STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR.

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29 - 30 Oktober 2015

Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD
Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S.
Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.
Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si
Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.
Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D
Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng
Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D
Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes.
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D.
Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D

Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T.
Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.
I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D.
Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P.
Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si
I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.
Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si
l
Udayana University Press,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Udayana
2015, xli + 2191 hal, 21 x 29,7

iv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

EVALUASI PENGUASAAN BAHASA JEPANG TENAGA KERJA MAGANG ASAL BALI
YANG BEKERJA DI JEPANG
Ni Luh Putu Ari Sulatri ...........................................................................................................................686

KONFLIK SOSIAL DAN RESOLUSINYA PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL
DI KOTA DENPASAR
A.A. Ngr Anom Kumbara, Putu Sukarja, A.A. Sagung Kartika Dewi ...................................................690
STUDI TENTANG KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI BIRO PERJALANAN
WISATA (BPW) DI BALI
Ni Putu Eka Mahadewi, I GPB Sasrawan Mananda, I Putu Sudana ......................................................696
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA KERTA,
KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR
Ni Gusti Ayu Dewi Paramita Arisandi, Luh Gede Leli Kusumadewi, I Putu Sudana ............................704
MODEL PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN
EKOWISATA TRI NING TRI DI BALI
Dr. I Nyoman Sukma Arida, M.Si.Putri Sanjiwani, SH, MH .................................................................712
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU MEMILIH MAHASISWA DALAM PEMIRA
UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014
Ni Made Ras Amanda G1, I Nyoman Suyatna ........................................................................................720
PERANAN DESA ADAT TERHADAP KEBERADAAN VILLA DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA PERERENAN, KECAMATAN MENGWI,
KABUPATEN BADUNG
Ni Made Oka Karini1, I Ketut Suwena ....................................................................................................728

BUDAYA TRI HITA KARANA PENGARUHNYA TERHADAP KEPEMIMPINAN
ASTA DASA PARAMITENG PRAHU DAN KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung)
Ida Bagus Ketut Surya1), I Wayan Mudiartha Utama 2), Anak Agung Ayu Sriathi 3),
Anak Agung Sagung Kartika Dewi 4), Ni Wayan Mujiati .......................................................................736
TRANSFORMASI MAKANAN TRADISIONAL BALI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI DESA MENGWI BADUNG
Ni Made Ariani 11), I Nyoman Tri Sutaguna ...........................................................................................747
“MICROECONOMICS NICHES”: STRATEGI PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA PEDESAAN
DI KABUPATEN GIANYAR
N.M.Tisnawati, N.L.Karmini, N.P.Martini Dewi ...................................................................................755
ANALISIS POLA PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT KOTA DENPASAR
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI DAN BUDAYA
Made Dwi Setyadhi Mustika ..................................................................................................................261

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | xxi

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA KERTA,

KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR

Ni Gusti Ayu Dewi Paramita Arisandi, Luh Gede Leli Kusumadewi, I Putu Sudana
Program Studi Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Jalan DR. R. Goris No. 7 Denpasar, Bali 80232. Telp/Fax. 0361-223798
email : paramita_arisandi@unud.ac.id

Abstrak
Pembangunan sektor pariwisata yang pesat di Kabupaten Gianyar dikuatirkan dapat meminggirkan
sektor pertanian melalui alih fungsi lahan pertanian yang masif sehingga berdampak terhadap kehidupan
petani yang lambat laun akan semakin termarjinalkan. Untuk mengatasi dampak tersebut dipandang perlu
mengembangkan sektor pariwisata yang bersinergi dengan sektor pariwisata melalui agrowisata. Desa
Kerta merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yang memiliki
lahan pertanian yang luas yang layak untuk dipertahankan keberadaannya dari alih fungsi lahan melalui
pengembangan agrowisata. Berdasarkan survai awal yang dilakukan Desa ini juga memiliki potensi
yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik agrowisata. Penelitian ini bertujuan untuk
merumuskan strategi dan program pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan,
-.A$1:185@5-:5:505@19-5:@1>:-80->5-?-/@5;:-??1?1.585@-?
amenities dan anceleriesserta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dari aspek PEST (Politik,
Ekonomi, Sosial dan Teknologi), tahapan ketiga berupa penentuan rating dan bobot dari faktor internal

dan eksternal. Tahapan keempat merumuskan grand strategi melalui analisis Matrik IE, dan perumusan
strategi alternatif dan program pengembangan Desa Kerta sebagai daya tarik agrowisata melalui analisis
SWOT.
Kata Kunci :agrowisata, pengembangan, berkelanjutan
Abstract
The rapid development of tourism sector in Gianyar regency feared could marginalize the agricultural
sector through land conversion to agriculture massive impact on the lives of farmers who will gradually
increasingly marginalize. To overcome such effects it is necessary to develop the tourism sector in synergy
with tourism sector through agro-tourism. Kerta village is one of the villages in the district Payangan,
Gianyar who have large farms, which deserves to be protected from land conversion through the development
of agro-tourism. Based on the initial survey conducted The village also has a huge potential to be
developed as an attraction agrotourism.This study aims to formulate a strategy and program development
of agrotourism in Kerta Village, District of Payangan, Gianyar Regency. This research is pursued through
.1:1>-?@?@-31;2501:@5K/-@5;:;2@-
internal review of indicators 4 A. The second step is to identify factors strengths and weaknesses of the
internal factors of the aspects atraction, assesebilitas, amenities and anceleriesserta opportunities and
threats of External factors from the aspect PEST (Political, Economic, Social and Technological), the third
stage in the form of rating and determination of the weight of internal and external factors. Fourth stage of
formulating a grand strategy through IE Matrix analysis, and the formulation of alternative strategies and
development programs Desa Kerta as agro-tourism appeal through a SWOT analysis.

Keywords : agro-tourism, development, sustainable
704 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

1.

PENDAHULUAN
Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Gianyar sangat pesat, namun sektor pertanian masih
merupakan sektor yang sangat strategis untuk dikembangkan. Pembangunan pertanian di daerah ini sudah
sewajarnya seiring sejalan dengan pembangunan di sektor pariwisata agar kemajuan di sektor ekonomi
pariwisata. Salah satu model atau konsep pendekatan pengembangan pertanian yang terkait dengan
pariwisata adalah agrowisata.
Desa Kerta merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Gianyar, lokasinya berada pada
dataran tinggi sehingga udaranya segar dan bersih. Desa yang subur dengan sumber air yang mencukupi.
$A@6;E; 97A9D3WE E3@93F ?7@6G=G@9 63@ ?7?G63:=3@ G@FG= ?7@97?3E =79;3F3@ B7DF3@;3@ ?7@7:F7DE76;3@K33D73>
pertanian yang cukup luas yaitu lahan sawah seluas 423 ha dan perkebunan seluas 871,95 ha. Kawasan
desa yang secara umum terdiri dari areal pertanian menyebabkan hampir semua sub sektor pertanian dapat
berkembang dengan baik yaitu sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
dan perikanan. Di Desa Kerta, komoditas unggulan tanaman pangan terdiri atas padi, ubijalar dan kacang

tanah Komoditas unggulan hortikultura di Desa Kerta adalah jeruk, pisang, papaya, apokat, durian dan
tanaman hias. Di Desa Kerta terdapat potensi pengembangan tanaman hias yang sangat besar, dimana saat
ini telah terdapat usaha agribisnis tanaman hias Sekar Bumi Farm yang sekaligus sangat potensial dijadikan
obyek agrowisata. Komoditas unggulan perkebunan di Desa Kerta adalah kopi dan vanili. Selanjutnya
komoditas unggulan pertenakannya adalah sapi. Di Desa Kerta terdapat Sub Terminal Agribisnis (STA)
dan Bursa ternak sapi di dua tempat yaitu di Banjar Marga tengah dan Banjar Seming. Disamping memiliki
komoditas unggulan pertanian. Desa Kerta juga memiliki komoditas unggulan di sektor industri kecil
dan kehutanan. Komoditas industri kecil unggulan di Desa Kerta adalah kerajinan bambu dan desa ini
memiliki hutan bambu yang cukup luas dimana seluruh perlindungan jurang ditanami tanaman bambu,
selanjutnya komoditas unggulan kehutanan berasal dari hutan rakyat yaitu kayu jati, lamtoro gung, bambu,
ulat sutra dan albesia. Di wilayah hutan Desa Kerta khususnya di Dusun Pilan populasi kijang dikatakan
cukup banyak dan ini sudah mulai mengganggu aktivitas pertanian disekitarnya.Untuk itu Kepala Desa
Kerta mengusulkan agar kijang tersebut bisa didomestikasi/dikandangkan sebagai daya tarik agrowisata
di Kerta. Dibidang perikanan yang berpotensi berkembang adalah perikanan kolam dan perikanansawah
serta produksi benih ikan.
Desa Kerta telah dihubungkan dengan sarana jalan yang mencukupi sehingga bukan merupakan
kawasan/areal yang terisolasi. Jalur lalu lintas yang melewati desa ini dapat berfungsi sebagai jalur
perjalanan wisata UbudPayanganKintamani atau BatuanPayanganKintamani sehingga wisatawan yang
menuju ke Kintamani dapat singgah ke obyek agrowisata Kerta. Posisi srategis karena bisa dilalui oleh
rute perjalanan tersebut menjadi potensi karena belum adanya obyek agrowisata pesaing (competitor) di.

Hal ini tentu merupakan hal yang sangat penting, maka upaya promosi dan menarik kunjungan wisatawan
menjadi lebih mudah. Out BondBuggy (bisa menjadi aktivitas something to do), yang tepatnya berlokasi
di pinggiran sungai Ayung. Out Bond ini di awasi oleh organisasi Outward Bond Bali yang merupakan
member dari Outward Bond International. Jadi pengunjung tidak perlu merasa khawatir karena semua
peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan standart internasional dan tenaga teknisi yang profesional.
Secara budaya, 4 (empat) Desa Pekraman yang masih “Baliage” di Desa Kerta yaitu Dusun
Penyabangan, Pilan, Marga Tengah dan Seming dapat dipromosikan sebagai wisata budaya sekaligus
sebagai Kecamatan Payangan juga sudah memiliki sarana informasi/komunikasi, telpon, listrik/penerangan
yang tersebar secara luas untuk melayani masyarakat yang membutuhkan. Fasilitas penunjang seperti pasar
terminal maupun sub terminal agribisnis,badanbadan keuangan seperti Bank, KUD, pelayanan kesehatan
dan perdagangan cukup tersedia.
3.2.

Analisis dan Skor Lingkungan Internal
Dari Tabel 1 pada kolom empat (rating) di atas, terlihat bahwa hasil pemeringkatan indikator-indikator
internal oleh wisatawan menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan faktor internal
potensi Desa Kerta diurut dari nilai tertinggi sampai nilai terendah sebagai berikut: hamparan perkebunan
jeruk yang luas, keindahan hamparan persawahan dan keindahan kebun bunga potong mendapat nilai
tertinggi yaitu 3.784 dan 3.686, ini menunjukkan bahwa perkebunan tanaman jeruk menjadi daya tarik
utama wisatawan datang berkunjung ke Desa Kerta.

Faktor internal yang merupakan kelemahan dari potensi Desa Kerta untuk dikembangkan sebagai
daerah agrowisata adalah belum tersedianya pemandu local untuk mengantarkan wisatawan untuk
berkunjung melihat potensi agrowisata dan kelemahan kedua adalah masih rendahnya kualitas SDM untuk
706 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

mengembangkan Desa Kerta sebagai daerah tujuan Agrowisata dengan nilai 2.413 dan 2.398.
Tabel 1. Peringkat, Bobot dan Skor Lingkungan Internal (Internal Factor Analysis Summary)

Pembobotan merupakan rangkaian analisis lingkungan internal yang dilakukan oleh para stakeholder
terhadap indikator-indikator faktor internal yang berkaitan dengan pengembangan agrowisata di Desa
Kerta. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik pembobotan metode perbandingan berpasangan
(pair comparation methode). Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh 45 orang stakeholder ternyata
bobot yang diberikan oleh masing-masing stakeholder terhadap tiap-tiap indikator lingkungan internal dan
eksternal berbeda-beda. Untuk mendapatkan bobot yang sama pada masing-masing indikator, maka dicari
rata-rata (mean) masing-masing bobot yang diberikan oleh para stakeholder.
Analisis selanjutnya adalah mengalikan tiap-tiap rating dengan bobot dari masing-masing indikator
lingkungan internal untuk mendapatkan skor dari masing-masing faktor internal dan total skor dari strategi
internal sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 1 pada kolom skor. Dari Tabel 1 juga dapat diketahui

bahwa posisi lingkungan internal Desa Kerta secara umum ada pada posisi sangat kuat, sesuai dengan
rentang nilai dengan katagori sangat kuat karena nilai yang diperoleh 3.48. Tetapi nilai tersebut perlu
pula diketahui kelemahan-kelemahan untuk dijadikan kekuatan dalam membuat strategi pengembangan
selanjutnya.
3.3.

Analisis dan Skor Lingkungan Eksternal.
Dari Tabel 2 pada kolom rating, terlihat faktor yang dapat menunjukkan peluang dan ancaman,
dengan melihat hasil rata-rata (mean) pemeringkatan para responden. Peluang tertingggi terlihat pada
faktor politik, dengan indikator kondusifnya situasi keamanan Bali menjelang dan pasca Pilkada tahun
2014, dengan nilai 3.705. Pilkada secara langsung yang baru kedua kalinya diterapkan dalam sejarah
politik Indonesia khususnya di Kabupaten Gianyar yang dikuatirkan akan ricuh dan mengganggu stabilitas
keamanan di Bali, ternyata tidak menjadi kenyataan. Sehingga tidak menimbulkan rasa kuatir bagi
wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hal ini mejadi peluang dalam bisnis pariwisata. Peluang berikutnya
adalah dari faktor sosial dengan indikator dukungan Lembaga Desa Adat dan Lembaga Pemberdayaan
Desa Adat di Desa Kerta dan sikap masyarakat setempat terhadap perkembangan pariwisata minat khusus
dengan nilai 3.529 dan 3.058.
Dampak penurunan harga BBM dan nilai rupiah yang lemah juga merupakan peluang bagi
pengembangan agrowisata di Desa Kerta dengan nilai 3.294 dan 2.882 karena hal ini dapat mendorong
pihak BPW untuk membuat paket-paket wisata minat khusus (agrowisata) yang inovatif ke daerah-daerah

yang terpencil namun memiliki potensi yang menarik untuk dikunjungi dengan biaya operasional yang
lebih murah. Melemahnya nilai rupiah juga merupakan berkah tersendiri bagi para pelaku pariwisata
karena mereka dapat menikmati keuntungan yang lebih besar yang disebabkan oleh adanya selisih kurs
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 707

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

mata uang.
Tabel 2. Rating, Bobot dan Skor Lingkungan Eksternal (External Factor Analysis Summary)

Sumber : Hasil Penelitian 2015

Faktor yang merupakan ancaman yang timbul dari lingkungan eksternal ada dua yakni Penggunaan
teknologi informasi / internet dalam memasarkan paket agrowisata yang ada di Desa Kertadengan nilai
2.235. Kelemahan di bidang politik yaitu dengan dicabutnya bebas visa kunjungan singkat (BVKS) oleh
pemerintah tahun 2004 dengan rating 2.294. Rendahnya nilai ini mengingat penerapan kebijakan ini disaat
kondisi kunjungan wisatawan mancanegara yang belum stabil ke Bali.
Analisis selanjutnya adalah mengalikan rating masing-masing indikator dari tiap-tiap faktor pada
lingkungan eksternal dengan masing-masing bobotnya untuk mendapatkan skor dari masing-masing faktor
eksternal dan total skor dari strategi eksternal. Dapat pula diketahui jumlah nilai tertimbang lingkungan
eksternal Potensi Desa Kerta dikembangkan sebagai daerah agrowisata adalah 2.873 mencerminkan bahwa
faktor eksternal Desa Kerta secara keseluruhan merupakan peluang dengan katagori baik. Nilai ini yang
dimasukkan pada matrik Internal-Eksternal (IE) untuk menentukan strategi pengembangan agrowisata di
Kecamatan Payangan.
3.4. Grand Strategi Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta
3.4.1 Strategi Penetrasi Pasar
Berdasarkan hasil observasi di Desa Kerta menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung
didominasi oleh wisatawan domestik atau dari daerah Bali (pelajar). Pangsa pasar ini hendaknya tetap
dipertahankan mengingat mereka adalah wisatawan potensial dari negara sendiri yang lebih kebal
terhadap isu-isu politik. Hanya saja pangsa pasar dari daerah lain di Indonesia dan negara-negara lain perlu
dikembangkan dan perlu dipenetrasi dengan cara menawarkan paket-paket wisata minat khusus / agrowisata
yang unik untuk mengurangi kejenuhan dan untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan, dimana paketpaket yang ditawarkan bersifat memperkaya pengetahuan wisatawan terkait dengan budaya dan alam dari
daerah yang dikunjungi, serta bermanfaat bagi masyarakat lokal serta tidak merusak lingkungan.
3.4.2. Strategi Pengembangan Pasar
Masih minimnya kunjungan wisatawan ke Desa Kerta dipandang perlu untuk mengembangkan
pasar domestik (nusantara) dari luar Bali, mengingat penduduk Indonesia yang jumlahnya sekitar 200
juta jiwa lebih sangat potensial untuk dijadikan pangsa pasar bagi Bali pada umumnya dan Desa Kerta
pada khususnya.Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan travel agent yang menangani
wisatawan domestik dengan membuat paket wisata khusus bagi wisatawan nusantara untuk mengenal
tempat-tempat yang unik yang terdapat di Desa Kerta.

708 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

3.4.3 Strategi Pengembangan Produk
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gianyar selama ini hanya terpusat di daerah Ubud yang
dijadikan tujuan akhir dari paket wisata yang dibuat oleh Biro Perjalanan. Sehingga daya tarik wisata unik
yang lain yang ada di Desa Kerta seperti Desa Bali aga, perkebunan jeruk, budaya subak, perkebunan
bunga potong, Pura Alas Angker nyaris tidak menjadi daerah yang dikunjungi wisatawan. Hal ini perlu
diantisipasi dengan bekerjasama dengan pihak BPW dan pemerintah secara berkesinambungan untuk
membuat paket-paket wisata yang kreatif yang memasukkan daerah-daerah tersebut diatas menjadi daerah
kunjungan agrowisata untuk memperkaya produk wisata yang ditawarkan sehingga dapat mengurangi
kejenuhan terhadap produk-produk yang sudah ada selama ini dan sebagai usaha untuk memperpanjang
lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke Bali.
3.5.

Strategi dan Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten
Gianyar
Untuk mengembangkan Desa Kerta sebagai daerah tujuan agrowisata yang berkelanjutan serta
menguntungkan semua pihak dan tetap melestarikan alam di Bali perlu dirumuskan strategi alternatif dalam
pengembangannya. Berdasarkan analisis SWOT, disusun strategi pengembangan agrowisata di Desa Kerta
sebagai strategi alternatif yang merupakan opsi-opsi dari grand strategi yang dibahas sebelumnya.
Tabel 3. Analisis SWOT Strategi Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta

Sumber : Hasil Analisis 2015

3.6. Strategi dan Program Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta
3.6.1 Strategi Menciptakan dan Mengembangkan Pruduk-produk Agrowisata yang Berkualitas
Untuk menarik kedatangan wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata yang masih langka namun
unik yang ada di Desa Kerta perlu di kemas paket-paket yang menarik guna menambah pengalaman
wisatawan, memperdayakan penduduk lokal dan tetap melestarikan alam dan lingkungan. Untuk itu perlu
dibuat kemasan wisata yang menarik berupa paket agrowisata yang fokus untuk menambah unsur belajar
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 709

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

dari wisatawan, petualangan yang unik, meningkatkan ekononomi penduduk lokal serta peduli terhadap
lingkungan.
Adapun program yang dapat diterapkan untuk menciptakan produk wisata minat khusus yang
berkualitas adalah : Penyuluhan yang berkelanjutan terhadap masyarakat tentang kualitas pelayanan
dan pemahaman tentang agrowisata bagi masyarakat setempat; Melibatkan masyarakat lokal dalam
setiap pelaksanaan paket agrowisata yang dibuat; Mengadakan kerjasama dengan pengusaha lokal untuk
meningkatkan kualitas pelayanan (pengusaha akomodasi, restoran dan daya tarik wisata) terkait dengan
paket-paket agrowisata yang dibuat agar terciptanya kepuasan wisatawan yang menguntungkan secara
berkelanjutan; Memberikan pengalaman yang maksimal kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa
Kerta dengan melibatkan wisatawan secara aktif untuk mengenal lebih dalam tentang alam, budaya dan
aktivitas penduduk lokal yang unik di daerah yang dikunjungi.
3.6.2 Strategi Meningkatkan Promosi melalui Pemanfaatan Kemajuan Teknologi Informasi
Selama ini terkesan bahwa daerah lain selain daerah Ubud, kurang dipromosikan secara optimal,
khususnya Desa Kerta yang memiliki budaya Bali age yang unik, perkebunan jeruk yang luas, hamparan
persawahan dengan budaya subaknya yang terkenal di seluruh dunia. Hal ini harus segera diatasi dengan
melaksanakan program-program yang memanfaatkan kemajuan teknologi baik yang online maupun yang
;2L5:1 adalah: mempromosikan segala potensi pariwisata yang ada di Desa Kerta melalui webside, yang
diupdate secara berkisinambungan; menjual dan memasarkan paket-paket agrowisata yang telah dikemas
melalui sistem penjualan online.
3.6.3 Strategi Peningkatan Kualitas SDM dalam Pengembangan Agrowisata
Salah satu yang menjadi kendala dalam mengembangkan agrowisata di Desa Kerta adalah lemahnya
kemampuan SDM dalam bidang pariwisata khususnya agrowisata. Sementara untuk menciptakan SDM
yang andal diperlukan waktu yang cukup lama. Dilain pihak masyarakat Desa Kerta masih tergolong
sebagai salah satu Desa yang memiliki keluarga RTM yang terbanyak di Kabupaten Gianyar, dimana
sebagian besar masyarakatnya masih berjuang untuk bisa bebas dari kemiskinan dengan memprioritaskan
pada pemenuhan kebutuhan dasarnya. Hal ini perlu dibuat strategi khusus agar kualitas SDM di Desa Kerta
dapat ditingkatkan. Adapun program yang dapat diterapkan dalam hal ini adalah: Memberikan beasiswa
kepada siswa miskin namun berprestasi untuk mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
terutama pendidikan yang terkait dengan kepariwusataan atau pertanian; Memberikan penyuluhan dan
pelatihan pariwisata secara berkesinambungan kepada generasi muda di Desa kerta dengan bekerjasama
dengan pihak universitas, pemerintah daerah dan dunia usaha pariwisata.
3.6.4 Strategi Pembuatan paket agrowisata dengan memanfaatkan kehidupan keseharian para
petani /penduduk lokal
Keunikan dan keindahan alam Desa Kerta dan sekitarnya memiliki potensi yang menarik untuk bisa
dijual kepada wisatawan yang terkait dengan agrowisata misalnya aktivitas petani lokal dalam menanam
aneka jenis pertanian seperti tanaman jeruk, padi, kopi, tomat, cabai, sayur mayur.Terlebih Desa Kerta
memiliki hamparan perkebunan jeruk yang sangat luas, ini memberikan peluang yang besar kepada
para pengkemas paket wisata (BPW-biro perjalanan wisata) untuk membuat kemasan paket wisata yang
menarik dengan menjual aktivitas keseharian petani. Hal itu semua dibuat tentunya agar petani di Desa
Kerta mendapatkan manfaat dari pariwisata juga wisatawan mendapat menyaksikan pengalaman dan
atraksi wisata secara alami apa adanya.
4.

KESIMPULAN
Pengembangan Desa Kerta sebagai daya tarik agrowisata harus menerapkan grow and build strategy
yaitu strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Sedangkan
strategi alternatif yang dapat diterapkan adalah menciptaan dan pengembangan produk agrowisata yang
710 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

berkualitas, strategi peningkatan promosi melalui penggunaan kemajuan teknologi informasi, strategi
peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) dalam pengembangan agrowisata dan strategi pembuatan
paket agrowisata dengan memanfaatkan kehidupan keseharian para petani /penduduk lokal.
Masyarakat lokal agar selalu meningkatkan kualitas SDM agar bisa ikut aktif mengembangkan
agrowisata. Petani jeruk disarankan agar dapat meningkatkan kemampuannya, yang diharapkan dapat
dijadikan aktivitas wisata petik jeruk. Pemerintah Daerah harus pro-aktif untuk membuat regulasi terkait
pengembangan Desa Kerta sebagai agrowisata di Kabupaten Gianyar. Pihak BPW (biro perjalanan wisata)
diharapkan untuk selalu aktif membuat paket wisata minat khusus (alternative tourism), berupa paket
agrowisata dan wisata agro dan mempromosikannya dengan menggunakan kemajuan teknologi yang
online maupun ;2L5:1.
5.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kegiatan penelitian ini terlaksana tidak terlepas dari dukungan semua pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Tim peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
kasih khusus kepada Rektor Universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Udayana, Bapak Dekan Fakultas Pariwisata, Bapak Kepala Desa Kerta, Bendesa
Adat Desa Kerta, para pemilik perkebunan jeruk, pemangku pengemong Pura Alas Angker, Bapak I
Ketut Subagia selaku pemilik kebun bunga sekar bumi farm, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Gianyar atas segala arahan dan bantuannya.

6. DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Wisata Agro Indonesia. 2004. Pengertian Dasar Wisata Agro. Makalah disampaikan dalam
Pelatihan Wisata Agro di yogyakarta tanggal 15-19 Juli 2014. Yogyakarta
Departemen Pertanian. 2003. Membangun Pilar Wisata Agro Indonesia. http://database.deptan.go.id/
39DAI;E3F3 H;7IWFGD #3@G3D;


Cooper, Chris, Jhon Flecher, David Gilbert and StephenWainhill. 1993. Tourism Principle and Practice.
London : Pitman Publishing.
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten.
Fandeli,C.2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan UGM.
Fannel, D. 1999. Ecotourism : An Introduction. London: Routledge.
Gunawan, Myra P.1997. Pariwisata Indonesia: Berbagai Aspek dan Gagasan Pembangunan. Bandung:Pusat
Penelitian Lembaga Penelitian Institut Teknologi Bandung.
Ismaningrum, Tiwik. 2005. Analisis Pariwisata Massa dan Pariwisata Minat Khusus di Kabupaten Buleleng.
Tesis Kajian Pariwisata Universitas Udayana.
Kodhyat, H dan Sugiarto, Endar. 1992. Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta:PT. Gramedia Widya
Sarana.
Kodhyat, H. 1997. Hakekat dan Perkembangan Wisata Alternatif. Bandung : ITB.
Kusmayadi dan Sugiarto. 2002. Metodelogi Penelitian di Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT gramedia
Pustaka Utama.
Pitana I Gde dan Gayatri Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Nasir.1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 711