TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing Pada PT. Budi Jaya.

(1)

Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode

Job Order Costing Pada PT. Budi Jaya

TUGAS AKHIR

Nama : Bayu Rizaldi NIM : 05.41010.0310 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 5

2.2 Analisa dan Perancangan Sistem ... 5

2.3 Perusahaan Industri ... 6

2.4 Biaya Produksi ... 7

2.4.1 Biaya Bahan Baku ... 8

2.4.2 Biaya Overhead Pabrik ... 8

STIKOM


(3)

2.4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 10

2.5 Variable Costing ………...……... 11

2.6 Job Order Costing ………….... 11

2.6.1 Karakteristik Job Order Costing Method ... 13

2.6.2 Manfaat Job Order Costing Method ... 13

2.6.3 Keuntungan Job Order Costing Method ... 14

2.7 Persediaan Bahan Baku ... 16

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem ... 18

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 18

3.1.2 Analisis dan Pemecahan Masalah ... 19

3.2 Perancangan Sistem ... 25

3.2.1 Data Flow Diagram (DFD) ... 25

3.2.2 Entity Relational Diagram (ERD) ... 30

3.2.3 Struktur tabel ... 33

3.2.4 Desain Input/Output ... 42

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem ... 59

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 59

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 59

4.1.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ... 60

4.1.4 Penjelasan Sistem Aplikasi ... 60

4.2 Evaluasi Sistem ... 71

4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 71

STIKOM


(4)

xii

4.2.2 Analisa Perbandingan Harga Pokok Produksi ... 80

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 88

BIODATA ... 138

STIKOM


(5)

vi

PT. Budi jaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk perlengkapan untuk hotel di antaranya sabun, shampo, pasta gigi, sarung bantal, dll. Proses produksi pada perusahaan ini akan dilakukan berdasarkan pesanan dari pelanggan. Selama ini perusahaan mengalami kesulitan dalam mengetahui laba / rugi kotor dari tiap pesanan produk karena harga pokok produksi dihitung dengan cara menjumlahkan nilai keseluruhan bahan baku yang dipakai ditambah nilai biaya dan membaginya dengan quantity hasil produksi. Namun di dalam pemberian nilai biaya tidak ada dasar pemberian yang jelas karena nilai biaya dapat diisi oleh akun biaya apapun dan dengan nominal berapapun.

Untuk menangani permasalahan tentang harga pokok produksi dari setiap pemesanan dapat digunakan metode job order costing. Metode ini sesuai untuk tipe perusahaan yang proses produksinya tergantung dari pesanan dan memiliki banyak variasi produk. Harga pokok produksi akan dihitung berdasarkan biaya yang dipakai dalam proses produksi setiap produk dalam suatu pesanan dengan lebih terperinci. Biaya-biaya tersebut akan digolongkan menjadi biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya overhead.

Karena Jumlah produk yang banyak dan bervariasi maka diperlukan suatu aplikasi. Aplikasi ini akan menghasilkan nilai harga pokok produksi dengan metode job order costing serta laporan harga pokok produksi dan laporan laba / rugi kotor untuk setiap pemesanan.

Dari proses implementasi dan evaluasi, aplikasi yang dibangun mampu membantu aktifitas perusahaan dalam melakukan perhitungan harga pokok

STIKOM


(6)

vii

produksi sesuai dengan metode job order costing serta dapat menghasilkan laporan laba / rugi kotor untuk setiap pesanan secara otomatis.

Kata kunci: Harga Pokok Produksi, Job Order Costing

STIKOM


(7)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan–perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.

PT. Budi jaya merupakan salah satu perusahaan produksi yang memproduksi produk perlengkapan untuk hotel di antaranya sabun, shampo, pasta gigi, sarung bantal, dll. Proses produksi akan dilakukan berdasarkan pesanan dari pelanggan dan produknya hanya dapat dijual kepada pelanggan yang memesan karena bersifat unik. Selama ini perusahaan mengalami kesulitan dalam mengetahui laba / rugi kotor dari tiap pesanan produk karena harga pokok produksi belum dihitung dengan cara yang benar. Harga pokok produksi dihitung

STIKOM


(8)

2

dengan cara menjumlahkan nilai keseluruhan bahan baku yang dipakai ditambah nilai biaya dan membaginya dengan quantity hasil produksi. Namun didalam pemberian nilai biaya tidak ada dasar pemberian yang jelas karena nilai biaya dapat diisi oleh akun biaya apapun dan dengan nominal berapapun.

Penentuan harga pokok produksi yang tepat dapat dilakukan dengan memanfaatkan sistem informasi. Karena proses produksinya berdasarkan pesananan pelanggan dan produk yang dihasilkan beragam serta bersifat unik untuk setiap pelanggan, maka metode job order costing cocok digunakan dalam menghitung harga pokok produksi pada perusahaan ini. Metode ini akan menghitung harga pokok produksi tiap produk sesuai dengan sumber daya dan biaya yang dipakai dalam proses produksinya. Diharapkan dengan adanya Sistem Informasi Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing pada PT. Budi Jaya dapat diketahui harga pokok produksi dan laporan laba / rugi kotor dari setiap pemesanan yang lebih sesuai.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

“ Bagaimana merancang bangun sistem informasi penentuan harga pokok produksi dengan metode job order costing pada PT. Budi Jaya “

1.3 Batasan Masalah

Dalam sistem ini, agar tidak meyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

STIKOM


(9)

1. Sistem yang akan dibangun tidak mencakup dalam penentuan harga jual untuk setiap produk.

2. Sistem ini tidak membahas perhitungan harga pokok produksi secara aktual pada akhir bulan.

1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya sistem informasi ini adalah menghasilkan sistem yang dapat menghitung harga pokok produksi sehingga kesulitan dalam mengetahui laba / rugi kotor dari setiap pemesanan dapat teratasi berdasarkan penggunaan metode job order costing.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir yang berjudul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing Pada PT. Budi Jaya ” sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan serta keterangan mengenai sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir antara lain teori tentang Sistem Informasi, Analisa dan Perancangan Sistem, perusahaan industri, biaya produksi, variable

costing, metode Job Order Costing, persediaan bahan baku.

STIKOM


(10)

4

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dibahas mengenai analisa dan perancangan system. Analisa sistem berupa identifikasi masalah yang ada serta penerapan metode job order costing dalam menyelesaikan masalah tersebut. Perancangan sistem yang dibuat dalam bentuk Data Flow Diagram dan Entity Relationship Diagram. Selain itu juga disertai struktur tabel dan desain input/output.

BAB IV EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem pada PT. Budi Jaya, untuk mengetahui sistem yang telah dibuat sudah dapat menyelesaikan permasalahan dengan tahapan uji coba aplikasi sesuai dengan proses bisnis pada PT. Budi Jaya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari perancangan dan pembuatan tugas akhir ini terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.

STIKOM


(11)

5

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

2.2 Analisis Dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Analisis sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu pemrograman karena merupakan tahap awal untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi serta kendala yang dihadapi. Analisis yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana yang baik di tahap berikutnya. Di dalam tahap

STIKOM


(12)

6

analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem, yaitu:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi masalah serta diperlukan adanya analisis yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang kiranya menjadi permasalahan dalam sistem yang telah ada atau digunakan. Data-data yang ada baik yang berasal dari sumber-sumber internal seperti laporan-laporan, dokumen, observasi maupun dari sumber-sumber eksternal seperti pemakai sistem, dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan analisis. Jika semua permasalahan telah diidentifikasi, dilanjutkan dengan mempelajari dan memahami alur kerja dari sistem yang digunakan. Langkah berikutnya adalah menganalisis dan membandingkan sistem yang akan terbentuk dengan sistem sebelumnya kemudian dibuat laporan.

(Dikutip dari Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Hartono (1999:11))

2.3 Perusahaan Industri

Menurut pendapat Swastha dan Sukotjo (2002:12) definisi atau pengertian perusahaan adalah adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

STIKOM


(13)

jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Jadi dapat kita simpulkan perusahaan industri adalah suatu badan usaha yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan pengolahan bahan mentah, bahan setengah jadi ataupun barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi nilai penggunaanya.

2.4 Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (1993:8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi biaya tersebut maka ada 4 unsur pokok dalam biaya yaitu :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Biaya diukur dengan satuan mata uang

3. Yang telah terjadi ataupun yang akan terjadi 4. Pengorbanan untuk tujuan tertentu

Biaya produksi atau dikenal sebagai harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik (factory overhead cost). Tujuan dari dihitungnya harga pokok

produksi adalah mengevaluasi kembali harga jual yang telah ditentukan.

Biaya-biaya yang terjadi pada bagian pemasaran, administrasi dan bagian umum tidak digolongkan sebagai biaya produksi. Karena itu, biaya-biaya tersebut tidak masuk ke dalam biaya overhead pabrik. Proses produksi sederhana dan

STIKOM


(14)

8

mendasar adalah proses penggabungan antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja tak langsung dan overhead. Secara sederhana dapat digambarkan dengan rumus :

HPP = BBB + BTKL + BOP Keterangan :

HPP : harga pokok produksi BBB : biaya bahan baku

BTKL : biaya tenaga kerja langsung BOP : biaya overhead pabrik

2.4.1 Biaya Bahan Baku

Menurut Lesmono (1998:2) biaya bahan baku adalah biaya yang timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam proses membuat barang.

2.4.2 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.

Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak

langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.

Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya overhead tetap dan biaya

overhead variabel. Biaya overhead tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap

STIKOM


(15)

untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya overhead variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Mulyadi (1993:210) untuk dapat dilakukan penentuan tarif overhead perlu dilakukan tiga tahap :

1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

Yang harus diperhatikan disini adalah kapasitas yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik : kapasitas praktis , kapasitas normal (kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya jangka panjang) dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (kapasitas sesungguh yang diperkirakan akan dicapai dalam tahun mendatang ). Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat lebih dulu menentukan kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimun yang dapat dihasilkan oleh pabrik. 2) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah : harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi dan harus diperhitunkan sifat-sifat overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat-sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, diantaranya : satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin.

3) Menghitung tarif biaya overhead

Berikut diberikan rumus untuk setiap dasar perhitungan biaya overhead :

STIKOM


(16)

10

 Satuan produk

 Biaya bahan baku

 Biaya tenaga kerja

 Jam tenaga kerja langsung

 Jam mesin

2.4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Lesmono (1998:2) biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang digunakan dalam mengolah bahan menjadi produk jadi.

Taksiran biaya overhead

______________________________ = Tarif BOP Persatuan

Taksiran Jumlah yang dihasilkan

Taksiran biaya overhead

__________________________________ x100% = Persen overhead dari BB

Taksiran biaya bahan baku yang dipakai

Taksiran biaya overhead

_____________________________ x 100% = persen overhead dari TNKL Taksiran biaya tenaga kerja langsung

Taksiran biaya overhead

___________________________ = tarif overhead perjam TNKL

Taksiran jam kerja langsung

Taksiran biaya overhead

___________________________ = tarif overhead perjam kerja mesin

Taksiran jam kerja mesin

STIKOM


(17)

2.5 Variable Costing

Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya

memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Variable costing beranggapan bahwa biaya overhead pabrik tetap tadi

tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya overhead tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode). Supyono (1992:32) biaya variabel memiliki karakteristik :

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi kegiatan semakin tinggi tinggi jumlah total biaya variable dan sebaliknya.

b) Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

2.6 Job Order Costing

Produksi atau pembuatan pesanan spesifik dikenal dengan job order

system. Supyono (1992:36) dalam buku Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya

dan Penentuan HPP, memberikan definisi sebagai berikut :

“Metode Harga Pokok Pesanan adalah Metode pengumpulan harga pokok

produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pemesanan atau kontrak jasa

secara terpisah, dan setiap kontrak pesanan dapat dipisahkan identitasnya”

Dalam kalkulasi biaya job order , setiap job adalah suatu satuan akuntansi yang dibebankan biaya upah, bahan, dan overhead dengan menggunakan nomer

STIKOM


(18)

12

order, biaya yang digunakan untuk setiap pesanan pelanggan tertentu dicatat

dalam suatu kartu biaya Job Order (Job Order Cost Sheet).

Mulyadi (1993:24) dalam bukunya Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, mengemukakan syarat-syarat penggunaan metode

job order costing sebagai berikut :

1. Bahwa masing-masing pesanan pekerjaan atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual.

2. Bahwa biaya produksi harus dipisahkan kedalam dua golongan yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya – biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya kerja langsung.

3. Bahwa biaya bahan baku dan biaya kerja langsung dibebankan atau diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan bersangkutan, sedangkan biaya produksi tidak langsung (overhead) dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (predetermined rate).

4. Bahwa harga pokok tiap-tiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai. Bahwa harga pokok persatuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan bersangkutan

STIKOM


(19)

2.6.1 Karakteristik Job Order Costing Method

Menurut Mulyadi (1993:41) pengumpulan biaya produksi dengan metode

job order costing yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.

2. Biaya pokok produksi harus digolongkan berdasarkan hubungan dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah

overhead pabrik.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya sesungguhnya ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif unit yang ditentukan dimuka.

Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pemesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

2.6.2 Manfaat Job Order Costing Method

Dalam perusahaan yang produksinya berdasar pesanan, Mulyadi (1993:41) dalam bukunya akuntansi biaya menyatakan bahwa informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :

STIKOM


(20)

14

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. 3. Memantau realisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan

5. Menentukan harga pokok persedian produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Jadi, dalam penentuan perhitungan harga pokok secara pesanan perusahaan perlu memperhatikan penggunaan sumber daya untuk masing-masing pesanan

2.6.3 Keuntungan Job Order Costing Method

Menurut Mulyadi (1993:48), Job Order Costing Method akan memberikan keuntungan sebagai berikut :

1. Memberikan struktur yang lengkap dalam hal ini terbatas, terbatas pada direct

cost yaitu direct material dan direct labour

2. Tepat, lengkap, historis sederhana dan mampu diperbandingkan.

Ketepatan dihasilkan karena direct cost diidentifikasikan pada masing-masing

order, kelengkapan dihasilkan dari semua biaya-biaya, dibebankan kepada cost of sales job order cost memberikan catatan historis dengan

mengkalkulasikan semua biaya-biaya yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan spesifik sederhana dihasilkan dari kenyataan, bahwa pencatatan direct

material dan direct labour hours adalah dengan mengikuti sistem pelaporan

yang telah ada yaitu planning production dan scheduling purposes. Sistem ini juga menyediakan dasar untuk membandingkan suatu job cost dengan yang lain atau dengan cost estimate.

STIKOM


(21)

3. Meningkatkan kemampuan untuk mengatur dan mengevaluasi prestasi historis dari bagian-bagian operasi, product lines, departemen fungsional dan staf manajemen dalam organisasi.

4. Kemampuan untuk mengendalikan operasi berjalan dengan mendeteksi dan menganalisa penyimpangan-penyimpangan atas kecendrungan historis dalam pola biaya.

5. Penambahan kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dimasa yang akan datang dalam organisasi.

Sedangkan kerugian dari job order costing method adalah timbulnya pemborosan yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan atau kelompok pesanan dibebankan dalam job cost-nya , pemborosan ini tidak dipisahkan sehingga tidak memungkinkan suatu perbandingan dengan biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Dengan kata lain biaya-biaya tidak dapat dipisahkan dengan suatu produk atau kelompok lain.

Metode akumulasi job order biasanya paralel dengan metode yang digunakan, yaitu proses produksi pesanan diurutkan menurut lay out pabrik oleh perencana produksi. Data biaya yang harus dilaporkan meliputi direct material dan direct labor (bahan langusng dan tenaga kerja langsung). Hal yang dilakukan pertama kali adalah membuat job order. Number atau pesanan dilakukan oleh perencana produksi sebagai perintah-perintah produski. Produksi dimulai dengan : 1. Diterima order

2. Dikeluarkan perintah produksi

Setelah perusahaan menerima order dari pemesan yang berisi jenis produk dengan spesifikasi yang dikehendaki pemesan, maka kemudian dibuat

STIKOM


(22)

16

perintah produksi untuk membuat produk sesuai dengan apa yang dikehendaki pemesan.

Order produksi diberi nomer identitas untuk mempermudah identifikasi

biaya-biaya produksi yang terjadi dalam hubungan dengan proses produksi atau pembuatan produk yang dipesan tersebut. Nomer itu harus dicantumkan pada setiap laporan biaya dari pemesan. Dalam hal ini digunakan job order cost sheet untuk mengumpulkan biaya-biaya produksi.

2.7 Persediaan Bahan Baku

Menurut Assauri (2004:171), pengertian bahan baku adalah sebagai berikut :

“ persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana yang dapat diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi

perusahaan pabrik yang menggunakannya ”

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:14.2), pengertian bahan baku adalah sebagai berikut :

“ persediaan adalah aktiva :

1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha norma; 2. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa ”

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam proses produksi

STIKOM


(23)

atau pemberian jasa yang diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari

supplier bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.

STIKOM


(24)

18

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Identifikasi Masalah

Proses produksi pada PT. Budi Jaya ditangani oleh bagian produksi. Proses produksi dilakukan hanya saat terjadinya order dari customer karena produk yang dihasilkan bersifat unik dan hanya dapat dijual pada customer yang memesan. Pada bagian produksi terdapat proses utama meliputi pembuatan surat perintah produksi, pembuatan purchase requestion (saat bahan baku yang ada tidak memenuhi jumlah yang dibutuhkan dalam memproduksi produk) dan penerimaan hasil produksi (mencatat quantity hasil produksi serta menghitung harga pokok produksi).

Selama ini perusahaan sudah menggunakan sistem informasi yang bernama Integrated. Sistem ini sudah dipakai pada bagian pembelian, penjualan dan produksi. Namun pada bagian produksi, sistem yang ada hanya berupa aplikasi yang berfungsi dalam pengurangan quantity bahan baku tanpa memperhitungkan harga pokok produksi barang dengan cara yang benar. Harga pokok produksi ditentukan dengan menjumlahkan nilai keseluruhan bahan baku yang dipakai ditambah nilai biaya dan membaginya dengan quantity hasil produksi. Namun didalam pemberian nilai biaya tidak ada dasar pemberian yang jelas karena nilai biaya dapat diisi oleh akun biaya apapun dan dengan nominal berapapun.

STIKOM


(25)

Dengan tidak dihitungnya biaya produksi dengan terperinci nilai harga pokok produksi yang dihasilkan belum sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga perusahaan sulit mengetahui laba / rugi kotor dari setiap pemesanan. Oleh karena itu bagian produksi sangat membutuhkan suatu sistem informasi baru yang dapat menghitung harga pokok produksi dengan metode yang lebih sesuai dengan tipe perusahaan.

3.1.2 Analisis dan Pemecahan masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka Sistem informasi penentuan harga pokok produksi ini akan menggunakan metode job order costing. Metode ini sangat cocok dengan tipe perusahaan yang melakukan proses produksi hanya saat terjadi pemesanan barang dan barang yang dihasilkan memiliki banyak variasi sehingga biaya-biaya yang digunakan untuk memproduksi barang untuk setiap pesanan cenderung berbeda. Pada metode job order costing keseluruhan biaya akan dikumpulkan menjadi satu untuk satu nomer pemesanan. Biaya-biaya tersebut akan digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Secara umum gambaran sistem yang akan dibangun dalam menghitung harga pokok produksi dapat dilihat pada gambar 3.1

STIKOM


(26)

20

Gambar 3.1 Diagram Proses Penentuan Harga Pokok Produksi

Dalam gambar 3.1 terdapat empat proses utama yang akan digunakan dalam proses perhitungan harga pokok produksi, yaitu

1. Proses Menghitung Biaya Bahan Baku

Data bahan baku adalah keseluruhan nilai nominal dari bahan baku yang dipakai proses produksi. Nilai dari bahan baku diambil berdasarkan quantity pada surat

INPUT

1. Data Produksi 2. Data Stock 3. Data BOM

PROSES Menghitung Biaya Bahan Baku OUTPUT Biaya Bahan Baku PROSES Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung INPUT

1. Data Produksi 2. Data Tarif

pegawai perjam 3. Data tarif

Listrik Perjam OUTPUT Biaya Tenaga Kerja Langsung PROSES Menghitung Biaya Overhead OUTPUT Biaya Overhead INPUT

1.Data Produksi

(TKL MANUSIA) 2.Data tarif

Perjam

3.Data Jam Kerja

(TKL MESIN) 4.Data tarif mesin

perjam

5.Data pemakaian mesin OUTPUT Harga Pokok Produksi PROSES Menghitung Harga Pokok Produksi Persatuan INPUT Data hasil produksi

STIKOM

SURABAYA


(27)

bukti pengambilan bahan dikurangi quantity sisa bahan setelah produksi. Dihitung berdasarkan rumusan berikut

Biaya bahan baku

Keterangan :

BB = Biaya bahan baku

Σ NBB = Total nilai bahan baku

Σ NSBB = Total nilai bahan baku sisa 2. Proses Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan keseluruhan biaya gaji buruh, biaya lembur dan biaya pakai mesin yang dipakai dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung akan diambil berdasarkan kartu jam. Dalam menentukan nilai buruh atau mesin perjam digunakan perhitungan biaya ditentukan dimuka dengan cara menentukan nilai mesin atau buruh dan membaginya dengan rencana kerja (jam aktif oprasional) dari mesin atau buruh. Dihitung berdasarkan rumusan berikut.

Tarif buruh perjam

Keterangan :

TBperjam = Tarif buruh perjam

GBbulanan = Nilai gaji buruh dalam sebulan RKbulanan = Jam kerja aktif dalam sebulan BBB = Σ NBB - Σ NSBB

TBperjam = GBBulanan / RKBulanan

STIKOM


(28)

22

Tarif mesin perjam

Keterangan :

TMperjam = Tarif masin perjam

NMpertahun = Nilai mesin pada awal tahun RKMpertahun = Jam kerja aktif dalam setahun Biaya kerja langsung

Keterangan :

BTKL = Biaya tenaga kerja langsung JMK = Jam kerja mesin yang digunakan dalam produksi

JBK = Jam kerja buruh yang digunakan dalam produksi 3. Biaya Overhead

Dalam menentukan nilai overhead akan memakai metode variable costing dalam menentukan biaya overhead. Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok. Variable costing beranggapan bahwa biaya overhead tetap tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya biaya overhead tetap

TMperjam = NMpertahun / RKMpertahun

BTKL = Σ (TMperjam * JMK) + Σ (TBperjam * JBK)

STIKOM


(29)

dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode). Pada PT. Budi Jaya nilai overhead yang bersifat variable meliputi

 Biaya tenaga kerja mandor

Biaya tenaga kerja mandor adalah biaya yang digunakan untuk membiayai tenaga kerja mandor yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Akan dihitung berdasarkan rumus

Tarif tenaga kerja mandor perjam

Keterangan :

TTKperjam = Tarif tenaga kerja mandor perjam GBbulanan = Nilai biaya gaji tenaga mandor perbulan RKbulanan = Jam kerja aktif dalam sebulan

Biaya tenaga kerja mandor

Keterangan :

BTKK = Biaya tenaga kerja mandor JMK = Jumlah jam kerja produksi  Biaya Listrik

Biaya yang digunakan untuk penggunaan listrik dalam proses produksi. Dalam menghitungnya akan digunakan rumus

TTKperjam = GBperbulan / RKperbulan

BTKK = Σ (TKKperjam * Σ JMK)

STIKOM


(30)

24

Tarif listrik perjam

Keterangan :

TLperjam = Tarif listrik perjam

NBLbulanan = Nilai biaya listrik perbulan RPbulanan = Jam kerja pakai dalam sebulan Biaya listrik perjam

Keterangan :

BL = Biaya listrik

JMK = Jumlah jam kerja produksi 4. Proses Menghitung Harga pokok produksi persatuan

Harga pokok produksi satuan akan dihitung dengan menjumlahkan nilai bahan baku , biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dapat dilihat pada rumusan berikut

Biaya Overhead Pabrik

Keterangan :

BOP = Biaya Overhead Pabrik

BBP = Biaya bahan penolong diambil BBPS = Biaya bahan penolong sisa BL = Σ (TLperjam * Σ JMK)

TLperjam = NBLperbulan / RPperbulan

BOP = BTKK + BL + ( Σ BBP - Σ BBPS )

STIKOM


(31)

Keterangan :

JUP = Jumlah unit produksi

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dibuat agar aplikasi yang akn dibuat dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Dalam perancangan sistem ini ada tahapan – tahapan yang harus dilakukan, yaitu pembuatan Data Flow Diagram, Entity Relationship

Diagram, Struktur table dan design Input/Output. 3.2.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan aliran data yang terjadi di

dalam sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan terlihat arus data yang mengalir dalam sistem.

A. Context Diagram

Pada context diagram ini terdapat tiga entitas eksternal, yaitu 1. Bagian Keuangan

Entitas Bagian keuangan akan memberikan data biaya listrik bulanan, rencana pemakai listrik, data mesin, rencana pemakaian mesin, data gaji karyawan kantor, jam kerja pegawai kantor, data gaji karyawan langsung dan jam kerja karyawan langsung.

2. Management

Entitas Management akan diberikan laporan produksi yang berisi informasi detail mengenai proses produksi.

Harga Pokok Produksi Satuan = BBB + BTKL + BOP JUP

STIKOM


(32)

26

3. SI Integrated

Entitas SI Integrated akan memberikan data SO, data barang dan data customer. Dan akan mendapatkan harga pokok produksi dan data PR.

Data Stock Data Customer

Laporan Laba Rug i Kotor

Laporan Produksi Data PR

HPP

Harg a Pokok Produksi Data SO

R Kerja M andor Gaji M andor Data Mesin

R Pakai M esin

R Kerja Buruh Gaji Buruh Biaya Listrik

R Pakai Listrik

0

SI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

+

SI INTEGRATED

KEUANGAN

MANAGEM ENT

Gambar 3.2 Context Diagram

B. DFD Level 0

DFD level 0 ini merupakan breakdown dari context diagram terdiri dari proses maintenance, penyiapan bahan, proses produksi dan pembuatan laporan. DFD level 0 terdapat 3 entitas, yaitu bagian keuangan, management dan SI Integrated. Selain itu juga mulai ditampilkan 1 datastore.

STIKOM


(33)

Data Customer Data Stock

Data Produksi

T Listrik T Buruh T M andor Data Peng ambilan Bahan Baku

T M esin T M andor

T Listrik T Buruh

Data Customer Data BOM

[Laporan Laba Rugi Kotor] [Laporan Produksi] [Data PR]

[Harg a Pokok Produksi] [HPP]

[Data SO]

[Gaji Mandor] [R Kerja Mandor]

[R Pakai Mesin] [Data Mesin] [Biaya Listrik] [Gaji Buruh] [R Kerja Buruh] [R Pakai Listrik]

KEUANGAN SI INTEGRATED MANAGEM ENT 1 MAINTENANCE DATA + 2 PENYIAPAN BAHAN + 3 PROSES PRODUKSI + 4

PEM BUATAN LAPORAN

1 M SETTING

Gambar 3.3 DFD level 0

C. DFD Level 1 Proses Maintenance

DFD level 1 proses maintenance memiliki 10 proses, yaitu transformasi data customer, transformasi data stock, pembuatan master BOM, penentuan tarif buruh, penentuan tarif mandor, penentuan tarif listrik ,pembacaan data BOM, pembacaan data customer, pembacaan tarif mesin dan penentuan tarif mesin. DFD level 1 proses maintenance melibatkan 2 entitas eksternal dan 7 datastorage.

STIKOM


(34)

28

[Data Stock]

[Data Customer]

[T Buruh] [Gaji Buruh]

[R Kerja Buruh] [T Listrik]

[T Mandor] [R Kerja Mandor]

[Gaji Mandor] [Biaya Listrik] [R Pakai Listrik]

[T Mesin] Data Mesin D

Data Mesin H Data Mesin D

Data Mesin H [Data Mesin]

[R Pakai Mesin]

Data Customer

[Data Customer] Data Customer

[Data BOM ] BOM Detail BOM Header Data Stock BOM Detail BOM Header Data Stock KEUANGAN PENYIAPAN BAHAN PENYIAPAN BAHAN

1 M SETTING

PROSES PRODUKSI SI INTEGRATED

1.1

TRANFORMASI STOCK

2 M Stock

1.2

PEM BUATAN MASTER BOM

3 M BOM 4 M BOM D

1.3

PEM BACAAN DATA BOM 1.4

TRANSFORMASI DATA

CUSTOM ER 5 M Customer

1.5

PEM BACAAN DATA CUSTOM ER 1.6

PENENTUAN TARIF MESIN

6 M MESIN

7 M MESIN D

1.7

Pembacaan Tarif Mesin 1.8 PENENTUAN TARIF LISTRIK 1.9 PENENTUAN TARIF BURUH 1.10 PENENTUAN TARIF MANDOR

Gambar 3.4 DFD level 1 Proses Maintenance

D. DFD Level 1 Proses Penyiapan Bahan

DFD level 1 proses penyiapan bahan memiliki 6 proses, yaitu pembuatan surat perintah produksi, perhitungan dan pengecekan bahan baku, pengambilan bahan, penerimaan bahan dan pembuatan PR. DFD level 1 proses maintenance melibatkan 1 entitas eksternal dan 5 datastorage.

STIKOM


(35)

Update Data Ambil Bahan Update Data Ambil Bahan D

Data Ambil Bahan D

Data Ambil Bahan [Data Pengambilan Bahan Baku]

Data Ambil Bahan D Data Ambil Bahan D

Data Ambil Bahan Data Ambil Bahan

[HPP]

Data PR D

Data PR H [Data PR] Ada Tidak ada Bahan Diperlukan Data SPP Data SPP [Data BOM] [Data Customer] [Data SO] SI INTEGRATED MAINTENANCE DATA MAINTENANCE DATA PROSES PRODUKSI 2.1 PEMBUATAN SURAT PERINTAH PRODUKSI 8 SPP 2.2 PERHITUNGAN DAN PENGECEKAN BAHAN BAKU 2.3 PEMBUATAN PR 2.4 PENGAMBILAN BAHAN 9 PR

10 PR D

2.5

PENRIMAAN BAHAN

11 Ambil Bahan

12 Ambil Bahan D 2.6

Pembacaan Bahan Baku Diambil

Gambar 3.5 DFD level 1 Proses Penyiapan Bahan

E. DFD Level 1 Proses Produksi

DFD level 1 proses produksi memiliki 8 proses, yaitu pembuatan Control produksi, pengisian Control produksi, penerimaan hasil produksi, perhitungan biaya bahan baku, perhitungan PTKL, perhitungan Overhead, pembacaan data produksi dan perhitungan harga pokok produksi. DFD level 1 proses produksi melibatkan 1 entitas eksternal dan 6 datastorage.

STIKOM


(36)

30

Data PHP

[Data Produksi] [Harg a Pokok Produksi] Harg a Pokok Produksi

Biaya Overhead Biaya PTKL

Biaya Bahan Baku

[T Listrik]

[T Buruh]

[T Mandor] Data Jadwal Kerja

Data Jadwal Kerja Data Pakai Mesin

[T Mesin] Data Bahan

Data PHP Data Control

Data Control Update

Data Jadwal Kerja Data Pakai Mesin

Data Bahan

Data Control Data Control [Data Peng ambilan Bahan Baku]

SI INTEGRATED MAINTENANCE DATA

PENYIAPAN BAHAN

1 M SETTING

PEM BUATAN LAPORAN 3.1

PEM BUATAN CONTROL PRODUKSI 3.2 PENGISIAN CONTROL PRODUKSI 3.3 PENERIMAAN HASIL PRODUKSI 13 CONTROL PRODUKSI

14 P BAHAN

15 P M ESIN

16 JADWAL KERJA

17 PHP 3.4 PERHITUNGAN BAHAN BAKU 3.5 PERHITUNGAN PTKL 3.6 PERHITUNGAN OVERHEAD 3.7 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PERSATUAN 3.8

Pembacaan Data Produksi

Gambar 3.6 DFD level 1 Proses Produksi

3.2.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data user. Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggambarkan simbol entity. Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa entity yang saling terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem.

STIKOM


(37)

A. Conceptual Data Model (CDM)

Sebuah CDM menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu program atau aplikasi. Pada CDM belum tergambar jelas bentuk tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Tabel-tabel tersebut sudah mengalami relationship tetapi tidak terlihat pada kolom yang mana hubungan antar tabel tersebut. Pada CDM telah didefinisikan kolom mana yang menjadi

primary key. Adapun CDM dari aplikasi ini bisa dilihat pada gambar 3.7

Relation_204 Relation_184 Relation_163 Relation_156 Relation_155 Relation_127 Relation_113 Relation_102 Relation_86 Relation_85 Relation_63 Relation_35 M STOCK KD_STOCK NM_STOCK SATUAN QTY HPP H_P_PROD H_JUAL_MIN H_JUAL_TRAKHIR B_JUAL B_BELI

M J ENIS BARANG KD_JENIS NM_JENIS J_PRODUKSI J_JAHIT J_PACKING J_PRESSING M BOM KD_BOMH NM_BARANG QTY KETERANGAN STS_PRINT CUSTOMER KD_CUST NM_CUST SPP NO_SPP NO_SO TGL_SPP TGL_SELESAI TGL_KIRIM KETERANGAN QTY SATUAN QTY_TERPENUHI AMBIL BAHAN NO_PENGAMBILAN NO_PENERIMAAN TGL_AMBIL TGL_DITERIMA PENERIMA STS_DITERIMA CONTROL PRODUKSI NO_CONTROL STS_SELESAI TGL_SELESAI QTY_SELESAI JADWAL_KERJ A KD_BAGIAN TGL_KERJA JM_PEKERJA JM_MULAI JM_SELESAI LAMA M_MESIN KD_MESIN NM_MESIN THN_BELI NILAI_BELI PERSEN_SUSUT NILAI_SUSUT NILAI_J MK STS_AKTIF M_MESIN_D THN NILAI JM_KERJ A TARIF_PERJ AM PR NO_PR TGL KETERANGAN M_SETTING THN_SETTING GJ_BURUH GJ_MANDOR BY_LISTRIK JM_BURUH JM_MANDOR JM_LISTRIK TRF_BURUH TRF_MANDOR TRF_LISTRIK PHP NO_PHP TGL_TERIMA QTY_DITERIMA NIL_BB NIL_TKL NIL_OVER TOT_NIL H_POK_P NO_SPP

Gambar 3.7 CDM SI Penentuan Harga Pokok Produksi

Gambar 3.7 merupakan CDM pada Penentuan Harga Pokok Produksi yang terdapat 13 (tiga belas) tabel yaitu tabel M JENIS_BARANG, M_STOCK , M_SETTING, CONTROL_PRODUKSI, AMBILAN_BAHAN, SPP,

STIKOM


(38)

32

M_CUSTOMER, M_BOM, PR, M_MESIN, M_MESIN_D, JADWAL_KERJA dan PHP.

B. Phisycal Data Model (PDM)

Sebuah PDM menggambarkan secara detil konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk suatu program aplikasi. PDM merupakan hasil generate dari CDM. Pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Adapun PDM untuk aplikasi dapat dilihat pada gambar 3.8

NO_PENGAMBILAN = NO_PENGAMBILAN

KD_STOCK = KD_STOCK KD_BOMH = KD_BOMH

NO_CONTROL = NO_CONTROL

KD_STOCK = KD_STOCK KD_BOMH = KD_BOMH NO_SPP = NO_SPP

NO_PR = NO_PR

KD_STOCK = KD_STOCK KD_BOMH = KD_BOMH

NO_CONTROL = NO_CONTROL

THN_SETTING = THN_SETTING

NO_SPP = NO_SPP

NO_CONTROL = NO_CONTROL

KD_MESIN = KD_MESIN KD_MESIN = KD_MESIN

NO_CONTROL = NO_CONTROL

NO_PENGAMBILAN = NO_PENGAMBILAN NO_PENGAMBILAN = NO_PENGAMBILAN

NO_SPP = NO_SPP KD_BOMH = KD_BOMH

KD_CUST = KD_CUST

KD_BOMH = KD_BOMH KD_STOCK = KD_STOCK

KD_JENIS = KD_JENIS

M_STOCK KD_STOCK varchar(20) NM_STOCK varchar(150) SATUAN varchar(50) QTY numeric(8,2) HPP numeric(8,2) H_P_PROD numeric(8,2) H_JUAL_MIN numeric(8,2) H_JUAL_TRKAHIR numeric(8,2) B_JUAL numeric(1) B_BELI numeric(1) KD_JENIS integer M_JENIS_BARANG KD_JENIS integer NM_JENIS varchar(100) J_PRODUKSI numeric(1) J_JAHIT numeric(1) J_PACKING numeric(1) J_PRESSING numeric(1) M_BOM KD_BOMH varchar(20) NM_BARANG varchar(150) QTY numeric(8,2) KETERANGAN varchar(500) STS_PRINT numeric(1) CUSTOMER KD_CUST varchar(10) NM_CUST varchar(150) SPP NO_SPP varchar(20) KD_CUST varchar(10) KD_BOMH varchar(20) NO_SO varchar(20) TGL_SPP date TGL_SELESAI date TGL_KIRIM date KETERANGAN varchar(500) QTY numeric(8,2) SATUAN varchar(50) QTY_TERPENUHI numeric(8,2) NO_PENGAMBILAN varchar(20) AMBIL_BAHAN NO_PENGAMBILAN varchar(20) NO_SPP varchar(20) NO_PENERIMAAN varchar(20) TGL_AMBIL date TGL_DITERIMA date PENERIMA varchar(150) STS_DITERIMA numeric(1) CONTROL_PRODUKSI NO_CONTROL varchar(20) NO_PENGAMBILAN varchar(20) STS_SELESAI numeric(1) TGL_SELESAI date QTY_SELESAI numeric(8,2) THN_SETTING integer JADWAL_KERJA NO_CONTROL varchar(20) KD_BAGIAN integer TGL_KERJA date JM_PEKERJA integer JM_MULAI time JM_SELESAI time LAMA decimal M_MESIN KD_MESIN varchar(10) NM_MESIN varchar(100) THN_BELI integer NILAI_BELI numeric(8,2) PERSEN_SUSUT decimal NILAI_SUSUT numeric(8,2) NILAI_JMK integer STS_AKTIF numeric(1) M_MESIN_D KD_MESIN varchar(10) THN integer NILAI numeric(8,2) JM_KERJA integer TARIF_PERJAM numeric(8,2) PR NO_SPP varchar(20) NO_PR varchar(20) TGL date KETERANGAN varchar(500) M_SETTING THN_SETTING integer GJ_PTKL numeric(8,2) GJ_ numeric(8,2) BY_LISTRIK numeric(8,2) JM_BURUH integer JM_MANDOR integer JM_LISTRIK integer TRF_BURUH numeric(8,2) TRF_MANDOR numeric(8,2) TRF_LISTRIK1 numeric(8,2) PHP NO_PHP varchar(10) NO_CONTROL varchar(20) TGL_TERIMA date QTY_DITERIMA integer NIL_BB numeric(8,2) NIL_TKL numeric(8,2) NIL_OVER numeric(8,2) TOT_NIL numeric(8,2) H_POK_P numeric(8,2) NO_SPP1 varchar(20) M_BOMD KD_STOCK varchar(20) KD_BOMH varchar(20) SATUAN varchar QTY int JENIS varchar P_MESIN KD_MESIN varchar(10) NO_CONTROL varchar(20) TAHUN int TGL_PAKAI date JM_MULAI time JM_SELESAI time LAMA double PR_D KD_STOCK varchar(20) NO_SPP varchar(20) KD_BOMH varchar(20) NO_PR varchar(20) QTY decimal SATUAN varchar P_BAHAN KD_STOCK varchar(20) KD_BOMH varchar(20) NO_CONTROL varchar(20) QTY decimal SISA decimal SATUAN varchar TAB_2294 KD_STOCK varchar(20) KD_BOMH varchar(20) NO_PENGAMBILAN varchar(20) QTY decimal SATUAN varchar

Gambar 3.8 PDM SI Penentuan Harga Pokok Produksi

STIKOM


(39)

Gambar 3.8 merupakan PDM pada Penentuan Harga Pokok Produksi yang terdapat 18 (delapan belas) tabel yaitu M_JENIS_BARANG, M_STOCK , SETTING, CONTROL_PRODUKSI, PENGAMBILAN_BAHAN, SPP, M_CUSTOMER, M_BOM, PR, M_MESIN, M_MESIND, PHP, PR_DETAIL, PENGAMBILAN_BAHAND, PEMAKAIAN_MESIN, PEMAKAIAN_MESIN, JADWAL_KERJA dan M_BOMD. PDM merepresentasikan tabel-tabel yang digunakan dalam tugas akhir ini beserta dengan tipe data dan panjang masing-masing tipe data tersebut.

3.2.3 Struktur Tabel

Berikut ini adalah rancangan seluruh tabel yang digunakan dalam aplikasi sistem informasi ini:

A. M_JENIS_BARANG

Primary Key : KD_JENIS Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data job untuk setiap jenis barang

Tabel 3.1 M_JENIS_BARANG

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_JENIS Varchar 3  - -

NM_JENIS Varchar 50

J_JAHIT Numeric 1

J_PRODUKSI Numeric 1

J_PRESSING Numeric 1

J_PACKING Numeric 1

STIKOM


(40)

34

B. M_MESIN

Primary Key : KD_MESIN Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data mesin

Tabel 3.2 M_MESIN

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_MESIN Varchar 10  - -

NM_MESIN Varchar 50

THN_BELI int -

NILAI_BELI money -

PERSEN_SUSUT Decimal

NILAI_SUSUT money -

NILAI_JAMK money -

STS_AKTIF int 1

C. M_MESIND

Primary Key : KD_MESIN,TAHUN Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan nilai mesin pertahun

Tabel 3.3 M_ MESIND

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_MESIN Varchar 10   M_MESIN

TAHUN int - 

NILAI money -

JAM_KERJA

TARIF_PERJAM money -

D. M_SETTING

Primary Key : TAHUN_SETTING Foreign Key : -

STIKOM


(41)

Fungsi : Menyimpan data nilai standart dari biaya overhead dan tenaga kerja langsung

Tabel 3.4 M_SETTING

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

TAHUN_SETTING int 4 

GJ_TKL money -

BY_GAJIPEGAWAI money -

BY_LISTRIK money -

JK_TKL integer -

JK_PEGAWAI integer -

JP_LISTRIK integer -

TRF_TKL money -

TRF_PEGAWAI money -

TRF_LISTRIK money -

E. M_BOM

Primary Key : KD_BOM

Foreign Key : KD_JENIS, KODE_STOCK

Fungsi : Menyimpan data header barang (barang hasil produksi)

Tabel 3.5 M_BOM

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_BOMH varchar 20 

QTY money -

SATUAN varchar 50

KETERANGAN varchar 500

PRINT integer 20 

F. M_BOMD

Primary Key : KD_BOMD

Foreign Key : M_BOM, M_STOCK

Fungsi : Menyimpan data detail barang penyusutan

STIKOM


(42)

36

Tabel 3.6 M_BOMD

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_BOMH varchar 20  M_BOM

KD_STOCK varchar 20  M_STOCK

QTY money -

SATUAN varchar 50

JENIS integer 1

G. M_CUSTOMER

Primary Key : KD_CUST Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data transformasi customer

Tabel 3.7 M_CUSTOMER

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_CUST Varchar 6 

NM_CUST Varchar 150

H. M_STOCK

Primary Key : KODE_STOCK Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data transformasi stock

Tabel 3.8 M_STOCK

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_STOCK varchar 20 

KD_JENIS  JENIS_BARANG

NM_STOCK varchar 100

SATUAN varchar 20

QTY money -

HPP money -

STIKOM


(43)

H_POK_P money -

H_JUAL_MINIMAL money -

H_JUAL_TERAKHIR money -

B_BELI integer -

B_JUAL integer -

I. PR

Primary Key : NO_PR Foreign Key :

Fungsi : Menyimpan data permintaan bahan

Tabel 3.9 PR

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_PR varchar 20 

NO_SPP varchar 20

TGL_PR date -

KETERANGAN varchar 500

J. PR_DETAIL

Primary Key : NO_PR, KODE_STOCK Foreign Key : KODE_STOCK

Fungsi : Menyimpan data permintaan bahan baku detail

Tabel 3.10 PR_DETAIL

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_PR varchar 20  PR

KD_STOCK varchar 50  M_BOMD

KD_BOMH varchar 50  M_BOMD

QTY money -

SATUAN varchar 30

STIKOM


(44)

38

K. SPP

Primary Key : NO_SPP

Foreign Key : KD_BOM, KD_CUST

Fungsi : Menyimpan data surat perintah produksi

Tabel 3.11 SPP

Kolom Tipe Data Panjang Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_SPP varchar 20 

KD_BOMH varchar 50  M_BOM

KD_CUST varchar 6  M_CUSTOMER

TGL_SPP date -

TGL_SELESAI date -

TGL_KIRIM date -

QTY money -

SATUAN varchar -

KETERANGAN varchar -

NO_SO varchar 20

L. PENGAMBILAN_BAHAN

Primary Key : NO_PENGAMBILAN Foreign Key : NO_SPP

Fungsi : Menyimpan data pengambilan bahan

Tabel 3.12 PENGAMBILAN_BAHAN

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_PENGAMBILAN varchar 20 

NO_SPP varchar 20  SPP

TGL_AMBIL date -

STS_DITERIMA boolean -

PENERIMA_GUDANG varchar 50 NO_PENERIMAAN varchar 20

TGL_TERIMA date -

STIKOM


(45)

M. Pengambilan Bahan Detail

Primary Key :

Foreign Key : KD_STOCK, KD_BOMD, KD_BOMH Fungsi : Menyimpan data detail pengambilan bahan

Tabel 3.13 PENGAMBILAN_BAHAND

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_PENGAMBILAN varchar 20

 PENGAMBILAN

_BAHAN

KD_STOCK varchar 50  M_BOMD

KD_BOMH varchar 50  M_BOMD

QTY money -

SATUAN varchar 30

HPP money -

N. PEMAKAIAN_MESIN

Primary Key :

Foreign Key : KD_MESIN, NO_CONTROL Fungsi : Menyimpan data pemakaian mesin

Tabel 3.14 PEMAKAIAN_MESIN

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

KD_MESIN varchar 6  M_MESIN

NO_CONTROL varchar 20  CONTROL_PRODUKSI

TGL_PAKAI date -

TAHUN int

JAM_MULAI datetime - JAM_SELESAI datetime -

LAMA double -

ISTIRAHAT double -

STIKOM


(46)

40

O. PEMAKAIAN_BAHAN

Primary Key :

Foreign Key : NO_CONTROL, KD_STOCK, KD_BOMH Fungsi : Menyimpan data pemakaian bahan

Tabel 3.15 PEMAKAIAN_BAHAN

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_CONTROL varchar 20  CONTROL_PRODUKSI

KD_STOCK varchar 50  M_BOMD

KD_BOMH varchar 50  M_BOMD

QTY money -

SATUAN varchar -

HPP money -

QTY_SISA money -

P. CONTROL_PRODUKSI

Primary Key : NO_CONTROL

Foreign Key : NO_PENGAMBILAN, TAHUN_SETTING Fungsi : Menyimpan data Control produksi

Tabel 3.16 CONTROL_PRODUKSI

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_CONTROL varchar 20 

NO_PENGAMBILAN varchar 20

 PENGAMBILAN

_BAHAN

TGL_SELESAI date -

STS_SELESAI integer QTY_HASIL

TAHUN_SETTING integer  M_MESIN

STIKOM


(47)

Q. JADWAL_KERJA

Primary Key :

Foreign Key : NO_CONTROL

Fungsi : Menyimpan data jam kerja tenaga kerja

Tabel 3.17 JADWAL_KERJA

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_CONTROL varchar 20

CONTROL_

PRODUKSI

KD_BAGIAN varchar 6

TGL_KERJA date -

JML_PEKERJA integer

JM_MULAI datetime -

JM_SELESAI datetime -

LAMA double -

ISTIRAHAT double -

R. PHP

Primary Key : NO_PHP, NO_CONTROL Foreign Key : NO_CONTROL

Fungsi : Menyimpan data hasil prodksi

Tabel 3.18 PHP

Kolom Tipe

Data Panjang

Keterangan

PK FK Tabel Asal

NO_PHP varchar 20 

NO_CONTROL varchar 20

  CONTROL

_PRODUKSI

TGL_PENERIMAAN date -

QTY_DITERIMA money -

NIL_BAHANBAKU money -

NIL_OVERHEAD money -

NIL_TKL money -

TOTAL_NIL money -

HARGA_POKOK_P money -

STIKOM


(48)

42

3.2.4 Desain Input/Output

Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengolahan data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem

A. Laporan Produksi

Gambar 3.9 Form Laporan Produksi

Gambar 3.9 merupakan desain form Laporan Produksi yang manampilkan laporan produksi untuk semua transaksi produksi atau sesuai dengan kode atau nama barang yang dipilih.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form utama adalah sebagai berikut :

Tabel 3.19 Fungsi Objek form Laporan Produksi

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Btn_cetak Button Digunakan untuk mencetak laporan produksi sesuai data yang dipilih rdb_kode radiobutton

Digunakan untuk memilih semua transaksi produksi dengan kode barang tertentu

rdb_nama radiobutton Digunakan untuk memilih semua transaksi produksi dengan nama barang o Kode Barang o Nama barang

Kata Kunci

Cetak

Laporan Produksi

Kode Barang : xxxxxxx

Nama barang : xxxxxxx

No So No SPP Tgl Kirim Tgl Slesai Nil Ovh Nil TNKL Nil BB Qty HP Produksi

STIKOM


(49)

tertentu

Cmb_nobukti combobox Menampilkan data barang yang dipilih oleh rdb_kode atau rdb_nama

B. Laporan Rugi / Laba Perpesanan

Gambar 3.10 Form Laporan Rugi / Laba Kotor Perpesanan

Gambar 3.10 merupakan desain form laporan rugi / laba yang manampilkan hasil selisih antara harga pokok produksi yang telah dihitung dengan harga yang ada pada SO.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form utama adalah sebagai berikut :

Tabel 3.20 Fungsi Objek form Laporan Rugi / Laba Kotor

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Btn_cetak Button Digunakan untuk mencetak laporan produksi sesuai data yang dipilih Cmb_nobukti combobox Menampilkan data barang yang dipilih

oleh rdb_kode atau rdb_nama

Nomer SO

Cetak

Laporan Laba / Rugi Kotor

No SO : xxxxxxx

Tgl Produksi : xxxxxxxx - xxxxxxx

Customer : xxxxxxx

Alamat : xxxxxxxx

No So Kd_barang Nama

Barang

Tgl Slesai Harga Produksi

Harga Jual

Laba / Rugi Kotor

Keterangan

STIKOM


(50)

44

C. Form Utama

Gambar 3.11 Desain Form Utama

Gambar 3.11 merupakan desain form utama yang berisi menu–menu pilihan yang dapat digunakan oleh user sesuai dengan keperluan. Menu–menu tersebut akan menuju ke form lain yang.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form utama adalah sebagai berikut :

Tabel 3.21 Fungsi Objek form utama

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Menustrip1 Menustrip Digunakan sebagai link untuk menuju ke halaman lain yang dikehendaki

StatusStrip1 StatusStrip

Digunakan untuk menampilkan

informasi umum seperti nama user login dan tanggal

D. Form Login

Gambar 3.12 Desain Form Login

File | Setting | Master | Transaksi | Laporan | Bantuan

User Login : Admin

User

Password

Login Batal

STIKOM


(51)

Gambar 3.12 merupakan desain form Login yang berisi masukan user dan password untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi pada aplikasi ini.

Fungsi–fungsi objek dalam desain form login adalah sebagai berikut :

Tabel 3.22 Fungsi Objek Form Login

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Txt_user textbox Digunakan sebagai penangkap user Txt_pass textbox Digunakan sebagai penagkap password

Btn_login Button

Digunakan untuk mengecek data user dan password sesuai dengan yang tersimpan pada database

Btn_batal Button Digunakan untuk membatalkan login

E. Form Rubah Password

Gambar 3.13 Desain Form Rubah password

Gambar 3.13 merupakan desain form Rubah password digunakan oleh

user yang telah login untuk mengganti password login.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form Rubah password adalah sebagai berikut

Tabel 3.23 Fungsi Objek Form Rubah Password

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Txt_user textbox Digunakan sebagai penangkap user yang Txt_passlm textbox Digunakan sebagai penangkap password Txt_baru1 textbox Digunakan untuk menanggkap password

baru yang akan digunakan

Txt_baru2 textbox Digunakan untuk mengecek kebenaran

password baru yang akan digunakan

Btn_login Button Digunakan untuk mengecek data user

User

Password Lama Password Baru Ulangi Password

Batal

Ok

STIKOM


(52)

46

dan password sesuai dengan yang tersimpan pada database

Btn_batal Button Digunakan untuk membatalkan login

F. Form User

Gambar 3.14 Desain Form User

Gambar 3.14 merupakan desain form User yang digunakan untuk membuat user login baru, merubah hak akesenya dan menghapus user.

Fungsi – fungsi objek dalam form user adalah sebagai berikut :

Tabel 3.24 Fungsi Objek Form user

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Cmb_jeniscari combobox Memilih jenis pencarian data

Txt_kunci textbox

Mencari data berdasrkan kata kunci tertentu

Dg_user DataGridview Menampilkan data user yang ada

Btn_baru Button Membuat user baru

Btn_ubah Button Mengedit data user yang ada Btn_hapus Button Menghapus user yang ada Btn_batal Button Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada Jenis Cari

Kata Kunci

Kode Nama Hak

Password Pakai

Simpan Batal

Baru Ubah Hapus Kelua

STIKOM


(53)

kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Txt_kode Menampilkan kode user

Txt_nama Menampilkan nama user

Txt_pass1 Membuat password usser

Txt_pass2 Mengecek password usser

Chk_password checkbox Mengatur pemberian password untuk

user

G. Master Mesin

Gambar 3.15 Desain Form Master Mesin

Gambar 3.15 merupakan desain form master mesin yang berfungsi untuk menambah mesin baru, merubah data yang ada dan merubah status aktif mesin. Fungsi – fungsi objek dalam desain form master mesin adalah sebagai berikut :

Tabel 3.25 Fungsi Objek Form Master Mesin

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Cmb_cari combobox Melakukan pencarian berdasarkan jenis Txt_kunci textbox Melakukan pencarian kata

Dg_mesin DataGridview Memberikan informasi data mesin yang ada

Btn_baru Button Membuat mesin baru

Jenis kunci

Kode Nama

Jam pakai /tahun Nilai beli Tahun beli Jenis susut Persen susut Nilai susut

Status aktif

Baru Ubah Hapus

˅ ˅

Simpan Batal

Keluar

STIKOM


(54)

48

Btn_ubah Button Mengedit data mesin yang ada Btn_hapus Button Menghapus mesin yang ada

Btn_batal Button

Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Txt_kode textbox Menangkap Kode mesin

Txt_nama textbox Menangkap Nama mesin

Txt_jampakai textbox Menangkap Jam pemakaian pertahun Txt_nilaibeli textbox Menangkap Nilai beli

Dtp_tglbeli datetimepicture Menangkap tahun pembelian Cmb_jenissusut combobox Menangkap jenis penyusutan Txt_persensusut textbox Menangkap persen susut Txt_nilaisusut textbox Menangkap nilai susut

Chk_statusaktif checkbox Menangkap status aktif mesin

H. Master Setting

Gambar 3.16 Desain Master setting

Gambar 3.16 merupakan desain form master setting yang berfungsi untuk menghitung nilai dari tenaga kerja langsung perjam, tenaga kerja tak langsung perjam dan tarif listrik perjam.

Keluar

Tahun

Tarif tenaga kerja langsung

Tarif Tenaga Kerja Tak Langsung

Tariff Listrik

Simpan Batal

Jam kerja Gaji tarif

Jam kerja Biaya Gaji tarif

Jam Pakai Biaya tarif Jenis

kunci

Baru Ubah Hapus

˅ ˅

STIKOM


(55)

Fungsi–fungsi objek dalam desain form setting adalah sebagai berikut :

Tabel 3.26 Fungsi Objek Form Setting

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Cmb_cari combobox Melakukan pencarian berdasarkan jenis Txt_kunci textbox Melakukan pencarian kata

Dg_setting DataGridview Memberikan informasi data setting yang ada

Btn_baru Button Mensetting tarif baru

Btn_ubah Button Mengedit data tarif yang ada Btn_hapus Button Menghapus data tarif yang ada

Btn_batal Button

Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Dtp_tahun datetimepicture Menangkap tahun setting

Txt_tl_j textbox Menangkap jam kerja tenaga kerja langsung

Txt_tl_g textbox Menangkap gaji tenaga kerja langsung Txt_tl_t textbox Menangkap tarif tenaga kerja langsung Txt_ttl_j textbox Menangkap jam kerja tenaga kerja tak

langsung

Txt_ttl_g textbox Menangkap gaji tenaga kerja tak langsung

Txt_ttl_t textbox Menangkap tarif tenaga kerja tak langsung

Txt_tlis_j textbox Menangkap jam pakai listrik Txt_tlis_b textbox Menangkap biaya listrik Txt_tlis_t textbox Menangkap tarif listrik

STIKOM


(56)

50

I. Master BOM

Digunakan untuk memilih semua transaksi produksi dengan kode barang tertentu

Gambar 3.17 Desain Form Master BOM

Gambar 3.17 merupakan desain form master BOM yang berfungsi untuk menentukan komposis suatu barang yang akan diproduksi.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form Master BOM adalah sebagai berikut :

Tabel 3.27 Fungsi Objek Form Master BOM

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Rdb_kode radiobutton Melakukan pencarian berdasarkan kode Rdb_nama radiobutton Melakukan pencarian berdasarkan kode Cmb_barheader combobox Memilih data barang yang akan

ditentukan detailnya Txt_kode textbox Menangkap kode barang Txt_nama textbox Menangkap nama barang Txt_satuan textbox Menangkap satuan barang

Txt_qty textbox Mensetting nilai dasar quantity header yang akan dibuat

Chk_print textbox Mensetting apakah barang ini melewati proses printing

Btn_baru Button Mensetting barang baru

Btn_ubah Button Mengedit data barang yang ada Btn_hapus Button Menghapus data barang yang ada Btn_batal Button Digunakan untuk membatalkan

Bahan Baku

ᵠ kode ᵠ Nama Barang Header

Kode Barang Nama Barang Satuan Qty

Print iya

Baru Ubah Hapus Batal Simpan Keluar

Kode | Nama | Satuan | Qty | Keterangan

STIKOM


(57)

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Dg_bomdetail datagrid Memilih data barang detail

J. Perintah Produksi

Gambar 3.18 Desain Form Perintah Produksi

Gambar 3.18 merupakan desain form perintah produksi yang berfungsi untuk melakukan perintah pelaksanaan produksi barang sesuai dengan sales order yang ada.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form surat perintah produksi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.28 Fungsi Objek Form Perintah Produksi

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

cmb_nospp radiobutton Melakukan pencarian berdasarkan kode Cmb_noso radiobutton Melakukan pencarian berdasarkan kode Cmb_barso combobox Memilih data barang yang akan

ditentukan detailnya Txt_kode textbox Menangkap kode barang Txt_nama textbox Menangkap nama barang Txt_satuan textbox Menangkap satuan barang

Txt_qty textbox Menangkap qty barang

Chk_print textbox Menangkap apakah barang ini melewati proses printing

No SO Tanggal SPP

Kode Barang Tanggal Selesai

Nama Barang Tanggal Kirim

Satuan

Qty Kode Customer

Printing iya Nama Customer

Keterangan

Baru Ubah Hapus Batal Simpan Keluar

No Bukti

01/01/2001 01/01/2001 01/01/2001

STIKOM


(58)

52

Btn_baru Button Mensetting barang baru

Btn_ubah Button Mengedit data barang yang ada Btn_hapus Button Menghapus data barang yang ada

Btn_batal Button

Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Dtp_tglspp datetimepicker Memilih tanggal spp

Dtp_tglselesai datetimepicker Menentukan tanggal selesai produksi Dtp_tglkirim datetimepicker Menampilkan tanggal barang harus

dikirim

K. Perintah Pengambilan Bahan

Gambar 3.19 Desain Form Perintah Pengambilan Bahan

Gambar 3.19 merupakan desain form pengambilan bahan yang berfungsi untuk melakukan perintah pengambilan bahan baku produksi kegudang.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form pengambilan bahan adalah sebagai berikut :

Tanggal SPB

No SPP Tanggal SPP

Daftar bahan Diambil

Baru Ubah Hapus Batal Kelua

r Simpan

No Bukti

Kode | Nama | Satuan | Qty | Keterangan 01/01/2001

01/01/2001

Cetak

STIKOM


(59)

Tabel 3.29 Fungsi Objek Form Pengambilan Bahan

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

cmb_nospb radiobutton Menampilkan nomer pengambilan bahan Cmb_nospp combobox Menampilkan nomer perintah produksi Btn_baru Button Mensetting barang baru

Btn_ubah Button Mengedit data barang yang ada Btn_hapus Button Menghapus data barang yang ada

Btn_batal Button

Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Btn_cetak Button Untuk mencetak daftar pengambilan bahan baku

Dg_bahansbbg datagrid Menampilkan bahan baku yang akan diambil

Dtp_tglspb datetimepicker Memilih tanggal spb Dtp_tglspp datetimepicker Menampilkan tanggal spp

L. Penerimaan Bahan

Gambar 3.20 Desain Form Penerimaan Bahan

No SPP Tanggal Terima

No SPB Penerima Gudang

Tanggal PB

Tanggal SPB

Daftar bahan Diambil

No Bukti

01/01/2001 01/01/2001

Baru Ubah Hapus Batal Simpan Kelua

Kode | Nama | Satuan | Qty | Keterangan

STIKOM


(60)

54

Gambar 3.20 merupakan desain form penerimaan bahan yang berfungsi untuk memverifikasi data bahan baku yang diambil sesuai pengambilan bahan yang ada.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form penerimaan bahan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.30 Fungsi Objek Form penerimaan bahan

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

cmb_nopb radiobutton Menampilkan nomer penerimaan bahan Cmb_nospb radiobutton Menampilkan nomer pengambilan bahan Cmb_nospp combobox Menampilkan nomer perintah produksi Btn_baru Button Mensetting barang baru

Btn_ubah Button Mengedit data barang yang ada Btn_hapus Button Menghapus data barang yang ada

Btn_batal Button

Digunakan untuk membatalkan

penyimpanan dan mengembalikan pada kondisi normal

Btn_simpan Button Menyimpan data baru atau perubahan data

Btn_keluar Button Menutup form

Dg_bahansbbg datagrid Menampilkan bahan baku yang diterima Dtp_tglspb datetimepicker Memilih tanggal pb

Dtp_tglspb datetimepicker Menampilkan tanggal spb

Dtp_tglterima datetimepicker Memilih tanggal barang diterima Txt_bagiangudang textbox Mencatat penanggung jawab barang

keluar

STIKOM


(61)

M. Control Produksi

Gambar 3.21 Desain Form Control Produksi

Gambar 3.21 merupakan desain form Control produksi yang berfungsi untuk mencatat semua aktifitas dan biaya yang terjadi pada saat proses produksi. Fungsi – fungsi objek dalam desain form surat perintah produksi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.31 Fungsi Objek Form Control Produksi

Nama Objek Tipe Objek Fungsi

Cmb_nocp combobox Menampilkan nomer cp cmb_nospp combobox Menampilkan nomer spp Cmb_nospb combobox Menampilkan nomer Spb Cmb_nopb combobox Menampilkan nomer pb Txt_kode textbox Menangkap kode barang Txt_nama textbox Menangkap nama barang Txt_satuan textbox Menangkap satuan barang

Txt_qty textbox Menangkap qty barang

Txt_qtyhasil textbox Menangkap qty hasil barang Txt_cust textbox Menampilkan data customer Btn_baru Button Mensetting barang baru

Btn_ubah Button Mengedit data barang yang ada Btn_hapus Button Menghapus data barang yang ada Btn_batal Button Digunakan untuk membatalkan

No SPP

No SPB Tgl. SPB

No PB Tgl. PB

Kode Barang Tgl. SPP Nama Barang Selesai

Qty Tgl. Selesai

Customer Qty Hasil Data Produksi

No CP

01/01/2001

01/01/2001

01/01/2001

Bahan Baku dan Sisa | Printing | Produksi | Jahit | Pressing | Packing

Baru Ubah Hapus Batal Simpan Cetak Keluar

STIKOM


(1)

Tabel 4.4 Tenaga Kerja Langsung Manusia

Lama kerja Jumlah Pekerja Tarif Perjam Total

5 40 4.326,92 865.384,00

Table 4.4 adalah jumlah tenaga kerja manusia yang dipakai untuk memproduksi produk CL00247S004-L. Pada kolom Lama kerja berisi waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi produk tersebut, kolom jumlah pekerja adalah jumlah pekerja yang melakukan aktifitas produksi, kolom tarif perjam adalah nilai tarif perjam untuk setiap pekerja dan kolom total adalah nilai hasil perkalian antara lama kerja, jumlah pekerja dan tarif perjam.

- Tenaga Langsung Mesin

Tabel 4.5 Tabel Tenaga Kerja Langsung Mesin

Lama kerja Jumlah Mesin Tarif Perjam Total

1.5 1 96.153,85 144.230,75

Table 4.5 adalah jumlah tenaga kerja mesin yang dipakai untuk memproduksi produk CL00247S004-L. Pada kolom Lama kerja berisi waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi produk tersebut, kolom jumlah mesin adalah jumlah mesin yang dipakai dalam aktifitas produksi, kolom tarif perjam adalah nilai tarif perjam untuk setiap mesin dan kolom total adalah nilai hasil perkalian antara lama kerja, jumlah mesin dan tarif perjam.

STIKOM


(2)

83

3. Nilai Overhead - Biaya listrik

Tabel 4.6 Biaya Listrik

Lama kerja Tarif Perjam Total

6.5 6971.15 45.312,47

Table 4.6 adalah biaya listrik yang dipakai untuk memproduksi produk CL00247S004-L. Pada kolom Lama kerja berisi waktu total produksi itu berjalan, kolom tarif perjam adalah nilai tarif perjam untuk pemakaian listrik dan kolom total adalah nilai hasil perkalian antara lama kerja dan tarif perjam.

- Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tabel 4.7 Tenaga Kerja Tidak Langsung

Lama kerja Tarif Perjam Total

6.5 5769.23 37.500,00

Table 4.7 adalah biaya tenaga kerja tak langsung (mandor) yang dipakai untuk memproduksi produk CL00247S004-L. Pada kolom Lama kerja berisi waktu total produksi itu berjalan, kolom tarif perjam adalah nilai tarif perjam dari mandor dan kolom total adalah nilai hasil perkalian antara lama kerja dan tarif perjam.

Tabel 4.8 Data Harga pokok Produksi Metode Job Order Costing Manual

Kode Produk CL00247S004-L

Nama Produk Shampoo 2 in 1 40 ml (LOGO)

Jumlah Pesanan 1.000,00

Nilai Bahan Baku 4.286.000,00

STIKOM


(3)

Nilai Overhead 82.812,47

Nilai Tenaga Kerja Langsung 1.009.614,75

Total Biaya Produksi 5.378.427,22

Harga Pokok Produksi Persatuan 5.378,22

Table 4.8 berisi jumlah pesananan dan nilai biaya yang dipakai dalam proses produksi produk CL00247S004-L. Biaya-biaya sudah digolongkan dan menghasilkan nilai total biaya produksi. Harga pokok produksi persatuan didapatkan dari pembagian total biaya produksi dengan jumlah pesanan dan dihitung dengan metode job order costing secara manual.

Tabel 4.9 Data Harga pokok Produksi Metode Job Order Costing Aplikasi

Kode Produk CL00247S004-L

Nama Produk Shampoo 2 in 1 40 ml (LOGO)

Jumlah Pesanan 1.000,00

Nilai Bahan Baku 4.286.000,00

Nilai Overhead 82.812,00

Nilai Tenaga Kerja Langsung 1.009.614,00

Total Biaya Produksi 5.378.427,00

Harga Pokok Produksi Persatuan 5.378,00

Table 4.9 berisi jumlah pesananan nilai biaya yang dipakai dalam proses produksi produk CL00247S004-L. Biaya-biaya sudah digolongkan dan menghasilkan nilai total biaya produksi. Harga pokok produksi persatuan didapatkan dari pembagian total biaya produksi dengan jumlah pesanan dan dihitung dengan metode job order costing oleh aplikasi yang telah dibuat.

STIKOM


(4)

85

B. Data Harga Pokok Produksi Tanpa Menggunakan Metode Job Order Costing

Tabel 4.10 Data Harga Pokok Produksi Tanpa Metode Job Order Costing

Kode Produk CL00247S004-L

Nama Produk Shampoo 2 in 1 40 ml (LOGO)

Jumlah Pesanan 1.000,00

Nilai Bahan Baku 4.286.000,00

Nilai Biaya Dipakai 1.500.000,00

Total Biaya Produksi 5.786.000,00

Harga Pokok Produksi Persatuan 5.786,00

Table 4.10 berisi jumlah pesananan nilai biaya yang dipakai dalam proses produksi produk CL00247S004-L. Nilai biaya dipakai merupakan biaya produksi yang sudah ditentukan oleh pihak PT. Budi Jaya. Jumlah dari nilai bahan baku dan nilai biaya produksi menghasilkan nilai total biaya produksi. Harga pokok produksi persatuan didapatkan dari pembagian total biaya produksi dengan jumlah pesanan dan dihitung dengan cara yang selama ini digunakan oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil uji coba sistem pada test case seperti yang ditunjukan pada table 4.1 dan table 4.2 dapat disimpulkan bahwa aplikasi telah berjalan dengan baik tanpa terjadi error serta dapat menghasilkan output yang sesuai dengan cara penghitungan metode job order costing secara manual seperti ditunjukan pada perbandingan table 4.8 dan 4.9. Selain itu aplikasi ini dapat menghasilkan laporan harga pokok produksi dan laporan laba / rugi kotor dari setiap proses produksi seperti ditunjukan pada gambar 4.29 dan 4.30.

STIKOM


(5)

86 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi aplikasi penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing pada PT. Budi Jaya, dapat disimpulkan bahwa aplikasi telah berjalan dengan baik tanpa terjadi error seperti ditunjukan pada tabel test case 4.1 dan 4.2. Selain itu aplikasi yang dibuat telah berhasil melakukan perhitungan harga pokok produksi sesuai metode job order costing serta dapat menghasilkan laporan harga pokok produksi dan laporan laba / rugi kotor secara otomatis.

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat, yaitu sistem ini belum mampu menghasilkan harga pokok produksi secara aktual pada akhir bulan, sistem ini lebih baik dikembangkan terintegrasi dengan sistem informasi personalia pada perusahaan dan sistem ini selanjutnya bisa dikembangkan menjadi sistem pendukung keputusan dalam penentuan harga jual produk.

STIKOM


(6)

87

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Softjan, 2004 , Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi , Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hartono , Jogiyanto, 1999, Analisis & Desain Sistem Informasi, edisi ke tiga, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Herlambang, Soendoro dan Tanuwijaya, Haryanto, 2005, Sistem Informasi: Konsep, Teknologi, dan Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. No. 17, Cetakan Keempat, Buku Satu, Salemba Empat,.Jakarta.

Lesmono, Tresno , 1998, Akuntansi Biaya, Akademia Akuntansi YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya : Pengendalian Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, Edisi kelima, STIE YKPN, Yogyakarta.

Supyono R. A., 1992, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, edisi kedua , BPFE-UGM, Yogyakarta.

Swasta, Basu dan Sukotjo , Ibnu, 2002, Pengantar Bisnis Modern, cetakan ketiga, Liberty, Yogyakarta

STIKOM