Perencanaan Lansekap Objek Wisata Tanah Lot, Bali

PERENCANAAN LANSEKAP
OBYEK WISATA T A N A H LOT, BALl

OIeh
IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
A 24 0651

JURUSAN BUD1 DAY/\ PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

RINGKASAN

IDA AYU MADE D E W SURYANI. Perencanaan Lansekap Obyek Wisata
Tanah Lot, Bali (dibawah bimbingan SIT1 NURISJAH dan NURHAYATI).
Guna mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan kepariwisataan, perencanaan obyek yang terkait merupakan langkah awal dalam pengembangannya.
Perencanaan lansekap obyek wisata secara menyeluruh akan dapat mengarahkan perkembangan obyek agar tetap lestari.
Perencanaan lansekap juga meliputi tata letak dari berbagai fasilitas penunjang aktivitas yang terjadi dalam obyek, dimana fasilitas-fasilitas penunjang tersebut
merupakan elemen pembentuk lansekap.
Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lansekap, dalam bentuk site


plan yang mempertahankan nilai sosial budaya dan relegi setempat dengan menyediakan fasilitas fisik yang menunjang kepariwisataan sebagai elemen lansekap.
Studi ini dilaksanakan di Obyek Wisata Tanah Lot, Bali.
Metode perencanaan lansekap yang dipergunakan merupakan pendekatan
konsep perencanaan lansekap yang dikemukakan oleh Gold (1980). Metode ini meliputi enam tahap utama, yaitu (1) persiapan, (2) inventarisasi, (3) analisis, (4) sintesis, (5) perencanaan, dan (6) perancangan. Studi ini dibatasi hanya sampai tahap perencanaan lansekap.
Dalam tahap inventarisasi, dikumpulkan data fisik, sosial budaya, dan data
sosial ekonomi. Data yang terkumpul dianalisis dengan pertimbangan berbagai pustaka untuk menentukan potensi dan kendala tapak. Tahap sintesis merupakan tahap
pengembangan tapak, sehingga dihasilkan konsep perencanaan. Dari konsep perenCanaan, ditentukan konsep terpilih, yang selanjutnya dibuat suatu perencanaan lansekap yang harmonis dan sesuai dengan tujuan.

Dalam upaya menjaga kelangsungan fungsi relegi dan rekreasi, ditentukan
zonasi pada tapak, untuk kepentingan kedua fungsi tersebut. Fungsi relegi sesuai
dengan kebudayaan Bali yang berasal dari agama Hindu (Tri Hita Karanu) dibagi dalam zona utama, madya dan nista, sedangkan untuk fungsi rekreasi, sesuai dengan
aktivitas pengunjung dibagi atas zona intensif, semi intensif dan non intensif.
Zonasi tapak untuk masing-masing fungsi di-overlay-kan sehingga kedua fungsi dapat berlangsung dalam satu tapak tanpa menimbulkan konflik, bahkan diharapkan keduanya saling mendukung.
Dalam penataan berbagai fasilitas penunjang, mengikuti fungsi tapak. Pada
zona Intensif, yang terletak di dalam zona nista, disediakan fasilitas seperti jalan
kendaraan, pintu gerbang, loket, pusat informasi, parkir, shelter, toilet, restoran
(kedai minum), dan kios cinderamata.

Pada zona semi intensif, yang terletak di


dalam zona madya hanya disediakan shelter sebagai titik-titik pandang, dan pada
zona utama yang berada di dalam zona non intensif terdapat pura sebagai sarana
persembahyangan.
Tata hijau yang berupa penanaman vegetasi, tersebar pada ketiga zona yang
berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan mendukung kesakralan Pura Tanah
Lot.

PERENCANAANLANSEKAP
OBYEK WISATA TANAH LOT, BALI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
A 24 0651


JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

Judul

: PERENCANAAN LANSEKAP OBYEK WISATA

TANAH LOT, BALI
Nama Mahasiswa : IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
: A 24 0651

Nomor Pokok

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II


f

NIP. 130516290

Tanggal I

Ir Nurhayati, MSc
NIP. 131578796

PERENCANAAN LANSEKAP
OBYEK WISATA T A N A H LOT, BALl

OIeh
IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
A 24 0651

JURUSAN BUD1 DAY/\ PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1992

RINGKASAN

IDA AYU MADE D E W SURYANI. Perencanaan Lansekap Obyek Wisata
Tanah Lot, Bali (dibawah bimbingan SIT1 NURISJAH dan NURHAYATI).
Guna mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan kepariwisataan, perencanaan obyek yang terkait merupakan langkah awal dalam pengembangannya.
Perencanaan lansekap obyek wisata secara menyeluruh akan dapat mengarahkan perkembangan obyek agar tetap lestari.
Perencanaan lansekap juga meliputi tata letak dari berbagai fasilitas penunjang aktivitas yang terjadi dalam obyek, dimana fasilitas-fasilitas penunjang tersebut
merupakan elemen pembentuk lansekap.
Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lansekap, dalam bentuk site

plan yang mempertahankan nilai sosial budaya dan relegi setempat dengan menyediakan fasilitas fisik yang menunjang kepariwisataan sebagai elemen lansekap.
Studi ini dilaksanakan di Obyek Wisata Tanah Lot, Bali.
Metode perencanaan lansekap yang dipergunakan merupakan pendekatan
konsep perencanaan lansekap yang dikemukakan oleh Gold (1980). Metode ini meliputi enam tahap utama, yaitu (1) persiapan, (2) inventarisasi, (3) analisis, (4) sintesis, (5) perencanaan, dan (6) perancangan. Studi ini dibatasi hanya sampai tahap perencanaan lansekap.
Dalam tahap inventarisasi, dikumpulkan data fisik, sosial budaya, dan data
sosial ekonomi. Data yang terkumpul dianalisis dengan pertimbangan berbagai pustaka untuk menentukan potensi dan kendala tapak. Tahap sintesis merupakan tahap
pengembangan tapak, sehingga dihasilkan konsep perencanaan. Dari konsep perenCanaan, ditentukan konsep terpilih, yang selanjutnya dibuat suatu perencanaan lansekap yang harmonis dan sesuai dengan tujuan.


Dalam upaya menjaga kelangsungan fungsi relegi dan rekreasi, ditentukan
zonasi pada tapak, untuk kepentingan kedua fungsi tersebut. Fungsi relegi sesuai
dengan kebudayaan Bali yang berasal dari agama Hindu (Tri Hita Karanu) dibagi dalam zona utama, madya dan nista, sedangkan untuk fungsi rekreasi, sesuai dengan
aktivitas pengunjung dibagi atas zona intensif, semi intensif dan non intensif.
Zonasi tapak untuk masing-masing fungsi di-overlay-kan sehingga kedua fungsi dapat berlangsung dalam satu tapak tanpa menimbulkan konflik, bahkan diharapkan keduanya saling mendukung.
Dalam penataan berbagai fasilitas penunjang, mengikuti fungsi tapak. Pada
zona Intensif, yang terletak di dalam zona nista, disediakan fasilitas seperti jalan
kendaraan, pintu gerbang, loket, pusat informasi, parkir, shelter, toilet, restoran
(kedai minum), dan kios cinderamata.

Pada zona semi intensif, yang terletak di

dalam zona madya hanya disediakan shelter sebagai titik-titik pandang, dan pada
zona utama yang berada di dalam zona non intensif terdapat pura sebagai sarana
persembahyangan.
Tata hijau yang berupa penanaman vegetasi, tersebar pada ketiga zona yang
berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan mendukung kesakralan Pura Tanah
Lot.

PERENCANAANLANSEKAP

OBYEK WISATA TANAH LOT, BALI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
A 24 0651

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

Judul

: PERENCANAAN LANSEKAP OBYEK WISATA


TANAH LOT, BALI
Nama Mahasiswa : IDA AYU MADE DEW1 SURYANI
: A 24 0651

Nomor Pokok

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

f

NIP. 130516290

Tanggal I

Ir Nurhayati, MSc
NIP. 131578796