BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilakukan untuk menentukan permasalahan yang dihadapi. Tahap ini adalah sangat penting, karena proses analisis
yang tidak akurat akan menyebaban hasil dari pengembangan suatu perangkat lunak akan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jadi proses ini harus sesuai dengan
keinginan pihak pengguna agar hasil pengembangan perangkat lunak memuaskan pengguna.
Dewasa ini banyak muslim yang tidak mengetahui bagaimana cara membagikan harta warisan sesuai dengan hukum islam. Padahal hukum islam pada
hakikatnya memberikan kemudahan bagi setiap pemeluknya. Dalam hal ini hukum faraidh waris memberikan jalan keluar dalam pemecahan masalah pembagian harta
warisan yang adil sesuai dengan hukum islam, yang bersumber pada Al Quran, sunnah dan ijma’ ulama.
Masalah yang akan dianalisis ini merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembagian warisan dilakukan apabila
seseorang dinyatakan meninggal dunia. Dalam hal ini pembagian warisan dilakukan dengan menggunakan aturan yang berlaku dalam hukum islam.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi sebagai dasar bagi pengembangan sistem pakar ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Banyak orang yang ingin melakukan pembagian harta warisan sesuai dengan
hukum islam namun kesulitan dalam untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan bagian dan siapa saja yang tidak berhak mendapatkan bagian.
2. Banyak orang yang ingin melakukan pembagian harta warisan sesuai dengan
hukum islam namun mereka tidak mengetahui berapa persentase bagian dari masing-masing ahli waris yang berhak mendapatkan harta warisan.
3. Orang yang ingin melakukan pembagian harta warisan berdasarkan hukum
islam terkadang kesulitan mencari orang yang ahli atau menguasai tata cara pembagian warisan menurut islam, sehingga memperlambat proses pembagian
harta warisan.
3.1.2 Penyebab Masalah
Adapun penyebab terjadinya masalah yang telah disebugtkan di atas adalah :
1. Tidak semua orang mengetahui dan mempelajari ilmu faraidh warisan, dan
bilamana diperlukan maka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari referensi dan mempelajari cara pembagian warisan.
2. Keterbatasan pakar yang menguasai ilmu faraidh, karena tidak setiap waktu
pakar tersebut dapat melayani konsultasi dengan orang yang membutuhkan.
3. Tata cara pembagian warisan berdasarkan hukum islam tidak sekedar
membagikan seluruh harta warisan kepada setiap ahli waris yang ada, namun ada kondisi-kondisi tertentu yang menentukan berhak atau tidaknya seorang
ahli waris mendapatkan bagian warisan. 4.
Bagian warisan dari masing-masing ahli waris berbeda-beda sesuai dengan kondisi keberadaan ahi waris lain yang ada. Jadi persentase bagian dari ahli
waris bisa berbeda-beda pada setiap kasus pembagian warisan.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Penyelesaian Masalah
Berdasarkan permasalahn dan penyebab masalah yang tersebut di atas, maka dapat dicarikan beberapa pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan di atas, yaitu
antara lain :
1. Membuat suatu perangkat lunak yang menyediakan referensi mengenai tata
cara pembagian warisan berdasarkan hukum islam. Referensi ini digunakan sebagai dasar teori pembagian warisan berdasarkan hukum islam.
2. Membuat sistem pakar yang dapat memproses dan mengambil kesimpulan
yang tepat untuk pendukung keputusan pembagian warisan berdasarkan hukum islam. Dimana aplikasi ini dapat digunakan kapan saja dan dimana saja
dengan menggunakan media perangkat computer bila diperlukan untuk proses pembagian warisan.
3. Membuat sistem pakar yang dapat memberikan keputusan berhak atau
tidaknya setiap ahli waris yang ada dalam pembagian warisan.
4. Mengembangkan sistem pakar yang dapat menentukan besarnya bagian ahli
waris yang berhak dalam pembagian warisan.
3.1.4 Hasil Analisis Sistem
Hasil analisis yang dieproleh dari penjabaran atas permasalahan dalam identifikasi masalah yang dikombinasikan dengan pendekatan solusi, maka diperoleh kesimpulan-
kesimpulan sebagai berikut :
3. Perlu adanya pengembangan sistem pakar untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan cara pembagian warisan berdasarkan hukum islam.
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem pakar yang dikembangkan menyediakan referensi teori tata cara
pembagian warisan.
5. Dalam mengambil suatu kesimpulan, sistem pakar harus dapat mengajukan
beberapa pertanyaan yang kemudian pengguna sistem memberi jawaban. dari jawaban tersebut dapat diidentifikasi solusi siapa saja yang berhak
mendapatkan warisan.
6. Setelah ditemukan siapa saja ahli waris yang berhak, maka sistem pakar akan
menentukan jumlah bagian dari masing-masing ahli waris yang berhak.
3.1.5 Hasil Analisis Pengetahuan
Dari hasil analisis pengetahuan yang akan digunakan dalam pengembangan basis pengetahuan ini terdapat beberapa goal yang harus dipenuhi dalam sistem pakar. Goal
tersebut merupakan besarnya bagian dari tiap ahli waris yang berhak mendapatkan harta warisan, yaitu :
7.
Bagian
1 2
:
- Suami
- Anak perempuan
- Anak perempuan dari anak laki-laki cucu perempuan
- Saudara perempuan kandung
- Saudara perempuan sebapak
8.
Bagian ¼
:
- Suami
- Istri
9.
Bagian
1 8 :
Universitas Sumatera Utara
- Isteri
10. Bagian
2 3
:
- Anak perempuan
- Anak perempuan dari anak laki-laki cucu perempuan
- Saudara perempuan kandung
- Saudara perempuan sebapak
11. Bagian
1 3
:
- Ibu
- Saudara laki-laki seibu lebih dari 1
- Saudara perempuan seibu lebih dari 1
12. Bagian
1 6
:
- Bapak
- Kakek dari pihak bapak
- Ibu
- Anak perempuan dari anak laki-laki cucu perempuan
- Saudara perempuan sebapak 1 orang
- Saudara laki-laki seibu 1 orang
- Saudara perempuan seibu 1 orang
- Nenek dari pihak bapak
13. Bagian Ashobah bi Nafsi ABN :
- Anak laki-laki
- Cucu laki-laki
- Bapak
- Kakek
Universitas Sumatera Utara
- Saudara laki-laki kandung
- Saudara laki-laki sebapak
- Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
- Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
- Paman sekandung bapak
- Paman sebapak bapak
- Anak laki-laki dari paman sekandung bapak
- Anak laki-laki dari paman sebapak bapak
14. Bagian Ashobah bil Ghoir ABG :
- Anak perempuan jika bersama anak laki-laki
- Cucu perempuan jika bersama cucu laki-laki
- Saudara perempuan kandung jika ada saudara laki-laki kandung
- Saudara perempuan sebapak jika ada saudara laki-laki sebapak
15. Bagian Ashobah ma’al Ghoir AMG :
- Dua atau lebih saudara perempuan kandung
- Dua atau lebih saudara perempuan sebapak
- Dua atau lebih saudara perempuan seibu.
3.2 Perancangan Sistem