lebih siap untuk membentuk takdir kehidupannya. Keputusan terbaik diambil berdasarkan identitas individu akan ditindaklanjuti dengan perilaku
Bastaman, 2001. Moordiningsih dan Faturochman 2000 menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pernyataan rasional berlandaskan
hokum, disesuaikan dengan kenyataan yang ada dan ditampilkan secara cerdas serta bijaksana. Diawali dengan proses rancangan pemikiran dan tindakan
yang berasal dari alternative pilihan sikap serta mengacu pada pemecahan masalah.
Penelitian ini penting dilakukan karena masalah waria merupakan masalah sosial. Pengambilan keputusan bagi individu untuk menjadi waria
akan kembali pada kodrat sebagai laki-laki dapat membentuk identitas diri individu yang menyadari identitas dirinya sebagai waria akan berusaha
melakukan hubungan dengan lingkungan secara harmonis.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengambilan keputusan seseorang menjadi waria, dengan rincian tujuan, yaitu
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menjadi waria serta persoalan-persoalan yang muncul setelah menjadi waria.
C. Kajian Teori
Untuk menentukan apakah seseorang itu mempunyai gangguan identitas jenis transeksualisme, Hawari 1997 menetapkan kriteria diagnostik sebagai
berikut: a terdapat perasaan tidak senang atau discomfort dan tidak sesuai terhadap alat kelaminnya, b keinginan untuk menghilangkan alat kelaminnya
dan hidup sebagai lawan jenis, c gangguan ini terjadi terus menerus tidak terbatas dalam periode stress, paling sedikit selama 2 tahun, d tidak ada
keadaan abnormalitas genetik, e tidak disebabkan oleh gangguan jiwa lainnya. Lebih lanjut Seymour Prestyowati, 2003 menanggapi perilaku waria
yang senang berpakaian dan berdandan sebagai wanita dengan membagi
perilaku waria dalam 2 tipe: a Waria eksibiotionis yaitu wadam atau waria yang berdandan, dengan maksud untuk menonjolkan diri dan beroperasi di
pinggir jalan untuk mencari kepuasan seks. b Waria non eksibiotionis adalah wadam atau waria yang hanya terbatas pada laku, berpakaian jenis kelamin
sebagai pemuasan kebutuhan psikologis.
Menurut Nazir 1988:21 “teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natural yang ingin diteliti”.
Dibutuhkan penelaah yang cukup untuk mendalami proses menjadi pria transeksual waria dalam perspektif nilai-nilai moral sosial: Proses, Faktor
dan Persoalan yang muncul setelah menjadi waria. Hal tersebut dipaparkan dalam kajian teori sebagaimana uraian berikut ini.
1. Pengertian proses pengambilan keputusan menjadi waria
Beach dan Connolly dalam Ardiyanti dan Priambodo, 2005 berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari suatu
peristiwa yang meliputi diagnose, seleksi tindakan, dan implementasi. Definisi lain tentang pengambilan keputusan juga dikemukakan oleh
Nigro Ardiyanti dan Priambodo, 2005 bahwa keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap salah satu alternative yang memungkinkan dalam
suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan. Moordiningsih dan Faturochman 2000, berpendapat bahwa
pengambilan keputusan dalam pemahaman luas, dapat disamakan dengan pemecahan masalah problem solving.Pengambilan keputusan dalam
definisi lebih sempit dinyatakan sebagai kegiatan-kegiatan internal mental dalam melakukan pilihan dari beberapa alternative.Pengambilan
keputusan dalam pengertian yang lebih lengkap mencakup pula penerapan atau konsekuensi secara nyata dari keputusan yang diambil.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menjadi waria
Nigro Ardiyanti dan Priambodo, 2005 menyatakan bahwa keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang
memungkinkan dalam posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan.Carmasi 2006 menambahkan bahwa keputusan atau pilihan