Pengaruh Kurkumin terhadap Skleroderma dan Fibrosis Paru-paru Akibat Aplikasi Bleomisin pada Mencit (Mus musculus)

PENGARUH KURKUMIN TERHADAP SKLERODERMA DAN
FIBROSIS PARU-PARU AKIBAT APLIKASI BLEOMISIN
PADA MENCIT (Mus musculus)

ANNISA RAHMI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Kurkumin
terhadap Skleroderma dan Fibrosis Paru-paru Akibat Aplikasi Bleomisin pada
Mencit (Mus musculus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Annisa Rahmi
NIM B351130011

RINGKASAN
ANNISA RAHMI. Pengaruh Kurkumin terhadap Skleroderma dan Fibrosis Paruparu Akibat Aplikasi Bleomisin pada Mencit (Mus musculus). Dibimbing oleh
AGUS SETIYONO dan VETNIZAH JUNIANTITO.
Kurkumin merupakan bahan aktif utama dari tanaman kunyit (Curcuma
longa), yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Bleomisin merupakan obat antikanker yang dapat menginduksi skleroderma serta
fibrosis paru-paru pada manusia dan hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek kurkumin terhadap skleroderma dan fibrosis paru-paru akibat
aplikasi bleomisin pada mencit berdasarkan pendekatan patomorfologi.
Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 4-6 ekor mencit jantan galur ddy,
kelompok perlakuan tersebut antara lain: (i) kontrol, diinjeksikan secara subkutan
(SC) 100 µl aquadest steril di kulit bagian dorsal, (ii) bleomisin (BLM),
diinjeksikan SC 100 µl bleomisin konsentrasi 1 mg/ml di kulit bagian dorsal, (iii)
kurkumin (CMN), diinjeksikan secara intraperitoneal (IP) 100 mg/kg BB
kurkumin dalam 0.5% carboxymethylcellulose (CMC) dan SC 100 µl aquadest

steril di kulit bagian dorsal, dan (iv) BLM+CMN, diinjeksikan SC 100 µl
bleomisin dengan 1 mg/ml dan IP 100 mg/kg BB kurkumin dalam 0.5% CMC.
Perlakuan diberikan setiap hari selama 4 minggu. Setelah masa perlakuan berakhir,
mencit diterminasi dengan menggunakan ketamin overdosis. Kulit bagian
punggung dan paru-paru dikoleksi dan difiksasi dalam 10% buffered neutral
formalin (BNF). Evaluasi histopatogi jaringan dilakukan dengan mengamati
preparat jaringan yang telah diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE)
dan Masson’s trichrome (MT).
Hasil menunjukkan bahwa pada organ kulit kelompok BLM memiliki
jumlah dan luas folikel rambut yang lebih rendah secara signifikan jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, kelompok ini memiliki nilai
luas area jaringan ikat dan jumlah sel radang (makrofag dan limfosit) lebih besar
secara signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan pada
organ paru-paru, kelompok BLM memiliki nilai luas area jaringan ikat dan tebal
dinding alveol yang lebih besar secara signifikan jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Selain itu, pemberian kurkumin pada dapat meningkatkan
jumlah dan luas folikel rambut, menurunkan luas area jaringan ikat kulit dan
jumlah sel radang, serta menurunkan luas area jaringan ikat paru-paru dan tebal
dinding alveol secara signifikan pada mencit yang mendapatkan perlakuan BLM.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terapi kurkumin dapat

menghambat fibrogenesis pada skleroderma dan fibrosis paru-paru akibat aplikasi
bleomisin.
Kata kunci: bleomisin, fibrosis paru-paru, kurkumin, mencit, skleroderma

SUMMARY
ANNISA RAHMI. The effects of curcumin on bleomycin-induced scleroderma
and pulmonary fibrosis in mice (Mus musculus). Supervised by AGUS
SETIYONO and VETNIZAH JUNIANTITO.
Curcumin is an curcuminoid compound of turmeric. Curcumin has been
demonstrated to have anti-oxidant and anti-inflammatory properties. Bleomycin
(BLM) is an anti-cancer drug which induced scleroderma and pulmonary fibrosis
in human and animals. Here we investigate biological effects of curcumin on
bleomycin-induced scleroderma and pulmonary fibrosis in mice through
pathomorphological assesment.
In this study, each group consisted of 4-6 mice ddy strain, that groups
namely (i) control, mice were subcutaneously (SC) injected with 100 µl sterilized
aquadest in dorsal skin, (ii) bleomisin (BLM) group, injected with 100 µl of 1
mg/ml BLM SC in dorsal skin, (iii) curcumin (CMN) group, mice were
intraperitoneally (IP) injected with 100 mg/kg body weight (BW) curcumin
dissolved in 0.5% carboxymethylcellulose (CMC) and injected with 100 µl

sterilized aquadest SC, (iv) BLM+CMN group, injected with 100 µl of BLM 1
mg/ml SC and injected with 100 mg/kg BW CMN in 0.5% CMC IP. Injections of
PBS, BLM, CMN were performed daily for four weeks period. The mice were
euthanized with overdosed ketamine, and afterwards the dorsal skin and lung
samples were collected and fixed in 10% buffered neutral formalin (BNF).
Histopathological evaluation was performed with hematoxylin-eosin (HE) and
Masson’s trichrome (MT) stains.
The results showed that BLM treatment significantly decreased hair follicles
number and size. Additionally, in BLM-treated group there was significant
increase in skin fibrosis area and inflammatory cells (macrophage and
lymphocyte) number. In the lung, repeated BLM treatment initiated higher
fibrosis area and alveolar wall area fraction as compared with control. In the other
hand, CMN treatment results significantly increased hair follicles number and size,
significantly reduced skin fibrosis area, lower inflammatory cells number, and
significantly decreased fibrosis area, reduced alveolar wall area fraction in BLMtreated mice. Conclusively, our study showed that CMN treatment may inhibit
skin and lung fibrogenesis in BLM-induced scleroderma and pulmonary fibrosis.
Keywords: bleomycin, curcumin, mice, pulmonary fibrosis, scleroderma

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KURKUMIN TERHADAP SKLERODERMA DAN
FIBROSIS PARU-PARU AKIBAT APLIKASI BLEOMISIN
PADA MENCIT (Mus musculus)

ANNISA RAHMI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Biomedis Hewan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Drh Eva Harlina, MSi APVet

Judul Tesis
Nama
NRP

: Pengaruh Kurkumin terhadap Skleroderma dan Fibrosis Paruparu Akibat Aplikasi Bleomisin pada Mencit (Mus musculus)
: Annisa Rahmi
: B351130011
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

drh Agus Setiyono, MS PhD APVet
Ketua


drh Vetnizah Juniantito, PhD APVet
Anggota

Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Ilmu Biomedis Hewan

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh Agus Setiyono, MS PhD APVet

Dr Ir Dahrul Syah, MSc Agr

Tanggal Ujian: 8 Juli 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah
potensi kurkumin sebagai inhibitor fibrogenesis, dengan judul Pengaruh
Kurkumin terhadap Skleroderma dan Fibrosis Paru-paru Akibat Aplikasi
Bleomisin pada Mencit (Mus musculus).
Terima kasih penulis ucapkan kepada drh Agus Setiyono, MS PhD APVet
selaku Ketua Program Studi Ilmu Biomedis Hewan sekaligus Ketua Komisi
Pembimbing. Terimakasih yang sebesarnya kepada drh Vetnizah Juniantito, PhD
APVet selaku anggota komisi pembimbing. Terimakasih juga penulis ucapkan
pada Dr drh Eva Harlina, MSi APVet selaku dosen penguji luar komisi dalam
sidang tesis. Berkat arahan dan bantuan dari komisi pembimbing dan penguji luar
komisi, tulisan ini menjadi lebih baik. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada seluruh dosen dan staf Departemen Klinik, Reproduksi, dan
Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor atas bantuannya
selama pendidikan dan penelitian berlangsung. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala
doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Annisa Rahmi


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis Penelitian


1
1
2
2
2
2

2 TINJAUAN PUSTAKA
Skleroderma
Bleomisin
Kurkumin
Hewan Model Mencit

3
3
4
5
6


3 METODE
Waktu dan Tempat
Hewan Percobaan
Material Penginduksi Skleroderma dan Fibrosis Paru-paru
Kurkumin
Desain Penelitian
Pembuatan Preparat Histopatologi
Pewarnaan Hematoksilin-Eosin
Pewarnaan Masson’s Trichrome
Parameter dalam Penelitian
Analisis Data

7
7
7
7
7
8
9
9
9
10
11

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan
Histopatologi Organ Kulit
Jumlah Folikel Rambut
Luas Folikel Rambut
Jumlah Sel Radang
Persentase Luas Jaringan Ikat Kulit
Histologi Organ Paru-paru
Persentase Luas Jaringan Ikat Paru-paru
Tebal Dinding Alveol

11
11
13
15
17
18
21
23
24
26

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

28
28
28

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

34

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1 Data bobot badan mencit setiap kelompok perlakuan
2 Perbandingan jumlah makrofag dan limfosit pada setiap kelompok
perlakuan

12
20

DAFTAR GAMBAR
1 Struktur kimia kurkuminoid (a) curcumin, (b) demethoxycurcumin, (c)
bisdemethoxycurcumin
2 Bagan alur penelitian pada setiap kelompok perlakuan
3 Perbandingan ukuran mencit pada setiap kelompok perlakuan
4 Foto mikrografi kulit dengan pewarnaan HE: (A) Kontrol, struktur
normal kulit dengan jaringan lemak intradermal; (B) BLM, struktur
abnormal kulit dengan peningkatan jumlah sel radang dan hilangnya
adnexa di dermis bagian bawah; (C) CMN, struktur kulit termasuk
normal dengan jaringan lemak intradermal; (D) BLM+CMN, struktur
kulit dengan lemak intradermal dan akumulasi sel radang
5 Foto mikrografi kulit dengan pewarnaan MT: (A) Kontrol, struktur
normal jaringan ikat kulit dengan lemak intradermal; (B) BLM, struktur
lemak intradermal digantikan kolagen; (C) CMN, struktur normal
jaringan ikat kulit dengan lemak intradermal; (D) BLM+CMN,
beberapa bagian lemak intradermal digantikan kolagen
6 Jumlah folikel rambut. Superscripts berbeda menunjukkan perbedaan
signifikan (p