PERBEDAAN KADAR UREUM ANTARA PENGGIAT BODYBUILDING DENGAN PENGGIAT SENAM AEROBIK

The Difference of Ureum Level between Bodybuilding Enthusiasts and
Aerobic Gymnastic Enthusiast

PERBEDAAN KADAR UREUM ANTARA PENGGIAT
BODYBUILDING DENGAN SENAM AEROBIK
Ami Puspitasari
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY

ABSTRACT
Background: Sport is a way to reach a healthy body and fitness. Sport depends on
muscle metabolism consist of aerobic sport, like gymnastic, and anaerobic sport, like
bodybuilding. Fit lifestyle through bodybuilding or aerobic gymnastic will cause some
substantion level alteration inside the body. That substantion alteration can be used as
a mark of body metabolism alteration, mainly the function of metabolism organ, like
liver and renal. Theoriticaly, protein has function to build muscle, so it is used as
guidance for bodybuilding athletes. Ureum is a final product of protein metabolism
and it should be excreted out of the body. This research is needed to know the ureum
level of bodybuilding enthusiasts and aerobic gymnastic enthusiasts.
Purpose: To know the difference of ureum level between bodybuilding enthusiasts and
aerobic gymastic enthusiasts.
Methods: This research is an analytic observational study with cross sectional design.

This research is done by collected blood samples of bodybuilding enthusiasts at Adonis
Fitness Center and aerobic gymnastic enthusiasts at Sanggar Senam Adinda
Yogyakarta in the range of August month in 2016. Ureum levels are examined from the
blood sample in Balai Laboratorium Yogyakarta. Total samples is 40 samples
consisted of 20 bodybuilding enthusiasts and 20 aerobic gymnastic enthusiasts. Data
is analyzed with Mann Whitney Test.
Results and Discussion: Average value of ureum level of bodybuilding enthusiasts is
27,63 and aerobic gymnastic enthusiasts is 22,49. So, it conclude that average value
of ureum level of bodybulding enthusiasts is higher than aerobic gymnastic enthusiasts.
There is no meaningful difference of ureum level between bodybuilding enthusiasts and
aerobic gymnastics enthusiasts. It can be seen from the result of Mann Whitney Test
which showed p > 0,05 (p = 0,051).

Conclusion: This research concluded that there is no difference of ureum level between
bodybuilding enthusiasts and aeobic gymnastic enthusiasts.
Keyword: Ureum level, bodybuilding enthusiast, aerobic gymanstic enthusiast.

INTISARI
Latar belakang: Olahraga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesehatan dan
kebugaran jasmani. Olahraga berdasarkan metabolisme otot terdiri dari olahraga aerob,

seperti senam aerobik dan olahraga anaerob, seperti bodybuilding. Pola hidup bugar
dengan menjalani program bodybuilding atau senam aerobik akan mengakibatkan
perubahan kadar substansi dalam tubuh. Perubahan substansi tersebut dapat
menandakan adanya perubahan metabolisme tubuh terutama fungsi organ
metabolisme, seperti hati dan ginjal. Menurut teori, protein berfungsi sebagai
pembentuk otot sehingga dijadikan pedoman bagi atlet bodybuilding. Ureum
merupakan produk akhir dari metabolisme protein dan harus dikeluarkan dari tubuh.
Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kadar ureum penggiat bodybuilding dan
penggiat senam aerobik.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kadar ureum pada penggiat bodybuilding
dengan penggiat senam aerobik.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pengambilan sampel darah pada
penggiat bodybuilding di Adonis Fitness dan penggiat senam aerobik di Sanggar
Senam Aerobik Adinda pada bulan Agustus 2016 di kota Yogyakarta. Semua sampel
darah diperiksa kadar ureum di Balai Laboratorium Yogyakarta. Besar sampel total
yang digunakan adalah sebanyak 40 sampel yang terdiri dari 20 sampel penggiat
bodybuilding dan 20 sampel penggiat senam aerobik. Data selanjutnya dianalisis
dengan Mann Whitney test.


Hasil Penelitian: Nilai rata-rata kadar ureum pada penggiat bodybuilding, yaitu 27,63
mg/dl dan nilai rata-rata kadar ureum pada penggiat senam aerobik, yaitu 22,49 mg/dl
sehingga didapatkan nilai rata-rata kadar ureum pada penggiat bodybuilding lebih
tinggi daripada penggiat senam aerobik. Tidak ada perbedaan bermakna kadar ureum
antara penggiat bodybuilding dengan penggiat senam aerobik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil p > 0,05 ( p = 0,051) dengan menggunakan Mann Whitney test.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar
ureum antara penggiat bodybuilding dengan penggiat senam aerobik.
Kata kunci: Kadar ureum, penggiat bodybuilding, penggiat senam aerobik.

dijadikan

Pendahuluan
Kehidupan

yang

pedoman

bagi


atlet

berkualitas

bodybuilding4. Konsumsi protein yang

adalah tujuan semua insan manusia.

berlebih dapat berdampak buruk bagi

Hal ini dapat dicapai salah satunya

kesehatan manusia. Dampak yang

dengan menjaga tingkat kesehatan dan

dapat ditimbulkan yaitu seseorang akan

kebugaran


dapat

lebih sering buang air kecil karena

dibagi berdasarkan jenis metabolisme

protein didalam tubuh dicerna menjadi

otot, mayoritas olahraga statis adalah

urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa

olahraga

yang harus dibuang melalui urin.

tubuh.

Olahraga


anaerobik,

sedangkan

mayoritas olahraga dinamis adalah

Terlalu

olahraga aerobik1. Olahraga aerobik

merupakan beban berat pada ginjal dan

adalah latihan yang menggunakan

dapat meningkatkan resiko terjadinya

energi yang berasal dari pembakaran

dehidrasi5.


dengan oksigen. Contoh dari olahraga
aerobik

adalah

senam2.

banyak

buang

air

kecil

Ureum merupakan produk akhir

Olahraga


dari metabolisme protein dan harus

anaerobik adalah suatu bentuk aktivitas

dikeluarkan dari tubuh. Peningkatan

fisik yang tidak memerlukan oksigen

konsentrasi zat-zat tersebut kira-kira

dalam pelaksanaannya. Contoh dari

sebanding dengan jumlah penurunan

olahraga

nefron fungsional sehingga menjadi

anaerobik


adalah

bodybuilding3.

alat penting untuk menilai tingkat

Menurut teori, protein berfungsi
sebagai

pembentuk

otot

sehingga

kegagalan ginjal. Tingginya kadar
ureum dalam darah yang tidak dapat

dikeluarkan dari dalam tubuh karena


aerobik untuk menilai perbandingan

menurunnya

tingkat

fungsi

ginjal

dapat

metabolisme

ureum

yang

menjadi toksik bagi tubuh. Tingginya


kemungkinan

kadar ureum dalam darah merupakan

beberapa

akibat asupan protein yang tinggi

melakukan bodybuilding atau senam

karena

aerobik.

ureum

merupakan

produk

dipengaruhi

faktor

selama

oleh
objek

nitrogen terbesar yang dikeluarkan
melalui ginjal yang berasal dari diit4.
Perubahan

Bahan dan Cara

kecenderungan

Penelitian

ini

merupakan

masyarakat terhadap pola hidup bugar

penelitian

dengan

program

dengan desain cross sectional. Populasi

bodybuilding atau senam aerobik tentu

penelitian ini adalah semua penggiat

juga mengkibatkan perubahan kadar

bodybuilding

substansi dalam tubuh. Perubahan

aerobik. Sampel penelitian ini adalah

substansi tersebut dapat menandakan

penggiat

adanya perubahan metabolisme tubuh

Fitness Center dan penggiat senam

terutama fungsi organ metabolisme,

aerobik di Sanggar Senam Aerobik

seperti hati dan ginjal6. Hal inilah yang

Adinda yang memenuhi kriteria inklusi

membuat peneliti tertarik ingin meneliti

dan kriteria eksklusi. Jumlah responden

apakah ada perbedaan kadar substansi

yang

menjalani

ureum dalam darah antara penggiat
bodybuilding

dan penggiat senam

observasional

dan penggiat senam

bodybuilding

dipilih

analitik

adalah

di

20

Adonis

penggiat

bodybuilding dan 20 penggiat senam

dan

aerobik.

program interpretasi data otomatis).

Variabel

terikat

(dependent

Komputer

Machine

Penelitian

(sebagai

ini

dilakukan

variable) dalam penelitian ini, yaitu

pengambilan

kadar

bebas

penggiat

dalam

Fitness dan penggiat senam aerobik di

penggiat

Sanggar Senam Aerobik Adinda pada

ureum.

(independent
penelitian
bodybuilding

Variabel
variable)

ini,

yaitu

dan penggiat senam

bulan

Agustus

Yogyakarta.

bersifat

diperiksa

menggunakan

lemabar

peneliti
informasi

penelitian, lembar informed consent,

darah

bodybuilding

aerobik. Untuk mendapatkan data yang
kuantitatif,

sampel

2016

Semua

kadar

di

pada
Adonis

di

kota

sampel

darah

ureum

di

Balai

Laboratorium Yogyakarta.
Pengambilan

sampel

darah

checklist riwayat kesehatan yang berisi

responden dilakukan pada penggiat

kriteria inklusi dan eksklusi, melakukan

bodybuilding di Adonis Fitness dan

pengecekan

penggiat senam aerobik di Sanggar

vital

sign,

kemudian

pengambilan darah vena.
Bahan yang digunakan dalam

Senam
dengan

Aerobik

Adinda.

memberikan

Diawali
penjelasan

penelitian ini, yaitu serum darah dan

mengenai penelitian dan informed

reagen ureum, sedangkan alat yang

consent kepada responden. Kemudian

digunakan, yaitu spuit 3cc, alcohol

dilakukan anamnesis dan pemeriksaan

swab, torniquet, tabung reaksi, kapas,

vital sign, setelah itu pengambilan

vial centrifuge, Machine Automatic,

darah vena terhadap responden yang

dilakukan

oleh

Laboratorium

pihak

Balai

Yogyakarta.

Sampel

untuk mengetahui adakah perbedaan
kadar

ureum

antara

penggiat

darah yang telah diambil, diperiksa di

bodybuilding

Balai

Yogyakarta.

aerobik. Uji statistik yang digunakan

Sampel darah dimasukkan ke dalam

untuk menganalisa data, yaitu mann

tabung reaksi, kemudian tabung reaksi

whitney test karena data berditribusi

di letakkan di mesin centrifuge dan

tidak normal dengan menggunakan

dipusingkan

perangkat lunak komputer program

Laboratorium

dengan

kecepatan.

Kemudian, ambil serum yang sudah

dan penggiat senam

SPSS versi 16.0.

terpisah dengan pipet ke dalam vial
sebanyak 0,5 ml. Setelah itu, masukkan

Hasil Penelitian

vial ke dalam Automatic Machine,

Berdasarkan hasil penelitian dan

kemudian masukkan reagen Ureum ke

pengolahan data, didapatkan hasil pada

dalam Automatic Machine. Hidupkan

Tabel 1. tampak bahwa rata-rata kadar

mesin dan tunggu selama 10 menit.

ureum penggiat bodybuilding, yaitu

Baca dan catat hasil pemeriksaan

27,63 mg/dl sedangkan rata-rata kadar

ureum pada komputer.

ureum penggiat senam aerobik 22,49

Data

hasil

dapat

mg/dl. Berdasarkan hasil tersebut,

dideskripsikan dalam bentuk tabel

tampak bahwa rata-rata kadar ureum

kadar

penggiat bodybuilding lebih tinggi

ureum

bodybuilding

penelitian

antara

penggiat

dan penggiat senam

aerobik. Setelah itu, dilakukan analisis

daripada

penggiat

senam

aerobik,

sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Tabel 1. Deskriptif kadar ureum pada penggiat bodybuilding dan penggiat
senam aerobik

Aktivitas
Penggiat
bodybuilding
Penggiat senam
aerobik

N

Kadar Ureum (mg/dl)
Minimum

Maximum

Mean

20

15.5

77.6

27.63

20

13.3

39.9

22.49

Chart Title
90
80
70

Axis Title

60
50

Fitness

40

Aerobik

30
20
10
0

Gambar 1 . Grafik kadar ureum penggiat bodybuilding dan penggiat
senam aerobik

Berdasarkan Gambar 1. di atas,

bodybuilding

dan penggiat senam

persebaran data kadar ureum pada

aerobik tidak normal. Setelah dilakukan

penggiat senam aerobik lebih merata

transformasi data untuk menormalkan

dibandingkan

data yang tidak normal, ternyata

dengan

penggiat

bodybuilding.

distribusi data tetap tidak normal

Berdasarkan hasil olah data,
distribusi data kadar ureum penggiat

sehingga

data

diuji

dengan

menggunakan Mann Whitney test.

Tabel 2. Hasil Mann Whitney test penggiat bodybuilding dan penggiat
senam aerobik

Variabel

Asymp. Sig (2-tailed)

Kadar Ureum

0.051

Interpretasi hasil dengan uji Mann

Interpretasi lengkap nilai p , yaitu

2.

menunjukkan bahwa “ jika kadar ureum

diperoleh angka significancy 0,051.

penggiat bodybuilding tidak berbeda

Interpretasi nilai p > 0,05, dapat

dengan kadar ureum penggiat senam

disimpulkan

ada

aerobik maka faktor peluang saja dapat

perbedaan bermakna kadar ureum

menerangkan 5,1% untuk memperoleh

antara penggiat bodybuilding dengan

hasil yang diperoleh “. Interpretasinya,

penggiat senam aerobik ”.

yaitu peluang untuk menerangkan hasil

Whitney,

seperti

pada

bahwa



Tabel

tidak

yang diperoleh > 5% maka hasil ini

dianggap tidak bermakna dan H0

Penggiat bodybuilding biasanya
mengkonsumsi asupan protein yang

diterima.

berlebih untuk pembentukan otot,
seperti makanan sumber protein dan

Diskusi
Tabel 1. menunjukkan bahwa
rata-rata

kadar

ureum

penggiat

suplemen, sedangkan penggiat senam
aerobik

kebanyakan

bodybuilding lebih tinggi daripada

mengkonsumsi

penggiat senam aerobik. Dari hasil

Contoh makanan sumber protein yang

pengambilan data, didapatkan satu

dikonsumsi

orang responden penggiat bodybuilding

bodybuilding adalah dada ayam 1-2

memiliki kadar ureum yang sangat

kg/hari, putih telur ayam ½-1 kg/hari,

tinggi dengan nilai kadar ureum 77,6

dan daging sapi tanpa lemak ½-1

hampir sekitar dua kali lipat dari nilai

kg/hari.

batas normal kadar ureum. Berdasarkan

sumber energi dan protein adalah whey

hasil anamnesis, didapatkan bahwa

protein, whey gainer, dan amino. Whey

responden

protein

merupakan

bodybuilding

yang

aktif

penggiat
selama

suplemen

tidak

pada

Suplemen

dan

yang

amino

protein.

penggiat

termasuk

merupakan

suplemen paling banyak dikonsumsi7.

mengkonsumsi

Secara klinis kadar ureum antara

suplemen protein, dan akan mengikuti

penggiat bodybuilding dengan penggiat

body contest binaraga.

senam

bertahun-tahun,

aerobik

bermakna,

dilihat

suplemen

yang

dapat

dikatakan

dari

konsumsi

berlebihan

dari

beberapa

penggiat

bodybuilding

lebih banyak protein dan suplemen

dibandingkan dengan penggiat senam

dengan penggiat senam aerobik yang

aerobik. Namun, secara statistik tidak

kebanyakan

ada perbedaan bermakna kadar ureum

suplemen.

antara penggiat bodybuilding dengan
penggiat

senam

aerobik

yang

tidak

mengkonsumsi

Penelitian ini pernah dilakukan
oleh

Nabella

(2011)

mengenai

didapatkan dari hasil data statistik

Hubungan Asupan Protein Dengan

menggunakan Mann Whitney test.

Kadar Ureum dan Kreatinin pada

Namun,

hasil

statistik

Bodybuilder . Desain penelitian cross

menunjukkan bahwa hasil hipotesis

sectional dengan jumlah subjek 30

dari penelitian ini, yaitu H0 yang

yang

artinya tidak ada perbedaan kadar

sampling. Hasilnya sebanyak 10%

ureum antara penggiat bodybuilding

subjek mempunyai kadar ureum yang

dengan penggiat senam aerobik dan

tinggi dan 33,3% subjek mempunyai

sesuai dengan Tabel 2. tampak bahwa

kadar kreatinin yang tinggi sehingga

nilai significancy 0,051 menunjukkan

disimpulkan

bahwa nilai p > 0,05. Berdasarkan hasil

asupan protein dengan kadar ureum,

data statistik berkebalikan dengan

tetapi ada hubungan asupan protein

hipotesis

dengan kadar kreatinin8.

yang

data

diinginkan

yang

dipilih

secara

tidak

consecutive

ada

hubungan

berdasarkan dengan teori bahwa ada

Dalam penelitian ini banyak

perbedaan kadar ureum antara penggiat

faktor yang mempengaruhi, misalnya

bodybuilding

yang

mengkonsumsi

faktor

dari

dalam

tubuh

yang

mempengaruhi

kadar

memiliki keterbatasan waktu karena

adanya

waktu yang dimiliki oleh petugas untuk

hipovolemia, dehidrasi, gagal jantung

mengambil darah responden sangat

kongestif,

infark

sulit untuk disesuaikan dengan jadwal

perdarahan

saluran

ureum

peningkatan

seseorang,

seperti

miokard
cerna,

akut,
asupan

pengambilan

darah

responden

protein berlebih, katabolisme protein

(penggiat bodybuilding dan penggiat

berlebih, kelaparan dan sepsis. Selain

senam aerobik), keterbatasan waktu

itu, faktor-faktor yang mempengaruhi

yang dimiliki responden menyebabkan

penurunan kadar ureum, seperti gagal

proses anamnesis dan inform consent

hati, hidrasi berlebih, keseimbangan

kurang

nitrogen

mengamati keseluruhan adanya faktor

negatif

(malnutrisi,

malabsorpsi) dan sindrom nefrotik
yang

tidak

disadari

mendalam,

dan

tidak

perancu parameter ureum.

responden,

sehingga saat dilakukan anamnesis pun,

Kesimpulan

responden merasa tidak mempunyai

1. Dari hasil analisis nilai rata-rata

faktor-faktor tersebut9. Hal lain yang

kadar

mempengaruhi

ketidakseimbangan

bodybuilding, yaitu 27,63 mg/dl

kadar ureum, yaitu gaya hidup dan pola

dan nilai rata-rata kadar ureum

makan yang tidak teratur.

pada penggiat senam aerobik, yaitu

ureum

pada

penggiat

Faktor lain yang mempengaruhi

22,49 mg/dl sehingga didapatkan

penelitian, yaitu adanya keterbatasan

nilai rata-rata kadar ureum pada

penelitian, misalnya penelitian ini

penggiat bodybuilding lebih tinggi

bentuk

daripada penggiat senam aerobik.

mendapatkan data yang lebih

2. Tidak ada perbedaan bermakna
kadar

ureum

bodybuilding

uji

akurat

klinik

mengenai

untuk

pemberian

antara

penggiat

suplemen protein baik pada pria

dengan

penggiat

dan

wanita

pada

berbagai

senam aerobik. Hal ini dapat

tingkatan umur, lama pemberian

dilihat dari hasil p > 0,05.

dan aktivitas fisik.

3. Semakin tinggi asupan protein

4.

Perlu dilakukan penelitian lebih

yang dikonsumsi maka semakin

lanjut

tinggi kadar ureum dalam darah.

suplemen

mengenai

dikonsumsi
penggiat

Saran

kandungan

protein
oleh

yang

kebanyakan

bodybuilding,

serta

manfaat dan efek sampingnya.
1.

2.

Perlu dilakukan penelitian lebih

Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan jumlah responden

lanjut mengenai dosis suplemen

yang lebih banyak.

protein yang dapat dikonsumsi

Perlu dilakukan penelitian lebih

oleh

lanjut dengan kriteria inklusi dan

bodybuilding dalam jumlah batas

eksklusi

yang seharusnya dikonsumsi.

yang

lebih

spesifik

terhadap responden.
3.

5.

Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap responden dalam

kebanyakan

penggiat

Daftar Pustaka
1. Mitchell, et al., (2005). Task
Force 8. Classification of Sports.
JACC Vol. 45., No. 8.
2. Sukmaningtyas, H., &
Pudjonarko, D. (2002). Pengaruh
Latihan Aerobik dan Aerobik
Terhadap Sistem Kardiovaskuler
dan Kecepatan Reaksi.
3. Udiyana, I., Kanca, I., &
Sudarmada, I. (2014). Pengaruh
Pelatihan Modifikasi Zig Zag Run
terhadap Peningkatan Kecepatan
dan Kelincahan pada Siswa Putra
Peserta Ekstrakurikuler Sepak
Bola SMA PGRI 1 Amlapura
Tahun Ajaran 2013/2014. EJournal IKOR. Universitas
Pendidikan Ganesha.
4. Husaini, M.A. (2000). Kebutuhan
Protein untuk Berprestasi
Optimal. Depkes R.I. Dirjen
Kesehatan Masyarakat Direktorat
Gizi Masyarakat., Hal. 13.

5. Whitney., Pinna K., & Rofles S.R.
(2006). Understanding Normal
and Clinical Nutrition. Ninth
Ed., USA: Wodsworth Grouph.
P.7 181., 189-191., 449.
6. Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2008).
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
(11th ed.). Jakarta :
EGC.
7. Putri, H.P. (2011). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Gizi Dengan
Asupan Zat Gizi Pada
Bodybuilder . Karya Tulis Ilmiah
Strata Satu, Universitas
Diponegoro, Semarang.
8. Nabella, H. (2011). Hubungan
Asupan Protein dengan Kadar
Ureum dan Kreatinin Darah pada
Atlet Binaraga . Karya Tulis
Ilmiah Strata Satu, Universitas
Diponegoro, Semarang.
9. Pagana, K.D., & Pagan, T.J.
Mosby’s Manual of Diagnostic
and Laboratoty Tests. 2nd ed. St
Louis: Mosby; 2002.