Perbandingan tingkat kecenderungan frustrasi dan dan efikasi diri antara penghafal al-Qur'an pria dan wanita

PERBANDINGAN TINGKAT KECENDERUNGAN FRUSTRASI
DAN EFIKASI DIRI ANTARA PENGHAFAL AL-QUR'AN
PRIA DAN WANITA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakullas Psikologi Unluk Memenuhi Syaral-syaral
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

YUDHISYARIEF
NIM : 102070025941

Di Bawah Bimbingan :

Pembimb' 9 I

Pembimbing II

Neneng Tali S ialL M.Si. Psi
NIP. 150.300.679


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1427/2006 H

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Perbandingan Tingkat Kecenderungan Frustrasi
dan Efikasi Diri Antara Penghafal al-Qur'an Pria dan Wanita" telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Nopember 2006. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi.
Jakarta, 22 Nopember 2006

Sidang Munaqasyah
Sekretaris merangkap anggota,

M.Si


Anggota
Penguji I,

Nセ

I',

セO

Pembimbing II,

ャo セ

ujib. M.Ag
NIP. 150.238.344

Neneng Tati
miati, M.Si. Psi
NIP. 150.300.679


Motto

"Banyak muka pada hari itu berseri·seri. Merasa senang karena usahanya.
Dalam surga yang tinggi. Tidak kamu dengar didalamnya perkataan yang
tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada
tahia·tallta yang ditinggikan, dan gelas·gelas yang terletak (di dekatnya),
dan bantal·bantal sandaran yang tersusun, dan permadani·permadani yang
terhampar."
·Q.S. Al·Ghaasyiyah/88 :8·16·
"Sebaik·baik kalian adalah yang mempelajari dan mengajarkan a1·Qur'an"
·HR. Bukhari dan Muslim·
Hidup didalam naungan al·Qur'an itu nikmat
·Sayyid Qutub·
Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah
jatuh, melainkan karena kita bangkit setiap kali jatuh.
·Confusius·

S RvLps セ セ セMNiv

RU:p ers ev"d) III VI Rill VI.- k'.ep IIId III


A kjlll VI III Vl.-d III dill VI.- 、MNャvu「セ

III tersill kjlll Vl.-g

Sertlll k'.1Il k'.1Il k'. dill VI.- Sill VI III bllltk'.u

te ャエMNvセL」イ

ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi
(B) Nopember 20061 Syawal1427 H
(C) Yudhi Syarief
(D) Perbandingan Tingkat Kecenderungan Frustrasi dan Efikasi Diri
antara Penghafal AI·Qur'an Pria dan Wanita
(E) xi + 99 halaman
(F) Penghafal al-Our'an dalam mencapai tujuannya mendapatkan halangan
dan rintangan, sebagai penghafal al-Our'an mempunyai tugas dan
kewajiban dalam menunjang hafalan al-Our'annya. Frustrasi timbul
karena terhambat mencapai tujuan, dan efikasi diri berperan

sejauhmana menilai kemampuan diri dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria
dan wan ita. Pendekatan yang digunakan kuantitatif dengan metode
penelitian deskriptif dan jenis komparatif. Penelitian dilaksanakan
dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 penghafal alOur'an pria dan 30 penghafal al-Our'an wanita. Teknik pengambilan
sampel random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah skala frustrasi menghafal al-Our'an
berjumlah 35 item dengan nilai reliabilitas 0,9100 dan skala efikasi diri
penghafal al-Our'an berjumlah 39 item dengan nilai reliabilitas 0,9290.
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 11.5
yang meliputi korelasi Pearson untuk menguji validitas item, Alpha
Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan uji-t
(t-test) untuk pengujian hipotesis penelitian.

Hasil anal isis data pada variabel frustrasi menghafal al-Our'an pria dan
wanita t-hitung lebih kecil dari Habel (-0,283 < 2,021), pada variabel
efikasi diri t-hilung lebih kecil dari t-tabel ( -0,115 < 2,021). Dengan
demikian Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan tingkat kecenderungan

frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
(8)

Daftar bacaan : 42 buku (1973 - 2005), 1 skripsi, 1 tesis, 2 Website.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala pUji bagi Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan iman dan Islam serta dengan Ridha-Nya yang selalu menjadi
harapan. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
sahabat dan orang-orang yang menjadi pengikutnya hingga akhir zaman.
atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan betapa cantiknya
hidup dibawah naungan Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat
selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan, baik
secara moril maupun materil dari semua pihak .Olehnya pantas penulis
haturkan ucapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian skripsi ini. Diantaranya kepada :
1. Ibu Dra.Hj. Nelli Hartaty.M.Si Dekan Fakultas Psikologi dan sebagai

dosen pembimbing akademik penulis, dan Ibu. Dra.Hj.Zahrotun Nihayah,
M.Si pembantu Dekan.
2. Bapak Dr. Abdul Mujib. M.Ag dosen pembimbing I dan Ibu Neneng Tati
Sumiati M.Si, Psi dosen pembimbing II, atas segala bimbingan yang telah
diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.
3. Para Dosen dan staff Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta, atas segala
ilmu dan pengalaman akademik yang telah diberikan.
4. Bapak DrS.Abdul Rahman Saleh,M.Si atas fasilitas yang telah diberikan
selama penulisan skripsi ini dan Bapak Drs. Asep Haerul Ghani, Psi, atas
motivasi yang diberikan kepada penulis.
5. Staff dan mahasiswall PTIO dan 110 Jakarta yang telah membantu
penelitian ini terutama Sofwad Fuadi dan Faizzatullzah.,

DAFTAR lSI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.
HALAMAN PENGESAHAN...
MOTTO
ABSTRAKSI.... ...

KATA PENGANTAR...
DAFTAR lSI.
DAFTAR TABEL...
DAFTAR LAMPIRAN...
BAB 1

BAB 2

.
II

... ... ...

... ...

... ...

III

....


V

IV
VI

VIII

.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Batasan masalah penelitian
1.3.2 Rumusan masalah penelitian
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.41. Tujuan penelitian...
1.4.2 Manfaat penelitian
1.5 Sistematika Penulisan


x
.

..

XI

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.


KAJIAN PUSTAKA
2.1 Frustrasi... ... ... ... ... ... ..
.. ... ... .
... .. ..
2.1.1 Pengertian Frustrasi..
2.1.2 Macam-macam Frustrasi...
2.1.3 Faktor Penyebab Frustrasi
2.1.4 Penanggulangan Frustrasi
.
2.2 Efikasi Diri
2.2.1 Pengertian Efikasi Diri
2.2.2 Perkembangan Efikasi Diri
..
..
2.2.3 Dimensi Efikasi Diri .
2.2.4 Fungsi Efikasi Diri
.
..
2.3 Penghafal al-Our'an
..
2.3.1 Pengertian Penghafal al-Our'an
2.3.2 Urgensi Menghafal al-Our'an ...
..
2.3.3 Keutamaan Menghafal al-Our'an. .
2.3.4 Adab Penghafal al-Our'an ... ... ... ...
..
... ...
2.4 Kerangka Berpikir
.
2.5 Hipotesis Penelitian...
.

1-14
1
11
11
11
12
12
12
12
13
15-60
15
15
17
20
25
32
32
34
39
40
43
43
47
49
53
55
60

BAB 3

. 61-73

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
3.1.2 Metode Penelitian
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Varia bel Penelitian
3.2.2.Definisi Operasional
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi dan Sampel
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.3 Teknik Uji Instrumen
3.4.4 Teknik Analisa Data
3.5 Prosedur Penelitian

61
61
61
62
62
62
64
64
..
65
.. 65
. 65
. 66
.. 69
. 71
..
..
..
..
.
.
.
.

'"

..

72

BAB4

PRESENTASI DAN ANAL/SIS DATA
4.1 Gambaran Umum Responden
4.2 Presentasi Data
4.2.1 Uji Persyaratan
4.2.2 Uji Hipotesis

. 74-84
.. 74
.. 78
. 78
. 80

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Diskusi
5.3. Saran

..
.
..
.

..

DAFTAR PUSTAKA........................................................................
LAMPIRAN

85-94

85
85
93
95-99

DAFTAR TABEL
2.4.1

Skema kerangka berpikir

60

3.1

Bobot nilai

65

3.2

Blue print skala frustrasi menghafal al-Our'an

66

3.3

Blue print revisi skala frustrasi menghafal al-Our'an

67

3.4

Blue print skala efikasi diri penghafal al-Our'an

68

3.5

Blue print revisi skala efikasi diri penghafal al-Our'an

69

4.1

Jumlah sampel

74

4.2

Gambaran umum responden berdasarkan usia

74

4.3

Gambaran umum responden berdasarkan asal sekolah

75

4.4

Gambaran umum responden berdasarkan jumlah hafalan al-Our'an

76

4.5

Gambaran umum responden berdasarkan tempat tinggal

77

4.6

Uji normalitas

79

4.7

Uji homogenitas

80

4.8

Uji-t

81

4.9

Tingkat frustrasi menghafal al-Our'an

82

4.10

Tingkat efikasi diri penghafal al-Our'an

83

LAMPIRAN


Surat izin penelitian

+ Angket penelitian
+ Hasil uji validitas skala frustrasi dan efikasi diri


Reliabilitas instrumen skala frustrasi dan efikasi diri

+ Skor tryout skala frustrasi dan efikasi diri
+ Skor penelitian skala frustrasi dan efikasi diri
+ Hasil uji-t, normalitas, homogenitas

2

mengisyaratkan adanya keterlibatan selain Allah, yaitu malaikat Jibril as
dalam menurunkannya dan kaum muslimin dalam pemeliharaannya. Kaum
muslimin ikut memelihara otentitas al-Our'an dengan banyak cara. Baik
dengan menuliskannya, membukukannya, merekamnya dengan berbagai
media, dan bahkan dengan merghafalnya (Ouraish Shihab, 2002 : 96).

Selain untuk memelihara keaslian al-Our'an, kegiatan menghafal al-Our'an
pun merupakan upaya mengakrabkan kaum muslimin kepada kitab sucinya.
Dengan menghafal al-Our'an, tidak hanya menghafalkan kata-katanya,
namun sesungguhnya sedang menghafalkan sesuatu yang memberi
kehidupan pad a jiwa, akal, bahkan jasadnya (Abdul Rauf, 2000 : 6).

Aktivitas menghafal al-Our'an bukan hal yang mudah untuk dilakukan,
terlebih di zaman sekarang, dimana waktu yang dimiliki manusia banyak
dipergunakan di luar kegiatan mempelajari al-Our'an, terlebih lagi untuk dapat
menghafalnya, Namun dengan izin Allah masih banyak orang yang mampu
menghafal al-Ouran, mereka itulah para penghafal al-Our'an (Hafizhul
Qur'an).

Seseorang membutuhkan ketenangan dan kejernihan hati dan pikiran dalam
proses menghafal al-Our'an. Penghafal al-Our'an hendaknya menjaga akan
perilakunya serta menjaga akan fungsi dari semua alat inderanya yang dapat

3

menyebabkannya lalai pada ayat-ayat yang telah dihafal. Namun ketika
seseorang dalam proses menghafal al-Our'an, selalu terdapat rintangan yang
menyertai baik dari dalam maupun dari luar sehingga mengganggu
konsentrasi menghafal al-Our'annya.

Penghafal al-Our'an dan problematikanya seperti, mudah lupa, tidak sabar,
malas dan putus asa, adanya semangat dan keinginan yang mulai melemah,
niat yang tidak ikhlas, tidak mampu membaca dan tidak mampu mengatur
waktunya dengan baik, adanya ayat-ayat yang mempunyai kemiripan dengan
ayat yang lain (tasybuhul ayat) , itulah diantara yang menjadi problematika
internal dan eksternal penghafal al-Our'an (Abdul Rauf, 2003 : .73).

Penghafal al-Our'an pria dan wanita masing-masing memiliki karakteristik
perbedaan yang menonjol dari segi aktivitas dan peranannya masing-masing.
Ada tiga hal yang membedakan lelaki dan perempuan, yaitu : struktur fisik,
organ reproduksi, dan cara berpikir. Struktur otak dan pengaruh hormonal
diketahui sebagai penyebab perbedaan tersebut (Taufik Pasiak, 2002 : 90).

Jenis kelamin, selain berbeda secara fisik dan hormonal, kedua jenis kelamin
tersebut juga sering dibedakan atas ciri-ciri psikologis. Perempuan dan lakilaki berbeda dalam cara menyelesaikan masalah (way of problem solving),
perempuan lebih dalam emosionalnya, perempuan pada pemilihan peran

5

Dalam kehidupan sosial, antara pria dan wan ita memiliki hak yang sama.
Perbedaannnya hanyalah dalam masalah kodrati, seperti menyusui,
melahirkan, dan menstruasi. Akan tetapi, di beberapa bagian kehidupan
sosial, pria dan wanita menjalankan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut
terkait dengan hal-hal yang bersifat fisiko Adapun bagi penghafal al-Our'an
yang membedakannya adalah pada taraf kemampuan atau kecepatan
menghafal ai-Our'an, hal ini terkait dengan fungsi kognitif seseorang.
Komponen otak beberapa diantaranya memang lebih besar pada
perempuan, seperti corpus calosum atau pusat pengaturan bahasa,
sedangkan pada lobus parietal bawah lebih besar pada laki-Iaki. Perbedaan
tersebut adalah perbedaan memilih jalan atau cara dan gaya untuk
melakukan sesuatu. Dalam kecerdasan linguistik verbal perempuan lebih
unggul, sementara dalam kecerdasan visuo-spasia/lelaki lebih unggul (Taufik
Pasiak, 2002 • 94).

Sebagai individu penghafal al-Our'an, dalam dirinya tertanam misi atau tugas
menjaga akan keotentikan al-Our'an serta menyesuaikan sikap dan
perilakunya terhadap al-Our'an sebagai cerminan ayat-ayat yang telah
dihafalnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu hal
tersebut bukanlah perkara mudah bagi penghafal al-Our'an jika mengingat
usahanya menghafal ayat-ayat al-Our'an kemudian bertanggung jawab,
menjaga sikap serta perilaku dan tugas-tugas yang diembannya.

6

Melihat tujuan dan tugas penghafal al-Our'an yang cukup berat tersebut
rnaka dalarn perjalanan rnencapai tujuannya terkadang rnenernukan
harnbatan dan rintangan yang rnenyebabkan frustrasi dalarn rnenghafal alOur'an

Setiap individu berbeda dalarn rnenyikapi halangan yang rnengharnbat
tujuannya tersebut. Individu yang rnernandang harnbatan sebagai suatu
tekanan rnaka akan rnenirnbulkcln reaksi frustrasi dalarn dirinya. Sedangkan
bagi individu yang rnernandang harnbatan tersebut sebagai suatu tantangan
dan siap menghadapinya maka tidak akan muncul reaksi frustrasi dalam
dirinya.

Dari perbedaan individu menyikapi hambatan mencapai tujuannya tersebut,
maka muncul pertanyaan, apakah penghafal al-Our'an pria dan wanita yang
mempunyai tujuan menghafal al-Our'an ketika menemui hambatan atau
kesulitan dalam menghafal al-Our'an mengalami frustrasi?

Kartini Kartono (2003 : 180) memberi definisi frustrasi sebagai "Kegagalan
memperoleh kepuasan, rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk
mencapai tujuan, keadaan emosional yang diakibatkan oleh rasa terkekang,
kecewa dan kelelahan".

8

Penghafal al-Our'an mempunyai tujuan yang sama, yaitu dapat menghafal alOur'an 30 juz namun yang m8mbuat berbeda adalah situasi did (emosi) atau
keadaan ingkungan yang berlainan antara penghafal al-Ouran pria dan
wanita.

Perbedaan menghadapi masalah ketika menghafal al-Our'an inilah
dikarenakan adanya hambatan yang berbeda-beda, sering lupa, senang dan
sedih, Ikhlas atau tidak dalam rlenghafalkan ayat al-Our'an serta motivasi
yang tumbuh dari dalam diri sendiri berlandaskan dengan niat yang sungguhsungguh atau tidak maka dalarn pelaksanaannya menghafal al-Our'an
dibutuhkan ketenangan dan ketelatenan atau sikap istiqomah ketika
menghafalkan ayat-ayat al-Our'an.

Melihat aktivitas dan tugas yang diemban para penghafal al-Our'an cukup
beragam, penulis tertarik untuk melihat tingkat keadaan efikasi diri (self
efficacy) antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.

Efikasi diri akan mempengaruhi seberapa besar usaha yang akan dilakukan
dan daya tahan para penghafal al-Our'an pria dan wanita dalam menghadapi
hambatan ketika menghafal al-Our'an karena keyakinan tersebut memiliki
energi untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebaliknya indiviau yang tidak
memiliki keyakinan atau kemampuan yang dimiliki akan mengurangi usaha

9

dan mudah menyerah sehingl;a energi untuk melakukan tugas tersebut
berkurang karena tertanam pikiran tentang kegagalan sebelum mencoba
kemampuan dirinya. Agar tercapainya hasil yang dinginkan, seorang individu
perlu berperan aktif dan lebih tekun dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya
Peran yang dilakukan individu tersebut tergantung dari seberapa besar
keyakinan individu itu sendiri menilai kemampuan yang dimiliki dalam
melakukan pekerjaan dan tugas yang dibebankan. Tingkat keyakinan seperti
inilah yang dinamakan oleh Fei>;t & Feist (Kartika, 2004 : 27) sebagai efikasi
diri (self efficacy).

Efikasi diri memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku dan tindakan
seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Bandura (1982 : 5) Efiikasi diri
mempengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa dan memotivasi diri untuk
bertindak. Jika seorang penghafal al-Our'an memiliki efikasi did yang rendah
maka, individu tersebut cenderung mempersepsikan bahwa dirinya tidak
memiliki kemampuan dan akan menghindari kegiatan yang dapat menunjang
pengembangan potensi dirinya dalam menghafal al-Our'an. Dalam
menghadapi tugas menghafal al-Our'an, penghafal al-Our'an dengan efikasi
diri yang tinggi akan dapat terus meyakinkan dirinya bahwa ,jirinya dapat
melaksanakan tugas lebih daripada penghafal al-Our'an dengan efikasi diri
yang rendah. Individu akan menganggap kemampuannya sebagai suatu

10

faklor yang rnernbantu dalarn rnenyelesaikan tugas dan selanjutnya akan
berfungsi sebagai faktor yang dapat rneningkatkan ketertarikan seseorang
pada pekerjaan tersebut.

Individu yang rnerniliki kernarnpuan tinggi belurn tentu dapat berhasil bila
lidak didukung oleh rasa yakin akan kernarnpuannya. Rasa yakin ini dapat
rnenlngkatl