical Farm merupakan sebuah perkebunan bunga potong
tropis yang berdiri sejak tahun 2003. Pada awalnya sekar bumi merupakan sebuah
kelompok tani yang beranggotakan 8 anggota yaitu Sekar Lestari, Mawar sari,
Sari Pertiwi, Melati, Kamboja, Citra Lestari dan Tunas Mekar. Kemudian kebun
ini berkembang dan memiliki toko bunga sendiri.
Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF) yang merupakan kebun sekaligus kantor
administrasi usaha terletak di Jalan Sekar Bumi No. 99, Desa Kerta, Kecamatan
Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Kebun SBTF terletak pada
ketinggian 700 mdpl. Letak Koordinat kebun adalah 80 18` 40” – 80 22` 15” LS
dan 1150 15` 22”-1150 17` 40” BT. Kantor dan tempat tinggal terletak
bersebelahan menjadi satu di Desa Kerta sehingga memudahkan pemilik untuk
melakukan pengontrolan kebun.
Sekar Bumi Florist terletak di daerah Sanggingan, di Jalan Raya Sanggingan
Depan Beji Ubud, Gianyar Bali. Letak toko strategis, berada di tengah daerah
wisata. Sebagian besar tamu asing dan domestik beraktifitas di daerah Ubud untuk

8

berbelanja dan berlibur. Sekar Bumi Florist selain menjual bunga, juga melayani
wedding decoration dan wedding organizer.
Keadaan Iklim dan Tanah
Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF) terletak pada ketinggian 700 m di atas
permukaan laut dengan suhu harian berkisar antara 22-26°C pada siang hari dan
berkisar antara 15°C pada malam hari. Menurut dinas Unit Manajemen Lapangan
(UML) Kebun Percobaan Kopi Dinas Perkebunan Kabupaten Gianyar, curah
hujan rata-rata adalah 15.34 mm/ hari dengan hari hujan 142 hari atau 2 178.29
mm/ tahun. Kelembaban relatif > 80%. Jenis tanah SBTF memiliki jenis tanah
regosol dengan tingkat kesuburan fisik dan kimianya tinggi. Tekstur lempengan
berpasir, solum 50-120 cm, C organik rendah kapasitas pertukaran kation rendah
dengan pH tanah berkisar 5.4–7.1
SBTF sedang melakukan kegiatan kelengkapan administrasi termasuk
pendataan kebun oleh karena itu penulis berinisiatif menggunakan data
perkebunan lain yang merepresentasikan kondisi iklim dan lahan. Kegiatan ini
dilakukan untuk membantu melengkapi data yang belum tersedia. Kebun yang
digunakan sebagai rujukan data, berada dalam satu wilayah administrasi desa.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas kebun SBTF adalah 18 ha dan digunakan sebagai rumah hunian dan
kantor (±1 ha), kemudian kebun produksi sekaligus tempat agrowisata (±17).
Areal rumah tinggal dan mes dibangun bersebelahan dengan areal kantor. Areal
kantor terdiri dari lobby utama, kantor, kafetaria (Buffet cafe) dan mini garden.
SBTF menyediakan Green house, area parkir, kantin, rumah traditional Bali, dan
taman. Semua fasilitas ini terdapat dalam radius 1 km dari areal kantor.
Fasilitas Agrowisata dibangun untuk menarik wisatawan baik domestik
maupun mancanegara diantaranya arena flying fox, arena paintball, arena cycling.
Semua arena ini memanfaatkan lahan dan suasana kebun tropis yang sejuk dan
asri. Pasar pariwisata yang cukup tinggi di Bali membuat SBTF memiliki rencana
jangka pendek mengembangkan sektor bisnis ekowisata yang berbasis organik.
Rencana jangka panjangnya adalah menjadi kebun koleksi bunga tropika terbesar
di Indonesia sekaligus sebagai jantung agroekowisata di daerah Payangan,
Gianyar Bali.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman utama yang ditanam di perkebunan ini adalah Heliconia sp.
Koleksi Heliconia yang terdata oleh penulis adalah 25 varietas namun hanya 11
varietas Heliconia yang diproduksi secara kontinyu seperti Heliconia bihai (L.) cv.
Yellow Dancer, Heliconia caribaea Lamarck x Heliconia bihai (L.) L. cv.
Jacquinii, Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. Sexy Pink, Heliconia
rostrata Ruiz & Pavon, Heliconia sticta Huber cv. Oliveira Sharonii, Heliconia
caribaea Lamarck x Heliconia bihai (L.) L. cv. Kawauchi, Heliconia caribaea
Lamarck cv. Barbados Flat, Heliconia stricta huber cv. Bucky, Heliconia
caribaea Lamarck cv. Gold, Heliconia collinsiana Griggs var. collinsiana,

9

Heliconia psittacorum L.f. x Heliconia spathocircinata Aristeguieta cv. Golden
Torch dan beberapa jenis bunga tropis seperti Anthurium andreanum, Chalathea
lutea, Coctus malortieanus, Etlingera elatior, Musa zipilan, Nicolaia elatior dan
Tapeinochillus ananass.
Semua jenis tanaman ini ditanam secara bertahap. Menurut pekerja di
SBTF luasan lahan suatu jenis tanaman akan berfluktuatif bergantung adanya
permintaan pasar dan penambahan koleksi oleh pemilik. Luasan lahan dan jumlah
pohon sudah pernah dilakukan pada tahun 2007. Data luas lahan serta denah
kebun disajikan pada Lampiran 2 dan 3.
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Sekar Bumi Tropical Farm berbentuk Usaha Dagang (UD) dengan SIUP no.
1139/22-06/PK/2007. Perkebunan ini memiliki 2 orang pimpinan yaitu Chief
Executive Officer (CEO) dan Vice CEO. Pembagian kepemimpinan dibagi
berdasarkan keahlian yang dimiliki. CEO memiliki otoritas dalam pengambilan
keputusan kebun terkait segala aspek produksi kecuali aspek pengelolaan
pemasukan dana serta penetapan gaji pegawai. Aspek tersebut berada di bawah
pengawasan Vice CEO.
Sekar Bumi Tropical Farm saat ini memiliki 14 orang karyawan dengan
rincian 4 orang sebagai tukang kebun, 1 orang sebagai driver, 1 orang sebagai seal
outbound, 2 orang sebagai pembantu rumah tangga, 1 orang sebagai penjaga toko,
1 orang sebagai accounting, 1 orang sebagai pembantu umum, dan 3 orang
karyawan toko merangkap sebagai perangkai bunga.
Pada awal penulis magang di kebun tersebut karyawan berjumlah 11 orang.
Kemudian bertambah pada bulan Februari sebanyak 2 orang, kemudian pada
bulan Mei 2 orang mengundurkan diri. Pada akhir bulan Mei terdapat
penambahan 3 orang karyawan. Berikut struktur organisasi Sekar Bumi Tropical
Farm (Gambar1).

Marketing

Chief
Executive
Officer (CEO)

Florist

Sekar Bumi
Tropical Farm

Farm

Vice
CEO

Outbound

Gambar 1 Struktur organisasi Sekar Bumi Tropical Farm Periode 2013-2014

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Budidaya Heliconia sp secara Organik
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali mengeluarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Heliconia. Buku ini disusun sebagai bentuk arahan
bagi petani bagaimana cara membudidayakan tanaman Heliconia dengan baik
selain itu untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produk. SOP ini menggunakan
sistem pertanian konvensional atau anorganik. SOP untuk budidaya organik
belum dibuat oleh dinas, SOP secara organik diserahkan kepada pelaku yang
memperoleh sertifikat organik dan pemilihan tindakan budidaya yang dilakukan
sesuai dengan prinsip dan dasar budidaya organik.
Tahapan produksi menurut SOP dari Dinas Pertanian Bali adalah penetapan
lokasi, penyiapan lahan, kemudian dilanjutkan perbenihan, penanaman, pengairan,
penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, perlindungan tanaman,
panen, pengumpulan dan pembersihan bunga, sortasi dan grading, hingga
pengangkutan dan pengemasan.
. Sekar Bumi Tropical Farm (SBTF) memperoleh penghargaan sertifikasi
organik dari Dinas Pertanian Provinsi Bali dengan no. LSPO-005-IDN-025.
Sertifikasi ini menyeluruh untuk kegiatan budidaya tanaman Heliconia maupun
tanaman tropis yang ada di kebun ini. Dinas Pertanian setempat akan
melaksanakan kontrol ke kebun 1 tahun sekali selama 3 tahun. Adanya sertifikat
ini, SOP yang dilaksanakan sudah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan
tidak menyimpang dari ketentuan sertifikasi organik. Berikut beberapa tahapan
kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Sekar Bumi Tropical Farm.
Persiapan dan Pengolahan Lahan
Kegiatan budidaya Heliconia sp. seperti pengolahan lahan dan penanaman
hanya dilakukan pada tahun-tahun pertama pembentukan kebun SBTF. Menurut
informasi pekerja SBTF kegiatan penanaman dilakukan pada tahun 2003. Pada
tahap awal penanaman dilakukan aplikasi pupuk kandang. Hal ini dilaksanakan
untuk memperbaiki kondisi lahan yang sebelumnya sudah pernah ditanami
cengkeh dan Jeruk dan menyediakan hara yang dibutuhkan oleh Heliconia sp.
Pengolahan tanah dilakukan secara manual (Gambar 2a) dibantu oleh tetangga
sekitar dan dengan cara teknis menggunakan traktor (Gambar 2b). Luas kebun
spesifiknya disajikan pada Lampiran 2.

Gambar 2 Pembukaan dan pengolahan lahan di kebun Sekar Bumi Tropical Farm
(a) Manual (b) Teknis
Sumber : Dokumentasi Sekar Bumi Tropical Farm (2003)

11

Penanaman
Penanaman Heliconia sp. dilakukan setelah pengolahan lahan. Kegiatan
penanaman tidak dilakukan selama penulis magang di kebun. Kegiatan ini sudah
dilakukan pada tahun 2003 dan belum ada peremajaan tanaman. Hal ini
disebabkan tanaman Heliconia dan tanaman tropis lainnya merupakan tanaman
tahunan yang memiliki rhizome atau tunas untuk berkembang biak. Satu rumpun
tanaman minimal terdapat 3 tunas baru setiap siklus hidupnya. Selama tanaman
masih bisa berkembang biak dengan baik, kebun Sekar Bumi Tropical Farm tidak
melakukan peremajaan. Menurut karyawan kebun SBTF jarak tanam yang
digunakan adalah 3 m x 3 m dengan kedalaman lubang 0.5 m (Gambar 3).

Gambar 3. Penanaman Heliconia sp. pada tahun pertama
Sumber : Dokumentasi Sekar Bumi Tropical Farm (2013)

Setiap lubang tanam ditanam 1 ruas rhizome yang sudah memiliki tangkai.
Selanjutnya setelah 8-12 Minggu Setelah Tanam (MST) muncul tunas dan batang
bibitnya akan layu. Informasi ini di peroleh penulis melalui wawancara dengan
petani sekitar yang juga melakukan penanaman Heliconia.
Sesuai dengan pernyataan Acquah (2009) tentang cara perbanyakan
tanaman dengan rhizome atau akar rimpang adalah dengan memotong bagianbagian yang memiliki mata tunas dan dilakukan pengecekan rhizome yang sehat
dan memiliki mata tunas.
Pengairan
Heliconia membutuhkan air untuk pertumbuhannya sebanyak 1 500
mm/tahun. Menurut data Unit Manajemen Lapang perkebunan kopi di Desa Kerta
curah hujan rata-rata tahun 2012 adalah 2 178.28 mm/tahun (Lampiran 3).
Berdasarkan data tersebut dan fakta di lapangan kegiatan penyiraman tidak
dilakukan. Kegiatan ini baru akan dilakukan apabila sedang tidak turun hujan dan
tanaman menunjukkan gejala kekurangan air. Pada saat penulis melakukan
kegiatan magang, di Bali sedang mengalami musim penghujan sehingga tidak
melakukan penyiraman tanaman.
Penyiangan Gulma
Kegiatan penyiangan dilakukan secara berkala. Pada kegiatan ini SBTF
menggunakan 2 metode teknis dan manual. Peralatan teknis yang digunakan
adalah sabit, cangkul kecil, dan sapu. Metode manual menggunakan tangan dan
dicabut gulmanya hingga akar (Gambar 4a). Apabila gulma yang disiangi terlalu
banyak biasanya pekerja menggunakan treser (alat pemotong rumput) (Gambar

12

4b). Hal ini dipilih karena agar pekerjaan lebih cepat selesai dan kurangnya tenaga
kerja. Jenis gulma yang tumbuh di kebun SBTF antara lain Ageratum conyzoides,
Andropogon aciculatus, Axonopus compresus, Borreria alata,dan Cyclosorus
aridus .
Luasan lahan 300 m² dapat diselesaikan selama 3 jam oleh 6 orang pekerja.
Deskripsi kerja dan alat yang digunakan antara lain 1 orang menggunakan
pemotong rumput, 3 orang menggunakan sabit dan membuat drainase air, 1 orang
melakukan pemangkasan tangkai daun Heliconia sp. yang rimbun dan 1 orang
lagi menyapu sisa daun yang dipangkas agar terlihat lebih rapi. Nilai HOK untuk
kegiatan penyiangan gulma adalah 85,7 HOK/Ha. Hasil perhitungan ini
merupakan gabungan kegiatan penyiangan gulma, perawatan tanaman dan
pemangkasan
Kegiatan penyiangan menurut SOP dilakukan secara terjadwal minimal 1
bulan sekali. Metode pelaksanaan dengan mencabut tanaman hingga akarakarnya. Alat bantu yang disarankan adalah sabit dan cangkul dengan alat tersebut
selain membantu proses penyiangan juga digunakan untuk menggemburkan tanah.

Gambar 4 Penyiangan gulma di Kebun Sekar Bumi Tropical Farm menggunakan
2 cara yaitu (a) Manual dan (b) Mekanis
Pemupukan
Setiap satu rumpun Heliconia sp. dipupuk menggunakan pupuk kandang
sapi sebanyak ± 10 kg. Pemupukan dilakukan setiap 6 bulan. Aplikasi pupuk
tanpa disertai dengan pembersihan gulma di sekitar rumpun yang akan dipupuk
(Gambar 5b). Pupuk kandang sapi yang sudah dekomposisikan secara alami
selama ± 3-5 bulan diletakkan di dalam atau di luar rumpun tanaman. Pupuk
kandang terletak 12 m dari rumpun tanaman Heliconia. Pengangkutan pupuk
menggunakan gerobak sorong dan gerobak ini menjadi takaran dalam
pemupukkan. Diasumsikan dalam satu gerobak sorong terdapat 20 kg pupuk
kandang sapi. Satu rumpun diberikan pupuk sebanyak setengah gerobak sorong
(Gambar 5a).
Seorang pekerja membutuhkan waktu 2 menit aplikasi pupuk mulai dari
pengambilan pupuk, berjalan menuju rumpun, pengaplikasian hingga kembali
untuk mengambil pupuk lagi. Penulis membutuhkan waktu 4-5 menit untuk
melakukan tugas yang sama. Tercatat pada kegiatan pemupukan ini ada 200
rumpun tanaman yang dipupuk. Nilai HOK nya adalah 15,8 HOK/ Ha.

13

Gambar 5 Kegiatan pemupukan (a) Aplikasi pemupukan Heliconia sp.
menggunakan pupuk kandang sapi (b) Letak pupuk didalam rumpun
Pemangkasan
Tujuan kegiatan pemangkasan adalah mengurangi jumlah daun Heliconia
sp. agar tidak terlalu rimbun, mengendalikan hama dan penyakit serta membuang
bagian tanaman yang sudah tua. Waktu pemangkasan biasanya dilakukan
bersama dengan kegiatan penyiangan gulma. Pemangkasan di kebun juga
melibatkan masyarakat setempat. Batang bunga yang sudah tua dan terlalu rimbun
dimanfaatkan sebagai pakan sapi oleh masyarakat setempat. Kebijakan kebun
memperbolehkan masyarakat memelihara sapi mereka di lingkungan kebun.
Kandang yang dibuat adalah kandang semi permanen yang dapat dipindahkan.
Keuntungan dengan melibatkan masyarakat sekitar adalah meringankan
kebun dalam menyediakan tenaga kerja dan mempererat hubungan sosial dengan
pihak kebun. kekurangannya adalah tidak terjadwal dan lokasi blok tanaman yang
dipangkas tidak dikoordinasi oleh pihak kebun sehingga beberapa blok ada yang
tidak terawat. Waktu pemangkasan dilakukan pada pagi dan siang hari.
Perlindungan Tanaman
Hama yang ditemukan pada hampir semua jenis Heliconia sp. di kebun
SBTF adalah Dolichoderus thoracicus (semut hitam) (Gambar 6a), Parmarion
pupillaris (siput lintah) (Gambar 6b), dan Perionyx excavatus (Cacing merah)
(Gambar 6c). Penyakit yang ditemukan selama penulis magang di kebun tersebut
adalah karat daun untuk jenis Heliconia pssittacorum, penyebab penyakit ini
masih belum diketahui. Kasus serupa pernah terjadi di Florida selatan dan diduga
penyebabnya karena kondisi rumpun yang lembab dan kurangnya sirkulasi udara
di dalam rumpun tanaman (Donselman dan Broschat 1986). Berbeda dengan
keadaaan tanaman di SBTF, populasi tanamannya tidak banyak dalam satu
rumpun terdapat 3-4 tanaman. Kemungkinan bukan kondisi rumpun yang lembab
akan tetapi tanahnya lembab. Lokasi tanaman bersebelahan dengan sumber mata
air yang terus mengalir, terkadang tanah sekitarnya becek.
Tidak ada pengendalian hama yang dilakukan karena pada saat ini penyakit
maupun hama yang menyerang belum ada yang merugikan secara ekonomi.
Tindakan yang dilakukan bila terjadi serangan penyakit biasanya tanaman akan
dicabut kemudian dibuang atau dibakar. Tindakan ini dipilih disebabkan sistem
budidaya organik tidak diperkenankan menerapkan pengendalian hama dan
penyakit secara kimiawi serta biaya produksi tanaman menjadi lebih murah.

14

Gambar 6 Hama yang sering dijumpai pada budidaya Heliconia sp. (a)
Dolichoderus thoracicus (semut hitam), (b) Parmarion pupillaris (c),
Perionyx excavatus (Cacing merah)
Panen
Kegiatan pemanenan dilakukan setiap hari bahkan Hari Sabtu dan Minggu.
Pemanenan biasanya dilakukan pada siang hari ketika seluruh pekerjaan wajib
seperti membersihkan lingkungan kantor, taman koleksi dan rest area sudah
selesai dilakukan. Terkadang pemanenan dilaksanakan sore hari apabila pada pagi
dan siang hari hujan lebat. Alat yang digunakan untuk panen adalah sabit. Jumlah
bunga yang dipanen disesuaikan dengan jumlah pesanan dari Sekar Bumi Florist.
Cara panen bunga di kebun SBTF adalah memotong batang hingga
permukaan tanah apabila tanaman terlalu tinggi (>2.5m) dan sulit dipotong bisa
40-60 cm diatas permukaan tanah kemudian dilakukan pemangkasan batang dan
daun hingga tersisa batang sepanjang 1.5 m dan 3 pelepah daun (Gambar 7a).
Bunga yang baru dipanen diletakkan di bahu jalan utama sebelum diangkut ke
tempat pembersihan (Gambar 7b). Pengangkutan bunga ke tempat pembersihan
bunga menggunakan motor roda tiga tanpa wadah air. Bunga ditempatkan di
balai-balai yang terbuat dari bambu panjang untuk dibersihkan lapisan kapur serta
bekas tanah. Berat bunga Heliconia jenis Karabia Kuning adalah 3 kg/ batang.
Waktu panen yang dibutuhkan rata-rata adalah 2 jam dan rata-rata bunga yang
dipanen adalah 50 batang dan nilai HOKnya adalah 0.03 HOK/ Ha.

Gambar 7 Kegiatan Pemanenan (a) Proses Pemanenan bunga H. carabaea L. cv.
Barbados Flat (b) Bunga H. carabaea L. x H. bihai (L.) L. cv.
Kawauchi yang baru dipanen

15

Pengumpulan dan Pembersihan Bunga
Bunga yang baru dipanen kemudian diletakkan di balai­balai. Balai-balai
ini tersusun atas 2 bambu panjang melintang, setinggi ± 1 m dan dinaungi oleh
atap seng selebar ± 1 m. Tempat ini mirip seperti tempat jemuran tembakau
Bunga yang ada kemudian dibersihkan menggunakan lap basah (Gambar
8a) dan kemudian dikelompokkan sesuai jenis bunga (Gambar 8b). Menurut salah
satu karyawan di kebun tersebut pada saat kebun memiliki banyak pegawai
kegiatan ini dilakukan setiap hari untuk setiap jenis bunga. Akan tetapi pada saat
penulis melakukan magang, kegiatan pembersihan hanya dilakukan pada jenis
bunga tertentu salah satunya Heliconia collinsiana.

Gambar 8 (a) Pembersihan daun dan bunga Heliconia (b) Heliconia yang sudah
dibersihkan
Pengangkutan dan Peng