METODE PENELITIAN 36 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 KESIMPULAN DAN SARAN 69

4.1.1.4 Observasi I 53 4.1.1.5 Analisis Data I 54 4.1.1.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Guru I 54 4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar I 56 4.1.1.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I 58 4.1.2 Siklus II 59 4.1.2.1 Permasalahan II 59 4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah IIPerencanaan Tindakan II 59 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 60 4.1.2.4 Observasi II 64 4.1.2.5 Analisis Data II 64 4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Guru I 64 4.1.2.5. Analisis Data Tes Hasil Belajar II 65 4.1.2.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II 66 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69

5.1 Kesimpulan 69 5.2 Saran 69 DAFTAR PUSTAKA 70 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Lima Kategori Hasli Belajar 18 Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran 20 Tabel 2.3 Perbedaan Kelompok Belajar Koopersatif dengan Kelompok belajar konvensional 23 Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 46 Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 54 Tabel 4.9 Deskripsi Tes Hasil Belajar siklus I 56 Tabel 4.12 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 64 Tabel 4.13 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II 66

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterempalin dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara UUSPN No. 20 tahun 2003. Hamalik 2011:1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sector ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia pendidikan meliputi pendidikan di tingkat perguruan tinggi, SMA, SMP, dan SD. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang maju maka harus dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan tersebut. Mutu pendidikan dikatakan baik jika proses belajar mengajar di semua jenjang tersebut benar-benar efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai kemampuan intelektual, sikap, dan keterampilan yang diharapkan. Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas belajar, pemanfaatan waktu, dan penggunaan metode belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat karena cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hamalik 2011:9 menyatakan bahwa tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaran pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, danatau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pendidiktenaga pengajar yang tugasnya adalah mengajar. Hal ini juga sejalan dengan yang diungkapkan Slameto 2010:97 bahwa : Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Senada dengan hal diatas, Rusman 2011:73 mengemukakan bahwa : Tugas guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan generasi manusia, sehingga kita sering mendengar tuntutan dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan kondisi masyrakat ideal di masa mendatang. Guru sangatlah berperan penting terhadap hasil belajar siswa, oleh sebab itu, guru harus mampu membuat siswa berhasil dalam belajar. Sagala 2009:57 menyatakan bahwa : Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini : 1 kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal iniditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif ; 2 menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) VARIASI I UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI 13 MALANG

0 21 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/

0 9 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 3 MIJEN KUDUS

0 1 23