35
evaporator untuk dikondensasikan kembali sehingga air kondensat dapat ditampung dan didapat air bersih sebagai produk sistem. Sedangkan tube in tube
heat exchanger berfungsi sebagai heat recovery pemulih panas, dimana air laut yang tidak mendidih akibat pemanasan di ruang evaporator akan jatuh melalui
pipa luar dari tube in tube untuk memanaskan pipa dalam yang sedang dialiri air laut dari tangki pengumpan.
Skema yang digunakan desalinasi seperti gambar 2.19 berikut ini:
Gambar 2.19 Skema Desalinasi Sistem Vacum Natural
Alat pemanas air laut yang semula digunakan adalah pemanas elektrik, kini penulis mengganti pemanas air laut dengan menggunakan pemanas solar kolektor
yang memanfaatkan energi matahari.
2.10. Pompa Sirkulasi Air
Air yang bersirkulasi didalam solar kolektor ini digerakkan oleh pompa tipe rendam yang terdapat didalam tangki air sirkulasi.Pompa ini mampu
menggerakkan fluida air dengan debit 400 mlmenit dan daya 28 Watt.
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 2.20 Skema Sirkulai Air Air yang berada ditangki air sirkulasi dipompakan oleh pompa pendam
kepipa tembaga untuk disirkulasikan. Kemudian air kembali lagi ketangki air sirkulasi untuk dipompakan kembali dengan begitu air senantiasa bersirkulasi
dengan terus menerus selama proses pengujian seperti pada gambar 2.20.
2.11. Energi yang Sampai pada Kolektor Pemanas AirLaut Tenaga Surya
Menurut Soteris 2009 untuk menghitung energi yang sampai pada kolektor atau energi yang berguna untuk kolektor alat pemanas air tenaga surya
terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana proses distribusi energi matahari yang dialami oleh kolektor itu sendiri. Ilustrasi panas yang diserap oleh absorber alat
pemanas air tenaga surya dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.21.
Ilustrasi Panas
yang Diserap
oleh AbsorberAlatPemanasAirLautTenagaSurya
Pada gambar 2.21 dapat dilihat bahwa panas matahari Q
incident
sebagian dipantulkan ke atmosfir dan sebagian lagi diserap oleh kolektor. Panas yang
diserap oleh kolektor Q
abs
inilah yang akan digunakan untuk memanaskan air
Universitas Sumatera Utara
37
sirkulasi. Menurut Mehmet Esent 2005 besarnya Q
incident
dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:
2 1
Idt A
Q
t inciden
..................................................................... 2.45 Dimana:
A = luas penampang dari pelat absorber m
2
I = intensitas cahaya matahari Wm
2
Sedangkan panas yang diserap oleh absorber dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
incident abs
Q Q
……............................................................... 2.46 Dan panas yang dipantulkan kembali ke atmosfir adalah:
incident ref
Q Q
1
………………………………………...2.47 Dimana:
= difusifitas bahan
2.12. Energi yang Diserap oleh Air Laut