4
Normal Tinggi
∑ n
n Umur
Lansia Kelompok Pertengahan
Lansia Kelompok Dini 3
20 7.70
51.30 2
14 7.10
50.00 5
34 7.50
50.70 Lansia Kelompok Lanjut
16 41.00
12 42.90
28 41.80
Total 39
100 28
100 67
100
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 5
12.80 7
25.00 12
17.90 Pendidikan Dasar
33 84.60
20 71.40
53 79.10
Pendidikan Lanjut 1
2.60 1
3.60 2
3.00 Total
39 100
28 100
67 100
Pekerjaan
Bekerja 24
61.50 17
60.70 41
61.20 Tidak Bekerja
15 38.50
11 39.30
26 38.80
Total 39
100 28
100 67
100
Status Gizi
Kurang 3
7.70 3
10.70 6
9.00 Normal
10 25.60
7 25.00
17 25.30
Lebih 26
66.70 18
64.30 44
65.70 Total
39 100
28 100
67 100
kesehatan lansia dan meringankan beban keluarga lansia. Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Karakteristik Responden
Kadar Asam Urat Total
Sumber: Data Primer Bulan Agustus 2016
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 67 lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan. Berdasarkan Tabel 1 Hasil penelitian ini responden pada lansia kelompok dini
55-64 tahun dengan kadar asam urat tinggi sebesar 50.00. Responden dengan tingkat pendidikan dasar yang memiliki kadar asam urat tinggi sebesar 71.40. Berdasarkan
pekerjaan, menunjukkan bahwa responden yang bekerja memiliki kadar asam urat tinggi sebesar 60.70. Berdasarkan status gizi, responden status gizi lebih dengan kadar asam urat
tinggi sebesar 64.30.
3.1 Jenis Kelamin, Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia
Data asupan purin diperoleh berdasarkan wawancara secara langsung pada lansia dengan menggunakan form FFQ semi kuantitatif. Data asupan diperoleh dalam ukuran rumah tangga
URT dikonversikan kedalam gram. Data kadar asam urat diperoleh dengan cara pengambilan sampel darah yang diukur dengan metode pengukuran spektrofotometer. Distribusi asupan
purin dan kadar asam urat lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan dapat dilihat pada Tabel 2.
5
Tabel 2. Distribusi Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan
Mean Standar Deviasi
Nilai Minimum Nilai Maksimum
Asupan Purin mghari
Laki-Laki 541.62
236.44 223,50
953,10 Perempuan
602.99 314.07
173.90 1384.90
Kadar Asam Urat mgdL
Laki-Laki 5.80
0.98 3.80
7.50 Perempuan
5.65 1.20
2.80 8.20
Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil bahwa rata-rata jumlah asupan purin pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 602.99±314.44 yang berarti
sebagian besar lansia memiliki asupan purin yang cukup. Menurut Setyoningsih 2009 asupan purin dikategorikan cukup apabila
≤620.50 mghari dan dikategorikan tinggi apabila 620.50 mghari. Nilai minimum dari jumlah asupan purin sebesar 173.90 mghari. Hal tersebut
dikarenakan responden hanya mengkonsumsi sedikit makanan yang mengandung sumber purin dan usia yang sudah tua mempengaruhi responden untuk lebih memilih jenis bahan makanan
dan mengurangi makan-makanan yang mengandung purin agar tidak terjadi masalah kesehatan seperti kadar asam urat yang tinggi. Nilai maksimum jumlah asupan purin 1384.90 mghari.
Hal tersebut dikarenakan responden mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung purin dalam jumlah yang lebih banyak seperti jamur kuping 1xseminggu 17.80 ghari, ikan teri
segar 5-6xminggu 21.40 ghari, daun mlinjo 5-6xminggu 89.20 ghari, daging ayam dengan kulit 2-4xminggu 32.10 ghari, air kaldu 2-4xminggu 85.70 ghari, tempe 2-3xhari
150 ghari dan tahu 2-3xhari 250 ghari. Berdasarkan penelitian pada usia lanjut terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin dengan penyakit arthritis gout Nengsi, Bahar
dan Salam, 2014. Berdasarkan Tabel 2, didapatkan hasil bahwa rata-rata kadar asam urat pada laki-laki
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan 5.80±0.98 mgdL yang berarti sebagian besar lansia memiliki kadar asam urat yang normal. Kadar asam urat pada laki-laki berkisar antara
3.5-7 mgdL, sedangkan pada perempuan 2.6-6 mgdL Wahyuningsih, 2013. Nilai minimum kadar asam urat sebesar 2.80 mgdL, hal tersebut dikarenakan responden mengatakan bahwa
biasanya memiliki kadar asam urat yang normal dan dilihat dari jumlah asupan purin termasuk kategori cukup. Nilai maksimum kadar asam urat 8.20 mgdL dikarenakan jumlah asupan purin
yang dikonsumsi termasuk kategori tinggi. Asupan purin yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kadar asam urat, karena tahap akhir dari metabolisme purin dengan bantuan
enzim xantin oksidase berupa asam urat Ian, 2012.
6
Tabel 3. Distribusi Kategori Jenis Kelamin, Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan
Kategori Kadar Asam Urat
Total Normal
Tinggi ∑
N N
Jenis Kelamin
Laki-Laki 13
33.30 1
3.60 14
20.90 Perempuan
26 66.70
27 96.40
53 79.10
Total 39
100 28
100 67
100
Asupan Purin
Cukup 34
87.20 2
7.10 36
53.70 Tinggi
5 12.80
26 92.90
31 46.30
Total 39
100 28
100 67
100 Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016
Berdasarkan pada Tabel 3, penelitian ini lebih dari ¾ responden berjenis kelamin perempuan 79.10 dan lansia perempuan yang memiliki kadar asam urat tinggi 96.40. Hasil
penelitian ini didapatkan jumlah asupan purin kategori cukup 53.70 lebih besar dibandingkan dengan kategori tinggi 46.30, lansia yang memiliki asupan purin tinggi dengan kadar asam
urat tinggi sebanyak 92.90. Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Hasil penelitian ini kadar asam urat tinggi lebih banyak ditemukan pada
perempuan hal ini disebabkan pada laki-laki tidak memiliki hormon estrogen, sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang berfungsi sebagai uricosuric agent, yaitu suatu
bahan kimia yang berfungsi membantu eksresi asam urat lewat ginjal Setyoningsih, 2009. Berdasarkan penelitian Lina dan Setiyono 2014 konsumsi makanan tinggi purin ada
hubungannya dengan kejadian hiperurisemia. Asupan purin yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kadar asam urat, karena tahap akhir dari metabolisme purin dengan bantuan
enzim xantin oksidase berupa asam urat Ian, 2012. Penyebab tingginya kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, asupan purin, asupan
karbohidrat dan status gizi Setyoningsih, 2009.
7
Tabel 4. Distibusi Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Berdasarkan Sumber Purin pada Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan
Sumber Purin Konsumen
Persentase Rata-Rata
Purin Frekuensi
ghari
Ikan teri segar 50
74.62 4.84
19.89 1-3xbulan
Daun mlinjo 56
83.58 18.23
66.75 1-3xbulan
Ikan sarden 44
65.67 3.29
13.12 1-3xbulan
Hati ayam 56
83.58 6.91
16,79 1xminggu
Daging ayam dengan kulit 67
100.00 20.69
36.21 2-4xminggu
Daging ayam tanpa kulit 57
85.07 7.80
11.83 1xminggu
Ikan kakap 55
82.08 6.01
9.61 1-3xbulan
Tempe 67
100.00 101.00
142.41 2-3xhari
Air kaldu 47
70.14 24.92
29.40 1-3xbulan
Bayam 63
94.02 32.88
26.63 2-4xminggu
Kangkung 63
94.02 30.56
24.75 2-4xminggu
Kacang tanah 48
71.64 2.40
1.63 1xminggu
Tahu 67
100.00 123.70
84.11 2-3xhari
Jamur 46
68.86 10.34
5.27 1-3xbulan
Bunga kol 64
95.52 22.98
11.71 1xminggu
Daun singkong 55
82.08 14.29
7.28 1xminggu
Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016 Sumber purin diurutkan berdasarkan jumlah kandungan purin yang paling tinggi.
Rata-rata konsumsi ghari berdasarkan jumlah lansia yang mengkonsumsinya.
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa bahan makanan sumber purin yang tingkat konsumen paling tinggi yaitu daging ayam dengan kulit, tempe dan tahu dengan persentase
100.00. Responden mengkonsumsi daging ayam dengan kulit sebanyak 2-4xminggu sebesar 20,69 gramhari. Setiap hari semua responden mengkonsumsi tempe dan tahu dengan frekuensi
2-3xhari sebanyak 101.00 gramhari untuk tempe dan 123.70 gramhari untuk tahu. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat asam inti
dari sel dan termasuk kedalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein Wahyuningsih, 2013. Menurut Murray, Granner dan Rodwell 2006 purin yang terkandung
dalam bahan makanan akan diubah menjadi asam urat. Konsumsi bahan makanan yang mengandung purin tinggi merupakan salah satu faktor resiko kadar asam urat meningkat Choi
et al, 2004.
3.4. Hubungan Jenis Kelamin dan Asupan Purin dengan Kadar Asam Urat