Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

B. Kerangka Pemikiran

Ekstrak buah merah yang diambil dari daging buahnya utamanya telah diteliti dan telah diketahui banyak mengandung senyawa antioksidan yang dapat meminimalisir resiko kanker dan juga ditemukan senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh sedangkan biji buahnya belum pernah diteliti sebelumnya dan belum pernah ditemukan literatur mengenai komponen utama biji buah merah. Biji dan buah memiliki hubungan biologik yang kuat jika dilihat dari proses pembentukannya sehingga diduga biji memiliki senyawa metabolit sekunder yang hampir mirip dengan bagian daging buah merah. Untuk lebih mengoptimalkan potensi buah merah secara keseluruhan maka dilakukan isolasi dan metode pemisahan yang tepat, khususnya untuk komponen polar biji buah merah. I Made budi 2001 menyatakan bahwa komponen non polar dari buah merah sebagian besar terdiri dari asam lemak. Komponen non polarnya, khususnya asam lemak harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak ikut terekstrak ke dalam pelarut polar yang akan digunakan untuk mengisolasi komponen polarnya. Proses sokhlet dilakukan untuk menghilangkan komponen non polar. Residu hasil ekstraksi sokhlet yang diduga telah bebas dari senyawa non polarnya, dimaserasi dengan menggunakan etanol untuk mengekstrak komponen polarnya. Selanjutnya, ekstrak etanol biji buah merah dlakukan skrinning fitokimia sebagai uji pendahuluan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji buah merah. Hasil skrinning fitokimia ini nantinya akan memberikan gambaran senyawa metabolit sekunder apa saja yang terkandung dalam biji buah merah dan dapat dijadikan dasar metode pemisahan selanjutnya. Septiyaningsih 2010 telah melakukan skrinning fitokimia ekstrak etanol biji buah merah . Hasil skrinning fitokimianya menunjukkan bahwa ekstrak etanol uji positif terhadap tanin, glikosida antrakuinon dan fenolik, serta asam lemak. Hasil skrinning fitokimia awal ini belum menjelaskan jenis tanin,atau aglikon glikosida jenis apa yang berada dalam ekstrak etanol biji buah merah. Selain itu, ekstrak etanol ini juga belum dilakukan pemisahan dan identifikasi lebih lanjut. Sehingga, kadar masing- masing golongan senyawa tersebut di dalam ekstrak etanol biji buah merah belum dapat diketahui. Senyawa fenolik merupakan senyawa yang jangkauannya cukup luas karena hampir semua senyawa bahan alam memiliki gugus fenolik. Bahkan, antrakuinon dan tanin sendiri juga merupakan suatu fenolik Treutter, 2010. Antrakuinon merupakan senyawa bahan alam yang jarang ditemukan karena senyawa ini mudah teroksidasi atau terurai oleh enzim Robinson, 1993. Sedangkan, Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki berat molekul cukup tinggi dan sering kali membentuk kompleks dengan protein dan karbohidrat Risnasari, 2002. Tanin dalam akar Tsuga heterophylla mencapai 90 dari kandungan senyawa totalnya Hernes and Hedges, 2004. Keberadaan tanin dalam jumlah besar pada tanaman diduga dapat mengganggu proses pemisahannya. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan tanin terhadap pemisahan komponen polar dalam biji buah merah dilakukan beberapa metode pemisahan. Metode pemisahan yang akan dilakukan terhadap komponen polar biji buah merah meliputi kromatografi kolom Flash, kromatografi kolom Sephadex, dan High Performance Liquid Chromatography HPLC. Kromatografi Sephadex-HPLC memberikan hasil pemisahan tanin yang bagus pada ekstrak daun bearberry Pegg et al., 2008.

C. Hipotesis