Influence Of Parenting Syle And Peer Relations On Smoking And Drinking Behavior Among High School Student In Bogor

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP
PERILAKU KONSUMSI ROKOK DAN MINUMAN BERALKOHOL
SISWA SMA DI KOTA BOGOR

RATNA DUHITA PRAMINTARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan antara Gaya Pengasuhan dan
Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Rokok dan Minuman Beralkohol Siswa
SMA di Kota Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber Informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan telah
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2013
Ratna Duhita Pramintari

NIM I251100021

ABSTRACT

RATNA DUHITA PRAMINTARI. Influence of Parenting Syle and Peer
Relations on Smoking and Drinking Behavior among High School Student in
Bogor. Under direction of DWI HASTUTI and MOH. DJEMDJEM
DJAMALUDIN.
Smoking and drinking are risky behavior for adolescence, and there are
family, peer, and school that play a role in the formation of adolescent behavior.
This research aimed to analyze the influence of parenting style and peer relations
with smoking and drinking behavior among high school student in Bogor. This
research was conducted in six schools and data was collected on May until June
2012. The sampling of this research was 200 adolescents consisted of 100 boys
and 100 girls that was selected by random sampling technique. The sample
criteria of this research were grade 10 students and came from an intact family.
The Result showed , prevalence of adolescent’s smoking behavior was 18.5
percent and prevalence for adolescent’s drinking behavior was 13 percent. There
was no relation between parenting style with adolescent’s smoking and drinking
behavior. There was relation between peer drinking behavior with their’s

drinking behavior. Gender was related with adolescent’s smoking and drinking
behavior. Logistic Regression analyses showed that gender, peer relations, and
perception to smoking and drinking significantly influenced to smoking and
drinking behavior. Which means that boys riskier to smoking and drinking
behavior, and the stronger peer relations and perception toward smoking and
drinking behavior riskier to their’s smoking and drinking behavior. Meanwhile
Family income positively influenced to drinking behavior.
Keywords : parenting style, peer, smoking behavior, drinking behavior,
adolescent

RINGKASAN

RATNA DUHITA PRAMINTARI. Pengaruh Gaya Pengasuhan dan Teman
Sebaya terhadap Perilaku Konsumsi Rokok dan Minuman Beralkohol Siswa SMA
di Kota Bogor. Dibimbing oleh DWI HASTUTI dan MOH. DJEMDJEM
DJAMALUDIN.
Remaja Indonesia adalah sumber daya manusia yang berpotensi menjadi
aset untuk pembangunan bangsa. Tetapi saat ini, banyak remaja telah terlibat
dalam perilaku-perilaku yang masuk dalam kategori berisiko karena dapat
mengganggu perkembangan dan kesehatan. Perilaku konsumsi rokok dan

konsumsi minuman beralkohol termasuk ke dalam kategori perilaku yang berisiko
menghambat perkembangan remaja untuk mencapai tahap optimal.
Konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2010 yang tercatat oleh Riskesdas
(Riset Kesehatan Dasar), yaitu mencapai 34,7 persen. Survei yang dilakukan
Aliansi Masyarakat Anti Rokok(Amar) tahun 2011 menemukan sekitar 52 persen
penduduk kota Bogor adalah perokok aktif .
Perilaku konsumsi minuman beralkohol juga dapat menjadi ancaman untuk
perkembangan dan kesehatan remaja. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan (2007), prevalensi perilaku konsumsi minuman
beralkohol di Indonesia adalah sebesar 4,6 persen. Prevalensi konsumsi minuman
alkohol di Jawa Barat adalah 2,6 persen, golongan pertama yang mendominasi
adalah golongan usia 25-34 tahun, dan golongan kedua yang mendominasi
konsumsi minuman beralkohol adalah golongan usia remaja (15-24 tahun).
Terdapat tiga hal yang berperan dalam pembentukan perilaku remaja, antara
lain keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Orangtua membentuk perilaku anak
melalui pengasuhan sehari-hari yang disebut dengan gaya pengasuhan. Gaya
pengasuhan authoritative sangat berperan dalam pembentukan perilaku remaja.
Selain peran orangtua, teman sebaya juga berperan dalam pembentukan perilaku
pada remaja.
Penelitian dilakukan di enam sekolah sebagai perwakilan SMA dan SMK

negeri dan swasta di Kota Bogor. Empat sekolah yang mewakili SMA dan SMK
negeri dan swasta terpilih secara acak berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota
Bogor. Berdasarkan kenyataan di lapangan, ditambah dua sekolah lagi untuk
kepentingan penelitian. Kriteria contoh dalam penelitian ini adalah remaja Kelas
X SMA/SMK dari sekolah terpilih dan memiliki orang tua lengkap. Selanjutnya,
berdasarkan kriteria contoh, di setiap sekolah dipilih secara acak remaja yang
menjadi contoh penelitian ini. Jumlah total remaja responden adalah 200 orang
yang terdiri dari 100 remaja laki-laki dan 100 remaja perempuan. Pengambilan
data dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2012. Penelitian ini
merupakan bagian dari Penelitian Strategis Nasional Tahun 2012 yang diketuai
oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc berjudul Model Harmonisasi Peran Keluarga dan
Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Mulia Remaja Bagi Tercapainya Visi
”Insan Cerdas Komprehensif Tahun 2014”.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer (karakteristik remaja dan keluarga, gaya pengasuhan,
teman sebaya, pengetahuan dan sikap remaja tentang rokok dan minuman

beralkohol, perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol orangtua, perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol teman sebaya, perilaku konsumsi rokok
dan minuman beralkohol remaja) dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner

sebagai instrumen pengumpul data, sedangkan data sekunder (jumlah siswa dan
profil sekolah) dikumpulkan melalui data sekolah. Kontrol kualitas data dilakukan
melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrument yang digunakan
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Cronbach’s alpha. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis
statistika inferensial. Analisis statistika inferensial yang digunakan adalah uji
korelasi Spearman dan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja berusia 16
tahun (73,0%). Persentase terbesar uang saku yang dimiliki remaja yaitu antara
Rp 80.000 – Rp. 353.500 (55,0%). Usia orangtua remaja berada pada kelompok
usia dewasa madya ( 41 – 65 tahun) yaitu sebesar 78.5 persen untuk kelompok
usia ayah dan sebesar 50 persen untuk usia ibu. Persentase tertinggi untuk
pendidikan orangtua adalah tamat tingkat Diploma dengan persentase sebesar 47
persen pada kelompok ayah dan sebesar 44 persen pada kelompok ibu. Persentase
tertinggi pendapatan keluarga adalah pada kategori ≤ Rp 1.000.000 – Rp
5.000.000 (86.5%).
Sebagian besar remaja diasuh dengan gaya pengasuhan otoritatif baik oleh
ayah (91.5%) maupun ibunya (93.5%). Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari
separuh remaja memiliki keterikatan rendah dengan teman sebayanya (62,0%).
Lebih dari separuh remaja memiliki pengetahuan tinggi tentang bahaya konsumsi

rokok (66,0%), dan bahaya minuman beralkohol (74,5%). Lebih dari separuh
remaja memiliki sikap negatif terhadap rokok (72.5 %), dan mayoritas remaja
memilki sikap negatif terhadap minuman beralkohol (90,0%).
Persentase perilaku konsumsi rokok orangtua adalah sebesar 78,5 persen,
dan persentase konsumsi minuman beralkohol orangtua sebesar 7.5 persen. Lebih
dari separuh teman sebaya memiliki perilaku konsumsi rokok (62,0%), dan
sebesar 27,5 persen teman sebaya memiliki perilaku konsumsi minuman
beralkohol. Prevalensi perilaku konsumsi rokok remaja adalah 18.5 persen, dan
prevalensi perilaku konsumsi minuman beralkohol remaja sebesar 13 persen.
Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin
dengan perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol remaja. Terdapat
hubungan antara keterikatan teman sebaya dan perilaku konsumsi minuman
beralkohol teman sebaya dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol remaja.
Hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel jenis kelamin, keterikatan
teman sebaya, dan sikap tentang rokok berpengaruh dalam pembentukan perilaku
konsumsi rokok remaja. Sementara pembentukan perilaku konsumsi minuman
beralkohol remaja dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendapatan keluarga,
keterikatan teman sebaya, dan sikap tentang minuman beralkohol.
Kata kunci: gaya pengasuhan, teman sebaya, perilaku konsumsi rokok, perilaku
konsumsi minuman beralkohol, remaja.


© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP
PERILAKU KONSUMSI ROKOK DAN MINUMAN BERALKOHOL
SISWA SMA DI KOTA BOGOR

RATNA DUHITA PRAMINTARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains

pada Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si

 

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis ini. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Pengaruh Gaya Pengasuhan dan Teman Sebaya terhadap
Perilaku Konsumsi Rokok dan Minuman Beralkohol Siswa SMA di Kota Bogor.
Terima kasih penulis dan rasa hormat penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir.
Dwi Hastuti, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Moh.
Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat bagi tersusunnya tesis ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir Istiqlaliyah Muflikhati, M,Si

selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat agar
tesis ini menjadi lebih baik lagi.
Tesis ini merupakan bagian dari Penelitian Strategis Nasional Tahun 2012,
karena itu penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh
anggota tim yang bekerja bersama penulis dalam pengambilan data di lapangan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada pihak sekolah, kepala sekolah dan
siswa-siswa yang terlibat di dalam penelitian ini serta memberikan dukungan bagi
terlaksananya penelitian ini
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan untuk orangtua tercinta,
Ir. Dwi Poerwijanto dan Tutiek Djuharijani Chandra, Kakak Anandita
Pramarijanto dan Adik Fachreza Prismayanto atas segala doa, kasih sayang,
dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi
pascasarjana.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa
Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak
angkatan 2010 yang selalu saling mendukung dalam waktu-waktu yang berkesan
selama menjalani studi pascasarjana. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan, dan semangat bagi
penulis.
Akhir kata, semoga tesis ini bermanfaat. Terima Kasih


Bogor, Januari 2013
Ratna Duhita Pramintari

 
 

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 23 Januari 1985 dari ayah Ir.
Dwi Poerwijanto dan ibu Tutiek Djuharijani Chandra. Penulis merupakan putri
kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMAN 2 Bekasi dan pada tahun yang sama
diterima di Politeknik Kesehatan Jakarta II Jurusan Gizi. Pada tahun 2005 penulis
memperoleh gelar Ahli Madya Gizi dan kemudian bekerja sebagai Ahli Gizi di
suatu perusahaan industri susu selama satu tahun.
Pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi program ekstensi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Masyarakat Universitas Indonesia, dan pada

tahun 2008 penulis menerima gelar sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Setelah dua tahun bekerja sebagai Ahli Gizi dan Peneliti Lepas, pada tahun
2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor (IPB) pada program studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak.

 

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xvii

PENDAHULUAN...............................................................................................
Latar Belakang ...........................................................................................
Perumusan Masalah ...................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian .....................................................................................

1
1
4
8
9

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................
Keluarga ...............................................................................................
Faktor Keluarga yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok dan
Konsumsi Minuman Beralkohol ................................................................
Faktor Diri yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Rokok dan
Minuman Beralkohol .................................................................................
Faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Rokok
dan Minuman Beralkohol ..........................................................................
Perilaku.......................................................................................................

10
10

KERANGKA PEMIKIRAN................................................................................

22

METODE PENELITIAN ....................................................................................
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh ......................................
Jenis Dan Cara Pengambilan Data ............................................................
Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................
Definisi Operasional ..................................................................................

25
25
25
26
28
35

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ............................................................
Karakteristik Keluarga ...............................................................................
Karakteristik Remaja..................................................................................
Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Rokok .....................................
Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Minuman Beralkohol .............
Perilaku Konsumsi Rokok Orangtua.........................................................
Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol Orangtua..................................
Gaya Pengasuhan........................................................................................
Teman Sebaya............................................................................................
Keterikatan Teman Sebaya.........................................................................
Perilaku Konsumsi Rokok Teman Sebaya.................................................
Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol Teman sebaya..........................
Perilaku Konsumsi Remaja........................................................................

38
38
39
41
42
43
44
45
47
47
48
48
49
49

11
15
17
19

Halaman
Perilaku Konsumsi Rokok Remaja............................................................
Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol Remaja.....................................
Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Perilaku Konsumsi
Rokok dan Minuman Beralkohol Remaja..................................................
Hubungan antara Karakteristik Remaja dengan Perilaku Konsumsi
Rokok Dan Minuman Beralkohol Remaja.................................................
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Rokok dan Perilaku
Konsumsi Rokok Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Rokok
Remaja........................................................................................................
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Minuman Beralkohol
dan
Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol Orangtua dengan
Perilaku Konsumsi Rokok dan Minuman Beralkohol Remaja
....................................................................................................................
Hubungan Antara Gaya Pengasuhan dan Teman Sebaya Dengan
Perilaku Konsumsi Rokok Dan Minuman Beralkohol...............................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Rokok Remaja...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Minuman
Beralkohol Remaja.....................................................................................
Pembahasan Umum....................................................................................

49
53
57
58

59

60
62
65
67
69

SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
Simpulan .................................................................................................
Saran ........................................................................................................

74
74
75

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

76

LAMPIRAN........................................................................................................

82

 

DAFTAR TABEL
Halaman

1.

Hasil penelitian gaya pengasuhan dengan perilaku konsumsi remaja.....

13

2.

Jenis dan cara pengumpulan data.............................................................

27

3.

Pengolahan data.......................................................................................

28

4.

Sebaran remaja berdasarkan usia orangtua dan jenis kelamin remaja.....

39

5.

Sebaran remaja berdasarkan pendidikan ayah dan jenis kelamin............

40

6.

Sebaran remaja berdasarkan pendidikan ibu dan jenis kelamin..............

40

7.

Sebaran remaja menurut pendapatan keluarga dan jenis kelamin...........

41

8.

Sebaran remaja menurut usia dan jenis kelamin......................................

41

9.

Sebaran remaja menurut besarnya uang saku dan jenis kelamin.............

41

10. Sebaran remaja menurut pengetahuan remaja tentang rokok dan jenis
kelamin.....................................................................................................

42

11. Sebaran remaja menurut sikap remaja tentang rokok dan jenis
kelamin.....................................................................................................

42

12. Sebaran remaja menurut pengetahuan remaja tentang minuman
beralkohol dan jenis kelamin ..................................................................

43

13. Sebaran remaja menurut sikap remaja tentang minuman beralkohol
dan jenis kelamin.....................................................................................

43

14. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi rokok orangtua dan jenis
kelamin remaja.........................................................................................

44

15. Sebaran remaja menurut kebiasaan konsumsi minuman rokok orangtua
dan jenis kelamin remaja .......................................................................

45

16. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi minuman beralkohol
orangtua dan jenis kelamin remaja ........................................................

45

17. Sebaran remaja menurut kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
orangtua dan jenis kelamin remaja .........................................................

46

18. Sebaran remaja menurut kategori gaya pengasuhan orangtua dan jenis
kelamin remaja.........................................................................................

47

19. Sebaran remaja menurut keterikatan teman sebaya dan jenis kelamin
remaja.......................................................................................................

48

Halaman
 

20. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi rokok teman sebaya dan
jenis kelamin remaja ...............................................................................

48

21. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi minuman beralkohol
teman sebaya dan jenis kelamin remaja ..................................................

49

22. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi rokok (pernah /
tidakpernah) dan jenis kelamin ...............................................................

49

23. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi rokok dan jenis kelamin....

50

24. Sebaran perilaku konsumsi rokok remaja, menurut jumlah hari

49

konsumsi rokok, jumlah batang yang dihisap, lama konsumsi rokok,

50

dan jumlah uang yang dibelanjakan untuk konsumsi rokok ...................

51

25. Sebaran remaja menurut tempat konsumsi rokok dan jenis kelamin.......

52

26. Sebaran remaja menurut alasan konsumsi rokok dan jenis kelamin.......

52

27. Sebaran remaja menurut alasan tidak konsumsi rokok dan jenis
kelamin.....................................................................................................

53

28. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi minuman beralkohol
(pernah/tidak pernah) dan jenis kelamin .................................................

53

29. Sebaran remaja menurut perilaku konsumsi minuman beralkohol dan
jenis kelamin............................................................................................

54

30. Sebaran Sebaran perilaku konsumsi minuman beralkohol remaja,
menurut jumlah hari konsumsi minuman beralkohol, jumlah yang
dikonsumsi, lama konsumsi minuman beralkohol, dan jumlah uang
yang dibelanjakan untuk konsumsi minuman beralkohol........................

55

31. Sebaran remaja menurut tempat konsumsi minuman beralkohol dan
jenis kelamin ...........................................................................................

56

32. Sebaran remaja menurut alasan konsumsi minuman beralkohol dan
jenis kelamin............................................................................................

56

33. Sebaran remaja menurut alasan tidak konsumsi rokok dan jenis
kelamin.....................................................................................................
 

57

 

Halaman

34. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik keluarga dengan perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol...............................................

58

35. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik remaja dengan perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol..... .........................................

59

36. Nilai koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap tentang rokok
dan perilaku konsumsi rokok orangtua dengan perilaku konsumsi
rokok remaja............................................................................................

60

37. Nilai koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap tentang
minuman beralkohol dan perilaku konsumsi minuman beralkohol
orangtua dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol
remaja......................................................................................................

61

38. Nilai koefisien korelasi antara gaya pengasuhan dan teman sebaya
dengan perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol...................
39. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi rokok remaja......

63
65

40. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi minuman
beralkohol remaja....................................................................................
 

 

67

 

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pemikiran ..................................................................................

24

2. Kerangka Penarikan Contoh .....................................................................

26

 

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Nilai Maximum, Minimum, Mean, standar Deviasi................................

82

2.

Matriks Nilai Koefisien Korelasi Spearman............................................

83

1
 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa remaja adalah periode waktu yang membentang dari masa pubertas
ke awal usia 20-an. Individu mengalami perubahan besar, baik perubahan fisik,
kognitif, sosial, dan emosional. Remaja juga mengalami perubahan signifikan
dalam hubungan keluarga mereka, lingkungan sekolah, dan afiliasi kelompok
sebaya, dan perubahan ini dapat memiliki efek mendalam pada motivasi remaja
dan pembelajaran (Schunk 2005).
Penjelasan Schunk menegaskan tiga hal utama yang paling berperan bagi
perkembangan remaja, yaitu : keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah.
Keluarga memiliki aspek yang paling berperan dalam perkembangan remaja, yaitu
pola interaksi hubungan orangtua-anak yang membentuk sumber daya penting
pada aspek sosial emosi yang nantinya akan lebih berkembang melebihi apa yang
ada pada masa anak-anak. Keluarga merefleksikan pengaruhnya pada masa
remaja terutama dalam tiga hal. Pertama, hubungan kekeluargaan berpengaruh
pada implikasi pola hubungan remaja dengan teman sebaya, guru, orang dewasa
lainnya. Keluarga juga berpengaruh pada pembentukan pola hubungan romantis
remaja, penampilan/sosialisasi di sekolah, ataupun pada pilihan pekerjaan dan
tingkatan kesuksesan. Kedua, hubungan dengan orang tua akan bertransformasi
menjadi tahapan interaksi yang kurang hirarkis ketika mencapai usia dewasa.
Ketiga, variasi kebudayaan dan kontekstual membentuk pengalaman dan
hubungan kekeluargaan remaja yang akan berpengaruh secara signifikan baik
pada perkembangan remaja maupun pada pencapaian perkembangan tersebut
yang biasanya tercermin pada perilaku (Lerner et al. 2004).
Baumrind (1991) dalam Wise (2003) mendefinisikan gaya pengasuhan dan
efeknya bagi anak menjadi tiga kategori yang spesifik . Gaya pengasuhan tersebut
adalah a) gaya pengasuhan authoritative, (b) gaya pengasuhan authoritarian, dan
(c) gaya pengasuhan permissive. Pengkategorian ini berdasarkan tingkat
kehangatan dan pengendalian kedisiplinan yang dipraktekkan oleh orangtua.
Berdasarkan Baumrind, gaya pengasuhan dimaksudkan untuk menggambarkan
variasi cara orangtua ketika bersosialisasi dengan anaknya. Gaya pengasuhan bisa
saja penuh dukungan ataupun tidak mendukung anak pada saat bersamaan, kedua

 

2
 

aspek dalam gaya pengasuhan tersebut akan memberikan dampak dan
konsekuensi pada perkembangan kepribadian anak, yaitu kompetensi anak,
pencapaian dan perkembangan sosial.
Gaya pengasuhan yang berbeda, memberikan pengalaman yang berbeda –
beda pada anak, yang tentu saja akan sangat berperan nantinya dalam pemilihan
dan pergaulan anak dengan teman sebaya (Baumrind 1991) dalam Wise (2003) .
Orangtua dengan gaya pengasuhan authoritharian dicirikan oleh pembatasan dan
pemberian aturan yang ketat, ketaatan yang bersifat tak terbantah, tuntutan
orangtua yang tinggi untuk kepatuhan, otoritas orangtua yang kuat, penetapan
aturan yang kaku dan tanpa penjelasan. Orangtua dengan gaya pengasuhan
otoriter juga memandang disiplin sebagai suatu cara yang harus ditegakkan dalam
seluruh aspek hubungan anak dengan dunia luar (Hastuti 2008).
Gaya pengasuhan permissive, memperlihatkan ciri kurangnya pemberian
aturan atau batasan kepada anak, kurang memberikan pengarahan ataupun
penjelasan kepada anak dalam memahami permasalahan kehidupan (Hastuti
2008). Anak-anak yang mendapatkan pengasuhan permissive, akan menjadi anak
yang egois dan sulit mengendalikan dirinya (Bornstein 2002).
Gaya pengasuhan authorithative, menggabungkan dua pendekatan yaitu
dengan menerapkan batasan aturan dan memeiliki otoritas tinggi, namun sekaligus
merupakan orangtua yang hangat, penuh kasih sayang, dan memberikan
penjelasan serta keterangan yang sesuai dengan pola pikir anak. Orangtua dengan
gaya pengasuhan authorithative juga bersikap toleran dan empati kepada anak
(Hastuti 2008). Baumrind (1991) dalam Wise (2003) menyatakan , orangtua
dengan gaya pengasuhan authorithative, akan lebih mudah mengajarkan kepada
anaknya tentang perilaku sosial yang dapat diterima masyarakat sehingga hal ini
dapat menjadi dasar ketika anak bergaul dengan teman sebayanya.
Temuan dari beberapa peneliti menyatakan bahwa efek positif dari
pengasuhan authorithative mencegah anak untuk memiliki perilaku yang tidak
diinginkan atau mencegah anak terlibat dengan hal – hal kriminal. Anak – anak
dengan pengasuhan authorithative memiliki kecenderungan rendah untuk terlibat
dengan perilaku yang bermasalah seperti penggunaan obat – obatan terlarang,

3
 

konsumsi minuman beralkohol, merokok serta kenakalan di sekolah seperti
membolos dan mencontek (Lamborn et al. 1991).
Gaya pengasuhan authorithative sangat berperan dalam pembentukan
perilaku remaja, Ulasan dari berbagai penelitian tentang hubungan gaya
pengasuhan dan konsumsi minuman beralkohol sejak tahun 1996 menunjukkan
hasil yang konsisten yaitu risiko konsumsi minuman beralkohol akan menurun
jika memiliki orangtua dengan gaya pengasuhan authorithative. Remaja yang
memiliki orangtua dengan gaya pengasuhan authorithative , juga berisiko rendah
untuk merokok. Sementara remaja yang memiliki orangtua dengan gaya
pengasuhan authoritharian dan permissive

memiliki risiko yang lebih tinggi

untuk terlibat dengan konsumsi alkohol dan perilaku merokok (Newman et
al.2008).
Pemberian teladan adalah satu cara dalam pemberian pengasuhan,
terbentuknya suatu perilaku berdasarkan teori social leraning Bandura (1997)
merupakan hasil imitasi atau peniruan dari model yang diamati. Begitupun dalam
pembentukan

perilaku

merokok,

orangtua

yang

merokok

memberikan

kecenderungan perilaku merokok pada anaknya. Menurut Huver et al (2007)
kebiasaan merokok pada orangtua dan sikap

terhadap perilaku merokok

menunjukkan pengaruh yang penting terhadap perilaku merokok remaja. Sikap
orangtua terhadap perilaku merokok terbukti menjadi indikator yang lebih baik
dalam mencegah terbentuknya perilaku merokok remaja, dibandingkan dengan
pengaruh perilaku merokok orangtua terhadap pembentukan perilaku merokok
remaja. Orangtua yang menunjukkan ketidaksetujuan akan perilaku merokok
kepada remaja, memberikan kecenderungan yang rendah pada remaja untuk
merokok. Sebaliknya orangtua dengan perilaku merokok akan memberikan
kecenderungan yang lebih tinggi bagi remaja untuk merokok seperti hasil sebuah
studi di tujuh negara Eropa, Griesbach et al (2003) menemukan bahwa tingkat
perilaku merokok remaja di empat negara lebih tinggi dua kali lipat , jika remaja
tersebut setidaknya memiliki satu orangtua perokok. Oleh karena itu orangtua
sangat berperan dalam pembentukan perilaku ini.
Selain disebabkan oleh orangtua, teman sebaya juga berperan dalam
perilaku ini. Selama beberapa tahun, banyak peneliti di Amerika telah

 

4
 

menyimpulkan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh nyata pada
perkembangan remaja. Seorang remaja jauh lebih mungkin untuk merokok jika
temannya perokok (Tyas dan Pedersen 1998). Sebagai bukti jumlah perokok
meningkat di antara kelompok persahabatan, demikian juga risiko merokok
(Morton 2004). Analisis data dari Survei Pemuda di Tennessee menemukan
bahwa kemungkinan terjadinya perilaku merokok pada

remaja yang pernah

merokok menjadi dua kali lipat setiap memiliki teman dekat yang merokok
(Goodrow et al. 2003). Tidak berbeda dengan perilaku merokok, teman sebaya
juga berperan dalam pembentukan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada
remaja. Menurut Jackson (1997) perilaku konsumsi minuman beralkohol teman
sebaya memberikan pengaruh yang lebih kuat dibandingkan pengaruh perilaku
konsumsi minuman beralkohol orangtua terhadap pembentukan perilaku
konsumsi minuman beralkohol remaja.
Uraian tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran orangtua dan
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok dan perilaku konsumsi
minuman beralkohol remaja. Oleh karenanya peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh gaya pengasuhan dan teman sebaya terhadap
perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol siswa SMA .

Perumusan Masalah
Masa remaja adalah periode kritis dalam perkembangan perilaku dan
perkembangan gaya hidup sehat. Penemuan dari berbagai penelitian selama 20
tahun terakhir menyatakan bahwa kualitas hubungan orangtua dan anak remaja
memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan atau pencegahan
perilaku remaja yang berisiko terhadap kesehatan. Meskipun banyak perilaku
yang dapat dikategorikan ke dalam perilaku berisiko, Pusat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (The Centers for Disease Control and Prevention / CDC)
di Amerika, mengidentifikasi enam perilaku yang berisiko menghambat
perkembangan remaja untuk mencapai tahap optimal. Keenam perilaku berisiko
tersebut, antara lain a) Penggunaan obat – obatan terlarang, b) Perilaku merokok,
c) Perilaku konsumsi minuman beralkohol, d) perilaku seks yang mengakibatkan

5
 

kehamilan yang tidak diinginkan e) penyakit menular seksual, f) Tidak pernah
berolahraga (Eaton 2005).
Remaja Indonesia adalah sumber daya manusia yang berpotensi menjadi
aset untuk pembangunan bangsa, jika mendapatkan arahan dan bimbingan yang
tepat dari lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, remaja sebagai generasi
penerus dan pembangun bangsa diharuskan memiliki kesehatan jasmani dan
rohani yang optimal. Tetapi saat ini, banyak remaja telah terlibat dalam perilakuperilaku yang

masuk dalam kategori berisiko karena dapat mengganggu

perkembangan dan kesehatan, seperti perilaku merokok dan perilaku konsumsi
minuman beralkohol.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan,
baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi kesehatan,
pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO
(karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf simpatis sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat dan detak
jantung semakin cepat (Kendal dan Hammen 1998) selain itu rokok juga dapat
menstimulasi kanker, dan berbagai penyakit lain, seperti penyempitan pembuluh
darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan penyakit bronchitis kronis
(Kaplan et al. 1993). Dampak negatif merokok, memang tidak dapat dipungkiri,
tetapi meskipun sudah mengetahu dampak negatifnya, perilaku merokok tetap
ada, bahkan semakin meningkat dan tahun belakangan menunjukkan merokok
cenderung dimulai di usia muda.
Konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun
2011, data WHO menempatkan Indonesia pada peringkat ke-3 jumlah perokok
terbesar di dunia, setelah Cina dan India. Hal ini bukan sesuatu yang
mengherankan jika melihat presentase perokok di Indonesia pada tahun 2010 yang
tercatat oleh Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), yaitu mencapai 34,7 persen.
Meski jumlah tersebut didominasi oleh usia produktif, yaitu 15-64 tahun,
kebiasaan merokok di Indonesia ternyata sudah dimulai pada usia sangat dini.
Menurut Riskesdas 2010, persentase usia mulai merokok di Indonesia yaitu pada
usia 5-9 tahun sebesar 1,7 persen, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5 persen, pada
usia 15-19 tahun sebesar 43,3 persen, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6 persen,

 

6
 

pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3persen dan pada usia >30 tahun sebesar 3,9
persen. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling banyak
mulai merokok pada usia remaja. Sementara itu, dari data Riskesdas 2007 dan
2010 terlihat bahwa perilaku merokok dari tahun ke tahun memiliki
kecenderungan untuk dimulai pada usia yang semakin muda.
Untuk kota Bogor, dari hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA)
Jabar 2002, Kota Bogor memiliki konsumsi rokok tertinggi di Jabar, yaitu 22.51
persen untuk usia lebih dari 10 tahun merokok. Sedangkan hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2006, yang merupakan dasar diterapkannya
penerapan kawasan tanpa rokok di Kota Bogor, menyebutkan pada kelompok 20
persen termiskin di Kota Bogor, belanja rokok/alkohol mencapai 6,9 persen,
sementara pengeluaran untuk pendidikan 6,4 persen, dan kesehatan 2 persen.1
Data tersebut semakin didukung oleh hasil survei yang dilakukan Aliansi
Masyarakat Anti Rokok, Kota Bogor (Amar) tahun 2011, yaitu Sekitar 52 persen
penduduk Kota Bogor adalah perokok aktif.2
Jumlah konsumsi rokok yang semakin tinggi berakibat langsung kepada
meningkatnya jumlah produksi rokok setiap tahunnya. Produksi rokok tahun 2010
adalah sejumlah 248,4 miliar batang, dan produksi rokok nasional tahun 2011
naik 3%-4% menjadi 255,8 miliar batang, sementara untuk tahun 2012
diperkirakan bisa tumbuh 3%-4% menjadi 263 miliar batang - 266 miliar batang.3
Kondisi ini sangat tidak mendukung usaha orangtua untuk menghindarkan anak –
anak remaja dari perilaku merokok, karena meskipun orangtua memberikan
pengasuhan yang tepat dan terbaik, pengaruh dari lingkungan luar dapat menjadi
faktor utama terbentuknya perilaku merokok, karena menurut Smet (1994)
mulainya perilaku merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial. Modelling
(meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai
perilaku merokok (Sarafino 1994).
1

http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/500-ribu-lebih-penduduk-kota-bogoradalah-perokok-aktif diakses 09 Maret 2012
2
http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/masyarakat-miskin-kota-bogor-sukabakar-uang diakses 09 Maret 2012
3
http://www.indonesiafinancetoday.com/Produksi-Rokok-Diproyeksi-Tumbuh-4-di-2012diakses
04 April 2012

7
 

Sama halnya dengan perilaku merokok, perilaku konsumsi minuman
beralkohol juga dapat menjadi ancaman untuk perkembangan dan kesehatan 
remaja. Menurut Wresniwiro (1999) konsumsi minuman beralkohol yang sudah
mecapai tahap ketergantungan akan menyebabkan gangguan yang bersifat fisik
maupun psikologis, seperti kehilangan kesadaran (blackout), berat badan menurun
drastis, suka memberontak, melawan orang tua dan tidak mampu bekerja dengan
baik.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (2007),
prevalensi perilaku konsumsi minuman beralkohol di Indonesia adalah sebesar 4.6
persen. Prevalensi konsumsi minuman alkohol di Jawa Barat adalah 2.6 persen,
atau dapat dikatakan masih dibawah angka nasional. Tetapi yang perlu menjadi
perhatian dari keseluruhan jumlah penduduk yang mengkonsumsi alkohol,
golongan yang mendominasi konsumsi minuman beralkohol yang pertama adalah
usia produktif (25-34 tahun), dan yang kedua adalah golongan usia remaja (15-24
tahun). Hal ini mungkin saja disebabkan karena semakin mudahnya akses remaja
untuk mendapatkan minuman beralkohol, karena saat ini minuman beralkohol
tersedia di minimarket tertentu.
Keadaan lingkungan yang tidak kondusif ini, memberikan kesulitan bagi
orangtua untuk mewujudkan perkembangan remaja yang optimal. Oleh karena itu
dibutuhkan

pola interaksi orang tua-anak yang

tepat untuk mengatasi dan

mencegah perilaku maladaptif, seperti perilaku merokok dan konsumsi minuman
beralkohol. Maka akan sangat baik jika anak-anak mendapatkan keseimbangan
keintiman dan otonomi dalam praktek pengasuhan kedua orangtuanya, anakanak yang mendapat pengasuhan dengan keseimbangan keintiman dan otonomi
atau dengan kata lain seimbang dalam pemberian kasih sayang dan penegakan
disiplin, cenderung berprestasi akademis tinggi, dan kecil kemungkinan untuk
terlibat dalam

masalah perilaku, menunjukkan sedikit gejala gangguan

psikologis, lebih mandiri, memiliki harga diri tinggi, memiliki kesehatan mental
yang lebih baik secara keseluruhan, menunjukkan perkembangan psikososial yang
positif, dan tidak mudah dipengaruhi oleh teman sebaya untuk terlibat dalam
perilaku kenakalan (O’byrne et al. 2002). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
tertarik untuk mengetahui :

 

8
 

1.

Bagaimana perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol siswa
SMA di kota Bogor ?

2.

Bagaimana faktor diri ( karakteristik siswa, pengetahuan dan sikap tentang
rokok dan minuman beralkohol ) berpengaruh terhadap perilaku konsumsi
rokok dan minuman beralkohol siswa SMA di kota Bogor?

3.

Bagaimana faktor keluarga (karakteristik keluarga, gaya pengasuhan,
perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol orangtua) berpengaruh
terhadap perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol siswa SMA
di kota Bogor?

4.

Bagaimana faktor luar ( teman sebaya ) berpengaruh terhadap perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol siswa SMA di kota Bogor?
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Secara umum

penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh gaya

pengasuhan dan teman sebaya terhadap perilaku konsumsi rokok dan minuman
beralkohol remaja laki-laki dan perempuan yang merupakan siswa SMA di kota
Bogor.
Tujuan Khusus
1.

Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan karakteristik remaja

2.

Mengidentifikasi pengetahuan serta sikap remaja tentang rokok dan minuman
beralkohol dan perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol orangtua

3.

Mengidentifikasi gaya pengasuhan, teman sebaya ( keterikatan teman sebaya
dan perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol teman sebaya), serta
perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol remaja

4.

Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga , karakteristik remaja,
pengetahuan serta sikap remaja tentang rokok dan minuman beralkohol,
perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol orangtua, gaya
pengasuhan, dan teman sebaya (keterikatan

teman sebaya dan perilaku

konsumsi rokok dan minuman beralkohol teman sebaya) dengan perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol remaja

9
 

5.

Menganalisis

pengaruh

karakteristik

keluarga,

karakteristik

remaja,

pengetahuan serta sikap remaja tentang rokok dan minuman beralkohol,
perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol orangtua, gaya
pengasuhan, dan teman sebaya (keterikatan

teman sebaya dan perilaku

konsumsi rokok dan minuman beralkohol teman sebaya)terhadap perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol remaja.
6.

Menganalisis perbedaan antara perilaku konsumsi rokok dan minuman
beralkohol remaja laki-laki dan remaja perempuan.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru yang dapat
memperkaya imu pengetahuan terutama di bidang ilmu keluarga dan
perkembangan anak baik bagi peneliti maupun untuk masyarakat luas. Khusus
bagi orangtua dan sekolah, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
inspirasi untuk menemukan cara terbaik untuk mencegah terciptanya perilaku
konsumsi rokok dan minuman beralkohol pada usia remaja. Bagi pengembangan
bidang keilmuan, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi informasi baru yang
dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang sudah ada dan dapat menjadi dasar
penelitian berikutnya.
Bagi pemerintah hasil diharapkan dapat memberikan informasi baru yang
dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi kebijakan untuk kementerian kementerian yang terkait dengan bidang keluarga dan anak, seperti ; Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Urusan
Perberdayaan Perempuan, dan Kementerian

Sosial. Rekomendasi kebijakan

tersebut antara lain ; membuat program – program sosialisasi kepada orangtua
tentang cara pengasuhan yang tepat untuk anak. Misalnya dapat dilakukan
sosialisasi PUHA (Pengarusutamaan Hak Anak) yang dibuat oleh KPPA (Komisi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) yang merupakan bagian dari
kementerian urusan pemberdayaan perempuan , sehingga tercipta program yang
tepat bagi pihak sekolah dan orangtua tentang bagaimana cara terbaik untuk
mencegah perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol pada remaja.

 

10
 

TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga
Berdasarkan undang-undang no 52 tahun 2009 tentang kependudukan dan
pembangunan keluarga, Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya.
Salah satu pendekatan teori yang digunakan dalam institusi keluarga adalah
pendekatan teori struktural-fungsional. Teori struktural fungsional berangkat dari
asumsi, bahwa suatu keluarga terdiri dari berbagai bagian yang saling
mempengaruhi. Teori ini mencari unsur-unsur yang mendasar yang berpengaruh
di dalam suatu keluarga, mengklasifikasi fungsi setiap unsur, dan menerangkan
bagaimana fungsi unsur-unsur tersebut bekerja di dalam keluarga. Paradigma ini
didasarkan pada dua asumsi dasar , yang pertama keluarga terbentuk atas
substruktur-substruktur fungsi mereka masing-masing, saling bergantungan,
sehingga perubahan yang terjadi dalam fungsi satu substruktur, akan
mempengaruhi pada substruktur lainnya. Kedua, setiap substruktur yang telah
mantap akan menopang aktivitas-aktivitas atau substruktur lainnya (Puspitawati
2009).
Teori struktural-fungsional memiliki dua aspek yaitu aspek struktural dan
aspek fungsional. Aspek struktural menjelaskan ketertiban sosial akan akan dapat
tercipta kalau ada struktur dalam keluarga. Elemen-elemen utama dalam struktur
internal keluarga yang saling berhubungan yaitu : status sosial, fungsi sosial ,
fungsi instrumental, fungsi ekspresif dan norma sosial (Puspitawati 2009).
Menurut Parsons dan Bales (1955) dan Rice dan Tuker (1986) dalam Puspitawati
(2009), peran orangtua di dalam keluarga terbagi menjadi dua yaitu peran
instrumental dan peran ekspresif. Peran instrumental diharapkan dilakukan oleh
seorang suami atau bapak. Peran instrumental dikaitkan dengan peran mencari
nafkah untuk kelangsungan hidup seluruh anggota keluarga. Sedangkan peran
emosional atau ekspresif yang biasanya dipegang oleh figur istri atau ibu. Peran
ekspresif adalah peran pemberi cinta , kelembutan dan kasih sayang. Peran ini
bertujuan untuk mengintegrasikan atau menciptakan suasana yang harmonis bagi

11
 

keluarga. Diferensiasi peran ini diharapkan dapat menuju satu sistem
keseimbangan.
Aspek fungsional sulit dipisahkan dengan aspek struktural karena keduanya
saling berkaitan. Arti fungsi disini dikaitkan dengan bagaiman sebuah sistem atau
subsistem dalam masyarakat dapat saling berhubungan dan dapat menjadi sebuah
kesatuan solid. Keluarga yang fungsional adalah keluarga yang berfungsi stabil ,
harmoni, dan sempurna dari segala segi (Puspitawati,2009).
Menurut Saxton (1990) dalam Puspitawati (2009) keluarga berperan dalam
menciptakan stabilitas, pemeliharaan, kesetiaan, dan dukungan bagi anggotanya.
Namun apabila fungsi keluarga tersebut tidak dapat dilakukan dengan optimal,
maka akan timbul berbagai hal yang negatif baik bagi anggota keluarga itu sendiri
maupun bagi masyarakat.

Faktor Keluarga yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Rokok dan
Minuman Beralkohol Remaja
Gaya pengasuhan
Kategorisasi gaya pengasuhan yang sudah dikenal dan diterima secara luas
adalah kategorisasi Baumrind (Baumrind 1991) dalam Wise (2003). Dua dimensi
yang termasuk dalam kategorisasi ini adalah : penerimaan dan dukungan (yang
ditunjukkan orang tua melalui kehangatan dan ekspresi cinta) serta pengendalian
yang terbagi menjadi pengendalian berdasarkan alasan induktif dan pengendalian
berdasarkan penggunaan kekuasaan orangtua. Pengasuhan authoritative ditandai
dengan penerimaan dan pengendalian yang tinggi, authoritarian ditandai dengan
tinggi pengendalian dan rendah dalam penerimaan, sedangkan pengasuhan yang
permissive ditandai dengan tingginya kehangatan dan rendahnya pengendalian.
Banyak studi menemukan bahwa pengawasan supervisi orangtua dapat
memprediksi perilaku antisosial dan penggunaan zat-zat berbahaya oleh anak.
(Darling et al. 2004). Gaya pengasuhan dianggap mewakili iklim emosional
global di mana fungsi keluarga, dapat juga mensosialisasikan kepada anak-anak
konten yang lebih spesifik melalui praktek pengasuhan anti-merokok yang
mencakup aspek sosialisasi yang bertujuan untuk meminimalisasi perilaku
merokok remaja (Darling dan Cumsille 2003). Upaya orangtua dalam melakukan

 

12
 

pemantauan umumnya dianggap faktor kunci dalam menjelaskan dan mencegah
perilaku merokok remaja dan termasuk komunikasi orangtua-anak tentang
penggunaan narkoba dan substansi spesifik (Huver et al 2007). Komunikasi
orangtua-anak tentang merokok, misalnya, telah memberikan manfaat terkait
dengan penurunan tingkat merokok (Chassin et al 1996). Selanjutnya Huver et al
(2007) menyatakan bahwa penetapan aturan dirumah tentang aturan merokok
dikaitkan dengan penurunan risiko merokok pada remaja .
Keterlibatan orang tua ditemukan merupakan perlindungan langsung
terhadap perilaku merokok dan melindungi secara tidak langsung melalui
pengaruh pengambilan risiko, religiusitas, dan kenakalan (Wynn 2000). Harapan
orangtua tentang prestasi akademik anak-anak mereka dapat menjadi pelindung
bagi sebagian orang, anak laki-laki yang orangtuanya mengharapkan mereka
untuk berperilaku baik di sekolah, memiliki kemungkinan kecil menjadi perokok,
bahkan dapat mengendalikan pencapaian Indeks Prestasi (scal et al 2003). Satu
studi menemukan, bahwa pemantauan orang tua secara tidak langsung mendorong
penurunan angka merokok tetapi pemantauan orangtua hanya berperan kecil
pada pembatasan kesempatan anak, untuk bergaul dengan teman sebaya yang
merokok (Caldwell dan Darling 1999 ; Darling dan Cumsille, 2003). Darling &
Cumsille (2003) menyatakan bahwa pemantauan orang tua yang buruk, mungkin
memiliki efek negatif sederhana hanya selama masa pertengahan kanak-kanak dan
mungkin menjadi lebih bermasalah ketika anak semakin berta