TA : Analisis Perbandingan Unjuk Kerja Video Call VoIP Server Kamailio dan VoIP Server Trixbox.
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA VIDEO CALL
VOIP SERVER KAMAILIO DAN VOIP SERVER TRIXBOX
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Komputer
Oleh :
Dealis Dinamika Hasyim 10.41020.0042
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA VIDEO CALL
VOIP SERVER KAMAILIO DAN VOIP SERVER TRIXBOX
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama : Dealis Dinamika Hasyim Nim : 10.41020.0042
Jurusan : Sistem Komputer Program : S1 (Strata Satu)
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN SYARAT ... ii
MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN ...vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Voice Over Internet Protocol (VoIP) ... 6
2.1.1 Session Initiation Protocol (SIP) ... 7
2.1.2 Komponen SIP ... 8
(4)
2.1.3 Protokol SIP ... 9
2.2 TrixBox ... 9
2.3 Kamailio SIP Server ... 12
2.4 Linphone ... 12
2.5 Quality of Service ... 13
2.6 Parameter-Parameter Quality of Service ... 14
2.6.1 Delay ... 14
2.6.2 Packet Loss ... 14
2.6.3 Throughput ... 15
2.7 User Datagram Protocol (UDP) ... 15
2.8 Real Time Protocol (RTP) ... 17
2.9 Video Protocol 8 (VP8) ... 18
2.10 Cloud Computing ... 18
2.11 Wireshark ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Metode Penelitian ... 20
3.2 Prosedur Penelitian ... 21
3.2.1 Studi Literatur dan Parameter Penelitian ... 23
3.2.2 Desain dan Pembuatan Topologi ... 24
3.2.3 Konfigurasi Sistem ... 25
3.2.4 Menjalankan Sistem ... 26
3.2.5 Proses Monitoring dan Pengambilan Data ... 27
3.2.6 Pengolahan Data ... 28
3.2.7 Tahap Plotting ... 28
(5)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Kebutuhan Sistem ... 31
4.2 Rumus yang Digunakan dalam Penelitian ... 32
BAB V PENUTUP ... 51
5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Topologi Voip Secara Umum ... 6
Gambar 2.2 Topologi Trixbox ... 10
Gambar 2.3 Header UDP ... 16
Gambar 2.4 Header RTP ... 18
Gambar 3.1 Blok Diagram Analisis Perbandingan ... 20
Gambar 3.2 Topologi Jaringan ... 24
Gambar 3.3 Flowchart Proses Pengambilan Data ... 27
Gambar 4.1 Tampilan Capture Wireshark ... 33
Gambar 4.2 Jumlah Packet Yang Dikirim Oleh Client 1 ... 34
Gambar 4.3 Jumlah Packet Yang Diterima Oleh Client 2 ... 35
Gambar 4.4 Panjang Packet Dan Waktu Paket Diterima ... 36
Gambar 4.5 Sequence Number Dan Waktu Kirim Dari Client 1 ... 37
Gambar 4.6 Sequence Number Dan Waktu Sampai Dari Client 2 ... 38
Gambar 4.7 Grafik Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 1 ... 41
Gambar 4.8 Grafik Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 2 ... 43
Gambar 4.9 Grafik Hasil Perbandingan Delay Pada Client 1 ... 45
Gambar 4.10 Grafik Hasil Perbandingan Delay Pada Client 2 ... 46
Gambar 4.11 Grafik Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 1 ... 47
Gambar 4.12 Grafik Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 2 ... 49
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Prosedur Penelitian ... 22
Tabel 3.2 Alamat IP Yang Digunakan ... 25
Tabel 4.1 Kebutuhan Hardware ... 31
Tabel 4.2 Kebutuhan Software ... 32
Tabel 4.3 Contoh Perhitungan Delay ... 38
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 1 ... 40
Tabel 4.5 Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 2 ... 42
Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Delay Pada Client 1 ... 44
Tabel 4.7 Hasil Perbandingan Delay Pada Client 2 ... 45
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 1 ... 47
Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 2 ... 48
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penulis ... 55
Lampiran 2 Instalasi dan Konfigurasi Trixbox pada Cloud Server ... 56
Lampiran 3 Instalasi dan Konfigurasi Kamailio pada Cloud Server ... 62
Lampiran 4 Konfigurasi Softphone pada Client ... 67
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan
yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia
telekomunikasi, komunikasi suara merupakan komunikasi yang paling praktis dan
akan bertambah lebih baik jika disertai video sehingga akan seolah-olah
memperpendek jarak antara orang yang berkomunikasi. Hal ini menyebabkan
ditemukannya teknologi komunikasi bebasis IP (Internet Protocol) yang
memungkinkan untuk melakukan komunikasi baik suara maupun video dengan
melewatkan jaringan internet yang biasanya disebut teknologi Voice Over Internet
Protocol (VoIP).
Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah sebuah teknologi yang mampu
melewatkan pesan suara, video dan data melalui jaringan berbasis Internet
Protocol (IP). Cara kerjanya yaitu merubah panggilan analog lalu dikonversikan
menjadi bentuk digital dan dijalankan sebagai data oleh sistem VoIP. Jaringan
VoIP sendiri dapat dibangun dengan menggunakan jaringan kabel maupun
jaringan wireless. Teknologi berbasis VoIP memiliki banyak keuntungan
khususnya dari segi biaya yang jelas lebih murah dari biaya telepon tradisional,
karena VoIP dapat digunakan atau dipasang di sembarang tempat dengan syarat
terhubung dengan jaringan internet maupun jaringan LAN berbeda dengan
telepon tradisonal yang harus memiliki port tersendiri di sentral atau Private
(10)
2
Branch Exchange (PBX). (Lazuardi, 2008)
Dalam perencanaan pembuatan suatu jaringan VoIP kita harus memiliki
server yang berfungsi sebagai PBX yang berbasis IP, pada Tugas Akhir ini akan
membahas bagaimana merancang sebuah jaringan VoIP menggunakan TrixBox
yang didalamnya berisikan OS (Operating System) berbasis linux yaitu CentOS,
dan beberapa fitur atau aplikasi penunjang untuk membangun jaringan VoIP
menggunakan server pribadi. Kemudian server VoIP tersebut akan dianalisis dari
segi QoS (Quality of Service), dengan cara membandingkan QoS dari server
pribadi menggunakan TrixBox dengan VoIP server Kamailio yang berbasis linux
Ubuntu dan kemudian dari itu bisa diambil kesimpulan perbandingan QoS VoIP
server TrixBox jika dibandingkan dengan VoIP server Kamailio. Dengan tujuan
hasil dari Tugas Akhir ini bisa dijadikan referensi oleh perusahaan atau instansi
dalam membangun atau memilih VoIP server sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan :
1. Bagaimana membangun layanan video call dengan memanfaatkan VoIP
Server yang menggunakan TrixBox dan Kamailio?
2. Bagaimana melakukan pengujian dan analisis perbadingan unjuk kerja video call VoIP Server Kamailio dan TrixBox dengan menggunakan parameter uji
(11)
3
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas terkait dengan analisis
perbandingan unjuk kerja video call VoIP Server Kamailio dan TrixBox, maka
dibuat beberapa batasan masalah, antara lain :
1. Penelitian ini menggunakan router TP-Link TL-MR3420.
2. Penghubung antara client dan router menggunakan media wireless.
3. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan software Wireshark.
4. Untuk melakukan panggilan dan penerimaan video call, kedua client
menggunakan software Linphone yang support layanan video call.
5. Video call dilakukan menggunakan internet dengan bandwidth 256Kbps,
512Kbps dan 1Mbps.
6. Paket yang dianalisis adalah paket yang berprotokol VP8 dan RTP, paket lain
yang tertangkap selain dari protokol tersebut tidak akan masuk dalam
perhitungan.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun VoIP (Voice Over Internet Protocol) Server dan membuat
layanan video call menggunakan TrixBox dan Kamailio.
2. Melakukan analisis perbandingan unjuk kerja video call VoIP Server
Kamailio dan TrixBox menggunakan parameter uji delay, packet loss, dan
(12)
4
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan didalam memahami persoalan dan pembahasannya,
maka penulisan laporan Tugas Akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai serta
sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai teori- teori dari penelitian yang
dilakukan, antara lain Voice Over Internet Protocol (VoIP), Quality of
Service, TrixBox, User Datagram Protocol (UDP), Kamailio,
Wireshark dan Linphone. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai perancangan dan pembuatan topologi
jaringan yang digunakan, kebutuhan system, kebutuhan data, dan
parameter uji QoS.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas penelitian yang dilakukan, antara lain:
membahas hasil dari penelitian, membahas dalam bentuk tabel dan
grafik yang digunakan pada penelitian, membahas analisis
perbandingan unjuk kerja video call VoIP Server Kamailio dan TrixBox
(13)
5
packet loss.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari hasil yang
(14)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Voice Over Internet Protocol (VoIP)
Voice over Internet Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan VoIP adalah teknologi yang memungkinkan kemampuan melakukan percakapan telepon dengan menggunakan jalur komunikasi data pada suatu jaringan (networking). Sehingga teknologi ini memungkinkan komunikasi suara menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) untuk dijalankan diatas infrastruktur jaringan packet network. Jaringan yang digunakan bisa berupa internet atau intranet. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah suara menjadi format digital tertentu yang dapat dikirimkan melalui jaringan IP.
Sumber: http://wiralfitasnim91.blogspot.co.id Gambar 2.1 Topologi Voip Secara Umum
(15)
7
Tujuan pengimplementasian VoIP adalah untuk menekan biaya operasional dalam melakukan komunikasi. Penekanan biaya itu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah ada. Sehingga apabila kita ingin membuat jaringan telekomunikasi VoIP tidak perlu membangun infrastruktur baru yang mengeluarkan biaya yang sangat besar. Dengan menggunakan jaringan data yang ada, maka kita melakukan percakapan interlokal maupun internasional hanya dikenakan biaya lokal melalui Public Switched telephone Network (PSTN). VoIP lebih mengacu pada layanan komunikasi suara (voice), faksimili, dan voice messaging applications. Teknologi ini pada dasarnya mengkonversi sinyal analog (suara) ke format digital dan kemudian dimampatkan atau ditranslasikan ke dalam paket-paket IP yang kemudian ditransmisikan melalui jaringan. (Budi, Isnanto, & Adhian, 2011).
2.1.1 Session Initiation Protokol (SIP)
Session Initiation Protocol atau SIP merupakan standar IETF untuk suara atau layanan multimedia melalui jaringan internet. SIP (RFC 2543) di ajukan pada tahun 1999. Pencipta standar ini adalah Henning Schulzrinne. SIP merupakan protokol layer aplikasi yang digunakan untuk manajemen pengaturan panggilan dan pemutusan panggilan. SIP digunakan bersamaan dengan protocol IETF lain seperti SAP, SDP, MGCP (MEGACO) untuk menyediakan layanan VoIP yang lebih luas. Arsitektur SIP mirip dengan arsitektur HTTP (protocol client–server). Arsitekturnya terdiri dari request yang dikirim dari user SIP ke server SIP. Server itu memproses request yang masuk dan memberikan respon kepada client. Permintaan request itu, bersama dengan komponen respon pesan yang lain
(16)
8
membuat suatu komunikasi SIP. (Sadewa, 2007)
2.1.2 Komponen SIP
Arsitektur SIP terdiri dari dua buah komponen seperti tertera dibawah ini :
• SIP User Agent
SIP User Agent merupakan akhir dari system (terminal akhir) yang bertindak berdasarkan kehendak dari pemakai. Terdiri dari dua bagian yaitu:
1. User Agent Client (UAC) : bagian ini terdapat pada pemakai (client), yang digunakan untuk melakukan inisiasi request dari server SIP ke UAS.
2. User Agent Server (UAS) : bagian ini berfungsi untuk mendengar dan merespon terhadap request SIP.
• SIP Server
Arsitektur SIP Server sendiri menjelaskan jenis-jenis server pada jaringan untuk membantu layanan dan pengaturan panggilan SIP. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Registration Server : server ini menerima request registrasi dari user SIP dan melakukan update terhadap lokasi user dengan server.
2. Proxy Server : server ini menerima request SIP dan meneruskan ke server yang dituju yang memiliki informasi tentang user yang dipanggil. 3. Redirect Server : server ini setelah menerima request SIP menentukan
server yang dituju selanjutnya dan mengembalikan alamat server yang dituju selanjutnya kepada client daripada meneruskan request ke server yang dituju tersebut. (Sadewa, 2007)
(17)
9
2.1.3 Protokol SIP
SIP menggabungkan beberapa macam protocol baik dari standar yang dikeluarkan oleh IETF maupun ITU – T diantaranya :
1. IETF Session Description Protocol (SDP) yang mendefinisikan suatu metode standar dalam menggambarkan karakteristik dari suatu sesi multimedia . 2. IETF Session Announcement Protocol (SAP) yang berjalan setiap periode
waktu tertentu untuk mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi. 3. IETF Realtime Transport Protocol (RTP) dan Realtime Transport Control
Protocol (RTCP) yang menyediakan informasi tentang manajemen transport dan session.
4. Algoritma pengkodean. Yang direkomendasikan ITU – T seperti G.733.1, G.729, G728. (Sadewa, 2007)
2.2 TrixBox
Trixbox (Asterisk@home) adalah VoIP Phone System yang berbasiskan sistem open source PBX (Private Branch eXchange) yang ketika sekali di-install kepada suatu PC dengan interface yang sesuai maka akan dapat digunakan sebagai full feature PBX untuk pengguna rumahan, lembaga, dan lain sebagainya. Trixbox sangat terkenal karena menggabungkan paket-paket open source telepon terbaik yang disertakan di dalam sistem operasi tersebut. Menu utama atau penyetingan Trixbox berbasiskan web browser untuk menkonfigurasi dan mengatur sistem, serta paket-paket untuk VoIP Server lalu dijadikan dalam satu bundle dengan operating system CentOS sehingga menjadi sistem Trixbox CE. (Barrie & Garrison, 2006)
(18)
10
Sumber : http://tmcnet.com Gambar 2.2. Topologi Trixbox
Komponen TrixBox CE
Komponen yang ada di dalam TrixBox diantaranya :
• CentOS (Community ENTerprice Operating System)
CentOS adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh komunitas kontributor dan pengguna. Sistem operasi Linux CentOS adalah 100% rebuild kompatibel dengan RedHat Enterprise Linux (RHEL), dan full compliance dengan persyaratan redistribusi RedHat. CentOS ditargetkan untuk siapa saja yang membutuhkan stabilitas tanpa biaya lisensi (open source) dan dukungan dari RedHat. (Barrie & Garrison, 2006)
• Asterisk
Asterisk adalah sebuah simbol yang merepresentasikan sebuah wildcard dibanyak bahasa komputer. Ini merupakan simbol yang menyatakan bahwa Asterisk dikembangkan untuk memenuhi semua tuntutan aplikasi telephony. Asterisk dikembangkan dalam lingkungan Open Source. Asterisk dirilis oleh para pengembang open source dibawah lisensi GNU General Public License,
(19)
11
Asterisk dapat berjalan diatas berbagai macam operating sistem termasuk Linux, Mac OS X, Open BSD, FreeBSD dan Sun Solaris dan menyediakan semua fitur yang akan di harapkan dari sebuah PBX yang sudah termasuk banyak fitur terdepan yang saling berhubungan dengan kelas atas (dengan biaya yang mahal) pada sistem PBX berbayar. Arsitektur Asterisk telah dirancang untuk fleksibilitas yang maksimum dan mendukung semua protokol Voice Over IP. Dan juga bisa dioperasikan dengan semua standar dasar untuk penggunaan peralatan perteleponan yang relatif murah perangkat hardware-nya. (Barrie & Garrison, 2006)
• Free PBX (Private Branch eXchange)
Free PBX adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap jaringan IP telepon private dengan konfigurasi web base, sehingga untuk melakukan konfigurasi terhadap Asterisk tidak diperlukan kemampuan programming karena user interface yang mudah di konfigurasi. (Barrie & Garrison, 2006)
• Flash Operator Panel (FOP)
Flash Operator Panel adalah aplikasi yang digunakan untuk melihat status dari semua extensions dan line telepon secara real time. (Barrie & Garrison, 2006)
• Automated Installation Tools
Tool yang digunakan untuk sistem operasi, script konfigurasi yang secara otomatis ter-install dan ter-configure ketika menjalankan Trixbox setup script. (Barrie & Garrison, 2006)
(20)
12
• Digium Card Auto-Config
Untuk penambahan Digium Hardware akan secara otomatis terkonfigurasi. (Barrie & Garrison, 2006)
2.3 Kamailio SIP Server
Kamailio SIP Server merupakan penerus dari OpenSER dan SER yang merupakan open source yang release dibawah GPL yang bisa menangani ribuan call setup per detik. Kamailio bisa digunakan untuk membangun banyak platform untuk VoIP dan komunikasi realtime seperti : WebRTC, Instant messaging dan beberapa aplikasi lainnya. Fitur yang ditawarkan antara lain: asynchronous TCP, UDP dan SCTP, komunikasi aman via TLS untuk VoIP (suara,video,teks); WebSocket support untuk WebRTC; IPv4 dan IPv6; pesan teks; presence with embedded XCAP server dan MSRP relay; asynchronous operation; IMS extensions untuk VoLTE, ENUM, DID dan least cost routing seperti : load balancing, routing fail-over, accounting, authentication dan authorization; support berbagai macam database seperti MySQL, Postgres, Oracle, Radius, LDAP, Redis, Cassandra, MongoDB, Memcached; Json dan XMLRPC control interface, SNMP monitoring. (kamailio.org)
2.4 Linphone
Linphone adalah aplikasi open source berbasis windows, dan Android yang menawarkan Voice/Video Call dan pesan teks secara gratis baik menggunakan server yang telah disediakan oleh Linphone sendiri maupun menggunakan server pribadi, Linphone disini berfungsi sebagai softphone yang
(21)
13
menggantikan fungsi IP Phone yang bertugas untuk melakukan panggilan dan menerima panggilan. (linphone.org)
2.5 Quality of Service
Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan (Thiotrisno, 2011). Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah banwidth, latency dan packet loss, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency atau delay yang tidak dapat diprediksi, atau packet loss yang berlebihan.
Dengan menggunakan perhitungan Quality of Service (QoS) diharapkan mampu memprediksi bandwidth, latency, dan Packet loss lalu mencocokkannya dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang tersedia. Quality of Service dapat diterapkan pada jaringan melalui mekanisme prioritas pada paket yang masuk ke jaringan, dimana setiap paket yang masuk ke jaringan akan dimonitor terlebih dahulu baik berdasarkan aplikasi maupun protocol, kemudian paket-paket mendapatkan prioritas berdasarkan policy yang berlaku di jaringan.
QoS dapat dilihat dari tingkat kecepatan dan keandalan dalam mengelola penyampaian data dalam suatu informasi dengan jenis beban yang beragam. Terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kecepatan
(22)
14
dan keandalan satu jaringan, diantaranya latency (delay), packet loss dan troughput.
2.6 Parameter–Parameter Quality of Service
Pada implementasinya, Quality of Service memiliki beberapa parameter yang cukup penting bagi kualitas layanan yang diterima pelanggan, diantaranya:
2.6.1 Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari saat pengiriman oleh transmitter sampai saat diterima oleh receiver. Beberapa jenis delay diantaranya adalah sebagai berikut:
• Propagation delay (delay yang terjadi akibat transmisi melalui jarak antar pengirim dan penerima).
• Serialization delay (delay yang terjadi saat proses coding, compression, decompression dan decoding).
• Packetization delay (delay yang terjadi saat proses paketisasi digital voice sample).
• Queeuing delay (delay akibat waktu tunggu paket sampai dilayani).
• Jitter buffer (delay akibat adanya buffer untuk mengatasi jitter) (Thiotrisno, 2011)
2.6.2 Packet Loss
Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi ke tujuan. Packet loss terjadi ketika peak load dan congestion (kemacetan
(23)
15
transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang ditransmisikan) data akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data pada jaringan berbasis IP. (Thiotrisno, 2011)
2.6.3 Throughput
Throughput merupakan rate (kecepatan) transfer data efektif, yang diukur dalam bit per second (bps). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. (Langi, 2011).
2.7
User Datagram Protocol(UDP)UDP merupakan protocol yang bersifat connectionless oriented. Artinya, saat melakukan pengiriman data tidak dilakukan proses handshaking, tidak ada sequencing datagram, dan tidak ada garansi bahwa paket data (datagram) yang dikirimkan akan tiba dengan selamat, UDP juga tidak menyediakan fitur koreksi kesalahan. (Sofana, 2009)
UDP hanya menyediakan fasilitas multiplexing aplikasi (via nomor port) dan integritas verifikasi/deteksi kesalahan (via checksum) yang disediakan dalan header dan payload. Deteksi kesalahan dalam UDP hanya bersifat optional. Untuk menghasilkan data yang reliable, haruslah dibantu dan dilakukan ditingkat aplikasi. Tidak bisa dikerjakan ditingkat protocol UDP. Pengiriman paket dilakukan berbasis best effort.
(24)
16
ada penataan kembali. Penggunaan aplikasi UDP mentoleransi terjadinya kehilangan data, atau mempunyai suatu mekanisme untuk mendapatkan kembali data yang hilang.
Sumber : http://jaringankomputer.org Gambar 2.3 Header UDP.
Pada Gambar 2.4 menunjukkan format header dari UDP. Delapan byte datagram pertama berisi informasi header dan byte tersisa berisi data pesan. Datagram header UDP terdiri dari empat bidang dengan masing-masing memiliki ukuran yang sama dengan dua byte (16 bits):
• Source Port : memiliki ukuran 16 bits dari 0 sampai 15. Nomor port ini menunjukkan port pengirim.
• Destination Port : memiliki ukuran 16 bits. Nomor port ini menunjukkan port yang dituju.
• Length : memiliki ukuran 16 bits. Bidang ini menunjukkan panjang total dalam byte seluruh datagram (header + data). Dengan panjang minimum 8 byte, sedangkan panjang maksimum 65,507 byte.
• Checksum : Ukuran bidang ini 16 bits juga. Digunakan untuk error-checking header dan data. Bidang checksum didalam UDP bersifat pilihan. Bila tidak digunakan, checksum diset ke nol. Namun harus ditegaskan bahwa checksum
(25)
17
IP hanya digunakan untuk header IP dan tidak untuk bidang data, dalam hal ini terdiri dari header UDP dan data pemakai. Jadi, bila tidak ada perhitungan checksum yang ditampilkan oleh UDP, maka tidak ada pengecekan yang dibuat atas data pemakai.
• Data : Berisikan data.
Overhead yang diperlukan untuk mengirim datagram atau paket UDP sangatlah kecil. Sehingga UDP cocok untuk digunakan pada aplikasi yang membutuhkan query dan response cepat. Contoh layanan yang cocok untuk UDP yaitu transmisi audio/video, seperti: VoIP, audio/video streaming. UDP kurang baik jika digunakan untuk mengirim paket berukuran besar. Karena dapat memperlebar peluang jumlah packet loss atau paket hilang. (Sofana, 2009)
2.8 Real Time Protocol (RTP)
RTP adalah protokol tranportasi yang dikembangkan untuk streaming data. RTP berjalan pada (UDP) User Datagram Protocol. RTP memiliki sequence number dan timestamp, yang memfasilitasi waktu data transportasi untuk mengontrol medi server sehingga proses stream dilayani dengan benar untuk ditampilkan secara real-time. Sequence number digunakan oleh player untuk mendeteksi packet loss dan mengurutkan paket kedalam urutan yang benar. Timestamp adalah pengambilan sampel yang diturunkan dari waktu referensi untuk melakukan sinkronisasi dan perhitungan jitter (Austerberry, 2004). Sequence number dan timestamp terdapat pada bagian RTP header seperti terlihat pada Gambar 2.5.
(26)
18
Gambar 2.4. Header RTP (Austerberry, 2004)
RTP memiliki bagian data dan bagian header. Bagian data seperti continuous media, waktu rekontruksi, loss detection, dan identifikasi konten memberikan dukungan untuk aplikasi real-time. Bagian header terdiri atas segmen IP, segmen UDP, dan segmen RTP (Kurose & Ross, 2010)
2.9 Video Protocol 8 (VP 8)
VP8 merukanan open source format video kompresi yang didukung oleh oleh perusahaan teknologi, Google. Format VP8 sebenarnya dikembangkan oleh sebuah tim penelitian kecil pada On2 Technologies, Inc sebagai penerus dari keluarga video codec VPx. Dibandingkan dengan format video encoding lain. VP8 memiliki banyak fitur-fitur teknis khas yang membantu untuk mencapai efisiensi kompresi tinggi maupun rendah untuk proses decoding pada waktu yang sama. (Bankoski, Wilkins, & Xu, 2010)
2.10 Cloud Computing
Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer 'komputasi' dan pengembangan berbasis Internet 'awan'. Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram
(27)
19
jaringan komputer, awan (cloud) dalam cloud computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasikan IEEE Internet Computing Cloud Computing merupakan suatu paradigma dimana suatu informasi secara permanen tersimpan di server (di Internet ) dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, sensor-sensor dan lain lain.
Cloud Computing bisa diartikan sebagai suatu model yang memungk inkan jaringan dapat diakses dengan mudah sesuai kebutuhan di berbagai lokasi dimana model ini memungkinkan untuk mengumpulkan sumber daya komputasi seperti network, server, storage, aplikasi dan services dalam satu wadah.
(Fajrin, 2012)
2.11 Wireshark
Wireshark adalah salah satu program tool yang berfungsi sebagai network analyzer. Wireshark merupakan program yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis yang membantu pelanggan untuk mengamati paket di jaringan. Wireshark mampu menangkap semua paket yang melewati jaringan. Paket yang akan diamati pada penelitian ini adalah paket UDP. Setelah paket yang melewati jaringan akan difilter lalu akan dapat mencari pengukuran parameter QoS seperti delay, packet loss dan Throughput.
(28)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi
kepustakaan, percobaan dan analisis. Dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba
untuk mengumpulkan data dan materi yang bersifat teoritis yang sesuai dengan
permasalahan. Materi tersebut didapatkan dari buku, materi kuliah, jurnal, paper,
materi perkuliahan dan percobaan dengan bantuan network analyzer Wireshark.
Analisis perbandingan unjuk kerja VoIP (Voice over Internet Protocol)
server Kamailio dan Trixbox menggunakan trafik data RTP (Real Time Protocol)
yang merupakan data suara dan VP8 (Video Protocol 8) yang merupakan data
video kedua protokol tersebut yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Trafik
data ini dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang
terlihat pada Gambat 3.1.
Gambar 3.1. Blok Diagram Analisis Perbandingan Video Call
TrixBox
Video Call Kamailio
RTP&VP8 Wireshark
Analisis QoS, Delay, Packet Loss, Throughput
Hasil
Perbandingan Kamailio dan Trixbox
INPUT
PROSES
OUTPUT
(29)
21
Pada Gambar 3.1 dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu
bagian input, proses dan output yang berupa hasil analisis perbandingan.
1. Bagian Input
Data inputan berupa trafik yang tertangkap oleh wireshark dari kedua aktifitas
video call yang menggunakan Kamailio dan video call yang menggunakan
TrixBox dengan bantuan softphone Linphone. Dalam memperoleh data ini
akan di lakukan beberapa kali uji coba dan dilakukan uji coba secara
bergantian.
2. Proses
Data inputan yang sudah tertangkap oleh wireshark disaring berdasarkan
protokol Real Time Protocol (RTP) dan Video Protocol 8 (VP8), paket selain
dari protokol tersebut tidak masuk kedalam perhitungan analisis, data yang
sudah difilter tadi akan dianalisis Quality of Service-nya berdasarkan
parameter uji : delay, packet loss, dan throughput.
3. Output
Pada bagian ini berisikan hasil analisis perbadingan Quality of Service (QoS)
antara Trixbox dan Kamailio dan nantinya akan didapatkan nilai QoS yang
berbeda dari kedua data inputan, yang kemudian dianalisis dan dicari
manakah yang memiliki nilai QoS yang lebih baik kemudian hasil dari analis
tersebut akan dibuat tabel dan grafik.
3.2 Prosedur Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang langkah apa saja yang akan dilakukan
(30)
22
melakukan pengujian sistem. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
Tabel 3.1 Prosedur Penelitian
1. Studi literatur dan menentukan parameter uji
Mencari informasi tentang VoIP, QoS, dan bagaimana membangun VoIP server menggunakan TrixBox dan Kamailio.
Mencari aplikasi yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti : software softphone, wireshark.
Menentukan parameter uji dan besaran
bandwidth.
2. Desain dan pembuatan topologi
Menentukkan topologi penelitian. Menentukan router, menentukan ISP (Internet Service Provider), dan cloud server yang akan dipakai
Menentukan server dan client.
3. Konfigurasi sistem
Menginstall TrixBox dan Kamailio kedalam cloud server, melakukan konfigurasi SIP pada server, mengaktifkan fitur video call pada server.
Menginstall aplikasi softphone Linphone dan mengatur konfigurasinya pada semua client.
Mengistall aplikasi Wireshark pada
client. Lalu menyamakan waktu dari client 1 dan client 2 menggunakan fitur
internet time dari windows.
4. Menjalankan sistem Melakukan panggilan video call antar client melalui media internet.
(31)
23
wireshark dan menyaringnya ke dalam protokol yang sudah ditentukan.
Menghitung data nilai dari masing-masing parameter uji : packet loss,
Throughtput, dan delay.
6. Analisis akhir dan plotting
Melakukan analisis dari hasil data yang sudah dihitung.
Membuat hasil plotting dari analisis pengujian data berupa grafik dan tabel
3.2.1 Studi Literatur dan Parameter Penelitian
Dalam tahap ini akan dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan
untuk melakukan pengujian. Mencari informasi mengenai VoIP, dan bagaimana
membangun sebuah server VoIP sendiri menggunakan bantuan dari Trixbox dan
Kamailio. Mencari aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam proses pembuatan
Server VoIP dalam hal ini sebagai softphonenya pada penelitian ini menggunakan
Linphone, softphone disini berfungsi untuk melakukan panggilan dan menerima
panggilan, yang menggunakan platform Windows.
Selanjutnya adalah mencari informasi tentang Trixbox dan mencari sistem
pembanding yang sudah memiliki reputasi baik dan sudah umum digunakan yang
pada penelitian ini merupakan inti atau menjadi tujuan yaitu membandingkan QoS
video call dari Server yang menggunakan TrixBox dibandingkan dengan QoS
video call yang menggunakan Kamailio SIP server. Dalam melakukan
perbandingan system tersebut akan menggunakan 3 bandwidth yang berbeda
antara lain: 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Penggunaan bandwidth yang berbeda
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil perbandingan pada tiap-tiap besaran
(32)
24
dari masing-masing server kemudian hasil dari QoS yang didapat akan
dibandingkan berdasarkan parameter uji.
Parameter QoS yang dibutuhkan untuk penelitian antara lain delay,
throughput dan packet loss. Delay digunakan untuk mengukur berapa lama waktu
transmisi yang dibutuhkan tiap-tiap paket untuk sampai ke tujuan. Throughput
merupakan jumlah total length paket yang diamati selama interval waktu tertentu.
Packet loss merupakan paket data yang hilang pada saat pengiriman. Parameter
tersebut nantinya akan digunakan untuk standar perbandingan QoS dari server
TrixBox dan Server Kamailio.
3.2.2 Desain dan Pembuatan Topologi
Gambar 3.2. Topologi Jaringan
Analisis perbandingan unjuk kerja video call server TrixBox dengan server
Kamailio ini akan dijelaskan lebih baik melalui desain topologi yang dapat dilihat
pada Gambar 3.1. secara garis besar terdapat sebuah server yang terhubung
internet, sebuah jaringan yang terdiri atas 1 router dan 2 client semuanya
(33)
25
Tabel 3.2. Alamat Yang Digunakan
Device IP Address version 4 Server 103.247.11.207(Public)
Router 10.64.64.146 (Public)
Client 1 192.168.1.4 (DHCP)
Client 2 192.168.1.14 (DHCP)
3.2.3 Konfigurasi Sistem
1. Konfigurasi router.
Pada router dikonfigurasi, yaitu dengan membatasi bandwidth karena pada
penelitian ini menggunakan 3 bandwidth yang berbeda yaitu 256 Kbps, 512
Kbps dan 1 Mbps.
2. Menginstall TrixBox dan Kamailio SIP server ke cloud server.
Melakukan proses instalasi Trixbox atau Kamailio SIP server pada server
yang telah disediakan dalam tahap ini juga dilakukan konfigurasi SIP yang
akan dipakai oleh client nantinya dalam melakukan panggilan video call.
3. Konfigurasi PC client 1 dan PC client 2.
Pada tahapan ini dilakukan instalasi aplikasi wireshark dan softphone
Linphone pada masing PC lalu juga menyamakan waktu
masing-masing PC langkah ini dilakukan untuk menyamakan waktu pada wireshark
sehingga akan mempermudahkan untuk melakukan pengolahan data nantinya.
4. Konfigurasi softphone Linphone pada kedua client.
Setelah diinstall pada kedua server softphone Linphone ini dikonfigurasi
berdasarkan dengan data SIP yang telah dibuat di database server
(34)
26
3.2.4 Menjalankan Sistem
Pada tahap ini sebelumnya akan diuji dahalu apakah sudah bisa digunakan
untuk melakukan video call pada kedua client jika sudah selajutnya adalah
melakukan proses monitoring trafik menggunakan wireshark yang dilakukan pada
tiap-tiap besaran bandwidth yang berbeda. Proses monitoring trafik dilakukan
pada tiap-tiap client, dalam proses monitoring wireshark diaktifkan dan dimatikan
secara bersamaan di kedua client. Dalam penelitian ini akan dilakukan sebanyak 6
pengujian antara lain :
1. Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar
1Mbps.
2. Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar
512Kbps.
3. Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar
256Kbps.
4. Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar
1Mbps.
5. Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar
512Kbps.
6. Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar
256Kbps.
Pada setiap pengujian tersebut akan dilakukan capture data di kedua client.
Capture data tersebut selanjutnya akan disimpan dan disaring dahulu untuk
selanjutnya akan digunakan dalam pengolahan data. Data yang diperoleh akan
(35)
27
3.2.5 Proses Monitoring dan Pengambilan Data
Gambar 3.3. Flowchart Proses Pengambilan Data
Pada Gambar 3.3 dapat dilihat sebelum memulai monitoring hal pertama
yang dilakukan adalah memulai capture Wireshark di kedua client dengan catatan
sebelum memulai capture pastikan waktu antara kedua client memiliki date dan
time yang sama. Untuk menyamakannya yaitu menggunakan fitur internet time
Windows selanjutnya adalah mulai melakukan panggilan video call dari client 1
ke client 2 setelah 5 menit data di-capture kemudian panggilan video call diakhiri
START
Mulai capture data
video call dengan
wireshark di kedua client
Memulai video call antar client
Mengakhiri video
call dan mengakhiri
capture Wireshark
Menyimpan data hasil Wireshark
(36)
28
dilanjutkan menghentikan capture Wireshark. Hasil dari Wireshark disimpan lalu
dijadikan data mentahan untuk nantinya akan difilter sesuai data yang dibutuhkan.
3.2.6 Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data capture dari wireshark data tersebut akan
difilter terlebih dahulu untuk mempermudah perhitungan/analisis dalam hal ini
data yang akan masuk analisis adalah data yang bertipe VP8(video) dan
RTP(suara) selanjutnya data tersebut akan diekport kedalama file csv dan akan
dilakukan penngelompokan data capture berdasarkan bandwidth, dari server mana
(kamilio atau trixbox), capture dari client 1 atau client 2, dan tipe datanya (suara
atau video). Setelah dilakukan pengelompokan data selanjutnya adalah mulai
melakukan perhitungan data trafik menggunakan rumus parameter QoS pada
aplikasi Microsoft Excel.
3.2.7 Tahap Plotting
Setelah data diekspor kedalam excel dan dihitung berdasarkan parameter
yang akan dicari langkah selanjutnya adalah membuat tabel yang berisikan hasil
perhitungan berdasarkan parameter QoS yang dibutuhkan. Berikut adalah
penjelasan mengenai hasil analisisyang akan dibuat tabel dan grafik :
1. Analisis perbandingan throughput.
• Hasil analisis throughput pada client 1 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps,
512Kbps dan 256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8)
(37)
29
• Hasil analisis throughput pada client 2 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps,
512Kbps dan 256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8)
dan data suara & video (RTP & VP8).
• Kedua analisis tersebut akan di-plotting dalam bentuk tabel dan grafik. 2. Analisis perbandingan delay.
• Hasil analisis delay pada client 1 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan
256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8) dan data
suara & video (RTP & VP8).
• Hasil analisis delay pada client 2 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan
256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8) dan data
suara & video (RTP & VP8).
• Kedua analisis tersebut akan di-plotting dalam bentuk tabel dan grafik. 3. Analisis perbandingan packet loss.
• Hasil analisis packet loss pada client 1 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps,
512Kbps dan 256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8)
dan data suara & video (RTP & VP8).
• Hasil analisis packet loss pada client 2 : perbandingan VoIP server Trixbox dengan Kamailio dengan menggunakan bandwidth 1Mbps,
512Kbps dan 256Kbps menggunakan data suara (RTP), data video (VP8)
(38)
30
(39)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kebutuhan Sistem
Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat
software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis perbandingan
unjuk kerja video call VOIP server Trixbox dengan server Kamailio. Kebutuhan
software dan hardware yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.1. Kebutuhan Hardware
Hardware Jumlah Unit Keterangan
VPS Server 1 VPS Rumahweb paket Deluxe, RAM 1Gb, vSWAP
512Mb, CPU 800Mhz (4x200), Space 15Gb,
Bandwidth IIX(shared) 1Gbps, Bandwidth Int’l
1024kbps (1:8)
Laptop
(Client 1)
1 HP 1000, Core i3, RAM 2 GB, Harddisk 320 Gb,
Camera VGA
Laptop
(Client 2)
1 Asus A450C, Core i3, RAM 3 GB, Harddisk
320Gb, Camera 1.3MP
3G/3.7G
Wireless
Router
1 TP-Link TL-MR3420, enkripsi WPA/WPA2, USB
2.0 Port for LTE / HSPA + / HSUPA / HSDPA /
UMTS / EVDO USB Modem,
10/100Mbps WAN Port, 4 10/100 Mbps LAN
Ports, transmit power <20dbm
(40)
32
Tabel 4.2. Kebutuhan Software
Software Keterangan
Windows 7 Profesional 32bit Sebagai operating system Client 1
Windows 8.1 with Bing 64bit Sebagai operating system Client 2
Putty Untuk melakukan remote terminal terhadap VPS
server
Wireshark Sebagai aplikasi untuk menangkap trafik data
video call
Microsoft Excel Sebagai aplikasi untuk pengolahan data dan
pembuatan grafik
Linphone Sebagai softphone untuk melakukan panggilan
dan menerima panggilan.
4.2 Rumus yang Digunakan dalam Penelitian
Pada hasil penelitian ini membahas mengenai hasil analisis perbandingan
antara dua VoIP server yang berbeda, parameter yang diukur adalah besaran
bandwidth ukuran video yang berbeda disetiap router kemudian dianalisis
berdasarkan QoS, seperti delay, throughput dan packet loss untuk mengetahui
kinerja dari kedua sistem tersebut. Berikut adalah cara pengambilan data beserta
(41)
33
Gambar 4.1. Tampilan Capture Wireshark
Gambar 4.1 merupakan tampilan hasil capture Wireshark. Kemudian hasil
dari capture tersebut akan di-filter berdasarkan protokol RTP kemudian hasilnya
akan dieksport kedalam format file CSV (Comma Separated Values Summary).
Selanjutnya akan file tersebut akan dihitung QoSnya berdasarkan parameter uji:
packet loss, throughput dan delay. Berikut adalah cara perhitungan packet loss,
throughput, dan delay.
Packet loss merupakan packet yang hilang atau tidak sampai tujuan pada saat
proses video call. Packet loss dapat dihitung dengan rumus (4.1):
Packet loss =
(packet dikirim – Packet diterima)
X 100% (4.1)
(42)
34
(43)
35
Gambar 4.3. Jumlah Packet Yang Diterima Oleh Client 2
Jumlah paket diatas masih harus dikurangi 1(satu) karena paket tersebut
dimulai dari row ke-2. Oleh karena itu akan didapatkan jumlah paket yang dikirim
oleh client 1 adalah 14392-1=14391, jumlah paket yang diterima oleh client 2
adalah 14050-1=14049. Kemudian untuk menghitung packet loss dengan cara
menghitung selisih banyak packet yang dikirim dari client 1 dikurangi dengan
banyak packet yang diterima oleh client 2 kemudian dari hasil selisih tadi dibagi
dengan jumlah paket yang dikirim oleh client 1 lalu dikalikan 100 untuk
mendapatkan hasil packet loss yang berupa presentase. Contoh perhitungan packet
(44)
36
Throughput merupakan kecepatan transfer data efektif, throughput
dihitung dari jumlah total length paket dibagi oleh durasi interval waktu
pengiriman data dengan perhitungan seperti pada rumus (4.2).
Throughput =
(jumlah data yang dikirim)
(4.2)
(waktu pengiriman data)
Gambar 4.4. Panjang Packet Dan Waktu Paket Diterima
Throughput didapatkan dengan cara mengitung total panjang paket lalu
menghitung waktu interval dari waktu paket yang terakhir dikurangi dengan
waktu paket yang pertama. Setelah mendapatkan nilai total panjang paket dan
(45)
37
Contoh perhitungan throughput dengan sampel 10 data:
128 + 128 + 128 + 128 + 118 + 74 + 74 + 74 + 74 + 118 = 1044 byte paket.
Interval waktu 12.72464 - 12.55846 = 0.16618 second. Lalu bisa dimasukan
kedalam rumus throughput dengan sampel 10 data hasilnya yaitu :
1044 : 0.16618 = 6282.34445 Byte/second.
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan tiap-tiap paket dari paket
dikirim sampai ketujuan. Delay dihitung dengan rumus seperti pada rumus (4.3).
Delay = Waktu paket sampai – Waktu paket dikirim (4.3)
(46)
38
Gambar 4.6. SequenceNumber Dan Waktu Sampai Dari Client 2.
Langkah pertama yang dilakukan sebelum menghitung delay, adalah
mencocokan sequence number antara client 1 dengan client 2 seperti yang terlihat
pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Setelah sequence number sama, dihitung
selisih waktu antara client 1 dengan client 2. Dari selisih waktu antar paket
kemudian dirata – rata dan didapatkan nilai delay rata – rata. Contoh perhitungan
delay dengan sampel 5 data:
Tabel 4.3. Contoh Perhitungan Delay
Waktu client 1 waktu client 2 Delay (Second)
7.428514 7.697230 7.697230-7.428514=0.268716 7.441136 7.710808 7.710808-7.441136=0.269672 7.441357 7.711444 7.711444-7.441357=0.270087 7.480516 7.749496 7.749496-7.480516=0.268980 7.480730 7.749981 7.749981-7.480730=0.269251
(47)
39
Rata – rata delay dari 5 data diatas adalah (0.268716 + 0.269672 +
0.270087 + 0.268980 + 0.269251) : 5 = 0.269341 second.
Analisis Perbandingan QoS Trixbox dan Kamailio SIP Server
Dalam penelitian ini data yang dibandingkan adalah data video call antara
VoIP server Trixbox dengan VoIP server Kamailio. Lama waktu capture trafik
kurang lebih selama 300 detik (5 menit). Protokol yang masuk dalam perhitungan
analisis adalah protokol RTP (suara) dan VP8 (video). Dalam penelitian ini akan
dilakukan sebanyak 6 kali pengujian antara lain :
• Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar 1Mbps.
• Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar 512Kbps.
• Pengujian video call pada server Kamailio menggunakan bandwidth sebesar 256Kbps.
• Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar 1Mbps.
• Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar 512Kbps.
• Pengujian video call pada server Trixbox menggunakan bandwidth sebesar 256Kbps.
Pengujian tersebut akan dilakukan pada masing-masing client pada 3
waktu yang berbeda yaitu: jam 7 sampai jam 8 malam, jam 8 sampai jam 9 pagi
(48)
dipisah-40
pisahkan berdasarkan protokolnya yaitu : RTP (suara) dan VP8 (video) lalu
dilakukan analisis menggunakan parameter delay, throughput dan packet loss.
Dalam perhitungannya nilai dari tiap parameter akan dibagi menjadi 5 variasi data
yang dibagi berdasarkan waktunya yaitu menit ke-1, menit ke-2 , menit ke-3,
menit ke-4 dan menit ke-5. Pada masing-masing variasi tersebut kemudian dicari
nilai dari tiap variasinya dan selanjutnya dari 5 variasi tersebut akan dirata-rata
untuk dijadikan nilai dari masing waktu. Selanjutnya nilai pada
masing-masing waktu tersebut dijumlahkan lalu dirata-rata untuk menjadi nilai akhir
untuk tiap parameter. Berikut adalah hasil dari penelitian perbandingan unjuk
kerja video call menggunakan VoIP server Trixbox dan VoIP server Kamailio:
I. Hasil Penelitian
A.Throughput
Tabel 4.4. Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 1
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (Byte/s) Kamailio (Byte/s)
Client 1 1Mbps
VP8 58479.22047 58177.36673
RTP 5754.08537 5693.95786
VP8 & RTP 64049.51056 63719.40859
512kbps
VP8 27039.45314 26129.74242
RTP 5539.04975 5414.47214
VP8 & RTP 32565.08058 31420.13747
256kbps
VP8 13134.29630 12909.25239
RTP 5513.78586 5487.66203
(49)
41
Pada Tabel 4.4. merupakan hasil perbandingan throughput yang didapatkan
pada client 1 menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Untuk
lebih jelasnya data hasil perbandingan diatas akan disajikan dalam bentuk
grafik pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Grafik Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 1
Dari hasil Tabel 4.4. dan grafik pada Gambar 4.7. dapat disimpulkan bahwa
jika dinilai dari parameter throughput kedua server Trixbox dan Kamailio
memiliki besaran throughput yang hampir sama. Secara rata-rata keseluruhan
baik dari bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps, hasil dari throughput
server Trixbox lebih besar dibandingkan dengan Kamailio.
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
T hr o ug hput (B yt e /s )
Throughput pada Client 1
(50)
42
Berikutnya dibawah ini merupakan hasil perbandingan throughput pada client
2:
Tabel 4.5. Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 2
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (Byte/s) Kamailio (Byte/s)
Client 2
1Mbps
VP8 59803.01100 59848.76050
RTP 5691.89618 5725.76243
VP8 & RTP 65206.83587 64520.31092
512kbps
VP8 27735.21713 27562.56157
RTP 5575.90898 5464.24513
VP8 & RTP 33348.00863 32923.51133
256kbps
VP8 13643.89351 14156.77940
RTP 5615.69569 5545.33360
VP8 & RTP 18942.75286 19066.35271
Tabel 4.5. diatas merupakan hasil perbandingan throughput yang didapatkan
pada client 2 menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Untuk
lebih jelasnya data hasil perbandingan diatas akan disajikan dalam bentuk
(51)
43
Gambar 4.8. Grafik Hasil Perbandingan Throughput Pada Client 2
Dari hasil tabel 4.5. dan grafik pada Gambar 4.8. dapat disimpulkan bahwa
hasil rata-rata throughput dari server Trixbox dan Kamailio memiliki besaran
nilai throughput yang hampir sama seperti halnya dengan yang terjadi di Client
1 yang membedakan adalah nilai rata-rata throughput dari client 2 lebih besar
jika dibandingkan dengan rata-rata throughput dari client 1. Hal ini
dipengaruhi oleh spesifikasi dari laptop client 2 yang lebih tinggi dibandingkan
dengan client 1. Jika dibandingkan dari segi bandwidth terhadap nilai
throughput berdasarkan hasil dari client 1 dan client 2, dari server Trixbox dan
Kamailiodapat disimpulkan bahwa semakin kecil besaran bandwidth semakin
kecil juga nilai throughput hal ini dikarenakan pada komunikasi video call
khususnya yang ada pada server Trixbox dan Kamailio memiliki fitur untuk
mengurangi kualitas dari video (vp8) untuk melancarkan proses buffering pada
bandwidth yang terbatas tetapi jika ditinjau dari data suara (RTP) tidak ada
pengurangan kualitas sehingga dapat disimpulkan bahwa throughput dari data
suara tidak ada perubahan yang signifikan.
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
T hr o ug hput (B yt e /s )
Throughput pada Client 2
(52)
44
B.Delay (Latency)
Tabel 4.6. Hasil Perbandingan Delay Pada Client 1
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (second) Kamailio (second)
Client 1
1Mbps
VP8 0.0130237 0.2258878
RTP 0.0108625 0.2219027
VP8 & RTP 0.0119732 0.2224161
512kbps
VP8 0.0599689 0.2594308
RTP 0.0561647 0.2551738
VP8 & RTP 0.0579203 0.2575331
256kbps
VP8 0.1039600 0.2924022
RTP 0.0981809 0.2945324
VP8 & RTP 0.0998027 0.2920769
Dari hasil tabel 4.6. diatas merupakan hasil perbandingan delay yang
didapatkan pada client 1 menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan
256Kbps.Untuk lebih jelasnya data hasil perbandingan diatas akan disajikan
(53)
45
Gambar 4.9. Grafik Hasil Perbandingan Delay Pada Client 1
Dari hasil Tabel 4.6. dan grafik pada Gambar 4.9. dapat disimpulkan bahwa
hasil rata-rata delay dari server Trixbox pada client 1 lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata delay dari server Kamailio baik dari
bandwidth 1Mbps, 512Kbps maupun 256Kbps. Berikutnya adalah
perbandingan delay antara server Trixbox dengan server Kamailio pada client
2:
Tabel 4.7. Hasil Perbandingan Delay Pada Client 2
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (second) Kamailio (second)
Client 2 1Mbps
VP8 0.0106780 0.2054904
RTP 0.0088595 0.2057163
VP8 & RTP 0.0109330 0.2054492
512kbps
VP8 0.0498971 0.2510562
RTP 0.0499356 0.2519919
VP8 & RTP 0.0503445 0.2539706
256kbps
VP8 0.0951897 0.2768575
RTP 0.0936130 0.2746444
VP8 & RTP 0.0943537 0.2779557 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
De la y ( se co n d )
Delay pada Client 1
(54)
46
Pada tabel 4.7. merupakan hasil perbandingan delay antara server Trixbox
dengan server Kamailio yang didapatkan pada client 1 menggunakan
bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Untuk lebih jelasnya data hasil
perbandingan diatas akan disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.10:
Gambar 4.10. Grafik Hasil Perbandingan Delay Pada Client 2
Dari hasil Tabel 4.7. dan grafik pada Gambar 4.10. dapat disimpulkan bahwa
rata-rata hasil delay dari server Trixbox pada client 2 lebih kecil
dibandingkan dengan server Kamailio seperti pada client 1, yang
membedakan adalah rata-rata nilai delay dari client 2 lebih kecil jika
dibandingkan dengan rata-rata nilai delay dari client 1 hal ini dikarenakan
spesifikasi dari client 2 lebih tinggi dibandingkan dengan client 1 dari segi
RAM seperti pada hasil perbandingan throughput. Jika dibandingkan dari
segi bandwidth terhadap nilai delay dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
besaran bandwidth yang dipakai menggunakan server Trixbox maupun
server Kamailio semakin kecil juga nilai delay-nya.
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
De la y ( se co n d )
Delay pada Client 2
(55)
47
C.Packet Loss
Tabel 4.8. Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 1
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (%) Kamailio (%)
Client 1 1Mbps
VP8 0.224713033 1.453075561 RTP 0.131090695 1.331701306 VP8 & RTP 0.181075464 1.399397086
512kbps
VP8 0.30703465 1.61461802
RTP 0.179604034 1.52013627
VP8 & RTP 0.227862416 1.565180234
256kbps
VP8 0.390945664 1.781682656 RTP 0.21927824 1.681598812 VP8 & RTP 0.256031922 1.705641814
Tabel 4.8. diatas merupakan hasil perbandingan packet loss antara server
Trixbox dan server Kamailio yang didapatkan pada client 1 menggunakan
bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Untuk lebih jelasnya data hasil
perbandingan diatas akan disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.11. :
Gambar 4.11. Grafik Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 1
0 0.5 1 1.5 2
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
P ac ke t L os s (% )
Packet Loss pada Client 1
(56)
48
Dari hasil Tabel 4.8. dan grafik pada Gambar 4.11. dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata packet loss server Trixbox lebih kecil bila dibandingkan dengan
server Kamailio. Dari segi nilai packet loss terhadap bandwidth kedua server
Kamailio dan Trixbox memiliki nilai packet loss yang berbanding terbalik
dengan bandwidth, semakin kecil bandwidth maka semakin besar packet loss.
Berikut merupakan perbandingan packet loss antara server Trixbox dengan
server Kamailio pada client 2:
Tabel 4.9. Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 2
Laptop Bandwidth Protokol Trixbox (%) Kamailio (%)
Client 2 1Mbps
Vp8 0.236447203 1.220298339 RTP 0.080442685 0.952029377 VP8 & RTP 0.151623066 1.097526793
512kbps
VP8 0.292392268 1.432105795
RTP 0.136191698 1.17539624
VP8 & RTP 0.197131938 1.26932073
256kbps
VP8 0.313056306 1.520471939 RTP 0.192880356 1.267003143 VP8 & RTP 0.218041245 1.318852686
Tabel 4.9. diatas merupakan hasil perbandingan packet loss antara server
Trixbox dan server Kamailio yang didapatkan pada client 2 menggunakan
bandwidth 1Mbps, 512Kbps dan 256Kbps. Untuk lebih jelasnya data hasil
(57)
49
Gambar 4.12. Grafik Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 2
Dari hasil Tabel 4.9. dan grafik pada Gambar 4.12. dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata packet loss server Trixbox lebih kecil bila dibandingkan dengan
server Kamailio. Dari segi nilai packet loss terhadap bandwidth kedua server
baik Kamailio dan Trixbox memiliki nilai packet loss yang berbanding
terbalik dengan bandwidth, semakin kecil bandwidth maka semakin besar
packet loss. Jika dibandingkan dari segi client, client 2 mendapatkan nilai
rata-rata packet loss yang lebih kecil jika dibandingkan dengan client 1
dikarenakan perbedaan spesifikasi dari laptop. Secara keseluruhan jika
ditinjau dari parameter QoS throughput, delay dan packet loss, server Trixbox
masih lebih baik jika dibandingkan dengan server Kamailio karena pada
server Kamailio menggunakan (Session Initiation Protocol) SIP Proxy untuk
menghubungkan antara server dengan user sedangkan Trixbox yang berbasis
Asterisk tidak memiliki SIP Proxy sehingga saat melakukan request SIP, user
langsung bisa melakukan request ke server tanpa melewati SIP Proxy dahulu.
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
P ac ke t L os s (% )
Packet Loss pada Client 2
(58)
50
Oleh karena itu jika ditinjau dari segi keamanan keluar masuknya data
Kamailio lebih aman dibandingkan dengan server Trixbox namun bukan
berarti dari aspek keamanan Trixbox tidak aman karena meskipun Trixbox
tidak memiliki SIP Proxy tetapi Trixbox memudahkan penggunanya untuk
melakukan monitoring terhadap semua kegiatan user yang berupa logs
(59)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian analisis perbandingan unjuk kerja unjuk kerja VoIP server Trixbox dengan VoIP server Kamailio dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan unjuk kerja video call dengan menggunakan VoIP server Kamailio dan Trixbox sudah dilakukan.
2. Kesimpulan analisis perbandingan unjuk kerja video call VoIP server Kamailio dan Trixbox dengan menggunakan parameter uji: throughput, delay dan packet loss, dan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256Kbps adalah sebagai berikut :
a. Throughput
Server Trixbox dan server Kamailio memiliki nilai throughput yang hampir sama. Tetapi jika dirata-rata nilai throughput pada server Trixbox lebih besar dibandingkan dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps. Jika dibandingkan nilai rata-rata throughput dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai throughput pada client 2 lebih besar karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi.
b. Delay atau Latency
Rata-rata nilai delay pada server Trixbox lebih kecil dibandingkan
(60)
52
dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps baik di client 1 maupun client 2. Jika dibandingkan nilai rata-rata delay dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai delay pada client 2 lebih kecil karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi. c. Packet Loss
Rata-rata nilai packet loss pada server Trixbox lebih kecil dibandingkan dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps baik di client 1 maupun client 2. Jika dibandingkan nilai rata-rata packet loss dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai packet loss pada client 2 lebih kecil karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi.
5.2 Saran
Sebagai pengembangan dari penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan analisis dengan menggunakan bandwidth yang berubah setiap interval tertentu dan meningkatkan jumlah panggilan simultan untuk memahami kinerja masing-masing server dalam hal kompresi video dan kinerja dalam menangani banyak panggilan simultan yang terjadi seiring dengan perubahan bandwidth.
2. Perlu dilakukan pengujian dari segi keamanan jaringan. Hal ini dikarenakan server ini menggunakan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi
(61)
53
sehingga ada kemungkinan untuk bisa melakukan penyadapan baik dari data suara maupun video.
(62)
DAFTAR PUSTAKA
Austerberry, D. (2004). The Technology of Video and Audio Streaming. Boston: Focal Press.
Bankoski, J., Wilkins, P., & Xu, Y. (2010). Technical Overview of VP8, an Open Source Video Codec for The Web. California: Google Inc.
Barrie, D., & Garrison, K. (2006). TrixBox Made Easy. Birmingham: Packt Publishing.
Budi, D., Isnanto, R., & Adhian, F. (2011). Voice Over Internet Protocol (VoIP) Menggunakan Asterisk Sebagai Session Initiation Protocol (SIP) Server. Fajrin, T. (2012). Analisis Sistem Penyimpanan Data Menggunakan Sistem Cloud
Computing Studi Kasus SMKN 2 Karanganyar. Karanganyar.
Khalid, M. N. (2010). Simulation Based Comparison of SCTP, DCCP and UDP Using MPEG-4 Traffic Over Mobile WiMAX/IEEE 802.16e.
Kurose, J., & Ross, K. (2010). Computer Networking A Top Down Approach. Lazuardi, N. (2008). Perencanaan Jaringan VoIP (Voice Over Protocol)
Menggunakan Asterik SIP (Session Initiation Protocol).
Sadewa, P. P. (2007). Analisis Performansi dan Keamanan VoIP Over Virtual Private Network (VPN). Bandung: Universitas Telkom.
Sofana, I. (2009). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika. Thiotrisno, A. (2011). Implementasi Quality of Service Pada Jaringan IMS
Dengan Prioritas Paket. Depok: Universitas Indonesia.
(1)
Gambar 4.12. Grafik Hasil Perbandingan Packet Loss Pada Client 2
Dari hasil Tabel 4.9. dan grafik pada Gambar 4.12. dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata packet loss server Trixbox lebih kecil bila dibandingkan dengan server Kamailio. Dari segi nilai packet loss terhadap bandwidth kedua server baik Kamailio dan Trixbox memiliki nilai packet loss yang berbanding terbalik dengan bandwidth, semakin kecil bandwidth maka semakin besar packet loss. Jika dibandingkan dari segi client, client 2 mendapatkan nilai rata-rata packet loss yang lebih kecil jika dibandingkan dengan client 1 dikarenakan perbedaan spesifikasi dari laptop. Secara keseluruhan jika ditinjau dari parameter QoS throughput, delay dan packet loss, server Trixbox masih lebih baik jika dibandingkan dengan server Kamailio karena pada server Kamailio menggunakan (Session Initiation Protocol) SIP Proxy untuk menghubungkan antara server dengan user sedangkan Trixbox yang berbasis Asterisk tidak memiliki SIP Proxy sehingga saat melakukan request SIP, user langsung bisa melakukan request ke server tanpa melewati SIP Proxy dahulu.
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Vp8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
VP8 RTP VP8 & RTP
1Mbps 512kbps 256kbps
P ac ke t L os s (% )
Packet Loss pada Client 2
(2)
50
Oleh karena itu jika ditinjau dari segi keamanan keluar masuknya data Kamailio lebih aman dibandingkan dengan server Trixbox namun bukan berarti dari aspek keamanan Trixbox tidak aman karena meskipun Trixbox tidak memiliki SIP Proxy tetapi Trixbox memudahkan penggunanya untuk melakukan monitoring terhadap semua kegiatan user yang berupa logs fasilitas tersebut yang tidak dimiliki oleh Kamailio.
(3)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian analisis perbandingan unjuk kerja unjuk kerja VoIP server Trixbox dengan VoIP server Kamailio dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan unjuk kerja video call dengan menggunakan VoIP server Kamailio dan Trixbox sudah dilakukan.
2. Kesimpulan analisis perbandingan unjuk kerja video call VoIP server Kamailio dan Trixbox dengan menggunakan parameter uji: throughput, delay
dan packet loss, dan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan
256Kbps adalah sebagai berikut :
a. Throughput
Server Trixbox dan server Kamailio memiliki nilai throughput yang hampir sama. Tetapi jika dirata-rata nilai throughput pada server Trixbox lebih besar dibandingkan dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps. Jika dibandingkan nilai rata-rata throughput dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai throughput pada client 2 lebih besar karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi.
b. Delay atau Latency
Rata-rata nilai delay pada server Trixbox lebih kecil dibandingkan
(4)
52
dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps baik di client 1 maupun client 2. Jika dibandingkan nilai rata-rata delay dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai delay pada client 2 lebih kecil karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi.
c. Packet Loss
Rata-rata nilai packet loss pada server Trixbox lebih kecil dibandingkan dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth 1Mbps, 512Kbps, dan 256 Kbps baik di client 1 maupun client 2. Jika dibandingkan nilai rata-rata packet loss dari client 1 dan client 2 ada kecenderungan nilai packet loss pada client 2 lebih kecil karena client 2 memiliki spesifikasi hardware lebih tinggi.
5.2 Saran
Sebagai pengembangan dari penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan analisis dengan menggunakan bandwidth yang berubah setiap interval tertentu dan meningkatkan jumlah panggilan simultan untuk memahami kinerja masing-masing server dalam hal kompresi video dan kinerja dalam menangani banyak panggilan simultan yang terjadi seiring dengan perubahan bandwidth.
2. Perlu dilakukan pengujian dari segi keamanan jaringan. Hal ini dikarenakan server ini menggunakan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi
(5)
sehingga ada kemungkinan untuk bisa melakukan penyadapan baik dari data suara maupun video.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Austerberry, D. (2004). The Technology of Video and Audio Streaming. Boston: Focal Press.
Bankoski, J., Wilkins, P., & Xu, Y. (2010). Technical Overview of VP8, an Open Source Video Codec for The Web. California: Google Inc.
Barrie, D., & Garrison, K. (2006). TrixBox Made Easy. Birmingham: Packt Publishing.
Budi, D., Isnanto, R., & Adhian, F. (2011). Voice Over Internet Protocol (VoIP) Menggunakan Asterisk Sebagai Session Initiation Protocol (SIP) Server. Fajrin, T. (2012). Analisis Sistem Penyimpanan Data Menggunakan Sistem Cloud
Computing Studi Kasus SMKN 2 Karanganyar. Karanganyar.
Khalid, M. N. (2010). Simulation Based Comparison of SCTP, DCCP and UDP Using MPEG-4 Traffic Over Mobile WiMAX/IEEE 802.16e.
Kurose, J., & Ross, K. (2010). Computer Networking A Top Down Approach. Lazuardi, N. (2008). Perencanaan Jaringan VoIP (Voice Over Protocol)
Menggunakan Asterik SIP (Session Initiation Protocol).
Sadewa, P. P. (2007). Analisis Performansi dan Keamanan VoIP Over Virtual Private Network (VPN). Bandung: Universitas Telkom.
Sofana, I. (2009). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika. Thiotrisno, A. (2011). Implementasi Quality of Service Pada Jaringan IMS
Dengan Prioritas Paket. Depok: Universitas Indonesia.