Efek Pemberian Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos Corr.) terhadap Fertilitas Tikus Betina

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MAJA
( Aegle marmelos Corr. ) TERHADAP
FERTILITAS TIKUS BETINA

TASYRIFAH MUSAHILAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul ”Efek Pemberian Ekstrak
Daun Maja (Aegle marmelos Corr.) Terhadap Fertilitas Tikus Betina”, adalah karya
saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Februari 2010
Tasyrifah Musahilah

NRP G352070201

MOTTO
‫وَ ْﻟﯿَﺨْﺶَ اَّﻟﺬِﯾﻦَ َﻟ ْﻮ ﺗَﺮَﻛُﻮا ِﻣﻦْ ﺧَﻠْﻔِ ِﮭﻢْ ذُ ّرِّﯾَ ًﺔ ﺿِﻌَﺎﻓًﺎ ﺧَﺎﻓُﻮا ﻋََﻠﯿْﮭِﻢ‬
‫ﺳﺪِﯾﺪًا‬
َ ‫ﻓَ ْﻠ َﯿﺘَّﻘُﻮا اﻟّﻠَ َﮫ وَ ْﻟﯿَﻘُﻮﻟُﻮا َﻗﻮْﻻ‬
Artinya :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka,
hendaklah bertakwa kepada Allah dan mengucapkan
perkataan yang benar. Q. S. An-Nisa ( 4 ): 9

ABSTRACT
TASYRIFAH MUSAHILAH, The Effect of Bael Leaves (Aegle marmelos. Corr) on
Fertility of Female Rats. Under Supervision of DEDY DURYADI SOLIHIN and
NASTITI KUSUMORINI.
Bael plants (Aegle marmelos) is one of Rutaceae family contain of ßsitosterol, stigmasterol, which is classified to triterpene. These components have the
biological activities e.g. : antifertility and abortifacient. In oral treatment, phytosterol
has a potent antitesticular activity effect in male rats, inhibited zygote implantation’s

and induction abortifacient to female rat. In Sumatera and Javanese Island, women
traditionally consume this leave after parturation for contraception. The aim of the
study was to investigate the effects of extract bael leaves on fertility of female rats.
The experimental method used randomized complete design. Thirty adult of white rat
(Rattus norvegicus) were devided into : 1). Control rat fed by normal food, 2). Rat fed
by 1gr/kg body weight /day for 6 day, 3). Rat fed by 1gr/kg body weight/day for 12
day, 4). Rat fed by 2gr /kg body weight/day for 6 day. 5). Rat fed by 2gr/kg body
weight/day for 12 days of leave exctract. Before treatments, vaginal smear for two
estrous cycle were examine. After a series of treatment, 15 rats were mated to an adult
male rats and the number of offspring were noted. The remaining 15 treated rats were
sacrificed to measure reproductive parameters. Data were analyzed by ANOVA and
followed by Duncan test at 95% confidence interval. The results of this research
showed significantly different in estrous cycle periode, and reproduction performance
: decreased the ovaries weight, corpus luteum, and number of offspring compared to
control groups.
Keyword : Aegle marmelos, anti-fertility, estrous cycle, Rattus norvegicus,
Reproduction

RINGKASAN
TASYRIFAH MUSAHILAH. Efek Pemberian Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos

Corr.) Terhadap Fertilitas Tikus Betina. Dibimbing oleh DEDY DURYADI SOLIHIN
dan NASTITI KUSUMORINI.
Kepadatan penduduk Indonesia dewasa ini menimbulkan kekhawatiran akan
tidak tercukupinya kebutuhan pangan dan kesejahteraan hidup manusia. Hal ini sangat
membutuhkan peran aktif keluarga untuk ikut serta menggalakkan program KB. Di
sisi lain penggunaan kontrasepsi sintetik pada masyarakat banyak menimbulkan
keluhan, sedangkan di alam banyak tersedia kontrasepsi dari tumbuhan yang aman,
murah dan tanpa efek samping, diantaranya tanaman maja.
Tanaman maja (Aegle marmelos Corr.) yang banyak tumbuh di berbagai
wilayah di Indonesia, sangat efektif digunakan sebagai kontrasepsi alami yang mudah
didapat, serta aman untuk digunakan wanita Tanaman tersebut mengandung ßsitosterol, stigmasterol. Fitosterol ini tergolong steroid memiliki bentuk cincin
siklopentana perhidrofenantren, bersifat estrogenic. Fitosterol ini dapat mempengaruhi
perkembangan folikel dan memiliki efek anti gonadotropik dan anti implantasi. Zat
tersebut jika produksinya berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya ovulasi dan
bersifat antifertilitas.
Aktifitas zat antifertilitas dapat bersifat kontraseptif, interceptif, dan
abortifacient. Zat antifertilitas ini dapat bekerja melalui satu atau lebih mekanisme dan
tempat. Pada mamalia betina zat antifertilitas dapat mempengaruhi aktivitas fungsi
hipotalamus, pituitari, ovarium, uterus, vagina dengan mengacaukan mekanisme kerja
pra-ovulasi, pre-implantasi, dan pasca implantasi.

Menurut tradisi masyarakat Pinrang (Makasar), Aceh, Palembang dan Jawa
tanaman maja diyakini berkhasiat mengatur menstruasi pada wanita dan mengobati
penyakit seksual, analgesic, antiviral, antifungal, anticancer, antidiare. Selain itu
ekstrak daun maja sangat potensial dipergunakan sebagai antitestis dan
antispermatogenic pada tikus jantan.
Tikus putih (Rattus norvegicus) tergolong mamalia memiliki siklus reproduksi
tidak jauh berbeda dengan wanita pada umumnya. Oleh karena itu untuk mengetahui
pengaruh ekstrak daun maja terhadap fertilitas, dilakukan pemberian ekstrak daun
maja pada tikus putih sebagai hewan coba guna mengamati pengaruhnya terhadap
kinerja reproduksi, baik terhadap lama siklus estrus, berat ovarium, jumlah folikel,
jumlah korpus luteum, laju ovulasi, keberhasilan kebuntingan dan jumlah anak yang
dilahirkan.
Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan (November 2008 - Juli 2009),
bertempat di beberapa lokasi. Pembuatan ekstrak maja dilakukan di Laboratorium
Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, analisa fitokimia ekstrak maja di
laboratorium BALITRO Cimanggu, pemeliharaan dan perlakuan hewan coba di
kandang hewan pribadi Ciomas, dan pengamatan siklus estrus serta analisa kinerja
reproduksi di Laboratorium Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Daun maja yang digunakan berasal dari wilayah Bogor, Tangerang, dan
Pandeglang. Hewan coba berupa tikus putih (Rattus norvegicus) galur SpragueDawlley dengan bobot badan 200-300 gram sebanyak 30 ekor betina dan 15 ekor

jantan berumur 3-4 bulan. Tiga puluh ekor tikus betina tersebut dibagi menjadi 5

kelompok perlakuan, masing-masing 6 ekor tikus. Adapun kelompok perlakuan
tersebut terdiri dari : Kontrol (Kelompok tikus tanpa perlakuan ekstrak daun maja),
A1B1 (Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun maja dosis 1 gr//kg BB//hari selama
6 hari), A2B1 (Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun maja dosis 2 gr/kg BB//hari
selama 6 hari), A1B2 (Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun maja dosis 1 gr/kg
BB//hari selama 12 hari), dan A2B2 (Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun maja
dosis 2 gr/kg /BB/hari selama 12 hari). Masing-masing kelompok perlakuan dibagi
menjadi 2 kelompok pelaksanaan penelitian berdasarkan parameter penelitian,
sehingga masing-masing kelompok kecil terdiri dari 3 ekor tikus.
Proses perlakuan dimulai dengan pemberian pencekokan ekstrak daun maja
sebanyak 1 kali dalam sehari. Pengambilan apus vagina dilakukan sebanyak 3 kali
dalam sehari yaitu pukul 06.00, 14.00, dan pukul 22.00 selama 2 siklus estrus guna
memperoleh data lama siklus estrus dan fase-fasenya. Selanjutnya untuk mendapatkan
data kinerja reproduksi, kelompok tikus tersebut dikorbankan dengan pembedahan
guna pengambilan ovarium, penghitungan jumlah folikel, korpus luteum, dan laju
ovulasinya. Sedangkan pada kelompok yang akan diambil data kinerja reproduksi
yang berupa keberhasilan kebuntingan dan jumlah anak, pada kelompok tersebut
dikawinkan dengan tikus jantan normal pasca penghentian pemberian ekstrak daun

maja selama 12 hari, kemudian ditunggu kebuntingannya hingga melahirkan serta
dihitung jumlah anak yang dilahirkan.
Parameter yang diambil adalah lama siklus estrus yang dihitung berdasarkan
rataan keberadaan sel epitel vagina selana 2 siklus estrus. Sedangkan berat ovarium,
jumlah folikel, jumlah korpus luteum dihitung berdasarkan rataan jumlah pada kedua
ovariumnya, serta jumlah anak dihitung berdasarkan keseluruhan anak yang dilahirkan
dalam kondisi hidup maupun mati pada saat dilahirkan. Adapun keberhasilan
kebuntingan dihitung berdasarkan persentase antara jumlah anak yang lahir pada
kelompok pelaksanaan kedua dibagi dengan jumlah korpus luteum dari kelompok
pelaksanaan penelitian pertama. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
perangkat lunak program SPSS 13 dan dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan
uji lanjut Duncan.
Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini, pemberian ekstrak daun
maja berpengaruh signifikan dalam memperpanjang lama siklus estrus (PSSE) semua
kelompok tikus perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol(P