Tinjauan Atas Upaya Pencapaian Target Lelang Di Kantor Pelayanan Kekayaaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Bandung

(1)

10

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

Pemerintahan pada periode 1946 – 1960 menghadapi masalah rumah tangganya cukup berat.Sumber masalahnya adalah banyaknya pengeluaran Pemerintah yang cukup berat. Sumber masalahnya antara lain :

1. Pengeluaran Pemerintah, dalam rangka diplomasi menegakkan negara Proklamasi.

2. Pengeluaran Pemerintah untuk mewujudkan perubahan struktur ekonomi nasional yang digariskan oleh panitia pemikir siasat ekonomi, dibentuk oleh Bung Hatta tahun 1946.

3. Pengeluaran Pemerintah dalam rangka menjaga kesatuan, persatuan bangsa dan negara.

KPKNL Bandung adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil VIII DJKN Bandung dan saat ini berkedudukan di Jalan Ambon No.1 Bandung. KPKNL Bandung adalah unit operasional yang merupakan instansi vertikal dari DJKN sebagai unit eselon I dilingkungan Departemen Keuangan RI yang mempunyai kedudukan, tugas fungsi sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Kekayaan Negara.


(2)

11

Visi KPKNL Bandung

Dalam Menjalankan tugas – tugasnya KPKNL Bandung mempunyai visi sebagai berikut: ”Menjadi Pengelola Kekayaan Negara, Piutang Negara dan Lelang yang Bertanggungjawab untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat

Melalui visi ini diharapkan di masa depan KPKNL Bandung menjadi KPKNL yang terbaik yang melaksanakan pelayanan dibidang pengurusan piutang negara dan lelang secara efektif, efesien dan transparan. dengan demikian pelaksanaan pengurusan piutang negara dan lelang yang diakukan oleh KPKNL Bandung akan menghasilkan hasil optimal sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada instansi maupun kepada masyarakat sebagai pengguna jasa.

Misi KPKNL Bandung

Dalam rangka pencapaian misi, KPKNL Bandung memiliki misi yaitu: 1. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,

transparan, dan akuntabel.

2. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil dan bersaing sebagai instumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat

Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2006 tanggal 08 Juni 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia maka Departemen Keuangan melakukan reorganisasi secara


(3)

menyeluruh di tingkat eselon I. Salah satunya adalah perubahan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang ditetapkan denganKeputusan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan junto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan. Sejalan dengan reorganisasi Departemen Keuangan tersebut maka Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Bandung II yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) ditingkatkan tugas pokok dan fungsinya menjadi Kantor Palayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Purwakarta yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Peningkatan tugas pokok dan fungsi tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan ditegaskan kembali dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 432/PMK.01/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Uraian Jabatan Instansi Vertikal Dilingkungan DJKN.

Departemen Keuangan Republik Indonesia mengadakan beberapa kali perubahan Organisasi terakhir pada tahun 2006 dengan Peraturan Presiden Nomor : 91 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, antara lain perubahan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja


(4)

13

Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden tersebut maka Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri tersebut maka pada DJKN terdapat 17 Kantor Wilayah dan 89 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Dari 17 Kantor Wilayah tersebut satu diantaranya adalah Kantor Wilayah DJKN Bandung dan dari 89 Kantor Operasional itu salah satunya adalah KPKNL Bandung. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi DJKN tersebut Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan surat Keputusan Nomor 254/KM.1/UP.11/2007 tangal 12 April 2007 tentang Mutasi Pejabat Eselon I di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 26 April 2007, sehingga terhitung mulai tanggal 7 Mei 2007 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung melakukan tugas operasionalnya.


(5)

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayaan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

Gambar 2.1

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan

2.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

Uraian tugas merupakan susunan tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap bagian dalam suatu institusi atau instansi baik swasta maupun pemerintah. Karena dengan adanya uraian tugas tersebut maka akan semakin jelas tugas-tugas apa saja yang harus dilaksanakan oleh setiap bagian untuk mencapai tujuan. Adapun uraian tugas (job description) untuk masing-masing bagian yang terlibat di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung adalah :

1. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara, dan lelang.

Uraian tugas dan kegiatan

Kepala Kantor

Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara

Seksi Pelayanan Penilaian

Seksi Piutang Negara

Seksi Pelayanan Lelang

Seksi Hukum & Informasi Sub Bagian


(6)

15

1. Menyelenggarakan urusan penerimaan/ penolakan/ pengembalian penyerahan piutang negara sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Menyelenggarakan penerbitan pernyataan bersama (PB) atau surat keputusan penetapan jumlah piutang negara (PJPN).

3. Menyelenggarakan penatausahaan, pengamanan, dan pendayagunaan dokumen dan fisik barang jaminan atau harta kekayaan lain.

4. Menyelenggarakan penerbitan dan pemberitahuan surat paksa (SP) dalam rangka penagihan piutang negara.

2. Sub bagian Umum

Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengkoordinasian penyelesaian temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Menyelenggarakan urusan surat masuk dan surat keluar.

2. Menyusun daftar urut kepangkatan dan formasi pegawai dilingkungan kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang.

3. Melaksanakan administrasi kepegawaian kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang.

4. Mengusulkan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.  Bendahara Pengeluaran

Menyelenggarakan pengelolaan anggaran rutin dengan cara menyiapkan dan mengajukan surat permintaan pembayaran, menerima, menyimpan,


(7)

mengeluarkan uang dan mengajukan SPP/UYHD pengganti serta membuat LKKR berdasarkan peraturan yang berlaku.

Uraian tugas dan Kegiatan

1. Membuat konsep daftar perencanaan pembiayaan rutin KPKNL.

2. Mengajukan permintaan uang tunai sebagai persediaan kas rutin untuk pembayaran tagihan-tagihan.

3. Melaksanakan penutupan buku kas umum.

4. Menatausahakan bukti pembayaran tagihan dan pembayaran rutin lainnya.

Sekretaris

Membantu melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga dan pengkoordinasian penyelesaian temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Menyampaikan dan menerima surat masuk dan surat keluar ke kepala Kanwil.

2. Menerima tamu yang akan bertemu kepala Kanwil. 3. Menyiapkan keperluan rapat dan pertemuan lainnya.

4. Mengatur jadwal kegiatan kepala Kanwil baik rutin maupun insidentil berdasarkan undangan rapat dan pesan pimpinan.

3. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara

Melakukan penyiapan bahan pemeriksaan dokumen, pengadaan, pengamanan, pengelolaan, pemanfaatan, status penguasaan, analisa pertimbangan


(8)

17

permohonan pengalihan serta penghapusan, penatausahaan dan penyusunan daftar kekayaan Negara.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Melaksanakan penyelesaian usulan penetapan status penggunaan/ penguasaan kekayaan negara.

2. Melakukan analisa pertimbangan permohonan penghapusan kekayaan negara.

3. Melaksanakan akuntansi, pelaporan, dan penyusunan daftar Barang Milik Negara.

4. Melakukan analisa pertimbangan permohonan pemindah tanganan (penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal pemerintah) kekayan negara.

4. Seksi Pelayanan Penilaian

Menyusun konsep standar proses penilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survey pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai serta kesimpulan nilai dan laporan penilaian untuk kepentingan penilaian kekayaan Negara.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Mengkoordinasikan penilaian atas barang jaminan yang dilakukan oleh tim penilai.

2. Melaksanakan penggalian potensi di bidang penilaian sumber daya alam, real property, property khusus dan usaha.


(9)

3. Melaksanakan pemeliharaan dan pengarsipan secara manual atas laporan penilaian yang telah dilakukan.

4. Menginput data penilaian ke dalam database penilaian. 5. Seksi Piutang Negara

Melakukan penyiapan bahan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan, pertimbangan dan pemberian keringanan hutang, pengusulan pencegahan, pengusulan dan pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan piutang negara.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Menyiapkan konsep surat permintaan kelengkapan data kepada penyerah piutang dalam hal berkas tidak lengkap atau tidak jelas.

2. Menyiapkan konsep surat tanggapan koreksi atas perubahan dalam menetapkan besarnya piutang negara.

3. Menyiapkan Surat Pemberitahuan Persetujuan/ penolakan pemberian keringanan hutang.

4. Menyiapkan konsep surat panggilan/ panggilan terakhir kepada Penanggung Hutang/ Penjamin Hutang.


(10)

19

6. Seksi Pelayanan Lelang

Melakukan veritifikasi risalah lelang, pembukuan dan pelaporan hasil lelang, pembuatan grosse Risalah Lelang, pengglian potensi lelang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Menyusun rencana kerja Seksi Pelayanan Lelang sebagai bahan penyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan.

2. Mengajukan usul konsep penetapan jadwal lelang. 3. Melakukan analisa kelengkapan dokumen lelang.

4. Melakukan pembukuan piutang negara dan pelaporan hasil lelang. 7. Seksi Hukum dan Informasi

Menyiapkan konsep standar registrasi dan penatausahaan berkas kasus piutang Negara, pencatatan surat permohnan lelang, penyajian informasi, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negar dan lelang, serta vertifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.

Uraian tugas dan kegiatan.

1. Mengkoordinasikan pembukuan atas hasil penerimaan pengurusan piutang negara dan lelang.

2. Melaksanakan pembuatan rincian jumlah hutang untuk keperluan lelang. 3. Melaksanakan pengembalian kelebihan hasil Piutang Negara dan Lelang. 4. Melaksanakan pengembalian uang jaminan lelang yang masuk melalui


(11)

2.4 Kegiatan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang (KPKNL) Bandung

Dalam melaksanakan kegiatannya tersebut di atas, KPKNL Bandung menyelenggarakan fungsi dan kegiatan sebagai berikut:

1. Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan negara.

2. Registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan kekayaan negara.

3. Pelaksanaan pelayanan penilaian.

4. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang / penjamin hutang.

5. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu dan / atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung hutang dan atau penjamin hutang, serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara.

6. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan.

7. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain.

8. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan. 9. Pelaksanaan pelayanan lelang.


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Istilah “lelang” berasal dari bahasa latin “auctio” yang berarti peningkatan harga secara bertahap. lelang telah dikenal sejak 450 tahun sebelum masehi. beberapa jenis lelang yang populer pada saat itu antara lain; lelang karya seni, lelang tembakau, kuda dan lain-lain. Di Indonesia lelang secara resmi dikenal pada tahun 1908 dengan berlakunya vendu reglement (peraturan lelang). dalam sistem perundang-undangan Indonesia, lelang digolongkan sebagai suatu cara penjualan khusus yang prosedurnya berbeda dengan jual beli pada umumnya.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan No 40/PMK.07/2006 Lelang adalah Penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat. Tahap persiapan lelang : Permohonan Lelang disertai dengan dokumen yang disyaratkan kepada Kantor Lelang. Syarat umum ditentukan oleh Kantor lelang, syarat khusus dpt ditentukan oleh penjual.

Lelang dapat ditunda atau dibatalkan : – Dengan putusan pengadilan

– Atas permintaan penjual, diajukan secara tertulis kepada Kantor Lelang paling lambat 3 hari kerja sebelum tanggal lelang.


(13)

Setiap peserta lelang menyetor uang jaminan penawaran lelang yg besarnya ditentukan oleh penjual lelang. Pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat dibatalkan. Pembatalan pelelangan hanya dapat dilakukan sebelum pelaksanaan lelang.

Penentuan harga limit oleh penjual dan diserahkan kepada Pejabat lelang sebelum lelang dimulai. Cara penawaran ditetapkan oleh Kepala Kantor Lelang dengan memperhatikan usulan penjual. Cara penawaran harus diumumkan di depan calon pembeli (media, selebaran, internet). Penawaran yang diajukan tdk dapat diubah atau dibatalkan oleh peserta lelang. Dikenakan biaya lelang besarnya bervariasi tergantung pada objek lelang; Pemenang lelang disebut sebagai pembeli. Pembeli yang telah ditetapkan sebagai pemenang lelang tidak memenuhi kewajibannya, tidak diperbolehkan mengikuti lelang di seluruh wilyah RI selama 6 bulan.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung adalah unit operasional yang merupakan instansi vertikal dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai unit eselon I dilingkungan Departemen Keuangan RI yang mempunyai kedudukan, tugas, fungsi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Kekayaan Negara. Diluar fungsinya sebagai instansi pemerintah yang melaksanakan pelayanan di bidang pengurusan piutang negara dan lelang, KPKNL Bandung juga bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasionalnya.


(14)

3

Penyelenggaraan jasa lelang merupakan salah satu tugas dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Dalam pelaksanaannya, terdapat pungutan-pungutan yang nantinya akan disetorkan ke Kas Negara. Sebagai salah satu sumber pemasukan untuk Kas Negara, maka perlu diupayakan agar penerimaan negara dari sumber-sumber tersebut dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan kualitas pelaksanaan lelang serta penggalian potensi lelang, terlebih lagi, setiap KPKNL diberikan target realisasi penerimaan hasil lelang dalam jangka waktu tertentu. Target ini dipakai sebagai acuan oleh KPKNL dalam memberikan jasa pelayanan lelang. Tercapainya target hasil lelang yang berupa barang-barang yang khususnya barang dalam bentuk property dapat menunjukkan bahwa KPKNL tersebut telah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Pencapaian target hasil lelang ini dalam pelaksanaannya masih menghadapi hambatan dan permasalahan yang harus diatasi,dengan demikian, perlu kiranya dilakukan identifikasi dan analisis permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target realisasi hasil lelang, untuk selanjutnya diberikan alternatif solusi pemecahannya.

Setiap tahunnya, KPKNL mendapat suatu target dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya dari Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dimana KPKNL tersebut bernaung. Salah satunya berupa target hasil lelang. Target ini dimaksudkan agar KPKNL memiliki rencana dan tujuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan operasional khususnya di bidang lelang. Target tersebut juga merupakan tolak ukur dari kemampuan kinerja


(15)

KPKNL, serta sarana evaluasi untuk membantu KPKNL menuju ke arah yang lebih baik.

Target hasil lelang ditetapkan oleh Kantor Pusat DJKN dengan mempertimbangkan saran dan usulan dari Kanwil yang berada di daerah. Kemudian Kanwil mengadakan Rapat Koordinasi Daerah dengan kantor-kantor operasional yang berada di wilayah kerjanya dan membagi target yang telah ditetapkan Kantor Pusat kepada kantor-kantor tersebut. Kanwil sendiri merumuskan usulan target berdasarkan laporan realisasi kegiatan tahun sebelumnya yang diserahkan oleh KPKNL di daerah setiap tahunnya. Laporan realisasi tersebut menunjukkan kondisi dan kemampuan KPKNL dalam memenuhi target yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat diperkirakan berapa target yang sesuai untuk tahun berikutnya, agar dapat dijadikan acuan dan motivasi bagi para pegawai dalam bekerja. Dengan adanya target, KPKNL akan menyiapkan strategi dan rencana agar target tersebut dapat dipenuhi selama satu tahun.

Upaya yang dilakukan oleh KPKNL Bandung dalam mencapai target hasil lelang adalah melalui penggalian potensi lelang. Penggalian potensi dapat diartikan sebagai suatu usaha guna mencari atau menemukan sumber peluang maupun kesempatan dengan tujuan untuk mengoptimalkan atau memanfaatkan peluang atau kesempatan tersebut. Bila kita kaitkan dengan lelang, maka penggalian potensi lelang adalah upaya untuk mencari, menemukan atau memanfaatkan sumber peluang dan kesempatan untuk dapat dilakukan penjualan barang secara lelang. Upaya penggalian potensi lelang pada dasarnya terbagi


(16)

5

menjadi dua klasifikasi antara lain yaitu Intensifikasi adalah upaya untuk menggali potensi lelang dengan cara meningkatkan pemanfaatan/ optimalisasi sumber potensi lelang yang selama ini sudah dilaksanakan oleh KPKNL Bandung. Serta Ekstensifikasi adalah upaya untuk menggali potensi lelang dengan cara mencari/ menggunakan cara-cara baru guna menemukan sumber potensi lelang yang baru/ belum dilaksanakan oleh KPKNL Bandung.

Namun, meskipun telah memiliki rencana dan menjalankan berbagai upaya penggalian potensi lelang selama setahun, target yang telah ditetapkan tersebut tidak selalu dapat dipenuhi oleh KPKNL. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan staf Seksi Pelayanan Lelang KPKNL Bandung, permasalahan dalam upaya pencapaian target hasil lelang ada beberapa macam, baik permasalahan prosedural seperti kurangnya sosialisasi kepada masyarakat luas sehingga masyarakat kurang memahami tentang tata cara pelaksanaan pelayanan lelang dan hambatan dari pihak eksternal salah satunya seperti para pemilik objek lelang terkadang menghalang-halangi objek lelang terjual dan di umumkan di surat kabar dan media elektronik. Khusus untuk tahun 2007, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sedang melaksanakan reorganisasi, sehingga kinerja KPKNL dapat dikatakan tidak maksimal. Hal ini disebabkan koordinasi antar bidang-bidang kerja di KPKNL kurang lancar berkaitan dengan mutasi pegawai yang terjadi di lingkungan DJKN. Hal ini juga diikuti dengan berkurangnya obyek lelang yang seharusnya merupakan potensi bagi pelaksanaan lelang.


(17)

Oleh karena itu, penulis akan mencoba mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target hasil lelang sekaligus memberikan alternatif pemecahannya dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Tinjauan Atas Upaya Pencapaian Target Hasil Lelang di KPKNL Bandung”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Mengetahui pelaksanaan upaya pencapaian target hasil lelang serta mengetahui atas kendala yang dihadapi KPKNL Bandung berkaitan dengan upaya pencapaian target hasil lelang.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

a. Untuk mengetahui pelaksanaan upaya pencapaian target hasil lelang di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi KPKNL Bandung berkaitan dengan upaya pencapaian target hasil lelang .

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Dari hasil laporan ini berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukannya. Adapun kegunaan laporan ini adalah :

1) Bagi Penulis

Penulis dapat membandingkan antara teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan pelaksanaan secara nyata terutama pada bagian Akuntansi di tempat praktek kerja lapangan.


(18)

7

2) Bagi Instansi

Diharapkan Laporan Kerja Praktek dapat bermanfaat bagi bahan masukan bagi instansi, khususnya menganai tinjauan atas pencapaian target hasil lelang.

3) Bagi Unikom

Penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini dapat menjadi referensi atau bahan kajian ilmiah bagi mahasiswa, serta sebagai bahan bacaan di perpustakaan UNIKOM.

1.4 Metode Kerja Praktek

Di dalam Metode penulisan Laporan Kerja Praktek yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah Metode Full Block Release, yaitu Metode yang dilakukan pasa suatu periode tertentu. Adapun Kerja Praktek ini di mulai dari tanggal 4 Juli samapai dengai 8 Agustus 2011.

Berikut ini adalah Teknik Pengumpulan data dan informasi sebagai bahan dalam penyajian laporan ini adalah :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data-data pendukung dengan membaca dan mengumpulkan pembahasan yang terdapat dalam buku-buku literatur, Undang-Undang, peraturan pelaksanaannya, modul, artikel, serta sumber tertulis lainnya yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan.


(19)

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan kebenaran data. Metode ini dilaksanakan melalui beberapa cara, yaitu :

a. Wawancara

Metode ini dilaksanakan melalui wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dibidangnya yang dapat memberikan informasi secara akurat serta pihak-pihak lain yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang diajukan penulis.

b. Observasi

Metode ini dilakukan penulis dengan cara mengamati secara langsung di lapangan yaitu di KPKNL Bandung yang berkaitan dengan pokok pembahasan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

c. Pengumpulan data

Metode ini dilakukan melalui pengumpulan data dan materi yang berkaitan dengan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan baik berupa data elektronik maupun data fisik.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek penulis adalah di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung yang bergerak di bidang Pengelolaan Kekayaan


(20)

9

Negara, Piutang Negara, Pelayanan Penilaian dan Lelang yang bertempat di jalan Ambon No.1 Bandung.

Sedangkan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, yang terhitung dari tanggal 04 Juli 2011 sampai dengan 10 Agustus 2011, dari pukul 07.30 sampai dengan 17.00 WIB. Adapun keterangan yang lebih terperinci sebagai berikut :

Table 1.1

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

No Kegiatan Kerja Praktek

Bulan & Tahun Juni 2011 Juli 2011 Agt 2011 Sept 2011 Okt 2011 Nov 2011 Des 2011 I Persiapan Kerja Praktek

1. Permohonan Ijin Kerja Praktek 2. Realisasi Ijin Kerja

Praktek

3. Menentukan Tempat Kerja Praktek 4. Mendapat Surat

Penerimaan 5. Mendapat Absen

untuk Kerja Praktek II Pelaksanaan Kerja

Praktek

1. Aktivitas Kerja Praktek

2. Bimbingan di Tempat Kerja Praktek

III Pelaporan Kerja Praktek 1. Konsultasi

2. Mulai Bimbingan 3. Pembuatan Laporan 4. Ujian Kerja Praktek 5. Selesai Pelaksanaan


(21)

(22)

34 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pelayanan lelang, setiap tahunnya KPKNL Bandung membuat suatu rancangan atau target dalam bentuk rencana kerja dan realisasi pelaksanaan lelang yang hendak dicapai selama satu tahun anggaran selanjutnya.

1) Untuk mencapai target realisasi hasil lelang tersebut dibutuhkan suatu upaya yang mampu mendorong pertumbuhan atau peningkatan hasil yang ingin diraih. Tanpa rangkaian usaha yang difokuskan guna mencapai target realisasi tersebut, mustahil bagi KPKNL yang bersangkutan mampu mencapai target tersebut secara tepat atau bahkan melebihi harapan. 2) Kendala yang muncul dalam upaya pencapaian target hasil lelang ada

beberapa macam, baik kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan pelayanan lelang dan kurangnya sosialisasi dan promosi mengenai pelayanan lelang. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan seperti di atas, dilakukan suatu upaya terpadu guna menyelaraskan perjalanan kerja KPKNL agar target realisasi hasil lelang yang diharapkan dapat terpenuhi. Upaya yang dimaksud adalah melalui penggalian potensi lelang secara optimal, baik intensifikasi maupun ekstensifikasi lelang.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, yang dapat dilakukan oleh KPKNL Bandung adalah memberikan sosialisasi pelayanan lelang dan meyakinkan


(23)

pengguna/ calon pengguna jasa lelang bahwa KPKNL Bandung siap membantu apabila terdapat pihak yang berkeinginan menggunakan pelayanan jasa lelang untuk menjual barangnya. Tentu saja ini berarti KPKNL Bandung juga harus memberikan kesan profesionalisme dan kemampuan melayani secara prima sehingga instansi tersebut akan merasakan kemudahan menjual barang melalui lelang karena dibantu oleh pihak KPKNL.

4.2 Saran

Berkaitan dengan pembahasan yang telah diberikan pada bab sebelumnya, penulis ingin menuliskan beberapa saran, yaitu:

1. Perlu adanya dokumentasi terhadap upaya penggalian potensi lelang yang telah dilakukan KPKNL Bandung, sebagai sarana penilaian kinerja dan bahan pertimbangan pengambilan keputusan berkaitan dengan rencana penggalian potensi lelang selanjutnya.

2. Perlu ditingkatkan sosialisasi dan promosi yang bersifat persuasif kepada pengguna jasa lelang agar mereka berminat untuk menggunakan pelayanan jasa lelang yang disediakan KPKNL Bandung.

3. Perlu ditingkatkan koordinasi antara KPKNL Bandung dengan instansi terkait maupun para pengguna jasa lelang demi kelancaran dan keberhasilan upaya pencapaian target hasil lelang melalui kerja sama yang mampu meningkatkan permintaan lelang.

Demikianlah sumbang saran yang dapat penulis sampaikan, semoga dapat menjadi referensi atau masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Tanpa


(24)

36

mengurangi rasa hormat, penulis menyadari keterbatasan diri sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Maka pada akhir penutupan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan, dukungan dan doanya dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis tak lupa menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan, kesalahan dan kekhilafan baik yang disadari maupun yang tidak disadari jika dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini terdapat kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat merugikan. Selain itu, penulis secara terbuka menerima semua kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, sehingga penulis dapat berbuat lebih baik di kemudian hari. Sekian laporan Praktek Kerja Lapangan ini, semoga dapat memberikan manfaat.


(25)

21

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek, Penulis ditempatkan di bagian Lelang yang berada di bawah tanggung Jawab Kepala bagian Seksi Lelang yang ada di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung. Bidang yang menjadi fokus penulis adalah Pembukuan dan pelaporan hasil lelang, pembuatan grosse Risalah Lelang. Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktek adalah Membuat Risalah Lelang dan memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen Lelang. 3.1.1 Pengertian Lelang

a. Menurut Peraturan Menteri Keuangan No 40/PMK.07/2006

“Lelang adalah Penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat.”

b. Pengertian Lelang menurut kamus hukum dalam Bahasa Inggris.

Lelang adalah auction, yaitu “Public sale at white goods are sold to the

person making the highest bids or offers” yang dalam bahasa Indonesia

berarti Penjualan di hadapan umum dimana barang-barang dijual kepada penawaran tertinggi. Goods dalam bahasa Inggris berarti harta benda dan barang-barang.


(26)

22

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lelang menurut pengertian dalam bahasa Inggris dilakukan atas penjualan harta benda, yang berarti dapat pula mencakup proyek-proyek pembangunan gedung dan lain-lain. Sedangkan tender menurut bahasa Inggris disebut bid, yang berarti penawaran termasuk penawaran harga yang ditetapkan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tender dan lelang adalah berbeda, namun tender dapat dijadikan objek untuk lelang.

c. Pengertian Lelang menurut Peraturan Lelang (Vendu Reglement)

Terjemahan dalam buku Himpunan Peraturan Peundang-undangan Republik Indonesia (Engelbrecht).

Penjualan Umum adalah “Openbare verkoopingen” verstaan veilingen en verkoopingen van zaken, walke in het openbaar bij opbod, afslag of inschrijving worden met de veiling of verkooping in kennis gesteloe, dan wel tot die veilingen of verkoopingen toegelaten personen

gelegenheid wordt gegeven om te bieden, te mijnen of in te scrijven.”

(Teks asli Art. 1 Vendu Reglement Stbl. No.189). Terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

“Penjualan Umum” adalah pelelangan atau penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan harga penawaran yang meningkat atau menurun atau dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau diijinkan untuk ikut serta dan diberi kesempatan untuk menawar harga, menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul tertutup.”

Berdasarkan pengertian ini dapat ditafsirkan bahwa pengertian oopenbare verkoopingen adalah pelelang dan (en) penjualan barang yang diadakan di muka umum. Kata “dan” (en) disini menunjukkan


(27)

bahwa yang pertama-tama dimaksud Vendu Reglement sebagai lelang adalah pelelangan, kemudian baru diklasifikasikan lagi dengan penjualan barang (menunjuk secara khusus barang). Dengan demikian, pada dasarnya peraturan ini melihat bahwa lelang juga berlaku baik pada penjualan barang-barang maupun pada lelang pembangunan proyek-proyek tertentu. Dapat disimpulkan manurut Vendu Reglement, Lelang juga termasuk pemborongan pekerjaan (tender).

d. Pengertian Lelang dalam praktek pelaksanaan lelang unit lelang negara. Mengingat pengertian lelang dalam Vendu Reglement diuraikan dalam bahasa hukum yang panjang dan rumit, maka untuk memudahkan dan memberikan pedoman praktis bagi pelaksana lelang, dikemukakan definisi lelang dalam buku manual lelang sebagai berikut :

“Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga naik-naik dan atau tertulis serta melalui usaha mengumpulkan para peminat/peserta lelang.”

3.1.2 Prosedur Pelaksanaan Lelang

Pada prinsipnya prosedur lelang cukup sederhana dan tidak berbelit-belit. Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang menerangkan bahwa Prosedur Pelaksanaan Lelang mempunyai urutan-urutannya yaitu sebagai berikut :

1. Siapapun yang berminat untuk melakukan penjualan barang secara lelang harus mengajukan permohonan lelang kepada Kantor Lelang Negara/Pejabat Lelang Kelas II setempat. Setiap permohonan lelang harus


(28)

24

dilengkapi dengan dokumen yang berkaitan dengan barang yang akan dilelang, serta bukti-bukti kewenangan menjual dari pemohon lelang, dan harus sudah diserahkan ke Kantor Lelang paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan lelang.

2. Pemohon lelang dapat menentukan syarat-syarat lelang asalkan persyaratan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan lelang yang berlaku dan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan lelang. 3. Setelah Kantor Lelang meneliti permohonan lelang beserta kelengkapan

dokumen dan memperoleh keyakinan atas legalisasi subyek dan obyek lelang maka waktu dan tempat pelelangan ditetapkan oleh Kantor Lelang Negara/Pejabat Lelang Kelas II dengan memperhatikan keinginan Pemohon Lelang/Penjual.

4. Pemohon Lelang wajib mengumumkan lelang barang-barang yang akan dilelang di surat kabar harian dan atau media cetak/elektronik lainnya.

Selama tenggang waktu antara diterimanya permohonan lelang sampai dengan saat pelaksanaan lelang, Pemohon Lelang berhak untuk membatalkan lelang. Namun demikian pembatalan lelang yang dilakukan dalam tenggang waktu 8 (delapan) hari sebelum waktu pelaksanaan lelang sampai dengan waktu pelaksanaan lelang akan mengakibatkan Pemohon Lelang dikenakan Bea Lelang Pembatalan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-113/MK.01/1988 tanggal 12 Februari 1988, yaitu sebesar Rp. 15.000,00 untuk lelang eksekusi dan sebesar Rp. 25.000,00 untuk lelang non eksekusi.


(29)

Bank sebagai kreditur dapat menjadi peserta lelang barang jaminan, dengan menyaakan bahwa Pembelian tersebut dilakukan untuk pihak lain yang akan ditunjuk kemudian. Pembelian oleh Bank harus dinyatakan dengan Akta Notaris yang diserahkan kepada Pejabat Lelang sebelum pelaksanaan lelang. Setelah pelaksanaan lelang, selambat-lambatnya 1 (satu) tahun Bank harus menyampaikan pernyataan tertulis mengenai nama dan identitas Pembeli yang ditunjuk kepada Kepala Kantor Lelang. Pernyataan tersebut kemudian dicatat oleh Kepala Kantor Lelang dalam Minut Risalah Lelang. Dalam hal Bank tidak menyampaikan pernyataan tertulis mengenai nama dan identitas pembeli yang ditunjuk, maka Bank yang bersangkutan ditetapkan sebagai Pembeli.

Prosedur Lelang :

1. Permohonan lelang dari Penjual.

2. KP2LN menetapkan tanggal dan waktu lelang.

3. Pengumuman Lelang di surat kabar harian oleh Penjual. 4. Peserta Lelang menyetor Uang Jaminan ke Rekening KP2LN. 5. Pelaksanaan Lelang oleh Pejabat Lelang.

6. Pemenang Lelang membayar harga lelang ke KP2LN.

7. KP2LN menyetor Bea Lelang dan Uang Miskin ke Kas Negara. 8. KP2LN menyetor uang hasil lelang ke Penjual.

9. KP2LN menyerahkan barang, dokumen dan petikan Risalah Lelang ke pemenang lelang.


(30)

26

3.1.3 Penggalian Potensi Lelang

Penggalian potensi dapat diartikan sebagai suatu usaha guna mencari atau menemukan sumber peluang maupun kesempatan dengan tujuan untuk mengoptimalkan atau memanfaatkan peluang atau kesempatan tersebut. Bila kita kaitan dengan lelang, maka penggalian potensi lelang adalah upaya untuk mencari, manemukan atau memanfaatkan sumber peluang dan kesempatan untuk dapat dilakukan penjualan barang secara lelang. Upaya penggalian potensi lelang pada dasarnya terbagi menjadi dua klasifikasi antara lain yaitu :

a. Intensifikasi adalah Upaya untuk menggali potensi lelang dengan cara meningkatkan pemanfaatan atau optimalisasi sumber potensi lelang yang selama ini sudah dilaksanakan oleh KPKNL Bandung.

b. Ekstensifikasi adalah Upaya untuk menggali potensi lelang dengan cara mencari atau menggunakan cara-cara baru guna menemukan sumber potensi lelang yang baru.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknis pelaksanaan kerja praktek pada bagian seksi lelang memiliki fungsi membuat veritifikasi risalah lelang, pembukuan dan pelaporan hasil lelang, pembuatan grosse Risalah Lelang, penggalian potensi lelang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan rencana kerja Seksi Pelayanan Lelang sebagai bahan penyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan dan pengajuan jadwal Lelang serta pembukuan Piutang Negara dan pelaporan hasil Lelang.


(31)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Pelaksanaan upaya pencapaian target hasil lelang di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.

Upaya yang dilaksanakan KPKNL Bandung dalam rangka pencapaian target hasil lelang adalah melalui penggalian potensi lelang. Upaya tersebut pada dasarnya merupakan suatu bentuk pemasaran atas pelayanan lelang KPKNL Bandung. Upaya-upaya ini harus mampu merepresentasikan bahwa KPKNL Bandung sebagai pengemban tugas dan fungsi pelayanan di bidang lelang mampu memberikan pelayanan terbaiknya, menunjukkan profesionalisme dan kemampuan yang tinggi dalam rangka melayani pengguna jasa lelang sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa penggalian potensi lelang juga merupakan promosi atas pelayanan lelang yang ditawarkan KPKNL Bandung sekaligus upaya sosialisasi lelang itu sendiri kepada masyarakat.

Dalam pencapaian target hasil lelang terdapat upaya-upaya yang dilakukan oleh KPKNL Bandung secara garis besar, yaitu penyebarluasan informasi lelang dan menindaklanjuti surat/ perintah dari Kantor Pusat/ Kantor Wilayah.

1. Penyebarluasan informasi lelang

Kegiatan penyebarluasan informasi lelang merupakan upaya-upaya yang dilakukan KPKNL Bandung dalam rangka pemberian informasi kepada pihak luar masyarakat luas mengenai pelayanan lelang yang dilakukan oleh KPKNL Bandung. Informasi ini dapat meliputi pemberian informasi mekanisme pelayanan lelang melalui media massa, surat menyurat, atau berupa himbauan/ penyuluhan maupun dialog/ diskusi langsung antara pihak KPKNL dengan masyarakat/


(32)

28

pengguna jasa lelang. Kegiatan penyebarluasan informasi lelang terbagi menjadi empat:

a. Penyuluhan

Merupakan kegiatan koordinasi dan sosialisasi pelayanan lelang yang dilakukan KPKNL Bandung. Penyelenggara penyuluhan ini bisa merupakan atas prakarsa dari pihak KPKNL Bandung maupun permintaan dari pengguna jasa lelang sendiri. Garis besar dari kegiatan penyuluhan ini adalah pemberian informasi pelayanan lelang kepada masyarakat yang belum mengetahui mengenai mekanisme lelang, dalam hal ini masyarakat yang dimaksud belum memiliki ketertarikan untuk menggunakan lelang sebagai sarana menjual barangnya, sedangkan pihak KPKNL melihat adanya peluang bahwa barang tersebut dapat dioptimalisasikan untuk dijual melalui lelang. Situasi seperti ini menuntut pihak KPKNL untuk memprakarsai adanya penyuluhan tersebut. Kondisi lainnya adalah apabila pihak KPKNL diundang oleh pihak luar atau pengguna jasa lelang untuk memberikan penyuluhan atau keterangan lebih lanjut mengenai suatu pelaksanaan lelang dan mekanismenya. Hal ini merupakan bentuk koordinasi antara pihak KPKNL dan pihak luar/ pengguna jasa lelang yang tertarik menggunakan jasa KPKNL untuk melakukan penjualan secara lelang terhadap barang-barangnya.

b. Hubungan surat menyurat dengan pengguna jasa lelang

Bentuk penyebarluasan informasi lelang selanjutnya adalah hubungan surat menyurat yang dilakukan antara pihak KPKNL dengan para


(33)

pengguna jasa lelang. Hubungan surat menyurat ini secara garis besar juga terbagi menjadi dua:

 Pihak KPKNL mengirimkan surat kepada pengguna jasa lelang yang berisi himbauan bahwa mekanisme atau pelaksanaan penjualan secara lelang yang dilaksanakan di wilayah Republik Indonesia harus melalui DJKN c.q. KPKNL. Pada umumnya surat yang dikirimkan oleh KPKNL ini merupakan kesediaan untuk memberikan pelayanan dan sosialisasi atas pelaksanaan lelang yang berkaitan dengan pengguna jasa lelang itu sendiri.

 Hubungan surat menyurat juga terjadi dengan adanya surat masuk dari pengguna jasa lelang. Pengguna jasa lelang memiliki keinginan untuk melakukan penjualan secara lelang dan meminta kesediaan pihak KPKNL untuk memberikan penjelasan atau sosialisasi terhadap pelaksanaan lelang yang diinginkan oleh pengguna jasa lelang tersebut. Apabila KPKNL menerima berita bahwa terdapat barang dalam pengurusan oleh instansi yang tercakup dalam wilayah pelayanan kerja KPKNL, baik melalui media massa atau elektronik, bila terdapat kemungkinan bahwa pengurusan dari instansi tersebut dapat ditingkatkan menjadi penjualan melalui lelang, maka KPKNL Bandung mengirimkan surat himbauan yang berisi bahwa KPKNL Bandung siap dan bersedia membantu/ memberikan pelayanan kepada instansi yang bersangkutan apabila hendak menjual barangnya melalui lelang.


(34)

30

c. Pendekatan langsung/ kunjungan

Pendekatan langsung atau kunjungan merupakan upaya penggalian potensi lelang dengan menugaskan pegawai KPKNL untuk mendatangani perusahaan atau instansi pemerintah guna memberikan himbauan secara langsung seandainya terjadi kondisi dimana terdapat peluang perusahaan atau instansi tersebut menggunakan lelang sebagai sarana penjualan barangnya tanpa melalui surat terlebih dahulu, atau dengan membuat janji pertemuan terlebih dahulu. Pendekatan langsung ini tidak sekedar memberikan sosialisasi pelayanan lelang kepada perusahaan atau instansi namun juga menghimbau atau lebih tepatnya mengajak kepada perusahaan atau instansi tersebut agar menggunakan pelayanan lelang pada KPKNL dalam melaksanakan penjualan barang. Pendekatan langsung atau kunjungan dapat dilakukan tidak hanya sebagai tindak lanjut setelah ada kondisi yang menunjukkan adanya barang yang bisa dijual melalui lelang, tapi juga dalam kondisi dimana KPKNL sama sekali belum mengetahui adanya barang yang bisa dijual melalui lelang, untuk itulah tujuan diadakannya kunjungan, menjalin kerja sama yang lebih erat sekaligus mengetahui apakah instansi tersebut memiliki potensi untuk menggunakan jasa lelang dari KPKNL Bandung.

d. Jumpa pers

KPKNL dapat melakukan jumpa pers dalam arti melakukan wawancara langsung dengan pers dari media massa atau elektronik yang tidak hanya digunakan untuk melakukan sosialisasi pelayanan lelang, namun juga


(35)

memberikan klarifikasi mengenai suatu pelaksanaan lelang. Hal ini akan meningkatkan citra KPKNL serta memberikan kesan kepada pengguna jasa lelang dan masyarakat pada umumnya bahwa KPKNL melaksanakan tugasnya di bidang lelang secara profesional.

2. Tindak lanjut surat atau perintah dari Kantor Pusat atau Kantor Wilayah Selain kegiatan penyebarluasan informasi lelang, KPKNL melaksanakan penggalian potensi lelang dengan menindaklanjuti surat atau perintah dari Kantor Pusat atau Kantor Wilayah DJKN. Bentuk kegiatan menindaklanjuti ini hanya berupa perhitungan jumlah surat yang diterima, jumlah surat yang telah ditindaklanjuti serta jumlah surat yang belum ditindaklanjuti. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan seperti apa yang dilakukan karena pada dasarnya surat yang diterima ini adalah surat atau perintah dari Kantor Pusat atau Kantor Wilayah sehingga yang dilaporkan adalah tugas atau perintah yang telah atau belum dilaksanakan berdasarkan surat yang diterima.

Dilihat dari klasifikasi upaya penggalian potensi lelang maka kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, hubungan surat-menyurat, kunjungan langsung dan jumpa pers yang sifatnya melanjutkan atau mempertahankan hubungan kerja sama antara KPKNL dengan instansi pemerintah, balai lelang maupun kurator, seperti kunjungan langsung guna memberikan penyuluhan mengenai informasi lelang atau bagaimana mekanisme lelang dilaksanakan, dapat digolongkan sebagai upaya penggalian potensi lelang yang bersifat intensifikasi, karena tujuannya adalah mengoptimalkan kondisi yang telah ada tanpa menciptakan suatu upaya-upaya yang menimbulkan potensi lelang yang baru.


(36)

32

Sedangkan untuk upaya-upaya penggalian potensi lelang yang sifatnya untuk menemukan/ menciptakan potensi lelang yang baru sehingga tercipta suatu kondisi dimana KPKNL memperoleh alternatif-alternatif baru sumber potensi lelang, seperti bagaimana menarik perhatian kurator guna menjual barang dalam boedel pailit yang dalam pengurusannya melalui lelang di KPKNL, digolongkan sebagai upaya penggalian potensi lelang yang bersifat ekstensifikasi.

3.3.2 Kendala yang dihadapi KPKNL Bandung berkaitan dengan upaya pencapaian target hasil lelang

Kendala utama yang menyebabkan KPKNL tidak berhasil memenuhi target hasil lelang pada umumnya terdapat beberapa kendala yang sangat mempengaruhi yaitu :

1) Kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan pelayanan lelang

Keterbatasan kemampuan dari KPKNL untuk mengontrol faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya pencapaian target hasil lelang pada intinya pihak KPKNL tidak dapat benar-benar memastikan mengenai ada atau tidaknya pelaksanaan lelang kecuali pemohon lelang telah melakukan permintaan lelang melalui KPKNL. KPKNL lebih bersifat menunggu, karena pelayanan jasa lelang berarti KPKNL melayani para pengguna jasa lelang. Bagaimana mungkin akan melaksanakan pelayanan apabila tidak ada yang dilayani.


(37)

2) Kurangnya sosialisasi dan promosi mengenai pelayanan lelang

Meskipun pada kenyataannya KPKNL sebagai instansi pemerintah bukanlah suatu perusahaan bisnis dan tidak memiliki pesaing dalam hal wewenang melaksanakan penjualan melalui lelang, bukan berarti KPKNL tidak perlu melakukan promosi yang agresif, justru promosi ini dilakukan bukanlah semata-mata untuk kepentingan bisnis, namun dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak dari hasil lelang dan dalam bentuk tujuan untuk memasyarakatkan lelang. Perlu diingat, bahwa dalam ruang lingkup penggalian potensi lelang, promosi yang dilakukan bukan semata-mata untuk menawarkan lelang sebagai bentuk pelayanan umum di KPKNL Bandung, namun juga sebagai promosi bahwa pelayanan jasa lelang di KPKNL Bandung memiliki keunggulan tersendiri dari segi kinerja yang ditawarkan, kemudahan yang diperoleh dan macam-macam keunggulan pelayanan lelang lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, KPKNL Bandung harus dapat memberikan informasi dan pengertian pada masyarakat mengenai pelayanan jasa lelang, terutama melalui media massa. Penjualan melalui lelang memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan penjualan di muka umum lainnya. Hal ini seharusnya menjadi daya tarik utama bagi pengguna jasa lelang untuk menjual barangnya. Akan tetapi karakteristik tersebut harus didukung dan disertai dengan peningkatan mutu pelayanan, peningkatan kinerja serta inovasi guna menarik perhatian pengguna jasa lelang.


(38)

TINJAUAN ATAS UPAYA PENCAPAIAN TARGET HASIL

LELANG DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA

DAN LELANG BANDUNG (KPKNL)

Jalan Ambon No.1 Bandung 40115

LAPORAN HASIL KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

MIRA MARSHALLIANDA 21108130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(39)

37

DAFTAR PUSTAKA

Modul Pengetahuan Lelang tahun 2006/2007

Peraturan Menteri Keuangan No.40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.

Peraturan Dirjen No. PER-02/PL/2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang. Peraturan Menteri Keuangan No.135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

Vendu Reglement (Peraturan Lelang) Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah diubah dengan Staatblad 1940:56.


(40)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : MIRA MARSHALLIANDA

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

TEMPAT TANGGAL LAHIR : KARAWANG, 04 JUNI 1990

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : PERUM GRYA PESONA ASRI BLOK A7 N0

73 RT/RW

DESA.DUREN - KEC.KLARI KAB.KARAWANG 41371

PENDIDIKAN :

SD DUREN 1 KLARI KARAWANG LULUS TAHUN 2002 MTS AL-IANAH KOSAMBI-KLARI LULUS TAHUN 2005

SMA NEGERI 1 KLARI LULUS TAHUN 2008

PROGRAM STRATA 1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS

KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(41)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “Tinjauan atas Upaya Pencapaian Target Hasil Lelang di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung”. Laporan Kerja Praktek ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek semester ganjil 2011 di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi S1 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Usulan Penelitian ini baik secara moril maupun materiil, khususnya kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si., Selaku Ketua Progam Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti,SE.,M.Si., Selaku Dosen Pembimbing.

5. Nurohmat Deny Hendratna., Selaku Pembimbing di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.

6. Taralam Sinaga., Selaku Pimpinan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.


(42)

iii

7. Keluarga tercinta, Papa,Mama,adik yang telah memberikan segala kasih sayang dan perhatiannya yang begitu besar.

8. Muhammad Tutang Untung Firmansyah ,S.IP., terimakasih atas semua dukungan dan semangatnya.

9. Adwiati, Riny Yuniarti,Yuni Ratnaningsih yang selalu mendorong dan memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil selama ini agar dapat menyelesaikan Usulan penelitian ini.

10.Teman-teman Seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan kontribusinya, sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan.

11.Semua Pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Terima kasih banyak.

Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, ibu, Saudara dan teman – teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Bandung, Desember 2011


(43)

(1)

TINJAUAN ATAS UPAYA PENCAPAIAN TARGET HASIL

LELANG DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA

DAN LELANG BANDUNG (KPKNL)

Jalan Ambon No.1 Bandung 40115

LAPORAN HASIL KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

MIRA MARSHALLIANDA 21108130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

37

DAFTAR PUSTAKA

Modul Pengetahuan Lelang tahun 2006/2007

Peraturan Menteri Keuangan No.40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.

Peraturan Dirjen No. PER-02/PL/2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang. Peraturan Menteri Keuangan No.135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

Vendu Reglement (Peraturan Lelang) Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah diubah dengan Staatblad 1940:56.


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : MIRA MARSHALLIANDA JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

TEMPAT TANGGAL LAHIR : KARAWANG, 04 JUNI 1990 AGAMA : ISLAM

ALAMAT : PERUM GRYA PESONA ASRI BLOK A7 N0 73 RT/RW

DESA.DUREN - KEC.KLARI KAB.KARAWANG 41371 PENDIDIKAN :

SD DUREN 1 KLARI KARAWANG LULUS TAHUN 2002 MTS AL-IANAH KOSAMBI-KLARI LULUS TAHUN 2005 SMA NEGERI 1 KLARI LULUS TAHUN 2008

PROGRAM STRATA 1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS

KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang

berjudul “Tinjauan atas Upaya Pencapaian Target Hasil Lelang di Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung”. Laporan Kerja Praktek ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek semester ganjil 2011 di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi S1 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Usulan Penelitian ini baik secara moril maupun materiil, khususnya kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si., Selaku Ketua Progam Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti,SE.,M.Si., Selaku Dosen Pembimbing.

5. Nurohmat Deny Hendratna., Selaku Pembimbing di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.

6. Taralam Sinaga., Selaku Pimpinan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bandung.


(5)

iii

7. Keluarga tercinta, Papa,Mama,adik yang telah memberikan segala kasih sayang dan perhatiannya yang begitu besar.

8. Muhammad Tutang Untung Firmansyah ,S.IP., terimakasih atas semua dukungan dan semangatnya.

9. Adwiati, Riny Yuniarti,Yuni Ratnaningsih yang selalu mendorong dan memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil selama ini agar dapat menyelesaikan Usulan penelitian ini.

10.Teman-teman Seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan kontribusinya, sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan.

11.Semua Pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Terima kasih banyak.

Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, ibu, Saudara dan teman – teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Bandung, Desember 2011


(6)