D. Prinsip-Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Prinsip-prinsip dasar perbankan Syariah dalam operasionalnya mengikuti aturan-aturan dan norma-norma Islam, seperti yang disebutkan
dalam pengertian diatas, yaitu: a.
Bebas dari bunga
riba
b. Bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian
maysir
c. Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
gharar
d. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah
bathil
e. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Diana Yumanita, 2005 : 4
E. Fungsi Bank Syariah
Menurut Diana Yumanita 2005 : 4, bank syariah mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai badan usaha
tanwil
dan badan sosial
maal
. Bank syariah sebagai badan usaha mempunyai beberapa fungsi, yaitu
a. sebagai manajer investasi, bank syariah melakukan penghimpunan dana
dari para investor nasabahnya dengan prinsip
wadi’ah yad dhamanah
titipan,
mudharabah
bagi hasil, atau
ijarah
sewa b.
sebagai investor, bank syariah melakukan penyaluran dana melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
c. Sebagai penyedia jasa perbankan, bank syariah menyediakan jasa
keuangan prinsip
wakalah, hiwalah, kafalah, rahn, qardh, sharf
, dll.,
jasa nonkeuangan prinsip
wadiah yad amanah
dan jasa keagenan prinsip
mudharabah muqayyadah
. Sedangkan Bank Syariah sebagai badan sosial mempunyai beberapa fungsi,
yaitu: a.
Sebagai pengelola dana untuk penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah ZIS
b. Sebagai penyalur
qardhul hasan
pinjaman kebajikan
F. Pengertian Produk Bank.
Produk bank merupakan instrumen, sarana atau perangkat yang ditawarkan oleh bank kepada calon nasabah. Produk bank Syariah dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu produk penghimpunan dana
funding
, produk penyaluran dana
lending
dan produk jasa-jasa perbankan
service
. Produk penghimpunan dana dari bank syariah sendiri hampir sama dengan bank
konvensional, tetapi yang membedakan hanya prinsipnya. Produknya antara lain, terdiri dari Tabungan
Wadi’ah, Mudharabah, Qardh
, Giro
Wadi’ah
dan Deposito
Mudharabah .
Pengertian tabungan secara umum yaitu simpanan yang sifatnya bebas terbatas, maksudnya bebas dalam melakukan penyetoran dananya sepanjang
kantor kas masih dibuka dan terbatas dalam melakukan penarikan tidak dapat melakukan penarikan sebagaimana halnya giro.
Menurut Diana Yumanita 2005 : 16, prinsip yang digunakan dapat berupa, w
adi’ah
titipan,
mudharabah
bagi hasil, dan
qardh
pinjaman
kebajikan.
Wadi’ah
merupakan akad penitipan barang uang antara pihak yang mempunyai barang uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan
tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan keutuhan barang uang.
Wadi’ah
untuk rekening tabungan, bank dapat memberikan bonus kepada nasabah dari keuntungan yang diperoleh bank.
Mudharabah
lengkapnya
mudharabah al-muthlaqah
merupakan akad antara pihak pemilik modal
shahibul maal
dengan pengelola
mudharib
untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan
nisbah
yang telah disepakati diawal akad dan kerugian ditanggung oleh pemilik dana atau nasabah.
Qardh
merupakan pinjaman kebajikan dimana bank seperti mendapat pinjaman tanpa bunga dari deposan. Bank dapat mempergunakan dana ini
untuk tujuan apa saja dan dari keuntungan yang diperoleh, bank dapat memberikan bagian keuntungan kepada deposan berupa uang atau nonuang
hal ini jarang terlihat dalam praktik Menurut Undang-Undang R.I. No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang R.I. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
G. Struktur Organisasi