Motif-Motif Perusahaan Memiliki Kas

dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu. Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainya. b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi, hutang hipotik dan hutang jangka panjang lainya. Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. b. Pelunasan pinjaman. c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan Finance Lease .

B. Motif-Motif Perusahaan Memiliki Kas

Pada dasarnya ada beberapa motif dorongan yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Motif – motif tersebut antara lain : 1. Motif Transaksi Transactions Motive Motif transaksi dimasudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatan sehari – hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran utang kepada kreditur apabila jatuh tempo. Universitas Sumatera Utara 2. Motif Spekulatif Speculative Motive Motif spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk di investasikan pada sekuritas saham obligasi dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik. 3. Motif Berjaga – jaga Safety Motive Motif berjaga – jaga dimaksudkan untuk berjaga – jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan. 4. Motive Compensating Balance Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank, apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Manajemen kas harus memperhatikan jadwal penerimaan dan pengeluaran uang. Pola keluar masuknya kas pada PT. BARIMUN dapat diatur dengan cara sebagai berikut : 1. Penyesuaian atau sinkronisasi arus uang Dengan menyesuaikan pengeluaran – pengeluaran dengan pemasukan – pemasukan uang, jumlah uang yang harus ada pada setiap saat dapat dibatasi pada tingkat minim. Budget kas yang baik dan teliti dapat Universitas Sumatera Utara digunakan sebagai sarana untuk mengurangi dan mengawasi investasi dalam kas. 2. Mempercepat penagihan Bila keadaan memungkinkan, pembayaran – pembayaran yang diterima baik berupa uang tunai, maupun berupa cek dan giro sebaiknya disetornkan ke bank setiap hari, hendaknya diperhitungkan sekurang – kurangnya diperlukan waktu satu hari bagi bank untuk memproses cek dan giro yang belum diterima melalui lembaga clearing, apalagi yang belum disetorkan ke bank tidak dapat digunakan sebagai dana yang siap digunakan. 3. Memperlambat pembayaran Yang dimaksud disini bukanlah memperlambat pembayaran dengan unsur kesengajaan, karena tentu saja hal yang demikian akan mengundang kesulitan. Memperlambat pembayaran dapat dilakukan dengan melakukan pembayaran melalui giro atau wesel, karena untuk menjadikan uang alat – alat pembayaran tersebut diperlukan waktu antara satu sampai beberapa hari. 4. Dengan menggunakan Float Float adalah perbedaan antara saldo uang di bank menurut buku – buku perusahaan dan saldo uang menurut rekening – rekening Koran dari bank. Pada umumnya saldo rekening Koran akan menunjukan sisa yang lebih besar karena adanya sejumlah cek dan giro yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum di uangkan atau di bukukan oleh bank, dengan Universitas Sumatera Utara demikian pada setia saat ada selisih yang mengambang yang disebut float antara buku perusahaan dan saldo rekening koran.

C. Unsur-Unsur Kas Pada PT. BARIMUN