Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh pada Budidaya Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum Var. Cerasiforme) Secara Hidroponik

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA BUDIDAYA TOMAT CHERRY
(Lycopersicon esculentum Var. Cerasiforme) SECARA HIDROPONIK
The Application of Plant Greowth Regulator on Hydroponocally Grown Cherry
Tomatoes (Lycopersicon esculentum Var. Cerasiforme)
Anas Dinurrohman Susila1, Santi Suarni2, Heri Pramono2, Okpi Aksari2
1

Staf Pengajar Departeman Agronomi dan Hortikultura Jl. Meranti, Kampus IPB
Darmaga Bogor, e-mail : anasdsusila@ipb.ac.id
2
Mahasiswa Departeman Agronomi dan Hortikultura, IPB, Telp/Fax: 0251629353/628060
ABSTRAK

Salah satu masalah dalam budidaya tomat secara hidroponik di dalam
greenhouse di daerah tropik adalah suhu udara yang tinggi. Kondisi ini
mengakibatkan gugur bunga (fruit drop) dan kegagalan pembentukan buah (fruit
set). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
terhadap pertumbuhan dan pembentukan buah varietas tomat cherry pada

sistem budidaya hidroponik Percobaan pertama dilaksanakan di grenhouse
University Farm IPB Darmaga mulai Desember 2005-April 2006 untuk menguji
Nitrobenze pada konsentrasi 0, 1, 2, 3 ml.L-1 disusun dalam Rancangan
Kelompok Lengkap Teracak) 4 ulangan. Percobaan kedua dilaksanakan di
greenhouse Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB di Agropromo
Baranangsiang Bogor mulai Januari – Mei 2006 untuk menguji GA3 pada
konsentrasi 0, 5, 10, 15 ppm disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak) 3 ulangan. Kedua percobaan ini menggunakan varietas Cheresita.
Percobaan ketiga dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB Darmaga
mulai Januari – April 2007 merupakan percobaan faktorial untuk menguji
varietas (Sugar pearl dan Cheresita) dan GA3 (0, 5, 10, 15 ppm) disusun dalam
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) 3 ulangan. Aplikasi Nitrobenzen tidak
mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah bunga, bobot buah, dan kualitas buah.
Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Nitrobenzen tidak mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat chery dalam sistem hidroponik. Pada
kondisi suhu greenhouse yang sama aplikasi GA3 dari 0 sampai 15 ppm tidak
berpengaruh terhadap jumlah total buah, menurunkan bobot total buah pada
tandan pertama dan tandan kelima, menurunkan diameter buah namun
meningkatkan rata-rata PTT buah. Terdapat interaksi varietas dan konsentrasi
GA3 pada peubah tinggi tanaman, jumlah bunga dan jumlah bunga gugur pada 8

dan 9 MST, dan jumlah buah pada 9 MST. Pada greemhouse dengan suhu ratarata yang lebih rendah aplikasi GA3 tidak berpengaruh pada peubah tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah bunga pertanaman. Konsentrasi optimum GA3
untuk menekan jumlah bunga gugur berkisar antara 6.23 -7.14 ppm. Konsentrasi
optimum untuk meningkatkan jumlah buah saat panen adalah 15.7 ppm. Selain
itu, GA3 juga apat meningkatkan padatan terlarut total.
Keys word: Hydroponics, Nitrobenzene, GA3, greenhouse, cherry tomatoes
PENDAHULUAN
Tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) merupakan tanaman
sayuran komersial yang sedang dikembangkan di Indonesia. Tomat biasanya

393

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

dikomsumsi dalam bentuk segar maupun olahan seperti puree, saus, jus, maupun
pelengkap bumbu masakan (Ashari, 1995). Direktorat Pengembangan Usaha
Hortikultura (2006), melaporkan bahwa produksi nasional tomat tahun 2002-2006
mengalami fluktuasi, masing-masing berturut-turut adalah 573 517, 657 459, 626 872,
647 020, 678 526 ton. Fluktuasi produksi tersebut kemungkinan disebabkan varietas

yang ditanam tidak cocok, kultur tenis yang kurang baik dan pengendalian hama dan
penyakit yang kurang efisie. Rukmana (1994) menambahkan, bahwa permintaan buah
tomat cherry mengalami peningkatan di dalam negeri, sementara ketersediaan
produksinya masih terbatas.
Usaha pengembangan produksi tomat cherry di Indonesia, biasanya dilakukan
di dalam green house menggunakan teknologi hidroponik. Teknologi hidroponik
memiliki keuntungan diantaranya adalah peningkatan kualitas dan hasil, efisiensi
penggunaan pupuk dan air, serta pengelolaan lebih mudah karena sistem
komputerisasi (Resh, 1998). Menurut Schwarz (1997) hidroponik adalah kultur tanpa
media tanah atau soilless culture. Keunggulan budidaya dengan sistem hidroponik
dibandingkan dengan budidaya dilapang antara lain adalah lebih terkontrolnya
pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga tanaman mampu
tumbuh dan berproduksi maksimal. Berdasarkan catatan Produksi Kebun Percobaan
IPB Pasir Sarongge selama 2002-2005, pada budidaya tomat dilapang dengan
pemeliharaan yang cukup intensif menghasilkan produksi rata-rata berkisar 1.5-2.0 kg
per pohon, sementara buah tomat yang dibudidayakan secara hidroponik
menghasilkan produksi 5.1-5.8 kg perpohon (Susanto et al, 2005). Susila (2002)
menyatakan pada budidaya tanaman dengan sistem hidroponik pemberian air dan
pupuk memungkinkan dilaksanakan secara bersamaan. Oleh karena itu, manajemen
pemupukan (fertilization) dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan manajemen

irigasi (irrigation) yang selanjutnya disebut fertigasi (fertilization and irrigation).
Salah satu masalah dalam pengembangan produksi tomat dalam greenhouse
adalah suhu udara yang terlalu tinggi. Suhu tinggi mengakibatkan gugur bunga (flower
drop) sehingga terjadi kegagalan pembentukan buah (fruit set). Penurunan fruit set
menyebabkan kualitas buah tomat cherry menjadi rendah (Harjadi, 1989).
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan zat pengatur tumbuh.
Aplikasi zat pengatur tumbuh seperti Giberelin dan Nitrobenzen diharapkan dapat
merangsang pembentukan bunga sehingga diperoleh fruit set yang optimum. Giberellin
merupakan zat pengatur tumbuh yang mempunyai banyak fungsi, diantaranya adalah
menginisiasi pembungaan dan mencegah kerontokan pada bunga. Aplikasi GA3 30
ppm meningkatkan hasil sebesar 6% (Sembiring dan Simatupang, 1992).
Menurut Devi Pesticides (2000), Nitrobenzen dapat meningkatkan pertumbuhan
dan produksi pada tanaman tomat, cabai, padi, kapas dan tanaman serelia. Aplikasi
Nitrobenzen dapat meningkatkan total jumlah cabang per tanaman, optimum level
untuk pembungaan, meningkatkan jumlah tandan bunga per tanaman, mencegah
gugurnya bunga, fruit set lebih sempurna, meningkatkan nilai obrix, warna buah lebih
menarik dan meningkatkan hasil produksi 70 % per acre (Thillainathan, 2004).
Aplikasi GA3 dan Nitrobenzen pada varietas tomat cherry yang berbeda dalam
greenhouse perlu dipelajari untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan
pertumbuhan dan hasil panen. Penelitian ini telah dilaksanakan untuk mempelajari


394

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

pengaruh GA3 dan Nitrobenzen terhadap pertumbuhan dan hasil panen tomat cherry
dalam sistem hidroponik di dalam greenhouse.
BAHAN DAN METODE
Percobaan I
Percobaan pertama dilakukan di greenhouse Unit Lapangan Cikabayan,
University Farm. Institut Pertanian Bogor, pada elevasi 250 m diatas permukaan laut,
mulai Desember 2005 sampai dengan April 2006. Suhu udara Greenhouse berkisar
24o - 45oC dengan kelembaban relatif antara 50% - 100%. Percobaan faktor tunggal
disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) empat ulangan.
Perlakuan adalah konsentrasi Nitrobenzen dengan taraf sebagai berikut : 0 mL
Nitrobenzen (P1), 1 ml Nitrobenzen dalam 1L air (P2), 2 ml Nitrobenzen dalam 1 L air
(P3), 3 ml Nitrobenzen dalam 1 L air (P4). Aplikasi Nitrobenzen dilakukan pada umur 3,
6, 9 MST.Bahan perlakuan yang digunakan adalah Nitrobenzene 20 % dengan
kandungan aromatic Nitrogen 2.5 %. Bahan tanaman yang digunakan adalah benih

tomat hibrida cherry varietas Ceresita. Larutan hara yang digunakan adalah larutan
hara AB Mix dengan stok A yang terdiri atas : KNO3, Ca(NO3)2, FeEDTA dan larutan
hara stok B : KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, (NH4)2SO4, Na2HBO3,
ZnSO4 dan Na2MoO4. Komposisi hara yang digunakan adalah sebagai berikut (ppm)
Ca++177, Mg++ 24, K+ 210, NH4+ 25, NO3- 233 , SO4= 113, dan PO4= 60 serta Fe 2.14,
B 1.2, Zn 0.26, Cu 0.048, Mn 0.18, dan Mo 0.046. Kemudian dilakukan pengukuran EC
dan pH larutan, dipertahankan pada nilai EC antara 2.1-2.5 dan nilai pH 6.5-6.8.
Bibit tanaman tomat yang telah berurmur 4 minggu dipindah tanamkan ke
dalam polybag ukuran 35 x 35 cm yang diisi arang sekam sebanyak 2 kg sebagai
media tanam. Tanaman diatur double row zig zag mengikuti pipa irigasi dengan jarak
antar tanaman 50 cm. Setiap tanaman mendapatkan satu emmiter. Kemudian
dilakukan pengukuran EC dan pH larutan dan dipertahankan pada nilai EC antara 2.12.5 dan nilai pH 6.5-6.8. Penyiraman dilakukan secara bersamaan dengan pemupukan
(fertigasi). Pada umur 1 MST -3 MST setiap hari dilakukan 2 kali penyiraman dengan
volume 250 ml, penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan 12.00. Pada umur 3MS36 MST dilakukan 3 kali penyiraman dengan volume 150 ml, penyiraman dilakukan
pada pukul 07.00, 11.00, 15.00. Penyiraman pada fase generatif setiap hari dilakukan
5 kali penyiraman pada pukul 07.00, 09.00, 11.00, 13.00, 15. dengan volume 150 ml.
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif (data tidak disajikan dalam
laporan ini), jumlah bunga, jumlah bunga gugur, jumlah total buah per tanaman saat
panen, bobot total buah per tanaman, nilai padtan terlatur ttal (oBrix). Pengolahan data
dilakukan dengan analisis sidik ragam dengan uji F, kemudian apabila menunjukkan

hasil yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut Polyomial Regresion.
Percobaan II
Percobaan II dilaksanakan di Green House Agropromo Center Departemen
Agonomi dan Hortikultura Baranang Siang, Bogor, pada ketinggian 250 diatas
permukan laut. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2006 sampai Mei 2006. Suhu
udara Greenhouse berkisar 29o - 36oC dengan kelembaban relatif antara 51% - 72%.
Ukuran Greenhouse lebih kecil dari pada percobaan I. Percobaan faktor tunggal
disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) tiga ulangan. Perlakuan

395

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

adalah konsentrasi GA3 pada taraf : 0, 5, 10, 15 ppm masing-masing dengan volume
semprot 50 ml per tanaman. Aplikasi GA3 dilakukan pada umur 3, 6, 9 MST. Bahan
tanaman yang digunakan adalah benih tomat hibrida cherry varietas Ceresita.
Pengaturan tanaman, larutan hara, cara fertigasi, dan pengamatan sama seperti pada
percobaan I.
Percobaan III

Percobaan pertama dilakukan di greenhouse Unit Lapangan Cikabayan, University
Farm. Institut Pertanian Bogor, pada elevasi 250 m diatas permukaan laut, mulai
Januari 2007 sampai dengan April 2007. Suhu udara greenhouse berkisar 24o - 49oC
dengan kelembaban relatif antara 47% - 100%. Ukuran greenhouse sama seperti
percobaan I. Percobaan ini disusun dalam rancangan petak terpisah (Split Plot Design
) dengan petak utama varietas (Sugar pearl, Ceresita) dan anak petak konsentrasi
GA3 (0, 5, 10, 15 ppm) 50 ml per tanaman. Aplikasi GA3 dilakukan pada umur 3, 6, 9
MST. Percobaan terdiri dari 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan maka terdapat 24
satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman, maka total tanaman
72. Pengaturan tanaman, larutan hara, cara fertigasi, dan pengamatan sama seperti
pada percobaan I.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah bunga
Aplikasi Nitrobenzen tidak berpengaruh nyata pada jumlah bunga kecuali pada
tandan ketiga
(Tabel 1). Aplikasi Nitrobenzen dari konsentrasi 0 - 3 ml.L-1
meningkatkan jumlah bunga secara linear dari 92.04 menjadi 141.82. Aplikasi 3 ml/l
Nitrobenzen meningkatkan jumlah total bunga sebasar 14 %, namun angka tersebut
tidak berpengaruh nyata. Aplikasi GA3 tidak mempengaruhi jumlah bunga kecuali
pada tandan pertana dan tandan kempat. Aplikasi GA3 sampai 15 ppm menurunkan

jumlah bunga secara kuadratik (Tabel 2).
Tabel 1. Pengaruh Nitrobenzen terhadap Jumlah Bunga Tomat Cherry
Jumlah bunga
Konsentrasi
Nitrobenze
Tandan
Tandan
Tandan
Tandan
Tandan
n (ml/l)
1
2
3
4
5
Total
0
47.31
89.40

99.61
135.15
196.09
567.55 (100 %)
1
51.34
100.51
92.04
141.47
183.98
569.34 (100 %)
2
52.00
88.96
140.78
123.03
189.23
594.66 (104 %)
3
64.73

92.08
141.82
152.43
197.67
648.71 (114 %)
Uji
tn
tn
L**
tn
tn
tn
Keterangan : tn = tidak nyata; L = uji regresi berpengaruh secara linier, ** =
berpengaruh nyata pada uji statistik (p

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Umur Pindah Tanam Bibit TSS (True Shallot Seeds) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascaloicum L.)

6 85 199

Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Kinetin Terhadap Pemecahan Dormansi Pucuk Tanaman Teh (Camellia sinensis L.) Produksi

0 38 103

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Produksi Dan Pertumbuhan Legum Stylo (Stylosanthes Gractlis)

0 34 66

Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Hydrasil Dan Pupuk Nitrophoska Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus Vulgaris Schard)

0 41 71

Pengaruh Pemberian Pupuk Stadya Daun Dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik 6,5 L Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)

0 41 96

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Kualitas Legum Stylo (Stylosanthes gracilis)

1 56 64

Pengarah campuran media tanam dan zat pengatur tumbuh Giberellin terhadap pertumbuhan bibit mengkudu (Morinda citrifolia L.)

0 27 84

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jahe Muda (Zingiber officinale Rosc.)

4 51 92

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Akar Dan Media Tanam Terhadap Keberhasilan Dan Pertumbuhan Setek Kamboja Jepang (Adenium Obesum)

8 73 80

Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) pada produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat

4 45 174