Waktu Konjungsi Ijtima’ dan Terbenam Matahari

1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 DAN 4 APRIL 2011 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan qomariah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan qomariah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya dalam penentuan tanda waktu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan qomariah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 3 dan 4 April 2011 M: Penentu Awal Bulan Jumadil Ula 1432 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi Ijtima’ dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian ini akan kembali terjadi pada Ahad, 3 April 2011 M, pukul 14 : 32 UT atau pukul 21 : 32 WIB atau 22 : 32 WITA atau 23 : 32 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 13,494 o . Pada saat konjungsi, jarak sudut Matahari dan Bulan elongasi adalah 4,787 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,512 o sehingga pada saat konjungsi tidak akan terjadi Gerhana Matahari. Dengan demikian, peristiwa konjungsi ini tidak akan teramati secara visual. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 17 jam 46 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati. Hal ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek hamburanrefraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut dpl. Dalam perhitungan standar 1 , semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl. Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 3 April 2011 paling awal terjadi pada pukul 17 : 42 WIT di Merauke dan paling akhir pada pukul 18 : 48 WIB di Sabang. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 3 April 2011 di Indonesia. Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di Indonesia bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan qomariah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 4 April 2011. Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan qomariah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 3 April 2011. Dengan memperhatikan waktu konjungsi tersebut, seluruh informasi lain pada saat Matahari terbenam tanggal 3 April 2011 menjadi tidak diperlukan lagi. 2 Karena itu, pada bagian selanjutnya hanya peta tanggal 4 April 2011 saja yang ditampilkan, terkecuali peta ketinggian Hilal untuk pengamat di seluruh dunia.

2. Data Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia