Analisis Kesehata Keuangan Koperasi Dengan Menggunakan Rasio Solvabilitas Pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma

(1)

Analysis Of Financial Health Cooperative With Solvency Ratio At

Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang D3 Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh : LIA KARTIKA

21510037

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... .ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN………..xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian ... 5

1.3.1 Maksud Penelitian ... 5

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6


(3)

2.1.2 Tujuan Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi ... 8

2.1.3 Kesehatan Keuangan Koperasi ... 9

2.1.4 Rasio Keuangan... 16

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 21

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian ... 24

3.2 MetodePenelitian ... 24

3.2.1 DesainPenelitian ... 25

3.2.2 OperasionalisasiVariabel ... 26

3.2.3 Sumber danTeknikPenentuan Data ... 27

3.2.3.1 Sumber Data ... 27

3.2.3.2 Teknik Penentuan data ... .28

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.2.5 Rancangan Analisis ... 30

3.2.5.1 Analisis Kesehatan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 31

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 31

4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ... 32

4.1.1.2 Logo dan Arti Lambang Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma………33


(4)

4.1.3 Deskripsi Jabatan... 34 4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 39 4.2 Hasil Penelitian ... 40

4.2.1 Analisis Kesehatan Keuangan Koperasi dengan Menggunakan Rasio Solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya

Kusuma... 40 4.2.2 Upaya-upaya yang dilakukan dalam mempertahankan tingkat

solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 45 5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN


(5)

Segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat ALLAH SWT. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan pada umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan Islam serta berpegang teguh dengan sunahnya hingga akhir masa.

Setiap aktivitas yang penulis lakukan, tidak lebih hanyalah sebagai amal ibadah untuk di akhirat kelak. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Dalam Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “ANALISIS KESEHATAN

KEUANGAN KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN RASIO

SOLVABILITAS PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA VIJAYA KUSUMA”. Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang D3 guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, diantaranya yaitu kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(6)

Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi santy, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Keuangan Dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Mulyadi, SE., MM selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini yang penuh ikhlas telah membimbing serta mengarahkan penulis sejak awal hingga terwujudnya sebuah laporan Tugas Akhir ini.

5. Rizky Dzulfikar, SE., M.Si, selaku Dosen Wali kelas KP-1 Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 6. Windi Novianti, SE., MM selaku dosen penguji

7. Khamdiono, S.Sos.I., M.Si. yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian ini dan membantu dalam proses kelengkapan data koperasi.

8. Seluruh staff dan karyawan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma Bandung yang telah membimbing penulis selama melakukan penelitian.

9. Seluruh Dosen Keuangan dan Perbankan yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

10.Bapak, Mamah, dan kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dorongan dan doa yang tak ternilai besarnya.

11.Keponakan-keponakan tersayang yang selalu memberikan canda tawa untuk penulis disaat penulis lelah.


(7)

13.Seluruh teman-teman jurusan Keuangan dan Perbankan, Kelas KP-1 angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, dengan ini penulis berharap semoga amal baik yang telah mereka berikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Doa yang dapat penulis berikan, semoga amal ibadah mereka yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini mendapat balasan yang sebesar-besarnya dari Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandung, Juli 2013 Penulis


(8)

Darmawati, 2007. Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

Binaan Aceh Micro Finance(AMF) Di Kota Lhoksumawe. Jurnal eksekutif,

volume 4, Nomor 3.

Herdiani, Dini. 2012. Analisis Perkembangan Rentabilitas Dengan Metode Return

On Equity (ROE) Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Trisurya Marga

Artha Bandung.Tugas Akhir

Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 20/Per/M.KUKM/IX/2008.

Keputusan Menteri Koperasi No.194/KEP/M/IX/1998.

Keputusan Menteri No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008.

Khafid, Muhammad. 2010. Analisis PSAK No.27 Tentang Akuntansi

Perkoperasian dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Usaha pada KPRI.

Jurnal Dinamika Akuntansi, volume 2, Nomor 1.

Narimawati, Umi, Sri Dewi, Anggadini dan Linna, Ismawati. 2010. Penulisan

Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi


(9)

Nomor 2.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah


(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Struktur perekonomian Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi tiga (3) kelompok badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan ekonomi nasional tersebut pemerintah mengharapkan agar dikembangkan menjadi komponen-komponen yang saling mendukung dan terpadu di dalam sistem ekonomi nasional.

Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari Bank.

Co-operative Alliance (ICA) menyatakan bahwa koperasi adalah sebuah perkumpulan orang-orang yang bersifat otonom yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi bersama dalam bidang ekonomi,sosial dan budaya melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan diawasi secara demokratis.


(11)

Tujuan utama kegiatan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, karena koperasi dipandang sebagai soko guru ekonomi Indonesia yang berkembang dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), koperasi KP-RI (KKP-RI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik sebagai produsen maupun konsumen.

Dewasa ini banyak bermunculan koperasi-koperasi baru, baik yang sudah mandiri maupun yang belum mandiri, sehingga mengakibatkan persaingan dalam rangka mengembangkan usahanya. Untuk mengantisipasi persaingan antar koperasi maupun badan usaha lainnya, diperlukan suatu sistem pengolahan dan manajemen koperasi yang baik.

Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma adalah koperasi yang beranggotakan TNI Angkatan Darat dan PNS di lingkungan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (Ditajenad). Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma ini memiliki kegiatan atau bidang usaha yang hampir sama dengan koperasi pada umumnya, yaitu unit simpan pinjam, unit usaha toko dan unit rekaan dinas.

Manajemen yang mampu menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien merupakan usaha untuk mendukung peningkatan pengelolaan koperasi yang membutuhkan analisis terhadap laporan keuangan. Aspek keuangan sebagai salah satu sumber daya strategis untuk menjalankan usaha kelangsungan hidup koperasi. Selain itu dapat menentukan berbagai kemungkinan perolehan sumber


(12)

dana dengan biaya relatif murah, serta untuk membiayai berbagai kegiatan sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan.

Analisis laporan keuangan mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan usaha antar koperasi tersebut dari tahun ke tahun dan efektifitas pengelolaan koperasi. Dengan diketahui tingkat perubahan keuangan baik modal, laba, maupun Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan, sehingga dapat mengetahui kondisi atau prospek koperasi dimasa mendatang. Analisis laporan keuangan yang digunakan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola usaha koperasi.

Laporan keuangan sebagai sumber informasi yang bermanfaat, jika laporan keuangan dalam beberapa periode perbandingan. Dengan membandingkan laporan keuangan tersebut akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menganalisis perkembangan koperasi. Selain itu dapat diketahui juga koefisien tidaknya team manajemen dalam mengelola koperasi.

Konsep analisis rasio merupakan suatu alat untuk mengukur apakah unit usaha tersebut likuid dalam menjalankan usahanya. Analisis laporan keuangan suatu perusahaan atau badan usaha lain dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan atau badan usaha lain tersebut, karena tidak semua analisis laporan keuangan dapat diterapkan pada semua perusahaan atau badan usaha lain. Alat analisis rasionya ada empat (4), yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas.


(13)

Tabel 1.1

Data Kesehatan Keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma Periode 2007-2012

Sumber Data : Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma

Berdasarkan uraian diatas mengenai data kesehatan keuangan koperasi terjadi penurunan pada tahun 2007, 2009, dan 2012. Maka penulis tertarik untuk meneliti, membahasnya dan menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan yang berjudul “ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN RASIO SOLVABILITAS PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA VIJAYA KUSUMA”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ada pada kesehatan keuangan koperasi di Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma adalah: (1) Adanya piutang lama yang sulit ditagih karena yang bersangkutan tidak punya kemampuan untuk membayar; (2) Menurunnya persentase Sisa Hasil Usaha (SHU).

Tahun Jumlah Harta Jumlah Hutang Solvabilitas 2007 Rp. 1.834.521.832,00 Rp. 768.011.912,68 238,86% 2008 Rp. 1.697.741.041,10 Rp. 436.819.117,97 388,66% 2009 Rp. 2.104.766.665,55 Rp. 572.921.944,37 367,37% 2010 Rp. 2.014.699.392,74 Rp. 338.146.973,50 595,80% 2011 Rp. 2.163.246.366,15 Rp. 178.347.379,06 1.213% 2012 Rp. 2.978.285.527,28 Rp. 317.631.571,67 937,6%


(14)

1.2.2 Rumusan Masalah

Dengan demikian rumusan masalahnya dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan kesehatan keuangan koperasi dengan menggunakan rasio solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode 2007-2012.

2. Bagaimana upaya yang dilakukan staff Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma untuk mempertahankan tingkat solvabilitasnya.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan data-data dan mendapatkan informasi sebagai bahan dalam penelitian yang berkenaan dengan Analisis Kesehatan Keuangan Koperasi dengan Menggunakan Rasio Solvabilitas Pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma .

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan keuangan koperasi dengan menggunakan rasio solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma.


(15)

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan staff Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma untuk mempertahankan tingkat solvabilitasnya. 1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis

a) Bagi Koperasi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tolak ukur dan membantu koperasi dalam pengambilan kebijakan keuangan dalam koperasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman yang berharga dalam mempelajari, memahami dan mengimplementasikan ilmu keuangan yang khususnya berkaitan dengan kesehatan keuangan.

b) Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat umum yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik yang sama.


(16)

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma yang beralamat di Jl. Gudang Utara No. 1 Bandung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2012 sampai bulan Mei 2013.

Tabel 1.2

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan / Tahun

Februari Maret April Mei Juni Juli

2013 2013 2013 2013 2013 2013

1 Pengajuan

Surat Penelitian 2 Pengajuan

Proposal 3 Pengumpulan

Data 4 Pengolahan

Dan Analisis 5 Penulisan Dan

Bimbingan 6 Sidang


(17)

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka digunakan untuk memenuhi salah satu syarat melengkapai data dalam penelitian.

2.1.1 Pengertian Kesehatan Keuangan

Pengertian Kesehatan Keuangan adalah suatu model untuk mengetahui tentang kondisi, apakah koperasi mengalami kebangkrutan atau tidak. Disamping itu juga sebagai alat untuk menjelaskan tentang prediksi yang berarti yang berhubungan dengan kondisi koperasi dimasa yang akan datang.

2.1.2 Tujuan Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi

Tujuan penilaian kesehatan keuangan koperasi adalah memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat agar koperasi dapat melakukan kegiatan usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan berdasarkan jatidiri koperasi secara profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya.

Adapun aspek dan komponen penilaian kesehatan keuangan menurut Permen KUKM No.35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian koperasi antara


(18)

lain: (1) Permodalan; (2) Kualitas aktiva produktif; (3) Manajemen; (4) Efisiensi; (5) Likuiditas; (6) Kemandirian dan pertumbuhan; (7) Jatidiri koperasi.

2.1.3 Kesehatan Keuangan Koperasi

Analisa kesehatan keuangan koperasi merupakan suatu model untuk mengetahui tentang kondisi, apakah koperasi mengalami kebangkrutan atau tidak. Disamping itu juga sebagai alat untuk menjelaskan tentang prediksi yang berarti yang berhubungan dengan kondisi koperasi dimasa yang akan datang.

Untuk menilai kinerja suatu perkoperasian tersebut sehat atau tidak merupakan hal yang sangat riskan dilakukan. Namun dengan adanya ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Kep. Men Kop No: 194/KEP/M/IX/1998 Perihal tentang “Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP)”, memudahkan dalam penilaian kesehatan suatu perkoperasian.

Menurut Martono (2002;52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu.


(19)

Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan atau koperasi.

Menurut Mulyadi (1997;419) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja secara umum dapat diartikan sebagai penilaian/ukuran terhadap efektivitas dan efisiensi masing-masing individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan/organisasi.

Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 menyatakan kesehatan koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Hal ini diperkuat bahwa, aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efesiensi, kemandirian dan pertumbuhan, likuiditas dan jatidiri koperasi.

Faktor-faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut Kep Men No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah :

1. Permodalan

Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset. Modal sendiri atau modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti terdiri dari:


(20)

a. Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan Pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

b. Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

c. Dana Cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dan penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d. Hibah, adalah sejumlah uang yang diberikan dari suatu badan atau orang perorangan kepada Koperasi Simpan Pinjam /USP.

2. Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.

Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolekbilitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha operasional USP.


(21)

Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan resiko kerugian maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif yang harus dibentuk USP sekurang-kurangnya:

a. 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar.

b. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.

c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.

d. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.

3. Manajemen

Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan pinjamnya :

a. Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.

b. Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien. c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis


(22)

Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and controlling). Pada manajemen Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus dilakukan secara professional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip kehati-hatian. Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus. Pengelola dapat perorangan atau badan usaha, termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja.

4. Efisiensi

Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu :

a. Rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset

c. Rasio efisiensi pelayanan 5. Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu


(23)

perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.

Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan

membayar” (zahlungsfahigkeit). Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila

perusahaan tersebut mempunyai “kekuatan membayar” sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai “kemampuan

membayar” dikatakan mengalami likuid (Riyanto,1995:25-26).

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung kemandirian dan pertumbuhan adalah :

a. Rasio rentabilitas asset, yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset.

b. Rasio rentabilitas ekuitas, yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total ekuitas

c. Rasio kemandirian operasional, yaitu SHU dibandingkan dengan biaya beban. Usaha ditambah dengan beban perkoperasian.


(24)

7. Jatidiri Koperasi

Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah :

a. Rasio Partisipasi Bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi bruto.

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota, Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik.

Aspek utama dari kinerja keuangan yaitu tercapainya keseimbangan yang baik antara hutang dan ekuitas. Hutang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Pemerintah, pengusaha bahkan perorangan membiayai banyak bisnisnya menggunakan hutang.

Perusahaan atau koperasi memutuskan mengambil sejumlah uang untuk dipinjam dengan menetapkan berapa besar pinjaman jangka pendek dan panjang. Pendanaan jangka pendek biasanya untuk membiayai investasi pada aktiva lancar. Sejumlah perusahaan atau koperasi mengalami kesulitan keuangan yang sangat


(25)

mendalam, karena menggunakan pinjaman jangka pendek untuk investasi jangka panjang.

Kinerja keuangan perusahaan atau koperasi dapat diukur berdasarkan rasio keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas. Semakin besar nilai rasio-rasio tersebut, maka kinerja dapat tercapai. Sedangkan untuk rasio leverage jika semakin kecil nilainya maka kinerjanya semakin baik.

Informasi kinerja perusahaan atau koperasi terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dilakukan atau dikendalikan di masa datang. Informasi fluktuasi kinerja sangat penting dan bermanfaat untuk prediksi kapasitas perusahaan atau koperasi dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu informasi kinerja juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan atau koperasi dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.1.4 Rasio Keuangan

Menurut Martono (2002: 55-60) pada dasarnya alat rasio keuangan diklasifikasikan menjadi empat (4) kelompok antara lain:


(26)

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah alat ukur untuk melihat apakah unit usaha tersebut cukup likuid dalam menjalankan usahanya selama periode mendatang. Rasio ini terdiri atas:

1. Current Ratio, Rasio ini menunjukkan sampai dimana hutang-hutang jangka pendek dapat dibayar dari aktiva-aktiva yang dapat dijadikan uang pada waktu yang sama misal, jangka waktu pembayaran hutang-hutang jangka pendek. Secara umum rasio ini bisa dikatakan baik, jika nilainya mencapai 2 atau 200%.

2. Quick Ratio, Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam utang-utang jangka pendeknya, tanpa mengutamakan persediaan. Suatu unit usaha dikatakan mampu membayar utang jangka pendeknya, jika nilainya lebih besar dari satu (1) atau lebih dari 100%.

3. Cash Ratio, Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu unit usaha dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan surat berharga yang mudah diuangkan.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif aset-aset usaha dalam menghasilkan pendapatan. Adapun rasio aktivitas yang sering digunakan yaitu: 1. Total Asset Turn Over (TATO), Rasio ini mengukur perputaran dana yang


(27)

menghasilkan pendapatan. Selain itu juga dapat mengukur perputaran aset yang dimilki suatu unit usaha.

2. Working Capital Turn Over (WCTO), Rasio ini menunjukkan keefektikan modal kerja, menunjukkan hubungan modal kerja dengan penjualan, serta banyaknya penjualan yang diperoleh suatu unit usaha untuk setiap rupiah modal kerja.

3. Receivable Turn Over, Rasio ini menunjukkan tingkat perputaran piutang dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi perputarannya berarti semakin cepat pula pengembalian modal yang tertanam dalam piutang yang berbentuk kas.

4. Average Collection Period, Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam mengumpulkan jumlah piutang setiap jangka waktu tertentu.

c. Rasio Solvabilitas (leverage)

Rasio sovabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya


(28)

apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

Pengukuran rasio solvabilitas, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

1. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan.

2. Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi. Manfaat rasio solvabilitas (leverage) :

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.

3. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 4. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva.

5. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

Kreditor jangka panjang maupun jangka pendek akan memperhatikan benar seberapa banyak kegiatan koperasi atau badan usaha lain yang dibiayai utang. Jika koperasi atau badan usaha lain mempunyai utang jangka panjang yang sangat tinggi dalam struktur permodalan koperasi atau badan usaha lain, maka para kreditor akan berfikir bahwa koperasi atau badan usaha lain akan mudah


(29)

gulung tikar dan tidak akan bisa melunasi utangnya. Demikian dengan pemilik koperasi atau badan usaha lain akan mempertimbangkan beberapa kembalian yang bisa didapat dari komposisi banyak sedikitnya utang dalam struktur permodalan. Rasio ini meliputi:

1. Debt to Total asset, Rasio menunjukkan berapa persen aset suatu unit usaha yang diberikan kreditur.

2. Debt to Equity, Rasio ini mengukur seberapa jauh suatu unit usaha dibiayai oleh pinjaman. Semakin tinggi nilainya berarti semakin besar dana yang dipinjam dari pihak luar.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan efektivitas menciptakan laba. Laba pada dasarnya menunjukkan seberapa baik koperasi/badan usaha lain dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan. Koprasi/badan usaha harus mampu menyiapkan uang dari laba koperasi/badan usaha lain dalam membayar utang dan membayar deviden dengan mengoptimalkan pemanfatan seluruh asetnya. Adapun rasio ini yang sering digunakan antara lain;

3. Net Profit Margin (NPM), Rasio ini mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan.

4. Return On Investment (ROI), Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian atas investasi.


(30)

5. Gross Profit Margin (GPM), Rasio ini mengukur laba kotor yang dapat dicapai dalam setiap penjualan.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Kesimpulan Hasil

Penelitian Perbedaan Persamaan 1. Darmawati,

2007

Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Binaan Aceh Micro Finance (AMF) di Kota Lhokseumawe Berdasarkan analisis rasio pinjaman bermasalah dengan pinjaman yang diberikan pada LKM Binaan tersebut yang kualitas pinjamannya dinilai baik Metode yang digunakan adalah menganalisis kinerja keuangan Terdapat penilaian kesehatan keuangan koperasi

2. Ni Ketut Sukasih, 2006

Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar

KSP yang tergolong sehat berjumlah 13 buah atau 34%

Metode yang di gunakan ada 2 analisa Terdapat aspek-aspek kesehatan keuangan dalam metode yang digunakan 3. Muhammad

Khafid, 2010

Analisis PSAK NO.27 Tentang Akuntansi Perkoperasian dan pengaruhnya terhadap Kesehatan Usaha Pada KPRI Penerapan PSAK NO.27 tentang akuntansi perkoperasian berpengaruh positif terhadap pertumbuhan volume usaha secara signifikan Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis regresi Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode dokumentasi


(31)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kesehatan keuangan koperasi merupakan suatu model untuk mengetahui tentang kondisi, apakah koperasi mengalami kebangkrutan atau tidak. Disamping itu juga sebagai alat untuk menjelaskan tentang prediksi yang berarti yang berhubungan dengan kondisi koperasi dimasa yang akan datang.

Terbentuknya dan berkembangnya koperasi berarti masyarakat memiliki alat perjuangan ekonomi. Koperasi yang berlandaskan gotong royong dan azas kekeluargaan merupakan realisasi demokrasi ekonomi yang dibentuk sebagai alat untuk memperbaiki ekonomi anggotanya. Maka, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kesehatan keuangan koperasi sangat membantu untuk mengetahui apakah koperasi tersebut mengalami kebangkrutan atau keuntungan selama enam tahun kebelakang.


(32)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Rasio Keuangan

Rasio Aktivitas

Rasio Likuiditas Rasio Rentabilitas

Rasio Solvabilitas

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Kesehatan Keuangan Koperasi dengan Menggunakan Rasio Solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma


(33)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar dalam Narimawati Umi (2010;29)

mengemukakan bahwa :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga

ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian ini adalah kesehatan keuangan koperasi pada Primer

Koperasi Kartika Vijaya Kusuma, laporan keuangan Primer Koperasi Kartika

Vijaya Kusuma.

Penulis melakukan penelitian langsung ke Primer Koperasi Vijaya

Kusuma Bandung dan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak yang

terkait. Hal ini dilakukan agar penulis bisa lebih memahami dan mengetahui lebih

lanjut tentang analisis yang dilakukan.

3.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai berikut:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat


(34)

menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan di dapat suatu kebenaran

atau data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang kemudian

diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan

adalah penelitian yang menekan analisisnya pada data.

Pengertian dari Metode Deskriptif Menurut Sugiyono dalam Umi

Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih

luas”.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) bahwa: “Desain

Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;


(35)

3. Menetapkan rumusan masalah; 4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;

6. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

7. Melakukan analisis data;

8. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Dan penelitian ini pada dasarnya adalah ingin mengetahui kesehatan keuangan koperasi dengan menggunakan rasio solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2010:31) adalah sebagai berikut:

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct. Sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka terdapat satu jenis variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel independent (x) dalam penelitian ini adalah kesehatan keuangan koperasi.


(36)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel

(x) Konsep Variabel Indikator Ukuran

Skala Kesehatan

Keuangan

Tingkat kesehatan usaha koperasi dapat diukur dari:

pertumbuhan volume usaha,pertumbuhan net asset/kekayaan bersih, dan

pertumbuhan SHU. Menurut Dep. Kop. PK & M (1997)

Perkembangan analisis kesehatan keuangan dengan menggunakan rasio solvabilitas mulai tahun 2007-2012

% Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) menyatakan bahwa : “Sumber data primer adalah Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) adalah :

“Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”


(37)

Penulis menggunakan data primer dan sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan koperasi.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:37) populasi adalah :

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang

ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode tahun 1968-2012.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008). Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan statified random sampling. Statified random sampling menurut Vincent Gaspersz dalam Umi Narimawati (2010:38) adalah penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi kedalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak sederhana setiap stratum.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode tahun 2007 hingga tahun 2012.


(38)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

a) Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil keputusan. b) Wawancara atau Interview

Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dapat dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan data sekunder didapat melalui : a) Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada koperasi. Mulai dari literatur dan buku-buku yang ada. Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis


(39)

mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

3.2.5 Rancangan Analisis

Rancangan Analisis menurut Umi Narimawati (2010:41) adalah

“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

3.2.5.1 Analisis Kesehatan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis kesehatan keuangan koperasi dengan menggunakan rasio solvabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu, merupakan penelitian yang lebih mendekatkan penggambaran umum kesehatan keuangan koperasi dengan lebih menitik beratkan kepada data yang diperoleh secara sekunder dari koperasi.


(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma Bandung, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam perkembangan kesehatan keuangan dengan menggunakan rasio solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode 2007, 2009 dan 2012, jumlah solvabilitas mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah hutang yang didapat. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini terjadi karena disebabkan oleh penurunan jumlah hutang yang dicapai.

2. Upaya yang dilakukan oleh Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma dalam meningkatkan dan menjaga kestabilan tingkat solvabilitas adalah mengajak dan menghimbau kepada anggota untuk berpartisipasi di Koperasi. Selain itu juga dilakukan penagihan secara intensif dan diadakan penghapusan piutang secara bertahap, dan meningkatkan penggunaan modal sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar.


(41)

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma diantaranya sebagai berikut :

1. Perkembangan tingkat solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma dalam setiap periode harus selalu dicermati dan dianalisis. Karena fluktuasi yang terjadi baik itu peningkatan atau penurunan tentu akan berdampak terhadap kelangsungan kegiatan usaha yang dijalankan, karena berhasil tidaknya suatu koperasi dan bagaimana masa depan koperasi kedepannya salah satunya dapat dinilai / dilihat dari tingkat kesehatan koperasi itu sendiri.

2. Dalam menjaga kestabilan kesehatan keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma apabila melakukan perhitungan menggunakan metode rasio solvabilitas kedepannya, upaya yang dilakukan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma perlu ditingkatkan khususnya pada bagian marketing dalam memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan atau melakukan promosi kepada masyarakat. Jika suatu koperasi dapat menarik anggota yang banyak dan mendapatkan hasil yang sangat baik, maka hasil usaha yang di dapat akan besar dan tentu saja pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada aggota koperasi akan semakin besar, dan masa depan koperasi akan mengalami kemajuan yang baik.


(42)

I. Data Pribadi

Nama : Lia Kartika

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 18 November 1991 JenisKelamin : Wanita

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Komp. Asrama Swadaya Pusdikpal No. 55 Rt 02/14 Cimahi 40523

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-kanak Bunisari Lendra, Garut Tahun. 1996-1998 2. Sekolah Dasar Negeri Sukamukti V, Garut Tahun. 1998-2004

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri I Cisompet, Garut Tahun. 2004-2007 4. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Bandung, Tahun. 2007-2010 5. Terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Komputer Indonesia Fakultas

Ekonomi Program Diploma III (D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Tahun 2010.

Bandung, Juli 2013 Yang bersangkutan,


(1)

28

Penulis menggunakan data primer dan sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan koperasi.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:37) populasi adalah :

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode tahun 1968-2012.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008). Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan statified random sampling. Statified random sampling menurut Vincent Gaspersz dalam Umi Narimawati (2010:38) adalah penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi kedalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak sederhana setiap stratum.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode tahun 2007 hingga tahun 2012.


(2)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

a) Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil keputusan. b) Wawancara atau Interview

Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dapat dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan data sekunder didapat melalui : a) Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada koperasi. Mulai dari literatur dan buku-buku yang ada. Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis


(3)

30

mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

3.2.5 Rancangan Analisis

Rancangan Analisis menurut Umi Narimawati (2010:41) adalah

“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

3.2.5.1 Analisis Kesehatan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis kesehatan keuangan koperasi dengan menggunakan rasio solvabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu, merupakan penelitian yang lebih mendekatkan penggambaran umum kesehatan keuangan koperasi dengan lebih menitik beratkan kepada data yang diperoleh secara sekunder dari koperasi.


(4)

45 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma Bandung, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam perkembangan kesehatan keuangan dengan menggunakan rasio solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma periode 2007, 2009 dan 2012, jumlah solvabilitas mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah hutang yang didapat. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini terjadi karena disebabkan oleh penurunan jumlah hutang yang dicapai.

2. Upaya yang dilakukan oleh Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma dalam meningkatkan dan menjaga kestabilan tingkat solvabilitas adalah mengajak dan menghimbau kepada anggota untuk berpartisipasi di Koperasi. Selain itu juga dilakukan penagihan secara intensif dan diadakan penghapusan piutang secara bertahap, dan meningkatkan penggunaan modal sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar.


(5)

46

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma diantaranya sebagai berikut :

1. Perkembangan tingkat solvabilitas pada Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma dalam setiap periode harus selalu dicermati dan dianalisis. Karena fluktuasi yang terjadi baik itu peningkatan atau penurunan tentu akan berdampak terhadap kelangsungan kegiatan usaha yang dijalankan, karena berhasil tidaknya suatu koperasi dan bagaimana masa depan koperasi kedepannya salah satunya dapat dinilai / dilihat dari tingkat kesehatan koperasi itu sendiri.

2. Dalam menjaga kestabilan kesehatan keuangan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma apabila melakukan perhitungan menggunakan metode rasio solvabilitas kedepannya, upaya yang dilakukan Primer Koperasi Kartika Vijaya Kusuma perlu ditingkatkan khususnya pada bagian marketing dalam memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan atau melakukan promosi kepada masyarakat. Jika suatu koperasi dapat menarik anggota yang banyak dan mendapatkan hasil yang sangat baik, maka hasil usaha yang di dapat akan besar dan tentu saja pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada aggota koperasi akan semakin besar, dan masa depan koperasi akan mengalami kemajuan yang baik.


(6)

I. Data Pribadi

Nama : Lia Kartika

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 18 November 1991 JenisKelamin : Wanita

Agama : Islam Bangsa : Indonesia

Alamat : Komp. Asrama Swadaya Pusdikpal No. 55 Rt 02/14 Cimahi 40523

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-kanak Bunisari Lendra, Garut Tahun. 1996-1998 2. Sekolah Dasar Negeri Sukamukti V, Garut Tahun. 1998-2004

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri I Cisompet, Garut Tahun. 2004-2007 4. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Bandung, Tahun. 2007-2010 5. Terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Komputer Indonesia Fakultas

Ekonomi Program Diploma III (D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Tahun 2010.

Bandung, Juli 2013 Yang bersangkutan,