171
Ruang Trafo Cukup
45-50 20-35 dba
Ruang AHU Cukup
45-50 20-35 dba
Ruang Genset Cukup
45-50 20-35 dba
Ruang Pompa Cukup
45-50 20-35 dba
Sumber : Analisis Penulis, 2015
6.2.5 Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi Bangunan 6.2.5.1
Konsep Sistem Struktur Bangunan
Pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta direncanakan bangunan tersebut terdiri dari lebih dari dua lantai, dengan menggunakan
pondasi footplat Upper structure yang digunakan pada bangunan tersebut adalah Rigid Frame pada struktur kolom dan balok serta Truss Frame pada rangka kuda-kuda
bangunan bentang lebar. Pada bangunan asrama digunakan double core.
6.2.5.2 Konsep Konstruksi dan Bahan Bangunan
Pada bangunan Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman Yogyakarta meliputi pemilihan bahan untuk atap, plafond, dinding dan lantai.
Atap Atap pada iklim topis merupakan bagian yang paling banyak dan lama terkena paparan
matahari. Atap yang digunakan adalah atap tipe dua lapis, atap dua lapis merupakan atap yang tersusun oleh 2 lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam yang dipisahkan oleh
rongga. Lapisan luar pada konstruksi atap dua lapis berguna untuk melindungi lapisan dalam dari cahaya sinar matahari langsung serta rongga kedua lapisan dapat mengurangi
panas. Selain itu digunakan juga jenis atap miring dan atap dengan bahan penutup rumputGreen Roof.
Plafond Plafond yang digunakan adalah plafond papan gypsum dengan kerangka plafond baja
ringan galvanis. Dinding
Pada iklim topis lembab dinding yang digunakan lebih berfungsi untuk mencegah hujan dan angin masuk ke dalam ruang. Dinding banyak bukaan dan sebagian menggunakan
dinding hijau.
172 Lantai
Pengolahan baseplane pada daerah tropis lembab sebaiknya tidak bersentuhan langsung dengan tanah, hal ini berguna untuk membantu pelepasan panas serta sirkulasi udara.
Pengolahan ini dapat dibuat dengan penambahan ketinggian lantai dasar bangunan. Pengolahan dengan penambahan ketinggian juga berfungsi untuk menghalangi gangguan
berupa udara lembab, binatang hingga debu.
6.2.6 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 6.2.6.1
Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih pada kawasan ini disediakan oleh PAM Perusahaan Air Minum dan sumur pompa. Pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman,
Yogyakarta, hanya menggunakan jasa PAM Perusahaan Air Minum sebagai sumber utama air bersih.
Air Bersih Merupakan air yang berasal dari PAM dan air sumur dengan penerapan sistem up dan down
feet serta penggunaan reservoir bawah dan reservoir atas sebagai penampung yang lalu didistribusikan
PDAM R. Reservoir
Pressure Pump Hydran
Sprinkle
Toilet Dapur
6.2.6.2 Sistem Jaringan Air Kotor
:
Sistem Jaringan Air Kotor
Penggunaan sistem jaringan air kotor pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta menggunakan septic tank, sumur resapan dan saluran lain
yang dibangun sendiri dengan pengolahan limbah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan.
173 Air kotor bersumber dari kamar mandi atau toilet berupa limbah cair dan padat, dari dapur
berupa limbah cair berlemak, dan kegiatan pembersihan cleaning sevice dan air hujan. Untuk limbah padat disalurkan ke septic tank dan sumur peresapan, untuk limbah air kotor
dan kamar mandi dialirkan ke bak kontrol dan diteruskan ke sumur peresapan atau riol kota. Air kotor termasuk dalam limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga terdiri dari blackwater
dan greywater. Blackwater merupakan air bekas pembuangan dari toilet, sehingga dapat diteruskan sampai septictank. Greywater merupakan bagian dari limbah cair domestic yang
proses pengalirannya tidak melalui toilet, misalnya seperti air bekas mandi, air bekas mencuci pakaian, dan air bekas dapur. Greywater dapat diolah dengan menggunakan teknologi water
treatment plant. Water treatment plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku influent yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas
air pengolahan effluent standart yang diinginkan atau ditentukan atau siap untuk di konsumsi. Greywater yang telah disaring dapat digunakan kembali untuk keperluan seperti flushing toilet,
sistem pemadam kebakaran dan penyiraman tanaman.
6.2.6.3 Sistem Jaringan Air Hujan
Untuk menjaga air tanah agar tidak habis maka pembuangan air hujan diresapkan ke dalam tanah melalui sumur resapan. Air hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna
keperluan pertanian, domestik dan industri.
Gambar 6.6 Sistem Kerja Water Treatment Plant Sumber : aryansah.files.wordpress
174 Sistem Pemanfaatan Air Hujan SPAH terdiri atas sistem Penampungan Air Hujan PAH dan
sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan sumur resapan Sures. Sumur resapan dapat digunakan untuk melestarikan
air tanah dan mengurangi resiko genangan air hujan atau banjir yang dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan meresapkan curahan air hujan.
Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan air yang keluar dari
tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam sumur resapan.
Cara kerja sistem pemanfaatan air hujan adalah sebagai berikut
1
: Air hujan jatuh di atap bangunan dan mengalir melalui atap rumah kemudian
terkumpul di talang air yang dialirkan dengan pipa menuju bak penampungan air hujan
Sampah dedaunan yang terbawa akan disaring di bagian depan bak penampung dengan media pasir dan kerikil, sampah akan tertahan dan air hujan yang bersih
akan masuk ke dalam bak penampung volume bak 10m
3
Jika hujan berlangsung terus menerus, dan bak penampung penuh maka air akan melimpah melalui pipa outlet masuk ke dalam sumur resapan dengan kedalaman
lubang sumur resapan sekitar 3 meter, konstruksi terbuat dari bis beton, sepanjang
1
http:www.kelair.bppt.go.idsitpapdgPatekSpahspah.html Gambar 6.7 Sistem Pemanfaatan Air Hujan
Sumber : www.kelair.bppt.go.id
175 2.5 meter dan resapan 0.5 meter. Air hujan didalam sumur resapan ini akan
meresap melalui zona resapan dari sumur resapa ke dalam tanah sebagai sumber air tanah. Bidang resapa terletak dibagian dasar, tanpa bis beton, agar bis beton
diatasnya tidak merosot diberi penyangga batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi kebuntuan.
Air dari bak penampung air hujan dipompa ke unit ARSINUM yang terdiri dari pompa air baku, static mixer, filter multi media, filter penukar ion, catridge filter,
ultrafiltrasi, sterilisator ultra violet dan post catridge filter untuk diolah menjadi air minum.
Penataan landscape juga sangat berpengaruh terhadap mengalirnya air hujan. Penataan landscape tetap dibiarkan alami tanpa ada penutupan permukaan dengan plesteran-plesteran
beton. Jalur sirkulasi juga hanya menggunakan Grassblock agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah.
6.2.6.4 Sistem Jaringan Listrik
Sistem penerangan yang digunakan pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta menggunakan PLN. Selain PLN, disediakan juga
penerangan dengan menggunakan mesin generator set Genset yang digunakan pada saat penerangan dari PLN padam.
Sumber energi genset berasal dari solar cell. Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Energi matahari sesungguhnya
merupakan sumber energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan sustainable serta jumlahnya yang sangat besar. Matahari merupakan sumber energi yang
diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan energi masa depan setelah berbagai sumber energi konvensional berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan
2
.
2
Gambar 6.8 Solar Cell Sumber : sai-bless.com
176
6.2.6.5 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Untuk sistem jaringan telekomunikasi pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta menggunakan telepon. Telepon digunakan untuk
kelancaran hubungan atau telekomunikasi dengan luar. Jaringan sound system ini diletakan pada area publik informasi dan jaringan telepon internal dan eksternal.
6.2.6.6 Sistem Proteksi Kebakaran
Pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta terdapat beberapa titik sumber api, yaitu dapur dan jaringan listrik. Oleh karena itu disediakan
sistem penanggulangan kebakaran yaitu dengan menyediakan hydrant, dengan ketentuan selang kebakaran dengan diameter 2” tahan panas dengan panjang 30 m menggunakan
sumber air yang sudah difiltrasi oleh water treatment plant. Di beberapa titik juga disediakan
tabung gas karbon dioksida di dalam atau di sekitar ruangan. Untuk mendeteksi terjadinya kebakaran, maka digunakan fire detector dan alarm warning yang mampu mendeteksi panas
dan gas bila mencapai batas tertentu, alat ini dipasang merata di seluruh ruang-ruang dalam bangunan. Selain itu jalur evakuasi juga disediakan dengan akses-akses ke luar ruangan yang
mudah dijangkau dari seluruh area bangunan.
6.2.6.7 Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir pada Asrama Mahasiswa Putri Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta menggunakan sistem penangkal petir Franklin Rod Konvensional. Alat
ini berupa kerucut tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 120º. Agar daerah perlindungan besar, Franklin rod dipasang pada pipa besi
dengan tinggi 1-3 meter. Makin jauh letak antar Franklin rod makin lemah perlindungan didalam daerah perlindungan tersebut. Pemasangan alat ini ditempatkan ditempat-tempat
tertinggi dan dihubungkan dengan kawat penghantar ke arde ground
177
6.2.6.8 Sistem Distribusi Jaringan Sampah
Agar pembuangan sampah baik dari dalam maupun luar bangunan terjaga maka disediakan beberapa tempat sampah. Tempat sampah diletakan dalam jarak kurang lebih setiap 10 meter.
Sampah-sampah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sampah organic, sampah plastic, dan sampah kertas. Sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan dan dibuang ke penampungan
kota. Bila sampah tersebut dapat didaur ulang, sampah tersebut dikumpulkan terlebih dahulu
Gambar 6.9 Penangkal Petir Franklin Rod Sumber : www.antipetir.com
Gambar 6.10 Cara Kerja Penangkal Petir Franklin Rod Sumber : blogs.upnjatim.ac.id
178
6.2.7 Konsep Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan