LKP : Pembuatan Design Layout Interior Kantor Cabang Surabaya Almas Media Dengan Menggunakan 3D Sketch-Up.

(1)

i

PEMBUATAN DESIGN LAYOUT INTERIOR KANTOR

CABANG SURABAYA ALMAS MEDIA DENGAN

MENGGUNAKAN 3D SKETCH-UP

KERJA PRAKTIK

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

ROMADHONI 12.51016.0028

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

xi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1 Profil PT Astha Beribis Grafika ... 6

2.2 Visi dan Misi PT Astha Beribis Grafika ... 7

2.3 Informasi Perusahaan ... 8

2.4 Jasa yang ditawarkan PT Astha Beribis Grafika ... 9

2.5 Proses kerja di PT Astha Beribis Grafika ... 10

2.6 Hasil Portofolio PT Astha Beribis Grafika ... 10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 12

3.1 Design Layout ... 12

3.2 Denah ... 14

3.3 Pengertian Tata Letak (Layout) ... 15

3.4 Tata Ruang Kantor (Office Layout) ... 17

3.5 Plant Layout ... 22

3.6 Interior Design ... 26

3.7 Teknik Desain Interior ... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 28


(3)

xii

4.2 Analisis Data ... 30

4.3 Perancangan Karya ... 34

4.3.1 Konsep dan Refrensi ... 35

4.3.2 Sketch Denah ... 35

4.3.3 Input Layout ... 35

4.3.4 Textures ... 35

4.3.5 Rendering ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1 Perencanaan ... 37

5.2 Sketsa Gambar Perancangan ... 38

5.3 Input Proses ... 40

5.4 Textures ... 42

5.5 Rendering ... 43

BAB VI PENUTUP ... 45

6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan ini akan dijabarkan poin-poin dasar yang melandasi dibuatnya Laporan Kerja Praktik, termasuk di dalamnya adalah tentang pembuatan Design Layout interior, yang menjadi permasalahan dan topik utama dalam Laporan Kerja Praktik ini

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktik ini adalah mengimplementasikan secara langsung ilmu yang didapat selama perkuliahan, di sebuah perusahaan yaitu PT ASTHA BERIBIS GRAFIKA. Dalam perusahaan ini, Penulis membuat Design Layout interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA.

Perkembangan dunia teknologi dan industri kreatif semakin memunculkan inovasi dari waktu ke waktu. Peristiwa ini dapat dilihat dari makin banyaknya ide kreatif seperti pameran seni, workshop, dan lain sebagainya. Disamping itu, berkembangnya industri kreatif di era ini membuat universitas maupun institut yang memiliki program studi yang berhubungan dengan seni maupun industri kreatif juga turut memberi peranan yang cukup besar bagi mahasiswa. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya adalah salah satu perguruan tinggi yang sukses mencetak mahasiswa dengan kompetensi yang baik untuk dapat mengembangkan dunia teknologi dan industri kreatif.


(5)

2

Dengan adanya kerja praktik, mahasiswa melaksanakan magang pada sebuah perusahaaan yang bergerak di bidang industri kreatif dapat diharapkan adalah nanti ketika sudah lulus dan akan bekerja mahasiswa sudah mengetahui atmosfir pekerjaan yang sebenarnya. Sehingga penulis tidak perlu lagi beradaptasi dengan kondisi lingkungan pekerjaan yang tentu berbeda dengan perkuliahan.

Program studi DIV Komputer Multimedia memiliki cakupan yang besar dalam penggabungan dunia teknologi dan industri kreatif, Design Layout Interior adalah salah satu bidang yang cukup berkembang saat ini.

Design Layout merupakan penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Design Layout bukan sebatas menata letak material-material (content) suatu halaman media. Design Layout itu tentang bagaimana mengorganisasikan ruang. Pemahaman tentang ruang inilah yang kurang disadari oleh beberapa desainer. Ruang-ruang tersebut berbeda sifat dan jenisnya untuk tiap media. Ada ruang formal, ada ruang informal. Ada ruang statik, ada pula ruang dinamik. Buku Design Layout, Dasar & Penerapannya, karya Surianto Rustan, Gramedia, Agustus 2008, Desainer sebaiknya memahami content.

“...tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya... Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendisain”.


(6)

Design Layout sebenarnya merupakan sebuah rancangan yang bersifat ilustrasi gambar atau visual. Namun, berkat kemajuan teknologi dan aplikasi desain saat ini membuat sebuah illustrasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan software Sketch-Up yang berbasis 3D Layout. Dampak perkembangan teknologi dan aplikasi juga tidak sekedar pada penggunaannya saja tetapi juga pada di industri kreatif, yang dihasilkan juga demikian hebatnya seolah-olah hanya rancangan ilustrasi gambar biasa. Namun, pada orang yang terampil pada bidang aplikasi tersebut tidak lagi dianggap sesuatu yang biasa saja. Apalagi, jika orang tersebut mampu menghasilkan sebuah Desain yang wujudnya juga terlihat realistis/nyata seperti arsitektur, transportasi dan sebuah produk. Dan hal itu menjadikannya sebuah hasil karya yang bisa terbilang mahal.

Berdasarkan paparan tersebut, penulis mengambil kesempatan untuk melaksanakan serta mengerjakan, sementara topik yang dikerjakan oleh penulis saat ini adalah sebuah proyek pembuatan Design Layout Interior untuk perancangan kantor cabang dan mengambil judul Laporan Kerja Praktik “ Pembuatan Design Layout Interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA Dengan Menggunakan 3D Sketch-Up ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan proses "pembuatan Design Layout interior kantor cabang Surabaya Almas Media Dengan Menggunakan 3D Sketch-Up" dapat dirumuskan masalah yang menjadi topik dalam kerja praktik ini, adalah bagaimana tahap proses pembuatan Design Layout interior kantor cabang surabaya Almas Media dengan menggunakan 3D Sketch-Up?


(7)

4

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas di dalam pembuatan Design Layout Interior ini antara lain:

1. Membuat Design Layout Interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA dengan menggunakan 3D Sketch-Up.

2. Membuat visual render dalam bentuk 3D menggunakan aplikasi SketchUp. 3. Menggunakan Software Sketch-Up sebagai teknik visual interior Desain.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diraih melalui kerja praktik ini adalah untuk merancang dan mengaplikasikan prosedur tahap-tahap pembuatan Design Layout interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA hingga menjadi gedung.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di Program Studi DIV Komputer Multimedia Stikom Surabaya.

b. Sebagai sarana mahasiswa untuk mempelajari lebih jauh tentang dunia Sketch-Up mengenai Design Layout.


(8)

2. Bagi Praktis

a. Perancangan Design Layout interior dapat menjadi konsep dari sebuah pembangunan dan bisa menjadi profile perusahaan.

b. Memberikan ide-ide kreatif dan pendekatan baru dalam hal perancangan interior menggunakan Design Layout.


(9)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada Bab II, penulis akan mencantumkan data-data yang berkaitan dengan profil perusahaan beserta keterangan-keterangan terperinci tentang seluk beluk perusahaan.

2.1 Sekilas Sejarah dan Profil PT. Astha Beribis Grafika

Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia khususnya Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, maka persaingan di bidang industri pun tak bisa dihindari, segala macam usaha dilakukan untuk memperkenalkan produk dan jasa mereka agar dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu semakin berkembang pula usaha untuk menawarkan jasa penyedia iklan untuk mempromosikan produk dan jasa mereka.

PT. Astha Beribis Grafika adalah perusahaan periklanan yang bergerak dalam bidang jasa penempatan dan pemasangan media promosi baik indoor maupun outdoor. Dengan pengalaman yang kami miliki sejak tahun 1996 dan selalu berusaha menjadi yang lebih baik, maka kami menawarkan diri untuk dapat membantu anda dalam mempromosikan prosuk dan jasa anda kepada masyarakat luas.

Kami memiliki staff yang cukup ahli dan kompeten di bidangnya masing-masing, diharapkan dapat melayani anda dengan sebaik-baiknya. Kami memiliki fasilitas dan prasarana yang lengkap dan memadai dalam menunjang pekerjaan kami. Kami memiliki 2 workshop yang berada di Jakarta dan Surabaya


(10)

sehingga diharapkan mampu menangani segala pekerjaan yang ada dengan tepat waktu.

2.2 Visi dan Misi PT. Astha Beribis Grafika

1. Visi

Sebagai sebuah perusahaan yang mengutamakan kualitas dalam tiap solusi. Sehingga dapat memberikan nilai tambah atau (value) dalam kebutuhan bisnis.

2. Misi

Mengembangkan gagasan serta ide-ide baru dengan solusi tepat. Bereksplorasi pada dunia untuk membangun konsep serta jasa promosi pada generasi yang semakin maju dalam ranah desain dan bidang branding.

Gambar 2.1 Logo Astha Advertising (Sumber : Google.com)


(11)

8

2.3 Informasi Perusahaan

1. Lokasi PT. Astha Beribis Grafika

Gambar 2.2 Peta lokasi PT. Astha Beribis Grafika (Sumber: www.Google.com)

PT. Astha Beribis Grafika bertempat di Jalan Raya Ngagel No.29, Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60246.

2. Foto Workshop PT. Astha Beribis Grafika

Gambar 2.3 Workshop PT. Astha Beribis Grafika (Sumber: olahan peniliti)


(12)

Gambar 2.4 Workshop PT. Astha Beribis Grafika (Sumber: olahan peniliti)

2.4 Jasa yang ditawarkan PT. Astha Beribis Grafika

Jasa yang ditawakan PT. Pendopo Agung Poetrakoesoeman, diantaranya: 1. Advertising

2. Company Branding 3. Creative Design 4. Graphic Design 5. Event Organizer


(13)

10

2.5 Proses kerja di PT. Astha Beribis Grafika

Dengan standar operational procedure untuk kebutuhan operasional project. Terdapat tahapan aktivitas workflow secara umum, detail kegiatan tiap langkah kerja. Diawali dengan menghubungi klien, lalu melakukan interview bertujuan untuk penjelasan dasar. Bertemu dan melakukan analisa ide klien, lalu menyimpan setiap ide/data yang telah diterima dengan menulis list proyek di papan tulis. Melakukan pengembangan proyek kerja. Menerima persetujuan klien, dan melakukan tahapan proyek kerja selanjutnya. Menunjukkan desain final yang belum naik cetak, untuk direvisi kembali. Menetapkan final artwork, lalu berakhir pada proses eksekusi prduksi.

2.6 Hasil Portofolio karya PT. Astha Beribis Grafika

Beberapa contoh portofolio karya yang telah dibuat oleh PT. Astha Beribis Grafika, sebagai berikut:

Gambar 2.5 Desain CircleK (Sumber: www.asthaberibisgrafika.com)


(14)

Gambar 2.6 Desain Toko Alfamart (Sumber: www.asthaberibisgrafika.com)

Gambar 2.7 Bank UOB Buana (Sumber: www.asthaberibisgrafika.com)


(15)

12 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan Design Layout interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA dengan menggunakan 3D Sketch-Up.

3.1 Design Layout

Menurut kutipan artikel (https://mahasiswaarsitektur.wordpress.com) bahwa Design Layout yaitu merupakan suatu keputusan yang menyangkut penyusunan fasilitas operasi secara teratur dan efisien yang mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian pusat kerja dan peralatan yang mengacu pada proses produksi (input-proses-output), baik yang ada didalam bangunan ataupun diluar sehingga kegiatan operasi berjalan dengan lancar.

1. Adapun pengertian Design Layout itu sendiri menurut render dan heizer, (2007: 450) dikatakan bahwa “tata letak (layout) merupakan satu keptusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang“. 2. Menurut lalu sumayang (2003: 133) mengemukakan bahwa “tata ruang

adalah tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta peralatan dan perlengkapan yang mengacu pada proses produksi”.

3. Adapun pengertian Design Layout itu sendiri menurut eddy harjanto (2003: 36) dikatakan bahwa “perancangan tata letak mencakup desain atau


(16)

konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi”.

4. Sedangkan menurut sofjan assauri (2004: 57) pengertian Design Layout adalah “fase yang termasuk dalam desain dari suatu produksi“.

Gambar 3.1 Design Layout Perkantoran

(Sumber : http:// mahasiswaarsitektur.wordpress.com/)

Mengkonversi informasi tentang Secara prinsip, Design Layout kurang lebih sama dengan denah, hanya saja ia digambarkan mencakup area yang lebih luas. Jadi tidak hanya menampilkan bangunan, gambar layout juga dilengkapi dengan lingkungan sekitar bangunan seperti misalnya taman, jalan, dan bangunan-bangunan tetangga.


(17)

14

3.2 Denah

Denah merupakan ketampakan bagian atas bangunan yang seolah-olah dipotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 bangunan tersebut. Bagian atas bangunan yang terpotong dihilangkan sehingga bagian lantainya yang terlihat. Level (ketinggian) 0.00 ditentukan oleh Perancang Desain.

Gambar 3.2 Contoh Denah Perumahan


(18)

3.3 Pengertian Tata Letak (Layout)

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respons cepat.

Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai:

1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang aman 4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak-akan perlu diubah).

Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Ada enam Tipe-Tipe pendekatan tata letak: 1. Tata letak dengan posisi tetap memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek

yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.


(19)

16

2. Tata letak yang berorientasi pada proses berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai "job shop", atau produksi terputus).

3. Tata letak kantor menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.

4. Tata letak ritel menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.

5. Tata letak gudang melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.

6. Tata letak yang berorientasi pada produk mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Oleh karena itu hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:

1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, meliputi ban berjalan, cranes, (automated storage and retrieval system—ASRS), juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.

2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan peralatan diketahui. Pada kasus pekerjaan kantor, manajer operasi harus membuat perkiraan persyaratan ruang untuk setiap karyawan.


(20)

3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, pribadi, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.

4. Aliran informasi, Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak.

5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan unik yang berkaitan dengan perpindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah terutama untuk didekatkan satu sama lain.

3.4 Tata Ruang Kantor (Office Layout)

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya didalam ruangan yang tersedia.

Tata ruang kantor (office layout) menentukan apakah ruangan digunakan secara efisien dan efektif sekaligus dapat menentukan sejauh mana kepuasan yang diperoleh karyawan dari pekerjaan mereka. Disamping itu juga, tata ruang dapat mempengaruhi kesan orang terhadap area kerja. Tata ruang kantor (Office layout) menjelaskan penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai (Quible, 2002).

Sedangkan menurut Littlefield dan Peterson dalam sukoco (2005: 189), layout merupakan penyusunan perabotan dan perlengkapan kantor pada luas lantai


(21)

18

yang tersedia. dan Terry (1966) menjelaskan layout sebagai proses penentuan kebutuhan akan ruang dan tentang penggunaan ruangan secara terperinci guna menyiapkan susunan yang praktis dan faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Dengan demikian dapat disimpulakan tata ruang (layout) adalah proses penggunaan segenap ruangan secara efektif, dengan menyiapkan susunan faktor-faktor fisik, sehingga dapat memberikan kepuasan pada pegawai terhadap pekerjaannya dan memberikan kesan yang positif bagi karyawan.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut:

1. Menurut George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie menyatakan: Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak (1988: 200).

2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan:

Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia (1956: 117).

Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya:


(22)

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.

2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya. 4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan

memenuhi suatu bagian tertentu. (The Liang Gie, 1983: 162).

Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa lokasi fisik atau tata ruang tempat orang bekerja mempunyai pengaruh terhadap sikap, produktivitas dan pergaulanya dengan yang lain. Kantor-kantor medern dirancang dan di bangun sesuai dengan perkembangan teknologi. Rancangan kantor-kantor modern adalah kantor terbuka sehingga mempermudah komunikasi dan terjalinnya kerja yang harmonis. Ada macam rancangan tata ruang fasilitas kantor secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Tata ruang kantor tertutup (private offices) adalah tata ruang kantor dengan penempatan kantor yang dipisah/dibagi ke dalam ruang-ruang kerja. Biasanya untuk pekerjaan dengan kerahasiaan yang tinggi (high confidential).

Keuntungannya: karyawan dapat berkonsentrasi dengan baik, kerahasian terjamin, menciptakan kewibaan bagi pejabat, rasa bertanggung jawab terhadap ruangan.

Kerugiannya: komunikasi langsung antar karyawan tidak lancar, membutuhkan biaya pemeliharaan dan kebersihan ruangan yang lebih besar,


(23)

20

dan pemakaian ruangan kurang fleksibel bila terjadi perubahan, serta sulit dalam pengawasan.

2. Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices) Adalah tata ruang kantor dengan ruangan yang besar dan ditempati beberapa karyawan tanpa dipisah. Keuntungan: memudahkan dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, warna dan dekorasi. Memudahkan untuk melakukan perubahan atau renovasi ruangan, dengan biaya yang tidak mahal.

Kerugian: timbul kegaduhan/kebisingan dari para karyawan disebelahnya. Kerahasiaan kurang terjamin, tumpukan-tumpukan kertasdan perlatan kerja menimbulkan pemandangan yang kurang menarik

3. Tata ruang kantor berpanorama (Landscape Offices) Adalah ruang kantor yang dihiasi dekorasi taman. Ruangan diupayakan agar memiliki

pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.

Keuntungan: pegawai merasa nyaman dan betah bekerja dalam ruangan yang demikian, ketegangan urat syaraf menjadi berkurang dan menambah udara segar karena siang hari tamanan mengeluarkan oksigen.

Kekurangan: biaya yang dikeluarkan untuk membuat dekorasi yang demikian adalah mahal dan menggunakan tenaga ahli.

4. Tata ruang kantor bersekat (Cellular Offices) Mills dan Standingford (1984: 28) Adalah tata ruang kantor yang diberi sekat-sekat dengan ukuran yang bervariatif untuk suatu departemen, seksi atau beberapa pekerja dengan ruang yang terpisah.


(24)

Human Miller and human Miller Inc. perusahaan perancang kantor yang terkenal taraf Internasional, berkedudukan di Zeeland, Michigan, adalah seorang penganjur utama konsep kantor terbuka. Miller menjelaskan bahwa kantor yang kita kenal sekarang ini sudah berumur lebih dari seratus tahun. Pada mulanya kantor adalah sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan yang penuh, memakai pena dan tinta untuk menulis dengan tangan dalam buku-buku besar dan membuat hitungan yang rumit. Tidak ada mesin tik, tidak ada mesin hitung, meja kantor yang pantas, alat-alat reproduksi, dan sedikit pengertian mengenai pengaruh lokasi serta kenyamanan bagi para pekerja. Konsep kantor terbuka dapat menimbulkan salah pengertian. Ini bukan sekedar suatu ruangan tanpa tembok dengan meja-meja yang ditaruh sembarangan.

Kantor terbuka merupakan suatu konstruksi yang memberikan keterbukaan untuk mempermudah berkomunikasi dan pertemuan, namun sekaligus menjamin kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi diciptakan dengan pemasangan sekat-sekat yang dapat dipindahkan atau digeser. Sekat-sekat tersebut menghindarkan para manajer dari isolasi tembok tertutup dan perasaan tidak enak yang menghinggapi seseorang bila dalam ruangan sama sekali terbuka.


(25)

22

Gambar 3.4 Office Layout Terbuka

(Sumber : http://www.arsitektung.edu/)

3.5 Plant Layout

Plant Layout merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan dalam jangka waktu panjang. Plant Layout memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal ini yaitu kapasitas proses, fleksibilitas, dan biaya, serta mutu kehidupan kerja.

a. Pentingnya Plant Layout

Setelah bangunan dipilih untuk menempati suatu daerah dengan memperhitungkan berbagai faktor, maka ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu bagaiman menempatkan Plant Layout ruangan, sebab hal ini merupakan usaha untuk meminimumkan biaya produksi. Perpindahan dan pergerakan barang


(26)

yang tidak perlu menyebabkan adanya tambahan-tambahan penegluaran biaya, maka dengan demikian perusahaan membutuhkan Plant Layout yang tepat untuk mengurangi tambahan-tambahan biaya tersebut sehingga lebih efektif dan efisien. Menurut barry render dan jay heizer (2001: 272) bahwa Plant Layout yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai hal-hal berikut:

1. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia. 2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.

3. Lebih memudahkan konsumen.

4. Peningkatan moral karyawan, dan kondisi kerja yang lebih aman.

Mengingat pentingnya faktor Plant Layout didalam sebuah pabrik, maka perancanaan Plant Layout harus dilakukan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebuthan perusahaan untuk tetap bersaing.

b. Tujuan Plant Layout

Menurut sri tomo wignjosoebroto (2003: 68) dalam bukunya tata letak pabrik dan pemindahan barang-barang tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut:

1. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin maupun fasilitas produksi lainnya.

2. Biaya pemindahan bahan (material handling cost).

3. Biaya produksi maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.


(27)

24

Dalam menyusun paln layout yang baik, perlu diketahui faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor tersebut menurut sofjan assauri (2004: 61) adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan

2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi product layout. Karena product layout penyusunannya didasarkan pada urutan-urutan produksinya (operation sequence).

3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas (special requirement). Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik.

4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya berat, apa maka diperlukan lantai yang lebih kokoh.

5. Maintenance & replacement. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga replacement-nya juga muda.

6. Adanya keseimbangan kapasitas (balance capacity). Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena mesin-mesin diatur menurut urutan-urutan (sequence) prosesnya.

7. Minimum movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan lebih rendah.

8. Aliran (flow) dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dibuat, gambar mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan (floor plan). 9. Employee area tempat kerja buruh pabrik harus cukup luas, sehingga

tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksinya.


(28)

10. Service area (seperti cafeteria, toilet, tempat istirahat, tempat parkir mobil, dan sebagainya). Service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat denga tempat kerja dimana sangat dibutuhkan.

11. Waiting area yaitu untuk mencapai flow material yang optimum, maka harus diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-barang disaat menunggu proses selanjutnya.

12. Plant climate udara dalam pabrik harus diatur, yaitu harus sesuai dengan keadaan produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan merusak kesehatan buruh.

13. Flexibility, perubahan-perubahan dari produk atau proses/mesin-mesin dan sebagainya hampir tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi.

Gambar 3.3 Perencanaan Tata Ruang Efektif


(29)

26

3.4 Interior Design

Desain Interior adalah total solusi kreatif untuk sebuah diprogram interiornya. Ia meliputi perencanaan konseptual, solusi teknis dan estetika diterapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sebuah "diprogram" berarti sebuah interior kegunaan yang dimaksudkan atau menggunakan tertentu dari lingkungan yang terpasang. Desain Interior kekhawatiran sendiri dengan lebih dari sekadar atau visual peningkatan sekitar ruangan interior, ia cuba untuk mengoptimalkan dan menyelaraskan menggunakan yang dibangun lingkungan akan dihukum. Dengan itu, dalam kata-kata Biro Statistik Tenaga Kerja AS, ia adalah "praktis, nilai estetis dan kondusif bagi tujuan yang dimaksudkan, seperti meningkatkan produktivitas, menjual barang dagangan, atau meningkatkan gaya hidup." (http://asidva.org/).

Banyak faktor berperan dalam penyusunan solusi desain. Ada ruang sendiri-dimensi-dan construction-dengan potensi dan batasan. Ada bagaimana ruang kosong akan digunakan untuk kerja atau rekreasi hiburan, atau penyembahan, penyembuhan atau pembelajaran. Terdapat maksud ruang, apa yang menandakan-baik, daya, keamanan, otoritas hikmat, berkarya, playfulness atau ketenangan. Ada pertimbangan praktis, seperti kemudahan mengakses, jumlah cahaya, akustik, tempat duduk dan tempat-tempat untuk menyimpan atau menyetel berbagai hal. Ada pertimbangan keselamatan dan kesehatan, perhatian terhadap kebutuhan khusus dan lebih.


(30)

3.5 Teknik Desain Interior

Desainer Interior menggunakan banyak merancang teknik-teknik ketika merencanakan dan merancang komponen-komponen internal dari sebuah bangunan atau struktur arsitektur. Mereka dapat menggunakan basic dan interior tradisional merancang teknik-teknik, atau menggunakan modern dan gaya yang tidak konvensional. Beberapa menggunakan gagasan-gagasan mereka sendiri dan teknik-teknik berdasarkan keahlian mereka sendiri, imajinasi, dan keahlian. menggunakan salah satu teknik dalam hal-hal penting desainer interior harus melakukan terlebih dahulu sebelum menerapkan gagasan-gagasan mereka dalam sebuah bangunan arsitektur adalah menempatkan rencana mereka dalam sebuah rancangan untuk menunjukkan apa yang sebenarnya akan rancangannya terlihat. (https://powerrendering.com).


(31)

28 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis guna penyusunan penulisan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan menunjang pembelajaran tentang Design Layout Interior. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di Astha Beribis Grafika, yang beralamat di Jalan Ngagel No.29 Surabaya 60264. Dan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan pada tanggal 12 Agustus 2015 sampai tanggal 8 September 2015, dengan jadwal kerja hari Senin sampai Jum’at pukul 09.00 WIB – 18.00 WIB.

Berikut ini tahap-tahap pengerjaan dan pelaksanaan kerja praktik yang digambarkan dalam sebuah bagan seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Skema Tahapan Kerja Praktik

(Sumber : olahan peneliti)

PERSIAPAN

Visitasi >> Lamaran >> Perencanaan Kerja Praktik

PELAKSANAAN

Perkenalan >> Konsep design interior>> Pengumpulan Referensi >> Pembuatan Design Layout interior

LAPORAN

Pengumpulan Data >> Pengumpulan Dokumentasi >> Analisis Data >> Penyusunan Laporan


(32)

Dalam Bab IV, Metodologi Penelitian, akan dijelaskan metode atau cara yang digunakan baik dalam pelaksanaan kerja praktik maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik. Dari dasar-dasar metode tersebut, dalam Bab IV ini juga akan dijelaskan perancangan karya sebagai perencanaan dalam Laporan Kerja Praktik.

4.1 Metode Penelitian

Multimedia merupakan bidang ilmu yang lebih menitikberatkan pada praktik atau non-teoritis. Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (Hasan, 2002: 21). Pengertian lain dari metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi, tes maupun dokumentasi (Arikunto, 2002: 136). sedangkan menurut Subagyo (2006: 2) metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. oleh karenanya metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif sebagai landasan dasar dalam pembuatan dan pelaksanaannya. Terdapat 2 jenis metodologi, yaitu:

1. Kualitatif

Metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada populasi tertentu.


(33)

30

2. Kuantitatif

Metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial, yang menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.

Pada penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode kualitatif, karena metode ini lebih menekankan pada aspek pemahaman terhadap suatu masalah dan tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Melalui metode kualitatif ini diharapkan dapat lebih mengkaji suatu permasalahan lebih mendalam. Sehubungan dengan data-data yang akan diolah bukanlah data-data statistik, melainkan deskriptif seperti, dokumentasi lapangan, gambar, video, dan lain-lain.

Sebagai bentuk pengkajian lebih mendalam, penelitian kualitatif ini juga mengandalkan pendekatan terhadap praktisi yang ahli dalam bidangnya, guna mendapatkan wawasan mengenai situasi dan kondisi nyata di lapangan.

Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pencarian referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku serta web :


(34)

a. (Office Layout) Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia (1956: 117).

b. (Open Plan Offices Layout) Adalah tata ruang kantor dengan ruangan yang besar dan ditempati beberapa karyawan tanpa dipisah. Kantor terbuka merupakan suatu konstruksi yang memberikan keterbukaan untuk mempermudah berkomunikasi dan pertemuan, namun sekaligus menjamin kebebasan pribadi. Human Miller and human Miller Inc. perusahaan perancang kantor yang terkenal taraf Internasional, berkedudukan di Zeeland.

2. Studi eksisting

Untuk memperdalam ide dan konsep diwujudkan dalam bentuk karya pada laporan kerja praktik ini, telah dilakukan kajian terhadap beberapa karya Design Layout Interior Sketch-Up, diantaranya:

a. Perancangan Office Layout

Gambar 4.2 Perancangan Bangunan


(35)

32

Dalam tutorial di atas terdapat bagaimana menjelaskan tentang perancangan ukuran dan tahapan dalam pembangunan Open Office Layout membangun sebuah bidang yang telah diukur oleh desainer untuk menunjukkan visual interior bangunan desain yang dikemas dengan teknologi multimedia dan divisualisasikan dengan menggunakan 3D Sketch-Up sebagai proses mulai dari penciptaan modeling hingga design interior itu menjadi sebuah visual yang menarik.

b. Creating collor sketch-up

Gambar 4.3 creat collor

(Sumber: http://www.architecture.onlinenewsvenue.com)

Dalam tutorial di atas terdapat bagaimana mengatur skema warna dalam pembuatan bangunan interior desain dan divisualisasikan dengan menggunakan Sketch-Up sebagai proses penyeimbang dan bagaimana menjadi visual yang ideal bagi interior desain.


(36)

4.2 Analisis Data

Proses analisis data dimulai ketika semua data telah terkumpul. Data yang bersifat acak ini kemudian dipelajari dan ditata sesuai dengan konsentrasi deskriptifnya. Dengan ditatanya data-data yang didapat ke dalam beberapa kelompok informasi yang berurutan maka sebuah kesimpulan bisa diambil. Kesimpulan ini kemudian dijabarkan kembali secara sistematis dan runtut ke dalam tulisan. Jika masih ada data dan informasi tambahan akan dilakukan penataan data ke dalam sub-sub yang telah diurutkan. Sebaliknya, jika ada data yang tidak relevan dengan bahasan maka data tersebut tidak akan disusun atau dimasukkan ke dalam penulisan. Proses analisis ini akan terus berlangsung hingga semua data yang didapat telah diolah tak tersisa.

Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Dari data-data yang telah diperoleh dari studi pustaka dan studi eksisting adalah bahwa pengerjaan Design layout interior ini harus dikerjakan dari tahap pra produksi kemudian produksi dan diakhiri dengan pasca produksi. berikut tabel analisa data dari studi pustaka dan studi eksisting.


(37)

34

Tabel 4.1 Analisa Data

NO. SUMBER MATERI KESIMPULAN

1. Studi Pustaka

Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia

Design Layout

2. Studi Eksisting

skema warna / Textures dalam pembuatan bangunan interior desain dan divisualisasikan dengan menggunakan Sketch-Up sebagai proses penyeimbang dan bagaimana menjadi visual yang ideal bagi interior desain.

Multimedia

Sketch-Up

Setelah menganalisa data diperoleh beberapa kesimpulan antara lain perancangan, multimedia dan simulasi.

4.3 Perancangan Karya

Pada kerja praktik ini tahapan dalam menyelesaikan karya 3D Sketch-Up meliputi: konsep, sketch denah, Input layout, Textures, rendering. Berikut dibawah ini adalah tahapan-tahapan perancangan karya.


(38)

4.3.1 Konsep dan Referensi

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada analisa data, konsep design layout interior dan mengumpulkan berbagai macam referensi yang akan dibuat dalam perancangan karya terfokus pada visual 3D rendering dan juga layout sketsa menjadi acuan denah sebuah interior design.

4.3.2 Sketch Denah

Pada tahap ini, adalah bagian dimana permulaan perancangan sebuah karya. Tahapan ini menjelaskan gagasan tahap awal dari sebuah visualisasi perancangan berupa coretan-coretan dasar untuk mencari tata letak ataupun susunan bentuk, teks dan gambar.

4.3.3 Input Layout

Merupakan tahapan pengembangan sebuah gambar sketch denah yang dituangkan dalam software Sketchup. dimana tahapan ini adalah proses sebuah visualisasi sempurna dalam perancangan berbasik 3D, yang tetap memperhatikan ukuran dalam pembuatan gagasan perancangan yang sebenarnya.

4.3.4 Textures

Texturing adalah bagian penting dari sebuah adegan yang memberikan ia melihat yang realistis. Dalam proses ini perhatian lebih ke kayu dan bahan-bahan lainnya. texture menggunakan diffuse, refleksi, refleksi glossiness dan bahan-bahan untuk mendapatkan sebuah terobosan efek realistis.


(39)

36

4.3.5 Rendering

Setelah semua objek telah tertata sesuai keinginan dengan baik. hasil dari semua bagian objek ini akan di render agar menghasilkan output berupa file yang dapat diputar di berbagai perangkat multimedia seperti JPEG, PNG dan lain-lain.


(40)

37 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan gambaran nyata akan proses pengerjaan produksi membuat design layout interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA dalam menggunakan 3D Sketch-Up yang dilaksanakan semasa di tempat kerja praktik.

5.1 Perencanaan

Seperti yang telah dijelaskan dalam Bab IV, tahap ini merupakan tahapan dalam sebuah produksi 3D interior karena di dalamnya terdapat prosesi perluasan dan pengembangan konsep. Berikut akan dijabarkan tahapan-tahapan yang dilewati pada proses pengerjaan visual 3D interior. Perencanaan hanya meliputi konsep dasar dan referensi interior pada karya 3D interior yang hendak dibuat. 1. Konsep

Sesuai dengan yang telah dibahas pada bab IV konsep yang dipakai untuk karya bangunan dalam design layout interior ini menggunakan jenis 3D rendering. Dalam pengerjaannya, karya dibuat dengan menggunakan software SketchUp 2015 dan V-ray. Mulai dari modeling hingga proses rendering. Konsep yang dipakai bertemakan modern office dengan sentuhan art didalamnya. Dengan menggabungkan elemen yang modern dan simple design interior terlihat sangat elegan.


(41)

38

Gambar 5.1 Screenshot software SketchUp 2015

(Sumber : olahan peneliti)

Gambar 5.2 Interface software SketchUp 2015


(42)

SketchUp 2015 memiliki fitur yang lengkap untuk pembuatan sebuah interior design. Namun software ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain: tidak dapat membuka file 3D yang bermacam-macam dan masih terbatas. Kelemahan selanjutnya yaitu software ini terlalu berat jika modeling terlalu rumit, sehingga membutuhkan komputer berspesifikasi khusus agar dapat menjalankan program ini dengan lancar.

5.2 Sketsa Gambar Perancangan

Pada tahap ini, dibuatkan sebuah perancangan ide atau gagasan yang divisualisasikan kedalam sketsa gambar pada ketampakan bagian atas bangunan. Bagian atas bangunan yang terpotong dihilangkan sehingga bagian lantainya yang terlihat. Hasil riset ukuran pada wilayah bangunan sudah diukur yang sebenarnya dalam bentuk skala yang akan dijadikan desain layout bangunan.

. Gambar 5.3 Proses perancangan sketsa gambar


(43)

40

Model ini nantinya akan menjadi objek yang akan diinputkan kedalam software grafis SketchUp 2015 dengan tujuan untuk pengembangan desain layout dibentuk secara nyata.

Gambar 5.4 Proses input di SketchUp 2015

(Sumber: olahan peneliti)

5.3 Input Proces

Tahap ini adalah tahap dimana objek bangunan yang sudah di rancang akan dijadikan sebuah bangunan tampak secara nyata. Dimana proses ini akan dibantu dengan menggunakan software grafis sketchup 2015 proses yang membuat garis layout dibentuk menjadi objek dinding bangunan dimana komponen-komponen pada bangunan dibuat sesuai perancangan yang terdapat pada sketsa gambar. Proses ini menyesuaikan dengan objek bangunan berbasik 3D lebih terlihat seperti bangunan asli.


(44)

Gambar 5.5 Input proses objek bangunan

(Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.6 projek bangunan tampak atas


(45)

42

5.4 Textures

Tahap ini adalah tahap dimana objek bangunan yang sudah di setting dan di atur diberi texture agar lebih terlihat nyata. Material yang disesuaikan dengan objek benda serta pengaturan warna texture akan terlihat seperti bangunan asli.

Gambar 5.7 Pemberian texture pada objek bangunan

(Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.8 texture objek bangunan tampak atas


(46)

5.5 Rendering

Setelah semua objek telah terkomposisi sesuai keinginan dengan baik hasil dari pembuatan maupun komposisi akan di render agar menghasilkan output berupa file yang dapat dilihat di berbagai perangkat multimedia. Namun, kendalanya adalah proses rendering yang lama. Sebab spesifikasi alat/hardware yang digunakan juga sangat berpengaruh pada kebutuhan software yang tinggi.

Jadi, perlu dilakukan setting khusus agar proses rendering tidak memakan banyak waktu. Dengan cara, mengubah ukuran output rendering menjadi mini-medium size. Atau dengan cara lain dengan mengecilkan ukuran render sampling. Dengan asumsi jika hal tersebut dilakukan maka kualitas hasi render berubah. Dan bisa pada kualitas med-low.

Gambar 5.9 Proses setting pada Render Setup


(47)

44

Gambar 5.10 Proses Rendering

(Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.11 Finishing Render


(48)

45

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi karya yang telah dijelaskan, maka penulis memberi kesimpulan yaitu:

1. Ketika membuat sebuah 3D Sketch-Up pembangunan kantor cabang Surabaya ALMAS MEDIA dibutuhkan tahap yang continue. Mulai dari konsep, Sketsa perancangan denah layout, pengembangan denah layout pada tahapan 3D bangunan, dan kemudian penempatan kamera dan compositing menjadi Animasi yang terender .

2. Diperlukannya pemikiran tentang gagasan perancangan untuk dapat membuat bangunan secara signifikan dan melakukan perancangan dengan data dan ukuran yang sebenarnya dengan menggunakan skala.

6.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja praktik ini sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan kerja praktik pembuatan 3D Sketch-Up Interior. Mutlak diperlukan kemampuan yang mumpuni agar terbiasa menjalankan aplikasi tersebut.

2. Relasi antara perusahaan dan pribadi harus terjalin dengan baik, guna melancarkan segala urusan yang ada dalam perkerjaan.


(49)

46

DAFTAR PUSTAKA

A.G Tamrin. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

H. Hees. 2006. 3D Computer Graphics. Germany: pediapress.com

Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyanto, Mohamad. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sumber dari Internet

https://mahasiswaarsitektur.wordpress.com /artikel_mengenal_teori_layout.html (Diakses tanggal 15 Juni 2015).

http://www.arsitektung.edu /pengertian-perancangan-efesiensi-dan-significan-3d/ (Diakses tanggal 16 Juni 2015).

https://powerrendering.com/architectural-3d-rendering-blog/3d-interior-design/ (Diakses tanggal 27 November 2015)

http://asidva.org/about-asid/what-is-interior-design/ (Diakses tanggal 27 November 2015)


(1)

Gambar 5.5 Input proses objek bangunan (Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.6 projek bangunan tampak atas (Sumber: olahan peneliti)


(2)

42

5.4 Textures

Tahap ini adalah tahap dimana objek bangunan yang sudah di setting dan di atur diberi texture agar lebih terlihat nyata. Material yang disesuaikan dengan objek benda serta pengaturan warna texture akan terlihat seperti bangunan asli.

Gambar 5.7 Pemberian texture pada objek bangunan (Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.8 texture objek bangunan tampak atas (Sumber: olahan peneliti)


(3)

5.5 Rendering

Setelah semua objek telah terkomposisi sesuai keinginan dengan baik hasil dari pembuatan maupun komposisi akan di render agar menghasilkan output berupa file yang dapat dilihat di berbagai perangkat multimedia. Namun, kendalanya adalah proses rendering yang lama. Sebab spesifikasi alat/hardware yang digunakan juga sangat berpengaruh pada kebutuhan software yang tinggi.

Jadi, perlu dilakukan setting khusus agar proses rendering tidak memakan banyak waktu. Dengan cara, mengubah ukuran output rendering menjadi

mini-medium size. Atau dengan cara lain dengan mengecilkan ukuran render sampling.

Dengan asumsi jika hal tersebut dilakukan maka kualitas hasi render berubah. Dan bisa pada kualitas med-low.

Gambar 5.9 Proses setting pada Render Setup (Sumber: olahan peneliti)


(4)

44

Gambar 5.10 Proses Rendering (Sumber: olahan peneliti)

Gambar 5.11 Finishing Render (Sumber: olahan peneliti)


(5)

45

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi karya yang telah dijelaskan, maka penulis memberi kesimpulan yaitu:

1. Ketika membuat sebuah 3D Sketch-Up pembangunan kantor cabang Surabaya ALMAS MEDIA dibutuhkan tahap yang continue. Mulai dari konsep, Sketsa perancangan denah layout, pengembangan denah layout pada tahapan 3D bangunan, dan kemudian penempatan kamera dan compositing menjadi Animasi yang terender .

2. Diperlukannya pemikiran tentang gagasan perancangan untuk dapat membuat bangunan secara signifikan dan melakukan perancangan dengan data dan ukuran yang sebenarnya dengan menggunakan skala.

6.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja praktik ini sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan kerja praktik pembuatan 3D Sketch-Up Interior. Mutlak diperlukan kemampuan yang mumpuni agar terbiasa menjalankan aplikasi tersebut.

2. Relasi antara perusahaan dan pribadi harus terjalin dengan baik, guna melancarkan segala urusan yang ada dalam perkerjaan.


(6)

46

DAFTAR PUSTAKA

A.G Tamrin. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

H. Hees. 2006. 3D Computer Graphics. Germany: pediapress.com

Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyanto, Mohamad. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan

Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sumber dari Internet

https://mahasiswaarsitektur.wordpress.com /artikel_mengenal_teori_layout.html (Diakses tanggal 15 Juni 2015).

http://www.arsitektung.edu /pengertian-perancangan-efesiensi-dan-significan-3d/ (Diakses tanggal 16 Juni 2015).

https://powerrendering.com/architectural-3d-rendering-blog/3d-interior-design/ (Diakses tanggal 27 November 2015)

http://asidva.org/about-asid/what-is-interior-design/ (Diakses tanggal 27 November 2015)