Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI DISKUSI
DAN PERMAINAN EDUKATIF KUBUS BERGAMBAR
TERHADAP PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG SISWA
SEKOLAH DASAR KABUPATEN BOGOR

HADI HIDAYAT

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus Bergambar
Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum pernah diajukan dalam apapun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Hadi Hidayat
NIM I14090086

ABSTRAK
HADI HIDAYAT. Pengaruh Pendidikan Gizi Melalui Diskusi Dan Permainan
Edukatif Kubus Bergambar Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah
Dasar Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan SITI MADANIJAH
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pendidikan gizi
terhadap pengetahuan gizi seimbang melalui media diskusi dan permainan
edukatif kepada siswa SD Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah
quasy experimental study dengan pre-test dan post-test. Subjek terdiri dari 93
siswa-siswi kelas 5 SD, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tarbiyatunnisaa
(kelompok perlakuan pertama) dan SDIT KAIFA (kelompok perlakuan kedua).
Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan urutan

kelahiran contoh dengan tingkat pengetahuan gizi contoh (p>0.05). Pendidikan
gizi melalui permainan kubus bergambar berpengaruh positif terhadap tingkat
pengetahuan gizi siswa SD mengenai gizi seimbang. Analisis dengan uji T
menunjukkan ada perbedaan signifikan antara pengetahuan gizi kelompok
pertama dan kedua (p0.05). Nutritional education with the game cubes positif
effect on the level of nutrition knowledge elementary students about nutrition
balanced. T test analysis showed that significant difference between nutritional
knowledge at the first and second group (p0.05).

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI DISKUSI
DAN PERMAINAN EDUKATIF KUBUS BERGAMBAR
TERHADAP PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG SISWA
SEKOLAH DASAR KABUPATEN BOGOR

HADI HIDAYAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan
Edukatif Kubus Bergambar terhadap Pengetahuan Gizi
Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Bogor
: Hadi Hidayat
: I14090086

Disetujui oleh


Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul
yang dipilih dalam penelitian yang diselesaikan sejak bulan Maret 2013 ini adalah
Pengaruh Pendidikan Gizi melalui Diskusi dan Permainan Edukatif Kubus
Bergambar terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar Kabupaten
Bogor
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kementrian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa
kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor.
2. Prof. Dr. Ir Siti Madanijah, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi.
3. Dr.drh M Rizal Damanik, MRepSc. selaku dosen pemandu seminar dan
penguji skripsi yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
4. Dr. Rimbawan selaku pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan sampai
dengan penyusunan skripsi.
5. Segenap staf Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB yang
telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan S1 Gizi
Masyarakat.
6. SDIT Kaifa dan SDIT Tarbiyatunnisaa beserta segenap staf dan jajaran guru
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang berkenan memberikan izin
selama penelitian berlangsung sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
7. Kedua Orang tua Bapak Wawan, Ibu Maemunah, serta keluarga besar karena
tanpa dorongan semangat, pertolongan, doa dan kasih sayang mereka, skripsi
ini tidak akan pernah terselesaikan.
8. Rekan-rekan dari Mitrasiswa dan PT ABCo Sugesti Motivatindo atas
motivasinya selama penyusunan skripsi.

9. Teman-teman Departemen Gizi Masyarakat angkatan 46 IPB tercinta yang
telah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat
penulis masih dalam tahap belajar, sehingga terdapat keterbatasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. Demikian skripsi ini dibuat dengan harapan dapat
bermanfaat bagi penulis serta pembaca lainnya.

Bogor, September 2013

Hadi Hidayat

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi


DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Kegunaan Penelitian

3


KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE PENELITIAN

5

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

5

Populasi dan Contoh Penelitian

5

Proses Pembuatan Media

5


Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Intervensi Pendidikan Gizi

7

Pengolahan dan Analisis Data

9

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
11

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


11

Karakteristik Contoh

12

Karakteristik Keluarga

12

Tingkat Kesukaan Contoh terhadap Media Kubus Bergambar

14

Pengetahuan Gizi

12

Uji Antar Variabel


19

SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

22

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

34

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Jenis dan cara pengambilan data
6
Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin
12
Sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran
12
Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
13
Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga
13
Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orang tua
14
Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua
14
Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus bergambar
15
Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media
kubus bergambar
15
Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kubus
bergambar
15
Sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media
kubus bergambar
16
Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada
media kubus bergambar
16
Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian paling disukai
16
Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi
17
Sebaran rata-rata nilai contoh kedua kelompok
18
Sebaran rata-rata nilai pre-test dan post-test empat aspek PUGS
19
Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dengan
pendidikan ayah
19
Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan
pendidikan ayah
19
Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan jenis
kelamin
20
Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai pre-test) dan urutan
kelahiran
20
Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan gizi (nilai post-test) dan urutan
kelahiran
21

DAFTAR GAMBAR
1

Perlakuan contoh penelitian

8

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sebaran siswa menjawab benar pada kelompok pertama
Sebaran siswa menjawab benar pada kelompok kedua
Foto kegiatan
Kuesioner sekolah
Kuesioner siswa
Kuesioner pengetahuan gizi
Kuesioner tingkat penerimaan

25
26
27
28
30
31
33

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Visi Indonesia dalam memandirikan rakyatnya untuk sehat membutuhkan
peran serta dari semua kalangan masyarakat. Terutama dalam rangka pencapaian
rencana pembangunan jangka menengah nasional yaitu meningkatkan usia
harapan hidup yang berkaitan erat dengan permasalahan gizi di Indonesia
(Adiningsih 2010).Hal ini menjadi dasar dalam pencapaian perilaku rumah tangga
hidup bersih yang tergolong rendah, berdasarkan data Departemen Kesehatan RI
(Depkes) tahun 2010 yaitu sebesar 53.9 %. Hal tersebut diatas kurang sejalan
dengan pemahaman dari Pedoman Gizi Seimbang (PGS), dimana sebagian
penduduk Indonesia masih kurang memerhatikan akan pentingnya mengelola
hidup dengan sehat di lingkungan keluarganya, terutama pada anak-anak.
Perubahan gaya hidup pada anak-anak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kebiasaan pola makan mereka. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak
makan di luar rumah dan mendapat banyak pengaruh dalam memilih makanan,
lebih sering mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah fast food.Hal ini
berdampak pada ketidakseimbangan asupan gizi. Apabila ini terus berlangsung
dalam jangka panjang akan sangat merugikan bagi kehidupan anakanakselanjutnya (Nuning 2011).
Aktifitas anak usia sekolah dasar saat ini cukup padat. Faktanya mereka
harus pergi pagi sekali untuk berangkat ke sekolah, dan harus pulang sampai sore
hari.Hal ini memicu mereka untuk mengonsumsi makanan dengan pola yang tidak
teratur.Banyak dari pangan jajanan sekolah yang tidak sesuai dengan standar
makanan sehat.Aktifitas belajar dan ekstrakurikulernya yang padat, berpeluang
bagi mereka untuk makan di luar rumah dan mengonsumsi makanan yang kurang
baik.Walapun pada dasarnya faktor yang memengaruhi hal tersebut tidak hanya
berasal dari kesalahan anak tersebut dalam memilih dan mengonsumsi jajanan
yang kurang baik di sekolahnya.
Melihat perubahan tersebut perluadanya pemberian pendidikan gizi secara
berkala guna meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat khususnya tentang
pengetahuan gizi seimbang. Anak usia sekolah merupakan jenjang pertumbuhan
yang cukup pesat, juga sangat rentan sekali terkena penyakit.Oleh karena itu
penting diberikan pendidikan gizi mengenai perilaku sehat, khususnya pendidikan
mengenai PGS yang dirasa cukup penting bagi anak-anak sekarang (Nuning
2011).
Menurut Khomsan (2008) dilaksanakannya program sosialisasi PGS
menjadi suatu program pendidikan gizi masyarakat yang dapat memberikan
banyak manfaat.Penggunaan media yang beragam dapat digunakan mulai dari
media cetak dan elektronik, terlebih saat ini akses media sudah sangat mudah
digunakan dalam penyampaian pesan.Sehingga dapat membuat siswa-siswi
sekolahdasar menyadari pentingnya pola hidup sehat sejak dini.
Perkembangan pendidikan gizi saat ini tergolong cepat, terutama di
kawasan perkotaan melalui berbagai media yang digunakan.Akan tetapi, pengaruh
yang diberikan dirasakan masih kurang mengatasi masalah gizi. Hal ini
dikarenakan masih terdapat faktor lain seperti lingkungan sekitar baik di sekolah

2

maupun di rumah, selain itu informasi yang belum tersebar merata tentang
pendidikan gizi sehingga kurang berhasilnya pendidikan gizi yang diberikan
(Nursiah 2000).Anak usia sekolah dasar membutuhkan pola pengajaran yang
berbeda agar mereka dapat memahami materi yang diberikan. Hal tersebut kurang
mereka dapatkan di sekolah yang tergolong belajar secara formal.Dibutuhkan
adanya pengembangan terhadap media ajar yang tepat agar anak-anak usia
sekolah dasar mampu memahami dengan mudah dan menyenangkan materi yang
akan diberikan. Walaupun pada saat berhadapan langsung dengan anak banyak
faktor yang memengaruhi kondisi belajar anak. Akan tetapi dengan metode
pengajaran dan alat bantu yang sesuai dapat menjadi salah satu upaya dalam
pemberian materi yang lebih kreatif dan aplikatif.
Berlatar belakang hal tersebut diatas, maka peneliti ingin menganalisis
pengaruh pendidikan gizi yang diberikan melalui penyuluhan dengan
menggunakan pengembangan media visual berupa permainan kubus bergambar
sebagai alternatif media dalam pendidikan gizi dengan strategi (metode, teknik
dan alat bantu) yang berbeda terhadap pengetahuan gizi siswa Sekolah Dasar
Kabupaten Bogor.
Tujuan
Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap perbaikan pengetahuan
gizi seimbang melalui diskusi dan permainan edukatif kubus bergambar kepada
siswa SD Kabupaten Bogor.
Tujuan Khusus

1.

2.
3.

4.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah,
Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga meliputi jenis kelamin,
usia, agama, pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga, dan
pendidikan orang tua.
Menganalisis tingkat penerimaan contoh terhadap media kubus bergambar
berdasarkan tingkat kesukaannya.
Menganalisis perbedaan pengaruhpendidikan gizi melalui diskusi dan
permainan edukatif kubus bergambar terhadap tingkat pengetahuan gizi
seimbang contoh.
Menganalisis hubungan antar variabel karakteristik contoh dan keluarga,
dan tingkat pengetahuan gizi contoh
Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Contoh menyukai media kubus bergambar.
2. Semakin tinggi pengetahuan gizi contoh setelah dilakukannya pendidikan gizi.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terkait intervensi
pendidikan gizi bagi siswa SD dan memberikan gambaran mengenai media
pendidikan gizi yang efektif yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan

3

gizi seimbang untuk meningkatkan pengetahuan gizi.Selain itu bagi pihak
pemerintah dapat dijadikan bahan masukan alternatif media pendidikan gizi yang
efektif bagi siswa sekolah.Bagi pembaca diharapkan dapat menambah wawasan
dan menjadi bahan tambahan literatur dalam melakukan penelitian selanjutnya.

KERANGKA PEMIKIRAN
Proses pendidikan dengan menggunakan alat peraga (media) berarti
mencoba memerlihatkan situasi yang hampir mirip dengan realitas kepada
sasaran, dengan demikian sasaran akan lebih cepat menangkap pesan-pesan yang
disampaikan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga
mampu meningkatkan daya serap sasaran (Khomsan 2000). Berdasarkan kerangka
teori, pendidikan gizi yang akan diberikan berhubungan langsung dengan tingkat
pengetahuan gizi contoh.
Media pendidikan yang digunakan berupa permainankubus bergambar
yang akan disampaikan dengan menarik mengenai pendidikan gizi khususnya
tentang pedoman gizi seimbang anak usia sekolah dasar.Perlakuan yang diberikan
terbagi dua macam perlakuan yaitu berupa diskusi dan ceramah pada perlakuan
pertama dan perlakuan kedua dengan diskusi, ceramah, dan cerita dengan
permainan kubus bergambar.Peran media pendidikan gizi dalam hal ini adalah
membantu proses pengiriman pesan-pesan gizi dan kesehatan dari pendidik
kepada sasaran. Pesan atau informasi yang diberikan dapat diterima dan diserap
dengan baik oleh sasaran (Haryoko 2009).
Pemberian pesan gizi kepada contohmelalui media pendidikan yang
digunakan dengan metode ajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal.Faktor eksternal yang mempengaruhi seperti situasi dan kondisi
belajar.Selain itu faktor internal yang mempengaruhi meliputi dua hal, yaitu yang
berasal dari pendidik atau pemberi pesan dan sasaran.Faktor internal pada
pendidik dapat berupa keterampilan, komunikasi, keadaan psikologis, fisiologis,
gaya komunikasi serta tingkat pengetahuan. Sedangkan faktor internal sasaran
berupa sikap, keadaan psikologis, fisiologis, pandangan hidup, kebiasaan
sasaran.Keberhasilan pendidikan gizi dapat dilihat pada peningkatan nilai hasil tes
setelah pendidikan gizi diberikan.Tingkat penerimaan media yang digunakan
adalah kubus bergambar dengan melihat bentuk, tulisan, gambar serta pesan yang
disampaikan kepada contoh.

4

Faktor Internal
contoh: Keterampilan,
Komunikasi, Keadaan
Fisiologis, dan
Psikologis

Pemberi Pesan/Pendidik

Strategi Pendidikan Gizi:
1) kelompok pertama (diskusi dan
ceramah);
2) kelompok kedua (ceramah,
permainankubus bergambar dan
diskusi)

Pesan Gizi

Faktor Eksternal
contoh: Situasi dan
Kondisi Belajar
Pengetahuan Gizi dan
Kesehatan Anak Sekolah

Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Pengaruh yang akan diteliti
Pengaruh yang tidak diteliti

Tingkat Penerimaan
Media Kubus Bergambar

5

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Desain penelitian ini adalah quasy experimental study dengan pre-test dan
post-test, setelah adanya perlakuan berupa pendidikan gizi kepada contoh serta
dengan perbandingan antar contoh (Baine 2008).Penelitian ini dilakukan di
Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bogor. Pemilihan SD dilakukan secara purposif
dengan melihat beberapa kriteria sekolah sebagai berikut: 1) Sekolah dengan
akreditasi yang sama yaitu A yang berlokasi di Kabupaten Bogor;2) Kemudahan
akses dan perizinan pihak sekolah. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) KAIFA, dan SDIT Tarbiyatun Nisaa.Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai Juni 2013.
Populasi dan Contoh Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas limaberjumlah 93
siswa dari SDIT Tarbiyatunnisaa (kelompok perlakuan pertama) dengan diskusi
dan ceramah dan SDIT KAIFA(kelompok perlakuan kedua) dengan diskusi,
ceramah, dan cerita menggunakan media kubus bergambar. Pengambilan contoh
berdasarkan kriteria inklusi yaitu siswa terdaftar dalam kelas lima, bersedia
mengikuti penelitian dan mengisi kuesioner yang diberikan dengan benar. Adapun
kriteria ekslusi adalah siswa tidak hadir penuh selama penelitian
dilaksanakan.Jumlah siswa dari masing-masing sekolah adalah 36 siswa
(kelompok perlakuan pertama) dan 57 siswa (kelompok perlakuan kedua).
Proses Pembuatan Media
Media yang dipilih dalam penelitian ini pada kelompok pertama adalah
menggunakan leaflet dan slide power point,dan kelompok kedua berupa media
visual (permainan kubus bergambar), leaflet dan slide power point.Tema yang
disampaikan dalam pendidikan gizi melalui media tersebut adalah empat pesan
gizi dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Materi yang disampaikan adalah
konsumsi makanan yang beragam, pola hidup bersih dan sehat, melakukan pola
hidup aktif dan berolahraga setiap hari, dan pentingnya berat badan ideal. Setelah
penentuan tema, tahap selanjutnya adalah penyesuaian gambar pada kubus
tersebut agar sesuai dengan tema yang dipilih dan menjadi sebuah cerita berupa
pesan gizi yang akan disampaikan kepada contoh.
Pembuatan setiap media permainan masing-masing sesuai setiap tema
yang berbeda. Pemilihan gambar pada kubus berasal dari internet dengan format
Join Photographic Expert Group (JPEG) yang sesuai dengan cerita tersebut.
Penentuan cerita dilakukan dengan menyesuaikan pemilihan gambar pada kubus
tersebut, dan dilakukan secara verbal di depan contoh secara bersamaan.
Proses selanjutnya adalah melakukan desain kubus bergambar dengan
menggunakan softwareCorel Draw X5. Kubus yang dibuat berukuran 5x5x5 cm
dengan dibentuk menjadi delapan kubus bersusun yang terdiri dari 6 sisi dengan
gambar yang berbeda, dan dapat menjadi satu puzzle bergambar saat dilakukan

6

pelipatan kubus tersebut. Setelah proses editing ukuran, dilakukan tahap input
gambar dan proses akhir penyesuaian gambar dengan cerita kubus tersebut.
Kemudian dilakukan pencetakan, dan dibuat menjadi susunan delapan kubus yang
di susun menjadi satu kubus besar dengan menggunakan lem kertas untuk
menyusunnya.
Evaluasi dilakukan terhadap kesesuaian gambar dengan cerita yang
disampaikan, dan kejelasan cerita yang disampaikan, serta kejelasan gambar
terhadap pesan gizi yang disampaikan.Hasil evaluasi ini guna memperbaiki media
kubus bergambar, serta dilakukan evaluasi contoh dengan menggunakan pre-test
dan post-test.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancaradengan menggunakan kuesioner, meliputi
karakteristik contoh (nama siswa, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, serta
urutan kelahiran), karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua, asal daerah, besar
keluarga dan pendidikan orang tua), pengetahuan gizi. Evaluasi terhadap tingkat
penerimaan contoh hanya dilakukan terhadap media kubus bergambar. Data
pengetahuan giziberupa pertanyaan berbentuk multiple choice berjumlah 20 soal
yang ditanyakan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok,dengan
kisaran nilai 0 sampai 100.Data sekunder didapatkan berdasarkan data arsip
sekolah yang meliputi gambaran umum sekolah, profil sekolah, serta sarana
penunjang belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Berikut merupakan tabel
jenis data dan cara pengambilan data contoh.
Tabel 1 Jenis dan cara pengambilan data
Jenis Data
Karakteristik contoh

Indikator
Nama siswa
Jenis kelamin
Tempat tanggal lahir
Agama
Urutan kelahiran
Karakteristik keluarga
Pekerjaan orang tua
Asal daerah
Besar keluarga
Pendidikan orang tua
Besar keluarga
Kecil (≤4 orang)
Sedang (5-6 orang)
Besar (≥7 orang)
Asal daerah
Sunda
Jawa
Jakarta
Campuran
Pekerjaan orang tua (ayah
Karyawan swasta
dan ibu)
Pegawai Negeri Sipil
Wiraswasta
Buruh
Ibu Rumah Tangga

Cara pengambilan
Wawancara dengan
menggunakan kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

7

Jenis Data
Pendidikan orang
(ayah dan ibu)

Indikator
Cara pengambilan
tua
SMP
SMA/SMK/STM
Kuesioner
D1/D2/Ahli Madya
Sarjana/Pasca sarjana
Urutan kelahiran
Pertama
Kedua
Kuesioner
Ketiga
Keempat
Gambaran umum sekolah
Dokumentasi dan data
Profil sekolah
sekunder
Kegiatan sekolah
Sarana dan prasarana
Pengetahuan gizi
Makan beraneka ragam
Pola hidup bersih
Pola hidup aktif dan
Kuesioner
berolahraga
Mempertahankan berat
badan ideal

Intervensi Pendidikan Gizi
Intervensi pendidikan gizi yang diberikan bertujuan agar contoh dapat
memahami isi dari pedoman gizi seimbang dengan menggunakan bantuan leafleat,
slide power point dan permainan kubus bergambar, serta Memberikan
pemahaman akan pentingnya pola hidup dengan gizi seimbang dengan
memperhatikan pola hidup yang sehat dan aktifitas seimbang dengan pendekatan
permainan dan diskusi yang diberikan. Intervensi pendidikan gizi yang diberikan
mengenai empat dasar PGS, yaitu 1.)Pentingnya membiasakan makan makanan
beraneka ragam, 2.)Pentingnya pola hidup bersih, 3.)Pentingnya pola hidup aktif
dan berolahraga dan 4.)Pentingnya mempertahankanberat badan ideal.
Metode dan Teknik Intervensi
Metode yang digunakan dalam pendidikan gizi ini adalah dengan metode
kelompok. Pendidikan gizi yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu kelompok
perlakuan pertama dan kelompok perlakuan kedua.Kelompok pertama diberikan
pada siswa-siswi SDIT Tarbiyatunnisaa sedangkan kelompok kedua diberikan
pada siswa-siswi SDIT KAIFA. Kelompok pertama diberikan pendidikan gizi
dengandiskusi dan ceramah singkat menggunakan leaflet dan slide power point,
sedangkan kelompok kedua diberikan pendidikan gizi dengan diskusi, ceramah
dan cerita menggunakan media leaflet, slide power point dan permainan kubus
bergambar dengan durasi 120 menit.
Kelompok kedua,contoh diminta untuk membentuk 8 kelompok, dengan 4
kelompok putra dan 4 kelompok putri, masing-masing terdiri dari 5 orang untuk
melakukan permainan kubus bergambar dengan secara bergantian untuk dapat
juga menyampaikan pesan-pesan PGS kepada contoh lainnya menggunakan
media kubus bergambar tersebut.Sebelumnya dilakukanpenyampaian pesan
PGSkepada contoh menggunakan cerita yang menarik kepada contoh.
Penyampaian cerita dibagi menjadi empat cerita yang disampaikan kepada semua

8

contoh, disesuaikan dengan materi PGS yang akan disampaikan dengan masingmasing kubus bergambar sesuai dengan materi PGS.
Saat proses cerita berlangsung, contoh mendengarkan dengan baik cerita
yang disampaikan.Setelah itu contoh diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi
dengan kelompoknya untuk menyusun rangkaian cerita sesuai dengan pembagian
kelompok materi PGS.Masing-masing kelompok secara bergantian bercerita
sesuai dengan kubus bergambar yang telah dibagikan.Penentuan contoh untuk
dapat ikut bercerita bertujuan agar contoh dapat aktif dan kreatifdalam bercerita
dan menyampaikan pesan gizi kepada anak seusianya dan melatih mental
keberanian dalam menyampaikan pesan gizi.Cerita yang dibawakan disajikan
dengan menarik berupa alur cerita yang biasa diterima oleh anak-anak.Hal ini agar
contoh dapat dengan mudah memahami isi dari cerita dan pesan gizi yang
disampaikan.
Intervensi yang diberikan pada kedua kelompok berjarak satu minggu
setelah pengambilan data awal berupa wawancara karakteristik contoh dan pretest.Setelah intervensi dilakukan, contoh diberikan post-test pengetahuan gizi
untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi pada kedua perlakuan.Berikut
merupakan gambar perlakuan terhadap contoh penelitian.
93 Siswa

57 Siswa perlakuan
kedua

36 Siswa
perlakuan pertama

Wawancara Karakteristik dan Pre-test Data Pengetahuan Gizi

Intervensi
Diskusi

1 Minggu kemudian

Intervensi Permainan Media
Kubus Bergambar

Pos-test Pengetahuan Gizi

Gambar 1 Perlakuan Contoh Penelitian
Evaluasi yang dilakukan dalam penyuluhan gizi ini dengan memberikan
pre-testyang dilakukan pada pengambilan data awal berupa karakteristik contoh
dan profil sekolah dan post-testdiberikan kepada contoh setelah satu pekan
kemudian diberikan intervensi terlebih dahulu sebelum diberikan post-test.Selain
itu diberikan kuesioner tentang tingkat penerimaan terhadap media yang
digunakan yaitu kubus cerita bergambar pada kelompok perlakuan kubus
bergambar. Kemudian dilakukan diskusi saat proses penyampaian materi telah
selesai dengan harapan dapat melihat tingkat pemahaman tentang materi yang
diberikan.

9

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan microsoft excel 2007 for
windows, kemudian dilakukan analisis data secara statistik deskriptif dan korelasi
dengan menggunakan SPSS 1.6.0 for windows. Proses pengolahan meliputi
editing, coding, entry dan analisis. Data mengenai karakteristik contoh meliputi
jenis kelamin, urutan kelahiran, agama. Data mengenai jenis kelamin
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Data
mengenai urutan kelahiran dikelompokkan menjadi empat kategoriyaitu urutan
lahir ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Data mengenai karakteristik keluarga meliputi
besar keluarga, pekerjaan orang tua, asal daerah serta pendidikan orang tua.
Data mengenai besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga besar (5-6 orang), keluarga besar (≥ 7 orang)
sesuai dengan sebaran contoh. Data mengenai pekerjaan orang tua
dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu karyawan swasta, wiraswasta,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), buruh, dan Ibu Rumah Tangga (IRT).Asal daerah
dibagi menjadi
empat kategori yaitu Sunda (Bogor, Bandung, Cianjur,
Tangerang), Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Jakarta dan Campuran. Data
mengenai pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK/STM), D1/D2/Ahli Madya, serta
Sarjana/Pascasarjana.
Komponen yang ditanyakan pada permainan kubus bergambar adalah
permainan kubus bergambar, ukuran gambar, penggunaan gambar dalam kubus,
tulisan pada kubus bergambar, pesan gizi dan kesehatan pada kubus bergambar,
bagian yang disukai pada kubus bergambar serta ketertarikan untuk mengikuti
pesan-pesan yang disampaikan melalui kubus. Pilihan jawaban terhadap
pertanyaan atau variabel permainan kubus bergambar, serta penggunaan gambar
dalam kubus menggunakan pilihan jawabansebanyak empat point.
Pertanyaan terkait ukuran gambar diberikan pilihan jawaban terlalu besar,
besar, kecil, terlalu kecil.Pertanyaan mengenai tulisan pada kubus bergambar
diberikan tiga pilihan yaitu terlalu besar, cukup, dan terlalu kecil.Sedangkan,
pertanyaan mengenai bagian yang disukai dan tidak disukai pada kubus diberikan
pilihan jawaban berupa gambar pada kubus, bentuk, pesan-pesan, dan ukuran.
Pertanyaan mengenai pesan gizi dan kesehatan pada kartu bergambar diberikan
pilihan jawaban berupa sangat sulit dipahami, sulit dipahami, mudah dipahami,
sangat mudah dipahami.Pertanyaan terakhir terkait kesediaan contoh menerapkan
pesan gizi dan kesehatan pada kubus diberikan dua pilihan jawaban yaitu ya dan
tidak, dan kepada siapa pesan gizi akan disampaikan.
Pertanyaan terkait pengetahuan gizi diberikan berupa soal pilihan ganda
berjumlah 20 soal yang dikelompokkan kepada empat aspek PGSdengan satu
jawaban benar dengan kisaran nilai 0 sampai 100.Setiap jawaban benar diberikan
nilai 5 dan jawaban salah diberikan nilai 0. Pengkategorian tingkat pengetahuan
gizi dilakukan dengan menetapkan cut-off point, pengetahuan gizi kurang jika
skor < 60, pengetahuan gizi sedang jika skor 60-80, dan pengetahuan gizi baik >
80 (Khomsan 2000).
Analisis data untuk mengetahui perbedaan karakteristik contoh dan
perlakuan menggunakan analisis data deskriptif. Perbedaan skor pengetahuan gizi
contoh, perbedaan skor sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan
digunakan uji paired sample T testdengan taraf signifikasi p=0.05. Perbedaan

10

karakteristik contoh terhadap nilai skor pengetahuan gizi juga diuji dengan uji
korelasi Pearson.
Definisi Operasional
Diskusiadalah cara penyampaian materi PGS kepada contoh
Contoh adalah anak usia sekolah dasar usia 11-12 tahun kelas 5 SDIT Kaifa
Ciomas dan SDIT Tarbiyatunnisaa.
Jenis kelamin adalah pembagian contoh ke dalam laki-laki atau perempuan.
Karakteristik contoh adalah ciri-ciri yang terdapat pada contoh yang meliputi
jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, agama, serat minat contoh.
Karakteristik keluarga adalah data yang terdapat pada keluarga contoh yang
terdiri dari jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua dan pendidikan
orang tua.
Media kubus cerita bergambar adalah media pendidikan gizi berupa kotak
berbentuk kubus yang berukuran 5 x 5 x 5 cm yang berisi gambar
mengenai pesan gizi seimbang.Media kubus terdiri dari 4 jenis disesuaikan
dengan materi PGS yang diberikan yaitu, 1.)Pentingnya membiasakan
makan makanan beraneka ragam, 2.)Pentingnya pola hidup bersih,
3.)Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga dan 4.)Pentingnya berat
badan ideal.
Minat ketertarikan contoh terhadap jenis permainan anak yang disukai.
Pekerjaan orang tua adalah jenis mata pencaharian orang tua contoh yang
dikelompokkan menjadi kategori pegawai negeri sipil, pegawai swasta,
wiraswasta, buruh, ibu rumah tangga.
Pendidikan orang tua adalah riwayat pendidikan orang tua contoh yang
dikelompokkan menjadi kategori SMP, SMA/Sederajat, Ahli Madya, dan
Sarjana/Pascasarjana.
Pengetahuan gizi contoh adalah tingkat pengetahuan atau pemahaman contoh
terhadap PGS yang diketahui melalui hasil tes dengan kuesioner.
Pola konsumsi remaja sekolah adalah jumlah dan jenis bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh anakusia sekolah.
Tingkat penerimaancontoh adalah tingkat kesukaan contoh terhadap media
kubus cerita bergambar yang dinilai berdasarkan komponen media tersebut
yang kemudian hasilnya digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan
contoh terhadap media.
Urutan kelahiran adalah urutan contoh dilahirkan di dalam suatu keluarga.
Usia adalah ukuran satuan tahun contoh penelitian.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi sekolah di Kabupaten Bogor dengan
status akreditasi sekolah A. Lokasi penelitian yang pertama adalah SDIT
KAIFA.Sekolah ini terletak di Perumahan Bukit Asri, Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Abdurrahman
S.Pd.I dan telah berdiri sejak tahun 2004.Jumlah keseluruhan tenaga pengajar
tetap di sekolah ini sebanyak 15 orang.Rata-rata pendidikan terakhir yaitu lulusan
S1 sebanyak 11 orang dan 4 orang lulusan Diploma.Sedangkan jumlah tenaga
pengajar tidak tetap sebanyak 41 orang, dengan lulusan yang beragam mulai dari
SMA, Diploma dan Sarjana.
SDIT KAIFA secara keseluruhan memiliki 12 kelas dengan masingmasing dua kelas setiap jenjangnya.Jumlah seluruh murid di sekolah ini sebanyak
373 murid dengan masing-masing jumlah siswa dan siswi yaitu sebanyak 188
siswa laki-laki dan 185 siswi perempuan. Total murid kelas V disekolah ini
berjumlah 58 murid dengan jumlah masing-masing siswa-siswi sebanyak 28 siswa
laki-laki dan 30 siswi perempuan. Sekolah ini selain memiliki jumlah ruangan
kelas sejumlah kelas setiap jenjangnya, juga memiliki fasilitas lain seperti, kantor
kepala sekolah, kantor guru, kantor tata usaha, perpustakaan, laboratorium
komputer, dan kantin. Jam belajar di sekolah ini hanya dilakukan di pagi hari
yaitu dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB untuk semua jenjang kelas.
Selain diajarkan pelajaran wajib disekolah, sekolah ini juga mengajarkan metode
belajar lain terutama dalam bidang agama seperti hafalan surat-surat pendek dan
solat berjamaah, serta ektrakulikuler di bidang keterampilan seni dan olahraga.
Lokasi penelitian kedua adalah SDIT Tarbiyatun Nisaa.Sekolah ini terletak
di Jl. Letkol Atang Sanjaya km 2 Desa Banjarsari, Kecamatan Rancabungur,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Epi Hafidzudin
Malik S.Pd.I, M.Pd. Jumlah total tenaga pengajar di sekolah ini sebanyak 26
orang dimana sebagian besar tenaga pengajar dengan status tenaga pengajar tetap
berjumlah 22 orang dan empat orang lainnya sebagai tenaga pengajar tidak tetap
(honorer). Sebagian besar tenaga pengajar tetap menempuh pendidikan terakhir
sebagai sarjana. Sedangkan, sebagian besar tenaga pengajar tidak tetap menempuh
pendidikan terakhir hingga tingkat pascasarjana.
Jumlah kelas di sekolah ini tercatat sebanyak 16 kelas.Khusus kelas III dan
IV hanya terdiri dari dua kelas sedangkan kelas lainnya terdiri dari tiga
kelas.Jumlah keseluruhan murid dari kelas I hingga kelas VI berjumlah 689
denganjumlah murid laki-laki sebanyak 338 siswa dan jumlah murid perempuan
sebanyak 351 siswa. Jumlah total murid kelas V berjumlah 135 murid. Kelas V
yang terpilih sebagai kelas penelitian adalah kelas VA dengan jumlah murid
sebanyak 44 murid yang didominasi oleh murid perempuan sebanyak 28 siswi dan
sisanya murid laki-laki sebanyak 16 siswa.
Sekolah ini hanya memiliki 10 ruang kelas dengan fasilitas tambahan
berupa satu ruang laboratorium komputer dan satu ruang perpustakaan. Jam
belajar yang diterapkan di sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi
dan siang. Jam belajar pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00
WIB terkecuali untuk kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Jam belajar siang

12

dimulai pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah ini yaitu pramuka dan bela diri taekwondo.
Karakteristik Contoh Penelitian
Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin contoh secara keseluruhan, jumlah
contoh dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan masing-masing66.7%,
33.3% dan 56.1%, 43.8%.Uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan untuk jenis kelamin pada kelompok-kelompok
penelitian (p=0.624; p>0.05). Pengalaman belajar pada anak yang berhubungan
dengan jenis kelamin lebih mengarah kepada apa yang apa yang dilakukannya
sesuai atau pantas bagi jenis kelaminnya. Pengaruh terpenting terletak pada sikap
orang tua dan anggota keluarga terhadap anak tersebut (Forer 2000).
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin
Perlakuan-1
Perlakuan-2
Jenis Kelamin
n
%
n
%
Laki-laki
24
66.7
32
56.1
Perempuan
12
33.3
25
43.8
Total
36
100
57
100
Urutan Kelahiran
Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar contoh dengan urutan
kelahiran pertama dan kedua masing-masing 43.8%, 40.3%, 30.5% dan 40.3%,
sisanya pada urutan kelahiran ketiga dan keempat. Uji statistika menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk urutan kelahiran pada
kelompok-kelompok penelitian (p=0.738, p>0.05). Menurut Hurlock (2000)
posisi urutan anak dapat berpengaruh pada kepribadian individu dan pola perilaku
serta keadaan dalam hidup, seperti peran individu dalam keluarga dan perlakuan
yang diterimanya dari anggota keluarga serta sikap mereka. Hal ini disebabkan
peran, sikap dan perlakuan yang berkembang akan menjadi sebuah kebiasaan.
Hubungannya dengan prestasi atau kecerdasan lebih disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang mendorong pengembangan intelektual anak.
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran.
Perlakuan-1
Perlakuan-2
Urutan kelahiran
n
%
n
%
Ke-1
16
44.4
25
43.8
Ke-2
11
30.5
23
40.3
Ke-3
6
16.6
8
14
Ke-4
3
8.3
1
1.7
Total
36
100
57
100
Karakteristik Keluarga
Besar Keluarga
Menurut BKKBN(2010), besar rumah tangga adalah jumlah anggota
keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang
tinggal bersama. Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga, besar rumah tangga
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rumah tangga kecil, sedang, dan besar. Rumah
tangga kecil adalah rumah tangga yang jumlah anggotanya kurang dari sama

13

dengan empat orang. Rumah tangga sedang adalah rumah tangga yang memiliki
anggota antara empat sampai enam orang, sedangkan rumah tangga besar adalah
rumah tangga dengan jumlah anggota lebih dari sama dengan tujuh orang.Hasil
memerlihatkan bahwa lebih dari 80% contoh penelitian tergolong keluarga sedang
(5-6 orang) sedangkan sisanya sedikit yang tergolong keluarga kecil (≤4 orang)
dan besar (≥7 orang). Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.723;
p>0.05).
Berdasarkan data besar keluarga contoh, sebagian besar tergolong ke
dalam keluarga sedang dengan jumlah 5-6 orang.Besarnya rumah tangga
memiliki pengaruh yang nyata terhadap jumlah pangan yang dikonsumsi dan
pendistribusian konsumsi makanan antar anggota keluarga. Di bawah ini adalah
sebaran contohberdasarkan besar keluarga (Contento 2007).
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
Perlakuan-1
Perlakuan-2
Besar Keluarga
n
%
n
%
Kecil (≤4 orang)
1
2.7
1
1.7
Sedang (5-6 orang)
32
88.
49
85.9
8
Besar (≥7 orang)
3
8.3
7
12.2
Asal Daerah
Hasil menunjukkan bahwa contoh penelitian didominasi berasal dari
daerah Sunda 69.4% dan 74.1% dan sisanya kurang dari 20% yang berasal dari
Jawa, Jakarta dan campuran. Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok
penelitian (p=0.401; p>0.05).Berdasarkan data asal daerah orang tua contoh,
sebagian besar berasal dari suku sunda baik pada kelompok pertama maupun
kelompok kedua. Menurut Jatmika (2005)asal daerah keluarga akan
mempengaruhi makanan yang sering dikonsumsi oleh keluarga tersebut, melihat
di berbagai daerah maupun strata ekonomi, masing-masing memiliki kebiasaan
makan dengan menu yang berbeda, dan berkaitan dengan kualitas gizi yang
diberikan. Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga
contoh.
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga
Perlakuan-1
Perlakuan-2
Besar Keluarga
n
%
n
%
69.
Sunda
25
43
74.1
4
Jawa
2
5.5
2
3.4
19.
Campuran
7
7
12
4
Jakarta
2
5.5
6
10.3
Pendidikan Orangtua
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ayah dan ibu contoh
adalah tingkat Sarjana 63.8% dan 79.3%, dan pada ibu 58.3% dan 43.1% Uji
statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pendidikan
ayah dan ibu pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.113; p=0.09). Pendidikan

14

orang tua akan memperngaruhi kualitas gizi yang diberikan oleh orang tua
terhadap keluarganya (Wicaksono 2010). Berikut ini adalah sebaran contoh
berdasarkan tingkat pendidikan orang tua.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orangtua
Ayah
Ibu
Perlakuan- Perlakuan- PerlakuanPerlakuan-1
Jenis
2
1
2
Pendidikan
n
%
n
%
n
%
n
%
SMA/SMK/ST
12
33.3
5
8.7
13 36.1 23 39.6
M
Diploma
1
2.7
6
10.5
2
5.5
10 17.2
Sarjana
23
63.8 46 80.7 21 58.3 25 43.1
Total
36
100 57
100
36
100
57 100
Pekerjaan Orangtua
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai
karyawan swasta 22.2 % dan 48.2% dan pekerjaan PNS 44.4% dan 36.2%,
sedangkan sisanya sebagai wiraswasta dan buruh. Pekerjaan ibu contoh sebagian
besar sebagai PNS 52.2% dan 34.4% dan Ibu Rumah Tangga (IRT) 41.6% dan
58.6%. Uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
untuk pekerjaan ayah dan ibu pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.03;
p=0.045). Berdasarkan keseluruhan data pekerjaan orang tua, penelitian yang
dilakukan oleh Robert(2005) menunjukkan hubungan yang positif antara
pekerjaan orang tua dengan kualitas status gizi keluarga, hal ini berarti semakin
baik pekerjaan orang tua berbanding lurus dengan kualitas baik gizi yang
diberikan oleh orang tua terhadap keluarganya. Tabel berikut ini menunjukkan
sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua.
Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua
Ayah
Ibu
Perlakuan- Perlakuan- PerlakuanPerlakuan-1
2
1
2
Jenis Pekerjaan
n
%
n
%
n
%
n
%
Karyawan
8
22.2 28 48.2
1
2.7
2
3.4
swasta
Wiraswasta
9
25
7
12
1
2.7
1
1.7
PNS
16
44.4 21 36.2 19 52.2 20 34.4
Buruh
3
8.3
2
3.4
0
0
0
0
IRT
0
0
0
0
15 41.6 34 58.6
Total
36
100 57
100
36
100
57 100
Tingkat Kesukaan Contoh terhadap Media Kubus Bergambar
Kesan terhadap Media Kubus Bergambar
Hasil menunjukkan berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap media
kubus bergambar yaitu sebanyak 52 contoh penelitian atau 91.2% contoh
penelitian menyatakan bahwa media kubus bergambar yang digunakan pada

15

penyuluhan gizi sangat menarik. Sebanyak contoh penelitian yang menyatakan
menarik dan cukup menarik tentang media tersebut masing-masing sebanyak 3
dan 2 siswa atau 5.2% dan 3.8% contoh penelitian. Tidak ada satupun contoh
yang menyatakan media kartu bergambar tidak menarik.Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Imam (2011) mengenai media pendidikan gizi melalui
mainan kartu bergambar, sebagian memiliki ketertarikan terhadap media yang
dibuat serta meningkatkan nilai pengetahuan gizi contoh setelah intervensi
dilakukan.Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus
bergambar.
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kubus bergambar
Kesan Terhadap Kubus
n
%
Sangat Menarik
52
91.2
Menarik
3
5.2
Cukup Menarik
2
3.5
Tidak Menarik
0
0
Total
57
100
Ukuran Gambar Pada Media Kubus Bergambar
Sebagian besar contoh (94.7%) atau sebanyak 54 siswa yang berpendapat
bahwa ukuran gambar dalam media kubus bergambar tergolong cukup untuk
ukuran gambar.Sedangkan hanya 3 siswa yang mengatakan kecil atau sebesar
5.2%.Sementara tidak ada contoh yang mengatakan ukuran gambar kubus yang
besar atau terlalu kecil.Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan
pendapat terhadap ukuran gambar pada media kartu bergambar.
Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada
media kubus bergambar.
Ukuran Gambar
n
%
Besar
0
0
Kecil
3
5.2
Cukup
54
94.7
Terlalu Kecil
0
0
Total
57
100
Gambar Pada Media Kubus Bergambar
Hasil yang diperoleh mengenai gambar dari kubus, sebagian besar(91.2%)
menyatakan bahwa gambar yang digunakan dalam media kartu bergambar sangat
menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Sisanya, hanya sebanyak lima orang
contoh atau 8.7% contoh berpendapat bahwa gambar yang digunakan dalam
media kubus bergambar cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Berikut
ini merupakan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media
kubus bergambar.
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media
kubusbergambar
n
%
Sangat Menggambarkan Pesan Gizi &
52
91.2
Kesehatan

16

Cukup Menggambarkan Pesan Gizi
Kesehatan
Kurang Menggambarkan Pesan Gizi
Kesehatan
Tidak Menggambarkan Pesan Gizi
Kesehatan
Total

&
&
&

5

8.7

0

0

0

0

57

100

Tulisan Pada Kubus Bergambar
Karakteristik kesukaan berikutnya adalah pada jenis huruf yang digunakan
dalam kubus bergambar. Jenis huruf yang digunakan adalahRockwell Extra Bold
dengan ukuran huruf 58 pt.Berdasarkan data yang diperoleh hasil menunjukkan
bahwa sebanyak 38 contoh atau 66.7% contoh dalam kelompok perlakuan
menyatakan bahwatulisan yang digunakan dalam media kubus bergambar sudah
cukup. Ini menun

Dokumen yang terkait

“Nutri-Roll” permainan edukatif pengenalan gizi seimbang untuk anak sekolah dasar

1 16 14

Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Pengetahuan Gizi dan Prilaku Konsumsi Pada Siswa Sekolah Dasar

0 6 41

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN GIZI DENGAN METODE DONGENG TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG GIZI SEIMBANG EFEKTIVITAS PENDIDIKAN GIZI DENGAN METODE DONGENG TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG GIZI SEIMBANG DI SDN 3 MAKAMHAJI KARTASURA.

2 5 14

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN SISWA Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang Dengan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Siswa Sd Negeri Pajang Iii Surakarta.

0 2 11

PENGARUH PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA VIDEO, POSTER DAN PERMAINAN KWARTET GIZI TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Media Video, Poster Dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi Siswa Di Sekola

8 19 18

BAB I PENDAHULUAN Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Media Video, Poster Dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Karangasem III Kota Surakarta.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Media Video, Poster Dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Karangasem III Kota Surakarta.

0 2 5

PENGARUH PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA VIDEO, POSTER DAN PERMAINAN KWARTET GIZI TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Media Video, Poster Dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi Siswa Di Sekola

0 4 10

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI NUTRIBOARD GAME TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI SEIMBANG PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKASARI 6 TANGERANG TAHUN 2018

1 14 9

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI NUTRIBOARD GAME TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI SEIMBANG PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKASARI 6 TANGERANG TAHUN 2018

0 0 8