Karakteristik Rasio Poisson Dan Sifat Mekanis Clt-45° Menurut Arah Transversal Dan Longitudinal

KARAKTERISTIK RASIO POISSON DAN SIFAT
MEKANIS CLT-45° MENURUT ARAH TRANSVERSAL DAN
LONGITUDINAL

FIKRI DWI HARIS

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Rasio
Poisson dan Sifat Mekanis CLT-45° Menurut Arah Transversal dan Longitudinal
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Fikri Dwi Haris
NIM E24110015

ABSTRAK
FIKRI DWI HARIS. Karakteristik Rasio Poisson dan Sifat Mekanis CLT-45°
Menurut Arah Transversal dan Longitudinal. Dibimbing oleh SUCAHYO
SADIYO dan LINA KARLINASARI.
CLT (Cross Laminated Timber) merupakan produk rekayasa kayu yang
dibentuk dengan menyusun sejumlah lapisan-lapisan kayu yang dikenal sebagai
lamina secara bersilangan atau sudut tertentu satu sama lainnya dan direkatkan
dengan perekat. Rasio Poisson merupakan salah satu konstanta elastis kayu yang
perlu diperhatikan dalam konstruksi bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan rasio poisson mana yang paling besar dari CLT beberapa jenis kayu
lokal sudut 45° terhadap serat lapisan permukaan. Pengujian dilakukan meliputi
pengujian sifat fisis (kadar air) dan sifat mekanis (rasio Poisson, EL, MCS dan
keteguhan rekat). Hasil panel menunjukan bahwa dari keempat jenis contoh uji
CLT-45° kayu mindi yang memiliki nilai rasio Poisson yang paling besar dan

manii yang memiliki nilai rasio Poisson yang paling rendah. Contoh uji
longitudinal memiliki nilai rasio Poisson dan sifat mekanis yang paling besar.
Kata kunci: Cross Laminated Timber, Kecapi (Sandoricum koetjape Merr), Manii
(Maesopsis eminii Engl), Mindi (Melia azederach Linn), Poisson ratio, Sengon
(Falcataria moluccana Miq.)

ABSTRACT
FIKRI DWI HARIS. Poisson’s Ratio and Mechanical Properties Characteristics of
CLT-45° According Transversal and Longitudinal Direction. Supervised by
SUCAHYO SADIYO dan LINA KARLINASARI.
CLT (Cross Laminated Timber) is a product of engineering wood formed by
arranging a number of layers of wood known as lamina in certain directions or
angles to each other and bonded with adhesives. Poisson's ratio is one of the
elastic constants of wood that is very important in building construction. The
purpose of this research is to examine and analyze the poisson ratio where the
greatest of CLT made from certain kinds of local wood with 45 ° angle against
the fibre surface layer. Testing conducted include physical properties (moisture
content) and mechanical properties (Poisson ratio, EL, MCS and internal bending
strength). The results showed that those four types of sample CLT-45 ° mindi
wood has the highest Poisson ratio and manii has the lowest Poisson ratio.

Keywords: Cross Laminated Timber, Kecapi (Sandoricum koetjape Merr), Manii
(Maesopsis eminii Engl), Mindi (Melia azederach Linn),Poisson ratio, Sengon
(Falcataria moluccana Miq.)

KARAKTERISTIK RASIO POISSON DAN SIFAT
MEKANIS CLT-45° MENURUT ARAH TRANSVERSAL DAN
LONGITUDINAL

FIKRI DWI HARIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah
kekeringan, dengan judul Karakteristik Rasio Poisson dan Sifat Mekanis CLT-45°
Menurut Arah Transversal dan Longitudinal.Penelitian ini dilakukan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Hasil
Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada :
1 Orang tua tercinta (Bapak Muhamad Yasin, SE dan Ibu Eti Yanti), Teteh
Tiara Putri Utami, SSos, MSi, Adik Nabila Putri Nuryasti, dan seluruh
keluarga penulis atas kasih sayang, cinta, doa dan dukungan yang telah
diberikan.
2 Bapak Prof Dr Ir Sucahyo Sadiyo, MS dan Ibu Dr Lina Karlinasari, SHut
MscFTrop sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan ilmu,
masukan dan saran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3 Mas Irfan, Pak Kadiman, Pak Suhada, Pak Atin, dan Ibu Esti selaku laboran

di Laboraturium Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
4 Rekan-rekan Kondor : Ojek, Aji, Yudi, Dikki, dua sahabat tercinta: Indah dan
Syari, Base Camp KERINCI, serta keluarga Jakarta Community48
terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan.
5 Rekan-rekan HIMASILTAN, THH angkatan 48 abang teteh dan semua
teman satu bimbingan skripsi.
6 Rekan-rekan Fahutan semuanya serta angkatan 48 dan abang teteh senior.
7 Segenap keluarga besar civitas Departemen Hasil Hutan dan Fakultas
Kehutanan atas segala bantuannya.
8 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu kelancaran studi penulis, baik selama kuliah maupun dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016

Fikri Dwi Haris

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2

Bahan


2

Alat

2

Prosedur Penelitian

3

Pengujian Sifat Mekanis

3

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN


5

Kadar Air

5

Kerapatan

6

Rasio Poisson

7

Modulus Elastisitas Longitudinal (EL)

8

Kekuatan Tekan Maksimum


9

Keteguhan Geser Rekat

11

SIMPULAN DAN SARAN

12

Simpulan

12

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA


13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

21

viii

DAFTAR GAMBAR
1 Skema contoh uji tekan berdasarkan permukaan CLT

3

(Longitudinal dan Transversal)
2 Pengujian tekan CLT

4

3 Contoh uji kekuatan geser rekat

5

4 Kadar air kayu CLT

6

5 Uji Kerapatan CLT

7

6 Nilai rasio Poisson CLT

8

7 Modulus Elastisitas Longitudinal CLT

9

8 Kekuatan Tekan Maksimum CLT

10

9 Uji keteguhan geser rekat

11

DAFTAR TABEL
1 Hasil nilai rasio Poisson CLT dengan empat jenis kayu dengan faktor

7

pembebanan dan keberadaan garis rekat
2 Hasil nilai modulus elastisitas CLT dengan empat jenis kayu dengan

8

faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat
3 Hasil nilai kekuatan tekan maksimum CLT dengan empat jenis kayu

10

dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat

DAFTAR LAMPIRAN
1 Rekaman data KA dan Kerapatan CLT Sengon, Manii,

15

Kecapi dan Mindi
2 Rekaman data rasio Poisson dan ELCLT

15

3 Rekaman data kekuatan geser rekat CLT

16

4 Rekaman data kekuatan tekan maksimum CLT

17

5 Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan

18

tipe pengujian dari empat jenis kayu, Rasio Poisson, Elastisitas
Longitudinal dan kekuatan tekan tegak lurus serat CLT

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, pemanfaatan kayu kelas kuat rendah seperti kayu manii
(Maesopsis eminii Engl.), sengon (Falcataria moluccana Miq.), kecapi
(Sandoricum koetjape Merr.) dan mindi (Melia azederach Linn.) menjadi produk
kayu rekayasa mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu produk rekayasa
konstruksi adalah Cross Laminated Timber (CLT). Penggunaan CLT dalam
sistem konstruksi bangunan berasal dari teknik konstruksi kayu solid di Eropa.
Kayu perdagangan di Indonesia memiliki aneka ragam jenis dan ukuran dengan
variasi yang tinggi pada kualitas kayunya. Penebangan hutan alam yang tinggi
menyebabkan pasokan kayu berkekuatan tinggi berkurang. Disisi lain, kebutuhan
akan kayu sebagai bahan baku struktural semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan konsumen beralih ke kayu yang berasal dari hutan rakyat agar
kebutuhan kayu terpenuhi, akan tetapi umumnya kayu yang berasal dari hutan
rakyat memiliki diameter kecil dan kualitas rendah.
CLT merupakan produk rekayasa kayu yang dibentuk dengan menyusun
sejumlah lapisan-lapisan kayu secara bersilangan atau sudut tertentu satu sama
lainnya dan direkatkan dengan perekat. Keunggulan dari produk CLT adalah
dimensinya yang stabil, kuat, dan sifatnya yang seragam sehingga mampu
menyalurkan beban secara merata (FPInnovation 2011). Ceccotti (2006)
menyampaikan panel CLT di Jepang sangat bermanfaat digunakan dalam
konstruksi tahan gempa karena dapat meminimalisirkan kerusakan pada
bangunan.
Beberapa konstanta elastis kayu belum diteliti secara menyeluruh karena
kesulitan dalam pengukurannya. Rasio Poisson merupakan salah satu konstanta
elastis kayu yang perlu diperhatikan dalam analisis struktur konstruksi bangunan.
Pada struktur bangunan nilai rasio Poisson dari CLT sangat perlu
dipertimbangkan demi keperluan perhitungan keamanan saat pemakaian. Menurut
Kretschmann (2010), rasio Poisson merupakan regangan tegak lurus beban yang
dibanding dengan regangan arah sejajar pembebanan. Nilai rasio Poisson
diperlukan dalam analisis struktur bangunan sedangkan di Indonesia data nilai
rasio Poisson jenis kayu yang berasal dari hutan rakyat masih sangat sedikit.
Perumusan Masalah
Kayu sengon, manii, kecapi, dan mindi merupakan beberapa jenis kayu fast
growing species yang dapat diperoleh dari hutan rakyat. Pada umumnya kayu
jenis ini tidak digunakan sebagai bahan bangunan utama atau sebagai konstruksi
bangunan melainkan sebagai bahan bangunan pendukung. Hal tersebut
disebabkan beberapa kayu ini memiliki kerapatan yang rendah yang tidak mampu
menerima beban yang sangat besar. Rekayasa kayu menjadi panel CLT
merupakan suatu teknologi kayu dengan menyusun serta merekatkan papan-papan
dengan arah yang bersilangan sehingga dapat mendistribusi kekuatan panel CLT
secara merata pada keempat sisinya. Papan-papan pada panel CLT disusun
bersilangan dengan orientasi sudut lamina 45⁰ antar lapisannya. Sebagai bahan

2
bangunan yang mampu menerima beban yang tinggi, nilai rasio Poisson sangat
berpengaruh terhadap panel laminasi CLT.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik rasio Poisson,
kekuatan geser rekat, elastisitas longitudinal dan kekuatan tekan berdasarkan arah
longitudinal dan arah transversal CLT kayu manii (Maesopsis eminii Engl),
sengon (Falcataria moluccana Miq.), kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) dan
mindi (Melia azederach Linn.) dengan orientasi sudut lamina 45°.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
nilai rasio Poisson dan sifat mekanis tekan untuk contoh uji CLT dengan orientasi
sudut lamina 45° dari jenis kayu fast growing species.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai Bulan Maret 2015-November 2015.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengerjaan Kayu Bagian Teknologi
Peningkatan Mutu Kayu (TPMK) dan Laboratorium Pengujian Bahan Bagian
Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu (RDBK), Departemen Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok CLT, manii
(Maesopsis eminii Engl), sengon (Falcataria moluccana Miq.), kecapi
(Sandoricum koetjape Merr) dan mindi (Melia azederach Linn).
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah Universal Testing
Machine (UTM) merek Instron tipe 3369 dengan kapasitas 5 ton untuk uji sifat
mekanis. Dua buah clip on extensometer dan satu buah caliper dipasang pada
contoh uji tekan untuk mengetahui deformasi pada saat penentuan rasio Poisson.
Pengujian sifat fisis berupa kadar air menggunakan oven dan desikator. Selain
peralatan utama digunakan juga peralatan pendukung diantaranya circular saw
sebagai alat pemotong contoh uji.

3
Prosedur Penelitian
Persiapan Bahan
Panel CLT dengan orientasi sudut penyusunan lamina 45° yang berukuran
15 x 20 x 20 cm diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu Permatasari (2014),
Faishal (2014) dan Seputro (2015). Panel dipotong menjadi ukuran 3 x 3 x 9 cm
mengacu pada BS:373 (modifikasi) untuk contoh uji tekan. Sifat fisis terdiri atas
kerapatan dan kadar air.
Kadar Air dan Kerapatan
Kadar air dan kerapatan menggunakan contoh uji berukuran 5 x 5 x 5 cm.
Contoh uji tersebut ditimbang dan diukur volumenya, kemudian dihitung
berdasarkan persamaan:
Kerapatan ( )
Kadar air (%)

X 100

Keterangan:
: Kerapatan (g/cm³)
KA
: Kadar Air (%)
BKU
: Berat Kering Udara (g)
BKT
: Berat Kering Tanur (g)
VKU
: Volume Awal (cm³)
Pengujian Sifat Mekanis
Ukuran contoh uji tekan digunakan untuk menentukan nilai elastisitas
longitudinal dan rasio Poisson dengan ukuran 3 x 3 x 9 cm. Setiap balok CLT
dibuat dua macam contoh uji berdasarkan arah serat dominan dan permukaan
adalah arah transversal (Tr) dan longitudinal (Lt). Setiap contoh uji Lt dan Tr
terbagi atas dua macam contoh uji yang mengacu pada keberadaan garis rekat
(Gambar 1).

Gambar 1 Skema contoh uji tekan berdasarkan permukaan CLT (LongitudinalTransversal)
Rasio Poisson
Rasio Poisson ditentukan berdasarkan pengujian tekan. Nilai rasio Poisson
diperoleh dari perubahan dimensi contoh uji yang terukur oleh dua buah clip on

4
extensometer (Gambar 2). Clip on extensometer 1 mengukur perubahan dimensi
searah beban (aksial), sedangkan clip on exstensometer 2 mengukur perubahan
dimensi tegak lurus beban (lateral) yang diasumsikan setiap sisinya mengalami
perubahan dimensi yang sama. Rasio Poisson dihitung menggunakan rumus:

Dimana

ɛ
ɛ

i
j

: Rasio Poisson
: Regangan arah gaya aktif (aksial)
: Regangan arah pasif (tegak lurus gaya/lateral)
Caliper

Contoh uji

Clip ekstensometer 1
(Aksial)

Clip ekstensometer 2
(Lateral)

Gambar 2 Pengujian tekan CLT
Modulus Elastisitas Longitudinal (EL)
Modulus elastisitas longitudinal (EL) menggunakan contoh uji yang sama
untuk pengukuran rasio Poisson. Nilai EL dihitung berdasarkan persamaan:
EL

)

Keterangan
EL
: Modulus elastisitas longitudinal (kg/cm²)
∆P/∆L
: Slope kurva beban-deformasi (kg/cm)
L
: Panjang mula (5cm)
A
: Luas penampang (cm²)
Sistem pengambilan data berupa computerized secara bersama-sama dengan
pengujian sifat mekanis rasio Poisson menggunakan modifikasi BS:373 (1957).

5
Kekuatan Tekan Maksimum
Kekuatan tekan maksimum menggunakan contoh uji yang sama untuk
pengukuran rasio Poisson dan EL dihitung berdasarkan persamaan:
Kekuatan Tekan Maksimum
Keteguhan Geser Rekat
Kekuatan geser rekat diuji untuk mengetahui daya rekat CLT. Contoh uji
yang digunakan berukuran (5 x 5 x5) cm sesuai standard JAS 234 (2003).
Pengujian keteguhan rekat adalah perbandingan nilai beban maksimum
dibandingkan luas bidang rekat. Nilai keteguhan geser rekat dapat dihitung
dengan rumus:
Keteguhan Geser Rekat

Gambar 3 Contoh uji kekuatan geser rekat
Analisis Data
Analisis data pengamatan dilakukan menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yang terdiri atas rata-rata dan standar deviasi. Proses pengolahan data
penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Alat bantu yang
digunakan yaitu program microsoft excel 2007, SPSS versi 22. Sebaran data
rataan fisik dan mekanik contoh uji CLT ditampilkan dalam bentuk histogram.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kadar air rata-rata paling tinggi dari
contoh uji panel CLT kayu mindi adalah sebesar 14.47%, diikuti oleh CLT kayu
kecapi (13.89%), kayu manii (13.50%), dan kayu sengon (12.00%). Nilai rataan
umum kadar air panel CLT untuk semua perlakuan adalah 13.47%.

Kadar air (%)

6
16
14
12
10
8
6
4
2
0

13.50

13.89

14.47

manii

kecapi
Jenis kayu

mindi

Rataan:
13.47%

12.00

sengon

Gambar 4 Kadar air kayu CLT
Nilai rataan kadar air panel CLT sebagaimana disebutkan diatas tidak
menunjukan perbedaan yang besar dengan penelitian Nurlaela (2015), yaitu kadar
air panel CLT-45° sengon sebesar 12.9% dan kadar air panel CLT-45° mindi
adalah 13.8%. Data kadar air yang dihasilkan sesuai dengan kisaran besarnya nilai
kadar air kering udara untuk iklim Indonesia yaitu sebesar 12-20% (Praptoyo
2010). Gulzow et al. (2011) menyatakan bahwa kadar air dalam panel CLT
berpengaruh terhadap kekuatan geser rekat dan lentur. Kadar air juga
mempengaruhi keteguhan rekat yang dihasilkan. Kadar air panel CLT tidak
dipengaruhi oleh ketebalan dan orientasi sudut lamina yang membentuk panel
(Hindom 2014).
Kerapatan
Nilai rataan kerapatan contoh uji terbesar terdapat pada CLT kayu mindi
yaitu berkisar antara 0.49-0.50 g/cm³ dengan rata-rata sebesar 0.50 g/cm³.
Sedangkan CLT kayu sengon menunjukkan nilai kerapatan yang paling rendah
diantara ketiga contoh uji lainnya berkisar antara 0.29-0.34 g/cm³ dengan rata-rata
0.30 g/cm³. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Permatasari (2014), yang
menunjukan nilai kerapatan CLT kayu sengon dan CLT kayu mindi sebesar 0.33
g/cm³ dan 0.51 g/cm³. Hasil contoh uji CLT kayu manii berkisar antara 0.39-0.42
g/cm³ dengan rata-rata 0.40g/cm³. Pada penelitiaan Seputro (2015), sebaran nilai
kerapatan panel CLT manii berkisar antara 0.40-0.41 g/cm³. Nilai kerapatan
contoh uji CLT kayu kecapi berkisar antara 0.42-0.44 g/cm³ dengan rataan sebesar
0.43 g/cm³. Hasil penelitian Faishal (2014) nilai kerapatan kecapi CLT-45°
sebesar 0.46 g/cm³. Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai kerapatan rata-rata dari
empat contoh uji CLT berkisar antara 0.30-0.50 g/cm³.
Kerapatan dapat mempengaruhi kekuatan kayu, semakin besar kerapatan
dan berat jenis kayu maka akan semakin kuat kayu tersebut (Mardikanto et al.
2011). Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ruhendi et al (2007) bahwa
dinding serat yang tebal dapat menghasilkan tegangan yang lebih besar sehingga
kayu berkerapatan tinggi akan lebih kuat, lebih keras dan lebih kaku dibandingkan
kayu berkerapatan rendah
.

7
0,6
0.50
Kerapatan(g/cm³)

0,5
0.40

0.43

Rataan:
0.41 g/cm³

0,4
0.30
0,3
0,2
0,1
0
sengon

manii

kecapi

mindi

Gambar 5 Uji Kerapatan CLT menurut jenis kayu penyusun
Rasio Poisson
Pengujian nilai rasio Poisson bertujuan untuk mengetahui seberapa elastis
suatu material menerima beban tekan maupun tarik. Tabel 1 menunjukan bahwa
arah pembebanan, longitudinal (0.36) memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan transversal (0.28). Bodig dan Jayne (1982), menyatakan
nilai rasio Poisson pada arah serat melintang lebih kecil dibanding nilai rasio
Poisson pada arah serat aksial. Hal ini diduga, nilai rasio Poisson dipengaruhi oleh
pengaruh arah panjang serat terhadap pembebanan. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian kali ini yang menunjukan bahwa nilai nilai rasio Poisson longitudinal
lebih besar dibandingkan dengan nilai rasio Poisson contoh uji transversal.
Tabel 1 Nilai rasio Poisson CLT hasil pengujian pada empat jenis kayu dengan
faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat
Arah
Keberadaan
Jenis Kayu
Rataan
Pembebanan Garis Rekat Sengon Manii Kecapi Mindi
Tanpa Garis
0.31
0.13
0.35
0.42
0.30
Rekat (1)
Transversal
0.28
(Tr)
Ada Garis
0.30
0.17
0.30
0.28
0.26
Rekat (2)
Tanpa Garis
0.34
0.29
0.35
0.58
0.39
Rekat (1)
Longitudinal
0.36
(Lt)
Ada Garis
0.28
0.38
0.22
0.39
0.32
Rekat (2)
rataan
0.31
0.24
0.31
0.42
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa jenis kayu memberikan pengaruh
nyata terhadap nilai rasio Poisson pada selang kepercayaan 95% (Gambar 6).
Arah pembebanan dan keberadaan garis rekat tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap nilai rasio Poisson. Hasil uji lanjut beda menunjukan bahwa nilai
rasio Poisson jenis kayu penyusun CLT manii dan kecapi berbeda nyata dengan
mindi sedangkan manii, sengon dan kecapi tidak berbeda nyata. Hal serupa terjadi
antara sengon dan mindi yang tidak berbeda nyata.

8
0,50
0.42

0,45

Rasio Poisson

0,40
0,35

0.31

0,30

0.31
0.24

0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
Sengon

Manii

Kecapi

Mindi

Gambar 6 Nilai rasio Poisson CLT orientasi sudut lamina 45° menurut jenis
kayu penyusun
Gambar 6 menunjukan rataan nilai rasio Poisson menurut jenis kayu
penyusun CLT-45° dari yang terbesar yaitu mindi sebesar 0.42, diikuti kecapi dan
sengon yang memiliki nilai rataan yang seragam sebesar 0.31, dan CLT-45° manii
memiliki nilai rasio Poisson sebesar 0.24. Nilai rasio Poisson kayu solid softwood
berkisar antara 0.33-0.67, kayu hardwood berkisar antara 0.37-0.5 dan nilai rataan
rasio Poisson papan lamina memiliki kisaran 0.1- 0.3 (Bodig dan Jayne 1982).
Modulus Elastisitas Longitudinal (EL)
Hasil menunjukan bahwa pada contoh uji CLT-45° rataan nilai modulus
elastisitas longitudinal (EL) kayu manii memiliki nilai yang paling besar yaitu
18128 kg/cm2, diikuti CLT-45° kayu sengon sebesar 9154 kg/cm2, CLT-45° kayu
kecapi 7936 kg/cm2, dan CLT-45° kayu mindi sebesar 5835 kg/cm2. Sementara
itu, nilai rataan EL contoh uji longitudinal yaitu Lt sebesar 16361 kg/cm2 dan Tr
sebesar 4164 kg/cm2 (Tabel 2).
Tabel 2 Nilai Modulus Elastisitas Longitudinal (kg/cm2) hasil pengujian CLT-45°
pada empat jenis kayu dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis
rekat
Arah
Keberadaan
Jenis Kayu
Rataan
Pembebanan Garis Rekat Sengon Manii Kecapi Mindi
Tanpa Garis
3765
1963 12582 2432 5185
Rekat (1)
Transversal
4164
(Tr)
Ada Garis
4863
1565
1100
5048 3144
Rekat (2)
Tanpa Garis
22672 43545 16762 8508 22872
Rekat (1)
Longitudinal
16361
(Lt)
Ada Garis
5316
25439 1299
7349 9850
Rekat (2)
rataan
9154 18128
7936 5835

9
Modulus elastisitas longitudinal merupakan ukuran ketahanan terhadap
pemanjangan atau pemendekan suatu contoh uji di bawah tarikan atau tekanan.
Modulus elastisitas longitudinal (EL) pada contoh uji longitudinal memiliki nilai
rataan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rataan contoh uji transversal
(Gambar 7).
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa arah pembebanan memberikan
pengaruh nyata terhadap nilai EL pada selang kepercayaan 95% (Gambar 7). Jenis
kayu dan keberadaan garis rekat tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
nilai EL. Hasil uji lanjut beda menunjukan bahwa nilai EL longitudinal (15361
kg/cm2) berbeda nyata dengan nilai rasio Poisson arah arah transversal (4164
kg/cm2). Menurut Kretschmann (2010), hubungan ideal antara rasio Poisson dan
modulus elastisitas tidak selalu saling erat bertemu.

Modulus Elastisitas
Longitudinal
(kgcm-2)

20
15.36

15
10
4.16

5
0
Longitudinal

Transversal

Gambar 7 Elastisitas longitudinal CLT orientasi sudut lamina 45° menurut
arah pembebanan
Pada posisi contoh uji longitudinal (Lt1 dan Lt2) arah serat memiliki
kecenderungan yang dominan sejajar dengan arah pembebanan sehingga
menghasilkan nilai EL yang tinggi, akan tetapi pada posisi transversal (Tr1 dan
Tr2) arah serat sepenuhnya tegak lurus terhadap pembebanan sehingga
menghasilkan EL yang rendah. Diduga posisi arah panjang serat berpengaruh
terhadap nilai EL pada CLT-45°.
Kekuatan Tekan Maksimum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tekan maksimum paling
besar adalah CLT kayu kecapi dengan nilai 122.18 kg/cm² diikuti oleh mindi
117.54 kg/cm², manii 89.82 kg/cm², dan sengon 53.65 kg/cm² (Tabel 3). Nilai
kekuatan tekan maksimum contoh uji longitudinal (157 kg/cm2) lebih besar
dibandingkan nilai transversal (34.45 kg/cm2), hal tersebut disebabkan karena
nilai contoh uji longitudinal memiliki arah serat yang cenderung sejajar dengan
arah pembebanan. Sedangkan contoh uji transversal memiliki arah serat yang
tegak lurus terhadap pembebanan sehingga memiliki kekuatan tekan maksimum
yang lebih kecil dibandingkan dengan contoh uji longitudinal.
Pengujian tekan longitudinal, beban ultimit diambil dari nilai beban
maksimum, sedangkan pengujian tekan transversal diambil nilai beban ultimit dari
kondisi beban pada batas proporsional. Pertimbangannya bahwa pada pengujian

10
tekan contoh uji transversal, kayu mempunyai kecendrungan memadat sehingga
kurva beban-deformasinya akan meningkat secara terus menerus.
Tabel 3 Nilai kekuatan tekan maksimum (kg/cm2) hasil pengujian CLT-45° pada
empat jenis kayu dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat
Arah
Keberadaan
Jenis Kayu
Rataan
Pembebanan Garis Rekat Sengon Manii Kecapi Mindi
Tanpa
Garis
13.71
31.99
41.19
43.18 32.52
Transversal
Rekat (1)
34.45
(Tr)
Ada Garis
14.56
32.04
48.56
50.41 36.39
Rekat (2)
Tanpa
Garis
95.34 162.26 199.55 209.15 166.58
Longitudinal
Rekat (1)
157
(Lt)
Ada Garis
90.99 132.97 199.41 167.40 147.70
Rekat (2)
rataan
53.65
89.82 122.18 117.54

140

122,18

120

117,54

89,82

100
80
60

53,65

40
20
0
Sengon

Manii

(a)

Kecapi

Mindi

Kekuatan Tekan Maksimum
(KgCm-2)

Kekuatan Maksimum (KgCm-2)

Analisis sidik ragam menunjukan bahwa jenis kayu dan arah pembebanan
memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kekuatan tekan maksimum pada
selang kepercayaan 95% (Gambar 8). Keberadaan garis rekat tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap nilai kekuatan tekan maksimum. Hasil uji lanjut
beda menunjukan bahwa nilai kekuatan tekan maksimum CLT-45° jenis kayu
sengon berbeda nyata dengan jenis kayu manii, kecapi dan mindi. Hal serupa
terjadi pula pada manii yang berbeda nyata dengan ketiga jenis kayu lainnya.
Sementara itu kecapi dan mindi tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan
sengon dan manii.
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

157.14

34.45

Longitudinal

Transversal

(b)

Gambar 8 Kekuatan tekan maksimum berdasarkan jenis (a) dan berdasarkan
arah pembebanan (b)
Nilai kekuatan kayu dipengaruhi oleh kondisi lamina terutama adanya cacat
mata kayu atau arah miring serat sehingga kekuatan bahan tidak homogen.
Kekuatan tekan juga dipengaruhi oleh jumlah lapisan penyusun panel CLT.

11
Menurut Rachmad (2013) nilai keteguhan tekan sejajar serat papan lamina kayu
mindi sebesar 138 kg/cm², hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian kali ini yaitu kisaran sebesar 167-209 kg/cm². Nilai kekuatan tekan
sejajar serat lamina kayu kecapi memiliki rataan nilai sebesar 262 kg/cm². Hasil
penelitian kali ini menunjukan nilai kekuatan maksimum sejajar serat CLT kecapi
yaitu 199 kg/cm² (longitudinal). Menurut Mardikanto et al (2011), pengaruh
kemiringan serat terhadap kekuatan kayu (lebih besar 1:10) akan mereduksi
kekuatan tekan sejajar serat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara pengujian pada
contoh uji longitudinal dan pengujian contoh uji transversal
Keteguhan Geser Rekat
Rataan keteguhan geser rekat panel CLT keempat jenis kayu disajikan pada
Gambar 9. Panel CLT manii memiliki nilai kekuatan geser rekat sebesar 45.10
kg/cm², kecapi sebesar 38.31 kg/cm², mindi sebesar 31.67 kg/cm², dan sengon
sebesar 13.88 kg/cm². Gambar 9 menunjukan urutan nilai rataan yang berbeda
dengan urutan nilai rasio Poisson. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada
ikatan yang kuat antara nilai rasio Poisson dengan keteguhan geser rekat.
Kekuatan geser(kg/cm²)

60

JAS234:
54 kg/cm2

45.09

50

38.31

40

31.67

30
20

Rataan:
32.23 kg/cm²

13.88

10
0
Sengon

Manii

Kecapi

Mindi

Jenis Kayu

Gambar 9 Uji keteguhan geser rekat CLT dengan orientasi sudut lamina 45°
Keteguhan geser rekat contoh uji panel CLT sengon, manii, kecapi dan
mindi belum memenuhi standar JAS 234 (2003) yaitu minimum 54 kg/cm².
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keteguhan geser rekat, antara lain kadar
zat ekstraktif, keadaan permukaan yang direkat, kadar air kayu, tekanan dan
waktu kempa (Sugiarti 2010). Garis rekat yang tipis memudahkan contoh uji
untuk dirusak ketika pengujian sehingga keteguhan rekatnya rendah, sebaliknya
garis rekat yang lebih tebal mempersulit contoh uji untuk dirusak ketika pengujian
berlangsung sehingga keteguhan rekat yang dihasilkan tinggi.

12

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Contoh uji panel CLT-45° dari keempat jenis kayu yang menghasilkan nilai
rasio Poisson terbesar adalah mindi diikuti oleh kecapi, sengon dan manii,
sedangkan urutan nilai EL dari yang terbesar adalah manii, sengon, kecapi dan
mindi. Kekuatan tekan maksimum panel CLT dari yang terbesar adalah mindi,
kemudian diikuti oleh kecapi, manii dan sengon.
Panel CLT-45° arah longitudinal cenderung lebih besar nilai sifat
mekaniknya dan dalam penggunaannya lebih baik dibandingkan dengan panel
CLT-45° arah transversal.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai nilai rasio Poisson jenis
kayu solid sengon, manii, kecapi dan mindi. Pengaplikasian CLT-45° lebih tepat
digunakan pada arah pembebanan longitudinal.

13

DAFTAR PUSTAKA
[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2005. Annual Book of
ASTM Standards Volume 04-10, Wood D143 (2005). USA (US): Standard
Test Methods of small Clear Specimen of Wood.
Bodig J, Jayne BA. 1989. Mechanics of Wood Composites. New York(US): Van
Nostrand Reinhold Company.
British Standard 373. 1957. Standard Test for Small Clear Speciment. England
(EN): British Standard.
Ceccotti A, Yasumura M, Minowa C, Lauriola MP, Follesa M, Sandhaas C.
Which. 2006. Seismic Behaviour Factor for Multi-Storey Buildings Made
of Cross-Laminated Wooden Panels, Proceedings CIB W18 : Florence.
Faishal R. 2014. Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Kecapi
(Sandoricum koetjape Merr) Berdasarkan Orientasi Sudut Lamina[Sripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
FPInnovations. (2011). CLT- Assessing the Market Opportunity in North America.
Retrieved from http://www.wecbc.ca/database/rte/files/CLT-Assessing the
Market Opportunity in North America.pdf (15 November 2015).
[JAS] Japanese Agricultural Standard. 2007. Japanese Agricultural Standard for
Glue Laminated Timber. Notification No. 1152.
Gulzow A, Richter K, Steiger R. 2011. Influence of wood moisture content on
bending and shear stiffness of cross laminated timber panels. European Journal
of Wood and Wood Products. 69(2):193-197.
Kretschmann DE. 2010. Mechanical Properties of Wood in Wood Handbook.
United States (US): Forest Products Laboratory.
Mardikanto T R, Karlinasari L, Bahtiar ET. 2011. Sifat Mekanis Kayu. Bogor
(ID): IPB Press.
Martawijaya A, Kartasujana, Mandang YI, Amang S, Kadir PK. 1989 Atlas Kayu
Indonsesia Jilid II. Bogor (ID): Departemen Kehutanan Badan Peneliti dan
Pengembangan Kehutanan.
Nurlaela. 2015. Kekuatan Tekan Tegak Lurus Serat pada Permukaan Panel Cross
Laminated Timber Kayu Mindi (Melia azedarach Linn.) dan Sengon
(Falcataria moluccana Miq. Barneby & JW Grimes) [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Permatasari PC. 2014. Karakteristik Cross Laminated Timber dari Kayu Sengon
(Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &J.W. Grimes) dan Mindi (Melia
azedarach L) Menggunakan Perekat Isosianat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Praptoyo H. 2010. Sifat Anatomi dan Sifat Fisika Kayu Mindi (Melia azedarach
Linn) dari Hutan Rakyat di Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kehutanan vol IV No 1
: 21-27.
Rachmad S. 2013. Sifat Fisik dan Mekanik Papan Laminasi Silang Kayu Mindi
(Melia azederach Linn) Menggunakan Perekat Isosianat [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Ruhendi S, Koroh D S, Syamani F A, Yanti H, Nurhaida, Saad S, Sucipto T.
2007. Analisis Perekatan Kayu. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

14
Seputro GA. 2015. Analisis Kekuatan Tekan Tegak Lurus Serat Permukaan Panel
Cross-Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sugiarti. 2010. Kekuatan Lentur Glulam Struktural yang Terbuat dari Papan
Sambung Kayu Tusam dan Kayu Manis [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

15

LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekaman data KA dan Kerapatan CLT Sengon, Manii, Kecapi dan
Mindi
Kadar Air Kerapatan
Kadar Air Kerapatan
Contoh Uji
Contoh Uji
%
Kg/cm³
%
Kg/cm³
Se1
11.79
0.29
Ke1
13.72
0.44
Se2
12.02
0.28
Ke2
13.85
0.42
Se3
12.20
0.34
Ke3
14.09
0.43
Rata-rata
12.00
0.30
Rata-rata
13.89
0.43
Standard Dev
0.21
0.03
Standard Dev
0.19
0.01
Ma1
13.34
0.42
Mi1
14.66
0.50
Ma2
13.67
0.40
Mi2
14.10
0.50
Ma3
13.49
0.39
Mi3
14.66
0.49
Rata-rata
13.50
0.40
Rata-rata
14.47
0.50
Standard Dev
0.17
0.01
Standard Dev
0.32
0.01
Lampiran 2 Rekaman data rasio Poisson dan ELCLT
Contoh Uji
Sengon
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)
Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

Rasio
Poisson

EL

0.22
0.40
0.31
0.31
0.26
0.20
0.44
0.30
0.38
0.33
0.32
0.34
0.29
0.47
0.10
0.28
0.31

1418
9312
567
3766
3458
1646
9485
4863
3940
5037
59041
22672
7534
8280
134
5316
9154

Contoh Uji
Manii
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)
Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

Rasio
Poisson
0.12
0.16
0.11
0.13
0.20
0.14
0.16
0.17
0.25
0.35
0.29
0.29
0.35
0.40
0.38
0.38
0.24

EL
5002
757
131
1963
230
837
3629
1566
94407
21282
14947
43545
27337
8600
40381
25439
18128

16
Lampiran 2 Rekaman data rasio Poisson dan ELCLT.
(Lanjutan)
Contoh Uji
Contoh Uji
Rasio
EL
Poisson
Kecapi
Mindi
Tr1 (a)
0.32
17152
Tr1 (a)
Tr1 (b)
0.25
4451
Tr1 (b)
Tr1 (c)
0.48
16144
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
0.35
12583
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
0.27
440
Tr2 (a)
Tr2 (b)
0.38
674
Tr2 (b)
Tr2 (c)
0.25
2188
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
0.30
1101
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
0.43
14093
Lt1 (a)
Lt1 (b)
0.15
25142
Lt1 (b)
Lt1 (c)
0.48
11052
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
0.35
16762
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)
0.2
726
Lt2 (a)
Lt2 (b)
0.22
877
Lt2 (b)
Lt2 (c)
0.24
2294
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
0.22
1299
Rata-rata Lt2
Rata-rata total
0.31
7936
Rata-rata total

Rasio
Poisson
0.39
0.32
0.55
0.42
0.18
0.36
0.29
0.28
0.73
0.58
0.42
0.58
0.12
0.67
0.37
0.39
0.41

EL
1907
433
4956
2432
6012
4615
4518
5048
11994
11228
2303
8508
550
20352
1145
7349
5835

Lampiran 3 Rekaman data Uji Kekuatan Geser Rekat CLT.
Contoh Uji
Sengon
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
Rata-rata
Standard Dev

Keteguhan Rekat
(Kg/cm²)
11.60
26.55
4.73
11.58
10.50
8.82
16.99
12.90
25.04
12.81
10.86
14.19
13.88
6.31

Contoh Uji
Manii
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
Rata-rata
Standard Dev

Keteguhan Rekat
(Kg/cm²)
39.80
65.17
5.75
69.67
58.34
83.48
35.84
65.57
39.58
42.60
13.32
22.74
45.16
23.90

17
Lampiran 3 Rekaman data Uji Kekuatan Geser Rekat CLT.
(Lanjutan)
Contoh Uji
Kecapi
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
Rata-rata
Standard Dev

Keteguhan Rekat
(Kg/cm²)
20.22
45.41
60.62
48.12
53.82
64.96
78.92
30.62
0.74
10.99
33.69
11.60
38.31
24.35

Contoh Uji
Mindi
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
Rata-rata
Standard Dev

Keteguhan Rekat
(Kg/cm²)
20.22
45.41
60.62
48.12
53.82
64.96
78.92
30.62
0.74
10.99
33.69
11.60
38.31
24.35

Lampiran 4 Rekaman data kekuatan tekan maksimum CLT-45°.
Contoh Uji
Sengon
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)

Tekan Maks
(Kg/cm²)
15.10
13.20
12.83
13.71
15.08
14.10
14.50
95.34
83.82
115.20
87.01
95.34
119.98

Contoh Uji
Manii
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)

Tekan Maks
(Kg/cm²)
45.63
21.95
28.39
46.36
32.38
28.60
35.15
48.56
183.37
78.85
224.57
162.26
195.98

Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

28.08
124.94
91.00
53.65

Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

104.06
98.87
132.97
89.82

18
Lampiran 4 Rekaman data Uji Kekuatan Geser Rekat CLT.
(Lanjutan)
Contoh Uji
Kecapi
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)
Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

Tekan Maks
(Kg/cm²)
42.44
41.33
39.80
41.19
51.11
37.37
57.20
58.56
102.29
260.92
205.45
189.55
184.05
209.99
174.18
199.41
122.18

Contoh Uji
Mindi
Tr1 (a)
Tr1 (b)
Tr1 (c)
Rata-rata Tr1
Tr2 (a)
Tr2 (b)
Tr2 (c)
Rata-rata Tr2
Lt1 (a)
Lt1 (b)
Lt1 (c)
Rata-rata Lt1
Lt2 (a)
Lt2 (b)
Lt2 (c)
Rata-rata Lt2
Rata-rata total

Tekan Maks
(Kg/cm²)
39.26
51.79
38.48
43.18
44.97
44.98
61.30
50.41
200.37
236.17
190.92
209.15
206.60
113.34
182.27
167.40
117.54

Lampiran 5 Hasil analisis ragam dan uji lanjut beda pengaruh pada empat jenis
kayu dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat CLT.
Rasio Poisson
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: sqrt_rasioPoisson
Type III Sum
Source
of Squares
Intercept
Hypothesis
63,104
Error
,033
Pembebanan
Hypothesis
,012
Error
,123
GarisRekat
Hypothesis
,008
Error
,123
Jeniskayu
Hypothesis
,033
Error
,123
pembebanan
Hypothesis
,001
* GarisRekat
Error
,123
a. MS(jeniskayu)
b. MS(Error)

df
1
3
1
41
1
41
3
41
1
41

Mean Square
63,104
a
,011
,012
b
,003
,008
b
,003
,011
b
,003
,001
b
,003

F
5717,876

Sig.
,000

3,907

,055

2,518

,120

3,688

,019

,221

,640

19
Lampiran 5 Hasil analisis ragam dan uji lanjut beda pengaruh pada empat jenis
(Lanjutan) kayu dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat CLT.
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: sqrt_rasioPoisson
(J)
(I)

jeniskay

jeniskayu
sengon

u
manii
kecapi
mindi
sengon
kecapi
mindi
sengon
manii
mindi
sengon
manii
kecapi

manii

kecapi

mindi

Mean

95% Confidence Interval for

Difference

Difference
b

(I-J)
Std. Error
,030
,022
,002
,022
-,043
,022
-,030
,022
-,028
,022
*
-,073
,022
-,002
,022
,028
,022
*
-,045
,022
,043
,022
*
,073
,022
*
,045
,022

Sig.
,187
,933
,058
,187
,216
,002
,933
,216
,049
,058
,002
,049

Lower Bound
-,015
-,043
-,089
-,075
-,073
-,119
-,047
-,017
-,090
-,002
,028
,000

b

Upper Bound
,075
,047
,002
,015
,017
-,028
,043
,073
,000
,089
,119
,090

Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

Modulus elastisitas longitudinal
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: ln_EL
Source
Intercept
pembebanan
GarisRekat
jeniskayu
pembebanan *
GarisRekat
a. MS(jeniskayu)
b. MS(Error)

Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error

Type III Sum
of Squares
3248,841
,688
16,189
90,184
5,692
90,184
,688
90,184
3,633
90,184

df
1
3
1
41
1
41
3
41
1
41

Mean
Square
3248,841
a
,229
16,189
b
2,200
5,692
b
2,200
,229
b
2,200
3,633
2,200

b

F
14169,68

Sig.
,000

7,360

,010

2,588

,115

,104

,957

1,652

,206

20
Lampiran 5 Hasil analisis ragam dan uji lanjut beda pengaruh pada empat jenis
(Lanjutan) kayu dengan faktor pembebanan dan keberadaan garis rekat CLT.
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: ln_EL

(I)
pembebanan
Longitudinal
Transversal

(J)
pembebanan
Transversal

Mean
Difference
(I-J)

Longitudinal

Std.
Error

Sig.

95% Confidence Interval for
b
Difference
Lower Bound Upper Bound

b

1,161

*

,428

,010

,297

2,026

-1,161

*

,428

,010

-2,026

-,297

Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

Kekuatan Tekan maksimum
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: ln_KekuatanMaksimum

Source
Intercept

Type III Sum
of Squares
Hypothesis

1

843,104

7,736

3

2,579

27,931

1

27,931

4,155

41

b

,004

1

,004
b

Hypothesis
Error

GarisRekat
JenisKayu

Hypothesis

,101

4,155

41

,101

Hypothesis

7,736

3

2,579

4,155

41

b

,174

1

,174

41

b

Hypothesis
Error

4,155

,101

,101

Sig.

326,963

,000

275,629

,000

,038

,846

25,446

,000

1,720

,197

a

Error
Error
pembebanan *
GarisRekat

F

843,104

Error
pembebanan

Mean
Square

df

a. MS(JenisKayu)
b. MS(Error)
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: ln_KekuatanMaksimum

(I)
pembebanan
longitudinal
transversal

(J)
pembebanan
Transversal

Mean
Difference (IJ)

Longitudinal

Std.
Error

Sig.

b

95% Confidence Interval for
b
Difference
Lower
Upper
Bound
Bound

1,526

*

,092

,000

1,340

1,711

-1,526

*

,092

,000

-1,711

-1,340

Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no
adjustments).

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Juni 1993 sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara pasangan Muhamad Yasin dan Eti Yanti. Pada tahun 2011
penulis lulus dari SMA 47 JAKARTA dan pada tahun yang sama lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN)
Undangan. penulis memilih Program Studi Teknologi Hasil Hutan pada bagian
Rekayasa dan Design Bangunan Kayu. Departemen Hasil Hutan. Fakultas
Kehutanan. IPB Bogor.
Selama menuntut ilmu di IPB. penulis aktif pada berbagai organisasi
kemahasiswaan antara lain sebagai ketua Organisasi Mahasiswa Daerah DKI
Jakarta (OMDA J.Co) pada tahun 2012-2013. Selain itu penulis aktif di Unit
Kegiatan Mahasiswa Himpunan Profesi Mahasiswa Hasil Hutan sebagai anggota
divisi eksternal pada tahun 2012-2013 dan sebagai ketua divisi Internal pada tahun
2013-2014. Serta berbagai kegiatan di kampus IPB.
Penulis telah mengikuti beberapa kegiatan praktek lapang. antara lain
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) pada tahun 2013 di Cilacap-Batu
Raden Jawa Tengah dan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) pada tahun 2014 di
Gunung Walat, Sukabumi. Penulis juga telah melakukan Praktik Kerja Lapang
(PKL) di PT Inhutani II Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada tahun
2015.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB. penulis menyelesaikan
skripsi dengan judul Karakteristik Rasio Poisson dan Sifat Mekanis CLT-45°
Menurut Arah Transversal dan Longitudinal dibimbing oleh Prof Dr Ir Sucahyo
Sadiyo, MS dan Dr Lina Karlinasari, SHut, MSc.FTrop.