IMPLEMENTASI DAN ANALISA QOS RADIO STREAMING DAKWAH STUDI KASUS LPPI (LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGAMALAN ISLAM) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI DAN ANALISA QOS RADIO
STREAMING DAKWAH STUDI KASUS LPPI
(LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGAMALAN ISLAM)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh
Kurnia Nur Kusuma
NIM: 20100140052

Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Desember, 2016

IMPLEMENTASI DAN ANALISA QOS RADIO
STREAMING DAKWAH STUDI KASUS LPPI
(LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGAMALAN ISLAM)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh
Kurnia Nur Kusuma
NIM: 20100140052

Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Desember, 2016

HALAMAN PENGESAHAN I
SKRIPSI
IMPLEMENTASI DAN ANALISA QOS RADIO STREAMING
DAKWAH STUDI KASUS LPPI (LEMBAGA PENGKAJIAN DAN
PENGAMALAN ISLAM) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Diajukan Oleh:
KURNIA NUR KUSUMA
20100140052

Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing 1

Pembimbing 2

Ir. Eko Prasetyo, M.Eng.
1TU

Dr. Dwijoko Purbohadi, S.T., M.T.

U1T

U


NIK: 19670422201204123061

U1T

NIK: 19680202199502123019

ii

U1T

HALAMAN PENGESAHAN II
SKRIPSI
IMPLEMENTASI DAN ANALISA QOS RADIO STREAMING
DAKWAH STUDI KASUS LPPI (LEMBAGA PENGKAJIAN DAN
PENGAMALAN ISLAM) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Diajukan Oleh:
KURNIA NUR KUSUMA
20100140052
U


Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi
Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Tanggal 21 September 2016
Dewan Penguji:

`

Ir. Eko Prasetyo, M.Eng.
NIK: 19670422201204123061
46TU

U46T

Dr. Dwijoko Purbohadi, S.T., M.T.
NIK: 19680202199502123019
1TU

U1T


M. Helmi Zain Nuri, S.T., M.T.
NIK: 19760321200310123051
U

iii

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak mengandung karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak mengandung karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 2016

Kurnia Nur Kusuma

iv

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat,
izin dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Saya menyadari bahwa
skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Ir. Eko Prasetyo, M.Eng. selaku pembimbing utama yang telah
mempercayakan proyek Radio Streaming di UMY untuk dijadikan skripsi
bagi penulis, serta membimbing penulis dengan kesabaran dan ketulusan.
2. Bapak Dr. Dwijoko Purbohadi, S.T., M.T. selaku pembimbing pendamping,
yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan
bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Muhammad Helmi Zain, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan yang berarti pada penulis

v

4. Para Dosen Jurusan Teknik Informatika UMY , Bapak Haris, Bapak Asroni,
Mas Okto, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menjadi
mahasiswanya.
5. Para Staff Jurusan Teknik Informatika UMY, yang senantiasa membantu
penulis dalam urusan administrasi.

6. Para Staff Biro Sistem Informasi, Pak Wahyu, Pak Ya’um, Pak Hartono yang
senantiasa membantu penulis pada tahap pengerjaan skripsi dan juga telah
berbagi banyak pelajaran hidup.
7. Bapak dan mamah yang sudah sabar dengan semua kemalasan anaknya.
8. Keluarga besar LPPI UMY yang sudah banyak membantu dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan cinky, reza dan rozi yang sudah sangat sabar
mengingatkan penulis untuk cepat-cepat menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman yang mensupport penulis, Susi, Nia, Anis, Echi, Ira, Nisa, Vivi,
Mba

Wid,

dan

yang

vi

belum


disebut.

INTISARI
Radio streaming adalah salah satu jenis media online yang memanfaatkan
teknologi internet, radio streaming merupakan pengembangan dari media elektronik
konvensional yaitu radio. Konsep kerja radio streaming hampir sama dengan radio
konvensional, perbedaan nya hanya terdapat pada perijinan dan media penghantarnya.
Metode dakwah yang dilakukan dimasjid UMY menggunakan metode tatap muka
langsung. Metode dakwah ini kurang efektif karena masyarakat luas terutama civitas
akademika UMY kurang maksimal untuk menerima ilmu-ilmu agama yang disiarkan.
Masalah diatas dapat dikurangi dengan diimplementasikannya radio dakwah
secara online menggunakan teknologi audio streaming. Karena metode penerimaan
ilmu-ilmu agama dapat ditambah dengan diimplementasikannya radio dakwah secara
online, masyarakat luas kususnya civitas UMY, dapat dimudahkan untuk menerima
ilmu-ilmu agama dengan adanya radio streaming yang dapat diakses melalui
perangkat komputer maupun perangkat mobile yang terkoneksi dengan internet tanpa
terkendala jarak, cuaca dan waktu.
Untuk mengimplementasikan sebuah radio streaming dibutuhkan sebuah ujicoba
untuk mendapatkan pengaturan yang tepat agar suara yang dihasilkan serta

pemakaian bandwidth dapat dimaksimalkan. Dari percobaan ditemukan bahwa
sample rate tidak mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Radio streaming
dengan pengaturan encoder 320 kbps memiliki kualitas suara yang paling bagus
dibandingkan dengan pengaturan encoder 128 kbps dan 48 kbps. Tetapi pengaturan
encoder 48 kbps dipilih sebagai pengaturan yang paling tepat melalui penilaian
throughput, maksimal user, penilaian ukuran file serta penilaian subyektif yang
dilakukan. Dari hasil pengamatan didapat pula kesimpulan, semakin besar pengaturan
encoder-nya semakin besar throughput yang didapat. Pada pengamatan delay,
didapati kesimpulan radio streaming sudah dapat dikategorikan memenuhi QoS yang
baik dengan rata-rata sebesar 50ms. Dapat disimpulkan bahwa radio streaming sudah
dapat diimplementasikan dan dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
agar masyarakat luas mampu memperoleh ilmu-ilmu agama dengan maksimal,
terutama civitas akademika UMY.

Kata Kunci:
Radio, streaming, dakwah, throughput, delay, encoder, QoS.

vii

ABSTRACT

The streaming radio is one of type of online media that are using internet
technology, the streaming radio is the development of conventional electronic media,
namely radio. The concept of streaming radio is similar to the conventional radio, the
difference was only found in licensing and medium. The method of preaching that is
done in UMY mosque is using face to face method. This propaganda method is less
effective because of the wider community especially the UMY community can not
receive the broadcast of religious sciences maximally.
The problem above can be reduced with the implementation of online
propaganda radio that is using streaming audio technology. Because the method of
receiving religious sciences can be coupled with the implementation of online
propaganda radio, society especially UMY community, can be eased to receive the
religious sciences with their streaming radio that can be accessed via computer or
mobile device that is connected to the Internet without the constraints of distance,
weather and time.
To implement the streaming radio is needed a test to get the right setting so
that the sound produced and bandwidth usage can be maximized. From the
experiments, it was found that the sample rate does not affect the quality of sound
produced. The streaming radio with the encoder settings of 320 kbps has the best
quality sound compared with the encoder settings of 128 kbps and 48 kbps. But the
encoder setting of 48 kbps is selected as the most appropriate arrangement through

the throughput rating, maximum user, the file size assessment and the subjective
assessment that has done. From the observation result can be concluded that the
greater the encoder setting the greater the throughput obtained. In the delay
observation, it was found the conclusion of streaming radio that can already be
categorized meet the good QoS with an average of 50ms. It can be concluded that
streaming radio could have been implemented and can be used in accordance with the
purpose of research, so that the public is able to acquire religious knowledge to the
maximum, especially the academicians of UMY.

Keyword:
Radio, streaming, propaganda, throughput, delay, encoder, QoS.

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN I .................................................................................... ii
SKRIPSI ........................................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN II .................................................................................. iii
SKRIPSI ....................................................................................................................... iii
PERNYATAAN........................................................................................................... iv
PRAKATA .................................................................................................................... v
INTISARI.................................................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................................... viii
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Hasil Penelitian ......................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 7
BAB II ........................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................................................. 8
2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ........................................................................................................ 9
2.2.1 Konsep Kerja Streaming ...................................................................................... 9
2.2.2 Metode transmisi data ........................................................................................ 10
2.10.1 Unicast ............................................................................................................. 11
2.10.2 Broadcast ......................................................................................................... 12
2.10.3 Multicast........................................................................................................... 13
2.2.3 TCP/IP ................................................................................................................ 15
2.2.3.1 Arsitektur dan Protocol Jaringan TCP/IP ....................................................... 16
2.2.4 Proses Pengiriman Data ..................................................................................... 20
2.2.5 Skema Radio Streaming ..................................................................................... 22

ix

x

2.2.6 Parameter Dalam Audio Streaming ................................................................... 24
2.2.7 Arsitektur Radio Streaming................................................................................ 26
2.2.7.1 Streaming media server ................................................................................... 26
2.2.7.2 Broadcast Tool ................................................................................................ 27
2.2.7.3 Pendengar ........................................................................................................ 27
2.2.8 QoS (Quality of Service) .................................................................................... 28
BAB III ....................................................................................................................... 31
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 31
3.1 Bahan Penelitian.................................................................................................... 31
3.2 Arsitektur Radio Streaming di LPPI UMY ........................................................... 31
3.3 Kebutuhan Sistem ................................................................................................. 33
3.3.1 Perangkat Keras ................................................................................................. 33
3.3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak .............................................................................. 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 40
3.5 Variabel dan Rencana Penelitian .......................................................................... 42
3.6 Metode Analisa ..................................................................................................... 43
BAB IV ....................................................................................................................... 45
Implementasi dan Analisa ........................................................................................... 45
4.1 Implementasi ......................................................................................................... 45
4.1.1 Konfigurasi Disisi Server ................................................................................... 46
4.1.2 Konfigurasi Disisi Sumber ................................................................................. 51
4.2 Pengujian ............................................................................................................... 53
4.3 Analisa QoS Radio Streaming .............................................................................. 54
4.3.1 Throughput ......................................................................................................... 54
4.3.1.1 Wired ............................................................................................................... 54
4.3.1.2 Wireless ........................................................................................................... 58
4.3.2 RTT Delay .......................................................................................................... 62
4.3.2.1 Wired ............................................................................................................... 62
4.3.2.2 Wireless ........................................................................................................... 66
4.3.3 Packet Loss ........................................................................................................ 70
4.3.3.1 Wired ............................................................................................................... 70

xi

4.3.3.2 Wireless ........................................................................................................... 71
4.4 Maksimal User yang Dapat Mengakses Radio Streaming .................................... 73
4.5 Penilaian Subyektif ............................................................................................... 74
4.5.1 Wired .................................................................................................................. 75
4.5.2 Wireless .............................................................................................................. 76
4.5.3 Penilaian Ukuran File......................................................................................... 77
4.6 Pengamatan Pengaturan Encoder Terhadap 20 Stasun Radio .............................. 78
BAB V......................................................................................................................... 82
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 82
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 82
5.2 Saran...................................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 84

DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Throughput dengan pengaturan bit rate yang berbeda ............................... 54
Tabel 4. 2 Throughput dengan pengaturan sample rate yang berbeda ........................ 56
Tabel 4. 3 Throughput dengan pengaturan bit rate yang berbeda ............................... 58
Tabel 4. 4 Throughput dengan pengaturan sample rate yang berbeda ........................ 61
Tabel 4. 5 Delay dengan pengaturan bit rate yang berbeda ........................................ 63
Tabel 4. 6 Delay dengan pengaturan sample rate yang berbeda ................................. 64
Tabel 4. 7 Delay dengan pengaturan bit rate yang berbeda ........................................ 66
Tabel 4. 8 Delay dengan pengaturan sample rate yang berbeda ................................. 68
Tabel 4. 9 Packet Loss ................................................................................................ 70
Tabel 4. 10 Packet Loss .............................................................................................. 70
Tabel 4. 11 Packet Loss .............................................................................................. 72
Tabel 4. 12 Packet Loss .............................................................................................. 72
Tabel 4. 13 Maksimal User Melalui Jaringan Kabel .................................................. 73
Tabel 4. 14 Maksimal User Melalui Jaringan Wireless .............................................. 74
Tabel 4. 15 Kualitas Suara .......................................................................................... 75
Tabel 4. 16 Kualitas Suara .......................................................................................... 75
Tabel 4. 17 Kualitas Suara .......................................................................................... 76
Tabel 4. 18 Kualitas Suara .......................................................................................... 77
Tabel 4. 19 Besar bandwidth berdasarkan perubahan pengaturan bit rate .................. 77
Tabel 4. 20 Besar bandwidth berdasarkan perubahan pengaturan sample rate........... 78
Tabel 4. 21 Tabel hasil pengamatan ............................................................................ 79
Tabel 4. 22 Jumlah Perhitungan .................................................................................. 80

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Analogi Streaming.................................................................................. 10
Gambar 2. 2 Transmisi Unicast ................................................................................... 12
Gambar 2. 3 Transmisi Broadcast ............................................................................... 13
Gambar 2. 4 Transmisi Multicast ................................................................................ 14
Gambar 2. 5 OSI dan TCP/IP ...................................................................................... 17
Gambar 2. 6 Proses Pengiriman Data ......................................................................... 21
Gambar 2. 7 Skema 1 .................................................................................................. 23
Gambar 2. 8 Skema 2 .................................................................................................. 23
Gambar 2. 9 Perbedaan kualitas gambar ..................................................................... 24
Gambar 2. 10 Contoh gambar perbandingan sample rate ........................................... 26
Gambar 3. 1 Arsitektur Radio Streaming .................................................................... 32
Gambar 3. 2 Contoh Konfigurasi Icecast2 .................................................................. 36
Gambar 3. 3 Menu Preference di Winamp.................................................................. 38
Gambar 3. 4 Edcast Plugin .......................................................................................... 38
Gambar 3. 5 Menu Konfigurasi Edcast Plugin ........................................................... 39
Gambar 3. 6 Skema Pengamatan ................................................................................ 41
Gambar 4. 1 Antarmuka website lppi.umy.ac.id ......................................................... 45
Gambar 4. 2 Administrator Page................................................................................. 51
Gambar 4. 3 Edcast ..................................................................................................... 52
Gambar 4. 4 Throughput dengan encoder (a) 48, (b) 128 dan (c) 320 Kbps melalui
jaringan kabel .............................................................................................................. 56
Gambar 4. 5 Throughput dengan pengaturan sample rate (a) 8000, (b) 32000 dan (c)
48000 Hz melalui jaringan kabel ................................................................................ 58
Gambar 4. 6 Throughput dengan encoder (a)48, (b)128 dan (c)320 Kbps melalui
jaringan wireless UMY ............................................................................................... 60
Gambar 4. 7 Throughput dengan pengaturan sample rate (a) 8000, (b) 32000 dan (c)
48000 Hz melalui jaringan wireless di UMY ............................................................. 62
Gambar 4. 8 Delay dengan pengaturan encoder (a) 48, (b) 128 dan (c) 320 Kbps
melalui jaringan kabel ................................................................................................. 64
Gambar 4. 9 Delay dengan pengaturan sample rate (a) 8000, (b) 32000 dan (c) 48000
Hz melalui jaringan kabel ........................................................................................... 65
Gambar 4. 10 Delay dengan pengaturan encoder (a) 48, (b) 128 dan (c) 320 Kbps
melalui jaringan wireless............................................................................................. 67
Gambar 4. 11 Delay dengan pengaturan sample rate (a) 8000, (b) 32000 dan (c)
48000 Hz melalui jaringan wireless ............................................................................ 69
Gambar 4. 12 Contoh salah satu gambar pengamatan ................................................ 78

xiii

INTISARI
Radio streaming adalah salah satu jenis media online yang memanfaatkan
teknologi internet, radio streaming merupakan pengembangan dari media elektronik
konvensional yaitu radio. Konsep kerja radio streaming hampir sama dengan radio
konvensional, perbedaan nya hanya terdapat pada perijinan dan media penghantarnya.
Metode dakwah yang dilakukan dimasjid UMY menggunakan metode tatap muka
langsung. Metode dakwah ini kurang efektif karena masyarakat luas terutama civitas
akademika UMY kurang maksimal untuk menerima ilmu-ilmu agama yang disiarkan.
Masalah diatas dapat dikurangi dengan diimplementasikannya radio dakwah
secara online menggunakan teknologi audio streaming. Karena metode penerimaan
ilmu-ilmu agama dapat ditambah dengan diimplementasikannya radio dakwah secara
online, masyarakat luas kususnya civitas UMY, dapat dimudahkan untuk menerima
ilmu-ilmu agama dengan adanya radio streaming yang dapat diakses melalui
perangkat komputer maupun perangkat mobile yang terkoneksi dengan internet tanpa
terkendala jarak, cuaca dan waktu.
Untuk mengimplementasikan sebuah radio streaming dibutuhkan sebuah ujicoba
untuk mendapatkan pengaturan yang tepat agar suara yang dihasilkan serta
pemakaian bandwidth dapat dimaksimalkan. Dari percobaan ditemukan bahwa
sample rate tidak mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Radio streaming
dengan pengaturan encoder 320 kbps memiliki kualitas suara yang paling bagus
dibandingkan dengan pengaturan encoder 128 kbps dan 48 kbps. Tetapi pengaturan
encoder 48 kbps dipilih sebagai pengaturan yang paling tepat melalui penilaian
throughput, maksimal user, penilaian ukuran file serta penilaian subyektif yang
dilakukan. Dari hasil pengamatan didapat pula kesimpulan, semakin besar pengaturan
encoder-nya semakin besar throughput yang didapat. Pada pengamatan delay,
didapati kesimpulan radio streaming sudah dapat dikategorikan memenuhi QoS yang
baik dengan rata-rata sebesar 50ms. Dapat disimpulkan bahwa radio streaming sudah
dapat diimplementasikan dan dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
agar masyarakat luas mampu memperoleh ilmu-ilmu agama dengan maksimal,
terutama civitas akademika UMY.

Kata Kunci:
Radio, streaming, dakwah, throughput, delay, encoder, QoS.

vii

ABSTRACT
The streaming radio is one of type of online media that are using internet
technology, the streaming radio is the development of conventional electronic media,
namely radio. The concept of streaming radio is similar to the conventional radio, the
difference was only found in licensing and medium. The method of preaching that is
done in UMY mosque is using face to face method. This propaganda method is less
effective because of the wider community especially the UMY community can not
receive the broadcast of religious sciences maximally.
The problem above can be reduced with the implementation of online
propaganda radio that is using streaming audio technology. Because the method of
receiving religious sciences can be coupled with the implementation of online
propaganda radio, society especially UMY community, can be eased to receive the
religious sciences with their streaming radio that can be accessed via computer or
mobile device that is connected to the Internet without the constraints of distance,
weather and time.
To implement the streaming radio is needed a test to get the right setting so
that the sound produced and bandwidth usage can be maximized. From the
experiments, it was found that the sample rate does not affect the quality of sound
produced. The streaming radio with the encoder settings of 320 kbps has the best
quality sound compared with the encoder settings of 128 kbps and 48 kbps. But the
encoder setting of 48 kbps is selected as the most appropriate arrangement through
the throughput rating, maximum user, the file size assessment and the subjective
assessment that has done. From the observation result can be concluded that the
greater the encoder setting the greater the throughput obtained. In the delay
observation, it was found the conclusion of streaming radio that can already be
categorized meet the good QoS with an average of 50ms. It can be concluded that
streaming radio could have been implemented and can be used in accordance with the
purpose of research, so that the public is able to acquire religious knowledge to the
maximum, especially the academicians of UMY.

Keyword:
Radio, streaming, propaganda, throughput, delay, encoder, QoS.

viii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri informasi adalah suatu hal yang sangat penting di era

globalisasi ini. Informasi merupakan hasil dari pengolahan, manipulasi dan
pengorganisasian data dengan cara menambah pengetahuan dari orang yang
menerimanya. Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang akurat dan tepat
waktu, data yang spesifik dan terorganisir untuk suatu tujuan, data yang disajikan
dalam konteks yang memberikan makna dan relevansi dan data yang dapat
menyebabkan peningkatan dan penurunan pemahaman dalam ketidakpastian.
Informasi merupakan salah satu hal yang berharga, karena dapat mempengaruhi
perilaku, keputusan, atau hasil.
Teknologi adalah salah satu hal yang memperlihatkan bahwa manusia
berkembang dari masa ke masa sehingga menghasilkan sebuah peradaban seperti
sekarang ini, dengan teknologi dapat disediakan barang-barang dan fasilitas yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi juga
berperan penting dalam menyediakan informasi, hiburan, bahkan pendidikan secara
umum ataupun yang bersifat keagamaan di masyarakat.
Teknik Informatika adalah penggabungan aspek teknologi dan informasi;
teknologi informasi adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan di era
1

2

globalisasi ini, teknologi informasi juga tidak lepas dari teknologi komunikasi yang
otomatis muncul seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
membuat perbedaan dalam cara, bentuk dan waktu dari informasi yang disampaikan,
ini tentu adalah perubahan yang sangat besar dan tidak akan bisa dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari, karena komunikasi dan informasi adalah kebutuhan pokok
yang dilakukan dan dibutuhkan di masyarakat.
Radio konvesional (broadcasting system) merupakan teknologi yang paling
banyak dimanfaatkan sebagai media pengirim informasi sebelum adanya internet.
Radio konvensional menggunakan gelombang radio untuk mengirimkan informasi.
Gelombang radio dipancarkan dengan jangkauan tertentu sehingga memiliki
keterbatasan jangkauan penyebaran informasinya, lain halnya dengan internet yang
mampu menjangkau hampir seluruh permukaan bumi. Selain itu, pemancar radio
membutuhkan investasi tinggi bila dibandingkan dengan menggunakan internet.
Seiring dengan perkembangan internet, ditemukan teknologi streaming yang
memungkinkan distribusi data audio, video dan multimedia secara langsung melalui
internet. Streaming adalah proses pengiriman data dari source menuju client secara
langsung. Proses ini berjalan secara kontinyu dan tidak memerlukan penyimpanan
data.

Dengan menggunakan teknologi

streaming, sebuah informasi

dapat

disebarluaskan dengan jangkauan yang jauh lebih luas menggunakan internet.
Internet telah berkembang menjadi jembatan media informasi yang dapat diandalkan.
Audio streaming menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi keterbatasan radio
konvensional.

3

Dakwah adalah salah satu penyampaian informasi kebenaran dalam islam,
keberadaan dakwah begitu melekat dalam agama islam. Karena dengan dakwah,
islam masih ada dan dapat dirasakan keberadaannya oleh umat manusia sampai saat
ini. Dakwah sejatinya adalah kegiatan menyebarkan ajaran agama islam untuk
seluruh umat yang ada didunia. Dakwah masih perlu untuk terus dilakukan untuk
lebih menyempurnakan pemahaman umat muslim secara menyeluruh terhadap ajaran
islam. Dan juga dakwah perlu dilakukan kepada umat non muslim untuk mengajak
mereka melakukan ketauhidan kepada Allah SWT. Metode dakwah yang umum ada
dua macam yang pertama dalam bentuk lisan atau yang disebut dakwah bil-Lisan dan
yang kedua dalam bentuk tertulis atau yang disebut dakwah bit-Tadwin.
Dakwah dalam bentuk lisan diantaranya yaitu
− Ceramah rutin
− Pengajian-pengajian
− Kultum (kuliah tujuh menit)
− Dan berkomunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah
Dakwah dalam bentuk tertulis diantaranya yaitu
− Kitab-Kitab
− Majalah islami
− Koran
− Dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah

4

Dakwah sejatinya disampaikan dengan perkataan, karena memang dapat
langsung memberikan perkataan mulia untuk mengajak umat kepada kebaikan islam.
Dakwah dalam bentuk lisan memiliki kelebihan serta kekurangan, kelebihan dakwah
dalam bentuk lisan adalah merupakan metode yang paling praktis dan dapat langsung
bertatapan langsung dengan pendengar ilmu dakwah. Lalu terdapat beberapa
kekurangan seperti jangkauan dakwah dengan metode lisan lebih sempit dan bersifat
lokal, penyebaran ilmu dakwahnya relative lebih lama, serta kurang fleksibel dalam
hal waktu dan kondisi cuaca.
Suyadi dan Muh. Zuliyanto (tt) Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI) merupakan salah satu lembaga di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) yang secara khusus memiliki tanggung jawab moral dalam bidang
internalisasi nilai-nilai keislaman secara apresiatif, edukatif, sistematis dan perspektif
jangka panjang terutama di kalangan civitas akademika UMY. Upaya-upaya yang
dilakukan dengan berbagai cara baik melalui pengajian-pengajian, acara kuliah tujuh
menit (kultum), ceramah rutin dan lain-lain. Salah satu metode dakwah di LPPI UMY
adalah menggunakan metode dakwah lisan. Metode dakwah di LPPI UMY dinilai
kurang efisien karena untuk mendapatkan ilmu dakwah harus hadir langsung ke
masjid, masyarakat luas terutama civitas akademik UMY tidak dapat mengikuti
ceramah atau informasi agama yang lain tanpa terkendala jarak sehingga
mengakibatkan kurang dikenalnya ceramah agama LPPI UMY di masyarakat luas.
LPPI dapat memafaatkan radio dakwah secara online menggunakan audio
streaming untuk penyampaian dakwah. Cara ini dapat digunakan oleh siapa saja

5

dengan mudah menggunakan komputer. Dengan adanya radio streaming dakwah di
UMY, mahasiswa tidak lagi ketinggalan menerima ilmu agama sebagai panduan
hidup yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dengan meningkatkan dari sisi
efesiensi dan efektifitas kerja yang dapat dicapai dengan adanya radio dakwah
streaming dengan hasil yang maksimal tanpa harus terkendala jarak, waktu dan
kondisi cuaca. Dengan tersedianya radio dakwah streaming di UMY dapat menambah
fasilitas layanan informasi didalam kampus UMY.

1.2

Rumusan Masalah
Metode penyampaian dakwah masih menggunakan cara tradisional, yaitu

harus bertatap muka langsung. Cara yang lebih baik dapat digunakan yaitu radio
konvensional, namun belum mencukupi kebutuhan dakwah UMY karena jangkauan
sangat terbatas di DIY saja serta kurang fleksibel dalam hal waktu. Mengingat LPPI
UMY memiliki tujuan dakwah dengan jangkauan yang luas, cara-cara konvesional
tersebut kurang efektif dan efisien karena hanya sebagian kecil lingkungan atau
masyarakat yang dapat memperoleh manfaatnya.

1.3

Tujuan Penelitian
Mengimplementasikan suatu sistem penyiaran dakwah melalui internet

dengan memanfaatkan teknologi audio streaming agar efesiensi dan efektifitas
dakwah bisa lebih ditingkatkan. Menggunakan teknologi ini diharapkan masyarakat
luas mampu memperoleh ilmu-ilmu agama dengan maksimal, terutama civitas

6

akademika UMY.

Implementasi teknologi ini memerlukan pengujian Quality of

Service (QoS) serta pengaruh pengaturan encoder bitrate dan sample rate terhadap
kualitas suara yang dihasilkan untuk mendapatkan konfigurasi optimal pengaturan
kualitas suara. Pengujian ini diperlukan karena QoS sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan bandwidth di jaringan UMY. Pendekatan yang digunakan penulis pada
penelitian kali ini adalah dengan pengaturan encoder bitrate dan sample rate MP3
yang berbeda.

1.5

Manfaat Hasil Penelitian
Jika radio dakwah ini dapat dibangun dan tujuan penelitian ini tercapai, maka

manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat luas, terutama civitas akademik UMY dapat mengkuti ceramah
atau informasi agama yang lain tanpa terkendala jarak. Dakwah atau ceramah
yang disampaikan di Masjid UMY dapat diikuti oleh masyarakat luas
menggunakan internet.
2. Bagi lembaga LPPI dapat dengan mudah menyebarkan ilmu dakwah di
seluruh dunia.
3. Didapatkan pengaturan yang tepat kualitas suara yang dihasilkan dengan
bandwidth yang minimal.

7

1.6

Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang dibuatnya skripsi

ini, perumusan masalah yang ada dalam pembuatan skripsi dengan tema yang
diambil, tujuan dibuatnya skripsi ini, serta manfaat dari hasil penelitian ini.
Bab II adalah landasan teori yang menjelaskan tinjauan pustaka dan landasan
teori yang berhubungan dengan tema skripsi yang diambil.
Bab III adalah penjelasan tentang metode penelitian yang diambil yang berisi
tentang bahan penelitian yang dipergunkan, arsitektur radio streaming, kebutuhan
system yang dipergunakan untuk radio streaming, rencana penelitian yang diambil,
serta kesulitan-kesulitan dan hambatan yang ditemui dalam pengerjaan tugas akhir
ini.
Bab IV berisi tentang penjelasan rangkaian implementasi dan uji coba skripsi.
Pada bab ini juga terdapat analisa dan pembahasan atas data-data yang diperoleh
selama pengujian.
Bab V adalah penutup, kesimpulan serta saran dari implementasi skripsi ini.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1

Tinjauan Pustaka
Yudi Methanoxy, skripsi .(2010): Analisa QOS Radio Streaming Pada Local

Community Network, aspek yang dibahas dalam skripsi ini adalah dipaparkannya
percobaan dan analisa dari implementasi radio streaming pada Local Community
Network dengan perangkat 802.11n. Dengan metode pengamatan kelayakan yang
dilakukan dengan mengacu kepada rekomendasi G.114 ITU-T, dan juga dilakukan
penelitian lebih mendalam mengenai maksimal user serta parameter pengaturan
encoder yang paling baik untuk digunakan. Skripsi Yudi Methanoxy sangat
membantu penulis dalam memahami metode dan tahapan-tahapan yang harus dipakai
dalam pengujian yang dilakukan untuk aplikasi radio streaming.
Puput, Eddy, Henry .(2011) dalam jurnal yang berjudul Implementasi Radio
Kampus Pada Jaringan Lokal Politeknik Telkom yang membahas tentang
implementasi radio streaming pada jaringan local serta menjelaskan betapa penting
nya radio streaming ada sebagai sarana pengirim informasi yang dapat meningkatkan
efesiensi dan efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal. Jurnal ini sangat
membantu bagi penulis untuk memahami betapa penting radio streaming ada pada
kampus sebagai media penghantar informasi yang bisa meningkatkan efektivitas dan
mobilitas

dalam

9

menerima informasi untuk mahasiswa. Dalam jurnal ini juga dijelaskan
metode penelitian yang dilakukan sebagai referensi metode penelitian yang penulis
lakukan.
Fitria, Agus .(2009) Dalam SNATI yang berjudul “Internet Radio Streaming”
membahas tentang internet radio streaming yang merupakan sebuah teknologi yang
mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran file audio dan video agar mudah
ditransfer dalam jaringan internet. Jurnal ini membantu penulis dalam memahami
pengertian dan metode penelitian internet radio streaming.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Konsep Kerja Streaming
Streaming adalah sebuah teknologi pengiriman sebuah file melalui jaringan
internet secara terus menerus. File yang umum dikirim melalui streaming adalah
video dan audio, pertama kali client meminta sebuah file yang akan di streaming ke
server, lalu server mulai mengirim file yang diminta dengan memecah nya menjadi
paket-paket kecil yang dikirim melalui media internet, lalu di bagian client mulai
menerima file dan membangun buffer yang mana mulai menyimpan informasi sedikit
demi sedikit dari keseluruhan file, ketika proses buffering masih berjalan dan buffer
di komputer client sudah penuh secara otomatis file dimainkan oleh sistem. Sistem
akan membaca informasi dari buffer dan tetap melakukan proses menerima file dari
server sampai proses streaming berakhir.

10

Gambar 2. 1 Analogi Streaming
Untuk menjelaskan hal ini bisa diibaratkan dengan proses keran yang
mengalirkan air ke ember dibawahnya. Keran air yang berperan sebagai server, air
berperan menjadi data, dan ember penerima berperan menjadi client. Keran air yang
bertindak menjadi server mengirimkan air yang bertindak sebagai data yang
mengirimkan aliran data ke ember yang dibawah nya secara terus-menerus. Demikian
pula selama ada data yang dialirkan maka proses streaming akan terus berlanjut,
untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.1.

2.2.2 Metode transmisi data
Transmisi adalah proses pengangkutan informasi dari suatu titik ke titik lain
yang berada dalam jaringan. Komunikasi dalam jaringan komputer umumnya hanya
terjadi antara dua komputer. Dalam perkembangannya pengguna jaringan mulai

11

merasakan kebutuhan untuk melakukan komunikasi yang melibatkan lebih dari dua
pihak secara bersamaan. Beberapa aplikasi dalam jaringan membutuhkan komunikasi
banyak titik (multipoint), salah satunya adalah audio broadcast, audio broadcast
mengirimkan data audio dari satu titik ke banyak titik. Dalam metode nya ada
beberapa cara untuk melakukan transmisi data yaitu, unicast, multicast, dan
broadcast.

2.10.1 Unicast
Transmisi unicast merupakan transmisi informasi yang menghubungkan
antara titik yang satu dengan yang lainnya saja (point to point). Setiap komunikasi
atau transmisi data yang menuju ke suatu titik atau alamat unicast yang lainnya akan
memakai satu jalur data, sehingga jika berkomunikasi dengan beberapa titik sekaligus
akan menambah jalur data yang dipakai, otomatis jalur jaringan akan menjadi padat
oleh lalu-lintas data, apalagi jika yang diakses adalah file multimedia yang umumnya
berukuran cukup besar. Hal ini sering kali menyebabkan permasalahan skalabilitas
pada penerapan metode transmisi unicast.

12

Gambar 2. 2 Transmisi Unicast
Bisa dilihat digambar 2.2 setiap client dapat meminta data dari server dan akan
dibuatkan jalur sendiri, jika ada client lain yang meminta data walaupun data nya
sama tetap akan dibuatkan jalur data yang berbeda.

2.10.2 Broadcast
Transmisi broadcast merupakan metode pengiriman data ke semua node yang
ada dalam satu jaringan yang sama. Server akan mengirimkan data ke semua PC
walaupun hanya satu PC yang meminta layanan saja yang akan memproses datanya
sedangkan PC yang lain akan mengabaikan data tersebut. Masalah akan besar bila file
yang dikirimkan mempunyai ukuran yang cukup besar, maka jalur yang seharusnya
dipakai untuk lalu-lintas data lain menjadi terhambat oleh sesuatu yang tidak
diinginkan oleh user tersebut.

13

Gambar 2. 3 Transmisi Broadcast
Bisa dilihat di gambar 2.3 contoh nya adalah salah satu client request sebuah data ke
server maka server akan merespon dengan mengirimkan data tersebut ke semua client
yang tehubung dalam satu jaringan, walaupun client yang lain tidak memintanya.

2.10.3 Multicast
Multicast merupakan mekanisme pengiriman aliran paket data dari satu
sumber ke suatu group yang berisi kumpulan host penerima. Keuntungan utama dari
IP multicast adalah kemampuannya untuk penghematan bandwidth. Ini dikarenakan
sumber IP multicast hanya perlu mengirimkan aliran data ke sebuah group yang
berisi host penerima melalui satu jalur saja. Hal ini mengakibatkan pengiriman data
lebih efektif dibanding dengan broadcast, dan dapat diterima jauh lebih banyak
dibandingankan dengan cara unicast.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D,
yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks

14

alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal 1).
Contoh yang menggunakan pendekatan menggunakan metode multicast
antara lain adalah pembelajaran jarak jauh, pengiriman serentak, informasi saham dan
video konfrensi. Dan keuntungan menggunakan IP multicast adalah:
1. Mengurangi beban disisi pengirim karena hanya mengirimkan satu
informasi ke suatu kelompok multicast.
2. Memungkinkan untuk mengirimkan suatu informasi serempak kepada
banyak penerima.
3. Efisien dalam penggunaan bandwidth jaringan.

Gambar 2. 4 Transmisi Multicast
Pada gambar 2.4 adalah sebuah contoh gambar pengiriman data transmisi multicast.
Data dari server akan dikirimkan ke salah satu group, bisa ke group A ataupun group

1

http://id.wikipedia.org Diakses tanggal 18 november 2014

15

B. Jika data hanya dikirimkan ke group A, maka group B tidak akan menerima data
dari server.

2.2.3 TCP/IP
Inti dari komunikasi adalah sebuah interaksi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih yang saling bertukar informasi, tidak jauh berbeda dalam dunia komputer
hanya saja object interaktor nya adalah komputer, untuk dapat berkomunikasi pada
komputer harus ditambahkan perangkat khusus yang dinamakan network interface,
bentuk nya bermacam sesuai fungsi dan kegunaan nya.
Dalam proses berkomunikasi ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti jarak dan tujuan. Data haruslah dikirim ketujuan yang tepat, dalam hal jarak
pengiriman, data atau informasi yang dikirim tidak akan terlalu susah untuk sampai
ke tujuan jika terjadi di jaringan local, berbeda hal nya jika tujuan penerima penerima
berada di tempat yang jauh (secara jaringan), kemungkinan data atau informasi yang
hilang maupun rusak lebih besar. Tujuan sendiri menjadi faktor yang harus
diperhatikan, dalam proses pengiriman data atau informasi harus mencapai tujuan
yang tepat, karena bisa saja bukan hanya satu aplikasi yang menunggu kiriman data
itu, jadi intinya adalah dalam pengiriman data atau informasi yang terpercaya harus
sampai pada komputer yang tepat tanpa kesalahan.
Metode paling mudah untuk memecahkan masalah yang rumit adalah dengan
membaginya menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dipecahkan. Para ahli
jaringan komputer membuat rumusan masalah-masalah diatas menjadi sebuah aturan-

16

aturan dalam berkomunikasi data. Sekumpulan aturan berkomunikasi data ini disebut
protocol komuniksai data. Protocol adalah sekumpulan aturan standar yang harus
diikuti agar bisa terjadi suatu hubungan, komunikasi, dan perpindahan data yang bisa
menghubungkan antara dua komputer atau lebih dalam jaringan. TCP/IP adalah
sekumpulan protocol yang mempunyai tugas masing-masing yang mewujudkan
komunikasi antara dua komputer didalam jaringan, Keseluruhan aturan ini harus
bekerja sama antara yang satu dengan lainnya. Dengan adanya standarisasi aturan
pengiriman data, tugas-tugas setiap protocol menjadi jelas dan mudah, semua
protocol bekerja bersama-sama tanpa harus mengetahui kerja protocol yang lain nya.

2.2.3.1 Arsitektur dan Protocol Jaringan TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan terdapat lapisan-lapisan atau layer yang mempunyai
tugas yang spesifik. International Organization for Standardization (ISO)
mengeluarkan suatu standar dalam berkomunikasi dalam jaringan komputer yang
dikenal dengan nama Open Systems Interconnection model (OSI). Standard ini terdiri
dari tujuh lapis protocol. Dalam TCP/IP hanya terdapat lima lapisan berikut.

17

Gambar 2. 5 OSI dan TCP/IP
Walaupun berbeda layer tetapi arsitektur TCP/IP telah mencukupi semua
fungsi dari arsitektur OSI. Fungsi masing masing layer arsitektur TCP/IP adalah
sebagai berikut.
a. Network Access Layer
Berhubungan dengan pertukaran data antara sistem akhir dan jaringan
tempatnya

melekat.

Lapisan

ini menggambarkan

bagaimana

data

dikodekan menjadi sinyal-sinyal dan karakteristik antarmuka tambahan
media. Dengan demikian lapisan ini bertanggung jawab menerima dan
mengirim data dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel,
serat optik, atau gelombang radio. Karena tugasnya ini, protokol yang ada
di layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data
digital yang dapat dimengerti oleh komputer, yang berasal dari peralatan
lain yang sejenis.

18

b. Internet Layer
Layer ini setara dengan layer Network dalam OSI, yaitu menyediakan
fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network
lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. IP, Internet
Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Internet protocol bertugas
untuk pengalamatan pengiriman data di internet. Setiap komputer yang
dikenal sebagai host di internet mempunyai sebuah alamat IP yang unik
untuk yang membedakan dari komputer lain dalam jaringan internet.
c. Transport Layer
Lapisan ini bertugas mendefinisikan cara-cara untuk pengiriman end to
end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa data yang dikirim
bebas dari kesalahan saat pengiriman. Untuk itu lapisan ini meiliki
beberapa fungsi penting antara lain.
1. Flow Control
Pengiriman data yang telah dipecah-pecah diatur sedemikian rupa
agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan
yang melebihi kemeampuan penerima dalam menerima data.
2. Error Detection
Pada saat pengiriman data diberikan sebuah informasi yang bisa
digunakan untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan bebas
dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan maka data tidak akan di

19

terima dan pihak pengirim akan mengirim kembali data informasi
yang salah. Tetapi hal ini memberikan kelemahan karena dapat
menimbulkan delay dikarenakan proses yang harus diulang.
Pada TCP/IP, protocol yang dipergunakan adalah Transmission Control
Protocol (TCP) atau User Datagram Protocol (UDP). TCP dipakai ketika
membutuhkan koneksi yang terpercaya karena sifatnya yang connection
oriented dan memiliki fungsi flow control dan error detection, TCP
dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kehandalan data.
Sedangkan UDP dipakai ketika kecepatan adalah yang diutamakan karena
sifatnya yang connectionless jadi tidak ada pemerikasaan data dan flow
control, sehingga UDP disebut unreliable protocol. Untuk beberapa hal
yang menyangkut penyerdehanaan dan efisiensi, beberapa aplikasi
memilih UDP sebagai pilihan.
d. Application Layer
Merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena
itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya
aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple
Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer
Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk
aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi
news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan

20

protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai
dengan TCP/IP.

2.2.4 Proses Pengiriman Data
Setiap lapisan dalam TCP/IP memliliki fungsi-fungsi