25
tersebut, emisivitas meningkat mendekati 1. Semakin reflektif suatu benda, maka benda tersebut memiliki emisivitas mendekati 0. Emisivitas adalah
satuan yang tidak berdimensi. Emisivitas bergantung pada faktor diantaranya temperatur, sudut emisi, dan panjang gelombang radiasi.
2. Absorbsivitas Penyerapan Tidak seperti halnya emisivitas, absorpsivitas atau refleksivitas dan
transmisivitas bukanlah bagian dari sifat-sifat permukaan karena ketiga hal ini bergantung kepada radiasi yang datang ke permukaan. Absorpsi adalah
proses pada saat suatu permukaan tersebut, melainkan ada sebagian yang dipantulkan atau ditransmisikan. Akibat langsung dari proses penyerapan
ini adalah terjadinya peningkatan energi dari dalam medium yang terkena panas tersebut.
3. Transmisivitas Menurut Koestoer 2002 transmisivitas adalah fraksi dari jumlah energi
radiasi yang ditransmisikan berjumlah total energi radiasi yang diterima suatu permukaan. Radiasi surya adalah radiasi gelombang pendek yang
diserap oleh plat penyerap sebuah kolektor surya dan diubah menjadi panas. Oleh karena it
u, plat penyerap harus memiliki harga α yang setinggi-tingginya dalam batas yang masih praktis. Plat penyerap yang
menjadi panas memancarkan radiasi termal dalam daerah batas yang masih praktis. Plat penyerap yang menjadi panas memancarkan radiasi termal
dalam daerah panjang gelombang yang panjang infra merah kerugian radiasi dapat dikurangi sehingga sangat kecil dengan cara menggunakan
permukaan khusus yang memiliki harga absorbsivitas yang tinggi α, tinggi dalam daerah panjang gelombang pendek radiasi surya dan harga
emisivitas yang rendah rendah dalam daerah inframerah.
2.6. Penukar Kalor Heat Exchanger
Alat penukar kalor heat exchanger merupakan suatu alat yang sangat penting dalam proses pertukaran panas. Alat tersebut berfungsi untuk
Universitas Sumatera Utara
26
memindahkan panas antara dua fluida yang berbeda temperatur dan dipisahkan oleh suatu sekat pemisah. Penukar kalor yang digunakan di industri lebih
diutamakan untuk menukarkan energi dua fluida zatnya boleh sama yang berbeda temperaturnya. Pertukaran energi dapat berlangsung melalui bidang atau
permukaan perpindahan panas yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak langsung fluidanya bercampur.
Energi yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan temperatur fluida panas sensibel atau kadang dipergunakan untuk berubah fasa panas laten. Laju
perpindahan energi dalam penukar kalor dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kecepatan aliran fluida, sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh kedua fluida yang saling
dipertukarkan energinya viskositas, konduktivitas termal, kapasitas panas spesifik, beda temperatur antara kedua fluida, dan sifat permukaan bidang
perpindahan panas yang memisahkan kedua fluida.
2.6.1. Jenis Penukar Kalor Pada umumnya penukar kalor bekerja pada temperatur dan tekanan yang
tinggi serta kadang-kadang menggunakan fluida yang bersifat kurang ramah terhadap kehidupan kita. Sehingga diperlukan beberapa proses perpindahan panas
yang tepat untuk mencegah adanya kerusakan dan kegagalan operasi. Berdasarkan proses perpindahan panas yang terjadi, penukar kalor dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : a. Tipe kontak langsung, dimana antara dua zat yang diperlukan energinya
dicampur atau dikontakkan secara langsung. b. Tipe tidak kontak langsung, maksudnya antara kedua zat yang
dipertukarkan energinya dipisahkan oleh permukaan bidang padatan seperti dinding pipa, plat, dan lain sebagainya antara kedua zat tidak
tercampur.
Berdasarkan berapa kali fluida melalui penukar kalor dibedakan jenis satu kali laluan dengan multi atau banyak laluan.
Pada jenis satu laluan masih terbagi dalam tiga tipe berdasarkan arah aliran dari fluida, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
27
a. Penukar kalor tipe berlawanan, yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah yang saling berlawanan. Pada tipe ini mungkin terjadi bahwa
temperatur fluida yang menerima panas saat keluar penukar kalor lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor saat
meninggalkan penukar kalor. b. Penukar kalor tipe aliran sejajar, yaitu bila arah aliran dari kedua fluida
didalam penukar adalah sejajar. Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain.
c. Penukar kalor dengan aliran silang, artinya arah aliran kedua fluida saling bersilangan. Contoh yang sering kita lihat adalah radiator mobil dimana
aliran air pendingin mesin yang memberikan energinya ke udara saling bersilangan.
2.7. Kehilangan Energi Panas pada Kolektor