TA : Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan Aplikasi Brilian Dengan Model UTAUT.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PENERIMAAN APLIKASI BRILIAN

DENGAN MODEL UTAUT

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

ANDRE MENTAYA 10.41010.0017

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Aplikasi ... 7

2.2 Blended Learning ... 8

2.3 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) ... 9

2.4 Judgment Sampling ... 14

2.5 Penentuan Besar Sampel Penelitian ... 15

2.6 Validitas ... 15

2.7 Reliabilitas ... 17

2.8 Structural Equation Modeling... 18

2.9 Partial Least Square ... 19

2.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21


(3)

ix

Halaman

3.1 Tahap Pendahuluan ... 23

3.2 Tahap Pengumpulan Data ... 23

3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.2.2 Variabel Penelitian ... 24

3.2.3 Pengumpulan Data ... 30

3.3 Tahap Analisis Data... 31

3.3.1 Uji Instrumen Penelitian ... 31

3.3.2 Analisis Deskriptif... 32

3.3.3 Uji Linearitas ... 32

3.3.4 Teknik Analisis Data ... 33

3.4 Tahap Pengambilan Keputusan ... 34

3.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 34

3.5.1 Kerangka Konseptual ... 34

3.5.2 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 37

4.1 Profil Aplikasi Brilian... 37

4.2 Deskripsi Wilayah Populasi ... 43

4.3 Pengujian Instrumen ... 43

4.3.1 Uji Validitas ... 43

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 45

4.4 Hasil Penelitian ... 46

4.4.1 Deskripsi Penelitian ... 46

4.4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 53

4.4.3 Analisis Data ... 57


(4)

x

Halaman 4.5.1 Pengaruh Performance Expectancy Terhadap Behavioral

Intention ... 69

4.5.2 Pengaruh Effort Expectancy Terhadap Behavioral Intention ... 70

4.5.3 Pengaruh Social Influence Terhadap Behavioral Intention ... 71

4.5.4 Pengaruh Performance Expectancy Terhadap Use Behavior ... 72

4.5.5 Pengaruh Effort Expectancy Terhadap Use Behavior ... 73

4.5.6 Pengaruh Social Influences Terhadap Use Behavior ... 73

4.5.7 Pengaruh Facilitating Conditions Terhadap Use Behavior ... 74

4.5.8 Pengaruh Behavioral Intention Terhadap Use Behavior ... 74

4.5.9 Pengaruh Gender Sebagai Variabel Moderasi ... 75

4.5.10 Pengaruh Age Sebagai Variabel Moderasi ... 76

4.5.11 Pengaruh Experience Sebagai Variabel Moderasi ... 76

4.5.12 Pengaruh Voluntariness of Use Sebagai Variabel Moderasi ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(5)

xi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indikator Performance Expectancy ... 11

Tabel 2.2 Indikator Effort Expectancy ... 12

Tabel 2.3 Indikator Social Influence ... 12

Tabel 2.4 Indikator Facilitating Conditions ... 13

Tabel 2.5 Indikator Behavioral Intention ... 14

Tabel 3.1 Indikator Performance Expectancy ... 26

Tabel 3.2 Indikator Effort Expectancy ... 27

Tabel 3.3 Indikator Social Influence ... 27

Tabel 3.4 Indikator Facilitating Conditions ... 28

Tabel 3.5 Indikator Behavioral Intention ... 29

Tabel 3.6 Indikator Use Behavior ... 29

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 44

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 4.3 Deskripsi Gender (Jenis Kelamin) Dosen Stikom Surabaya ... 46

Tabel 4.4 Deskripsi Umur Dosen Stikom Surabaya ... 47

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Performance Expectancy... 48

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Effort Expectancy ... 49

Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Social Influence ... 50

Tabel 4.8 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Facilitating Conditions ... 51

Tabel 4.9 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Behavioral Intention ... 52


(6)

xii

Halaman Tabel 4.10 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel

Use Behavior ... 53

Tabel 4.11 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Performance Expectancy ... 54

Tabel 4.12 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Effort Expectancy... 54

Tabel 4.13 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Social Influence ... 55

Tabel 4.14 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Behavioral Intention atas Facilitating Conditions ... 55

Tabel 4.15 Ringkasan Tabel ANOVA untuk Uji Linearitas Use Behavior atas Behavioral Intention ... 56

Tabel 4.16 Convergent Validity ... 57

Tabel 4.17 Cross Loading ... 61

Tabel 4.18 Average Variance Extracted (AVE) ... 62

Tabel 4.19 Korelasi Antar Konstruk ... 63

Tabel 4.20 Composite Reliability ... 63

Tabel 4.21 Evaluasi Model Struktural ... 65


(7)

xiii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology ... 10

Gambar 3.1 Tahap-tahap dalam metode penelitian ... 22

Gambar 3.2 Kerangka Konseptual ... 35

Gambar 4.1 Halaman Utama Aplikasi Brilian ... 37

Gambar 4.2 Tampilan 8 Menu Aplikasi Brilian ... 38

Gambar 4.3 Tampilan Menu Course ... 39

Gambar 4.4 Tampilan Menu Forum ... 39

Gambar 4.5 Tampilan Menu Assignment ... 40

Gambar 4.6 Tampilan Menu Announcement ... 40

Gambar 4.7 Tampilan Menu Score List ... 41

Gambar 4.8 Tampilan Menu Lecturer Minutes ... 41

Gambar 4.9 Tampilan Synchronous Learning menggunakan Google Hangout ... 42

Gambar 4.10 Tampilan Anti-Plagiarism dari docsdetective.com ... 42

Gambar 4.11 Convergent Validity Performance Expectancy ... 59

Gambar 4.12 Convergent Validity Effort Expectancy... 59

Gambar 4.13 Convergent Validity Social Influence ... 59

Gambar 4.14 Convergent Validity Facilitating Conditions ... 60

Gambar 4.15 Convergent Validity Behavioral Intention ... 60

Gambar 4.16 Convergent Validity Use Behavior ... 60


(8)

1 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Penggunaan teknologi informasi untuk proses belajar mengajar biasa disebut sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki beberapa dampak negatif seperti tidak adanya proses tatap muka yang dinilai sangat krusial dalam proses belajar mengajar. Pada akhirnya dikembangkan sebuah konsep yang menggabungkan sistem pembelajaran e-learning dengan tidak melupakan konsep pembelajaran konvensional, konsep ini dinamakan blended learning.

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang berkecimpung di bidang teknologi informasi, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (yang selanjutnya pada penelitian ini disebut Stikom Surabaya) merasa perlu untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan konsep e-learning ataupun Blended Learning. Oleh sebab itu sejak tahun 2001 Stikom Surabaya telah beberapa kali menerapkan metode pembelajaran e-learning. Namun penerapan dari berbagai macam e-learning tersebut belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan berbagai pihak terkait, penyebab major dari berbagai kegagalan yang telah dialami sebelumnya karena tidak adanya penerimaan (acceptance) dari dosen sebagai aktor penting


(9)

proses belajar mengajar. Tanpa adanya penerimaan dari dosen, aplikasi e-learning terbaik sekalipun tidak akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Pada tahun ajaran 2014-2015, Stikom Surabaya melalui Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) mencoba menerapkan konsep hybrid learning (sebutan lain untuk blended learning) dengan merancang sebuah web aplikasi yang diberi nama Brilian. Brilian merupakan sebuah aplikasi hybrid learning berbasis Google Apps for Education (GAfE), yang digunakan oleh civitas Stikom Surabaya dalam proses belajar mengajar yang dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa dari manapun dan kapan pun secara bersamaan. Pemilihan penggunaan GAfE sendiri lebih diasumsikan karena sebagian besar civitas akademika Stikom Surabaya telah terbiasa dengan produk-produk keluaran Google. Pada aplikasi Brilian terdapat delapan fitur utama yang dibangun guna menunjang proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas, yaitu: (1) Course Material berisi kontrak pembelajaran, materi kuliah, sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran; (2) Forum yang berisi diskusi secara online dan dirancang khusus untuk interaksi mahasiswa dengan dosen; (3) Assignment adalah menu yang dapat digunakan untuk memberikan dan mengumpulkan tugas serta quiz, selain itu dosen dapat memberikan umpan balik terhadap tugas tersebut; (4) Announcement berisi pemberitahuan tentang kuliah bagi peserta didik yang mengikut mata kuliah; (5) Score List adalah menu yang berisi daftar nilai quiz dan tugas dari mahasiswa; (6) Lecturer Minutes berisi catatan serta realisasi pembelajaran pendidik saat dan setelah melakukan perkuliahan; (7) Synchronous Learning adalah menu yang digunakan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan Google Hangout; (8)


(10)

Anti Plagiarism: Menu ini berisi software anti plagiarism yang berfungsi untuk melakukan pengecekan tingkat kesamaan dokumen.

Berdasarkan surat keputusan nomor 290/KPT-03B/VII/2014 tentang Penerapan Model Pembelajaran Hybrid Learning pada pasal ke enam, dosen diwajibkan untuk menerapkan Brilian sebagai model pembelajaran dalam mata kuliah yang telah ditentukan oleh masing-masing kepala program studi. Namun berdasarkan hasil pengamatan dari Tim Brilian, penggunaan aplikasi tersebut belum banyak digunakan oleh para tenaga pengajar. Hingga memasuki minggu ke-3 perkuliahan hanya 20 dari 68 dosen (29%) yang telah menggunakan Brilian. Hal ini dapat dilihat dari masih kosongnya menu Lesson Plans yang seharusnya sudah terisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sejak minggu pertama, tidak adanya materi kuliah yang di-upload pada bagian Course Materials dan tidak adanya diskusi pada bagian forum.

Evaluasi mutlak diperlukan untuk menilai dan menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah implementasi yang telah dilakukan, dengan adanya evaluasi dapat ditentukan langkah-langkah pengembangan aplikasi pada periode berikutnya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap adopsi atau penerimaan teknologi informasi dikalangan dosen Stikom Surabaya dalam menjalankan aktivitas proses belajar mengajar dengan menggunakan Brilian. Faktor-faktor adopsi tersebut dapat dijadikan sebagai informasi bagi pihak terkait di organisasi untuk memperhatikan kebutuhan akan penerapan teknologi informasi khususnya sebagai media kegiatan belajar mengajar bagi para dosen.


(11)

Faktor-faktor teknologi informasi dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Model ini merupakan salah satu model yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adopsi teknologi. Model ini merupakan model penyempurnaan dari model-model yang pernah ada seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Innovation Diffusion Theory (IDT), Task-Technology Fit (TTF), Motivation Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Combined TAM-TPB (C-TAM-TPB), dan Social Cognitive Theory (SCT). Model UTAUT ini terdiri dari empat variabel sebagai faktor yang menentukan terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Conditions, dan empat variabel sebagai moderator (moderating variables), yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman, dan kesukarelaan penggunaan. Dalam penelitian ini, model UTAUT yang digunakan merupakan model UTAUT yang diadaptasi pada penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh, et al.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: bagaimana mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan dosen Stikom Surabaya dalam penggunaan aplikasi Brilian berdasarkan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.


(12)

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosen tetap pada Stikom Surabaya.

2. Penelitian ini menggunakan model pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dilakukan oleh Venkatesh pada tahun 2003.

3. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Variance Structural Equation Modeling (Partial Least Square).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan dosen Stikom Surabaya terhadap penggunaan aplikasi Brilian berdasarkan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami persoalan dan pembahasannya, maka penulisan laporan Tugas Akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang yang mendasari penulis dalam mengerjakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, serta sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.


(13)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan konsep-konsep dan teori-teori yang mendukung dalam penyelesaian Tugas Akhir, yaitu: blended learning, Unified Theory of Acceptance and Use Technology, judgment sampling, penentuan besar sampel, validitas, reliabilitas, Structural Equation Modeling, dan tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi, sampel serta teknik-teknik analisis yang akan digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi hasil pengujian instrumen, analisis deskriptif, uji linearitas dan analisis Partial Least Square yang telah dilakukan serta memaparkan hasil penelitian yang telah diolah. Bab ini juga menguraikan dan menjelaskan hasil pembahasan dan evaluasi yang didapat dari hasil analisis Partial Least Square.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis sesuai dengan penelitian Tugas Akhir, beserta saran yang diuraikan agar dapat memberikan feedback yang baik dan berguna.


(14)

7 2 LANDASAN TEORI BAB I I BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran dalam tugas akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

2.1 Aplikasi

Menurut Jogiyanto (2004), aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jogiyanto menambahkan aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang ditransformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

Menurut Dhanta (2009), aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, dan Microsoft Excel.

Sedangkan menurut Anisyah (2000), aplikasi adalah penerapan, penggunaan atau penambahan data.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan software yang ditransformasikan ke komputer yang berisikan perintah- perintah yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data.


(15)

2.2 Blended Learning

Menurut Benthall (2008), blended learning merupakan campuran metode pengajaran menggunakan conventional learning dengan virtual learning. Conventional learning merupakan pembelajaran tatap muka yang lazim dilakukan di kelas. Sedangkan virtual learning merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan internet, dimana dosen tidak bertemu langsung dengan mahasiswa di kelas akan tetapi berinteraksi melalui jaringan maya. Blended Learning bisa dikatakan sebagai metode yang mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran dan disebut juga sebagai hybrid learning.

Sedangkan menurut Harding (2005), blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.

Terdapat 3 konsep utama dalam blended learning, yaitu:

a. Pedagogies yaitu perubahan paradigma pembelajaran yang dulunya lebih berpusat pada pengajar menuju paradigma baru yang berpusat pada murid. Dalam pedagogies, terjadi pula peningkatan interaksi atau interaktivitas antara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa/dosen dengan konten, mahasiswa/dosen dengan sumber belajar


(16)

lainnya. Selain itu, terdapat pula konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar, serta lingkungan belajar lain yang relevan.

b. Technology yaitu menggunakan media internet, seperti website dan blog, dalam bentuk chat, forum, teleconference, audio, maupun video dalam metode blended learning.

c. Theories of Learning yaitu memungkinkan munculnya model-model baru dalam pengajaran dan pembelajaran sehingga terjadi perubahan yang cukup besar dalam transformasi pendidikan atau perubahan dalam paradigma. 2.3 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Model UTAUT disusun berdasarkan model-model penerimaan teknologi sebelumnya seperti Theory of Reason Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), Task-Technology Fit Theory, dan terutama Technology Acceptance Model (TAM). UTAUT bertujuan menjelaskan minat pengguna untuk menggunakan teknologi informasi dan perilaku pengguna berikutnya (Venkatesh et. al, 2003). Teori ini berpendapat bahwa empat faktor utama (Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating Conditions) adalah penentu langsung niat penggunaan dan perilaku (Venkatesh et. al, 2003). Jenis kelamin, umur, pengalaman, dan sukarela penggunaan digunakan untuk menengahi dampak empat faktor utama diatas terhadap Behavioral Intention dan Use Behavior. Teori ini dikembangkan melalui review dan konsolidasi dari delapan model yang penelitian sebelumnya yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan teknologi informasi yaitu teori tindakan beralasan, model teknologi penerimaan, model motivasi, teori perilaku yang direncanakan, sebuah teori gabungan dari perilaku


(17)

yang direncanakan / penerimaan teknologi model, model pemanfaatan PC, teori difusi inovasi, dan teori kognitif sosial (Venkatesh et. Al 2003).

Pada model ini gender (jenis kelamin), age (umur), experience (pengalaman) serta voluntary of use (kesukarelaan) sebagai elemen penengah dalam mengemukakan dampak dari empat kunci pada penggunaan konstruk Behavioral Intention serta perilaku turunan tersebut (Venkatesh, et all, 2003)

Gambar 2.1 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Pada Gambar 2.1 diatas model UTAUT dibentuk oleh 10 elemen, yaitu Performance Expectancy (harapan kinerja), Effort Expectancy (harapan usaha), Social Influences (pengaruh sosial), Facilitating Conditions (kondisi – kondisi yang memfasilitasi), Gender (jenis kelamin), Age (umur), Experience (pengalaman), Voluntariness of Use (kesukarelaan), Behavioral Intention (minat pemanfaatan) dan Use behavior (penggunaan). Sementara itu terdapat elemen eksogen (mempengaruhi) dan endogen (dipengaruhi) yaitu Use Behavior dipengaruhi oleh Behavioral Intention dan Facilitating Conditions, dimana


(18)

Behavioral Intention dipengaruhi oleh Performance Expectancy, dan Social Influence. Definisi masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Performance Expectancy

Performance Expectancy (harapan kinerja) merupakan keyakinan seorang individu bahwa dengan dirinya menggunakan sistem dapat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan menurut Venkatesh et. al. (2003) mendefinisikan harapan kinerja (Performance Expectancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk mengukur variabel Performance Expectancy yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.1Tabel 2.1 Indikator Performance Expectancy

Tabel 2.1 Indikator Performance Expectancy

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung Performance

Expectancy X1

Kegunaan Persepsian Davis 1989; Davis et al, 1989 Keuntungan relatif Moore and Benbasat

1991 b. Effort Expectancy

Effort Expectancy (harapan usaha) dapat dikatakan sebagai berikut, setiap individu akan meyakini dimana ada kemudahan dalam menggunakan sistem yang dapat menghemat tenaga dan waktu maka akan terdapat minat dalam melakukan pekerjaannya. Menurut teori, Effort Expectancy merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu)


(19)

individu dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mengukur variabel Effort Expectancy yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Indikator Effort Expectancy

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung

Effort Expectancy X2

Kemudahaan penggunaan

persepsian

Davis 1989; Davis et al. 1989 Kemudahan

penggunaaan

Moore and Benbasat 1991

c. Social Influence

Menurut teori, Social Influence (pengaruh sosial) didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et al., 2003). Untuk mengukur variabel Social Influence yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Indikator Social Influence

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung

Social Influence X3

Norma subjektif

Ajzen 1991; Davis et al. 1989; Fishbein and

Azjen 1975;

Mathieson 1991; Taylor and Todd 1995a, 1995b


(20)

d. Facilitating Conditions

Facilitating Conditions (kondisi-kondisi memfasilitasi) adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem.

Teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior) dari Triandis (1980) dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi oleh pekerja dipengaruhi oleh perasaan individual (affect) terhadap penggunaan komputer personal, norma sosial (social norms) dalam tempat kerja yang memperhatikan penggunaan komputer personal, kebiasaan (habit) sehubungan dengan penggunaan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequences) dari penggunaan komputer personal, dan kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) dalam penggunaan teknologi informasi. Untuk mengukur variabel Facilitating Conditions yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Indikator Facilitating Conditions

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung Facilitating

Conditions X4

Kontrol perilaku persepsian

Ajzen 1991; Taylor and Todd 1995a,

1995b Kondisi-kondisi

memfasilitasi

Thompson et al. 1991 e. Behavioral Intention

Behavioral Intention (niat keperilakuan) merupakan keinginan seseorang dalam menggunakan teknologi informasi dengan tujuan-tujuan yang di


(21)

diinginkannya. Pengukuran variabel moderating ini menggunakan sebuah indikator sesuai dengan Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Indikator Behavioral Intention

Variabel Simbol Indikator Teori/sumber yang mendukung Behavioral Intention Y1 Niat Hu et al. 1999 f. Use Behavior

Use Behavior (perilaku pemakaian) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai teknologi informasi tersebut berminat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunakan teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat terlaksana.

2.4 Judgment Sampling

Theory Judgment sampling adalah salah satu jenis purposive sampling di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa


(22)

karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Sampel jenis ini bermanfaat untuk tipe-tipe estimasi tertentu, selain itu dapat dipastikan pula bahwa tujuan yang akan dicapai pasti tercapai.

2.5 Penentuan Besar Sampel Penelitian

Keterwakilan populasi oleh sampel dalam penelitian merupakan syarat penting untuk melakukan generalisasi atau inferensi. Pada dasarnya semakin homogen nilai variabel yang diteliti, semakin sedikit jumlah sampel yang dibutuhkan dan sebaliknya.

Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini yang terbatas pada dosen tetap Stikom Surabaya dan sehubungan dengan digunakannya model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) maka digunakan acuan sebagai berikut: a. Malhotra (1999) menyatakan bahwa jumlah sampel yang diambil minimal 5

kali jumlah variabel yang dianalisis.

b. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian kuantitatif antara 30 – 500.

c. Gay dan Diehl (1996) dalam Kuncoro (2014) menyatakan dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada atau tidaknya hubungan dalam penelitian korelasional.

2.6 Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Arikunto, 2003). Secara konseptual, dibedakan 3 macam jenis validitas yaitu:


(23)

a. Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukan sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep.

b. Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan.

c. Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori di mana pengujian dirancang.

Uji validitas (validity) dimaksudkan untuk menguji kualitas kuesioner. Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing-masing-masing variabel. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi nilai r.

Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, di mana r dapat digunakan rumus (Arikunto, 2003):

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ……….………(Rumus 1) Keterangan:

rxy = skor korelasi

n = banyaknya sampel X = skor item pertanyaan Y = skor total item

Bila nilai korelasi lebih dari 0.5 maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid.


(24)

2.7 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala penilaian). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, dengan yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan.

Reliabilitas mencakup dua hal utama, yaitu:

a. Stabilitas ukuran, stabilitas ukuran menunjukkan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun.

b. Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas berbagai item yang ada dalam ukuran yang menyusun suatu konstruk.

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2006).

Untuk menguji digunakan Cronbach Alpha dengan rumus:

11 ∑ …………..………(Rumus 2) Keterangan:


(25)

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σb² = jumlah varians

σt² = varians total

2.8 Structural Equation Modeling

Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya teknik ini dikenal dengan analisis jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk analisis Structural Equation Modeling (Dachlan, 2014). SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung.

Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Dachlan, 2014).

SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, non-linearitas, variabel-variabel bebas


(26)

yang berkorelasi (correlated independent), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator, dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis faktor, analisis time series, dan analisis kovarian. Dachlan (2014) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi).

Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau variabel indikator.

2.9 Partial Least Square

PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.


(27)

SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006), karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan formatif.

Menurut Ghozali (2006) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi rata-rata (means) dan lokasi parameter (Ghozali, 2006).


(28)

2.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rujukan penelitian pertama yaitu skripsi Bendi pada tahun 2014 dengan judul Analisis Pengaruh Perbedaan Gender Pada Model UTAUT. Dalam penelitiannya Bendi menggunakan model UTAUT sebagai teori yang mendasari skripsinya. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, sementara teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis regresi berganda.

Rujukan penelitian yang kedua yaitu skripsi Nugroho Jatmiko Jati pada tahun 2012 yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Dan Penggunaan Sistem E-Ticket. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, sementara teknik analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling.

Rujukan penelitian yang ketiga yaitu skripsi Gioliano Putra pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Modified Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology Terhadap Niat Prospective Users Untuk Mengadopsi Home Digital Services PT. Telkom Di Surabaya. Selain perbedaan objek penelitian didapatkan pula perbedaan yang cukup signifikan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya seperti; pada penelitian ini turut serta menampilkan efek dari variabel moderasi umur, pengalaman, kesukarelaan hingga jenis kelamin. Selain itu pada penelitian ini digunakan pula Partial Least Square sebagai teknik yang digunakan untuk menganalisis data.


(29)

22 3 METODE PENELI TI AN BAB I II BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dan Use Behavior.

Berdasarkan metode, penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini dapat dikategorikan pula sebagai penelitian eksploratif karena bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan bagi peneliti selanjutnya. Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap, yaitu:

Tahap pendahuluan

Studi literatur

Tahap pengumpulan data

Populasi & sampel Penelitian

Variabel penelitian

Pembuatan kuesioner

Pengumpulan data

Tahap analisis data

Uji Instrumen

Analisis deskriptif

Uji Linearitas

Teknik Analisis Data

Tahap Pengambilan Keputusan

Pengujian hipotesis

Pengambilan keputusan


(30)

3.1 Tahap Pendahuluan

Studi literatur dilakukan dengan cara mencari atau mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan UTAUT dan Structural Equation Modeling melalui:

a. Buku (text book), literatur ini didapatkan di perpustakaan maupun toko buku. b. Artikel, literatur ini didapatkan dari internet. keyword yang digunakan dalam

literatur ini yaitu: Unified Theory of Acceptance and Use Technology, Structural Equation Modeling, Partial Least Square, SmartPLS, Venkatesh, dan lain-lain. Artikel yang digunakan berasal dari dalam maupun luar negeri. c. Skripsi atau penelitian terdahulu, literatur ini didapatkan dari digital library

yang disediakan oleh masing-masing perguruan tinggi atau situs layanan dokumen.

3.2 Tahap Pengumpulan Data 3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Unit analisis pada penelitian ini adalah dosen Stikom Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah dosen tetap yang mengajar di Stikom Surabaya. b. Penentuan Besar Sampel Penelitian

Besaran sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden. Dengan ditetapkannya jumlah sampel sebesar 68 responden berarti sudah memenuhi ketentuan yang disarankan oleh Malhorta, Sugiyono, maupun Diehl (2006). c. Metode dan Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang dipergunakan adalah metode survei. Data dikumpulkan dalam periode dua minggu dengan pendekatan cross sectional atau one shot, yaitu


(31)

data yang dikumpulkan satu kali. Metode ini diharapkan telah memenuhi syarat random sebagai salah satu syarat pengambilan sampel. Penentuan sampel yang dipilih untuk menjadi responden dalam penelitian ini menggunakan teknik judgmental (purposive sampling). Teknik ini dipilih untuk memastikan bahwa hanya sampel yang memiliki unsur tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti yang akan diambil sebagai sampel. Kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dosen yang menggunakan aplikasi Brilian dalam proses belajar mengajar, mendapatkan surat tugas dari kepala institusi dan bersedia mengisi kuesioner.

d. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Stikom Surabaya yang beralamat Jalan Raya Kedung Baruk No 98 Surabaya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015.

3.2.2 Variabel Penelitian A. Identifikasi Variabel

Terdapat 6 buah variabel laten yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu: 1. Variabel laten eksogen (laten mempengaruhi), terdiri dari:

a. Performance Expectancy (PE) dengan indikator-indikator: kegunaan persepsi, keuntungan relatif, dan ekspetasi hasil.

b. Effort Expectancy (EE) dengan indikator-indikator: kemudahan penggunaan persepsian dan kemudahan penggunaan.

c. Social Influence (SI) dengan indikator-indikator: norma subjektif dan faktor-faktor sosial.


(32)

d. Facilitating Conditions (FC) dengan indikator-indikator: kontrol perilaku persepsian dan kondisi-kondisi memfasilitasi.

2. Variabel laten endogen (laten dipengaruhi), terdiri dari:

a. Behavioral Intention (BI) dengan indikator-indikator pertimbangan-pertimbangan sikap.

b. Use Behavior (UB) dengan indikator-indikator: intensitas penggunaan. 3. Variabel moderasi, terdiri dari:

a. Gender (jenis kelamin) b. Age (usia)

c. Experience (pengalaman)

d. Voluntariness of use (kesukarelaan penggunaan) B. Definisi Operasional Variabel

1. Performance Expectancy (PE)

Performance Expectancy didefinisikan sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dia untuk mendapatkan keuntungan kinerja di pekerjaannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur Performance Expectancy yaitu:

a. Kegunaan persepsi adalah seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

b. Keuntungan relatif adalah bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem meningkatkan kinerja pekerjaan individual.

c. Ekspetasi-ekspetasi hasil adalah hubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku. Berbasis pada bukti empiris, mereka


(33)

dipisahkan kedalam ekspektasi kinerja dan ekspektasi-ekspektasi personal.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Performance Expectancy dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Indikator Performance Expectancy

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Kegunaan persepsian

PE1 Brilian bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar

Venkatesh et al. (2003) PE2

Penggunaan Brilian akan meningkatkan peluang saya untuk mengembangkan proses

pembelajaran Keuntungan

relatif PE3

Brilian akan meningkatkan mutu pembelajaran

Ekspetasi-ekspetasi

hasil

PE4 Brilian memungkinkan untuk mempermudah proses pembelajaran

2. Effort Expectancy (EE)

Effort Expectancy didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem. Indikator yang digunakan untuk mengukur Effort Expectancy yaitu:

a. Kemudahan penggunaan persepsian adalah seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan bebas dari usaha-usaha yang menyulitkan.

b. Kemudahan penggunaan adalah seberapa jauh menggunakan suatu inovasi dipersepsikan mudah untuk digunakan.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Effort Expectancy dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.2.


(34)

Tabel 3.2 Indikator Effort Expectancy

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Kemudahan penggunaan persepsian

EE1 Saya merasa Brilian mudah digunakan Venkatesh et al. (2003) EE2 Penggunaan Brilian cukup jelas dan

mudah dipahami Kemudahan

penggunaan

EE3 Belajar untuk menggunakan Brilian mudah bagi saya.

EE4 Brilian sesuai dengan teknologi informasi yang terbaru dan banyak digunakan 3. Social Influence

Social influence didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang-orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem baru. Indikator yang digunakan untuk mengukur Social Influence yaitu:

a. Norma subjektif adalah persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting baginya berpikir bahwa dia seharusnya atau tidak seharusnya melakukan perilaku bersangkutan.

b. Faktor-faktor sosial adalah internalisasi seseorang tentang kultur subjektif grup acuan dan kesepakatan interpersonal spesifik yang dilakukan seseorang dengan orang-orang lain di situasi-situasi sosial spesifik.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Social Influence dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Indikator Social Influence

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Norma subjektif

SI1 Lingkungan tempat mengajar berpendapat sebaiknya saya menggunakan Brilian

Venkatesh et al. (2003) SI2 Stikom telah mendukung dalam penggunaan


(35)

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Faktor-faktor sosial

SI3 Kebijakan pimpinan Stikom Surabaya, mengharuskan saya menggunakan Brilian SI4 Manajemen STIKOM Surabaya telah

mendukung penggunaan BRILIAN 4. Facilitating Conditions(FC)

Facilitating Conditions didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Indikator yang digunakan untuk mengukur Facilitating Conditions yaitu:

a. Kontrol perilaku persepsian adalah merefleksikan persepsi-persepsi dari batasan-batasan internal dan eksternal pada perilaku dan meliputi keyakinan sendiri, kondisi-kondisi memfasilitasi sumber daya, dan kondisi-kondisi memfasilitasi teknologi.

b. Kondisi-kondisi memfasilitasi adalah faktor-faktor objektif di lingkungan yang mana pengamat-pengamat setuju membuat suatu tindakan untuk mudah dilakukan, termasuk penyediaan dukungan komputer.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Facilitating Conditions dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Indikator Facilitating Conditions

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Kontrol perilaku persepsian

FC1 Saya memiliki pengetahuan yang cukup untuk menggunakan Brilian

Venkates h et al. (2003) FC2 Saya memiliki sumber daya yang

dibutuhkan untuk menggunakan Brilian

Kondisi-kondisi memfasilitas

i

FC3

Ada orang atau tim yang akan membantu saya jika menghadapi kesulitan dalam penggunaan Brilian

FC4 Peralatan di kelas (imager, komp, dll) sudah mendukung penggunaan Brilian


(36)

5. Behavioral Intention (BI)

Behavioral Intention didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur Behavioral Intention yaitu: pertimbangan-pertimbangan sikap adalah pertimbangan-pertimbangan sikap terhadap perilaku dan pertimbangan-pertimbangan normatif untuk menggunakan teknologi di waktu ke depan.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Behavioral Intention dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Indikator Behavioral Intention

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Niat

BI1 Saya berniat untuk menggunakan BRILIAN selama satu semester ke depan.

Venkatesh et al. (2003) BI2 Brilian akan saya gunakan mengajar selama

satu semester ke depan.

BI3 Saya memprediksi akan menggunakan Brilian selama satu semester ke depan.

6. Use Behavior (UB)

Use behavior didefinisikan sebagai penggunaan aktual pengguna terhadap sebuah teknologi. Indikator yang digunakan untuk mengukur Use Behavior yaitu: intensitas penggunaan adalah menggambarkan seberapa sering pengguna menggunakan teknologi informasi.

Hubungan antara indikator yang terdapat pada Use Behavior dengan butir pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Indikator Use Behavior

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber

Intensitas

penggunaan UB1

Frekuensi penggunaan Brilian selama proses perkuliahan dalam seminggu

Venkatesh et al. (2003)


(37)

Indikator Kode Item Pertanyaan Sumber UB2 Penggunaan BRILIAN selama semester

141 7. Gender

Gender didefinisikan sebagai jenis kelamin dari pengguna Brilian, gender dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: pria dan wanita.

8. Age

Age didefinisikan sebagai usia dari pengguna Brilian. 9. Experience

Experience didefinisikan sebagai pengalaman dosen dalam menggunakan teknologi sejenis dalam hal ini Google Apps for Education (GAfE), experience dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: berpengalaman dalam penggunaan GAfE dan tidak pernah atau jarang menggunakan GAfE.

10. Voluntariness of use

Voluntariness of use didefinisikan sebagai kesukarelaan dosen dalam menggunakan aplikasi hybrid learning, voluntariness of use dikelompokkan menjadi dua bagian dengan melihat jumlah kelas yang diampu yang menggunakan Brilian.

3.2.3 Pengumpulan Data

Objek penelitian ini dibatasi hanya pada dosen tetap di Stikom Surabaya. Atas pertimbangan keterbatasan waktu, fasilitas dan biaya penelitian, mahasiswa yang juga menggunakan aplikasi hybrid learning tidak dapat dijadikan objek penelitian karena akan membutuhkan perlakuan yang berbeda dan menghasilkan sampel yang heterogen. Lingkup penelitian dibatasi pada hubungan: Performance


(38)

Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions, Behavioral Intention, dan Use Behavior.

Data penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara dengan pihak terkait (P3AI dan tim Brilian) serta penyebaran kuesioner kepada responden. Hal-hal yang mencakup kuesioner tersebut ialah periHal-hal data pribadi responden, Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions, Behavioral Intention dan Use Behavior. Kuesioner ini disebarkan melalui media surat elektronik (e-mail) dan secara langsung (face-to-face).

3.3 Tahap Analisis Data 3.3.1 Uji Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, diperlukan sebuah instrumen penelitian yang baik pula. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan instrumen kuesioner. Dengan kuesioner tersebut akan digunakan untuk mengukur nilai dari variabel. Salah satu kriteria penyusunan kuesioner yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Tujuan dari pengujian instrumen penelitian ini adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang telah disusun benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.

1) Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat uji yang digunakan untuk mengukur sah atau vaild tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur


(39)

oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score. Dalam tampilan output SPSS dapat terlihat korelasi antara masing-masing butir pertanyaan terhadap total score, butir pertanyaan yang akan menunjukkan hasil yang signifikan pada 0,01 dan 0,05 yang ditandai dengan tanda (**;*). Jika muncul tanda tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.3.2 Analisis Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskripsikan gambaran tentang kondisi responden dan gambaran besar dari tanggapan responden tentang variabel-variabel penelitian secara deskriptif.

3.3.3 Uji Linearitas

Uji asumsi yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisis jalur adalah uji linearitas. Uji asumsi ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa


(40)

variabel-variabel yang dirumuskan dalam model teoritik penelitian mempunyai hubungan linear secara nyata. Untuk menentukan linearitas akan dibandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel sesuai dengan nilai df yang didapat dari perhitungan aplikasi

SPSS.

3.3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang akan digunakan adalah Variance Structural Equation Modeling atau biasa disebut Partial Least Square – Path Modeling (PLS-PM) yang merupakan turunan dari Structural Equation Modeling (selanjutnya disebut SEM). Proses analisis akan menggunakan alat bantu SmartPLS 2.0 M3. Instrumen penelitian yang akan digunakan tentu saja telah melewati uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Kemudian data yang akan diolah melalui aplikasi tersebut hanya perlu melewati satu jenis uji asumsi klasik yaitu uji linearitas.

Partial Least Square memungkinkan melakukan estimasi atas sejumlah persamaan regresi yang berbeda tetapi terkait satu sama lain secara bersamaan, dengan membuat model struktural. Keterkaitan yang ada diantara model struktural ini memungkinkan variabel dependen pada satu hubungan berperan pula sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yang berbeda.

Langkah-langkah untuk membuat pemodelan dengan Partial Least Square adalah sebagai berikut:

a. Mengkonstruksi diagram jalur

b. Merancang model pengukuran (outer model) c. Merancang model struktural (inner model)


(41)

e. Melakukan evaluasi R-square dan Q-square (Uji Stone Geisser’s) f. Pengujian hipotesis

3.4 Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan ini akan dilihat nilai statistik t pada tabel. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika nilai statistik t lebih besar dari 1.96 maka dinyatakan signifikan atau hipotesis diterima. Sebaliknya jika nilai statistik t lebih kecil cari 1.96 maka dinyatakan tidak signifikan atau hipotesis ditolak (Ghozali, 2006).

3.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 3.5.1 Kerangka Konseptual

Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology yang dikemukakan oleh Venkatesh pada tahun 2003. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh tidak langsung Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence terhadap Use Behavior dan pengaruh langsung Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions terhadap Use Behavior dari pemakaian aplikasi hybrid learning (Brilian).

Berdasarkan teori pendukung dan perumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, berikut digambarkan suatu kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penuntun dan juga mencerminkan alur berpikir yang merupakan dasar bagi perumusan hipotesis.


(42)

Performance Expectancy

Social Influence

Effort Expectancy

Facilitating Condition

Behavioral Intention

Use Behaviour

Gender Age Experience Voluntariness of Use h1

h2

h3 h4

h5

h6

h7

h8

h9 h10 h11 h12

Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Keterangan:

: Pengaruh tidak langsung : Pengaruh langsung

: Pengaruh dari variabel moderasi 3.5.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1) H1 : Performance Expectancy berpengaruh tidak langsung terhadap Use Behavior melalui Behavioral Intention.

2) H2 : Effort Expectancy berpengaruh tidak langsung terhadap Use behavior melalui Behavioral Intention.


(43)

3) H3 : Social Influence berpengaruh tidak langsung terhadap Use behavior melalui Behavioral Intention.

4) H4 : Performance Expectancy berpengaruh langsung terhadap Use behavior. 5) H5 : Effort Expectancy berpengaruh langsung terhadap Use behavior.

6) H6 : Social Influence berpengaruh langsung terhadap Use behavior.

7) H7 : Facilitating Conditions berpengaruh langsung terhadap Use behavior. 8) H8 : Behavioral Intention berpengaruh langsung terhadap Use behavior. 9) H9 : Hubungan Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social

Influence terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh gender (jenis kelamin).

10) H10 : Hubungan Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh age (usia).

11) H11 : Hubungan Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh experience (pengalaman).

12) H12 : Hubungan Social Influence terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh voluntariness of use (kesukarelaan dalam menggunakan).


(44)

37 4 ANALI SI S HASI L PENELI TI AN BAB I V BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Aplikasi Brilian

Brilian adalah aplikasi hybrid learning Stikom Surabaya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, yang dibangun dengan mengoptimalkan Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi dilakukan di dunia maya sehingga mahasiswa dapat belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja, melalui media apa saja. Dalam Brilian, dosen berfungsi sebagai fasilitator, pembimbing, atau konsultan sehingga mahasiswa dituntut belajar secara aktif. Pada saat penelitian ini dilaksanakan, tampilan dari aplikasi Brilian seperti pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.


(45)

Gambar 4.2 Tampilan 8 Menu Aplikasi Brilian

Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang dapat membantu dosen bertindak sebagai fasilitator dan mampu membuat mahasiswa belajar secara aktif di kelas maupun di dunia maya maka aplikasi Brilian ini disusun dalam 8 menu yaitu:

1. Course: Menu Course berisi kontrak pembelajaran (Lesson Plans), materi kuliah (Course Materials), dan sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran (References). Menu ini menggunakan tiga buah fungsi file cabinet yang terdapat pada fungsi utama Google Sites.


(46)

Gambar 4.3 Tampilan Menu Course

2. Forum: Menu Forum berisi diskusi secara online dan dirancang khusus untuk interaksi mahasiswa dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen. Menu ini menggunakan Google Groups yang telah disisipkan kedalam aplikasi Brilian. Dengan adanya menu ini diharapkan dosen dan mahasiswa dimudahkan dalam melakukan interaksi.

Gambar 4.4 Tampilan Menu Forum

3. Assignment: Menu Assignment berisi pemberian tugas dan quiz dari dosen kepada mahasiswa dan dilengkapi fungsi pengumpulan jawaban tugas dan quiz dari mahasiswa kepada dosen. Melalui menu ini, dosen juga dapat memberikan feedback terhadap hasil karya mahasiswa. Sama halnya dengan Menu Course, pada bagian ini juga digunakan fungsi file


(47)

cabinet. Menu Assignment memiliki dua sub-menu yaitu Quiz dan Course Assignment (tugas perkuliahan).

Gambar 4.5 Tampilan Menu Assignment

4. Announcement: Menu Announcement berisi pengumuman untuk mahasiswa yang mengikuti matakuliah tersebut. Dosen hanya perlu sebuah klik untuk mulai memberikan sebuah pengumuman kepada seluruh mahasiswa di kelasnya.

Gambar 4.6 Tampilan Menu Announcement

5. Score List: Menu Score List berisi daftar nilai quiz dan tugas yang sudah dikumpulkan mahasiswa. Menu ini digunakan dengan cara menyisipkan dokumen yang disiapkan sebelumnya melalui Google Drive.


(48)

Gambar 4.7 Tampilan Menu Score List

6. Lecturer Minutes: Menu Lecturer Minutes berisi catatan realisasi pembelajaran yang sudah dilakukan dosen setelah melakukan perkuliahan. Menu ini memiliki tiga buah sub-menu (On Time Absent, Late Absent, dan Input Score) yang terhubung langsung dengan aplikasi lokal dari Stikom Surabaya.

Gambar 4.8 Tampilan Menu Lecturer Minutes

7. Synchronous Learning: Menu Synchronous Learning memungkinkan dosen untuk melakukan pembelajaran jara jauh sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Pada Synchronous Learning, Brilian memanfaatkan aplikasi Google Hangout sebagai media komunikasi antara mahasiswa dengan dosen ataupun mahasiswa dengan mahasiswa.


(49)

Gambar 4.9 Tampilan Synchronous Learning menggunakan Google Hangout 8. Anti-Plagiarism: Menu ini berisi software anti plagiarism yang berfungsi

untuk melakukan pengecekan tingkat kesamaan dokumen. Menu ini merupakan direct link menuju docsdetective.com (Google 3rd party Applications). Berikut tampilan dari docsdetective.com


(50)

4.2 Deskripsi Wilayah Populasi

Stikom Surabaya merupakan lembaga pendidikan komputer pertama yang berdiri di wilayah Jawa Timur pada tahun 1983.Waktu berlalu terus, kebutuhan akan informasi juga terus meningkat. Untuk menjawab kebutuhan tersebut AKIS ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi dengan membuka program studi Strata 1 dan Diploma III jurusan Manajemen Informatika. Dan pada tanggal 20 Maret 1986 nama AKIS berubah menjadi STIKOM Surabaya , singkatan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya Hingga akhirnya pada tanggal 4 September 2014, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 378/E/O/2014 maka Stikom Surabaya resmi berubah bentuk menjadi Institut dengan nama Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.

4.3 Pengujian Instrumen

Validitas instrumen dianalisis melalui hubungan antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total menggunakan metode analisis Pearson’s Product Moment. Sementara reliabilitas instrumen dianalisis dengan teknik alpha cronbach. Pengujian instrumen ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah alat pengujian digunakan untuk mengukur sah atau vaild tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score. Dalam tampilan


(51)

output SPSS dapat terlihat korelasi antara masing-masing butir pertanyaan terhadap total score, butir pertanyaan yang akan menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai kurang dari 0,05 yang ditandai dengan tanda (**;*). Jika muncul tanda tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid. Pengujian validitas tiap variabel laten dilakukan berdasarkan indikator-indikator yang membentuknya.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel

Laten

Nilai

Korelasi Signifikansi Keterangan

Performance Expectancy

PE1 0.794 0.000 Valid

PE2 0.916 0.000 Valid

PE3 0.829 0.000 Valid

PE4 0.797 0.000 Valid

Effort Expectancy

EE1 0.907 0.000 Valid

EE2 0.897 0.000 Valid

EE3 0.783 0.000 Valid

EE4 0.734 0.000 Valid

Social Influence

SI1 0.771 0.000 Valid

SI2 0.729 0.000 Valid

SI3 0.836 0.000 Valid

SI4 0.836 0.000 Valid

Facilitating Conditions

FC1 0.779 0.000 Valid

FC2 0.812 0.000 Valid

FC3 0.217 0.162 Tidak Valid

FC4 -0.24 0.876 Tidak Valid

Behavioral Intention

BI1 0.839 0.000 Valid

BI2 0.899 0.000 Valid

BI3 0.892 0.000 Valid

Use Behavior

UB1 0.952 0.000 Valid


(52)

Berdasarkan hasil data dari kuesioner (Lampiran 3) yang telah diolah pada Tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat dua buah item pertanyaan yang tidak valid. Instrumen pertanyaan dengan kode FC3 dan FC4 dianggap tidak dapat mewakili variabel Facilitating Conditions, dengan demikian kedua item tersebut terpaksa dikeluarkan dari proses perhitungan.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Pengujian reliabilitas tiap variabel laten dilakukan secara terpisah dengan menguji seluruh indikator yang ada didalamnya.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Laten Cronbach Alpha Keterangan Performance Expectancy 0.852 Reliabel

Effort Expectancy 0.844 Reliabel

Social Influences 0.799 Reliabel

Facilitating Conditions 0.929 Reliabel Behavioral Intention 0.844 Reliabel

Use Behavior 0.872 Reliabel

Berdasarakan hasil data dari kuesioner yang telah diolah pada Tabel 4.2 diketahui bahwa, semua variabel yang ada reliabel. Hal ini ditunjukkan oleh Perfomance Expetancy (PE) yaitu sebesar 0.852, Effort Expectancy yaitu sebesar


(53)

0.844, Social Influences (SI) yaitu sebesar 0.799, Facilitating Conditions (FC) yaitu sebesar 0.657, Behavioral Intention (BI) yaitu sebesar 0,844, dan Use Behavior (UB) yaitu sebesar 0.872.

4.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis Partial Least Square (PLS).

4.4.1 Deskripsi Penelitian

Deskripsi penelitian bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dosen dan jawaban dosen terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel. Gambaran karakteristik dosen dan jawaban dosen dapat dilihat sebagai berikut:

A. Gambaran Karakteristik Dosen Stikom Surabaya

Gambaran secara umum responden dalam penelitian ini adalah Dosen Stikom Surabaya yang meliputi jenis kelamin, dan umur yang akan diuraikan pada tabel dibawah ini:

1. Gender (Jenis Kelamin) Dosen Stikom Surabaya

Gambaran profil responden berdasarkan jenis kelamin Dosen Stikom Surabaya dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3 Deskripsi Gender (Jenis Kelamin) Dosen Stikom Surabaya Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 30 69.8

Wanita 13 30.2


(54)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Dosen Stikom Surabaya mayoritas adalah Pria dengan jumlah 30 orang atau 69.8%, sedangkan sisanya adalah Dosen Stikom Surabaya yang berjenis kelamin wanita dengan jumlah 13 orang atau 30.2%.

2. Umur Dosen Stikom Surabaya

Gambaran profil responden berdasarkan umur Dosen Stikom Surabaya dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Deskripsi Umur Dosen Stikom Surabaya

Umur Jumlah Persentase (%)

< 30 Tahun 10 23.3

30 – 45 tahun 27 62.8

> 45 tahun 6 14.0

Total 43 100.0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas Dosen Stikom Surabaya memiliki umur sekitar 30 - 45 tahun dengan jumlah sebanyak 27 orang atau 62.8%. Sedangkan Dosen Stikom Surabaya yang berumur < 30 Tahun berjumlah 10 orang atau 23.3%, dan sisanya hanya 6 orang atau 14.0% Dosen Stikom Surabaya yang memiliki umur > 45 Tahun.

B. Gambaran Jawaban Dosen Stikom Surabaya

Gambaran jawaban dosen didapat dari besarnya interval kelas mean, dengan cara dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui di mana letak rata-rata penilaian dosen terhadap setiap variabel yang dipertanyakan. Contoh rentang skala mean tersebut ditunjukkan sebagai berikut:

Interval kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8 Jumlah Kelas 5


(55)

Dengan hasil interval kelas 0,8, maka dapat disimpulkan kriteria rata-rata jawaban dosen adalah:

1,00 - < 1,80 = Sangat tidak setuju 1.81 - < 2,60 = Tidak Setuju 2,61 - < 3,40 = Netral

3,41 - < 4,20 = Setuju 4,21 - 5,00 = Sangat setuju

Skala mean tersebut digunakan untuk menilai jawaban pertanyaan yang ada pada kuesioner. Sebagaimana dijelaskan dalam definisi operasional, variabel dalam penelitian ini antara lain Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions dan Behavioral Intention dengan Use Behavior, yang mana dari beberapa variabel tersebut memiliki beberapa indikator, lebih jelasnya hasil analisis deskriptif ditunjukkan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif Variabel Performance Expectancy

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Performance Expectancy yang merupakan variabel bebas yang memiliki 3 indikator yaitu kegunaan persepsi, keuntungan relatif dan ekspetasi-ekspetasi hasil dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Performance Expectancy

No Pernyataan Mean Std.Dev

A. Kegunaan Persepsi

1. Brilian bermanfaat untuk kegiatan

belajar mengajar 3.77 0.782

2.

Penggunaan Brilian akan meningkatkan peluang saya untuk mengembangkan proses pembelajaran


(56)

No Pernyataan Mean Std.Dev B. Keuntungan Relatif

3. Brilian akan meningkatkan mutu

pembelajaran 3.60 0.821

C. Ekspetasi-Ekspetasi Hasil

4. Brilian memungkinkan untuk

mempermudah proses pembelajaran 3.79 0.638 Rata-rata keseluruhan Variabel

Performance Expectancy 3.73 0.758

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada variabel Performance Expectancy, mayoritas Dosen Stikom Surabaya menyatakan setuju

pada indikator ”Ekpetasi-ekspetasi Hasil” dengan pernyataan ”Brilian

memungkinkan untuk mempermudah proses pembelajaran” dengan memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 3.79 dengan standart deviasi 0.683. Sedangkan secara keseluruhan variabel Performance Expectancy mendapat nilai rata-rata 3.73. Dengan mengamati hasil tersebut, maka mayoritas dari 43 Dosen Stikom Surabaya rata-rata memberikan jawaban kuesioner ”Setuju” (dalam interval kelas 3,41 - < 4,20).

2. Analisis Deskriptif Variabel Effort Expectancy

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Effort Expectancy yang merupakan variabel eksogen kedua yang memiliki 2 indikator yaitu Kemudahan penggunaan persepsian dan Kemudahan penggunaan dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Effort Expectancy

No Pernyataan Mean Std.Dev

A. Kemudahan Penggunaan Persepsian

1. Saya merasa Brilian mudah digunakan 3.42 1.118 2. Penggunaan Brilian cukup jelas dan mudah


(57)

No Pernyataan Mean Std.Dev B. Kemudahan Penggunaan

3. Belajar untuk menggunakan Brilian mudah

bagi saya 3.56 0.881

4. Brilian memungkinkan untuk

mempermudah proses pembelajaran 3.81 0.824 Rata-rata keseluruhan Variabel Effort

Expectancy 3.59 0.905

Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pada variabel Effort Expectancy mayoritas Dosen Stikom Surabaya menyatakan “Brilian memungkinkan untuk mempermudah proses pembelajaran” dengan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 3.81, yang berarti Dosen Stikom Surabaya memberikan penilaian Setuju. Sedangkan secara umum pernyataan variabel Effort Expectancy mendapat nilai rata-rata dari Dosen Stikom Surabaya sebesar 3.59 yang berarti Dosen Stikom Surabaya memberikan penilaian setuju.

3. Analisis Deskriptif Variabel Social Influence

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Social Influence yang merupakan variabel eksogen ketiga yang memiliki 2 indikator juga, dengan 4 pernyataan, yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Dosen Stikom Surabaya Terhadap Variabel Social Influence

No Pernyataan Mean Std.Dev

A. Norma Subjektif

1. Lingkungan tempat mengajar, berpendapat

sebaiknya menggunakan Brilian 3.79 0.773 2. Stikom telah mendukung dalam

penggunaan Brilian 4.00 0.655

B. Faktor-Faktor Sosial

3. Kebijakan pimpinan Stikom Surabaya,

mengharuskan saya menggunakan Brilian 3.77 0.718 4. Manajemen Stikom Surabaya telah

mendukung penggunaan Brilian 3.88 0.625


(1)

pengaruh faktor sosial yang ditunjukkan dengan besarnya dukungan lingkungan sekitar dalam meyakinkan seseorang untuk harus menggunakan aplikasi Brilian, maka belum tentu ia akan menggunakan aplikasi Brilian.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis keenam dalam penelitian ini “Social Influences berpengaruh langsung terhadap Use Behavior”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.

4.5.7 Pengaruh Facilitating Conditions Terhadap Use Behavior

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Facilitating Conditions tidak berpengaruh terhadap Use Behavior. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 0.17 yang berarti lebih kecil dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh variabel Facilitating Conditions terhadap variabel Use Behavior berarti semakin baik kondisi yang memfasilitasi untuk menggunakan aplikasi Brilian, maka belum tentu ia akan menggunakan aplikasi Brilian.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis ketujuh dalam penelitian ini “Facilitating Conditions berpengaruh langsung terhadap Use Behavior”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.

4.5.8 Pengaruh Behavioral Intention Terhadap Use Behavior

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Behavioral Intention berpengaruh terhadap Use Behavior. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 3.38 yang berarti lebih besar dari 1.96. Pengaruh variabel Behavioral Intention dengan variabel Use Behavior yang terjadi adalah pengaruh yang positif yang ditunjukkan nilai estimate atau koefisien regresi sebesar 0.41, artinya jika Behavioral Intention meningkat 0.41 satu satuan maka Use Behavior akan


(2)

75

meningkat juga sebesar 0.41 satu satuan dan sebaliknya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin baik minat seseorang dalam menggunakan aplikasi Brilian, maka akan semakin tinggi kecenderungan seseorang menggunakannya. Dengan kata lain, perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada minat penggunaan sistem.

Hasil dalam penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Jati dan Laksito (2012) yang membuktikan bahwa minat pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Sedana dan Wijaya (2010) yang menemukan bahwa Behavioral Intention memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Use Behavior.

Hasil temuan yang membuktikan bahwa Behavioral Intention berpengaruh positif terhadap Use Behavior, sejalan dengan konsep dasar dari model-model penerimaan pengguna yaitu, niat untuk menggunakan teknologi informasi akan mempengaruhi penggunaan sebenarnya teknologi informasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis kedelapan dalam penelitian ini “Behavioral Intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Use Behavior”, dapat dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya.

4.5.9 Pengaruh Gender Sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention setelah dimoderasi oleh variabel gender (jenis kelamin). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 0.07, 0.03 dan 0.16 yang berarti ketiganya lebih


(3)

kecil dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh variabel gender terhadap variabel Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence berarti penggunaan aplikasi Brilian tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis kesembilan dalam penelitian ini “Hubungan Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh gender (jenis kelamin).”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.

4.5.10 Pengaruh Age Sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention setelah dimoderasi oleh variabel age (usia). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 0.22, 0.29, 0.07, dan 0.11 yang berarti keempatnya lebih kecil dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh variabel age terhadap variabel Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence berarti penggunaan aplikasi Brilian tidak terbatas pada usia tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis kesepuluh dalam penelitian ini “Hubungan Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh age (usia)”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.

4.5.11 Pengaruh Experience Sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Effort Expectancy dan Social Influence tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention dan Facilitating Conditions tidak berpengaruh terhadap Use Behavior setelah dimoderasi oleh


(4)

77

variabel experience (pengalaman). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 0.08, 0.03 dan 0.03 yang berarti ketiganya lebih kecil dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh variabel experience terhadap variabel Effort Expectancy dan Social Influence, dan Facilitating Conditions berarti penggunaan aplikasi Brilian tidak terbatas hanya pada dosen yang memiliki pengalaman penggunaan Google Apps for Education.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis kesebelas dalam penelitian ini “Hubungan Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh experience (pengalaman)”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.

4.5.12 Pengaruh Voluntariness of Use Sebagai Variabel Moderasi

. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Social Influences tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention setelah dimoderasi oleh variabel voluntariness of use (kesukarelaan dalam menggunakan). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar 0.15 yang berarti lebih kecil dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh variabel voluntariness of use terhadap variabel Social Influences berarti tidak ditemukan pengaruh kesukarelaan dalam menggunakan aplikasi Brilian.

Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis kedua belas dalam penelitian ini “Hubungan Social Influence terhadap Behavioral Intention dimoderasi oleh voluntariness of use (kesukarelaan dalam menggunakan)”, dapat dinyatakan ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.


(5)

78 5 KESI MPULAN DAN SARAN BAB VI BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan dosen Stikom Surabaya terhadap penggunaan aplikasi Brilian berdasarkan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pada hasil analisis deskriptif didapatkan bahwa aplikasi Brilian memiliki tanggapan penerimaan teknologi yang positif dari para dosen, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tiap variabel yang berada pada rentang 3,41 sampai dengan 4,20 (dari skala 1 sampai 5)

2. Penelitian ini menemukan hasil yang berlawanan dengan teori Venkatesh pada tahun 2003. Keempat faktor (Perfomance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition) tidak berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan Behavioral Intention maupun Use Behavior.

3. Variabel Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Use Behavior.

4. Variabel moderasi (gender, age, voluntariness of use dan experience) tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan pada hubungan antara variabel dependen (Perfomance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition) dengan variabel independen (Behavioral Intention dan Use Behavior).


(6)

79

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pihak manajemen Stikom Surabaya diharapkan dapat memberikan perbaikan pada infrastruktur fisik terutama yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran seperti LCD Proyektor dan bandwith internet.

2. Pihak manajemen Stikom Surabaya diharapkan dapat memberikan sosialisasi tentang berbagai manfaat yang didapatkan oleh dosen maupun mahasiswa sehubungan dengan digunakannya Brilian sebagai media pembelajaran.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa dengan mahasiswa sebagai objek penelitian.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan beberapa model analisis yang berbeda seperti Technology Acceptance Model atau teori model penerimaan lainnya dengan tujuan membandingkan hasil analisis yang telah didapat.