TA : Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan Aplikasi Stikom Institutional Repository (Sir) Dengan Model Utaut Pada Institut Bisnis Dan Informatika Stikom Surabaya.

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PENERIMAAN APLIKASI STIKOM

INSTITUTIONAL REPOSITORY (SIR) DENGAN MODEL

UTAUT PADA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA

STIKOM SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

CYNTIA AL ANNISA 11.41010.0213

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Institutional Repository ... 7

2.2 Webometrics ... 10

2.2.1 Pengertian Webometrics ... 10

2.2.2 Webometrics Ranking ... 11

2.3 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) ... 12

2.3.1 Perfomance Expectancy ... 16

2.3.2 Effort Expectancy ... 16


(3)

xi

Halaman

2.3.4 Facilitating Conditions ... 17

2.3.5 Behavioral Intention ... 18

2.3.6 Use Behavior ... 19

2.4 Judgement Sampling ... 19

2.5 Penentuan Besar Sampel Penelitian ... 19

2.6 Validitas ... 20

2.7 Reliabilitas ... 21

2.8 Structural Equation Modelling (SEM) ... 22

2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 27

3.1 Tahap Pendahuluan ... 28

3.2 Tahap Pengumpulan Data ... 28

3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.2.2 Variabel Penelitian ... 30

3.2.3 Pengumpulan Data ... 36

3.3 Tahap Analisis Data ... 36

3.3.1 Analisis Deskriptif ... 36

3.3.2 Uji Instrumen Penelitian ... 37

3.3.3 Uji Linearitas ... 37

3.3.4 Analisis Data SEM ... 38

3.4 Tahap Pengambilan Keputusan... 39

3.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 39


(4)

xii

Halaman

3.5.2 Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 42

4.1 Profil Aplikasi SIR ... 42

4.2 Deskripsi Wilayah Populasi ... 45

4.3 Pengujian Instrumen ... 45

4.3.1 Uji Validitas ... 45

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 47

4.4 Hasil Penelitian ... 47

4.4.1 Deskripsi Penelitian ... 48

4.4.2 Gambaran Karakteristik Mahasiswa Stikom Surabaya... 48

4.4.3 Gambaran Jawaban Mahasiswa Stikom Surabaya ... 48

4.4.4 Analisis Deskriptif Variabel Performance Expectancy ... 49

4.4.5 Analisis Deskriptif Variabel Effort Expectancy ... 50

4.4.6 Analisis Deskriptif Variabel Social Influence... 51

4.4.7 Analisis Deskriptif Variabel Facilitating Conditions ... 52

4.4.8 Analisis Deskriptif Variabel Behavioral Intention ... 52

4.4.9 Analisis Deskriptif Variabel Use Behavior... 53

4.4.10 Pengujian Persyaratan Analisis ... 54

4.4.11 Uji Linearitas Behavioral Intention atas Perfomance Expectancy ... 54

4.4.12 Uji Linearitas Behavioral Intention atas Effort Expectancy ... 54

4.4.13 Uji Linearitas Behavioral Intention atas Social Influence ... 55


(5)

xiii

Halaman 4.4.14 Uji Linearitas Behavioral Intention atas Facilitating

Conditions ... 55

4.4.15 Uji Linearitas Use Behavior atas Behavioral Intention ... 56

4.5 Analisis Data SEM ... 57

4.5.1 Uji Normalitas ... 57

4.5.2 Uji Singularitas ... 58

4.5.3 Outlier ... 59

4.5.4 Uji Kausalitas ... 59

4.5.5 Pengaruh Antar Variabel Penelitian ... 68

4.6 Pembahasan ... 71

4.6.1 Pembentuk Variabel Laten ... 71

BAB V PENUTUP ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 76


(6)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Teori-teori konstruk yang mendasari model UTAUT... 12

Tabel 2.2 Indikator Perfomance Expectancy ... 16

Tabel 2.3 Indikator Effort Expectancy ... 17

Tabel 2.4 Indikator Social Influence ... 17

Tabel 2.5 Indikator Facilitating Conditions... 18

Tabel 2.6 Indikator Behavioral Intention ... 18

Tabel 3.1 Perfomance Expectancy ... 32

Tabel 3.2 Effort Expectancy ... 32

Tabel 3.3 Social Influence ... 33

Tabel 3.4 Facilitating Conditions ... 34

Tabel 3.5 Behavioral Intention ... 34

Tabel 3.6 Use Behaviour ... 35

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 4.3 Deskripsi Gender (Jenis Kelamin) Mahasiswa Stikom Surabaya ... 48

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Performance Expectancy ... 49

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Effort Expectancy ... 50

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Social Influence... 51

Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Facilitating Conditions ... 52

Tabel 4.8 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Behavioral Intention ... 53


(7)

xv

Halaman Tabel 4.9 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap

Variabel Use Behavior ... 53

Tabel 4.10 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Performance Expectancy ... 54

Tabel 4.11 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Effort Expectancy ... 55

Tabel 4.12 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Social Influence ... 55

Tabel 4.13 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Facilitating Conditions ... 56

Tabel 4.14 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Use Behavior atas Behavioral Intention ... 56

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Model Loyalty ... 60

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Model Loyalty ... 63

Tabel 4.18 Pengaruh Langsung Variabel Penelitian ... 68

Tabel 4.19 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Penelitian ... 69

Tabel 4.20 Pengaruh Total Variabel Penelitian ... 70

Tabel 4.21 Mean dan Faktor Loading Performance Expectancy ... 72

Tabel 4.22 Mean dan Faktor Loading Effort Expectancy ... 73

Tabel 4.23 Mean dan Faktor Loading Social Influence ... 73

Tabel 4.24 Mean dan Faktor Loading Facilitating Condition ... 74


(8)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model UTAUT ... 15

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam metode penelitian ... 27

Gambar 3.2 Distribusi F ... 39

Gambar 3.3 Model konseptual ... 40

Gambar 4.1 Halaman Utama Aplikasi SIR ... 42

Gambar 4.2 Tampilan ‘search’ pencarian pada website sir.stikom.edu ... 43

Gambar 4.3 Tampilan ‘broswe’ akses dengan mengikuti berbagai kategori ... 43

Gambar 4.4 Tampilan ‘policy’ kebijakan pada website sir ... 44

Gambar 4.5 Tampilan ‘information’ informasi sir ... 44


(9)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Website SIR ... 81

Lampiran 2. Peringkat SIR dalam Webometric di Indonesia ... 81

Lampiran 3. Kuesioner ... 82

Lampiran 4. Uji Coba Instrumen ... 83

Lampiran 5. Deskripsi Data Penelitian ... 87

Lampiran 6. Uji Linieritas ... 93


(10)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (yang selanjutnya pada penelitian ini disebut Stikom Surabaya) sudah berkembang dengan menggunakan sistem digital library dalam kegiatan perpustakaan. Pada tahun ajaran 2014-2015, perpustakaan Stikom Surabaya mencoba meningkatkan standar sistem repository dengan membuat sebuah aplikasi berbasis web yang diberi nama sir.stikom.edu. Stikom Institutional Repository (SIR) adalah layanan arsip online yang dikelola oleh perpustakaan Stikom Surabaya pada Januari 2014, menggunakan Eprints sebagai repository. Eprints adalah paket perangkat lunak berbasis open-source atau gratis yang dikembangkan oleh para peneliti di University of Southampton School of Electronics and Computer Science pada tahun 2000 yang dirancang khusus untuk menyimpan koleksi makalah penelitian pengarsipan, tesis dan bahan ajar, meskipun dapat menerima konten apapun (Castagné, 2013:5). Sedangkan menurut Beazley (2010:1) Eprints adalah open-source, yang berarti bahwa setiap orang dapat mengunduh dan menggunakan perangkat lunak gratis dan perangkat lunak dapat dimodifikasi namun orang-orang seperti pengguna.

Website ini dibuat untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, melestarikan, dan menyebarkan salinan digital produk intelektual Stikom Surabaya seperti jurnal akademis, buku, tesis, disertasi, makalah, dan jenis-jenis penelitian publikasi lainnya. Berdasarkan peringkat webometric pada bidang


(11)

repository, SIR menempati peringkat 32 di Indonesia dan dapat dilihat pada tabel 1.1 Dengan adanya kondisi peringkat yang masih kurang baik tersebut, pihak perpustakaan menginginkan bahwa SIR Stikom Surabaya memasuki peringkat 10 besar dalam webometric sehingga dapat meningkatkan citra Stikom Surabaya.

Tabel 1.1 Ranking webometrics tanggal 06 Oktober 2015

No Universitas

Rank repository di Indonesia 1 Universitas Komputer Indonesia

UNIKOM Scholar Repository

12 2 Petra Christian University Scientific

Repository

14 3 University of Surabaya Repository 24 4 Repository Universitas Indonesia 25 5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Repository

29 6 STIKOM Surabaya Institutional

Repository

32 Sumber : www.webometrics.com

Berdasarkan dari permasalahan diatas, perpustakaan membutuhkan masukan untuk menilai dan menjadi tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah implementasi yang telah dilakukan. Dengan adanya masukan, maka dapat ditentukan langkah-langkah pengembangan aplikasi pada periode berikutnya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penerimaan teknologi informasi dikalangan mahasiswa Stikom Surabaya dalam penggunaan SIR. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan sebagai informasi bagi pihak terkait diorganisasi untuk memperhatikan kebutuhan akan penerapan teknologi informasi khususnya


(12)

sebagai media kegiatan belajar bagi para mahasiswa. Mengetahui sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami teknologi tersebut adalah hal yang sangat penting karena implementasi suatu teknologi informasi selalu berbanding lurus terhadap tingkat pemahaman pengguna terhadap terknologi tersebut.

Penelitian ini menggunakan model penerimaan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT). UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi informasi. Apabila implementasi SIR berhasil diterima maka waktu, tenaga, biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia dan mahasiswa dapat mengoptimalkan referensi-referensi yang ada di SIR untuk perkuliahan.

Pertimbangan-pertimbangan inilah yang mendorong penelitian ini untuk fokus pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat penerimaan teknologi pada mahasiswa Stikom Surabaya dalam pemanfaatan SIR sebagai bagian dari sistem informasi, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi digunakan angket, berikutnya hasil dari angket tersebut akan dianalisis dan hasilnya digunakan sebagai bahan masukan. Jadi, perpustakaan Stikom Surabaya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada SIR dan meningkatkan keberhasilan implementasi sekaligus meningkatkan rangking webometric.

1.2Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: bagaimana mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan mahasiswa Stikom Surabaya terhadap penggunaan Aplikasi


(13)

Stikom Institutional Repository (SIR) berdasarkan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.

1.3Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Responden dari penelitian ini hanya dilakukan pada kalangan mahasiswa Stikom Surabaya angkatan 2008-2013 yang sudah mengambil Kerja Praktik dan Tugas Akhir dan berstatus aktif

2. Penelitian ini menggunakan model pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dilakukan oleh Venkatesh pada tahun 2003

3. Penelitian ini menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM).

1.4Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan mahasiswa STIKOM Surabaya terhadap penggunaan aplikasi Aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) berdasarkan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.

1.5Manfaat

Manfaat dari adanya penelitian ini adalah menjadi bahan masukan untuk penerimaan dan penggunaan SIR untuk Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.


(14)

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang yang mendasari penulis dalam mengerjakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan konsep-konsep dan teori-teori yang mendukung dalam penyelesaian Tugas Akhir, yaitu : Institutional Repository, Webometrics, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), Judgement Sampling, penentuan Besar Sampel Penelitian, validitas, reliabilitas, Structural Equation Modelling (SEM), dan tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi, sampel serta teknik-teknik analisis yang akan digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir


(15)

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil instrument penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis seperti, analisa deskriptif, analisa validitas reliabilitas menggunakan perangkan lunak SPSS 16, sedangkan untuk analisa data menggunakan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) perangkat lunak yang digunakan untuk analisa struktural adalah AMOS 22 .

BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis sesuai dengan penelitian Tugas Akhir, beserta saran yang diuraikan agar dapat memberikan feedback yang baik dan berguna.


(16)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran dalam tugas akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

2.1 Institutional Repository

Menurut Crow dalam Pinfield (2002) mendefinisikan IR sebagai “digital collections that preserve and provide access the intellectual output of an

institution.” Sementara menurut pandangan Reitz (2010) IR adalah “satu set

layanan yang ditawarkan oleh universitas atau kelompok perguruan tinggi untuk anggota komunitas untuk pengelolaan dan penyebaran materi ilmiah dalam format digital yang diciptakan oleh institusi dan anggota masyarakat, seperti e-prints, laporan teknis, tesis, dan disertasi, data set, serta bahan ajar”.

Pada tahun 2002, research library group, sebuah asosiasi penyelengaraan perpustakaan penelitian di Amerika Serikat secara formal mendefinisikan trusted repository sebagai sarana penyimpan dengan akses jangka panjang yang dapat diandalkan bagi pemanfaatan sumber daya digital untuk keperluan komunitas tertentu. Secara organisatoris, sarana penyimpanan ini dapat berada di lingkungan lokal sebuah institusi atau dapat juga berupa program untuk mengakses dari jarak jauh sebuah sarana penyimpnan yang diletakan dan dikelola oleh institusi. Adapun persyaratan yang harus di penuhi di dalam trusted repository adalah :


(17)

1. Bertanggung jawab merawat dalam jangka panjang semua sumber daya digital yang diserahkan untuk kepentingan pengguna dimasa kini maupun dimasa mendatang

2. Memiliki sistem organisasi yang tidak hanya mampu mendukung keberlangsungan fungsi penyimpanan digital tersebut, tetapi juga keutuhan informasi digital yang terkandung didalamnya.

3. Mampu bertanggung jawab secara finansial terhadap keberlangsungan kerja sistem penyimpanan ini.

4. Memastikan bahwa desain sistem penyimpanan ini memenuhi konvensi dan standar yang sudah disepakati bersama, sehingga ada jaminan terhadap akses dan keamanan informasi digital yang tersimpan di dalamnya.

5. Memiliki sarana evaluasi yang dapat digunakan untuk selalu memenuhi harapan komunitas, khususnya dalam trustworthsiness

6. Secara jangka panjang, terbuka dan eksplisit bertanggung jawab kepada pihak yang menyimpan maupun menggunakan simpanan tersebut.

7. Memiliki kebijakan tertulis, catatan kegiatan dan kinerja yang dapat di periksa dan diukur untuk membuktikan tanggung jawab.

Dari serangkaian persyaratan yang dipenuhi dalam sebuah trusted repository akhirnya berkembang menjadi sebuah repository yang secara kelembagaan lebih terstruktur dan diwadahi oleh sebuah lembaga seperti misalnya Universitas, Pusat Penelitian, Lembaga Ristek dan sebagainya yang dikenal sebagai institutional repository. Istilah simpanan kelembagaan atau institusional repository merujuk ke sebuah kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu.


(18)

Peran perpustakaan digital dalam konteks institutional repository pada awalnya juga menjadi bahan diskusi dan perdebatan. Inti dari institutional repository adalah inisiatif ilmuwan atau dosen untuk mengirim karya mereka dan kesadaran untuk menyimpan karya mereka secara pribadi (self archiving). Kegiatan “mengirim” dan ‘menyimpan’ ini seringkali dilakukan dengan amat mudah berkat kemajuan tegnologi komputer. Kemudahan ini di satu sisi menyulut semangat para ilmuwan untuk semakin produktif dalam menciptakan karya ilmiah

mereka sekaligus melawan ‘ancaman’ yang tercakup dalam kalimat populer

Publish or Perish”, namun di sisi lain menimbulkan pertanyaan tentang kualitas dan otoritas.

Dalam praktiknya seorang ilmuwan akan mendapatkan angka kredit jika berhasil memuat artikelnya di jurnal akreditasi. Ilmuwan yang tak pernah menulis akan tersingkir dari percaturan ilmiah. Persoalannya, jurnal akreditasi itu juga sangat sulit untuk ‘ditembus’. Apalagi oleh ilmuwan dari negara berkembang. Teknologi informasi memungkinkan ilmuwan ‘melawan’ rintangan ini dengan menerbitkan sendiri karyanya.

Crow dalam Pinfield (2002) mencatat beberapa manfaat yang bisa diambil dari IR, yaitu: adanya perluasan penyebaran karya ilmiah sehingga memungkinkan untuk disitir oleh pihak lain; penyebaran bisa dilakukan dengan cepat; nilai tambah layanan informasi. Di luar kemanfaatan yang bisa diambil, ada kemanfaatn lain dengan adanya IR yaitu untuk kepentingan pribadi penyumbang IR dan untuk kepentingan lembaga. Untuk kepentingan pribadi, seorang penyumbang bisa menerbitkan hasil penelitian atau karya tulisnya melalui IR perguruan tingginya. Mengingat IR memungkinkan semua orang membaca


(19)

karya orang lain, maka secara potensial seseorang tersebut akan mendapat pengesahan dari pembaca bahwa dia otoritatif dalam bidangnya. Seseorang yang dalam kurun waktu tertentu selalu menerbitkan bidang filsafat misalnya, secara potensial pembaca akan menghabiskan dirinya sebagai penulis yang otoritatif dalam bidang filsafat.

Lembaga yang menaungi IR juga akan mendapatkan keuntungan dari membuka akses IR kepada publik. Keuntungan tersebut tentu bukan keuntungan finansial, tapi lebih kepada keuntungan reputasi universitas. Semakin banyak penulis mensitir karya akademisi universitas tertentu, maka univeritas tersebut semakin diakui sebagai universitas yang punya reputasi dalam bidang pengetahuan tertentu. Reputasi baik akan membuat peringkat universitas tersebut semakin naik dan akan diperhitungkan oleh masyarakat. Dan untuk komunitas peneliti, sesungguhnya IR menghindarkan dari duplikasi karya penelitian.

2.2 Webometrics

2.2.1 Pengertian Webometrics

Webometrics adalah "studi tentang aspek-aspek kuantitatif dari konstruksi dan penggunaan sumber daya informasi, struktur dan teknologi pada gambar web melalui pendekatan bibliometrik dan informetric” (Bjorneborn & Ingwersen, 2001). Webometrics juga telah diperkenalkan yaitu "studi tentang konten berbasis web dengan metode kuantitatif dengan tujuan utama untuk penelitian ilmu sosial menggunakan teknik yang tidak khusus untuk satu bidang studi" (Thelwall, 2009). Definisi ini mencakup aspek kuantitatif baik dari sisi konstruksi, sisi penggunaan ilmu,dan web yang mencakup empat bidang utama penelitian webometrics.


(20)

2.2.2 Webometrics Ranking

Webometrics Ranking of World Universities (WRWU) adalah inisiatif dari Cybermetrics Lab, sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC) yaitu badan penelitian publik terbesar di Spanyol. CSIC didirikan pada tahun 1939 dari organisasi sebelumnya Junta para la Ampliación de Estudios e Investigaciones Cientificas berdiri pada tahun 1907 di bawah kepemimpinan peraih penghargaan Nobel Spanyol Prof Ramón Y Cajal. Kegiatan webometrics yaitu merilis peringkat Universitas di dunia berdasarkan beberapa kriteria yaitu visibility (V) dengan bobot 0.5; size (S) dengan bobot 0.2; rich files (R) dengan bobot 0.15; scholar (Sc) dengan bobot 0.15 yang dirilis tiap 6 bulan sekali (http://www.webometrics.info/en/Objetives).

Semenjak tahun 2004, webometrics ranking dipublikasikan dua kali dalam satu tahun. Pengumpulan data-data website dilakukan pada minggu pertama bulan Januari dan Juli, dan selanjutnya akan diumumkan hasilnya pada minggu terakhir pada kedua bulan tersebut (http://www.webometrics.info/index.html).Parameter penilaian Webometrics adalah sebagai berikut (Rizal, 2011):

a)Size (S)

Merupakan jumlah halaman dapat diambil dari empat search engine seperti : Google, Yahoo, Live Search, dan Exalead.

b)Visibility (V)

Merupakan jumlah total link eksternal unik yang diterima (inlinks) oleh sebuah situs. Link ini hanya dapat diperoleh dengan Google, Yahoo Search, Live Search dan Exalead.


(21)

c)Rich Files (R)

Merupakan proses setelah evaluasi relevansinya dengan kegiatan akademik dan publikasi serta mempertimbangkan volume format file yang berbeda. Pilihan format file seperti berikut ini: Adobe Acrobat (*.pdf), Adobe PostScript (*.ps), Microsoft Word (*.doc) dan Microsoft Powerpoint (*.ppt). Data-data ini didapatkan menggunakan Google, Yahoo Search, Live Search dan Exalead. d)Scholar (Sc)

Dapat disebut juga Google Scholar yang merupakan produk Google yang khusus digunakan untuk keperluan akademik. Google Scholar menyediakan papers dan kutipan untuk tiap doain akademis. Hasil dari Scholar database ini menunjukkan paers, reports dan item-item akademik lainnya.

2.3 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Model UTAUT disusun berdasarkan model-model penerimaan teknologi sebelumnya seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), Technology Acceptence Model (TAM), Motivation Model (MM), Combined TAM dan TPB,Model of PC Utilization (MPTU), Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Berikut ini adalah penjelasan teori-teori konstruk yang mendasari model UTAUT :

Tabel 2.1 Teori-teori konstruk yang mendasari model UTAUT

No Nama Teori Peneliti dan

Tahun Penelitian Pengertian

1

Theory of Reasoned Action (TRA)

Fishbein dan Azjen (1975)

Teori untuk memprediksi perilaku manusia yaitu dengan cara

menganalisis hubungan antara berbagai kriteria kinerja dan sikap seseorang, niat, dan norma subyektif.


(22)

No Nama Teori Peneliti dan

Tahun Penelitian Pengertian

2 Theory of Planned Behavior (TPB) Ajzen (1988)

Teori yang digunakan untuk memenuhi keadaan ketika perilaku seseorang tidak sukarela dengan memasukkan prediktor niat dan perilaku yang mengacu pada

keyakinan tentang adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau menghalangi kinerja suatu perilaku tertentu.

3

Technology Acceptance Model (TAM)

Davis F.D (1989)

Mengidentifikasi reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu yang

menentukan sikap dan perilaku orang tersebut dengan cara membuat model perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku dimana tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut.

4 Motivational Model (MM)

Davis, et al. (1992)

Teori motivasi yang dikembangkan untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan teknologi.

5

Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB)

Taylor dan Todd (1995)

Model hibrida dari TPB dengan TAM yang memberikan penjelasan akurat mengenai penentu penerimaan dan perilaku penggunaan suatu teknologi tertentu.

6

Model of PC Utilization (MPCU)

Thompson, et al. (1991)

Menilai pengaruh dari kondisi-kondisi yang mempengaruhi dan

memfasilitasi, faktor sosial,

kompleksitas, kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka panjang terhadap pemanfaatan PC. 7 Innovation Diffusion Theory (IDT) Rogers (1962)

Diadopsi dari penerapan teknologi IDT dapat mengukur persepsi masyarakat dengan menggunakan tujuh atribut kunci. 8 Social Cognitive Theory (SCT) Bandura (1977)

Mengidentifikasi perilaku manusia sebagai interaksi dari faktor pribadi, perilaku, dan lingkungan yang

bertujuan memberikan kerangka untuk memahami, memprediksi, dan

mengubah perilaku manusia. sumber: Venkatesh (2003)


(23)

UTAUT bertujuan menjelaskan minat pengguna untuk menggunakan teknologi informasi dan perilaku pengguna berikutnya (Venkatesh et. al, 2003). Teori ini berpendapat bahwa empat faktor utama (ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi) adalah penentu langsung niat penggunaan dan perilaku (Venkatesh et. al, 2003). Jenis kelamin, umur, pengalaman, dan sukarela penggunaan digunakan untuk menengahi dampak empat faktor utama diatas terhadap minat penggunaan dan perilaku. Teori ini dikembangkan melalui review dan konsolidasi dari delapan model yang penelitian sebelumnya yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan teknologi informasi yaitu teori tindakan beralasan, model teknologi penerimaan, model motivasi, teori perilaku yang direncanakan, sebuah teori gabungan dari perilaku yang direncanakan atau penerimaan teknologi model, model pemanfaatan PC, teori difusi inovasi, dan teori kognitif sosial (Venkatesh et. Al 2003)

Teori penerimaan teknologi informasi (Unified Theory of Acceptanceand Use of Tecnology) berdasarkan pada teori-teori perilaku penggunaan teknologi dan penerimaan teknologi. Keempat faktor tersebut tidak saling berpengaruh, namun setiap faktor mempunyai hubungan kausal dengan use behavior.

Pada model ini gender (jenis kelamin), age (umur), experience (pengalaman) serta voluntary of use (kesukarelaan) sebagai elemen penengah dalam mengemukakan dampak dari empat kunci pada penggunaan konstruk behavioral intention serta perilaku turunan tersebut (Venkatesh, et all, 2003


(24)

Gambar 2.1 Model UTAUT

Pada Gambar 2.1 diatas model UTAUT dibentuk oleh 10 elemen, yaitu Performance Expectancy (Harapan Kinerja), Effort Expectancy (Harapaan Usaha), Social Influences (Pengaruh Sosial), Facilitating Conditions (Kondisi – kondisi yang memfasilitasi), Gender (Jenis Kelamin), Age (umur), Experience (Pengalaman), Voluntarieness of Use, Behavioral Intention (Minat pemanfaatan) dan Use behavior (Penggunaan). Sementara itu terdapat elemen eksogen (mempengaruhi) dan endogen (dipengaruhi) yaitu Use Behavior dipengaruhi oleh Behavioral Intention dan Facilitating Conditions, dimana Behavioral Intention dipengaruhi oleh Performance Expectancy, dan Social Influence, Sementara Gender, Age, Experiences dan Voluntariness of Use Expectancy, sebagai elemen tambahan dalam 4 elemen eksogen utama yaitu Performance Expectancy (Harapan Kinerja), Effort Expectancy (Harapan Usaha), Social Influences (Pengaruh Sosial) dan Facilitationg Condition (Kondisi – kondisi yang memfasilitasi).


(25)

2.3.1 Perfomance Expectancy

Perfomance expectancy (harapan kinerja) merupakan keyakinan seorang individu bahwa dengan dirinya menggunakan sistem dapat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan menurut Venkatesh et. al. (2003) mendefinisikan ekspektasi kinerja (performance expectancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk mengukur variabel performance expectancy yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.2

Tabel 2.2 Indikator Perfomance Expectancy

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung

Perfomance

Expectancy X1

KegunaanPersepsian Davis 1989; Davis et al, 1989

Keuntungan relatif Moore and Benbasat 1991

2.3.2 Effort Expectancy

Effort expectancy (harapan usaha) dapat dikatakan sebagai berikut, setiap individu akan meyakini dimana ada kemudahan dalam menggunakan sistem yang dapat menghemat tenaga dan waktu maka akan terdapat minat dalam melakukan pekerjaannya. Menurut teori, effort expectancy merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mengukur variabel effort expectancy yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.3


(26)

Tabel 2.3 Indikator Effort Expectancy

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung

Effort Expectancy X2

Kemudahaan penggunaan

persepsian

Davis 1989; Davis et al. 1989

Kemudahan

penggunaaan Moore and Benbasat1991

2.3.3 Social Influence

Menurut teori, social influence (pengaruh sosial) didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et al., 2003). Untuk mengukur variabel social influence yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.4

Tabel 2.4 Indikator Social Influence

Variabel Simbol Indikator Teori/Sumber yang mendukung

Social Influence X3 Norma subjektif

Ajzen 1991; Davis et al. 1989; Fishbein and Azjen

1975; Mathieson 1991; Taylor and Todd 1995a,

1995b

Faktor-faktor sosial Thompson et al. 1991

2.3.4 Facilitating Conditions

Kondisi yang memfasilitasi penggunaan teknologi informasi adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa infrastruktur dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem informasi. Faktor-faktor tersebut adalah ketentuan-ketentuan yang mendukung pemakai dalam memanfaatkan sistem informasi, misalnya


(27)

pelatihan dan membantu pemakai ketika menghadapi kesulitan Venkatesh, et al. (2003) yang menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh pada perilaku penggunaan teknologi informasi. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Untuk mengukur variabel facilitating conditions yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.5

Tabel 2.5 Indikator Facilitating Conditions

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung

Facilitating

Condition X4

Kontrol perilaku persepsian

Ajzen 1991; Taylor and Todd 1995a,1995b

Kondisi-kondisi

pemfasilitasi Thompson et al. 1991

2.3.5 Behavioral Intention

Behavioral intention (niat keperilakuan) merupakan keinginan seseorang dalam menggunakan teknologi informasi dengan tujuan-tujuan yang di inginkannya. Pengukuran variabel moderating ini menggunakan indikator sesuai dengan Tabel 2.6

Tabel 2.6 Indikator Behavioral Intention

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung Behavioral Intention Y1 Niat Hu et al. 1999


(28)

2.3.6 Use Behavior

Use behavior (perilaku pemakaian) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai teknologi informasi tersebut berminat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunakan teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat terlaksana.

2.4 Judgement Sampling

Judgement sampling adalah salah satu jenis purposive sampling di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Sampling jenis ini bermanfaat untuk tipe-tipe estimasi tertentu, selain itu dapat dipastikan pula bahwa tujuan yang akan dicapai pasti tercapai.

2.5 Penentuan Besar Sampel Penelitian

Keterwakilan populasi oleh sampel dalam penelitian merupakan syarat penting untuk melakukan generalisasi atau inferensi. Pada dasarnya semakin


(29)

homogen nilai variabel yang diteliti, semakin sedikit jumlah sampel yang dibutuhkan dan sebaliknya.

Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini yang terbatas pada mahasiswa tetap Stikom Surabaya dan sehubungan dengan digunakannya model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) maka digunakan acuan sebagai berikut:

a .Sugiyono (2006) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian kuantitatif antara 30 – 500.

b . Gay dan Diehl (1996) dalam Kuncoro (2013: 126) menyatakan dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada atau tidaknya hubungan dalam penelitian korelasional.

2.6 Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Secara konseptual, dibedakan 3 macam jenis validitas yaitu:

a. Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukan sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep.

b. Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan.

c. Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori di mana pengujian dirancang.

Uji validitas (validity) dimaksudkan untuk menguji kualitas kuesioner. Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-


(30)

masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi nilai r.

Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, di mana r dapat digunakan rumus (Arikunto, 2003):

Keterangan: rxy = skor korelasi n = banyaknya sampel X = skor item pertanyaan Y = skor total item

Bila nilai korelasi lebih dari 0.5 maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid.

2.7 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala penilian). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, dengan yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan Reliabilitas mencakup dua hal utama, yaitu:

a. Stabilitas ukuran, stabilitas ukuran menunjukan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun. b. Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item-item


(31)

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2006). Untuk menguji digunakan Cronbach Alpha dengan rumus:

Keterangan:

r11 = realibitas instrumen (koefisien cronbach alpha) K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σb² = jumlah varians

σt² = varians total

2.8 Structural Equation Modelling (SEM)

Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya teknik ini dikenal dengan analisis jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk analisis Structural Equation Modeling (Dachlan, 2014). SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan


(32)

lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung.

Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik- teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Dachlan, 2014).

SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi (correlated independent), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator, dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis faktor, analisis time series, dan analisis kovarian. Dachlan (2014) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu


(33)

pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi).

Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau variabel indikator.

2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rujukan penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hendrawati (2013) dengan judul Analisis Penerimaan Sistem Informasi Integrated Library System (INLIS) studi kasus di perpustakaan nasional RI. Dalam penelitiannya Tuty menggunakan model UTAUT sebagai teori yang mendasari penelitiannya, sementara teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling, Ada 120 responden yang mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi mental penerimaan pegawai adalah kualitas informasi yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pegawai terhadap perolehan informasi. Serta dengan puasnya pegawai atas informasi yang dipatkan, maka dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap harapan atas performa sistem (Performance expectancy). Sedangkan yang mempengaruhi secara langsung mental penerimaan adalah Performance expectancy dan effort expectancy. Untuk faktor technology


(34)

characteristic dapat mempengaruhi task technology fit (TTF), akan tetapi TTF ini tidak memiliki pengaruh terhadap mental penerimaan (symbolic adoption). Untuk faktor yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap mental penerimaan adalah social influence, facilitating condition, task technology fit serta task characteristic.

Rujukan penelitian yang kedua yaitu penelitian Yuadi ( 2009) yang berjudul Analisis Technology Acceptance Model terhadap Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Ada 318 responden yang mengisi kuesioner, sementara teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan hipotesis yang dinyatakan adalah diterima. Dapat diketahui bahwa dua diantara sepuluh hipotesis yang diajukan dinyatakan ditolak dimana organisai e-resources tidak berpengaruh terhadap persepsi kegunaan. Demikian pula, persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap sikap pemakai ke arah penggunaan perpustakaan digital.

Rujukan penelitian yang ketiga yaitu skripsi Fattah (2014) yang berjudul Pengukuran Penerimaan Aplikasi Sicyca Menggunakan Metode UTAUT. Ada 200 responden yang mengisi kuesioner, sementara teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy (Ekspektasi Usaha) berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention (MinatPemanfaatan), Behavioral Intention (Minat Pemanfaatan) berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior (Prilaku Penggunaan).


(35)

Selain perbedaan objek penelitian. Didapatkan pula perbedaan yang cukup signifikan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya seperti pada penelitian ini turut serta menampilkan efek dari variabel moderasi umur, pengalaman, kesukarelaan hingga jenis kelamin. Selain itu pada penelitian ini Berdasarkan model UTAUT yang variabel-variabelnya seperti performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition akan diuji pengaruhnya terhadap behavioral intention dan use behavior, serta diuji pengaruh variabel moderat gender dan age terhadap hubungan antara variabel tersebut. Pengujian hubungan variabel tersebut menggunakan metode SEM dengan software AMOS 22. Berdasarkan hasil pengujian terhadap model penelitian di atas maka akan diketahui variabel-variabel manakah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan SIR.


(36)

27

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dan Use Behavior.

Berdasarkan metode, penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini dapat dikategorikan pula sebagai penelitian eksploratif karena bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan bagi peneliti selanjutnya. Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap, yaitu:

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam metode penelitian Analisis Deskriptif


(37)

3.1 Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan penelitian serta jurnal yang terkait. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang melakukan pengukuran penerimaan teknologi dengan metode UTAUT dan bagaimana menguji hipotesis.

3.2 Tahap Pengumpulan Data 3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan tentang tahapan penghitungan sampel yang akan dilakukan terhadap penelitian ini.

1) Populasi Penelitian

Unit analisis pada penelitian ini adalah mahasiswa Stikom Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berstatus aktif di Stikom Surabaya.

2) Metode dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dapat digunakan generalisasi populasi, Sampel juga bisa disebut sebagian dari populasi (Sekaran, 2006), dari penarikan sampel ini bagi peneliti berguna untuk mengurai dan menarik sebuah kesimpulan. Sampel merupakan elemen populasi yang dipilih untuk mewakili populasi dalam penelitian (Cooper dan Schindler, 2003:82). Sedangkan penarikan sampel (sampling) adalah suatu proses memilih dan memilah sejumlah bagian secukupnya dari populasi yang telah ditentukan sebelumya. Menurut Sekaran (2006), bahwa alasan penarikan sampel ini disebabkan karena besaran ukuran populasi yang tidak mungkin


(38)

dijangkau secara keseluruan mengingat waktu, biaya dan sumber daya manusia.

Penentuan jumlah sampel dalam peneltian ini dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

N

n = ... (1) N(e)2 + 1

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = Persen kesalahan pengambilan sampel yang di tolerir (Agung,2012) Persen kesalahan dalam penarikan sampel terletak antara 5-10%. Penelitian ini mengambil 7% dengan rumus Slovin dengan persamaan (1) diatas, sehingga jumlah sampel penelitian ini sebagai berikut:

SI : 761 mahasiswa KA : 69 mahasiswa 761 + 69 = 830

830

n = = 89,2 830x(0.10)2+1

761 x 89

SI = = 81,6 = 82 830

69 x 89

KA = = 7,3 = 7

830

Jadi berdasrkan persamaan (1) dan nilai yang dimasukkan maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang yaitu dimana SI 82 dan KA 7 orang.


(39)

3) Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada STIKOM Surabaya yang beralamat Jalan Raya Kedung Baruk No 98 Surabaya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.

3.2.2 Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan tentang tahapan penghitungan sampel yang akan di lakukan terhadap penelitian ini.

A.Identifikasi Variabel

Variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel eksogen (variabel bebas), terdiri dari:

a. Perfomance Expectancy (X1) dengan indikator-indikator: kegunaan persepsi (X.1.1), keuntungan relatif (X.1.2), dan ekspetasi hasil (X.1.3) b. Effort Expectancy (X2) dengan indikator-indikator: kemudahan

penggunaan persepsian (X2.1) dan kemudahan penggunaan (X2.2)

c. Social Influence (X3) dengan indikator-indikator: norma subjektif (X3.1) dan faktor-faktor sosial (X3.2)

d. Facilitating Condition (X4) dengan indikator-indikator: kontrol perilaku persepsian (X4.1) dan kondisi-kondisi memfasilitasi (X4.2)

2. Variabel endogen (variabel terikat), terdiri dari:

a. Behavioral Intention (Y1) dengan indikator-indikator pertimbangan pertimbangan sikap (Y1.1)

b. Use Behaviour (Y2) dengan indikator-indikator: intensitas penggunaan (Y2.1)


(40)

3. Variabel moderasi, terdiri dari: a. Gender (jenis kelamin) b. Age (usia)

c. Experience (pengalaman)

d. Voluntariness of use (kesukarelaan penggunaan)

B.Definisi Operasional Variabel a. Perfomance expectancy (X1)

Perfomance expectancy didefinisikan sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dia untuk mendapatkan keuntungan kinerja di pekerjaannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur performance expectancy adalah:

(1) Kegunaan persepsi (X1.1) adalah seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

(2) Keuntungan relatif (X1.2) adalah bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem meningkatkan kinerja pekerjaan individual.

(3) Ekspetasi-ekspetasi hasil (X1.3) adalah hubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku. Berbasis pada bukti empiris, mereka dipisahkan kedalam ekspektasi-ekspektasi kinerja dan ekspektasi-ekspektasi personal.


(41)

Tabel 3.1 Perfomance Expectancy

Indikator Kode Item Sumber Kegunaan

persepsian X1.1.1

SIR memungkinkan untuk mempermudah proses pembelajaran

Venkatesh et al. (2003) Keuntungan

relative X1.2.1 SIR akan meningkatkan mutu pembelajaran Ekspetasi-

ekspetasi Hasil

X1.3.1

Penggunaan SIR akan meningkatkan peluang saya untuk mengembangkan proses

Pembelajaran b) Effort Expectancy (X2)

Effort Expectancy didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem. Indikator yang digunakan untuk mengukur effort expectancy adalah:

(1) Kemudahan penggunaan persepsian (X2.1) adalah seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sisttem akan bebas dari usaha.

(2) Kemudahan penggunaan (X2.2) adalah seberapa jauh menggunakan suatu inovasi dipersepsikan sebagai yang sulit untuk digunakan.

Hubungan antara indikator dengan item pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Effort Expectancy

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Kemudahaan penggunaan

persepsian

X2.1.1 Penggunaan SIR cukup jelas dan mudah dipahami

Venkatesh et al. (2003) X2.1.2 Saya merasa SIR mudah digunakan

Kemudahan

penggunaaan X2.2.1

Belajar dengan menggunakan SIR mudah bagi saya

c) Social Influence (X3)

Social influence didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang-orang lain yang


(42)

akan mempengaruhinya menggunakan sistem baru. Indikator yang digunakan untuk mengukur social influence adalah:

(1) Norma subjektif (X3.1) adalah persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting baginya berpikir bahwa dia seharusnya atau tidak seharusnya melakukan perilaku bersangkutan.

(2) Faktor-faktor sosial (X3.2) adalah internalisasi seseorang tentang kultur subyektif grup acuan dan kesepakatan interpersonal spesifik yang dilakukan seseorang dengan orang-orang lain di situasi-situasi sosial spesifik.

Hubungan antara indikator dengan item pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Social Influence

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Norma

subjektif X3.1.1

Lingkungan tempat belajar, berpendapat sebaiknya menggunakan SIR

Venkatesh et al. (2003)

Faktor- faktor social

X3.2.1 Perpustakaan telah mendukung dalam penggunaan SIR

d) Facilitating Condition (X4)

Facilitating condition didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Indikator yang digunakan untuk mengukur facilitating condition adalah:

(1) Kontrol perilaku persepsian (X4.1) adalah merefleksikan persepsi- persepsi dari batasan-batasan internal dan eksternal pada perilaku dan meliputi keyakinan sendiri, kondisi-kondisi memfasilitasi sumber daya, dan kondisi-kondisi memfasilitasi teknologi.


(43)

(2) Kondisi-kondisi memfasilitasi (X4.2) adalah faktor-faktor obyektif di lingkungan yang mana pengamat-pengamat setuju membuat suatu tindakan untuk mudah dilakukan, termasuk penyediaan dukungan komputer.

Hubungan antara indikator dengan item pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Facilitating Conditions

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Kontrol perilaku persepsian

X4.1.1 Saya memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menggunakan SIR

Venkatesh et al. (2003) X4.1.2 Saya memiliki pengetahuan yang

cukup untuk menggunakan SIR X4.1.3 SIR sesuai dengan teknologi yang

saya gunakan Kondisi- kondisi memfasilitasi X4.2.1

Ada orang yang akan membantu saya jika menghadapi kesulitan dalam penggunaan SIR

e) Behavioral Intention (Y1)

Behavioral intention didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur behavioral intention adalah:

(1) Pertimbangan-pertimbangan sikap (Y1.1) adalah pertimbangan- pertimbangan sikap terhadap perilaku dan pertimbangan-pertimbangan normatif untuk menggunakan teknologi diwaktu kedepan.

Hubungan antara indikator dengan item pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Behavioral Intention

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Niat Y1.1.1 Saya berniat untuk menggunakan SIR selama

Venkatesh et al. (2003)


(44)

f) Use Behaviour (Y2)

Use behavior didefinisikan sebagai penggunaan aktual pengguna terhadap sebuah teknologi. Indikator yang digunakan untuk mengukur use behavior adalah:

(1) Intensitas penggunaan (Y2.1) adalah menggambarkan seberapa sering pengguna menggunakan teknologi informasi.

Hubungan antara indikator dengan item pertanyaan a k a n dijelaskan pada Tabel 11.

Tabel 3.6 Use Behaviour

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Intensitas

penggunaan Y2.1 Dalam 1 minggu menggunakan SIR berapakali

Venkatesh et al. (2003)

g) Gender

Gender didefinisikan sebagai jenis kelamin dari pengguna SIR, gender dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: pria dan wanita.

h) Age

Age didefinisikan sebagai usia dari penggunaan SIR, age dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: usia 18 tahun sampai 20 tahun, usia 21 sampai 25 tahun dan usia 26 tahun keatas.

i) Experience

Experience didefinisikan sebagai pengalaman mahasiswa dalam menggunakan teknologi sejenis dalam hal ini Digilib.stikom.edu, experience dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: berpengalaman dalam penggunaan Digilib dan tidak pernah atau jarang menggunakan Digilib.


(45)

j) Voluntariness of use

Voluntariness of use didefinisikan sebagai kesukarelaan mahasiswa dalam menggunakan aplikasi SIR, voluntariness of use dikelompokkan menjadi dua bagian dengan melihat jumlah kelas yang diampu yang menggunakan SIR. 3.2.3 Pengumpulan Data

Objek penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa berstatus aktif di Stikom Surabaya. Atas pertimbangan keterbatasan waktu, fasilitas dan biaya penelitian, mahasiswa diluar Stikom Surabaya yang juga menggunakan aplikasi SIR tidak dapat dijadikan objek penelitian karena akan membutuhkan perlakuan yang berbeda dan menghasilkan sampel yang heterogen. Lingkup penelitian dibatasi pada hubungan: performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention, dan use behavior.

Data penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara dengan pihak terkait (Perpustakaan Stikom dan tim pembuat SIR) serta penyebaran kuesioner kepada responden. Hal-hal yang mencakup kuesioner tersebut ialah perihal data pribadi responden, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention dan use behavior. Kuesioner ini disebarkan melalui media surat elektronik (e-mail) dan secara langsung (face-toface).

3.3 Tahap Analisis Data 3.3.1 Analisis Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskripsikan tentang kondisi responden dan gambaran tanggapan responden tentang variabel-variabel penelitian secara deskriptif.


(46)

3.3.2 Uji Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, diperlukan sebuah instrumen penelitian yang baik pula. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan instrumen kuesioner. Dengan kuesioner tersebut akan digunakan untuk mengukur nilai dari variabel. Salah satu kriteria penyusunan kuesioner yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Tujuan dari pengujian instrumen penelitian ini adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang telah disusun benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.

1) Uji Validitas

Validitas data diukur dengan teknik korelasi rank spearman’s. Kriteria valid bila korelasi r lebih dari nilai r tabel dengan tingkat signifikansi 5%. Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan program komputer, dimana jika terdapat tanda bintang (* atau**) maka indikator yang diteliti tersebut valid. 2) Uji Reliabitas

Reliabitas instrumen dalam penelitian ini diperiksa dengan metode alpa cronbachyang dilakukan dengan bantuan dengan program komputer (SPSS). Jika nilai alpa cronbach lebih besar dari 0.60 maka data penelitian dianggap cukup baik dan reliabel untuk digunakan sebagai input dan proses penganalisisan data guna menguji hipotesis penelitian.

3.3.3 Uji Linearitas

Asumsi ini menyatakan bahwa setiap persamaan, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Asumsi ini akan menentukan jenis


(47)

persamaan estimasi yang digunakan. Untuk melihat linearitas dapat dilihat pada grafik scatterplot hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. 3.3.4 Analisis Data SEM

Teknik analisis yang akan digunakan adalah Variance Structural Equation Modeling atau biasa disebut Partial Least Square – Path Modeling (PLS-PM) yang merupakan turunan dari Structural Equation Modeling (selanjutnya disebut SEM). Proses analisis akan menggunakan alat bantu Amos 22. Instrumen penelitian yang akan digunakan tentu saja telah melewati uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu dengan menggunakan alat bantu SPSS 16. Kemudian data yang akan diolah melalui aplikasi tersebut hanya perlu melewati satu jenis uji asumsi klasik yaitu uji linearitas.

AMOS memungkinkan melakukan estimasi atas sejumlah persamaan regresi yang berbeda tetapi terkait satu sama lain secara bersamaan, dengan membuat model struktural. Keterkaitan yang ada diantara model struktural ini memungkinkan variabel dependen pada satu hubungan berperan pula sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yang berbeda. Langkah-langkah untuk membuat permodelan dengan AMOS adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan sebuah model berbasis teori 2. Pengembangan diagram jalur atau path diagram

3. Konversi diagram jalur ke persamaan struktural dan pengukuran 4. Pemilihan matriks input dan estimasi model

5. Melakukan identifikasi model struktural 6. Evaluasi kriteria Goodness of fit


(48)

3.4Tahap Pengambilan Keputusan

Untuk menguji H0 yaitu semua koefisien regresi berganda bernilai nol,

menggunakan distribusi F. Penulis menggunakan taraf nyata 0,05 atau α = 5 %

Derajat bebas (df) dalam distribusi F : df = n – k

Dimana: df = degree of freedom/ derajad kebebasan n = Jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi

Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol diterima atau tidak.

1. Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara

bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

(Tingkat 0,05) (Distribusi F)

Gambar 3.2 Distribusi F 3.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 3.5.1 Kerangka Konseptual

Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology yang dikemukakan oleh Venkatesh pada tahun 2003. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh tidak langsung


(49)

performance expectancy, effort expectancy, social influence terhadap use behavior dan pengaruh langsung performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilititating condition terhadap use behavior dari pemakaian aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR).

Berdasarkan teori pendukung dan perumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, berikut digambarkan suatu kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penuntun dan juga mencerminkan alur berpikir yang merupakan dasar bagi perumusan hipotesis.

Gambar 3.3 Model konseptual 3.5.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. H1 : Perfomance expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention.


(50)

b. H2 : Effort expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention

c. H3 : Social influence berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention.

d. H4 : Facilitating condition berpengaruh positif dan signifikan terhadap use behavior.

e. H5 : Behavioral intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap use behavior.

f. H6 : Gender (jenis kelamin) memiliki pengaruh terhadap behavioral intention melalui performance expectancy, effort expectancy dan social influence.

g. H7 : Age (usia) memiliki pengaruh terhadap behavioral intention melalui performance expectancy, effort expectancy dan social influence juga use behavior melalui facilitating conditions.

h. H8 : Experience (pengalaman) memiliki pengaruh terhadap behavioral intention melalui effort expectancy dan social influence juga use behavior melalui facilitating conditions.

i. H9 : Voluntariness of use (kesukarelaan dalam menggunakan) memiliki pengaruh terhadap behavioral intention melalui faktor social influence.


(51)

42 4.1. Profil Aplikasi SIR

SIR adalah layanan arsip online yang dikelola oleh perpustakaan Stikom Surabaya pada Januari 2014, sebagai repository. Website ini dibuat untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, melestarikan, dan menyebarkan salinan digital produk intelektual Stikom Surabaya seperti jurnal akademis, buku, tesis, disertasi, makalah, dan jenis-jenis penelitian publikasi lainnya. Pada saat penelitian ini dilaksanakan, tampilan dari aplikasi SIR seperti Gambar 4.1


(52)

Gambar 4.2 Tampilan ‘search’ pencarian pada website sir.stikom.edu Website sir menyediakan pencarian secara rinci dan detail, mulai dari jenis dokumen, judul dokumen, aplikasi, jurnal, abstrak, tanggal dibuat, hingga penulis dokumen atau jurnal hampir semuanya ada. Bisa dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.3 Tampilan ‘broswe’ akses dengan mengikuti berbagai kategori. Pada tampilan website ini fungsi nya hampir sama dengan fungsi pencarian, hanya berbeda pada tampilannya yang menyerupai folder.


(53)

Gambar 4.4 Tampilan ‘policy’ kebijakan pada website sir.

Pada tampilan ini merupakan kumpulan kebijakan pada website sir, mulai dari ‘browsing’ penjelajahan, ‘searching’ pencarian, ‘registering’ pendaftaran, ‘depositing records’ penyetoran meta data hingga penyetoran proses file upload.

Gambar 4.5 Tampilan ‘information’ informasi sir.

Halaman ini menjelaskan tentang informasi yang ada di sir stikom Surabaya, mulai dari struktur oraganisasi hingga berita pembaharuan website sir.


(54)

4.2 Deskripsi Wilayah Populasi

Stikom Surabaya merupakan lembaga pendidikan komputer pertama yang berdiri di wilayah Jawa Timur pada tahun 1983.Waktu berlalu terus, kebutuhan akan informasi juga terus meningkat. Untuk menjawab kebutuhan tersebut AKIS ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi dengan membuka program studi Strata 1 dan Diploma III jurusan Manajemen Informatika. Dan pada tanggal 20 Maret 1986 nama AKIS berubah menjadi STIKOM Surabaya , singkatan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya Hingga akhirnya pada tanggal 4 September 2014, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 378/E/O/2014 maka Stikom Surabaya resmi berubah bentuk menjadi Institut dengan nama Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.

4.3 Pengujian Instrumen

Validitas instrumen dianalisis melalui hubungan antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total menggunakan metode analisis Pearson’s Product Moment. Sementara reliabilitas instrumen dianalisis dengan teknik alpha cronbach. Pengujian instrumen ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17.

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah alat pengujian digunakan untuk mengukur sah atau vaild tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score. Dalam tampilan


(55)

output SPSS dapat terlihat korelasi antara masing-masing butir pertanyaan terhadap total score, butir pertanyaan yang akan menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai kurang dari 0,05 yang ditandai dengan tanda (**;*). Jika muncul tanda tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid. Pengujian validitas tiap variabel laten dilakukan berdasarkan indikator-indikator yang membentuknya.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Laten Nilai Korelasi Signifikansi Keterangan

Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja)

X1.1 0.794 0.000 Valid

X1.2 0.785 0.000 Valid

X1.3 0.766 0.000 Valid

X1.4 0.765 0.000 Valid

Effort Expectancy (Ekspektasi Usaha)

X2.1 0.791 0.000 Valid

X2.2 0.478 0.000 Valid

X2.3 0.785 0.000 Valid

X2.4 0.748 0.000 Valid

Sosial Influence (Faktor Sosial)

X3.1 0.787 0.000 Valid

X3.2 0.799 0.000 Valid

X3.3 0.624 0.000 Valid

X3.4 0.706 0.000 Valid

Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi)

X4.1 0.533 0.000 Valid

X4.2 0.787 0.000 Valid

X4.3 0.822 0.000 Valid

Behavioral Intention (Minat Pemanfaatan)

Y1.1 0.809 0.000 Valid

Y1.2 0.775 0.000 Valid

Y1.3 0.819 0.000 Valid

Use Behavior (Prilaku Penggunaan)

Y2.1 0.860 0.000 Valid


(56)

Berdasarkan hasil data dari kuesioner (Lampiran 3) yang telah diolah pada Tabel 4.1 diketahui bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Pengujian reliabilitas tiap variabel laten dilakukan secara terpisah dengan menguji seluruh indikator yang ada didalamnya.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Laten Cronbach Alpha Keterangan Performance Expectancy 0.777 Reliabel

Effort Expectancy 0.671 Reliabel

Sosial Influence 0.707 Reliabel

Facilitating Conditions 0.533 Reliabel Behavioral Intention 0.719 Reliabel

Use Behavior 0.738 Reliabel

Berdasarakan hasil data dari kuesioner yang telah diolah pada Tabel 4.2 diketahui bahwa seluruh item pertanyaan reliabel.

4.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis SEM degan menggunakan AMOS.


(57)

4.4.1 Deskripsi Penelitian

Deskripsi penelitian bertujuan untuk menggambarkan karakteristik mahasiswa dan jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel. Gambaran karakteristik mahasiswa dan jawaban mahasiswa:

4.4.2 Gambaran Karakteristik Mahasiswa Stikom Surabaya

Gambaran secara umum responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Stikom Surabaya yang meliputi jenis kelamin yang akan diuraikan pada tabel dibawah ini.:

Tabel 4.3 Deskripsi Gender (Jenis Kelamin) Mahasiswa Stikom Surabaya Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 80 72.7

Perempuan 30 27.3

Total 110 100.0

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Mahasiswa Stikom Surabaya mayoritas adalah Laki-laki dengan jumlah 80 orang atau 72.7%, sedangkan sisanya adalah mahasiswa Stikom Surabaya yang berjenis kelamin Perempuan dengan jumlah 30 orang atau 27.3%.

4.4.3 Gambaran Jawaban Mahasiswa Stikom Surabaya

Gambaran jawaban Mahasiswa didapat dari besarnya interval kelas mean, dengan cara dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui di mana letak rata-rata penilaian Mahasiswa terhadap setiap variabel yang dipertanyakan. Contoh rentang skala mean tersebut ditunjukkan sebagai berikut:

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah 5 - 1

Interval kelas = = = 0,8


(58)

Dengan hasil interval kelas 0,8, maka dapat disimpulkan kriteria rata-rata jawaban mahasiswa adalah:

1,00 - < 1,80 = Sangat tidak setuju 1.81 - < 2,60 = Tidak Setuju 2,61 - < 3,40 = Netral

3,41 - < 4,20 = Setuju 4,21 - 5,00 = Sangat setuju

Skala mean tersebut digunakan untuk menilai jawaban pertanyaan yang ada pada kuesioner. Sebagaimana dijelaskan dalam definisi operasional, variabel dalam penelitian ini antara lain Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions dan Behavioral Intention dengan Use Behavior, yang mana dari beberapa variabel tersebut memiliki beberapa indikator, lebih jelasnya hasil analisis deskriptif ditunjukkan sebagai berikut:

4.4.4 Analisis Deskriptif Variabel Performance Expectancy

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Performance Expectancy yang merupakan variabel bebas yang memiliki 3 indikator yaitu kegunaan persepsi, keuntungan relatif dan ekspetasi-ekspetasi hasil dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Performance Expectancy

No Pertanyaan Mean Std.Dev

1 SIR dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas

kuliah atau Tugas Akhir (dalam pencarian referensi) 3.81 0.748 2 SIR dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi

perkuliahan atau Tugas Akhir 3.70 0.614

3 SIR mendukung mahasiswa dalam penyelesaian tugas

kuliah atau Tugas Akhir 3.85 0.702

4

SIR dapat membantu mahasiswa melahirkan ide gagasan untuk mengerjakan tugas kuliah atau topik Tugas Akhir

3.55 0.785


(59)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa pada variabel Performance Expectancy, mayoritas Mahasiswa Stikom Surabaya menyatakan

setuju pada indikator pernyataan ”SIR mendukung mahasiswa dalam

penyelesaian tugas kuliah atau Tugas Akhir” dengan memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 3.85 dengan standart deviasi 0.702. Sedangkan secara keseluruhan variabel Performance Expectancy mendapat nilai rata-rata 3.72. Dengan mengamati hasil tersebut, maka mayoritas dari 110 Mahasiswa Stikom Surabaya rata-rata memberikan jawaban kuesioner ”Setuju” (dalam interval kelas 3,41 - < 4,20).

4.4.5 Analisis Deskriptif Variabel Effort Expectancy

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Effort Expectancy yang merupakan variabel eksogen kedua yang memiliki 2 indikator yaitu Kemudahan penggunaan persepsian dan Kemudahan penggunaan dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Effort Expectancy

No Pertanyaan Mean Std.Dev

1 Aplikasi SIR menurut saya mudah

digunakan 3.49 0.832

2 SIR membantu mahasiswa dalam

pencarian referensi 4.02 0.663

3 Saya mudah memahami fungsi-fungsi

yang ada di SIR 3.36 0.810

4 Dengan SIR referensi yang saya cari

dapat cepat dan mudah ditemukan 3.51 0.832

Rata-rata keseluruhan Effort Expectancy 3.59 0.784

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada variabel Effort Expectancy mayoritas Mahasiswa Stikom Surabaya menyatakan “SIR membantu mahasiswa dalam pencarian referensi” dengan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar


(60)

4.02, yang berarti Mahasiswa Stikom Surabaya memberikan penilaian Setuju. Sedangkan secara umum pernyataan variabel Effort Expectancy mendapat nilai rata-rata dari Mahasiswa Stikom Surabaya sebesar 3.59 yang berarti Mahasiswa Stikom Surabaya memberikan penilaian setuju.

4.4.6 Analisis Deskriptif Variabel Social Influence

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Social Influence yang merupakan variabel eksogen ketiga yang memiliki 2 indikator juga, dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Mahasiswa Stikom Surabaya Terhadap Variabel Social Influence

No Pertanyaan Mean Std.Dev

1 Dosen saya mereferensikan SIR

sebagai aplikasi mencari referensi 3.05 0.871 2 Komunitas belajar di Stikom

merekomendasikan penggunaan SIR 3.11 0.860 3 Perpustakaan telah melakukan

sosialisasi dalam penggunaan SIR 3.02 0.835 4 Saya mengajak teman-teman saya

untuk menggunakan SIR 3.35 0.884

Rata-rata keseluruhan Social Influence 3.13 0.862

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada variabel Social Influence mayoritas Mahasiswa Stikom Surabaya menyatakan “Saya mengajak teman-teman saya untuk menggunakan SIR” dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 3.35, yang berarti Mahasiswa Stikom Surabaya memberikan penilaian netral. Sedangkan secara umum pernyataan variabel Social Influence mendapat nilai rata-rata dari Mahasiswa Stikom Surabaya sebesar 3.13, yang berarti Mahasiswa Stikom Surabaya juga memberikan penilaian netral.


(1)

teman saya untuk menggunakan SIR) sebesar 3.35, sedangkan dari hasil pengolahan data faktor loading tertinggi berada pada X32 (Komunitas belajar di Stikom merekomendasikan penggunaan SIR) sebesar 0,793. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi mahasiswa mengajak teman-teman nya untuk menggunakan SIR dibandingkan indikator lainnya, sedangkan kedepan mahasiswa akan tetap memperhatikan komunitas belajar, oleh karena itu pihak perpustakaan STIKOM Surabaya harus lebih memperhatikan komunitas belajar yang ada di lingkungan.

Tabel 4.24 Mean dan Faktor Loading Facilitating Condition

Indikator Mean Faktor

loading X41

Saya memiliki sarana pendukung untuk mengakses SIR (misal : komputer, laptop, handphone, jaringan internet)

4.19 0.152 X42 SIR dapat diakses melalui semua jenis browser 3.89 0.551 X43

Stikom menyediakan penanggung jawab yang bisa dihubungi pada saat kesulitan

menggunakan SIR atau pada saat SIR tidak bisa diakses

3.23 0.802

Berdasarkan persepsi mahasiswa dapat dijelaskan bahwa indikator dari Facilitating Condition yang memiliki mean dominan yaitu X41 (mahasiswa memiliki sarana untuk mengakses) sebesar 4,19, sedangkan dari hasil pengolahan data faktor loading tertinggi berada pada X43 (Stikom menyediakan penanggung jawab yang bisa dihubungi pada saat kesulitan menggunakan SIR atau pada saat SIR tidak bisa diakses) sebesar 0,802. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi mahasiswa memperhatikan indikator kondisi yang memfasilitasi, oleh karena itu pihak perpustakaan STIKOM Surabaya harus lebih banyak memberikan saran dan kritik agar mahasiswa tidak kesulitan dalam mengakses SIR.


(2)

75

Tabel 4.25 Mean dan Faktor Loading Behavioral Intention

Indikator Mean Faktor

loading Y11 Saya berniat menggunakan SIR

selama belajar 3.41 0.681

Y12 Saya senang menggunakan SIR

dalam mencari referensi 3.45 0.682

Y13 Saya memiliki motivasi yang tinggi

untuk menggunakan SIR 3.18 0.728

Berdasarkan persepsi mahasiswa dapat dijelaskan bahwa indikator dari Behavioral Intention memiliki mean dominan yaitu Y12 (kesenangan terhadap aplikasi) sebesar 3.45, dan dari hasil pengolahan data faktor loading tertinggi juga berada pada Y13 (motivasi untuk kedepannya) sebesar 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa kedepan perpustakaan STIKOM Surabaya harus lebih baik lagi untuk mengembangkan SIR guna kebermanfaatan materi bagi mahasiswanya.

Tabel 4.25 Mean dan Faktor Loading Use Behavioral

Indikator Mean Faktor

loading Y21 Intensitas saya dalam mengakses SIR 2.70 0.841

Y22 Frekuensi dalam menggunakan SIR 2.88 0.797

Berdasarkan persepsi mahasiswa dapat dijelaskan bahwa indikator dari Use Behavioral memiliki mean dominan yaitu Y22 (Frekuensi dalam menggunakan aplikasi) sebesar 2,88, sedangkan dari hasil pengolahan data faktor loading tertinggi berada pada Y21 (Intensitas dalam mengakses aplikasi) sebesar 0,841. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian frekuensi mahasiswa dalam menggnakan aplikasi adalah beberapa kali dalam setiap pekan, sedangkan kedepan mahasiswa akan tetap mengakses aplikasi, oleh karena itu kedepannya pihak perpustakaan STIKOM Surabaya harus lebih memperhatikan kepercayaan bahwa perpus bertanggung jawab terhadap kebutuhan mahasiswanya.


(3)

76

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui beberapa faktor untuk penerimaan aplikasi SIR berdasarkan model UTAUT maka didapatkan kesimpulan:

1. Berdasarkan pada hasil analisis deskriptif bahwa aplikasi SIR memiliki tanggapan penerimaan teknologi yang positif dari para mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai tiap variabel dari jawaban quesioner berkisar antara rentang 2,79 sampai dengan 3,72.

2. Behavioral Intention (Niat Penggunaan) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Use Behavior (Perilaku penggunaan) hal ini dapat dilihat dari Hasil Pengujian Koefisien Jalur menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap keduanya.

3. Pada penelitian ini variabel moderasi (gender, age, voluntariness of use dan experience) tidak terbukti memiliki pengaruh yang kuat pada hubungan antara variabel dependen (Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition) dengan variabel independen (Behavioral Intention dan Use Behavior).

5.2Saran

Dari hasil penelitian diketahui faktor yang menjadi fokus dalam pengembangan SIR, yaitu faktor sosial, artinya penggunaan SIR harus disosialisasikan dan menerima masukan terhadap pengguna agar dapat mengetahui kelebihan apa saja yang ada jika menggunakan SIR dalam proses


(4)

77

pencarian referensi sehingga mahasiswa yang tadinya tidak menggunakan SIR dapat menggunakannya karena pengaruh lingkungan sekitar dan kemudahan penggunaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bjorneborn, & Ingwersen. (2001). Perspective of Webometrics.Scientometrics. Retrieved

Beazley, Mike. Eprints Institutional Repository Software : A Review. The Canadian Journal of Library and Information Practice and Research, vol. 5, no. 2, 2010.

Castagné, Michel. Institutional repository software comparison: DSpace, EPrints, Digital Commons, Islandora and Hydra, Colombia : University of British Columbia, 2013.

Dachlan, U. (2014). Panduan Lengkap Structural Equation Modeling. Semarang: Lentera Ilmu.

Fattah, Abdurrahman. (2014). Pengukuran Penerimaan Aplikasi SICYCA Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT). Perpustakaan Stikom Surabaya

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hatono, Jogianto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Andy Offset. Hendrawati, Tuty. (2013). Analisis Penerimaan Sistem Informasi Integrated

Library System. Perpustakaan Universitas Indonesia .

Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Yogyakarta: Erlangga.

Nasution, S. (2012). Metode Reserch (Penelitian Ilmiah), Jakarta: PT Bumi Aksara.

Pinfield S (2002) Creating institutional e-print repositories. Serials, 15(3), 261-264. Retrieved Mei 19 , 2015, from

http://www.sheffield.ac.uk/is/staff/pinfieldallpubs

Pratisto, Arif. (2000). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Reitz, Joan. (2010). Institutional repository. Retrieved Mei 19 , 2015, from http://www.abc-clio.com/ODLIS/searchODLIS.aspx


(6)

Rizal, M. (2011). Parameter Penilaian Webometrics. . Retrieved Mei 19 , 2015, from http://mrizal.staff.ub.ac.id/files/2011/04/panduan-singkat-webo-short.pdf

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Thelwall, M. (2009). Synthesis lectures on information concepts, retrieval, and services."Introduction to webometrics: Quantitative web research for the social sciences." . Mei 19 , 2015, from

http://www.citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.58.6500.p df

Venkatesh, V., Morris, M., Davis, G., & Davis, F. (2003). User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly, 425-478.

Yuadi, Imam. (2009). Analisis Technology Acceptance Model terhadap

Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Perpustakaan universitas Airlangga.