Aspek genetik bobot badan mencit
RINGKASAN
BUDI WIBOWO, 1984. Asnek Genetik Bobot Badan HencH.
Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
II'.
II',
Sri Supraptinj, Hans joel'
R. Bambang Pangestu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Genetika Ternak, Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogar, sejak bulan Nopember 1983
sampai bulan Juni 1984.
Tujuan penelitian ini ialah mempelajari aspek ァ・ョエセL@
bobot badan mencit 01us musculu,,), yaitu korelasi genetil{
anta1'o. bobot sapih (bobot badan umur 21 hari) denGan bobot
badan dewasa kelamin (bobot bndan umur 42 hari), heritabilitas
pada masing-masing bobot tersebut, serta pengaruh silangdalam terhadap bobot badan dewasa kelnmin.
セ@
Ko1'elasi genetik (1'.) dan he1'itahilitas (h") dihitung
per jenis kelamin, pada セ・ャッューォ@
meneit yang dikawinkan GOeara acak deng[(n sistem perkawinan satu jantan satu betina
(single pair mating). Untuk mengetahui rG digunakan penga- 2
matan terhadap delapan buah perkawinan.
Untuk mengetahui h
digunal,an meneit sebanyak 37 ekor jan tan dan 37 elwr betiina,
masing-masing berasal dari tujuh buah perkawinan. Untuk mengetahui pengaruh silang-dalam digunakan 112 ekor meneit yang
terbagi dalam kelompok koefisien silang-dalam 0 96, 12.5 )6,
25 ')6 dan 37.5 %.
Korelasi genetik dihitung berdasarkan analisis peragam
tetua anak (Becker, 1968), heritabilitas dipe1'oleh berdasarkan
analisis kemiripan antar saudara sekandung sekelahiran menurut
Becker (1975). Perhitungan mengenai pengaruh silang-dalarn
dilakukan dengan menggunakan analisis peragam dalam I'anean gan
aeak lengkap pada pereobaan faktorial menurut Gill (1978).
Hasil analisis memberikan keterangan, bahwa bobot sapih
memiliki korelasi genetik dengan bobot badan dewasa kelamin,
yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.7671 セ@ 0.0998
pada kelompok meneit betina, sedangkan pada kelompok meneit
jantan sebesar 0.42131. Heritabilitas bobot sapih masing-masing sebesar 86.54 % pada jantan dan 31.53 % pada betina, sedangkan saat mencapai dewasa kelamin pada jantan sebesar
69.22 % d[(n pada betina sebesar 76.67 %.
Koefisien silang-dalam hingga 37.5 % menurunkan rataan
bobot badan de\'!asa kelamin dengan sangat nyata (PiO.Ol).
Hasil per hi tungan mengenai perlakuan silang-dalam juga memberikan keterangan bahwa di dalam perlakuan tersebut bobot
sapih berpengaruh sangat nyata (PiO.Ol) terhadap bobot badan
dewasa kelamin dan .jenis kelamin tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot badan dewasa kelamin. Kemudian juga diperoleh
keterangan, bahwa silang-dalam manurunkan rataan bobot badan
dalam proporsi yang sarna pada kedua janis kelamin tersebut.
911PT
ASPEK GENETIK BOBOT· BADAN MENCIT
KARVA ILM IAH
BUDI WIBOWO
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTI TUT FERTANIAN BOGOR
t 984
RINGKASAN
BUDI WIBOWO, 1984. Asnek Genetik Bobot Badan HencH.
Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
II'.
II',
Sri Supraptinj, Hans joel'
R. Bambang Pangestu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Genetika Ternak, Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogar, sejak bulan Nopember 1983
sampai bulan Juni 1984.
Tujuan penelitian ini ialah mempelajari aspek ァ・ョエセL@
bobot badan mencit 01us musculu,,), yaitu korelasi genetil{
anta1'o. bobot sapih (bobot badan umur 21 hari) denGan bobot
badan dewasa kelamin (bobot bndan umur 42 hari), heritabilitas
pada masing-masing bobot tersebut, serta pengaruh silangdalam terhadap bobot badan dewasa kelnmin.
セ@
Ko1'elasi genetik (1'.) dan he1'itahilitas (h") dihitung
per jenis kelamin, pada セ・ャッューォ@
meneit yang dikawinkan GOeara acak deng[(n sistem perkawinan satu jantan satu betina
(single pair mating). Untuk mengetahui rG digunakan penga- 2
matan terhadap delapan buah perkawinan.
Untuk mengetahui h
digunal,an meneit sebanyak 37 ekor jan tan dan 37 elwr betiina,
masing-masing berasal dari tujuh buah perkawinan. Untuk mengetahui pengaruh silang-dalam digunakan 112 ekor meneit yang
terbagi dalam kelompok koefisien silang-dalam 0 96, 12.5 )6,
25 ')6 dan 37.5 %.
Korelasi genetik dihitung berdasarkan analisis peragam
tetua anak (Becker, 1968), heritabilitas dipe1'oleh berdasarkan
analisis kemiripan antar saudara sekandung sekelahiran menurut
Becker (1975). Perhitungan mengenai pengaruh silang-dalarn
dilakukan dengan menggunakan analisis peragam dalam I'anean gan
aeak lengkap pada pereobaan faktorial menurut Gill (1978).
Hasil analisis memberikan keterangan, bahwa bobot sapih
memiliki korelasi genetik dengan bobot badan dewasa kelamin,
yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.7671 セ@ 0.0998
pada kelompok meneit betina, sedangkan pada kelompok meneit
jantan sebesar 0.42131. Heritabilitas bobot sapih masing-masing sebesar 86.54 % pada jantan dan 31.53 % pada betina, sedangkan saat mencapai dewasa kelamin pada jantan sebesar
69.22 % d[(n pada betina sebesar 76.67 %.
Koefisien silang-dalam hingga 37.5 % menurunkan rataan
bobot badan de\'!asa kelamin dengan sangat nyata (PiO.Ol).
Hasil per hi tungan mengenai perlakuan silang-dalam juga memberikan keterangan bahwa di dalam perlakuan tersebut bobot
sapih berpengaruh sangat nyata (PiO.Ol) terhadap bobot badan
dewasa kelamin dan .jenis kelamin tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot badan dewasa kelamin. Kemudian juga diperoleh
keterangan, bahwa silang-dalam manurunkan rataan bobot badan
dalam proporsi yang sarna pada kedua janis kelamin tersebut.
ASPEK
gdセetik@
BOBOT BADAN MENCIT
Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
oleh
BUDI WIBOWO
FAKULTAS
petrnakmセ@
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
198 4
ASPEK GENEl'IK BOBOT BADAN HENCIT
Oleh
BUDI WIBOWO
Karya I1miah ini te1ah disetujui dan disidangkan di
hadapan Komisi Ujian Lisan pada tangga1 29-10-1984
Ire Sri Supraptini Hansjoer
Pembimbing Utama
Ketua Jurusan
I1mu Produksi Ternak
Falm1 tas Peternakan
Institut ertanian Bogor
ambang Pangestu
Pe, Dimbing Anggota
Dekan
Faku1tas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Eddle Gurnadl
RIWAYAT HIDUP
Penu1is di1ahirkan di Trengga1ek, Jawa Timur pada tanggal 14 Ju1i 1960, yaitu sebagai put era keempat dari enam saudara da1am ke1uarga bapak Saeharta (almarhum) dan ibu
Saemari.
Tahun 1973 penu1is 1u1us dari SD Negeri Trengga1ek IV
dan 1u1us SMP Negeri Trengga1ek tahun 1976.
Pada tahun 1977
penu1is diterima sebagai pe1ajar Seka1arrMenengah Atas Negeri Trengga1ek dan 1u1us tahun 1980.
Penu1is terdaftar sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan
Bersama di Institut Pertanian Bogar pada tahun 1980 me1a1ui
Proyek Perintis II.
Tahun 1981 semester III, penu1is ter-
daftar sebagai mahasiswa Faku1tas Peternakan Institut Pertanian Bagar.
KATA PENGAN.TAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan,
kerena Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada ibu Ir. Sri Supraptini Mansjoer sebagai dosen pembimbing utama dan bapak Ir. R. Bambang Pangestu sebagai dosen pembimbing anggota, yang telah memberikan bimbingan,
dan saran-saran sejak awal penelitian
ー・ョァ。イセ@
hingga akhir penulisan Karya Ilmiah ini.
Penghargaan se-
tinggi-tingginya juga penulis tujukan kepada seluruh staf
pengajar yang telah memberikan bekal selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah._ 'lbu,
Kakak serta Adik yang telah memberi dorongan kepada penulis selama menuntut ilmu.
Penulis juga menyampaikan peng-
hargaan kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
Karya llmiah ini.
Penulis akan dengan senang hati menerima segala kritik
dan saran untuk perbaikan at as kekurangan yang timbul dalam
tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat.
Bogor, September 1984
Budi Wibowo
DAFTllR lSI
Ha1aman
.. .. . .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. ..
iv
....................................................................
vi
..................................................................
viii
KATA P:8NGAHTAR
DAFTAR TABZL
DllFTAR GAl·IBAR
..........................
PEKDAHULUAN
1
.
..
3
..................
3
Pertumbuhan, Kore1asi Genetik dan
Heritabilitas .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . . .. . .. .. .. . .. .. .. . .
4
Si1ang-da1am
.........................................................
8
...................................
11
..................................................
11
......................................................
11
.. .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. .. ..
TIl,JAUAN PUS'TAKA
Nencit
. .. . .. . . . .. . .. . .. . . ,. ............ .
. .
riaktu dan Temp3t
Bahan dan A1at
..
13
....................................................
15
..................................................
23
..............
23
.........................................................
27
.......................................................................
34
.. .. .. .. .. .. . . ..................................................................
35
Pengamatan dan Per1akuan
Hetode il;la1i-ais
..............................
Kore1asi Genetik dan Heritabi1itas
Si1ang-da1am
KESIHPULAN
SARAH
10
. . . ...... . .. . . . ... . . ...... ... .. .
. . . .. . . . . . . . . . . .. . .. ... . .. . . .. . .. . . .. .
DAFTAR PUSTAKA
36
LANPIRAN
39
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
Ha1aman
Beberapa Sifat Produksi dan Reproduksi
pada Mencit (Mus musculus) •••••.•••••••••
Ana1isis Sidik Ragam Pendugaan
Heri tabili tas
3.
...................................................... .
" ........ " .......... " .... " " ............ " " " .. ..
Kore1si Genetik (r G), Kore1asi Fenotipik
(r p ) an tara Bobot Sapih dengan Bobot Badan
Dewasa Kelamin
7.
.... " ............ " ...... " " " " . " .. " " " .... " ..
22
23
Heritabilitas (h 2 ) Bobot Badan Umur 21 dan
""" .......................... " . " . " ........ " ...... " .... " ..
24
Rataan Bobot Badan Dewasa Kelamin (gram)
antar Generasi setelah Dilakukan Penyesuaian """. "" . ". ".... " .... """.... ". "".................... "...... .
27
42 Hari
6.
18
Sidik Ragam Analisis Regresi Linier
Hubungan Bobot Sapih dengan Bobot Badan
Dewasa I
BUDI WIBOWO, 1984. Asnek Genetik Bobot Badan HencH.
Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
II'.
II',
Sri Supraptinj, Hans joel'
R. Bambang Pangestu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Genetika Ternak, Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogar, sejak bulan Nopember 1983
sampai bulan Juni 1984.
Tujuan penelitian ini ialah mempelajari aspek ァ・ョエセL@
bobot badan mencit 01us musculu,,), yaitu korelasi genetil{
anta1'o. bobot sapih (bobot badan umur 21 hari) denGan bobot
badan dewasa kelamin (bobot bndan umur 42 hari), heritabilitas
pada masing-masing bobot tersebut, serta pengaruh silangdalam terhadap bobot badan dewasa kelnmin.
セ@
Ko1'elasi genetik (1'.) dan he1'itahilitas (h") dihitung
per jenis kelamin, pada セ・ャッューォ@
meneit yang dikawinkan GOeara acak deng[(n sistem perkawinan satu jantan satu betina
(single pair mating). Untuk mengetahui rG digunakan penga- 2
matan terhadap delapan buah perkawinan.
Untuk mengetahui h
digunal,an meneit sebanyak 37 ekor jan tan dan 37 elwr betiina,
masing-masing berasal dari tujuh buah perkawinan. Untuk mengetahui pengaruh silang-dalam digunakan 112 ekor meneit yang
terbagi dalam kelompok koefisien silang-dalam 0 96, 12.5 )6,
25 ')6 dan 37.5 %.
Korelasi genetik dihitung berdasarkan analisis peragam
tetua anak (Becker, 1968), heritabilitas dipe1'oleh berdasarkan
analisis kemiripan antar saudara sekandung sekelahiran menurut
Becker (1975). Perhitungan mengenai pengaruh silang-dalarn
dilakukan dengan menggunakan analisis peragam dalam I'anean gan
aeak lengkap pada pereobaan faktorial menurut Gill (1978).
Hasil analisis memberikan keterangan, bahwa bobot sapih
memiliki korelasi genetik dengan bobot badan dewasa kelamin,
yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.7671 セ@ 0.0998
pada kelompok meneit betina, sedangkan pada kelompok meneit
jantan sebesar 0.42131. Heritabilitas bobot sapih masing-masing sebesar 86.54 % pada jantan dan 31.53 % pada betina, sedangkan saat mencapai dewasa kelamin pada jantan sebesar
69.22 % d[(n pada betina sebesar 76.67 %.
Koefisien silang-dalam hingga 37.5 % menurunkan rataan
bobot badan de\'!asa kelamin dengan sangat nyata (PiO.Ol).
Hasil per hi tungan mengenai perlakuan silang-dalam juga memberikan keterangan bahwa di dalam perlakuan tersebut bobot
sapih berpengaruh sangat nyata (PiO.Ol) terhadap bobot badan
dewasa kelamin dan .jenis kelamin tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot badan dewasa kelamin. Kemudian juga diperoleh
keterangan, bahwa silang-dalam manurunkan rataan bobot badan
dalam proporsi yang sarna pada kedua janis kelamin tersebut.
911PT
ASPEK GENETIK BOBOT· BADAN MENCIT
KARVA ILM IAH
BUDI WIBOWO
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTI TUT FERTANIAN BOGOR
t 984
RINGKASAN
BUDI WIBOWO, 1984. Asnek Genetik Bobot Badan HencH.
Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
II'.
II',
Sri Supraptinj, Hans joel'
R. Bambang Pangestu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Genetika Ternak, Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogar, sejak bulan Nopember 1983
sampai bulan Juni 1984.
Tujuan penelitian ini ialah mempelajari aspek ァ・ョエセL@
bobot badan mencit 01us musculu,,), yaitu korelasi genetil{
anta1'o. bobot sapih (bobot badan umur 21 hari) denGan bobot
badan dewasa kelamin (bobot bndan umur 42 hari), heritabilitas
pada masing-masing bobot tersebut, serta pengaruh silangdalam terhadap bobot badan dewasa kelnmin.
セ@
Ko1'elasi genetik (1'.) dan he1'itahilitas (h") dihitung
per jenis kelamin, pada セ・ャッューォ@
meneit yang dikawinkan GOeara acak deng[(n sistem perkawinan satu jantan satu betina
(single pair mating). Untuk mengetahui rG digunakan penga- 2
matan terhadap delapan buah perkawinan.
Untuk mengetahui h
digunal,an meneit sebanyak 37 ekor jan tan dan 37 elwr betiina,
masing-masing berasal dari tujuh buah perkawinan. Untuk mengetahui pengaruh silang-dalam digunakan 112 ekor meneit yang
terbagi dalam kelompok koefisien silang-dalam 0 96, 12.5 )6,
25 ')6 dan 37.5 %.
Korelasi genetik dihitung berdasarkan analisis peragam
tetua anak (Becker, 1968), heritabilitas dipe1'oleh berdasarkan
analisis kemiripan antar saudara sekandung sekelahiran menurut
Becker (1975). Perhitungan mengenai pengaruh silang-dalarn
dilakukan dengan menggunakan analisis peragam dalam I'anean gan
aeak lengkap pada pereobaan faktorial menurut Gill (1978).
Hasil analisis memberikan keterangan, bahwa bobot sapih
memiliki korelasi genetik dengan bobot badan dewasa kelamin,
yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.7671 セ@ 0.0998
pada kelompok meneit betina, sedangkan pada kelompok meneit
jantan sebesar 0.42131. Heritabilitas bobot sapih masing-masing sebesar 86.54 % pada jantan dan 31.53 % pada betina, sedangkan saat mencapai dewasa kelamin pada jantan sebesar
69.22 % d[(n pada betina sebesar 76.67 %.
Koefisien silang-dalam hingga 37.5 % menurunkan rataan
bobot badan de\'!asa kelamin dengan sangat nyata (PiO.Ol).
Hasil per hi tungan mengenai perlakuan silang-dalam juga memberikan keterangan bahwa di dalam perlakuan tersebut bobot
sapih berpengaruh sangat nyata (PiO.Ol) terhadap bobot badan
dewasa kelamin dan .jenis kelamin tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot badan dewasa kelamin. Kemudian juga diperoleh
keterangan, bahwa silang-dalam manurunkan rataan bobot badan
dalam proporsi yang sarna pada kedua janis kelamin tersebut.
ASPEK
gdセetik@
BOBOT BADAN MENCIT
Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
oleh
BUDI WIBOWO
FAKULTAS
petrnakmセ@
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
198 4
ASPEK GENEl'IK BOBOT BADAN HENCIT
Oleh
BUDI WIBOWO
Karya I1miah ini te1ah disetujui dan disidangkan di
hadapan Komisi Ujian Lisan pada tangga1 29-10-1984
Ire Sri Supraptini Hansjoer
Pembimbing Utama
Ketua Jurusan
I1mu Produksi Ternak
Falm1 tas Peternakan
Institut ertanian Bogor
ambang Pangestu
Pe, Dimbing Anggota
Dekan
Faku1tas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Eddle Gurnadl
RIWAYAT HIDUP
Penu1is di1ahirkan di Trengga1ek, Jawa Timur pada tanggal 14 Ju1i 1960, yaitu sebagai put era keempat dari enam saudara da1am ke1uarga bapak Saeharta (almarhum) dan ibu
Saemari.
Tahun 1973 penu1is 1u1us dari SD Negeri Trengga1ek IV
dan 1u1us SMP Negeri Trengga1ek tahun 1976.
Pada tahun 1977
penu1is diterima sebagai pe1ajar Seka1arrMenengah Atas Negeri Trengga1ek dan 1u1us tahun 1980.
Penu1is terdaftar sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan
Bersama di Institut Pertanian Bogar pada tahun 1980 me1a1ui
Proyek Perintis II.
Tahun 1981 semester III, penu1is ter-
daftar sebagai mahasiswa Faku1tas Peternakan Institut Pertanian Bagar.
KATA PENGAN.TAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan,
kerena Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada ibu Ir. Sri Supraptini Mansjoer sebagai dosen pembimbing utama dan bapak Ir. R. Bambang Pangestu sebagai dosen pembimbing anggota, yang telah memberikan bimbingan,
dan saran-saran sejak awal penelitian
ー・ョァ。イセ@
hingga akhir penulisan Karya Ilmiah ini.
Penghargaan se-
tinggi-tingginya juga penulis tujukan kepada seluruh staf
pengajar yang telah memberikan bekal selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah._ 'lbu,
Kakak serta Adik yang telah memberi dorongan kepada penulis selama menuntut ilmu.
Penulis juga menyampaikan peng-
hargaan kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
Karya llmiah ini.
Penulis akan dengan senang hati menerima segala kritik
dan saran untuk perbaikan at as kekurangan yang timbul dalam
tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat.
Bogor, September 1984
Budi Wibowo
DAFTllR lSI
Ha1aman
.. .. . .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. ..
iv
....................................................................
vi
..................................................................
viii
KATA P:8NGAHTAR
DAFTAR TABZL
DllFTAR GAl·IBAR
..........................
PEKDAHULUAN
1
.
..
3
..................
3
Pertumbuhan, Kore1asi Genetik dan
Heritabilitas .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . . .. . .. .. .. . .. .. .. . .
4
Si1ang-da1am
.........................................................
8
...................................
11
..................................................
11
......................................................
11
.. .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. .. ..
TIl,JAUAN PUS'TAKA
Nencit
. .. . .. . . . .. . .. . .. . . ,. ............ .
. .
riaktu dan Temp3t
Bahan dan A1at
..
13
....................................................
15
..................................................
23
..............
23
.........................................................
27
.......................................................................
34
.. .. .. .. .. .. . . ..................................................................
35
Pengamatan dan Per1akuan
Hetode il;la1i-ais
..............................
Kore1asi Genetik dan Heritabi1itas
Si1ang-da1am
KESIHPULAN
SARAH
10
. . . ...... . .. . . . ... . . ...... ... .. .
. . . .. . . . . . . . . . . .. . .. ... . .. . . .. . .. . . .. .
DAFTAR PUSTAKA
36
LANPIRAN
39
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
Ha1aman
Beberapa Sifat Produksi dan Reproduksi
pada Mencit (Mus musculus) •••••.•••••••••
Ana1isis Sidik Ragam Pendugaan
Heri tabili tas
3.
...................................................... .
" ........ " .......... " .... " " ............ " " " .. ..
Kore1si Genetik (r G), Kore1asi Fenotipik
(r p ) an tara Bobot Sapih dengan Bobot Badan
Dewasa Kelamin
7.
.... " ............ " ...... " " " " . " .. " " " .... " ..
22
23
Heritabilitas (h 2 ) Bobot Badan Umur 21 dan
""" .......................... " . " . " ........ " ...... " .... " ..
24
Rataan Bobot Badan Dewasa Kelamin (gram)
antar Generasi setelah Dilakukan Penyesuaian """. "" . ". ".... " .... """.... ". "".................... "...... .
27
42 Hari
6.
18
Sidik Ragam Analisis Regresi Linier
Hubungan Bobot Sapih dengan Bobot Badan
Dewasa I