Revitalisasi Asrama Haji Donohudan Surakarta dengan Pendekatan Dinul Islam
17 17
BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI
2.1. IBADAH HAJI 2.1.1. Pengertian Haji
Terdapat beberapa pengertian dari haji, antara lain : a.
Haji merupakan rukun Islam kelima kewajiban ibadah yg harus dilakukan oleh orang Islam yg mampu dengan mengunjungi Ka’bah
pada bulan Haji dan mengerjakan amalan haji, seperti ihram, tawaf, sai, dan wukuf. http:kamusbahasaindonesia.org
b. Haji merupakan sebutan untuk orang yg sudah melakukan ziarah ke
Mekah untuk menunaikan rukun Islam yg kelima: sekembalinya dari Tanah
Suci ia
menambahkan gelar
— di
depan namanya.
http:kamusbahasaindonesia.org c.
Haji adalah rukun
tiang agama
Islam yang
kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji
adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu material, fisik, dan keilmuan dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa
kegiatan di
beberapa tempat
di Arab Saudi pada
suatu waktu
yang dikenal
sebagai musim haji bulan Zulhijah. http:id.wikipedia.orgwikiHaji
2.1.2. Jenis – Jenis Haji
Setiap jamaah haji bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Terdapat 3 jenis ibadah haji antara lain :
a. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji
maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya,
orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah
Revitalisasi Asrama Haji Donohudan Surakarta dengan Pendekatan Dinul Islam
18 18
haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
b. Haji tamattu, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul. Kemudian
mengenakan pakaian
ihram lagi
untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu dapat juga
berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
c. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat
makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sai. Kebebasan memilih jenis ibadah haji yang akan dilakukan oleh calon
jamaah haji diperkuat oleh hadist sebagai berikut : Aisyah RA berkata: “Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW
dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram
untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia
tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar”
2.1.3. SYARAT, RUKUN, dan WAJIB HAJI