TA : Aplikasi Penunjuk Waktu dan Lokasi Untuk Penyandang Tunanetra Pada Perangkat Bergerak Berbasis Android.

(1)

BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

Nama : Baldwin Lovanto Winarko NIM : 05.41010.0006

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh :

Nama : Baldwin Lovanto Winarko NIM : 05.41010.0006

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(3)

PADA PERANGKAT BERGERAK BERBASIS ANDROID

dipersiapkan dan disusun oleh

Baldwin Lovanto Winarko NIM : 05.41010.0006

Telah diperiksa, diuji, dan disetujui oleh Dewan Penguji pada : Maret 2013

Susunan Dewan Penguji Pembimbing

I. Teguh Sutanto, M.Kom., MCP _____________ II. Januar Wibowo, S.T., M.M. _____________ Penguji

I. Dr. Jusak _____________

II. Harianto, S.Kom., M.Eng. _____________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pantjawati Sudarmaningtyas, S.Kom, OCA Pembantu Ketua Bidang Akademik

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

STIKOM


(4)

ix

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Tunanetra ... 6

2.1.1 Klasifikasi Tunanetra ... 6

2.1.2 Penyebab Tunanetra ... 7

2.2 Android ... 7

2.2.1 Keunggulan Android ... 8

2.2.2 Arsitektur Android... 9

2.3.3 Fundamental Aplikasi Android ... 11

2.3 Antarmuka atau Interface ... 13

2.4 GPS(Global Position System) ... 15

2.4.1 Arsitektur GPS... 16

STIKOM


(5)

x

2.4.4 Sumber Kesalahan Pada GPS ... 18

2.5 Google Map ... 19

2.6 Location Based Service ... 20

2.7 Text To Speech ... 21

2.8 Speech Recognition ... 24

2.9 Android Calendar ... 26

2.10 Android Gestures ... 27

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM... 29

3.1 Langkah-langkah Penyelesaian Masalah ... 29

3.2 Analisa Kebutuhan Sistem... 30

3.3 Gambaran Umum Sistem... 31

3.3.1 Fungsi Aplikasi ... 33

3.3.2 Memasukkan Suara ... 33

3.4 Rancangan Aplikasi ... 34

3.4.1 Flowchart ... 34

3.4.2 Use Case Diagram ... 41

3.4.3 Flow Of Event ... 42

3.4.4 Activity Diagram ... 44

3.4.5 Sequence Diagram ... 49

3.4.6 Class Diagram ... 52

3.4.7 Entity Relationship Diagram ... 53

3.5 Desain Input Output... 54

STIKOM


(6)

xi

4.1 Implementasi ... 60

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 60

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60

4.2 Pembuatan Program ... 61

4.3 Implementasi Sistem... 61

4.3.1 Implementasi Tampilan Utama ... 62

4.3.2 Implementasi Penunjuk Waktu ... 66

4.3.3 Implementasi Penunjuk Lokasi ... 67

4.3.4 Implementasi Menambah Alarm ... 70

4.4 Evaluasi Sistem... 74

4.4.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 74

4.4.2 Uji Coba Aplikasi Pada Pengguna ... 79

4.4.3 Analisis Hasil Uji Coba Aplikasi ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

STIKOM


(7)

1 1.1.Latar Belakang

Penyandang tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya, penyandang tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu buta total (total

blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (low vision). (SLB Kartini

Batam, 2012)

Waktu adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan kita, dan jam adalah sebuah alat yang dapat kita gunakan untuk mengetahui waktu. Dengan mengetahui waktu kita dapat mengatur jadwal kegiatan kita sehari-hari. Sayangnya tidak semua orang dapat menikmati untuk mengetahui waktu, yang dikarenakan oleh keterbatasan fisik, sebagai contoh adalah para penyandang tunanetra. Kesulitan lain yang mungkin dihadapi oleh para penyandang tunanetra adalah kesulitan untuk mengetahui dimana ia berada, seperti untuk mengetahui nama tempat atau nama jalan dimana ia berada.

Pada jaman yang semakin maju dan modern ini, perkembangan teknologi telah berkembang dengan sangat cepat, memungkinkan hampir setiap orang untuk mempunyai perangkat bergerak, seperti smartphone. Perangkat bergerak tersebut semakin lama, semakin canggih, dan semakin lengkap. Smartphone sekarang banyak yang dilengkapi dengan perangkat GPS dan fitur touchscreen sudah menjadi standar baru. Akan tetapi perkembangan smarphone yang semakin

STIKOM


(8)

banyak menggunakan layar sentuh, tentunya semakin menyulitkan para penyandang tunanetra dalam berinteraksi dengan smartphone tersebut.

Android adalah sebuah sistem operasi berbasiskan Java yang berjalan pada Linux kernel 2.6 di dalam mobile phone. Sistem ini sangat ringan dan memiliki banyak fitur. Fitur Voice Recognition telah ada sejak Android versi 1.1, sedangkan fitur Text to Speech telah ada sejak Android versi 1.6. Dengan adanya kedua fitur tersebut akan lebih memudahkan pengguna tunanetra dalam berinteraksi dengan aplikasi yang ada dalam smartphone Android tersebut.

Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mohammad Kholiq

Amrullah, 2010 mengenai “Rancang Bangun Aplikasi Pembacaan Dan

Manajemen Dokumen Untuk Tuna Netra Berbasis Text To Speech”, dapat ditemukan bahwa fungsi text to speech dapat digunakan untuk membantu para penyandang tuna netra. Dalam penelitian tersebut fungsi text to speech digunakan untuk membaca dokumen dalam bentuk Microsoft Word Document.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dibuat aplikasi penunjuk waktu dan lokasi bagi penyandang tunanetra pada perangkat bergerak yang berbasis Android, yang dapat dijalankan dan berinteraksi dengan menggunakan suara dan kode gerakan jari. Aplikasi dapat memberikan informasi waktu dan lokasi melalui media suara. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan penunjuk lokasi, dimana aplikasi dapat memberi informasi lokasi ia berada berdasarkan data dari lokasi dari GPS. Alamat lokasi didapatkan melalui fasilitas internet yang disambungkan ke Google maps server dengan mengirimkan data yang didapat dari GPS. Aplikasi yang dibuat juga dapat menyimpan alarm.

STIKOM


(9)

Harapan yang ingin dicapai dari pembuatan aplikasi ini adalah dapat membantu para penyandang tunanetra untuk dapat mengetahui waktu dan lokasi dimana ia berada secara mandiri dengan menggunakan perangkat bergerak berbasis Android.

Alasan dipilihnya perangkat bergerak seperti smartphone sebagai perangkat keras yang digunakan adalah salah satu keunggulannya yang memiliki bentuk kecil sehingga dapat dibawa kemana saja dan dimiliki oleh kebanyakan orang dari berbagai kalangan.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dari tugas akhir ini, yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi penunjuk waktu dan lokasi.

2. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi yang dapat berinteraksi dengan pengguna tunanetra.

1.3.Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :

1. Aplikasi ini ditujukan bagi penyandang tunanetra.

2. Aplikasi ini digunakan pada smartphone dengan layar touchscreen. 3. Aplikasi ini berjalan pada platform Android minimal versi 2.3

STIKOM


(10)

4. Diasumsikan voice recognition dan text to speech telah tersedia pada sistem operasi Android.

5. Aplikasi menggunakan Pico text to speech engine.

1.4.Tujuan

Dengan mengacu pada perumusan masalah, maka didapatkan tujuan akhir dari tugas akhir ini, yaitu :

1. Menghasilkan aplikasi penunjuk waktu dan lokasi.

2. Menghasilkan aplikasi yang dapat berinteraksi dengan pengguna tunanetra.

1.5.Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, beserta tujuan yang ingin dicapai dan sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.

Bab II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini. Adapun teori-teori yang dibahas meliputi: Tunanetra sebagai subjek utama, sistem operasi Android yang memungkinkan pembuatan aplikasi dalam smartphone, GPS, text to speech, voice recognition, dan Android gestures.

STIKOM


(11)

Bab III PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dibahas tentang analisa dan perancangan sistem dari aplikasi yang dibuat. Perancangan sistem yang dibuat meliputi use case

diagram, flow of event, activity diagram, sequence diagram, class diagram, CDM, PDM dan desain input output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini dibahas tentang implementasi dari aplikasi yang telah dibuat secara keseluruhan dan kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapai sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang ada pada bab ini didapatkan dari evaluasi aplikasi, sedangkan saran akan menjelaskan masukan untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.

STIKOM


(12)

6 2.1 Tunanetra

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tunanetra diartikan tidak dapat melihat atau buta (KBI, 2012). Sehingga dapat diartikan bahwa tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan, sedangkan low vision dapat dikatakan apabila seseorang mengalami kekurangan penglihatan. (SLB Kartini Batam, 2012)

2.1.1 Klasifikasi Tunanetra

Terdapat beberapa klafisikasi tunanetra, yaitu : 1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan.

a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir.

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil.

c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja. d. Tunanetra pada usia dewasa.

e. Tunanetra dalam usia lanjut.

2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan. a. Tunanetra ringan.

b. Tunanetra sedang. c. Tunanetra berat.

3. Berdasarkan pemeriksaan klinik.

4. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata.

STIKOM


(13)

a. Myopia adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di

belakang retina.

b. Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh

di depan retina.

c. Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan

ketidak beresan pada kornea mata. (SLB Kartini Batam, 2012)

2.1.2 Penyebab Tunanetra

Ada beberapa penyebab tunanetra, antara lain :

1. Pre-natal, faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat

hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan.

2. Post-natal, Faktor penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal

dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir, antara lain: kerusakan pada mata atau syaraf mata pada waktu persalinan hamil ibu menderita penyakit gonorrhoe, penyakit mata lain yang menyebabkan ketunanetraan, seperti trachoma dan akibat kecelakaan.

(SLB Kartini Batam, 2012)

2.2 Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis Linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Android menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan

STIKOM


(14)

aplikasi mereka. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel/smartphone. (Nazruddin,2011:1)

Tidak hanya menjadi sistem operasi di smartphone, saat ini Android juga menjadi sistem operasi pada Tablet PC. Pesatnya pertumbuhan Android disebabkan oleh platformnya yang sangat lengkap baik dari sistem operasi, aplikasi, dan tool pengembangan, market aplikasi Android serta dukungan yang sangat tinggi dari komunitas open source di dunia.

2.2.1 Keunggulan Android

1. Lengkap (Complete Platform): Para desainer dapat melakukan pendekatan yang komprehensif ketika mereka sedang mengembangkan platform Android. Android merupakan sistem operasi yang aman dan banyak menyediakan tools dalam membangun software dan memungkinkan untuk peluang pengembangan aplikasi.

2. Terbuka (Open Source Platform): Platform Android disediakan melalui lisensi open source. Pengembang dapat dengan bebas untuk mengembangkan aplikasi. Android sendiri menggunakan Linux kernel 2.6.

3. Free (Free Platform): Android adalah platform/aplikasi yang bebas untuk developer. Tidak ada lisensi atau biaya royalti untuk dikembangkan pada platform Android. Tidak ada biaya keanggotaan diperlukan. Tidak

diperlukan biaya pengujian. Tidak ada kontrak yang diperlukan. Android dapat didistribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun.

(Nazruddin,2011:3)

STIKOM


(15)

2.2.2 Arsitektur Android

Secara garis besar arsitektur Android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut:

1. Applications dan Widgets

Application dan Widgets ini adalah layer dimana kita berhubungan dengan

aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi kemudian kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut. Di layer terdapat aplikasi inti termasuk klien email, program SMS. Kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java.

2. Applications Frameworks

Applications Frameworks ini adalah layer dimana para pembuat aplikasi

melakukan pengembangan/pembuatan aplikasi yang akan dijalankan di sistem operasi Android, karena pada layer inilah aplikasi dapat dirancang dan dibuat, seperti content-providers yang berupa sms dan panggilan telepon.

Komponen-komponen yang termasuk dalam Applications Frameworks adalah sebagai berikut:

a. Views

b. Content Provider

c. Resource Manager

d. Notification Manager

e. Activity Manager

3. Libraries

Libraries ini adalah layer dimana fitur-fitur Android berada, biasanya para

pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya.

STIKOM


(16)

Berjalan diatas kernel, Layer ini meliputi berbagai library C/C++ inti seperti Libc dan SSL, serta:

a. Libraries media untuk pemutaran media audio dan video.

b. Libraries untuk manajemen tampilan.

c. Libraries Graphics mencakup SGL dan OpenGL untuk grafis 2D dan 3D.

d. Libraries SQLite untuk dukungan database.

e. Libraries SSL dan WebKit terintegrasi dengan web browser dan security.

f. Libraries LiveWebcore mencakup modern web browser dengan engine embedded web view.

g. Libraries 3D yang mencakup implementasi OpenGL ES 1.0 API’s. 4. Android Run Time

Layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan dimana dalam

prosesnya mengggunakan implementasi Linux. Dalvik Virtual Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi Android. Di dalam Android Run Time dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Core Libraries: Aplikasi Android dibangun dalam bahasa java, sementara

Dalvik sebagai virtual mesinnya bukan Virtual Machine Java, sehingga diperlukan sebuah libraries yang berfungsi untuk menerjemahkan bahasa

Java / C yang ditangani oleh Core Libraries.

b. Dalvik Virtual Machine: Virtual mesin berbasis register yang dioptimalkan

untuk menjalankan fungsi-fungsi secara efisien, dimana merupakan pengembangan yang mampu membuat Linux kernel untuk melakukan

threading dan manajemen tingkat rendah.

STIKOM


(17)

5. Linux Kernel

Linux kernel adalah layer dimana inti dari operating system dari Android itu berada. Berisi file-file sistem yang mengatur sistem processing, memori,

resource, drivers, dan sistem-sistem operasi Android lainnya. Linux kernel

yang digunakan Android adalah Linux kernel release 2.6. (Nazruddin,2011:6-8)

Berikut merupakan gambar dari arsitektur Android:

Gambar 2.1 Arsitektur Android (Nazruddin,2011:9)

2.2.3 Fundamental Aplikasi Android

Aplikasi Android ditulis dalam bahasa pemrograman java. Kode java dikompilasi bersama dengan data file resource yang dibutuhkan oleh aplikasi, dimana prosesnya di-package oleh tools yang dinamakan “apt-tools” ke dalam

STIKOM


(18)

paket Android sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk. File apk itulah yang kita sebut dengan aplikasi dan nantinya dapat di-install di perangkat mobile.

Ada empat jenis komponen pada aplikasi Android, yaitu: a. Activites

Suatu activity akan menyajikan user interface (UI) kepada pengguna, sehingga pengguna dapat melakukan interaksi. Sebuah aplikasi Android bisa jadi hanya memiliki satu activity, tetapi umumnya aplikasi memiliki banyak activity tergantung pada tujuan aplikasi dan desain dari aplikasi tersebut.

b. Service

Service tidak memilki GUI, tetapi berjalan secara background, sebagai contoh

dalam memainkan musik, service mungkin memainkan musik atau mengambil data dari jaringan, tetapi setiap service harus berada dalam kelas induknya. Misalnya, media player sedang memutar lagu dari list yang ada, aplikasi ini akan memiliki dua atau lebih activity yang memungkinkan user untuk memilih lagu atau menulis SMS sambil player sedang jalan. Untuk menjaga musik tetap dapat dijalankan, activity player dapat menjalankan service.

c. Broadcast Receiver

Broadcast Receiver berfungsi menerima dan bereaksi untuk menyampaikan

notifikasi. Contoh broadcast seperti notifikasi zona waktu berubah, baterai

low, dll.

Broadcast receiver tidak memiliki UI, tetapi memiliki sebuah activity untuk

merespon informasi yang mereka terima, atau mungkin menggunakan

Notification Manager untuk memberitahu kepada pengguna, seperti lampu

latar atau getaran perangkat, dan lain sebagainya.

STIKOM


(19)

d. Content Provider

Content provider membuat kumpulan aplikasi data secara spesifik sehingga

bias digunakan oleh aplikasi lain. Data disimpan dalam file sistem seperti database SQLite. Content provider menyediakan cara untuk mengakses data yang dibutuhkan oleh suatu activity, misalnya ketika kita menggunakan aplikasi yang membutuhkan peta, atau aplikasi yang membutuhkan untuk mengakses data kontak dan navigasi, maka disinilah fungsi content provider. (Nazruddin,2011:9-10)

2.3 Antarmuka atau interface

Antarmuka diperlukan dalam membangun sebuah aplikasi. Dengan adanya antar muka yang user-friendly, diharapkan dapat memudahkan para pengguna sebagai user untuk menjalankan sistem tersebut.

Antarmuka juga dikenal dengan nama GUI (Graphical User Interface), yaitu program antarmuka yang berbasis grafis, dimana perintah-perintah tidak lagi diketik di keyboard, tetapi dengan cara melakukan interaksi secara langsung terhadap apa yang terlihat di layar, yang sebenarnya merupakan suatu abstraksi dari suatu perintah kepada komputer agar komputer mengerjakan apa yang pengguna inginkan.

Terdapat beberapa tipe komunikasi / interaksi antara manusia dengan mesin komputer, yaitu:

1. Dialog berbasis bahasa alami

Pengguna dapat secara bebas dapat memberikan instruksinya. Dengan kebebasan yang dimiliki pengguna untuk memberikan sembarang instruksi,

STIKOM


(20)

komputer harus mampu mengolah bahasa alami. Meskipun demikian, karena bahasa alami sering menimbulkan ambiguitas, maka dialog dengan bahasa alami tidak dapat diimplementasikan secara sempurna.

2. Sistem Menu

Sistem ini dilakukan dengan memilih pilihan-pilihan yang tersedia pada layar tampilan, atau dengan meng-klik pilihan-pilihan dari menu pulldown yang tersedia, maka komputer akan memproses instruksi tersebut.

3. Form filling dialog

Pengguna seolah-olah mengisikan data ke dalam formulis elektronik menggunakan keyboard.

4. Dialog berbasis icon

Tampilan layar menggunakan icon (gambar sederhana yang menunjukkan suatu aktifitas tertentu). Jadi dengan meng-klik gambar tersebut, maka komputer akan mengerjakan perintah dari maksud gambar tersebut.

5. Dialog berbasis jendela

Tampilan pada layar terdapat jendela, yaitu terdapat bentuk empat persegi panjang dan dibatasi oleh suatu pembatas yang biasanya nampak. Hal ini memungkinkan pengguna untuk melihat banyak jendela yang berisi informasi yang dapat dilihat secara serempak.

6. Manipulasi Langsung

Pengguna langsung berinteraksi dengan objek yang ada pada layar tampilan dengan mengarahkan pointer yang ada di layar, atau menekan tombol-tombol.

STIKOM


(21)

7. Interaksi grafis

Pengguna seolah-olah berdialog dengan grafik yang dibuatnya. Pengguna mempunyai keleluasaan mengubah gambar yang ada pada layar tampilan. (Insap Santosa, 1994).

2.4 GPS (Global Positioning System)

Sistem Kedudukan Sejagat (Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking

STIKOM


(22)

memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

( Parkinson, B.W., 1996)

2.4.1 Arsitektur GPS

Arsitektur GPS terdiri atas 3 segmen, yaitu space segment, control

segment, dan user segment. Space segment berupa 27 satelit yang terus mengorbit

bumi. 24 satelit digunakan untuk operasional, sedangkan 3 satelit sisanya digunakan sebagai cadangan. 24 satelit tersebut dibagi atas kumpulan 4 satelit yang mengorbit pada 6 jalur lintasan. Orbit lintasan ini telah diatur, sehingga setiap titik di bumi ini pasti tercakup dalam LoS (Line of Sight) dari setidaknya 6 satelit.

Gambar 2.2 GPS Space Segment

Control segment berupa stasiun di bumi yang memonitor satelit-satelit

GPS. Stasiun ini mengontak setiap satelit GPS secara berkala untuk update

STIKOM


(23)

navigasi. Update ini berupa sinkronisasi jam atomik satelit dengan satelit lainnya dan mengkoreksi lintasan orbit setiap satelit.

User segment adalah berupa GPS receiver. Secara umum, GPS receiver

terdiri dari sebuah antena yang dapat menangkap frekuensi yang ditransmisikan satelit GPS, sebuah prosesor, dan sebuah jam yang sangat stabil. GPS receiver memiliki atribut channel yaitu jumlah satelit yang dapat dimonitornya dalam suatu waktu (sekarang umumnya jumlah channel berkisar antara 12-20). Kebanyakan GPS receiver dapat meneruskan datanya ke perangkat yang lain melalui koneksi serial, USB, atau Bluetooth menggunakan protokol NMEA (National Marine

Electronics Association).

2.4.2 Cara penentuan lokasi pada GPS

Satelit GPS mengorbit bumi dua kali dalam sehari dengan lintasan yang sangat presisi dan mentransmisikan sinyal secara kontinu ke bumi. GPS receiver memanfaatkan informasi ini dengan berperan sebagai sebuah alat pengukur yang menghitung jarak antara antena receiver dengan berbagai satelit GPS. Kemudian GPS receiver mendeduksi posisi melalui posisi trilaterasi dengan mencari perpotongan tiap vektor satelit-satelit tersebut. Jarak antara antena receiver dan satelit diukur dengan membandingkan waktu yang terdapat pada sinyal dengan waktu ketika sinyal diterima.

Sebuah GPS receiver setidaknya harus dapat menangkap sinyal dari 3 buah satelit untuk menghitung posisi 2 dimensi (latitude dan longitude) dan pergerakannya. Dengan 4 buah satelit atau lebih, receiver dapat menghitung posisi 3 dimensi (latitude, longitude, dan altitude).

STIKOM


(24)

Gambar 2.3 Trilaterasi GPS

2.4.3 Akurasi GPS

GPS menyediakan posisi dengan ketepatan akurasi hingga 15 meter, yang berarti jika GPS receiver memberikan koordinat terhadap suatu lokasi tertentu, maka boleh diharapkan lokasi sebenarnya berada dalam radius 15 meter dari korrdinat tersebut (El-Rabbany, 2002). Ketepatan GPS bergantung daripada lokasi GPS receiver-nya dan halangan terhadap sinyal satelit GPS. Meski secara umum, GPS menawarkan tingkat ketelitian 15 meter, namun akurasi ini dapat ditingkatkan dengan berbagai teknik, seperti Assisted GPS (A-GPS), Differential GPS (D-GPS), atau Wide Area Audmentation System (WAAS).

2.4.4 Sumber Kesalahan Pada GPS

Berikut adalah berbagai faktor yang dapat mengurangi akurasi GPS (El-Rabbany, 2002):

STIKOM


(25)

1. Ionosphere dan troposphere error, dikarenakan sinyal mengalami

hambatan ketika melewati atmosfer bumi sehingga menyebabkan delay. 2. Multipath signyal, dikarenakan sinyal GPS dapat direfleksikan oleh

berbagai benda sebelum mencapai receiver sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi semakin lama.

3. Jam GPS receiver error, dikarenakan jam internal pada GPS receiver tidak seakurat jam atomik pada satelit GPS.

4. Orbital atau ephemeris error, dikarenakan adanya kesalahan mengenai lokasi satelit.

5. Jumlah satelit yang tertangkap, semakin sedikit satelit yang tertangkap oleh GPS receiver semakin rendah akurasinya.

6. Satellite Geometry error, dikarenakan posisi satelit tidak ideal dalam

perhitungan geometri ketika satelit terlalu berdekatan.

2.5 Google Maps

Google Maps adalah sebuah layanan gratis peta digital dari Google berbasis web yang dapat digunakan dan ditempatkan pada website tertentu dengan menggunakan Google Maps API (Google Inc, 2011).

Google Maps sendiri mempunyai antara lain navigasi peta dengan

dragging mouse, zoom in, dan zoom out untuk menunjukkan informasi peta secara

detil, member penanda, dan memberi informasi tambahan. Mode viewing pada

Google Maps berupa “Map” (peta topografi dan jalan), “satellite” (peta berupa

foto satelit dan foto resolusi tinggi dari udara), “Hybrid” (peta berupa foto satelit

STIKOM


(26)

dan peta jalan berada diatasnya) dan “Street View”, fasilitas ini secara

diperkenalkan oleh Google pada Mei 2007.

2.6 Location Based Service

Location Based Service (LBS), yaitu service yang berfungsi untuk mencari

dengan teknologi GPS dan Google’s cell-based location. Maps dan layanan

berbasis lokasi menggunakan nilai lintang dan bujur untuk menentukan lokasi geografis, namun sebagai user kita membutuhkan alamat atau posisi realtime kita. Android menyediakan geocoder yang mendukung forward dan reverse

geocoding. Menggunakan geocoder, kita dapat mengkonversi nilai lintang bujur

menjadi alamat dunia nyata dan sebaliknya.

LBS adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan. Ada dua unsur utama LBS, yaitu :

1. Location Manager (API Maps)

Menyediakan tools/source untuk LBS, Application Programming Interface (API) Maps menyediakan fasilitas untuk menampilkan, manipulasi maps/peta beserta feature-feature lainnya seperti tampilan satelit, street (jalan), maupun gabungannya. Paket ini berada pada com.google.Android.maps.

2. Location Providers (API Location)

Menyediakan teknolgi pencarian lokasi yang digunakan oleh

device/perangkat. API Location berhubungan dengan data GPS (Global Positioning System) dan data lokasi real-time. API Location berada pada

paket Android yaitu dalam paket Android.location. Dengan Location

STIKOM


(27)

Manager, kita dapat menentukan lokasi kita saat ini, track

gerakan/perpindahan, serta kedekatan dengan lokasi tertentu dengan mendeteksi perpindahaan.

(Nazruddin, 2011:226)

2.7 Text To Speech (TTS)

Speech synthesis adalah produksi buatan dari ucapan manusia. Sebuah

sistem komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech synthesizer, dan dapat diimplementasikan dalam sebuah perangkat lunak dan keras. Sebuah sistem

text to speech mengubah teks bahasa normal menjadi bentuk suara, selain itu

membuat representasi linguistic simbolis fonetis menjadi bentuk suara.

Suara buatan dapat dibuat dengan menggabungkan pembicaraan rekaman yang disimpan dalam database. Sistem berbeda dalam ukuran unit pidato disimpan, sebuah sistem yang menyimpan telepon atau diphones memberikan rentang output terbesar, tapi mungkin kurang jelas. Untuk domain penggunaan khusus, penyimpanan seluruh kata-kata atau kalimat memungkinkan untuk output berkualitas tinggi, atau synthesizer dapat menggabungkan model saluran vokal dan karakteristik suara manusia lainnya untuk membuat benar-benar "sintetik"

output suara.

Kualitas synthesizer suara dinilai oleh kesamaannya dengan suara manusia dan dengan kemampuannya untuk dipahami. Sebuah program text-to-speech dipahami memungkinkan orang tunanetra atau cacat membaca untuk mendengarkan karya-karya tulis di komputer rumah. Banyak sistem operasi komputer telah menyertakan alat bicara sejak awal 1980-an."

STIKOM


(28)

Berikut gambar dari urutan proses konversi text to speech

Gambar 2.4 Urutan Proses Text To Speech (Agus Sutomo, 2010)

Sistem text to speech pada prinsipnya terdiri atas dua sub sistem, yaitu bagian text to phoneme converter dan phoneme to speech converter. Bagian text to

phoneme converter berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam bahasa

tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya diprensentasikan dengan kode fonem (phoneme code), beserta durasi dan pitch-nya. Bagian ini bersifat sangat language dependant. Maka untuk suatu bahasa baru, bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa

STIKOM


(29)

tersebut. Bagian phoneme to speech converter akan menerima masukan berupa kode-kode fonem, beserta durasi dan pitch yang dihasilkan oleh bagian sebelumnya. Berdasarkan kode-kode tersebut maka bagian phoneme to speech

converter akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan sesuai dengan kalimat

yang ingin diucapkan. (Agus Sutomo, 2010)

TTS pada platform Android mendukung sejumlah bahasa, yaitu : Inggris, Perancis, Jerman, Itali, dan Spanyol. Selain itu, tergantung pada sisi dimana user berada. TTS perlu mengetahui bahasa yang digunakan untuk dapat berbicara. TTS API memungkinkan aplikasi untuk melakukan query platform untuk ketersediaan

file bahasa dapat dilakukan download. Dengan mengimplemetasikan

TextToSpeech.OnInitListener. Maka kita dapat mengatur bahasa yang digunakan dan memeriksa ketersediaannya.

STIKOM


(30)

2.8 Speech Recognition

Dalam ilmu komputer, Speech recognition adalah terjemahan dari kata yang diucapkan menjadi teks. Ia juga dikenal sebagai automatic speech

recognition (ASR), computer speech recognition, Speech to Text (STT).

Speech Recognition adalah teknologi yang dapat menerjemahkan kata-kata

yang diucapkan menjadi teks. Beberapa sistem speech recognition menggunakan "pelatihan" di mana seorang pembicara individu membaca bagian teks ke dalam sistem speech recognition. Sistem ini menganalisis suara tertentu orang tersebut dan menggunakannya untuk fine tune suara orang itu, sehingga transkripsi lebih akurat. Sistem yang tidak menggunakan pelatihan yang disebut sistem "Speaker

Independent". Sistem yang menggunakan pelatihan yang disebut sistem "Speaker Dependent".

Gambar 2.5 Voice Recognition Basic Block Diagram

STIKOM


(31)

Gambar 2.6 Context Specific Text Normalization

Pada gambar 2.6 diatas dapat dilihat proses dari normalisasi teks. Dimana semua angka akan diubah ke bentuk teks. Begitu juga dengan alamat url. Akan diubah menjadi bentuk teks.

Android SDK memudahkan untuk dapat mengintegrasikan voice

recognition langsung ke dalam aplikasi. Pada penggunaan speech input aplikasi

harus memeriksa apakah perangkat yang digunakan mampu menjalankan fitur

voice recognition.

Penggunaan intent diperlukan untuk menjalankan speech recognition. Intent sendiri adalah struktur data pasif yang berisikan deskripsi abstrak dari operasi yang akan dilakukan.

STIKOM


(32)

Untuk mendapatkan hasil dari proses voice recognition, maka dapat digunakan onActivityResult(). Salah satu tip penting agar voice recognition dapat seakurat mungkin adalah dengan memiliki gagasan tentang kata-kata apa yang mungkin diucapkan oleh user.

2.9. Android Calendar

Kalender adalah kelas dasar abstrak untuk mengkonversi antara objek tanggal dan satu set bidang bilangan bulat seperti tahun, bulan, hari, jam, dan sebagainya. (Sebuah objek tanggal dapat menyatakan waktu tertentu dengan presisi mili detik).

(Developers, 2012)

Android calendar agar dapat diakses dan digunakan maka kita harus memasukkan permission ke dalam file AndroidManifest.xml.

<uses-permission android:name="android.permission.READ_CALENDAR" /> <uses-permission android:name="android.permission.WRITE_CALENDAR" />

Untuk dapat memasukkan data ke dalam Android calendar, maka digunakan ContentValues untuk menampung masukan ke dalam Android

calendar, kemudian menggunakan URI (“content://com.android.calendar/events” hanya berjalan pada Android versi 2.1 keatas, untuk yang dibawah itu menggunakan “content://calendar/events”) kita dapat memasukkan data ke dalam Android calendar. Masukan yang dibutuhkan untuk menambahkan alarm adalah

STIKOM


(33)

calendar id, title, description, eventlocation, date start, date end, event status, visibility, transparency, dan has alarm. Berikut contohnya :

String eventUriString = "content://com.android.calendar/events";

ContentValues eventValues = new ContentValues();

eventValues.put("calendar_id", 1);

eventValues.put("title", title);

eventValues.put("description", addInfo);

eventValues.put("eventLocation", place);

long endDate = startDate + 1000 * 60 * 60;

eventValues.put("dtstart", startDate);

eventValues.put("dtend", endDate);

eventValues.put("eventStatus", status);

eventValues.put("visibility", 3

eventValues.put("transparency", 0);

eventValues.put("hasAlarm", 1);

Uri eventUri =

curActivity.getApplicationContext().getContentResolver().insert(Uri.pars

e(eventUriString), eventValues);

long eventID = Long.parseLong(eventUri.getLastPathSegment());

Berikut merupakan contoh untuk dapat menambahkan reminder. Reminder ini berfungsi untuk memberikan peringatan sebelum tenggat waktu alarm, waktu pengaktifannya sesuai dengan jeda waktu yang telah ditentukan.

String reminderUriString = "content://com.android.calendar/reminders";

ContentValues reminderValues = new ContentValues();

reminderValues.put("event_id", eventID);

reminderValues.put("minutes", 5);

reminderValues.put("method", 1);

Uri reminderUri =

curActivity.getApplicationContext().getContentResolver().insert(Uri.pars

e(reminderUriString), reminderValues);

2.10. Android Gestures

Android gestures berguna untuk berinteraksi dengan aplikasi, dengan melakukan manipulasi gerakan pada layar. Berikut beberapa contoh gerakan dasar yang dikenali.

STIKOM


(34)

1. Touch

Merupakan fungsi dasar yang digunakan pada kebanyakan item. Dilakukan dengan aksi tekan lalu angkat pada layar.

2. Long Press

Dilakukan dengan cara menekan lama pada layar,

3. Swipe

Dilakukan dengan menggerakkan jari ke arah atas, bawah, kiri, atau kanan pada layar.

4. Drag

Cara melakukannya dengan menekan lama, kemudian menggerakkan item sesuai dengan arah yang kita mau, kemudian lepas.

5. Double Touch / Double Tap

Dilakukan dengan jalan menyentuh layar sebanyak dua kali dalam waktu yang singkat.

6. Pinch Open

Cara penggunaannya dengan menaruh dua jari di atas layar, kemudian menggerakkan keduanya berjauhan.

7. Pinch Close

Cara penggunaannya dengan menaruh dua jari di atas layar, kemudian menggerakkan keduanya berdekatan.

(Developer,2010)

STIKOM


(35)

29 3.1Langkah-langkah Penyelesaian Masalah

Agar pembuatan aplikasi sesuai dengan yang diinginkan, terencana, dan terdokumentasi dengan baik, maka dibuat langkah-langkah dalam penyelesaian permasalahan. Langkah-langkah tersebut, yaitu :

A. Analisa Kebutuhan Sistem

Pada tahapan ini dilakukan penelitian dan pengamatan tentang apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan dari penyandang tunanetra. Dari permasalahan dan kebutuhan tersebut dapat disimpulkan solusi dari permasalahan tersebut.

B. Gambaran Umum Sistem

Pada tahapan ini berisikan tentang gambaran umum dari sistem aplikasi yang akan dibuat. Gambaran tersebut dibuat berdasarkan atas permasalahan dan kebutuhan, serta dari solusi yang dihasilkan.

C. Rancangan Aplikasi

Pada tahap ini merupakan pengembangan dari gambaran umum sistem. Di tahap ini lebih dijelaskan lebih mendetil tentang isi dari sistem aplikasi yang dibuat. Agar lebih jelas maka pada tahap ini banyak mencantumkan diagram-diagram.

D. Desain Input dan Output

Pada tahap ini dibuat desain dari bentuk rancangan input dan output dari aplikasi yang dibuat.

STIKOM


(36)

E. Desain Uji Coba

Pada tahap desain uji coba, maka dibuat desain uji coba semua fungsi dari aplikasi akan dicoba untuk dijalankan. Untuk mengetahui apakah semua fungsi telah berjalan dengan baik.

3.2Analisa Kebutuhan Sistem

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil adalah para penyandang tunanetra membutuhkan informasi waktu dan lokasi, secara mandiri. Hasil kesimpulan lainnya adalah bahwa hampir semua orang mempunyai perangkat bergerak, termasuk penyandang tunanetra.

Dengan berkembangnya teknologi informasi, perangkat bergerak seperti

smartphone mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perangkat bergerak

sekarang mampu menjalankan banyak aplikasi dengan fitur yang canggih. Akan tetapi smartphone yang banyak beredar sekarang menggunakan layar sentuh yang tentunya sulit untuk digunakan bagi para penyandang tunanetra.

Dari pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para penyandang tunanetra membutuhkan smartphone yang dapat memberikan informasi waktu dan lokasi kepada mereka secara mandiri. Smartphone tersebut diharuskan untuk dapat berinteraksi dengan pengguna tunanetra dengan tanpa menggunakan interaksi visual, melainkan dengan interaksi sentuhan dan suara.

Untuk mengatasi masalah kebutuhan penyandang tunanetra akan informasi waktu dan lokasi secara mandiri, dan dengan menggunakan perkembangan

smartphone. Maka peneliti mencoba mengembangkan aplikasi “Penunjuk Waktu

dan Lokasi Untuk Penyandang Tunanetra Pada Perangkat Bergerak Berbasis

STIKOM


(37)

Android”. Untuk mempermudah penggunaan aplikasi bagi tunanetra pada

smartphone dengan layar sentuh, maka aplikasi yang dikembangkan ini

menggunakan fitur gesture detector, yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan jari dari pengguna pada layar sentuh dan juga berfungsi sebagai alat input. Selain itu aplikasi yang dikembangkan mempunyai kelebihan yaitu menggunakan interaksi suara sebagai input dan output aplikasi. Sehingga penyandang tunanetra yang memiliki kekurangan dalam hal penglihatan dapat terbantu dengan fitur-fitur tersebut.

Dalam pengimplemetasiannya, aplikasi ini digunakan pada smartphone Android. Versi Android yang digunakan adalah versi 2.3 (gingerbread). Dalam penggunaannya, aplikasi ini membutuhkan fitur voice recognition yang merupakan bawaan dari Google search, fitur tersebut digunakan sebagai alat interaksi input bagi pengguna tunanetra. Text to speech yang telah ada sejak Android versi 1.6 digunakan sebagai alat interaksi output suara bagi pengguna tunanetra, GPS receiver digunakan untuk mengambil nilai posisi (altitude dan

longitude) perangkat bergerak, dan aplikasi ini membutuhkan koneksi internet.

Koneksi internet dibutuhkan untuk mengaktifkan fitur voice recognition dan untuk melakukan sinkronisasi data GPS dengan Google map.

3.3Gambaran Umum Sistem

Aplikasi mobile yang dikembangkan ini dapat membantu para penyandang tunanetra untuk dapat mengetahui informasi akan waktu dan lokasi secara mandiri. Aplikasi yang dibuat dilengkapi dengan fitur gesture detector, voice

STIKOM


(38)

recognition dan text to speech, ketiga fitur tersebut berfungsi sebagai alat input dan output bagi pengguna tunanetra.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem

Pada gambar 3.1 Proses dimulai ketika pengguna menyentuh layar dan menggerakkan jarinya, atau melakukan double tap. Pengguna tunanetra dapat mengetahui informasi waktu dan lokasi dengan cara menggunakan gerakan jari. Pendeteksian gerakan jari menggunakan fitur gesture detector, gerakan yang disimpan adalah gerakan ke atas, bawah, samping kanan, samping kiri, dan double

tap. Input suara digunakan pada fungsi menambah alarm saja. Dari gerakan jari

tersebut, aplikasi akan mendeteksinya dan kemudian aplikasi akan bereaksi sesuai dengan fungsi yang ada dalam aplikasi. Proses pendeteksian input suara pada fungsi menambah alarm menggunakan fitur voice recognition, fitur ini membutuhkan koneksi internet. Fitur ini digunakan untuk input waktu dan pesan pada jam alarm. Hasil output dari proses diatas berupa suara kepada pengguna

Internet Google

Speech Input Voice

Recognition

Cocok

Action

Text To Speech Speech Output

Gesture Detector Gerakan Jari

Calendar

Thread

STIKOM


(39)

yang berisikan tentang informasi waktu atau lokasi. Thread pada gambar 3.1 diatas berfungsi sebagai timer yang akan memberikan informasi waktu jam tiap periode (15 menit).

3.3.1 Fungsi Aplikasi

Fungsi aplikasi yang dibuat ini adalah memberikan informasi kepada pengguna tunanetra mengenai informasi waktu dan lokasi dimana ia berada berdasarkan data yang didapat dari GPS.

Informasi waktu berisikan hari, tanggal, dan jam didapatkan dari waktu sistem. Sedangkan informasi lokasi berisikan nama jalan/alamat yang didapatkan dari map server Google dengan bantuan sinkronisasi dari GPS.

Informasi waktu didapatkan dengan cara menggerakkan jari. Menggerakkan jari ke kiri berarti tanggal, menggerakkan jari ke atas berarti jam. Informasi waktu jam juga akan diinformasikan tiap periode. Informasi lokasi didapatkan dengan cara menggerakkan jari ke kanan. Ke bawah untuk bantuan. Yang terakhir adalah double tap untuk menambah alarm.

3.3.2 Memasukkan Suara

Pada aplikasi ini setelah melakukan double tap, tampilan voice recognizer

intent akan muncul dan pengguna dapat memassukkan input suara yang kemudian

akan dideteksi oleh voice recognition. Suara yang telah dideteksi kemudian akan diubah menjadi teks. Teks yang dihasilkan akan digunakan sebagai input waktu dan pesan pada alarm.

STIKOM


(40)

3.4Rancangan Aplikasi

Rancangan aplikasi ini akan memberikan gambaran dari aplikasi yang dibuat dengan menggunakan desain sistem yang berorientasi objek, yaitu UML, serta digambarkan menggunakan Star UML. Adapun desain yang dibuat antara lain:

a. Flowchart

b. Use Case Diagram

c. Flow of Event

d. Activity Diagram

e. Sequence Diagram

f. Class Diagram

g. CDM dan PDM

3.4.1 Flowchart

Agar dapat lebih memahami proses apa saja yang berjalan pada aplikasi maka dibuatlah flowchart yang berisikan detil tentang proses-proses apa saja yang ada dan dijalankan pada aplikasi.

Start

Membaca Gerakan Jari

Action

End

Thread

Text To Speech Voice Recognition

Gambar 3.2 Flowchart Utama Aplikasi

STIKOM


(41)

Pada gambar 3.2 dapat dilihat flowchart utama dari aplikasi. Dapat dilihat aplikasi memiliki beberapa proses utama yaitu mendeteksi gerakan jari, action,

voice recognition, text to speech, dan thread. Pada proses action terdapat 5 fungsi

utama aplikasi, yaitu penunjuk waktu tanggal, penunjuk waktu jam, penunjuk lokasi, menambah alarm, dan bantuan.

Start Sentuhan Mendeteksi tipe gerakan Swipe Double Tap Mendeteksi Tipe Swipe Menambah Alarm End Y Y Y N N Up Down Left Right Mengambil Waktu Jam Mengambil Waktu Tanggal Mengambil Lokasi Mengambil Bantuan Y Y Y Y End End N N N N N TTS Mendeteksi Sentuhan

Gambar 3.3 Flowchart Mendeteksi Gerakan Jari

STIKOM


(42)

Pada gambar sebelumnya dapat dilihat flowchart dari proses deteksi gerakan yang dilakukan pada layar sentuh. Dimulai dengan mendeteksi sentuhan pada layar, kemudian dilanjutkan dengan mendeteksi tipe gerakan. Ada dua tipe gerakan, yaitu gerakan double tap atau swipe. Gerakan swipe dibagi lagi menjadi 4, yaitu atas, bawah, kanan, dan kiri. Berdasarkan gerakan-gerakan tersebut fungsi-fungsi dari aplikasi akan dijalankan.

Start

Get x, x’ y, y’

xDistance = x - x’ yDistance = y - y’

Menentukan Jenis Swype velocityX>Min_Velocity && xDistance>Min_Distance x>x’ Siwpe Left Swipe Right velocityY>Min_Velocity && yDistance>Min_Distance y>y’ Swipe Up Swipe Down Y Y N Y Y N End N N

Gambar 3.4 Flowchart Mendeteksi Tipe Swipe

STIKOM


(43)

Pada gambar 3.4 dijelaskan bagaimana proses deteksi tipe gerakan swipe. Proses deteksi dilakukan dengan mengambil posisi awal sentuhan jari pada layar disimbolkan dengan x,y. Kemudian mengambil posisi akhir sentuhan jari disimbolkan dengan x’,y’. Setelah didapatkan keempat nilai tersebut, maka dilakukan perbandingan untuk menentukan arah gerakan jari pengguna.

Start

Get GPS Location Mendeteksi Perubahan Lokasi

Location Changed

Get Addresses Double Latitude, Double Longitude

String Address

Y

End N

TTS

Gambar 3.5 Flowchart Penunjuk Lokasi

Pada gambar diatas dapat dilihat proses dari penunjuk lokasi. Dimulai dengan pendeteksian perubahan lokasi. Jika ada perubahan, maka dilakukan pengambilan nilai altitude dan longitude, dengan menggunakan GPS receiver.

STIKOM


(44)

Setelah kedua nilai tersebut didapatkan. Maka dilakukan synchronize dengan Google Map untuk mendapatkan alamat dari lokasi tersebut.

Start

Thread.sleep=1000

Run

Mendeteksi periode 15 menit

Menit=15 && Detik =0

Mengambil Jam Sistem

String Jam Sistem

Y

N

TTS

Gambar 3.6 Flowchart Thread

STIKOM


(45)

Gambar diatas merupakan proses dari thread yang berfungsi untuk menginformasikan waktu jam tiap 15 menit.

Start Mendeteksi Double Tap Double Tap Mendeteksi Mode Mode +1

Mode = 1 Mode = 2 Mode = 3 Mode = 4 Mode = 5 Mode = 6 Mode = 7

Memasukkan Jam Memasukkan Menit Memasukkan Tahun Memasukkan Bulan Memasukkan Tanggal Memasukkan Pesan Menjalankan Voice Recognition Mendeteksi Swipe Swipe Up Swipe Down

Counter +1 Counter -1

Y Y Y Y Y Y Y

Y Y Menyimpan Alarm pada Calendar Mode=0 End TTS

N N N N N N

Gambar 3.7 Flowchart Menambah Alarm

STIKOM


(46)

Gambar diatas merupakan flowchart dari proses menambah alarm. Proses dilakukan secara berurutan mulai dari mode 1 sampai mode 7. Counter berfungsi untuk menaikkan nilai dan menurunkan nilai dari angka yang akan dimasukkan ke dalam alarm.

Start

Get system.date

Date

TTS

End

Gambar 3.8 Flowchart Mengambil Waktu Tanggal

Start

Get system.time

Time

TTS

End

Gambar 3.9 Flowchart Mengambil Waktu Jam

STIKOM


(47)

3.4.2 Use Case Diagram

Kemampuan aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pengguna digambarkan dalam use case diagram pada gambar berikut. Terdapat 1 aktor pada

use case tersebut, dan terdapat 5 buah use case, yaitu:

1. Voice Recognition

2. Penunjuk Waktu 3. Penunjuk Lokasi 4. Menambah Alarm 5. Bantuan

Gambar 3.10 Use Case Aplikasi Penunjuk Waktu dan Lokasi

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pengguna tunanetra dapat menggunakan aplikasi dengan cara memasukkan gerakan jari melalui layar sentuh. Gerakan tersebut akan dideteksi oleh use case gesture detector. Use case penunjuk waktu, penunjuk lokasi, menambah alarm, dan bantuan merupakan

System

Pengguna Tunanetra

Gesture Detector Penunjuk Waktu

Penunjuk Lokasi

Menambah Alarm

Voice Recognition

Bantuan

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<include>> <<extend>> Text To Speech

STIKOM


(48)

perluasan dari use case gesture detector. Dan use case voice recognition termasuk di dalam use case menambah alarm, karena otomatis dijalankan use case menambah alarm dijalankan dan digunakan sebagai alat input pada use case menambah alarm.

3.4.3 Flow of Event

Dari use case yang ada, dibutuhkan flow of event untuk menjelaskan spesifikasi proses/aliran yang terjadi pada tiap use case, serta untuk mendokumentasikan aliran logika dalam use case. Flow of event meliputi deskripsi singkat, kondisi awal, aliran kejadian utama, aliran kejadian alternatif, kondisi akhir. Flow of event yang dibuat adalah flow of event tuntuk use case penunjuk waktu, penunjuk lokasi, menambah alarm, dan bantuan.

A. Flow of Event untuk Use Case Penunjuk Waktu

Flow of event untuk use case penunjuk waktu tanggal dapat dilihat pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Flow of Event Penunjuk Waktu Tanggal

Deskripsi

Use case penunjuk waktu memungkinkan

pengguna untuk dapat mengetahui informasi waktu tanggal.

Kondisi Awal -

Kondisi Akhir Aplikasi berhasil memberi informasi waktu tanggal melalui media suara

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem 1

Use case dimulai

ketika pengguna menggerakkan jari ke kiri

Sistem memberikan informasi tanggal

STIKOM


(49)

Flow of event untuk use case penunjuk waktu jam dapat dilihat pada tabel

3.2.

Tabel 3.2 Flow of Event Penunjuk Waktu Jam

Deskripsi

Use case penunjuk waktu memungkinkan

pengguna untuk dapat mengetahui informasi waktu jam.

Kondisi Awal -

Kondisi Akhir Aplikasi berhasil memberi informasi waktu jam melalui media suara

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem 1

Use case dimulai

ketika pengguna menggerakkan jari ke atas

Sistem memberikan informasi jam

2

- Sistem

memberikan informasi jam tiap periode 15 menit

B. Flow of Event untuk Use Case Penunjuk Lokasi

Flow of event untuk use case penunjuk lokasi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Flow of Event Penunjuk Lokasi

Deskripsi Use case penunjuk lokasi memungkinkan pengguna untuk dapat mengetahui informasi lokasi.

Kondisi Awal -

Kondisi Akhir Aplikasi berhasil memberi informasi lokasi melalui media suara

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem 1

Use case dimulai

ketika pengguna menggerakkan jari ke arah kanan

Sistem memberikan informasi lokasi

C. Flow of Event untuk Use Case Menambah Alarm

Flow of event untuk use case menambah alarm dapat dilihat pada tabel 3.4.

STIKOM


(50)

Tabel 3.4 Flow of Event Menambah Alarm

Deskripsi Use case menambah alarm memungkinkan pengguna untuk dapat menambah alarm

Kondisi Awal -

Kondisi Akhir Aplikasi berhasil memasukkan waktu dan pesan alarm melalui media suara

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem

1

Use case dimulai

ketika pengguna melakukan double

tap

Sistem menjalankan proses input dan fitur

voice recognition,

sehingga pengguna dapat memasukkan waktu dan pesan alarm ke sistem

D. Flow of Event untuk Use Case Bantuan

Flow of event untuk use case bantuan dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Flow of Event Bantuan

Deskripsi Use case bantuan memberikan bantuan kepada pengguna melalui media suara

Kondisi Awal -

Kondisi Akhir Aplikasi berhasil memberi informasi bantuan melalui media suara

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem 1

Use case dimulai

ketika pengguna menggerakkan jari ke arah bawah

Sistem memberikan informasi bantuan

3.4.4 Activity Diagram

Dari use case yang ada dibutuhkan activity diagram untuk menjelaskan proses/aliran proses yang terjadi pada tiap use case.

A. Activity Diagram untuk Use Case Penunjuk Waktu

Proses pada gambar 3.11 dimulai dengan pengguna ingin mendapatkan informasi waktu tanggal dengan cara menggerakkan jari ke kiri. Gerakan jari akan dideteksi oleh gesture detector.

STIKOM


(51)

Gambar 3.11 Activity Diagram Penunjuk Waktu Tanggal

Sedangkan untuk mendapatkan informasi waktu jam pengguna dapat dilakukan dengan cara menggerakkan jari ke atas.

Gambar 3.12 Activity Diagram Penunjuk Waktu Jam

Pengguna Sistem

Memasukkan gerakan jari ke kiri [Gerakan jari]

Gesture Detector

Mencocokkan perintah

Mengambil tanggal sistem

[Text:tanggal sistem]

Text To Speech [Suara:tanggal]

Cocok Tidak Cocok

Pengguna Sistem

[Gerakan jari]

Gesture Detector

Mencocokkan perintah

Text To Speech Tidak Cocok

Mengambil jam sistem

[Text:jam sistem] Cocok

[Suara:jam] Memasukkan gerakan jari ke atas

STIKOM


(52)

Gambar 3.13 Activity Diagram Pengingat Waktu Jam (Thread)

B. Activity Diagram untuk Use Case Penunjuk Lokasi

Proses pada gambar 3.14 dimulai ketika pengguna ingin mendapatkan informasi akan lokasi dimana ia berada dengan menggerakkan jari ke arah kanan.

Gesture detector akan mencocokkan gerakan jari tersebut dengan fungsi yang ada.

Sistem akan mengambil data alamat melalui Google map, dengan bantuan data dari GPS.

Sistem Pengguna

Thread Runner Mencocokkan Menit

Mengambil jam sistem

[Text:jam sistem]

Text To Speech [Suara:jam]

15 menit tidak cocok

STIKOM


(53)

Gambar 3.14 Activity Diagram Penunjuk Lokasi

C. Activity Diagram untuk Use Case Menambah Alarm

Proses pada gambar 3.15 dimulai dengan pengguna melakukan double tap pada layar. Voice recognition akan muncul dan pengguna diminta memasukkan waktu dan pesan alarm.

Pengguna Sistem

[Gerakan jari]

Gesture Detector

Mencocokkan perintah

Text To Speech

Tidak Cocok

Mengambil data GPS

[Data:altitude,longitude]

Mencari di google map

[Teks:alamat]

[Suara:alamat] Memasukkan gerakan jari ke kanan

STIKOM


(54)

Gambar 3.15 Activity Diagram Menambah Alarm

D. Activity Diagram untuk Use Case Bantuan

Proses pada gambar 3.16 dimulai ketika pengguna menginginkan bantuan dari sistem, dengan cara menggerakkan jari ke bawah. Sistem akan memberikan bantuan dalam bentuk suara kepada pengguna.

Pengguna Sistem

[Gerakan jari]

Gesture Detector

Mencocokkan perintah

Tidak Cocok Tampilan Voice Recognizer Intent

[Suara:waktu,pesan] Memasukkan waktu dan pesan

Voice Recognizer

[Text:waktu,pesan]

Memasukkan waktu dan pesan ke Calendar Android

[Text:Sukses] [Teks:Gagal]

Text To Speech [Suara:Informasi]

Sukses

Gagal Memasukkan gerakan jari double tap

STIKOM


(55)

Gambar 3.16 Activity Diagram Bantuan

3.4.5 Sequence Diagram

A. Sequence Diagram untuk Use Case Penunjuk Waktu

Pada gambar 3.17 dan 3.18 dimulai dengan pengguna menggerakkan jari ke kiri untuk tanggal dan ke kanan untuk jam. Proses berikutnya gesture detector yang akan mendeteksi gerakan jari tersebut. Kemudian sistem akan mengambil waktu tanggal atau jam pada sistem dan merubahnya menjadi bentuk suara dengan fitur text to speech. Sedangkan untuk pengingat waktu pada gambar 3.19 akan otomatis berjalan setiap periode 15 menit.

Pengguna Sistem

[Gerakan jari]

Gesture Detector

Mencocokkan perintah

Text To Speech Tidak Cocok Memasukkan gerakan jari ke bawah

Mengambil Bantuan

[Teks:Bantuan]

[Suara:Bantuan]

STIKOM


(56)

Gambar 3.17 Sequence Diagram Penunjuk Waktu Tanggal

Gambar 3.18 Sequence Diagram Penunjuk Waktu Jam

Gambar 3.19 Sequence Diagram Pengingat Waktu Jam (Thread) : Pengguna

Gesture Detector Sistem Text To Speech

1 : Gerakan Jari ke kiri()

2 : Mencocokkan gerakan jari()

3 : Mengambil Tanggal Sistem()

4 : Teks:Tanggal sistem()

5 : Suara:Tanggal sistem()

: Pengguna

Gesture Detector Sistem Text To Speech

1 : Gerakan jari ke atas()

2 : Mencocokkan gerakan jari() 3 : Mengambil jam sistem()

4 : Text:Jam sistem()

5 : Suara:Jam sistem()

: Pengguna

Thread Sistem Text To Speech

1 : Mengambil Jam Sistem()

2 : Integer: Jam Sistem() 3 : Mencocokkan Menit()

4 : Teks:Jam Sistem()

5 : Suara: Jam Sistem()

STIKOM


(57)

B. Sequence Diagram untuk Use Case Penunjuk Lokasi

Pada gambar 3.20 dimulai ketika pengguna menggerakkan jari ke kanan pada layar. Gerakan yang dideteksi oleh gesture detector, akan dicocokkan. Jika sesuai sistem akan mengambil data GPS dan mencocokkannya dengan data yang ada pada Google map. Data teks alamat yang didapatkan kemudian dirubah menjadi bentuk suara oleh text to speech

Gambar 3.20 Sequence Diagram Penunjuk Lokasi

C. Sequence Diagram untuk Use Case Menambah Alarm

Pada gambar 3.21 dimulai dengan pengguna melakukan double tap pada layar. Voice recognizer yang dipanggil oleh voice recognition menampung dan menerjemahkan waktu dan pesan alarm. Maka proses selanjutnya adalah mengirimkan data waktu dan pesan alarm ke Android calendar.

Gambar 3.21 Sequence Diagram Menambah Alarm : Pengguna

Gesture Detector GPS Receiver Google Map Text To Speech

1 : Gerakan jari ke kanan()

2 : Mencocokkan gerakan() 3 : Mendapatkan lokasi()

4 : get altitude and longaltitude() 5 : altitude dan longitude()

6 : mencocokkkan dengan db map() 7 : Teks:Lokasi() 8 : Suara:Lokasi()

: Pengguna

Gesture Detector Voice Recognition Calendar Text To Speech

1 : Gerakan jari ke kanan()

2 : Mencocokkan gerakan() 3 : call voice recognizer()

4 : Tampilan voice recognizer() 5 : Suara:waktu dan pesan alarm()

6 : Set pesan dan waktu alarm()

7 : Text:Informasi() 8 : Suara:Informasi()

STIKOM


(58)

D. Sequence Diagram untuk Use Case Bantuan

Pada gambar 3.22 dimulai ketika pengguna menggerakkan jari ke bawah ketika menyentuh layar, kemudian sistem akan memberikan bantuan dalam bentuk suara hasil terjemahan dari text to speech.

Gambar 3.22 Sequence Diagram Bantuan

3.4.6 Class Diagram

Gambar 3.23 Class Diagram

Class Voice Recognition digunakan untuk memproses suara pengguna

menjadi bentuk teks, sehingga teks yang berisikan waktu dan pesan alarm tersebut digunakan untuk input pada Android calendar. Class Mengambil Waktu

: Pengguna

Text To Speech

Gesture Detector Bantuan

1 : Gerakan Jari ke bawah()

2 : Mencocokkan gerakan() 3 : get bantuan()

4 : Teks:Bantuan()

5 : Suara:Bantuan()

Text To Speech

+setLocale(locale: String) +tts.Speak(Text: String) Gesture Detector +onSwipe(Direction: int) +onDoubleTap() Voice Recognition +setLanguage(languageLString) +setLanguageModel() +StartVoiceRecognition() Lokasi +retrieveLocation() +UpdateWithNewLocation() Calendar

+pushAppointmentsToCalender(Activity curActivity, String title, String addInfo, String place, int status, long startDate, boolean needReminder, boolean needMailService) +getDate()

Bantuan

+getBantuan()

Google Map

+locale.getdefault()

+getFromLocation(latitude, longitude, 1) +getAddressLine() +getLocality() +getPostalCode() +getCountryName() Form +setHeight() +setWidth() +setJudul() +setKeterangan() +onDraw(canvas) Thread +run() Menambah Alarm, +counter() +Mode() Mengambil Waktu +getDate +detTime

STIKOM

SURABAYA


(59)

digunakan untuk mengambil waktu tanggal atau jam pada sistem. Class Lokasi berfungsi untuk mengambil data altitude dan longitude pada GPS receiver dan mengirimkannya ke Google map, class Google map kemudian mencocokkannya dan mendapatkan nilai alamatnya. Class Bantuan berfungsi untuk memberikan bantuan kepada pengguna. Class Form berfungsi sebagai pengatur tampilan layar dan juga berguna sebagai penyedia tempat dan nilai posisi gerakan jari untuk class

gesture detector. Class gesture detector berfungsi untuk mendeteksi gerakan jari

pengguna pada layar, kemudian berdasarkan gerakan tersebut fungsi aplikasi akan dijalankan. Class text to speech berfungsi sebagai penerjemah dari bentuk teks hasil dari class lain menjadi bentuk suara. Class thread digunakan sebagai timer yang berfungsi untuk menjalankan fungsi penunjuk waktu jam dengan periode 15 menit.

3.4.7 Entity Relationship Diagram A. Conceptual Data Model (CDM)

Gambar 3.24 Conceptual Data Model (CDM)

EVENT_ID CALENDAR_ID CALENDAR NAME CALENDAR_DISPLAY_NAME VISIBLE SYNC_EVENTS EVENTS CALENDAR_ID ORGANIZER TITLE EVENT_LOCATION DESCRIPTION DTSTART DTEND EVENT_TIMEZONE EVENT_END_TIMEZONE DURATION ALL_DAY RRULE RDATE AVAILABILITY GUEST_CAN_MODIFY GUEST_CAN_INVITE_OTHERS GUEST_CAN_SEE_GUEST REMINDERS EVENT_ID MINUTES METHOD

STIKOM

SURABAYA


(60)

B. Physical Data Model (PDM)

Gambar 3.25 Physical Data Model (PDM)

3.5Desain Input Output

Setelah melakukan perancangan aplikasi, tahap selanjutnya adalah membuat desain input/output. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat desain input output untuk tampilan adalah Microsoft Visio 2007.

Dikarenakan pengguna adalah para penyandang tunanetra, maka penekanan desain input dan output pada aplikasi ini lebih kepada tiga fitur yang digunakan untuk berinteraksi dengan pengguna tunanetra. Fitur-fitur tersebut adalah gesture detector, text to speech, dan voice recognition.

Gambar 3.26 dibawah merupakan tampilan aplikasi ketika dijalankan. Dan merupakan satu-satunya tampilan yang ada. Untuk menjalankan fungsi dari aplikasi yang ada. Pengguna cukup menyentuh layar dan menggerakkan jari sambil menyentuh layar kearah kiri untuk mengetahui waktu tanggal, arah atas

CALENDAR_ID = CALENDAR_ID NAME = NAME

CALENDAR

NAME long varchar CALENDAR_DISPLAY_NAME long varchar VISIBLE numeric(1) SYNC_EVENTS numeric(1)

EVENTS

CALENDAR_ID integer NAME long varchar ORGANIZER long varchar TITLE long varchar EVENT_LOCATION long varchar DESCRIPTION long varchar DTSTART timestamp

DTEND timestamp

EVENT_TIMEZONE long varchar EVENT_END_TIMEZONE long varchar DURATION long varchar ALL_DAY numeric(1) RRULE long varchar RDATE long varchar AVAILABILITY numeric(1) GUEST_CAN_MODIFY numeric(1) GUEST_CAN_INVITE_OTHERS numeric(1) GUEST_CAN_SEE_GUEST numeric(1) REMINDERS EVENT_ID integer CALENDAR_ID integer MINUTES time METHOD long varchar

STIKOM


(61)

untuk mengetahui waktu jam, ke arah kanan untuk mengetahui lokasi, ke arah bawah untuk mengaktifkan bantuan, dan double tap untuk menambah alarm.

Semua informasi akan dibacakan dengan menggunakan fitur text to

speech. Khusus untuk fungsi menambah alarm, dimana terdapat input untuk pesan

alarm. Suara pengguna akan dirubah menjadi bentuk teks menggunakan voice

recognition. Kemudian teks tersebut digunakan sebagai pesan dalam alarm.

Suara informasi dibacakan oleh text to speech pada aplikasi untuk informasi waktu tanggal, contoh “17 Agustus 2012”, maka akan dibacakan “seventeen august two thousand twelve”. Untuk informasi waktu jam, contoh

“12.15”, maka akan dibacakan “twelve fifteen”. Untuk informasi lokasi akan ditambahkan kalimat “your current position is” sebelum teks lokasi yang didapatkan. Untuk menambah alarm setelah melakukan double tap. Pengguna diminta untuk memasukkan jam, menit, tahun, bulan, tanggal, dan pesan alarm. Selain pesan alarm, proses input menggunakan bantuan fitur gesture detector, dengan cara menggerakkan jari kebawah untuk menaikkan nilai dan keatas untuk menurunkan nilai.

Layar

Gambar 3.26 Desain Halaman Utama

STIKOM


(62)

3.6Desain Uji Coba

Pengujian pada desain uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui apakah fungsi-fungsi yang telah dimiliki oleh aplikasi penunjuk waktu dan lokasi untuk penyandang tunanetra pada perangkat bergerak berbasis Android ini telah dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapaun berbagai desain uji coba dari fungsi-fungsi yang diujikan antara lain :

A. Desain Uji Coba Fungsi Menjalankan Aplikasi Setelah Booting Up

Tabel 3.6 Desain Uji Coba Fungsi Aplikasi Setelah Booting Up

Test Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan Status 1 Menjalankan aplikasi setelah booting up Menyalakan smartphone Aplikasi berjalan setelah smartphone selesai booting up

B. Desain Uji Coba Fungsi Penunjuk Waktu

Tabel 3.7 Desain Uji Coba Fungsi Penunjuk Waktu

Test Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan Status 2 Meminta informasi waktu “jam” Menggerakkan jari ke kiri pada layar

Muncul suara berisikan informasi mengenai waktu jam 3 Meminta informasi waktu “jam”

- Muncul suara

berisikan informasi mengenai waktu jam dengan periode 15 menit 4 Meminta informasi waktu “tanggal” Menggerakkan jari ke kanan pada layar

Muncul suara berisikan informasi waktu tanggal

STIKOM


(63)

C. Desain Uji Coba Fungsi Penunjuk Lokasi

Tabel 3.8 Desain Uji Coba Fungsi Penunjuk Lokasi

Test Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan Status 5 Meminta informasi lokasi Menggerakkan jari ke kanan pada layar

Muncul suara berisikan informasi lokasi

D. Desain Uji Coba Fungsi Menambah Alarm

Tabel 3.9 Desain Uji Coba Fungsi Menambah Alarm

Test Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

Status

6

Menambahkan alarm

Double tap pada layar dan pengguna dapat memasukkan pesan suara Voice Recognizer tampil. Alarm pada Android Calendar bertambah

E. Desain Uji Coba Fungsi Bantuan

Tabel 3.10 Desain Uji Coba Fungsi Bantuan

Test Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan Status 7 Meminta Bantuan Menggerakkan jari ke bawah pada layar Suara informasi bantuan berisikan informasi fungsi aplikasi

STIKOM

SURABAYA


(64)

F. Desain Uji Coba Tingkat Cepat Tangkap GPS

Tabel 3.11 Desain Uji Coba Tingkat Cepat Tangkap GPS

Test Case ID Tempat Uji Coba Waktu Tangkap

8 Lapangan tanpa halangan

9 Lapangan dengan halangan

gedung di sekitar

10 Di dalam gedung 1 tingkat

11 Di dalam gedung 2 tingkat

12 Di dalam gedung 3 tingkat

G. Desain Uji Coba Tingkat Akurasi Alamat Google Map

Tabel 3.12 Desain Uji Coba Tingkat Akurasi Alamat Google Map

Test Case ID Tempat Uji Coba Terdeteksi

13 14 15 16 17

H. Desain Uji Coba Tingkat Akurasi GPS

Tabel 3.13 Desain Uji Coba Tingkat Akurasi GPS Test Case

ID

Tempat Uji Coba Terdeteksi

Selisih Latitude Longitude Latitude Longitude

18 19 20 21 22

I. Desain Uji Coba Tingkat Akurasi Voice Recognition Dalam Kebisingan

Tabel 3.14 Desain Uji Coba Tingkat Akurasi Voice Recognition

Test Case ID Tingkat Kebisingan Terdeteksi

18 20 db

23 30 db

24 40 db

25 50 db

STIKOM


(65)

26 60 db

27 70 db

28 80 db

29 90 db

30 100 db

STIKOM


(66)

60 4.1. Implementasi

Untuk mengimplementasikan dan menjalankan Aplikasi Penunjuk Waktu dan Lokasi Untuk Penyandang Tunanetra, dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi tertentu agar aplikasi yang telah dibuat dapat dijalankan dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat keras dan lunak adalah sebagai berikut.

4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras

Aplikasi ini dapat dijalankan pada perangkat bergerak (smartphone) Android. Adapun spesifikasi minimal yang harus dimiliki adalah:

1. Support HSDPA dan Wifi

2. Internal Memory 50MB

3. CPU 1GHz 4. RAM 50MB 5. Layar touchscreen 6. GPS receiver 7. Loudspeaker

4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk dapat mengembangkan aplikasi ini adalah:

STIKOM


(67)

1. Android versi 2.3 (gingerbread) 2. Android SDK

3. Eclipse Indigo Service Release 2 4. Google Voice Search

4.2. Pembuatan Program

Aplikasi Penunjuk Waktu dan Lokasi Bagi Penyandang Tunanetra ini dibangun dengan menggunakan Android SDK dan text editor Eclipse Indigo

Service Release 2. Kode program disimpan dalam bentuk file dengan ekstensi

*.java untuk source code dan *.xml untuk menyimpan style tampilan layar. Kemudian kedua file tersebut di-compile dengan menggunakan Android SDK. Kemudian kedua file tersebut dibuat menjadi satu package file dengan ekstensi *.apk. File *.apk ini yang nantinya dipakai untuk meng-install dan menjalankan aplikasi tersebut di dalam smartphone Android.

4.3. Implementasi Sistem

Setelah kebutuhan sistem terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rancangan sistem ke dalam aplikasi. Aplikasi ini terbagi dalam beberapa modul, yaitu modul penunjuk waktu yang terbagi menjadi dua bagian ,yaitu penunjuk waktu jam dan penunjuk waktu tanggal, kemudian modul penunjuk lokasi, dan modul untuk menambah alarm.

STIKOM


(68)

4.3.1. Implementasi Tampilan Utama

Gambar 4.1 Tampilan Utama

Pada saat aplikasi dijalankan tampilan yang muncul adalah seperti gambar 4.1 diatas. Tampilan ini tidak banyak menampilkan grafis, karena digunakan untuk pengguna tunanetra. Maka interaksi yang digunakan adalah berupa sentuhan dan suara.

Tampilan utama ini menerapkan sistem gesture detector. Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi gerakan jari dari pengguna. Gerakan jari tersebut kemudian digunakan sebagai dasar perintah kerja bagi aplikasi. Jenis gerakan yang dideteksi adalah keatas, kebawah, kesamping kiri dan kanan, serta double

tap.

Selain gesture detector fitur lain yang diterapkan adalah penggunaan text

to speech, yang digunakan sebagai media output suara.

STIKOM


(69)

Gambar 4.2 Proses Gesture Detector

Pada gambar 4.2 dapat dilihat rangkaian kode dari proses gesture detector, yang berisikan perintah-perintah untuk mendeteksi gerakan jari pengguna. Fungsi onFling() berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya sentuhan pada layar

smartphone. Dengan menghitung selisih nilai xDistance dan yDistance, maka

dapat ditentukan jenis gerakan jari oleh pengguna. Sedangkan fungsi DoubleTap() berfungsi untuk mendeteksi apakah ada sentuhan double tap pada layar oleh pengguna.

STIKOM


(1)

79

26 60 db Tidak Sesuai Pembicaraan pada jarak 3 kaki 27 70 db Tidak Sesuai Ringtone handphone

28 80 db Tidak Sesuai Alarm mobil

29 90 db Tidak Sesuai Mesin pabrik

30 100 db Tidak Sesuai Tabrakan kendaraan

Pada tabel 4.9 yang berisikan hasil uji coba tingkat akurasi voice recognition, diketahui bahwa voice recognition akan mengalami kegagalan jika tingkat kebisingan di sekitar lokasi mencapai 60 db keatas, atau setara dengan ada orang yang berbicara pada jarak 3 kaki.

4.4.2 Uji Coba Aplikasi Pada Pengguna

Untuk mengetahui apakah aplikasi telah memenuhi atau telah sesuai dengan keinginan para pengguna tunanetra, maka dilakukan pengujian aplikasi terhadap pengguna tunanetra. Data pengguna terdapat pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Data Pengguna

No Nama Pengguna Umur

1 Pengguna 1 22

2 Pengguna 2 17

3 Pengguna 3 30

4 Pengguna 4 22

5 Pengguna 5 20

Pengujian ini dilakukan secara wawancara langsung kepada 5 orang penyandang tunanetra. Identitas asli pengguna tidak dituliskan untuk menjaga hak privasi mereka. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 6 poin pertanyaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi. Hasil wawancara kemudian diubah menjadi berupa poin atau angka dengan ketentuan penilaian menggunakan angka 1 sampai 5. Angka 5 untuk sangat bagus, angka 4 untuk bagus, angka 3 untuk biasa saja, angka 2 untuk jelek, dan angka 1 untuk sangat

STIKOM


(2)

80

jelek. Tabel 4.11 dibawah nerupakan hasil rekapitulasi dari wawancara yang dilakukan..

Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Wawancara No Pertanyaan

Penilaian Rata-rata Pengguna 1 Pengguna 2 Pengguna 3 Pengguna 4 Pengguna 5 1 Kemudahan sensor gerakan jari

5 4 4 5 4 4.4

2

Kejelasan suara penunjuk waktu

5 3 4 3 5 4

3

Kejelasan suara penunjuk lokasi

4 3 3 3 4 3.4

4

Kejelasan suara menambah alarm

4 4 3 3 4 3.6

5

Kemudahan menambah alarm

4 3 3 4 3 3.4

6 Kejelasan

suara bantuan 5 4 5 4 4 4.4

Rata-rata keseluruhan 3.87

Pada tabel 4.11 berisikan data hasil kuesioner pada pengguna tunanetra, diketahui bahwa aplikasi secara keseluruhan mendapatkan nilai di atas normal dan mendekati baik, yaitu 3,87. Nilai tersebut didapatkan dengan merata-rata semua nilai yang diberikan oleh pengguna pada kuesioner.

4.4.3 Analisis Hasil Uji Coba Aplikasi

Berdasarkan pada hasil dari pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan dari hasil uji coba keseluruhan bahwa aplikasi layak untuk digunakan oleh para penyandang tunanetra. Semua fungsi aplikasi telah diuji coba dan output yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapkan. Dari uji coba fungsi aplikasi

STIKOM


(3)

81

didapatkan bahwa GPS tidak dapat menangkap sinyal, jika berada di dalam gedung lebih dari 2 tingkat. Selain itu, diketahui juga bahwa GPS mempunyai tingkat akurasi terbaik 3 meter. Fungsi voice recognition hanya dapat berjalan dengan baik jika tingkat kebisingan kurang dari 60 db. Pada uji coba pada pengguna didapatkan nilai rata-rata keseluruhan dari aplikasi sebanyak 3.87 yang termasuk di atas normal, dan mendekati kriteria baik. Pada nilai rata-rata tiap fungsi aplikasi, kemudahan menambah alarm dan kejelasan suara penunjuk lokasi mendapatkan nilai yang terendah, yaitu sebanyak 3.4. Sedangkan nilai tertinggi, yaitu sebanyak 4.4 diperoleh oleh kemudahan sensor gerakan jari dan kejelasan suara bantuan. Kejelasan suara penunjuk waktu mendapatkan nilai sebanyak 4, sedangkan kejelasan suara menambah alarm hanya mendapatkan nilai sebanyak 3.6.

STIKOM


(4)

82

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi penunjuk waktu dan aplikasi untuk penyandang tunanetra pada perangkat bergerak berbasis Android sesuai dengan hasil uji coba adalah aplikasi dapat memberikan informasi waktu dan lokasi dengan menggunakan interaksi media suara. Aplikasi berdasarkan uji coba, juga dikatakan bahwa mampu untuk berinteraksi dengan pengguna tunanetra dengan menggunakan media suara dan sensor gerakan jari sebagai media interaksinya. Dengan menggunakan kedua media tersebut pengguna tunanetra juga dapat menambah alarm sesuai dengan keinginannya.

5.2Saran

Jika suatu saat aplikasi ini akan dikembangkan lebih jauh lagi, maka saran yang dapat diberikan adalah memperbaiki kejelasan suara pada peunujuk lokasi dan menambahkan fungsi pemanggil dengan menggunakan fitur voice recognition. Sehingga pengguna tunanetra dapat melakukan panggilan melalui perintah suara. Selain itu dapat juga ditambahkan fitur mengubah dan menghapus alarm. Engine text to speech dapat ditambahkan untuk yang dapat berbahasa Indonesia, sehingga lebih memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi.

STIKOM


(5)

83

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutomo, 2010, Pembaca Ke Bentuk Suara (Text To Speech), http://aghiez24.wordpress.com/2010/10/09/pembaca-ke-bentuk-suara-text-to-speech/. Diakses tanggal 1 Mei 2012

Allen, Jonathan; Hunnicutt, M. Sharon; Klatt, Dennis, 1987. From Text to Speech: The MITalk system. Cambridge University Press.

Davis, Gordon B., Olson, Margrethe H., 1985, Management Information Systems Conceptual Foundations, Structure, and Development, Second Edition, McGraw-Hill International Editions, Singapore.

Developers, Android, 2010, Android SDK Docs. http://www.android.com/, diakses tanggal 5 Juli 2012.

Hoffer, Jeffrey A., Prescott, Marry B., McFadden, Fred R., 2007, Modern Database Management, Eight Edition, Person Education International, New Jersey.

Janet M. Baker, Li Deng, James Glass, Sanjeev Khudanpur, Chin-Hui Lee, Nelson Morgan, Douglas O’Shaughnessy, 2009. Research Developments and Directions in Speech Recognition and Understanding, Part 1., http://research.microsoft.com/pubs/80528/SPM-MINDS-I.pdf, diakses tanggal 1 Mei 2012.

John Pierce (1969). "Whither Speech Recognition". Journal of the Acoustical Society of America.

KBI, _____, Tunanetra. http://kamusbahasaindonesia.org/tunanetra, diakses tanggal 1 Mei 2012.

Nazruddin Safaat H., 2011, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android, Bandung.

Parkinson, B.W., 1996, Global Positioning System: Theory and Applications, chap. 1: Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System. pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington, D.C.

Roger Clarke, 1995, Information Systems, 5 Maret 1995, URL : http://www.rogerclarke.com/SOS/ISDefn.html

Romeo, 2003, Testing dan Implementasi Sistem, Edisi Pertama, STIKOM, Surabaya.

STIKOM


(6)

84

Santosa, Insap, 1994, Grafika Komputer dan Antarmuka Grafis Teknik Penyusunan Program Aplikasi Berbasis Grafis Yang Profesional, Andi Offset, Yogyakarta.

SLB Kartini Batam, _____, Pengertian dan Macam Tunanetra. http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih=hal&id=72, diakses tanggal 1 Mei 2012.

Sproat, Richard W., 1997. Multilingual Text-to-Speech Synthesis: The Bell Labs Approach. Springer

Stephanus Hermawan S., 2011, Mudah membuat Aplikasi Android, Andi, Yogyakarta.

STIKOM