Model kualitatif logistik untuk menentukan pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Wialayah Pesisir Sukabumi
MODEL KUALITATIF LOGISTIK UNTUK
MENENTUKAN PENDARATAN IKAN DI PELABUHAN
PERIKANAN WILAYAH PESISIR SUKABUMI
HAIDIR ILYAS
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Model Kualitatif
Logistik untuk Menentukan Pendaratan Ikan di Pelabuhan Perikanan Wilayah
Pesisir Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan besar mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Haidir Ilyas
NIM C44070027
ABSTRAK
HAIDIR ILYAS, C44070027. Model Kualitatif Logistik untuk Menentukan
Pendaratan Ikan di Pelabuhan Perikanan Wilayah Pesisir Sukabumi. Dibimbing
oleh ERNANI LUBIS dan RETNO MUNINGGAR
Wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tujuh pelabuhan perikanan, enam
diantaranya adalah pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan satu pelabuhan perikanan
nusantara (PPN). Nelayan wilayah tersebut memiliki banyak alternatif untuk
mendaratkan hasil tangkapannya ke salah satu pelabuhan perikanan (PP).
Penelitian ditujukan untuk mengetahui peubah-peubah dalam model logistik
pendaratan ikan, membuat formulasi model regresi logistik di setiap pelabuhan
perikanan serta menentukan perbandingan proporsi pendaratan ikan di pelabuhan
perikanan wilayah Pesisir Sukabumi dengan metode survei. Peubah-peubah yang
digunakan dalam model ini adalah jarak pemukiman (JP), tingkat kesejahteraan
nelayan (TKN), dan kenyamanan aktivitas pelabuhan (KAP). Ketiga peubah ini
dianalisis menggunakan perangkat lunak MINITAB ver. 14. Hasil menunjukkan
bahwa Peubah jarak pemukiman (JP) memiliki pengaruh terhadap model logistik
pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu, PPI Cisolok, dan PPI Cibangban. Peubah
ukuran kapal tidak memiliki pengaruh terhadap model logistik pendaratan ikan di
seluruh PP yang ada. Peubah KAP memiliki pengaruh terhadap model logistik
pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu, PPI Ujunggenteng, dan PPI Ciwaru.
Model yang terbentuk sudah memenuhi kelaikan model dengan nilai p-value
kurang dari 0,05 (P 60 GT.
(2) Menampung 100 unit kapal atau 6000 GT sekaligus.
(3) Melayani kapal yang beroperasi di lepas pantai, ZEE Indonesia dan perairan
Internasional.
(4) Tersedia lahan untuk industri perikanan ± 30 ha.
(5) Jumlah ikan yang didaratkan sekitar 200 ton/hari atau 40000 ton/tahun.
(6) Memberi pelayanan bagi industri perikanan untuk tujuan ekspor hasil
tangkapan maupun hasil olahan tangkapan.
Di Indonesia terdapat lima PPS. Empat PPS berada di wilayah Indonesia
Bagian Barat, yakni PPS Nizam Zachman Jakarta, PPS Cilacap Jawa Tengah, PPS
Belawan Sumatera Utara, dan PPS Bungus Sumatera Barat. Satu PPS lainnya
berada di wilayah Indonesia Bagian Tengah, yakni PPS Kendari di Sulawsesi
Tenggara.
2) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Kriteria-kriteria PPN (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal perikanan 15-60 GT.
(2) Melayani 75 kapal perikanan atau 3000 GT.
(3) Kapal beroperasi di ZEE Indonesia, perairan nasional.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan ± 8000-15000 ton/tahun.
Di Indonesia terdapat sebelas PPN, salah satu diantaranya adalah PPN
Palabuhanratu. Kesepuluh PPN lainnya adalah PPN Sibolga di Sumatera Utara,
PPN Tanjung Pandan di Bangka Belitung, PPN Kejawanan di Jawa Barat, PPN
Pekalongan Jawa Tengah, PPN Bondong Jawa Timur, PPN Prigi Jawa Timur,
PPN Pemangkat Kalimantan, PPN Tual Maluku Tenggara, PPN Ternate, dan PPN
Ambon Maluku.
3) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Kriteria-kriteria PPP (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal perikanan berukuran 5-15 GT.
(2) Menampung 50 unit kapal atau 500 GT sekaligus.
(3) Melayani kapal yang beroperasi di wilayah perairan pantai.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan ± 4000 ton/tahun.
4) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Kriteria-kriteria PPP (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal yang beroperasi di daerah pantai.
(2) Melayani kapal yang berukuran < 10 GT.
(3) Menampung 20 buah kapal ikan perikanan atau sekitar 200 GT.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan 2000 ton/tahun.
7
Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Fasilitas Pelabuhan Perikanan secara umum dapat digolongkan menjadi
tiga fasilitas yakni: (Lubis 2012)
1) Fasilitas Pokok ialah fasilitas utama yang wajib ada dalam pembangunan
pelabuhan perikanan. Fasilitas pokok yang terdapat dalam pelabuhan
perikanan antara lain: dermaga, kolam pelabuhan, pemecah gelombang,
(breakwater), alur perjalanan, drainase dan lahan pelabuhan.
2) Fasilitas Fungsional ialah fasilitas yang menunjang fungsi dan kinerja
aktivitas pelabuhan perikanan. Adapun fasilitas-fasilitas yang tergolong
dalam kelompok ini antara lain: Tempat Pelelangan Ikan (TPI), air bersih,
pabrik es, bahan bakar, listrik, ruang pembekuan (cold storage) bengkel,
laboratorium pembinaan mutu, kantor administrasi pelabuhan, alat angkut
ikan dan es, pengelolaan limbah, dll.
3) Fasilitas tambahan antara lain MCK, tempat peribadatan, pos pelayanan
terpadu, kelompok nelayan, kios makanan, dll.
Pelabuhan-Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Sukabumi
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi tahun (2011),
wilayah ini memiliki sembilan kecamatan, dengan luas pesisir 167.946 ha.
Terdapat tujuh pelabuhan perikanan yang tersebar di sepanjang pesisirnya.
Pelabuhan-pelabuhan itu adalah PPN Palabuhanratu, PPI Cisolok, PPI, Cibangban,
PPI Loji, PPI Ciwaru, PPI Ujung Genteng, dan PPI Minajaya.
PPN Palabuhanratu terletak di Desa Palabuhanratu, Kecamatan
Palabuhanratu. Kecamatan ini memiliki tiga desa pantai, salah satunya adalah
desa Palabuhanratu. Desa ini memiliki luas 1.024 ha. Fasilitas-fasilitas yang
terdapat di PPN Palabuhanratu terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan
fasilitas tambahan. Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah
dermaga, kolam pelabuhan, dan breakwater. Fasilitas fungsional yang terdiri dari
kantor PP/PPI, syahbandar, TPI, navigasi pelayaran, depot es, depot air bersih.
Hampir semua kelengkapan fasilitas dimiliki PPN Palabuhanratu, baik dari
fasilitas pokok, fasilitas penunjang maupun fasilitas tambahan.
PPI Cisolok terletak di desa Cikahuripan kecamatan Cisolok. Terdapat dua
desa pantai pusat kegiatan perikanan tangkap yakni Cikahuripan dan Pasirbaru.
Luas kedua desa itu adalah 2. 111 ha. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di
pelabuhan ini adalah lahan pelabuhan, dermaga, kolam pelabuhan, kantor PPI,
syahbandar, TPI, depot es, perbengkelan alat tangkap, galangan kapal, MCK, dan
kios perbekalan melaut. PPI Cibangban memiliki fasilitas lahan pelabuhan,
kantor PPI, TPI, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut.
PPI Loji terletak di Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Luas desa ini sekitar
3. 391 ha. PPI Loji memiliki pelbagai fasilitas pelabuhan. Fasilitas-fasilitas itu
adalah lahan pelabuhan, kantor PPI, TPI, tempat pembinaan nelayan, tempat
peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut. Namun, menurut Putri 2011 PPI
ini sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan perikanan. Termasuk di dalamnya
sebagai tujuan tempat pendaratan.
PPI Ujunggenteng memiliki fasilitas lahan pelabuhan, kantor PPI,
Syahbandar, TPI, navigasi pelayaran, depot es, galangan kapal, koperasi mina,
tempat pembinaan nelayan, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan
melaut. PPI Minajaya memiliki fasilitas lahan pelabuhan, kantor PPI, TPI,
8
perbengkelan alat tangkap, galangan kapal, koperasi Mina, tempat peribadatan
MCK. PPI Ciwaru memiliki fasilitas lahan pelabuhan kantor PPI, kantor
syahbandar, TPI, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut. Rincian
kelengkapan fasilitas itu tersaji pada tabel 1.
Tabel 1 Fasilitas PP/PPI di Kabupaten Sukabumi tahun 2011
No
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis fasilitas
Fasilitas Pokok
Lahan Pelabuhan
Dermaga
Kolam Pelabuhan
Breakwater
Jenis Fasilitas Fungsional
Kantor PP/PPI
Syahbandar
TPI
Navigasi pelayaran
Depot Es
Depot Air Bersih
SPBN
Perbengkelan Alat
Tangkap
Galangan Kapal
Lab. Uji Mutu
Koperasi Mina
Pengolahan Limbah
Cold Storage
Jenis Fasilitas Tambahan
Pos jaga
Pos Pelayanan Terpadu
Tempat Pembinaan
Nelayan
Tempat Peribadatan
MCK
Kios Perbekalan Melaut
Mess Pegawai
Keterangan
A. PPN Palabuhanratu.
B. PPI Ujung Genteng.
C. PPI Minajaya.
D. PPI Ciwaru.
E. PPI Cisolok.
F. PPI Loji.
G. PPI Cibangban.
: ada.
- : tidak ada
A
B
C
D
E
F
G
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
METODE
Tempat dan Waktu Penelitaian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 di PPN Palabuhanratu, PPI
Cibangban, PPI Cisolok, PPI Loji, PPI Ujung genteng, PPI Minajaya, dan Desa
Kahuripan. Peta lokasi penelitian dan lokasi pelabuhan peikanan terdapat pada
Lampiran 1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
ini langsung mengambil sumber data dari observasi dan atau wawancara nelayan.
Batasan penelitian ini adalah peubah itu sendiri yakni, jarak pemukiman (JP)
nelayan dengan lokasi PP, ukuran kapal (UK) pada Lampiran 2, dan kenyamanan
aktivitas pelabuhan (KAP).
Metode Pengumpulan Data
Metode dalam mengumpulkan data adalah metode purposive sampling.
Sampel diambil hingga dirasa cukup menjawab tujuan penelitian. Data yang
dikumpulkan adalah data primer melalui pengisisan kuisioner. Ataupun
wawancara. Respondennya adalah nelayan yang relatif homogen dalam ukuran
kapal (Lampiran 2). Nelayan dapat mengisi kuisioner secara langsung ataupun
diwawancara oleh pewawancara. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 79
nelayan (Lampiran 2).
Metode Analisis Data
Dua analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
koefisien dan peluang dengan perangkat lunak minitab 14 serta analisis deskriptif
yang mengGambarkan perbandingan nilai peluang yang diteliti.
Analisis Peubah-Peubah dalam Model
Analisis ini mengetahui signifikansi dari peubah-peubah yang digunakan.
Peubah-peubah yang digunakan meliputi peubah JP pemukimam nelayan dengan
lokasi PP, peubah Ukuran Kapal, dan peubah kenyamanan aktivitas Pelabuhan.
Alasan penggunaan ketiga peubah ini karena ketiga peubah ini dinilai paling
berkorelasi dengan peluang nelayan mendaratkan ikan di suatu PP menurut
peneliti. Perolehan nilai dan langkah-langkah pengujian peubah tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Peubah JP
Jarak merupakan peubah yang umumnya digunakan untuk mengetahui
pengaruh yang berbeda terhadap suatu kasus yang berkaitan dengan lokasi (Saha
2011). Perhitungan peubah Jarak Pemukiman (JP) dengan metode pendekatan
perhitungan jarak relatif pada peta sehingga berbeda dengan jarak sebenarnya.
Penghitungan jarak dengan mengambil dua titik pada peta yakni, antara lokasi
10
pemukiman nelayan dengan lokasi pelabuhan-pelabuhan perikanan yang ada.
Nilai lokasi diperoleh dari data yang terteampil pada google map. Nilai yang
terkandung pada google map berisi nilai latitude untuk lintang dan longitude
untuk bujur. Selisih lintang dan bujur kedua lokasi itu merupakan jarak yang
mendekati jarak sebenarnya.
Rumus perhitungan jarak adalah sebagai berikut:
Rumus selisih lintang.
∆
�=
�
�
−
�
Rumus selisih bujur.
∆
=
�
�
−
�
Rumus jarak
2.
Jarak lokasi = ∆
�2 + ∆
Jarak lokasi = . . . . . . . . mil
Konversi ke satuan SI = Dx1,825km = . . . . km
Nilai yang dihasilkan merupakan peubah metrik yang bersifat kontinu.
selanjutnya uji signifikansi peubah jarak dengan hipotesis:
Ho
: Pvalue ≥ 0,05
H1
: Pvalue < 0,05
Jika diperoleh keputusan tolak H0, peubah ini signifikan pada selang
kepercayaan 95%.
2 ) Peubah Ukuran Kapal (UK)
Nilai ukuran kapal diperoleh dari hasil kuisioner nelayan. Ukuran kapal
dalam penelitian ini diambil yang berukuran 5-10 GT dan
MENENTUKAN PENDARATAN IKAN DI PELABUHAN
PERIKANAN WILAYAH PESISIR SUKABUMI
HAIDIR ILYAS
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Model Kualitatif
Logistik untuk Menentukan Pendaratan Ikan di Pelabuhan Perikanan Wilayah
Pesisir Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan besar mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Haidir Ilyas
NIM C44070027
ABSTRAK
HAIDIR ILYAS, C44070027. Model Kualitatif Logistik untuk Menentukan
Pendaratan Ikan di Pelabuhan Perikanan Wilayah Pesisir Sukabumi. Dibimbing
oleh ERNANI LUBIS dan RETNO MUNINGGAR
Wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tujuh pelabuhan perikanan, enam
diantaranya adalah pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan satu pelabuhan perikanan
nusantara (PPN). Nelayan wilayah tersebut memiliki banyak alternatif untuk
mendaratkan hasil tangkapannya ke salah satu pelabuhan perikanan (PP).
Penelitian ditujukan untuk mengetahui peubah-peubah dalam model logistik
pendaratan ikan, membuat formulasi model regresi logistik di setiap pelabuhan
perikanan serta menentukan perbandingan proporsi pendaratan ikan di pelabuhan
perikanan wilayah Pesisir Sukabumi dengan metode survei. Peubah-peubah yang
digunakan dalam model ini adalah jarak pemukiman (JP), tingkat kesejahteraan
nelayan (TKN), dan kenyamanan aktivitas pelabuhan (KAP). Ketiga peubah ini
dianalisis menggunakan perangkat lunak MINITAB ver. 14. Hasil menunjukkan
bahwa Peubah jarak pemukiman (JP) memiliki pengaruh terhadap model logistik
pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu, PPI Cisolok, dan PPI Cibangban. Peubah
ukuran kapal tidak memiliki pengaruh terhadap model logistik pendaratan ikan di
seluruh PP yang ada. Peubah KAP memiliki pengaruh terhadap model logistik
pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu, PPI Ujunggenteng, dan PPI Ciwaru.
Model yang terbentuk sudah memenuhi kelaikan model dengan nilai p-value
kurang dari 0,05 (P 60 GT.
(2) Menampung 100 unit kapal atau 6000 GT sekaligus.
(3) Melayani kapal yang beroperasi di lepas pantai, ZEE Indonesia dan perairan
Internasional.
(4) Tersedia lahan untuk industri perikanan ± 30 ha.
(5) Jumlah ikan yang didaratkan sekitar 200 ton/hari atau 40000 ton/tahun.
(6) Memberi pelayanan bagi industri perikanan untuk tujuan ekspor hasil
tangkapan maupun hasil olahan tangkapan.
Di Indonesia terdapat lima PPS. Empat PPS berada di wilayah Indonesia
Bagian Barat, yakni PPS Nizam Zachman Jakarta, PPS Cilacap Jawa Tengah, PPS
Belawan Sumatera Utara, dan PPS Bungus Sumatera Barat. Satu PPS lainnya
berada di wilayah Indonesia Bagian Tengah, yakni PPS Kendari di Sulawsesi
Tenggara.
2) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Kriteria-kriteria PPN (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal perikanan 15-60 GT.
(2) Melayani 75 kapal perikanan atau 3000 GT.
(3) Kapal beroperasi di ZEE Indonesia, perairan nasional.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan ± 8000-15000 ton/tahun.
Di Indonesia terdapat sebelas PPN, salah satu diantaranya adalah PPN
Palabuhanratu. Kesepuluh PPN lainnya adalah PPN Sibolga di Sumatera Utara,
PPN Tanjung Pandan di Bangka Belitung, PPN Kejawanan di Jawa Barat, PPN
Pekalongan Jawa Tengah, PPN Bondong Jawa Timur, PPN Prigi Jawa Timur,
PPN Pemangkat Kalimantan, PPN Tual Maluku Tenggara, PPN Ternate, dan PPN
Ambon Maluku.
3) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Kriteria-kriteria PPP (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal perikanan berukuran 5-15 GT.
(2) Menampung 50 unit kapal atau 500 GT sekaligus.
(3) Melayani kapal yang beroperasi di wilayah perairan pantai.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan ± 4000 ton/tahun.
4) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Kriteria-kriteria PPP (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006) adalah
sebagai berikut:
(1) Melayani kapal yang beroperasi di daerah pantai.
(2) Melayani kapal yang berukuran < 10 GT.
(3) Menampung 20 buah kapal ikan perikanan atau sekitar 200 GT.
(4) Jumlah ikan yang didaratkan 2000 ton/tahun.
7
Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Fasilitas Pelabuhan Perikanan secara umum dapat digolongkan menjadi
tiga fasilitas yakni: (Lubis 2012)
1) Fasilitas Pokok ialah fasilitas utama yang wajib ada dalam pembangunan
pelabuhan perikanan. Fasilitas pokok yang terdapat dalam pelabuhan
perikanan antara lain: dermaga, kolam pelabuhan, pemecah gelombang,
(breakwater), alur perjalanan, drainase dan lahan pelabuhan.
2) Fasilitas Fungsional ialah fasilitas yang menunjang fungsi dan kinerja
aktivitas pelabuhan perikanan. Adapun fasilitas-fasilitas yang tergolong
dalam kelompok ini antara lain: Tempat Pelelangan Ikan (TPI), air bersih,
pabrik es, bahan bakar, listrik, ruang pembekuan (cold storage) bengkel,
laboratorium pembinaan mutu, kantor administrasi pelabuhan, alat angkut
ikan dan es, pengelolaan limbah, dll.
3) Fasilitas tambahan antara lain MCK, tempat peribadatan, pos pelayanan
terpadu, kelompok nelayan, kios makanan, dll.
Pelabuhan-Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Sukabumi
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi tahun (2011),
wilayah ini memiliki sembilan kecamatan, dengan luas pesisir 167.946 ha.
Terdapat tujuh pelabuhan perikanan yang tersebar di sepanjang pesisirnya.
Pelabuhan-pelabuhan itu adalah PPN Palabuhanratu, PPI Cisolok, PPI, Cibangban,
PPI Loji, PPI Ciwaru, PPI Ujung Genteng, dan PPI Minajaya.
PPN Palabuhanratu terletak di Desa Palabuhanratu, Kecamatan
Palabuhanratu. Kecamatan ini memiliki tiga desa pantai, salah satunya adalah
desa Palabuhanratu. Desa ini memiliki luas 1.024 ha. Fasilitas-fasilitas yang
terdapat di PPN Palabuhanratu terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan
fasilitas tambahan. Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah
dermaga, kolam pelabuhan, dan breakwater. Fasilitas fungsional yang terdiri dari
kantor PP/PPI, syahbandar, TPI, navigasi pelayaran, depot es, depot air bersih.
Hampir semua kelengkapan fasilitas dimiliki PPN Palabuhanratu, baik dari
fasilitas pokok, fasilitas penunjang maupun fasilitas tambahan.
PPI Cisolok terletak di desa Cikahuripan kecamatan Cisolok. Terdapat dua
desa pantai pusat kegiatan perikanan tangkap yakni Cikahuripan dan Pasirbaru.
Luas kedua desa itu adalah 2. 111 ha. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di
pelabuhan ini adalah lahan pelabuhan, dermaga, kolam pelabuhan, kantor PPI,
syahbandar, TPI, depot es, perbengkelan alat tangkap, galangan kapal, MCK, dan
kios perbekalan melaut. PPI Cibangban memiliki fasilitas lahan pelabuhan,
kantor PPI, TPI, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut.
PPI Loji terletak di Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Luas desa ini sekitar
3. 391 ha. PPI Loji memiliki pelbagai fasilitas pelabuhan. Fasilitas-fasilitas itu
adalah lahan pelabuhan, kantor PPI, TPI, tempat pembinaan nelayan, tempat
peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut. Namun, menurut Putri 2011 PPI
ini sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan perikanan. Termasuk di dalamnya
sebagai tujuan tempat pendaratan.
PPI Ujunggenteng memiliki fasilitas lahan pelabuhan, kantor PPI,
Syahbandar, TPI, navigasi pelayaran, depot es, galangan kapal, koperasi mina,
tempat pembinaan nelayan, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan
melaut. PPI Minajaya memiliki fasilitas lahan pelabuhan, kantor PPI, TPI,
8
perbengkelan alat tangkap, galangan kapal, koperasi Mina, tempat peribadatan
MCK. PPI Ciwaru memiliki fasilitas lahan pelabuhan kantor PPI, kantor
syahbandar, TPI, tempat peribadatan, MCK, dan kios perbekalan melaut. Rincian
kelengkapan fasilitas itu tersaji pada tabel 1.
Tabel 1 Fasilitas PP/PPI di Kabupaten Sukabumi tahun 2011
No
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis fasilitas
Fasilitas Pokok
Lahan Pelabuhan
Dermaga
Kolam Pelabuhan
Breakwater
Jenis Fasilitas Fungsional
Kantor PP/PPI
Syahbandar
TPI
Navigasi pelayaran
Depot Es
Depot Air Bersih
SPBN
Perbengkelan Alat
Tangkap
Galangan Kapal
Lab. Uji Mutu
Koperasi Mina
Pengolahan Limbah
Cold Storage
Jenis Fasilitas Tambahan
Pos jaga
Pos Pelayanan Terpadu
Tempat Pembinaan
Nelayan
Tempat Peribadatan
MCK
Kios Perbekalan Melaut
Mess Pegawai
Keterangan
A. PPN Palabuhanratu.
B. PPI Ujung Genteng.
C. PPI Minajaya.
D. PPI Ciwaru.
E. PPI Cisolok.
F. PPI Loji.
G. PPI Cibangban.
: ada.
- : tidak ada
A
B
C
D
E
F
G
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
METODE
Tempat dan Waktu Penelitaian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 di PPN Palabuhanratu, PPI
Cibangban, PPI Cisolok, PPI Loji, PPI Ujung genteng, PPI Minajaya, dan Desa
Kahuripan. Peta lokasi penelitian dan lokasi pelabuhan peikanan terdapat pada
Lampiran 1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
ini langsung mengambil sumber data dari observasi dan atau wawancara nelayan.
Batasan penelitian ini adalah peubah itu sendiri yakni, jarak pemukiman (JP)
nelayan dengan lokasi PP, ukuran kapal (UK) pada Lampiran 2, dan kenyamanan
aktivitas pelabuhan (KAP).
Metode Pengumpulan Data
Metode dalam mengumpulkan data adalah metode purposive sampling.
Sampel diambil hingga dirasa cukup menjawab tujuan penelitian. Data yang
dikumpulkan adalah data primer melalui pengisisan kuisioner. Ataupun
wawancara. Respondennya adalah nelayan yang relatif homogen dalam ukuran
kapal (Lampiran 2). Nelayan dapat mengisi kuisioner secara langsung ataupun
diwawancara oleh pewawancara. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 79
nelayan (Lampiran 2).
Metode Analisis Data
Dua analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
koefisien dan peluang dengan perangkat lunak minitab 14 serta analisis deskriptif
yang mengGambarkan perbandingan nilai peluang yang diteliti.
Analisis Peubah-Peubah dalam Model
Analisis ini mengetahui signifikansi dari peubah-peubah yang digunakan.
Peubah-peubah yang digunakan meliputi peubah JP pemukimam nelayan dengan
lokasi PP, peubah Ukuran Kapal, dan peubah kenyamanan aktivitas Pelabuhan.
Alasan penggunaan ketiga peubah ini karena ketiga peubah ini dinilai paling
berkorelasi dengan peluang nelayan mendaratkan ikan di suatu PP menurut
peneliti. Perolehan nilai dan langkah-langkah pengujian peubah tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Peubah JP
Jarak merupakan peubah yang umumnya digunakan untuk mengetahui
pengaruh yang berbeda terhadap suatu kasus yang berkaitan dengan lokasi (Saha
2011). Perhitungan peubah Jarak Pemukiman (JP) dengan metode pendekatan
perhitungan jarak relatif pada peta sehingga berbeda dengan jarak sebenarnya.
Penghitungan jarak dengan mengambil dua titik pada peta yakni, antara lokasi
10
pemukiman nelayan dengan lokasi pelabuhan-pelabuhan perikanan yang ada.
Nilai lokasi diperoleh dari data yang terteampil pada google map. Nilai yang
terkandung pada google map berisi nilai latitude untuk lintang dan longitude
untuk bujur. Selisih lintang dan bujur kedua lokasi itu merupakan jarak yang
mendekati jarak sebenarnya.
Rumus perhitungan jarak adalah sebagai berikut:
Rumus selisih lintang.
∆
�=
�
�
−
�
Rumus selisih bujur.
∆
=
�
�
−
�
Rumus jarak
2.
Jarak lokasi = ∆
�2 + ∆
Jarak lokasi = . . . . . . . . mil
Konversi ke satuan SI = Dx1,825km = . . . . km
Nilai yang dihasilkan merupakan peubah metrik yang bersifat kontinu.
selanjutnya uji signifikansi peubah jarak dengan hipotesis:
Ho
: Pvalue ≥ 0,05
H1
: Pvalue < 0,05
Jika diperoleh keputusan tolak H0, peubah ini signifikan pada selang
kepercayaan 95%.
2 ) Peubah Ukuran Kapal (UK)
Nilai ukuran kapal diperoleh dari hasil kuisioner nelayan. Ukuran kapal
dalam penelitian ini diambil yang berukuran 5-10 GT dan