Prinsip Otonomi Prinsip Kejujuran Prinsip Tidak berniat jahat Prinsip keadilan
Page 3 of 10
perusahaan berbeban nilai ekonomi dari nilai-nilai lainnya, di mana kemudian mau diartikan bahwa perusahaan yang dipisahkan itu didaratkan kembali oleh perilakunya ke dalam wilayah
ekonomi masyarakat. Apabila pendapat yang menerima tanggung jawab sosial secara terbatas itu berkembang luas dimasyarakat, hal itu justru semakin mempertegas suatu mitos bisnis amoral
myth of amoral business yang mempunyai arti bahwa masyarakat dalam aktivitas bisnisnya merasa tidak berkepentingan secara eksplisit dengan moralitas walaupun tidak perlu berarti tidak
bermoral immoral, karena bisnis hanyalah berkepentingan untuk mencapai keuntungan maksimal.
Adapun argumen yang menerima sepenuhnya tanggung jawab sosial secara utuh lebih menekankan perhatian pada sudut-pandang entitas yang dituju aktivitas bisnis, yaitu masyarakat.
Apa yang dirasakan dan dipersepsikan masyarakat tentang perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai kompleksitas struktur yang tidak sekedar pengelompokkan personalnya saja
sehingga mampu mengambil keputusan khas yang hampir pasti berbeda dengan keputusan masing-masing personel secara terpisah. Oleh karena itu, perusahaan bisa dianggap sebagai agen
yang bertanggung jawab terhadap indicant dan konsekuensi tindakannya dalam masyarakat. Tanggung jawab itu tidak hanya terbatas pada aspek hukum saja, namun secara esensiil untuk
keseluruh aspek yang terkait dengan tindakannya, terutama aspek moral. 3.2. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Sebagaimana halnya dengan komponen bisnis lainnya, etika bisnis memiliki prinsip- prinsip yang bertujuan untuk memberikan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Prinsip-prinsip etika harus dijadikan pedoman bagi seluruh perusahaan agar memiliki standar yang baku sehingga tidak menimbulkan ketimpangan dalam
memandang etika sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Muslich 1998:31-33 mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut.