P E N E TA PA N K AWA S A N S T R AT E G I S

b. Ruang Terbuka Hijau RTH privat yaitu kebun atau halaman rumahgedung milik masyarakat swasta yang ditanami tumbuhan, dengan proporsi 10 sepuluh persen; dan c. Ketentuan lebih lanjut mengenai RTH Perkotaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang. 6 Rencana ruang dalam bumi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e, meliputi: a. wilayah-wilayah yang sudah diketahui cadangannya danatau wilayah yang Tengah dalam masa penyelidikan pendahuluaneksplorasieksploitasi dan secara legal telah ada izin atau kontraknya maka harus dilindungi secara hukum di dalam tata ruang sebagai kawasan peruntukan pertambangan; b. wilayah yang berpotensi bahan tambang harus diberikan alokasi ruang dalam bentuk wilayah prospek usaha pertambangan sebagai arahan prospek pertambangan ke depan; c. wilayah prospek pertambangan tidak dipengaruhi oleh kendala sektor budi daya atau lindung lainnya, namun dalam pengusahaannya tetap mengikuti ketentuan perUndang-Undangan yang berlaku; dan d. pengembangan wilayah pertambangan harus mengkaji antara aspek-aspek riil, antara resiko dan manfaat, sebagaimana disyaratkan dalam peraturan perUndangan-undangan. 7 Kawasan peruntukan perlindungan budaya dan adat istiadat meliputi : budaya dan adat istiadat Marangkale di Kecamatan Labuan , budaya dan adat istiadat Unde, Uma di Kecamatan Banawa Tengah, budaya dan adat istiadat Tajio, Lauje di Kecamatan Sindue Tobata sampai Kecamatan Sojol Utara, budaya dan adat istiadat Mpendau di Kecamatan Balaesang sampai Kecamatan Damsol, budaya dan adat istiadat Daa di Kecamatan Panimbani sampai Kecamatan Riopakava, budaya dan adat istiadat Tado di Kecamatan Riopakava dan budaya dan adat istiadat Kaili Kori di Kecamatan Sindue . Pasal 34 1 Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 31, dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. 2 Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilaksanakan setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di Kabupaten Donggala.

BAB V P E N E TA PA N K AWA S A N S T R AT E G I S

Pasal 35 1 Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Donggala terdiri atas: a. Kawasan Strategis Nasional; b. Kawasan Strategis Provinsi; dan c. Kawasan Strategis Kabupaten. 2 Kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam bentuk peta dengan skala 1:50.000 tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 36 Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Donggala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 huruf a, yaitu : a. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET PALAPAS Palu, Donggala, Parigi Moutong, Sigi yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; b. Wilayah Sungai WS Palu – Lariang yang merupakan wilayah sungai lintas provinsi dan kewenangan Nasional serta merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan fungsi serta daya dukung lingkungan hidup; c. Cagar Alam Gunung Sojol yang merupakan kawasan strategis untuk kepentingan ekologi dan lingkungan hidup; d. Suaka Margasatwa Pulau Pasoso di Kecamatan Balaesang Tanjung yang merupakan kawasan strategis untuk kepentingan ekologi dan lingkungan hidup; 31 Pasal 37 Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Donggala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 huruf b, terdiri atas: a. kawasan Damsol dan sekitarnya, yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; b. kawasan Lalundu yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; c. kawasan Surumana yang berbatasan dengan provinsi sulawesi barat yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan d. kawasan terusan khatulistiwa yang meliputi Parigi Moutong - Donggala yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Pasal 38 1 Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 huruf c, terdiri atas: a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi; b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya; c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam danatau teknologi tinggi; dan d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 2 Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a terdiri atas : a. kawasan agropolitan; b. kawasan agrowisata; c. kawasan minapolitan; d. kawasan agroindustri; e. kawasan ekowisata; f. kawasan pelabuhan; dan g. kawasan pertambangan. 3 Kawasan agropolitan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, terdapat di Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang , Kecamatan Sindue dan Kecamatan Rio Pakava 4 Kawasan agrowisata sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b, terdapat di di Kecamatan Banawa Tengah dan Kecamatan Balaesang Tanjung. 5 Kawasan minapolitan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c, terdapat di Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Banawa Tengah, Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan Sojol dan Kecamatan Sojol Utara; 6 Kawasan agroindustri sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf d, terdapat di Kecamatan Rio Pakava, Kecamatan Banawa, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Balaesang, dan Kecamatan Damsol. 7 Kawasan ekowisata sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf e, meliputi: a. Air Terjun di Desa Sipeso Kecamatan Sindue Tobata, di Desa Bou dan Desa Pangalasiang Kecamatan Sojol, dan di Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea; b. Danau Dampelas di Kecamatan Damsol; c. Danau Rano di Kecamatan Balaesang Tanjung; d. Pusat Laut di Kecamatan Banawa Tengah; e. Pantai Tanjung Karang, Boneoge, Towale di Kecamatan Banawa; f. Pulau Maputi – Pulau Pangalaseang di Kecamatan Sojol; g. Pulau Pasoso di Kecamatan Balaesang Tanjung; dan h. Cagar Alam di Kecamatan Sojol, Kecamatan Sojol Utara, Kecamatan Damsol, dan Kecamatan Balaesang Tanjung 8 Kawasan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf f, terdapat di Pelabuhan Donggala Kecamatan Banawa, dan Pelabuhan Wani di Kecamatan Tanantovea, Pelabuahan Ogoamas di Kecamatan Sojol Utara 9 Kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf g, berupa: a. kawasan pertambangan mineral non logam, terdiri atas : 1. Pasir dan batu sirtu di Kecamatan Banawa, Kecamatan Sindue, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea, Kecamatan Banawa, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kecamatan 32 Sindue Tobata, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Sojol dan Kecamatan Sojol Utara ; dan 2. Granit di Kecamatan Sindue, Sirenja, Balaesang, Kecamatan Sojol. b. kawasan pertambangan mineral logam dan batuan, terdiri atas : 1. Emas dan Biji besi di Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Tanantovea, Kecamatan Labuan, Kecamatan Sindue, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kecamatan Sojol, Kecamatan Sojol Utara dan Kecamatan Rio Pakava; 2. Tembaga di Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea, Kecamatan Sindue, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol, dan Kecamatan Sojol Utara; 10 Rencana yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri atas: a. perlindungan bangunan yang mempunyai nilai sejarah diseluruh kabupaten donggala maupun pengembangan kawasan sekitarnya secara terbatas buffer zone; b. pengembangan kawasan peruntukan perlindungan budaya dan adat istiadat meliputi : budaya dan adat istiadat Marangkale di Kecamatan Labuan, Unde dan Uma di Kecamatan Banawa Tengah, Tajio dan Lauje di Kecamatan Sindue Tobata sampai Kecamatan Sojol Utara, Mpendau di Kecamatan Balaesang sampai Kecamatan Damsol, Daa di Kecamatan Panimbani sampai Kecamatan Riopakava, Tado di Kecamatan Riopakava dan budaya dan adat istiadat Kaili Kori di Kecamatan Sindue . c. pengembangan fasilitas pendukung obyek wisata seperti hotel, agen wisata taman parkir dan lainnya yang mendukung wisata budaya; dan d. pengembangan industri rumah tangga kain tenun sarung donggala yang ada di Kabupaten Donggala. 11 Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam danatau teknologi tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c, terdiri atas: a. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS di Kabupaten Donggala; b. pengembangan Pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kabupaten Donggala; dan c. pengembangan Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi yang terdapat di wilayah Desa Mapane Tambu Kecamatan Balaesang, Desa Lompio Kecamatan Sirenja, Desa Marana Kecamatan Sindue. 12 Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d, terdiri atas: a. Kawasan Hutan bakau meliputi Kecamatan Banawa, Banawa Selatan, Kecamatan Sirenja Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol, dan Kecamatan Sojol Utara. b. Kawasan lindung terumbu karang dan padang lamun terletak di Kecamatan Banawa, Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan Banawa Tengah, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea, Kecamatan Sindue, Kecamatan Sindue Tombusabura, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol, Kecamatan Sojol Utara.

BAB VI A R A H A N P E M A N FA ATA N R U A N G W I L AYA H