Pemberian Pakan Komplit Tinggi Energi Dan Protein Pada Kambing Peranakan Etawah Fase Penyapihan

PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT TINGGI ENERGI DAN
PROTEIN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH
FASE PENYAPIHAN

TERESIA S E BR SIMARMATA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pemberian pakan
komplit tinggi energi dan protein pada kambing peranakan etawah fase penyapihan
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2016
Teresia S E Br Simarmata
NIM D24100088

ABSTRAK
TERESIA S E BR SIMARMATA. Pemberian Pakan Komplit Tinggi Energi dan
Protein pada Kambing Peranakan Etawah Fase Penyapihan. Dibimbing oleh
KOMANG GEDE WIRYAWAN dan LILIS KHOTIJAH.
Kambing peranakan etawah (PE) memiliki sifat prolifik sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan susu anak kambing yang dilahirkan lebih dari satu
ekor. Anak kambing yang tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat. Pemberian ransum starter pada anak
kambing dapat dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan anak kambing pada
fase penyapihan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian
ransum starter tinggi energi dan tinggi protein berdasarkan standar Nutrient
Requirements of Small Ruminant (NRC) 2006 terhadap anak kambing PE jantan
dan betina. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah anak kambing PE
periode penyapihan berumur 54 hari terdiri dari 3 ekor jantan dan 3 ekor betina

dengan bobot badan anak kambing jantan sebesar 7.4 ± 0.37kg dan bobot badan
anak kambing betina 7.15 ± 0.20kg. Analisis T-Test digunakan untuk melihat
perbedaan konsumsi pakan, pertumbuhan bobot badan dan konversi pakan pada
ternak jantan dan betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak kambing
PE fase penyapihan tidak menunjukkan respon yang berbeda nyata terhadap
pemberian pakan starter menurut standar NRC (2006).
Kata kunci: etawah fase starter, konversi pakan, ransum komplit tinggi energi dan
protein, performa

ABSTRACT
TERESIA S E BR SIMARMATA. Productivity of Weaning Etawah Grade Goats
towards Feed High Energy and Proteins Complete Rations. Supervised by
KOMANG GEDE WIRYAWAN and LILIS KHOTIJAH.
Etawah grade goats have prolific nature so that mother's milk production can
not fulfill the needs of young goat's milk consumption. and it will cause a slow
growth. The solution to increase body weight of kids is by giving starter feeding.
Research aimed to evaluate etawah grades goats of male and female in weaning
period towards ration of high energy and protein according to Nutrient
Requirements of Small Ruminant (NRC) 2006 standard. Animals used for the study
were 54 days old pre-weaning with 3 males and 3 females with an average body

weight of 7.4 ± 0.37kg for males and 7.15 ± 0.20kg for females. T-Test analysis was
used to describe the pattern of feed consumption, patterns of growth, and feed
conversion. These results indicated that starter feed according to NRC (2006)
standard at the weaning period were not subtantially different between male and
female kids toward body weight gain and feed consumption.
Keywords: etawah starter, feed conversion, high energy protein rations,
performance

PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT TINGGI ENERGI DAN
PROTEIN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH
FASE PENYAPIHAN

TERESIA S E BR SIMARMATA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

77(: '3#05#: )3#+:'+:
/)1(#6:#,

$: -3 $: -:3/6$+:2:

)#+ : 3+'+:68": 5: ,91$"+:
):

: 35#: : : 3: #*3)6:


:

 


#567%7#:/(":

3/:3:
3:



)#)#+ :
:

+

(: 7(75:

   

3: 3: $($5:
)$)$. :
:


#:

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih-Nya sehingga
penulisan skripsi yang berjudul Pemberian Ransum Komplit Tinggi Energi dan
Protein pada Kambing Peranakan Etawah Fase Penyapihan ini berhasil
diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penulisan skripsi berdasarkan keinginan penulis untuk mengevaluasi respon
ternak kambing Peranakan Etawah jantan dan betina fase penyapihan terhadap
pemberian pakan tinggi energi dan tinggi protein sesuai dengan standar Nutrient
Requirements of Small Ruminant (2006). Penulis menyusun skripsi ini berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 hingga Januari
2014. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam
dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2016
Teresia S E Br Simarmata


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

METODE PENELITIAN

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Materi

2

Prosedur Penelitian

4

Analisis Data


5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Konsumsi Ransum Starter dan Zat Makanan

7

Performa Anak Kambing dan konversi pakan

9

Perhitungan IOFC
SIMPULAN DAN SARAN

12
13


Simpulan

13

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH

14
16
18
18

DAFTAR TABEL
1 Susunan penggunaan bahan pakan dalam ransum starter

2 Komposisi nutrien ransum starter dan susu pengganti yang digunakan
selama penelitian
3 Konsumsi pakan anak kambing PE selama penelitian
4 Bobot awal, bobot Akhir, pertambahan bobot badan harian Anak dan
konversi pakan kambing pra sapih selama penelitian
5 IOFC anak kambing peranakan etawah selama penelitian

3
3
7
10
12

DAFTAR GAMBAR
1 Ransum starter yang digunakan dalam penelitian
2 Kandang individu yang digunakan dalam penelitian
3 Grafik pertumbuhan kambing peranakan etawah yang diberi ransum
starter tinggi energi dan protein

2
4
11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Hasil T-Test konsumsi segar harian (as fed) ransum starter
Hasil T-Test konsumsi bahan kering ransum starter
Hasil T-Test konsumsi protein kasar ransum starter
Hasil T-Test konsumsi TDN ransum starter
Hasil T-Test konsumsi serat kasar ransum starter
Hasil T-Test pertambahan bobot badan harian ternak
Hasil T-Test IOFC anak kambing PE

16
16
16
16
16
16
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat terhadap produk peternakan seperti daging dan susu
terus meningkat di Indonesia. Ternak ruminansia adalah ternak yang dikembangkan
untuk menghasilkan daging dan susu. Kambing merupakan salah satu ternak
ruminansia kecil yang sudah banyak dikembangkan di Indonesia karena
pemeliharaan lebih ekonomis bagi peternak dibandingkan dengan pemeliharaan
ternak ruminansia besar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya populasi ternak
kambing di Indonesia. Populasi kambing meningkat dari tahun 2010 sebanyak 16
juta ekor dan tahun 2015 menjadi 18 juta ekor (Badan Pusat Statistik 2016).
Populasi kambing tersebut meliputi berbagai jenis kambing seperti kambing kacang
dan kambing peranakan etawah.
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu ternak kambing yang
banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia untuk produksi susu maupun
dagingnya. Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil
perkawinan silang antara kambing Etawah yang berasal dari India dengan dengan
kambing lokal Indonesia. Kambing PE diternakkan untuk menghasilkan susu dan
daging (Dwiguna). Jenis kambing PE betina memiliki ukuran bobot badan sekitar
45 kg dengan produksi susu harian mampu mencapai 2,5 kg susu (Sutama et al.
1995). Kemampaun produksi kambing PE dipengaruhi oleh faktor genotip, bobot
lahir dan jenis kelamin. Beberapa induk kambing peranakan etawah memiliki sifat
prolifik atau induk memiliki kemampuan melahirkan anak dengan jumlah lebih dari
satu anak pada satu kali kelahiran.
Anak kambing yang kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi dengan baik akan
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat, oleh karena itu periode pra-sapih adalah
periode tumbuh-kembang atau periode kritis yang perlu perhatian khusus dari aspek
ransum untuk menghindari pertumbuhan yang lambat (Sitorus 2004). Tingginya
produktivitas yang dihasilkan oleh kambing PE dapat ditentukan dari manajemen
pemeliharaan dan pemberian ransum sejak dini atau pada periode penyapihan. Pada
bulan kedua, anak sudah mulai dapat memakan pakan padat, dan produksi susu
induk mulai menurun. Oleh karena itu, pemberian pakan tambahan (creep feeding)
akan mempercepat pertumbuhan (Martawidjaja 1999), selain itu, dapat pula
dilakukan pemberian ransum starter. Ransum starter (kid starter) sudah dapat
diberikan pada anak kambing umur satu minggu dan sudah dapat diberikan hijauan
untuk membantu perkembangan rumen (Ensminger 2002). Pemberian ransum
starter dan susu pengganti mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan
meningkatkan bobot badan anak kambing. Pertumbuhan anak kambing yang cepat
akan mempercepat anak kambing mengalami dewasa tubuh dan dewasa kelamin
yang merupakan syarat utama ternak dapat dikawinkan. Waktu kawin kambing PE
yang baik pada usia 15 - 18 bulan, karena pada waktu itu alat reproduksinya sudah
berkembang sempurna (Sarwono 2002). NRC (2006) menyatakan bahwa untuk
kebutuhan pokok dan mendapatkan pertambahan bobot badan 100 gram per hari
ransum anak kambing disarankan memiliki kandungan protein kasar 17% dan total

2

digestible nutrient (TDN) 87 % dari bahan kering, namun penerapan NRC pada
ternak lokal di Indonesia masih perlu dikaji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon ternak anak kambing
peranakan etawah jantan dan betina fase penyapihan terhadap pemberian ransum
tinggi energi dan tinggi protein sesuai dengan standar Nutrient Requirements of
Small Ruminant 2006.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2013 hingga Januari 2014.
Pemeliharaan ternak anak kambing PE dilaksanakan di kandang A Laboratorium
Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor; Analisis nutrisi
ransum di Gedung Pusat Antar Universitas (PAU) dan Departemen Ilmu Nutrisi
dan Ternologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 ekor anak kambing
peranakan etawah periode penyapihan terdiri atas 3 Jantan dan 3 Betina umur 54
hari dengan bobot badan rata-rata yaitu 7.4 ± 0.37kg untuk jantan dan 7.15 ± 0.20kg
untuk betina.
Ransum Starter dan Susu Pengganti
Ransum yang digunakan selama penelitian ini adalah ransum starter untuk
anak kambing berdasarkan standar NRC (2006). Bahan pakan yang digunakan
dalam susunan ransum adalah rumput lapang, jagung, pollard, lakto biru, CPO,
bungkil kedelai, premix dan CaCO3. Anak kambing PE periode penyapihan juga
diberikan susu pengganti (milk replacer) yaitu susu sapi sebanyak 500 ml/hari.

Gambar 1 Ransum starter yang digunakan dalam penelitian

3

Tabel 1 Susunan Penggunaan Bahan Pakan dalam ransum starter
Bahan Pakan

Jumlah penggunaan dalam
ransum starter (%)
5
32.8
17
4
35
4
2
0.2
100

Rumput Lapang
Jagung
Pollard
Lacto biru
Bungkil kedelai
CPO
CaCO3
Premiks
Total

Ransum starter yang diberikan pada anak kambing PE memiliki kandungan
nutrien yang ditunjukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Komposisi nutrien ransum starter dan susu pengganti yang digunakan
selama penelitian
Nutrien
BK (%)
Abu (%)
PK (%)
SK (%)
LK (%)
Beta-N (%)
TDN (%)
Ca (%)
P (%)

Ransum Starter1
87.15
11.5
18.94
4.66
5.53
46.52
82.46
1.79
0.35

Susu2
12.16
0.70
29.19
0.00
33.80
4.80
129.00
-

Keterangan: 1Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan
Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor (2014). 2Andhini (2014). Hasil Perhitungan TDN (dalam %)
= 37.937 – 1.018(SK) – 4.886(LK) + 0.173(BETN) + 1.042(PK) + 0.015(SK)2 – 0.058(LK)2 +
0.008(SK)(BETN) + 0.119(LK)(BETN) + 0.038(LK)(PK) + 0.003(LK)2(PK) (Hartadi et al 2000).
BK: Bahan Kering, PK: Protein Kasar, SK: Serat Kasar, LK: Lemak Kasar, TDN: Total digestible
nutrient, Ca: Kalsium, P: Posfor.

Kandang dan Peralatan
Ternak anak kambing PE dipelihara pada kandang individu dengan ukuran
panjang 1.5 meter dan lebar 1 meter. Kandang yang digunakan memiliki kolong
agar feses dan urine dapat dibersihkan setiap hari dan dibuat sekat antar kandang
untuk pemisahan ternak. Kandang juga dilengkapi dengan bak pakan yang
ditempatkan dibagian depan kandang dan bak minum yang ditempatkan dibagian
belakang kandang individu. Alat penelitian lain yang digunakan adalah bak
pengaduk pakan, timbangan digital untuk menimbang pemberian dan sisa pakan,
timbangan ternak, botol susu untuk pemberian milk replacer pada ternak anak
kambing PE.

4

Prosedur Penelitian
Persiapan Kandang
Kandang yang akan dijadikan tempat untuk penelitian dibersihkan untuk
mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh ternak sebelumnya. Pembersihan
kandang ini dilakukan dengan cara menyapu alas kandang dan bagian bawah
kandang dengan menggunakan sapu lidi kemudian disikat dan dibersihkan dengan
deterjen lalu didiamkan selama 24 jam. Selama menunggu kandang selesai
dibersihkan, bak pakan dan bak minum yang akan digunakan selama penelitian
dibersihkan dengan menggunakan sabun cuci dan deterjen hingga bersih dan
dikeringkan. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah sekat diberikan antar kandang
dan mengukur kandang dengan ukuran panjang dan lebar masing-masing 1,5 meter
dan 1 meter. Pembuatan sekat antar kandang dengan menggunakan potongan bilah
bambu dan kayu yang disatukan dengan menggunakan paku berukuran 2 cm dan
kawat besi dengan diameter berkisar 1 mm.

Gambar 2 Kandang individu yang digunakan dalam penelitian
Pemeliharaan Ternak
Sebanyak enam ekor anak kambing peranakan etawah dipisahkan dari induk
dan ditempatkan pada kandang yang telah disediakan. Ternak dipelihara dalam
kandang individu selama 54 hari. Pengamatan dilakukan dari hari ke-1 s/d hari ke
54. Sebelum dilakukan pengamatan dilakukan pre-liminary atau pengenalan pakan
starter kepada anak kambing PE selama seminggu. Pemberian ransum starter
dilakukan 2 kali sehari, pada pagi hari pukul 06.00-07.00 WIB dan penambahan
ransum pada 15.00-16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada hari berikutnya. Air
minum disediakan ad libitum. Penimbangan bobot badan dilakukan dua kali dalam
seminggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan ternak.
Pembuatan milk replacer
Milk replacer atau susu pengganti yang digunakan pada penelitian ini berasal
dari susu sapi segar. Pemberian milk replacer dilakukan 2 kali sebanyak 250 ml
pada pagi hari dan sore hari sebanyak 250 ml. Milk replacer yang akan diberikan
dihangatkan sampai 35 - 40oC terlebih dahulu sebelum diberikan. Pemberian Milk
replacer langsung diberikan pada ternak anak kambing PE dengan menggunakan
botol susu.

5

Analisis Data
Perlakuan
Perlakuan yang dilakukan pada penelitian adalah pemberian pakan komplit
tinggi energi dan protein berdasarkan standar NRC (2006). Perlakuan diberikan
kepada anak kambing peranakan etawah jantan sebanyak 3 ekor dan anak kambing
peranakan etawah betina sebanyak 3 ekor.
Analisis data
Analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh pakan komplit tinggi
energi dan protein terhadap anak kambing PE. Data hasil penelitian dianalisis
dengan menggunakan uji T-Test pada aplikasi IBM SPSS Statistics Viewer untuk
membandingkan data konsumsi pakan, konsumsi zat makanan, pola pertumbuhan
anak kambing dan peningkatan bobot badan selama pengamatan pada ternak anak
kambing PE jantan dan betina.
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum starter,
konsumsi zat makanan, pertambahan bobot badan (PBB), dan efisiensi penggunaan
ransum.
1. Konsumsi Ransum Starter
Konsumsi ransum starter dihitung berdasarkan selisih antara jumlah
pemberian pakan dan sisa pakan. Jumlah konsumsi ransum starter diukur setiap
hari. Pemberian pakan dan penimbangan sisa pakan dilakukan pada pagi hari
kemudian penambahan pakan sore hari.
Konsumsi ransum starter (g) = Pemberian (g) – sisa (g)
2. Konsumsi Zat Makanan
Konsumsi zat makanan dihitung dari jumlah perkalian antara jumlah pakan
yang konsumsi dengan komposisi nutrisi zat makanan hasil analisis proksimat
pakan. Nilai zat makanan yang dihitung adalah nilai Total digestible nutrient (TDN)
dan nilai protein.
Konsumsi TDN (g) = Konsumsi BK × % TDN Pakan
Konsumsi Protein (g) = Konsumsi BK × % Protein Pakan

3. Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan diketahui dari selisih bobot badan awal dan bobot
badan akhir pemeliharaan anak kambing PE. Pengukuran pertambahan bobot badan
(PBB) dilakukan dengan penimbangan ternak setiap dua minggu selama masa
pemeliharaan. Penimbangan dilakukan pagi hari sebelum ternak diberi ransum
starter. Pertambahan bobot badan harian (g/e/hari) diperoleh dari pertambahan
bobot badan selama penelitian dibagi dengan lamanya pemeliharaan.

6

4. Bobot sapih
Pengukuran bobot badan anak saat disapih dihitung dengan cara melakukan
penimbangan setelah bobot ternak pada akhir pengamatan. Ternak dalam penelitian
ini disapih pada umur ternak 3.6 bulan.
5. Konversi Pakan
Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk
mendapatkan bobot badan tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Konversi Pakan = Konsumsi pakan (g ekor-1 hari-1)
Pertambahan bobot badan (g ekor-1 hari-1)
6. Perhitungan IOFC
IOFC merupakan selisih dari total pendapatan dengan total biaya ransum
starter dan susu pengganti yang digunakan selama pemeliharaan anak kambing PE.
Perhitungan IOFC diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha
peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara
pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual. Pengeluaran adalah
biaya yang dikeluarkan untuk biaya pakan.
IOFC = (Pertambahan bobot badan X harga jual anak kambing kg-1) – (Total
konsumsi pakan X harga pakan perlakuan kg-1)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Ransum Starter dan Zat Makanan
Pakan yang dikonsumsi anak kambing PE pada penelitian ini terdiri dari
ransum starter dan milk replacer. Ransum starter pada fase penyapihan berperan
penting untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup pokok dan pertumbuhan anak
kambing. Konsumsi pakan anak kambing dicantumkan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Konsumsi pakan anak kambing PE selama penelitian
Peubah
Standar
NRC (2006)
Perlakuan
Milk
Ransum starter
Total
Replacer
Konsumsi Bahan Kering (gram ekor-1 hari-1)
Jantan
300
234.619 ± 62.402
297.059 ± 62.402
62.44
Betina
217.327 ± 18.111
279.767 ± 18.111
62.44
Konsumsi Protein (gram ekor-1 hari-1)
Jantan
51.75
44.438 ± 10.300
62.668 ± 10.300
18.23
Betina
41.162 ± 3.430
59.392 ± 3.430
18.23
Konsumsi Energi (gram ekor-1 hari-1)
Jantan
262.50
169.972 ± 39.400
250.522 ± 39.400
80.55
Betina
157.444 ± 13.121
237.994 ± 13.121
80.55
Konsumsi Serat Kasar (gram ekor-1 hari-1)
Jantan
12.357 ± 2.864
12.357 ± 2.864
Betina
11.446 ± 0.953
11.446 ± 0.953
Konsumsi Bahan Kering
Berdasarkan NRC (2006), untuk mendapatkan pertambahan bobot badan 100
gram hari-1 ternak muda dengan bobot 7 kg harus mengonsumsi bahan kering
sebesar 300 gram hari-1 atau 4% bobot badan. Hasil konsumsi bahan kering dalam
penelitian ini lebih kecil dari yang disarankan oleh NRC (2006), yaitu kambing
jantan mengonsumsi bahan kering sebesar 3.8 % bobot badan sedangkan kambing
betina mengonsumsi bahan kering lebih sedikit dari kambing jantan yaitu sebesar
3.75% bobot badan. Jumlah konsumsi bahan kering pada ternak jantan dan betina
juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P