Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatani
81.
KEMANDIRIAN
"
,t
..,
'
f5
.*;':
PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
"Memasuh malaning Bumi...
Mangasah mingising Budi
.
Untuk Istri dab anakanakku tercinta :
Widanti, Gatot dan Ari.
F.X.
SOEBIYANTO.
"Peranan Kelompok dalam
Mengembangkan
Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatanin (di bawah
bimbingan Margono Slamet selaku Ketua,
dan Prabowo
Tjitropranoto, Pang S. Asngari, Djoko Susanto Hadiwinoto,
serta Darwis S. Gani, masing-masing sebagai anggota).
Keterbukaan ekonomi sebagai konsekwensi diterapkannya
kesepakatan General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT), diberlakukannya perdagangan bebas di kawasan Asia
Pasifik melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
dan adanya kesepakatan negara-negara Asia-Tenggara dalam
bentuk Asean Free Trade Area (AFTA),
cepat ataupun lam-
bat akan berakibat timbulnya persaingan yang ketat
ter-
hadap berbagai komoditas Indonesia di pasar dalam negeri
maupun di pasar internasional.
Pada sisi yang lain mun-
culnya kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia Pasifik tersebut merupakan peluang pasar bagi produk pertanian
In-
donesia di masa mendatang.
Keadaan tersebut merupakan tantangan dan juga peluang bagi sektor pertanian, dan khususnya bagi para petani di Indonesia.
Petani dalam berusahatani dituntut ti-
dak saja berorientasi paaa produk yang dibutuhkan pasar,
tetapi juga mampu menciptakan pasar,
ing dalam mutu,
serta mampu bersa-
dengan produk pertanian negara lain.
Jpetani tidak lagi dapat berlindung melalui proteksi
petani harus mandiri dan tang-
subsidi dari pemerintah,
guh dalam berusahatani.
dan
Menurut Soewardi (1987), petani
yang selama ini hanya memiliki pemilihan sempit pada paket program pemerintah, lebih berorientasi pada sikap menunggu petunjuk,
kekuatan
ha1 ini menyebabkan mereka
untuk mandiri dan lebih menunjukkan
kehilangan
ketergan-
tungannya pada pihak luar.
Kemandirian petani untuk mewujudkan ketangguhan berusahatani adalah kondisi yang dapat ditumbuhkan
melalui
proses pemberdayaan (empowerment), yakni pemberian kekuatan atau daya.
Pemberdayaan ke arah kemandirian petani
untuk mewujudkan ketangguhan berusahatani dapat
dilaku-
kan melalui penyuluhan yakni dalam bentuk perubahan
pe-
rilaku.
&Kelsey dan Hearne (1955) dan Jedlicka (1977) menya-
I
takan bahwa penyampaian ide baru kepada masyarakat pede..
---_
saan lebih efektif bila memanfaatkan potensi kelompok.
J
Menurut Abbas (1995), kelompok tani memiliki potensi ber-
-
peran sebagai : (1) unit produksi usahatani untuk mencapai skala ekonomi yang menguntungkan, (2) wahana belajar
iv
-
untuk saling berinteraksi, dan (3) wahana kerjasama
tara anggota kelompok,
an-
antar kelompok serta pihak-pihak
lain.
Dalam pemberdayaan petani kearah kemandirian, maka
ketiga potensi peranan kelompok
perlu
petani tersebut di atas
difungsikan secara serasi,
mendukung, dan dinamis.
dengan sendirinya muncul,
dalam keadaan
saling
Beberapa kondisi tersebut tidak
dalam banyak ha1 harus dengan
sengaja ditumbuhkan melalui kedinamisan kelompok.
Dalam
ha1 ini Adjid (1992) mengemukakan bahwa proses perubahan
perilaku yang berkesinambungan memerlukan stimulasi dan
motivasi yang lahir dari proses interaksi anggota masyarakat itu sendiri.
Kerangka berpikir ini dibangun
berlandaskan
dinamika kelompok, juga dimaksudkan untuk
teori
menguji vali-
ditas teori tersebut dalam menjelaskan perubahan perilaku petani ke arah kemandirian,
berusahatani.
dan ketangguhannya dalam
Bradford et a1.(1964) menyatakan bahwa me-
lalui dinamika kelompok seseorang dapat berubah atau diubah
konsepsi dan perilakunya,
sesama anggota.
karena adanya interaksi
Jenkins (1961) menyatakan bahwa dinami-
ka kelompok merupakan kekuatan atau gerak yang
terdapat
di dalam
perilaku
kelompok,
yang berpengaruh terhadap
kelompok dan anggota dalam mencapai tujuan bersama.
Bon-
ner (1953) mengemukakan bahwa dinamika kelompok diwujudkan oleh unsur-unsur yang menyebabkan suatu kelompok hidup, bergerak, aktif dan efektif dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, sebagai masalah pokok penelitian ini adalah :
sumberdaya
I8Model pengembangan
manusia bagaimanakah yang sesuai dan
handal
untuk mewujudkan kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani , melalui kelompok dalam menghadapi peluang pasar, dan persaingan ekonomi global yang semakin ketat ?"
Bertolak dari masalah tersebut, dikemukakan hipotesis penelitian
sebagai berikut : "Kedinamisan kelompok
yang mengarah pada pemberdayaan petani
perpaduan kedinamisan proses belajar,
ditunjukkan oleh
kedinamisan beru-
sahatani dan kedinamisan kerjasama kelompok, akan meningkatkan kemandirian petani dan ketangguhannya dalam
usahatani."
ber-
Berkaitan dengan masalah yang telah dikemu-
kakan, secara umum penelitian ini bertujuan : (1) menge-c
tahui peranan kelompok dalam pemberdayaan petani ke arah
peningkatan kemandirian dan ketangguhannya berusahatani;
(2) menghasilkan model pengembangan
sumberdaya
manusia
yang handal untuk mewujudkan kemandirian petani dan
tangguhannya
berusahatani melalui
pemberdayaan
ke-
petani
dalam kelompok;
mika kelompok
arah
serta (3) menguji validitas teori dina-
dalam menjelaskan perubahan perilaku,
peningkatan kemandirian petani
berusahatani-'*melaluikelompok tani
dan ketangguhannya
.
Penelitian dilakukan di Jawa Tengah dengan
bil
ke
sampel kelompok-kelompok tani yang mewakili
mengamsentra
produksi palawija, sentra produksi padi, dan sentra produksi sayuran.
Pengambilan sampel dilakukan dengan tek-
nik strata gugus bertahap (multistage stratified cluster
sampling),
Sebagai unit analisis adalah individu petani
anggota dan pengurus kelompok tani, berjumlah 540 orang.
Penelitian dipandu dengan kuesioner, untuk mengetahui keterhandalannya dilakukan dua kali penelitian
dahuluan.
pen-
Pertama : tanggal 1-20 Desember 1996 di Kabu-
paten Wonosobo (keterhandalan 0.7792-0.9648);
pada tanggal 10-31
Januari 1997
(keterhandalan 0.7768-0.9177).
di
dan Kedua :
Kabupaten Magelang
Penelitian diselenggara-
kan mulai bulan Maret-Desember 1917 di Kabupaten Wonogiri mewakili sentra
produksi palawija,
Kabupaten Klaten
mewakili sentra produksi padi, dan Kabupaten Wonosobo mewakili sentra produksi sayuran.
Penelitian
research,
ini lebih mendekati bentuk
explanatory
yakni suatu penelitian s u w a i yang bertujuan
vii
menjelaskan
hubungan dan pengaruh antar peubah
melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendy, 1989).
tuk
mengetahui hubungan
kausal antar peubah
analisis statistik model regresi ganda.
digunakan
Untuk
dari penarikan kesimpulan yang menyesatkan,
Un-
menghin-
maka anali-
sis regresi ganda dikombinasikan dengan regresi bertahap
dan penggunaan model analisis lintasan (path analysis model) (Kerlinger dan Pedhazur, 1973).
Bertolak dari hasil analisis dan pembahasan,
bebe-
rapa kasus di lapangan dan pustaka yang mendukung
dipe-
roleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :
(1) Adanya faktor eksternal
yang berpengaruh
terhadap
unsur-unsur pembentuk dinamika kelompok, antara lain
motivasi berkelompok karena diwajibkan
kurang
diikut sertakannya anggota dalam
pamong,
penentuan
dan pencapaian tujuan, serta pembinaan kelompok tidak mencerminkan proses mendidik, maka dinamika kelompok
pengaruhnya kecil
dan tidak nyata terhadap
upaya peningkatan kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani, apabila tanpa melalui pemberdayaan
petani
(2)
.
Kelompok tani baru mampu mewujudkan potensi
nya
sebagai unit produksi usahatani,
viii
peran-
tetapi belum
/
mampu
untuk
mewujudkan
wahana belajar,
potensi
perannya sebagai
dan kerjasama ekonomi petani yaknii
masih terbatas di bidang produksi,
(3)
-I
1
Model teoritis peranan kelompok dalam mengembangkan
kemandirian petani dan ketangguhannya dalam berusahatani yang telah teruji dan dimodifikasi
memiliki
kehandalan nyata untuk menjelaskan fenomena yang diamati
(4)
.
Penyuluhan pertanian yang tidak dialogis
(dipaksa,
terpaksa dan terbiasa) hanya akan menghasilkan faktor produksi yang berujud manusia petani yang tidak
kreatif,
tidak memiliki aspirasi dan wawasan kede-
pan, serta sikap ketergantungan,
(5)
Penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan
pertanian,
petani
kurang menunjang upaya pemberdayaan
ke arah kemandirian
dan ketangguhan
dalam
berusahatani.
Memperhatikan beberapa kesimpulan penelitian tersebut di atas maka disarankan :
(1) Untuk aengantisipasi era globalisasi ekonomi,
perlu adanya upaya pemberdayaan petani melalui
maka
pe-
nyuluhan yakni memberikan kekuatan atau daya dengan
meningkatkan kemampuan petani untuk dapat menentukan
,-
sendiri pilihannya dan memberikan respons yang
pat terhadap berbagai pengaruh perubahan,
te-
sehingga
lebih mandiri dan tangguh dalam berusahatani.
(2)
Penyuluhan
ke arah peningkatan
kemandirian petani
dan ketangguhannya berusahatani intensitasnya perlu
ditingkatkan, dan dilakukan dengan memfungsikan peran kelompok tani sebagai wahana belajar, unit produksi usahatani, dan kerjasama yang dinamis, serasi
dan saling mendukung.
(3)
Untuk
menunjang maksud tersebut perlu
peningkatan
kualitas tenaga penyuluh dan pembenahan fungsi-fungsi terkait dalam sistem penyuluhan.
Penyuluh tidak-
lah cukup menguasai teknologi budidaya tanam, tetapi
haruslah menguasai ilmu penyuluhan,
serta memahami
berbagai aspek sosial, ekonomi, hukum serta kondisi
lingkungan lokal spesifik dalam mengembangkan agribisnis dan agroindustri.
(4)
Pembenahan penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan yang belum sepenuhnya dapat memberi-kan iklim yang kondusif dan menunjang upaya pemberdayaan petani
ke arah kemandirian dan
ketangguhan
berusahatani,
melalui peningkatan kemampuan aparat
dan pemberian tanggung jawab dan otonomi yang lebih
luas kepada Daerah Tingkat 11.
Pelaksanaannya per-
lu memperhatikan keragaman kemampuan serta kesiapan
daerah yang bersangkutan.
(5)
Penentu kebijakan pembangunan pertanian perlu meninjau kembali semua kebijakan yang
menghambat dan me-
ngurangi keberdayaan petani, untuk disesuaikan
de-
ngan kebijakan pembangunan pertanian yang lebih mensejahterakan petani.
PERANAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
Oleh :
F X SOEBNANTQ
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
:
PERANAN KELOMPOK D A M MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
:
:
:
F.X.
SOEBIYANTO
93518
Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Prof. Dr. Pang S. Amgari
Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, HSc.
Dr. Ign. Djoko Susanto Hadiwinoto, SKH.
2. Ketua Prograr Studi
11mu Penyuluhan Pelbangunan
~.
Prof. Dr. Ir. H. Darwis S. G a d , HA.
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah putra tunggal dari ayah R. Soetjitro
Tjitroprasetjo (alm) dan ibu Mustini (alm).
Penulis la-
hir pada tanggal 13 Agustus 1941 di Magelang.
Setelah menamatkan SRN di Surakarta,
SMEP dan SMEA
di Surakarta, pada tahun 1961 penulis masuk Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, dan lulus Sarjana ~konomi (Drs) pada tahun 1966.
Kemudian ta-
hun 1967-1970 penulis bekerjasama dengan Yayasan
Purba-
danarta Semarang yang bergerak dalam pembangunan
masya-
rakat desa.
Pada tahun 1970-1989 penulis bekerja di Lem-
baga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, di samping sebagai tenaga pengajar pada Fakultas Ekonomi
Diponegoro.
Universitas
Jabatan struktural, pada tahun 1973-1977 pe-
nulis sebagai Ketua Pusat Pengolahan Data dan Informasi,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan selanjutnya tahun 1978-1990
Teknologi,
sebagai Ketua Pusat Pengembangan
Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universi-
tas Diponegoro.
Tahun 1990 penulis mendapat
keselqpatan
tugas belajar dengan beasiswa dari Tim Manajemen Program
Doktor, pada Strata 2 Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
xiii
Pada tahun 1993 studi diselesaikan penulis dan meraih gelar
Magister Sains (MS). Berdasarkan Keputusan
Pembimbing
dan Ketua Program
Universitas Diponegoro,
serta persetujuan
Komisi
Rektor
pada September 1993 penulis di-
beri kesempatan melanjutkan pada program studi yang
sa-
ma, pada program Strata 3 (Doktor).
Beberapa kegiatan penelitian yang penulis
antara lain :
lakukan,
Survai Sosial Ekonomi dalam Rangka Pemba-
ngunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara Jawa
Tengah (1984), Penelitian Evaluasi Program Transmigrasi
Swakarsa,
di Jawa Tengah (1985), Survai Keadaan Sosial
Ekonomi Masyarakat di Daerah yang Terkena Pembangunan Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah (1987), Base Line Survai Pengembangan Industri di Jawa Tengah (1988).
Penulis menikah dengan Agnes Widanti SH.CN., dan telah dikaruniai dua orang anak,
Widhiyanto SE.
yang pertama :
I. Gatot
Kini sedang menyelesaikan studi pada Pro-
gram Magister Manajemen
di Universitas Diponegoro,
dan
adiknya A. Ari Widhiyanto ST Arst. baru saja menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur.
Ber-
sama dengan keluarga, penulis tinggal di J1. Erlangga Barat VI/5, Semarang 50241, Telepon (024) 313865.
Penulis
xiv
.
UCAPAN TERIMAKASIH
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, disertasi dengan
judul : "Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatani,"
lis selesaikan pada waktunya.
berhasil penu-
Studi ini merupakan
rat dalam rangka memperoleh gelar Doktor pada
sya-
Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Terselenggaranya studi ini berkat dukungan dari berbagai kemudahan belajar dari IPB, bantuan dana dari berbagai sumber, berbagai bantuan dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian, dan akhirnya kemudahan dalam analisis dan penulisan disertasi yang dipandu oleh komisi
pembimbing
.
Kepada Bapak Prof. Dr. H. R. Margono Slamet selaku
Ketua Komisi Pembimbing serta Bapak-bapak anggota Komisi
Pembimbing, yaitu : Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc.,
Prof. Dr. Pang S. Asngari, Dr. Ign. Djoko Susanto Hadiwinoto, SKM., dan Prof. Dr. Ir. H. Darwis S. Gani, MA., penulis mngucapkan terimakasih atas ketekunan dan kesabaran beliau dalam menyiapkan penulis sampai dengan penyelesaian disertasi.
Terimakasih kepada Prof. Dr. Sa-
jogyo dan Dr. Ir. A. Soedradjat Martaamidjaja dari Pusat
Penyuluhan Pertanian
yang memberikan berbagai
nasihat,
khususnya sebagai penguji luar komisi pada ujian promosi.
Terimakasih kepada Ir. Surachman Martasasmita, MSc.,
selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran, Ir. Suparman M. selaku Sekretaris Pembina Harian Bimas Kanwil Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Soedarno B.St.
selaku Kepala Bidang Statistik Produksi,
Jawa Tengah,
BPS Perwakilan
dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wono-
giri, Klaten dan Wonosobo atas pemberian data dan informasinya.
wan-kawan,
Terimakasih kepada Drs. Tri Murtono beserta kayang tak kenal lelah dan ulet membantu dalam
pengumpulan data.
Terimakasih
disampaikan kepada
Drs. Wiratno, MSc.
dan Drs. Her Basuki, yang telah membantu dalam penggunaan
fasilitas komputer dan pengolahan data pada
Penelitian Universitas Diponegoro,
Lembaga
sehingga mempercepat
diselesaikannya disertasi ini.
Terimakasih yang membantu mendukung dana, yakni Tim
Manajemen Program Doktor (TMPD), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Terimakasih kepada
Prof. Ir. Eko Budi-
hardjo, MSc., selaku Rektor Universitas Diponegoro, Prof.
Dr. Muladi, SH. sebagai mantan Rektor Universtas Diponegoro Prof. Dr. Suyudi selaku Dekan Fakultas Ekonomi, dan
Prof. Dr. Suwito selaku Direktur Magister Manajemen
kultas Ekonomi,
ga
Pengabdian
Fa-
Drs. Warno HS., MS. selaku Ketua Lembapada Masyarakat
Universitas
Diponegoro
atas segala dorongan dan bantuannya selama penulis menyelesaikan studi di IPB.
Terimakasih kepada ayahanda R. Soetjitro Tjitroprasetjo (alm) dan ibunda Mustini Soetjitro (alm) yang
te-
lah lama tiada, kiranya disertasi ini sebagai bagian dari perwujudan bakti penulis.
Penghargaan tersendiri
dan terimakasih buat isteri
dan anak-anak tercinta Widanti, Gatot dan Ari yang telah
banyak berkorban dan berbagi beban dalam mengurus keluarga, dan menyisihkan sebagian uang belanja untuk keperluan penulis selama menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor.
Semoga disertasi ini bermanfaat bagi mereka yang haus akan ilmu dalam mengisi hidupnya dengan amal
an,
kebajik-
dan khususnya bagi masyarakat petani yang masih ber-
juang untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Akhir Agustus 1998.
Penulis.
xvii
Halaman
....................
RIWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . .
UCAPAN TERIMAKASIH . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . .
Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RINGKASAN
.............
Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . .
TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengertian Kelompok . . . . . . . . . . . .
Jenis-jenis Kelompok . . . . . . . . . . . .
Dinamika Kelompok . . . . . . . . . . . . .
Unsur-unsur Dinamika Kelompok . . . . . . .
Kelompok Petani . . . . . . . . . . . . . .
Fungsi Kepedmpinan . . . . . . . . . . . .
Fungsi Penelitian . . . . . . . . . . . . .
Fungsi Penyuluhan dan Infomasi . . . . . .
Fungsi Pelayanan . . . . . . . . . . . . . .
iii
xiii
xv
X X ~
xxvi
1
Tujuan Penelitian
54
Halaman
Fungsi Pengaturan
.............
Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
................
Pemberdayaan Petani . . . . . . . . . . . .
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS . . . . . . . . .
Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . .
Asumsi Penelitian . . . . . . . . . . . . .
Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . .
Definisi Operasional . . . . . . . . . . . .
METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . .
Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . .
Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . .
Peubah dan Pengukurannya . . . . . . . . . .
Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . .
Kesahihan dan Keterhandalan . . . . . . . .
Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . .
HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . .
Gambaran Umum Daerah . . . . . . . . . . . .
..........
Kemandirian Petani . . . . . . . . . . . . .
Pemberdayaan Petani . . . . . . . . . . . .
Karakteristik Pribadi dan
Karakteristik Ekonomi Petani . . . . . . . .
Ketangguhan Berusahatani
xix
130
130
149
156
169
225
Halaman
Dinamika Kelompok
.............
249
Kompilasi Hasil Analisis dan
Pembahasan serta Hubungan Kausal Parameter Model Teoritis
.......
262
Pengujian Model Teoritis Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani
dan Ketangguhan Berusahatani
.......
265
Pembenahan Penyelenggaraan
Fungsi-Fungsi dalam Sisten
Penyuluhan
................
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . .
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . .
296
.................
306
DAFTAR PUSTAKA
281
296
Halaman
Tabel
Teks
Kelompok Tani Berdasarkan Tingkat
Kemampuan Kelompok di Propinsi Dati I Jawa Tengah, Tahun 1995
.....
Kerangka Sampel dan Unsur-unsurnya . .
Indikator dan Parameter Dinamika
Kelompok Tani
............
Indikator dan Parameter Dinamika
Belajar
...............
Indikator dan Parameter Kedinamisan Berusahatani
..........
Indikator dan Parameter Kedinamisan Kerjasama
...........
Indikator dan Parameter Karakteristi& Pribadi . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Karakteristik Ekonomi . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Kemandirian
Petani . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Ketangguhan
Berusahatani . . . . . . . . . . . . .
Hasil Uji Keterhandalan Kuesioner.
..
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Ngadirojo, Kab. Wonogiri, Tahun 1994
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan Ngadirojo
................
xxi
Halaman
Teks
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Polanharjo, Kab. Klaten. Tahun 1994
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan Polanharjo
...............
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Kejajar, Kab. Wonosobo, Tahun 1994 ,
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan
Kejajar
...............
Keragaan Indikator Ketangguhan Petani dalam Berusahatani Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Tingkat Ketangguhan Berusahatani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Keragaan Indikator Kemandirian Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Kemandirian Petani Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Kemandirian Petani dan
Indikatornya terhadap Ketangguhan Berusahatani
..........
Keragaan Indikator Kedinamisan Belajar Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Kedinamisan Belajar Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemapuan Kelompok
..........
xxii
Tabel
Halaman
Teks
25.
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Proses
Belajar terhadap Kedinamisan
Berusahatani
.............
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Proses
Belajar Terhadap Ketangguhan
Berusahatani
.............
Keragaan Indikator Kedinamisan Berusahatani Berdasar Sentra Produksi
dan Tingkat Kemampuan Kelompok
....
Tingkat Kedinamisan Berusahatani
Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Keragaan Indikator Kedinamisan Kerjasama Berdasar Sentra Produksi
dan Tingkat Kemampuan Kelompok
....
Tingkat Kedinamisan Kerjasama Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
...........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Kerjasama
terhadap Kedinamisan Berusahatani
..
Keragaan Indikator Pemberdayaan Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Pemberdayaan Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Pemberdayaan Petani terhadap Kemandirian Petani
.......
xxiii
Tabel
Halaman
Teks
35.
Keragaan Indikator Karakteristik
Pribadi Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemapuan Kelompok
..........
Tingkat Karakteristik Pribadi Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
.....
Keragaan Indikator Karakteristik
Ekonomi Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
.........
Tingkat Karakteristik Ekonomi Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
.....
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Pribadi dan
Karakteristik Ekonomi Petani
terhadap Kemandirian Petani
.....
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Pribadi Petani dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Belajar
.........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Ekonomi Petani dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Kerjasama
........
Keragaan Indikator Kedinamisan Kelompok Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat Kemampuan
Kelompok
..............
Tingkat Kedinamisan Kelompok Tani
Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok.
.....
xxiv
Halaman
Tabel
Teks
44.
~ompilasiHasil Analisis Lintasan
Peubah Dinamika Kelompok Tani,
Pemberdayaan Petani, dan Kemandirian Petani terhadap
Ketangguhan Berusahatani
......
Kompilasi Keragaan Peubah/Parameter
Model Teoritis Berdasarkan
Sentra Produksi
...........
Kompilasi Keragaan Peubah/Parameter
Model Teoritis Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kelompok Tani
.....
Matriks Kompilasi Hubungan Kausal
Peubah/Parameter Model Teoritis
Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan
Ketangguhan Berusahatani
......
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian ~etanidan Ketangguhan
Berusahatani
............
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani (sesudah
dimodifikasi)
............
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Teks
1.
Alur penyampaian Teknologi dari
Fungsi Penelitian kepada Petani
Melalui Fungsi Penyuluhan
......
Mekanisme Perencanaan Penelitian
dan Pengkajian Teknologi
Pertanian
..............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian
Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian
Petani dan Ketangguhan Berusahatani, beserta parametenya
.....
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kemandirian Petani dan
Subpeubahnya terhadap Peubah
Ketangguhan Berusahatani
......
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Belajar
terhadap Peubah Kedinamisan Berusahatani
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Belajar
terhadap Peubah Ketangguhan Berusahatani
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Kerjasama
terhadap Peubah Ketangguhan
Berusahatani
............
xxvi
Halaman
Gambar
Teks
9.
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Pemberdayaan Petani
terhadap Peubah Kemandirian Petani
.............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Karakteristik Pribadi
dan Karakteristik Ekonomi
Petani terhadap Kemandirian Petani
.............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Karakteristik Pribadi Petani
dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Belajar
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Karakteristik Ekonomi
Petani dan Subpeubahnya
terhadap Kedinamisan
Kerjasama
..............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Kelompok dan
Subpeubahnya, Pemberdayaan Petani, dan Kemandirian Petani
terhadap Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani (sesudah di
modifikasi)
.............
xxvii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bersamaan dengan diawalinya PJP I1 pada tahun 1994,
perubahan lingkungan global telah memasuki tahap operasional.
Dengan diterapkannya General Agreement on Ta-
riffs and Trade (GATT),
diberlakukannya perdagangan be-
bas di kawasan Asia Pasifik melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan adanya kesepakatan negara-ne-
gara
Asia-Tenggara dalam
bentuk
Asean Free Trade Area
(AFTA), maka sebagai konsekuensi logis hampir tidak ada
lagi pembatas pengaruh dari adanya globalisasi ekonomi
tersebut, kecuali batas-batas kedaulatan suatu negara.
Keterbukaan ekonomi sebagai akibat globalisasi ekonomi dunia menciptakan kondisi yang lebih menuntut adanya tingkat
efisiensi yang lebih tinggi, dan timbulnya
tantangan persaingan yang ketat terhadap berbagai
komo-
ditas Indonesia dari komoditas yang dihasilkan negara
lain.
Implikasinya kualitas menjadi bagian yang sangat
penting dari setiap komoditas yang akan dipasarkan.
Munculnya kawasan Asia-Fasifik sebagai kekuatan ekonomi baru, merupakan potensi pasar bagi produk pertanian
Indonesia dimasa mendatang.
Secara geografis Indonesia
berada pada posisi strategis yang menguntungkan, dbbandingkan negara-negara pemasok lain untuk kawasan ini.
2
Keadaan
tersebut merupakan
tantangan dan
juga peluang
bagi sektor pertanian, dan khususnya bagi para petani di
Indonesia.
Mereka dalam berusahatani dituntut tidak sa-
ja berorientasi pada produk yang dibutuhkan pasar, tetapi juga mampu menciptakan pasar, serta mampu bersaing dengan produk pertanian negara lain dalam mutu,
vitas, dan efisiensi.
produkti-
Petani tidak lagi sepenuhnya da-
pat menghandalkan proteksi
dan subsidi dari pemerintah;
mereka harus lebih mandiri dan tangguh dalam berusahatanit
serta harus mampu bersaing di pasar domestik maupun
internasional.
Sejauh mana keberdayaan petani Indonesia
untuk mengantisipasi peluang pasar, dan tantangan persaingan ekonomi global ?
Menurut Soewardi (1987), petani yang selama ini hanya memiliki pilihan sempit pada paket program
pemerin-
tah dan lebih berorientasi pada sikap menunggu petunjuk,
ha1 ini menyebabkan mereka kehilangan kekuatan untuk mandiri dan lebih menunjukkan ketergantungannya yang sangat
kuat pada kekuatan dari luar.
Margono Slamet (1995) me-
ngungkapkan bahwa ketergantungan tersebut tidak hanya dalam ha1 mendapatkan informasi, tetapi juga dalam membuat
keputusan-keputusan.
Pendapat tersebut dibantah oleh Ab-
bas (1995) bahwa petani nyatanya tetap bersemangat untuk
melaksanakan paket program pemerintah dan kemandiriannya
3
tetap terjaga.
Bungaran Saragih (1992) menjelaskan bah-
wa kemampuan petani di bidang teknik produksi telah
me-
ningkatkan produksi dan produktivitas usahataninya,
te-
tapi pendapatan yang diperoleh tidaklah besar.
GBHN 1993 mengisyaratkan tentang pentingnya pengem-
bangan sumberdaya manusia ini,
dengan menetapkan
titik
berat PJP I1 diletakkan pada bidang ekonomi seiring
ngan peningkatan kualitas
dan mandiri.
tif
sumberdaya manusia yang
demaju
Sejalan dengan kebijakan tersebut perspek-
kebijakan pembangunan pertanian pada Pelita VI
di-
arahkan sebagai peletakan dasar peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian yang mandiri, untuk mewujudkan
pertanian yang maju dan tangguh (Anonim, 1993).
Kemandirian dimaksudkan sebagai perwujudan kemampuan seseorang
dalam
untuk memanfaatkan potensi dirinya sendiri
memenuhi kebutuhan hidupnya,
yang dicirikan oleh
kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa kemandirian akan memungkinkan seseorang meningkatkan kualitas dirinya yang mencakup aspek kualitas hidup, kerja, karya, dan pikir (Hubeis, 1992).
Margono Slamet (1995) menekankan bahwa un-
tuk menumbuhkan dan membina kemandirian petani, perlu diarahkan agar mereka dengan kekuatan dan kemampuan
diri-
nya bekerjasama untuk mencapai segala yang dibutuhkan.
4
Kemandirian petani
adalah suatu kondisi yang dapat
di-
tumbuhkan melalui proses pemberdayaan (empowerment), yakni pemberian kekuatan atau daya.
Pemberdayaan petani di-
pandang penting karena dalam pembangunan pertanian,
tani
pe-
merupakan sumberdaya pembangunan yang berperan se-
bagai pelaku utama dalam mengembangkan usahataninya.
Menurut Bryant dan White (1982),
pemberdayaan
maksudkan sebagai (1) pemberian kesempatan untuk
di-
secara
bebas memilih berbagai alternatif dan mengambil keputusan, sesuai dengan tingkat kesadaran, kemampuan,
dan ke-
inginan mereka; dan (2) pemberian kesempatan belajar dari keberhasilan
dan kegagalannya
terhadap perubahan,
dalam memberi
sehingga mampu untuk
respon
mengendalikan
masa depannya.
Kalau pada masa lalu
dengan melimpahnya sumberdaya
manusia dan faktor alam di sektor pertanian, dapat dijadikan keunggulan komperatif, maka saat ini dan masa-masa
yang akan datang tersedianya sumberdaya manusia yang melimpah belumlah cukup, tetapi harus disertai dengan kualitas yang tinggi yang memiliki keunggulan kompetitif.
Sehubungan dengan itu
Mosher (Leagans dan Loomis, 1971)
.,
menekankan bahwa dalam pembangunan pertanian, yang sifatnya mendasar adalah perubahan perilaku petani agar
pu mengembangkan usahataninya.
Petani perlu
mam-
dilibatkan
5
dalam suatu proses belajar agar mampu mengetahui dan memanfaatkan peluang-peluang untuk meningkatkan
pendapat-
an, serta memperbaiki kualitas kehidupannya.
Mengacu
petani
pada konsep-konsep tersebut,
pemberdayaan
ke arah kemandirian untuk mewujudkan ketangguhan
berusahatani,
merupakan kondisi yang dapat
melalui penyuluhan,
ditumbuhkan
yakni meningkatkan kemampuan petani
untuk dapat menentukan sendiri pilihannya dan memberikan
respon yang tepat terhadap berbagai perubahan,
sehingga
mampu mengendalikan masa depannya, dan memiliki dorongan
untuk
bertindak mandiri.
Menurut Kartasapoetra (1988),
penyuluhan pembangunan pertanian merupakan sistem pendidikan nonfomal untuk mengubah perilaku petani,
dan ke-
luarganya agar mereka tahu, mau dan mampu memecahkan masalahnya dalam meningkatkan pendapatan dari usahataninya
dan tingkat kehidupannya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut menurut
et a1.(1987),
dan Gibson et al. (1988) dapat
melalui lembaga atau kelompok yang mewadahi
masyarakat.
Barker
dilakukan
pembangunan
Menurut Abbas (1995) kelompok tani mempu-
nyai potensi untuk berperan sebagai : (1) wahana belajar
mengajar, (2) unit produksi usahatani dan (3) wahana kerjasama dalam mengatasi berbagai tantangan
dan hambatan.
6
Kincaid dan Yum (1976) menunjukkan keuntungan
dalam kelompok,
yakni pekerjaan akan lebih cepat.
Wong (1979) memberikan beberapa
perlunya
kerjasama
kelompok dalam
alasan yang
John
mendukung
pengelolaan usahatani,
antara
lain untuk mengatasi hambatan institusional, pemanfaatan
sistem irigasi secara lebih optimal,
modal, dan pengendalian ekosistem.
lamannya,
pemanfaatan barang
Dari beberapa penga-
Adjid (1981) mengakui bahwa dalam sejarah ke-
berhasilan swasembada beras, terbukti kelompok tani berfungsi
sebagai sarana yang menghasilkan
kondisi sosial
psikologis yang mendorong tumbuhnya kepekaan,
daya kreatif dan inovatif,
tanggung jawab,
nanggapi
setiap
prakarsa,
motivasi, solidaritas,
rasa
dan partisipasi para anggota untuk
permasalahan yang timbul
me-
dalam penye-
lenggaraan usahataninya.
Kondisi semacam itu tidak dengan sendirinya
muncul
akan tetapi dalam banyak ha1 harus dengan sengaja ditumbuhkan
melalui dinamika kelompok tani.
berperannya
kelompok dalam
Untuk menunjang
pemberdayaan petani,
perlu
adanya pembenahan kebijakan penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan pertanian.
sebut menurut
Havelock (1969) dan Prabowo Tjitropranoto
(1990) meliputi
dan fungsi
Fungsi-fungsi ter-
fungsi penelitian,
fungsi
penyuluhan,
usahatani yang dalam ha1 ini adalah kelompok
7
tani sebagai pengguna ide baru.
Lippitt dan White (1969)
mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan kelompok, merupakan faktor penting yang mewarnai kinerja kelompok.
Pen-
dapat ini diperkuat oleh Likert (1953) yang membuktikan
adanya hubungan yang erat
efektifan kelompok.
antara kepemimpinan,
dan ke-
Cartwright dan Zander (1968) menya-
takan bahwa kepemimpinan kelompok dapat dipandang
seba-
gai segala ha1 yang membantu kelompok untuk mencapai hasil yang optimal.
Lionberger dan Gwin (1982) menambah-
kan dibutuhkan fungsi yang berperan dalam pelayanan sarana produksi.
Mubyarto (1983) menekankan pentingnya fung-
si pengaturan,
dalam kaitannya dengan peran
koordinasi
dan penentuan kebijakan pembangunan suatu wilayah.
Atas
dasar perubahan-perubahan yang terjadi selama ini, serta
tantangan-tantangan yang dihadapi masa kini dan masa mendatang,
lu
maka penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut per-
disesuaikan ke arah penciptaan iklim kebijakan
menunjang
upaya pemberdayaan petani agar
yang
lebih mandiri
dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Junus J a m i e (1994) antara lain menyarankan
strategi
penyuluhan pembangunan pertanian
bahwa
di Indonesia
tidak bisa dilakukan hanya dengan satu macam atau secara
nasional, hendaknya didasarkan pada wilayah perkembangan
7
tani sebagai pengguna ide baru.
Lippitt dan White (1969)
mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan kelompok, merupakan faktor penting yang mewarnai kinerja kelompok.
Pen-
dapat ini diperkuat oleh Likert (1953) yang membuktikan
adanya hubungan yang erat
efektifan kelompok.
antara kepemimpinan,
dan ke-
Cartwright dan Zander (1968) menya-
takan bahwa kepemimpinan kelompok dapat dipandang
seba-
gai segala ha1 yang membantu kelompok untuk mencapai hasil yang optimal.
Lionberger dan Gwin (1982) menambah-
kan dibutuhkan fungsi yang berperan dalam pelayanan sarana produksi.
Mubyarto (1983) menekankan pentingnya fung-
si pengaturan,
dalam kaitannya dengan peran
koordinasi
dan penentuan kebijakan pembangunan suatu wilayah.
Atas
dasar perubahan-perubahan yang terjadi selama ini, serta
tantangan-tantangan yang dihadapi masa kini dan masa mendatang,
lu
maka penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut per-
disesuaikan ke arah penciptaan iklim kebijakan
menunjang
upaya pemberdayaan petani agar
yang
lebih mandiri
dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Junus Jarmie (1994) antara lain menyarankan
strategi
penyuluhan pembangunan pertanian
bahwa
di Indonesia
tidak bisa dilakukan hanya dengan satu macam atau secara
nasional, hendaknya didasarkan pada wilayah perkembangan
8
pembangunan pertanian.
Saran tersebut kiranya perlu di-
pertanyakan : "berdasar wilayah perkembangan pembangunan
pertanian, ataukah seharusnya berdasar tingkat kemandirian, dan ketangguhan petaninya ?"
Berdasarkan pemikir-
an-pemikiran tersebut, masalahnya sejauh manakah tingkat
kemandirian dan ketangguhan petani dalam
berusahatani,
dalam menghadapi peluang pasar, dan tantangan persaingan
yang semakin ketat ?
Bagaimanakah kedinamisan kelompok
dalam pemberdayaan petani untuk mengembangkan kemandirian petani, dan ketangguhannya dalam berusahatani ?
Apa-
kah penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan pembangunan pertanian telah memberikan iklim yang menunjang tujuan tersebut ?
Penelitian ini bertujuan mengkaji berbagai permasalahan tersebut, dan selanjutnya merancang serta menguji
model pengembangan kemandirian petani, dan ketangguhan
berusahatani melalui pemberdayaan petani
yang dibangun
atas dasar teori dinamika kelompok.
Hasalah
Bfasalah Pokok
Telah dikemukakan bahwa
(1) untuk meningkatkan ke-
mandirian petani, dan ketangguhan berusahatani yang utama adalah memberdayakan petani;
(2) pemberdayaan petani
9
dapat diwujudkan melalui penyuluhan ke arah
peningkatan
kedinamisan belajar, kedinamisan berusahatani dan kedinamisan kerjasama, dan (3) kelompok tani dapat berperan sebagai sistem sosial yang dinamis dalam pemberdayaan
pe-
tani untuk mengembangkan kemandirian, dan ketangguhannya
dalam berusahatani.
Dinamika kelompok diartikan sebagai gerak atau
kuatan yang terdapat di dalam kelompok,
ke-
yang menentukan
atau berpengaruh terhadap perilaku kelompok dan anggotanya dalam mencapai tujuan (Jenkins, 1961).
ngan pendapat tersebut Bradford et al.,
Sejalan
de-
(1964) menekan-
kan bahwa melalui dinamika kelompok seseorang akan dapat
diubah atau berubah perilakunya, karena adanya interaksi
sesama anggota.
Menurut Bonner (1953) dinamika kelompok
diwujudkan oleh unsur-unsur yang menyebabkan kelompok hidup,
bergerak aktif dan efektif dalam
mencapai tujuan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka sebagai masalah
pokok penelitian ini adalah :
(1) Model pengembangan sumberdaya manusia
bagaimanakah
yang handal untuk mewujudkan kemandirian petani dan
ketangguhannya berusahatani melalui pemberdayaan petani dalam kelompok, untuk menghadapi tantangan peluang pasar, dan persaingan ekonomi global yang semakin ketat ?
10
(2)
Sejauh manakah
peran kelompok dalam
memberdayakan
petani ke arah peningkatan kemandirian dan
ketang-
guhannya dalam berusahatani ?
(3) Sejauh manakah teori dinamika kelompok mampu menjelaskan upaya peningkatan kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani melalui kelompok tani ?
Masalah Khusus
Berdasar pada masalah pokok tersebut, dijabarkan beberapa masalah penelitian lebih khusus sebagai berikut :
(1) Sejauh manakah keragaan kemandirian petani, dan ke-
tangguhan berusahatani untuk menghadapi sistem
pe-
masaran global, dan persaingan yang semakin ketat ?
(2)
Apakah terdapat perbedaan tingkat kemandirian petanit dan ketangguhannya dalam berusahatani pada berbagai tingkat kemampuan kelompok ?
(3) Apakah terdapat perbedaan tingkat kedinamisan
berbagai tingkat kemampuan kelompok,
pada
ditinjau dari
unsur-unsur dinamika kelompok ?
(4)
Sejauh manakah dinamika kelompok berpengaruh terhadap tingkat ketangguhan petani dalam berusahatani ?
(5)
Sejauh manakah pemberdayaan petani berpengaruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya
berusahatani ?
11
(6) Sejauh manakah kedinamisan proses belajar dalam ke-
lompok berpengaruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani ?
(7) Sejauh manakah kedinamisan berusahatani
berpenga-
ruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani ?
(8) Sejauh
manakah tingkat kedinamisan kerjasama
lompok
berpengaruh
terhadap tingkat
ke-
kemandirian
petani dan ketanggguhannya berusahatani ?
(9)
Sejauh manakah kemandirian petani pengaruh
terha-
dap tingkat ketangguhannya berusahatani ?
(10) Sejauh manakah karakteristik pribadi dan karakteristik ekonomi petani, berpengaruh terhadap tingkat
kemandirian petani dan ketangguhannya dalam berusahatani ?
(11) Penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem
penyu-
luhan pembangunan pertanian bagaimanakah yang
me-
nunjang pencapaian upaya pemberdayaan petani ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Berkaitan dengan masalah-masalah
yang telah
dike-
mukakan, maka secara umum penelitian ini bertujuan :
12
(1) Menghasilkan model pengembangan sumberdaya
yang handal,
untuk mewujudkan
kemandirian
manusia
petani
dan ketangguhannya berusahatani melalui pemberdayaan petani dalam kelompok, untuk menghadapi tantangan peluang pasar dan persaingan ekonomi global yang
semakin ketat.
(2) Mengetahui peranan kelompok dalam pemberdayaan pe-
tani ke arah peningkatan kemandirian dan ketangguhannya berusahatani.
(3) Menguji validitas teori dinamika kelompok dalam menjelaskan perubahan perilaku, ke arah peningkatan kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani melalui kelompok tani.
TUjuan Khusus
(1) Teridentifikasikannya keragaan kemandirian
petani
dan ketangguhan berusahatani dalam menghadapi
tangan peluang pasar,
dan persaingan yang
tan-
semakin
ketat pada sistem ekonomi global.
(2)
Diketahui tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani pada berbagai kemampuan kelompok.
(3)
Diketahui
tingkat kedinamisan
kelompok tani
pada
berbagai tingkat kemampuan kelompok, ditinjau
dari
unsur-unsur dinamika kelompok.
13
Diketahui pengaruh dinamika kelompok terhadap tingkat ketangguhan petani dalam berusahatani.
Diketahui pengaruh pemberdayaan petani terhadap kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui pengaruh kedinamisan proses belajar terhadap kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani
.
Diketahui pengaruh kedinamisan berusahatani terhadap tingkat kemandirian petani, dan ketangguhannya
berusahatani.
Diketahui pengaruh kedinamisan kerjasama
terhadap
tingkat kemandirian petani, dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui pengaruh tingkat kemandirian petani terhadap tingkat ketangguhan dalam berusahatani.
Diketahui pengaruh karakteristik pribadi dan karakteristik ekonomi petani, terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui fungsi-fungsi
sistem penyuluhan
pemba-
ngunan pertanian yang menunjang pemberdayaan petani ke arah kemandirian dan ketangguhannya berusahatani,
dalam menghadapi era globalisasi ekonomi.
14
Manfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi
pengem-
bangan ilmu pengetahuan, dan para praktisi yang berkecipung dalam pengembangan sumberdaya manusia di sektor pertanian.
Lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi :
(1) Perguruan Tinggi
(a) Memberi sumbangan teoritis berupa tambahan khasanah keilmuan di bidang penyuluhan pembangunan.
(b) Sebagai bahan pembanding bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam mengembangkan
sumberdaya manusia petani selaku subyek
dalam
pembangunan sektor pertanian.
(c) Mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa dalam lingkup sektor nonpertanian.
(2)
Pemerintah dan Pihak terkait
(a) Sebagai bahan
pertimbangan untuk
penyesuaian
kebijakan dalam meningkatkan pelayanan, dan pengaturan untuk mengembangkan kualitas
daya manusia petani selaku subyek
sumber-
pembangunan
di sektor pertanian.
(b) Memberikan kejelasan kepada
pihak-pihak
yang
terkait untuk mengambil sikap serta menentukan
15
pilihan, dan bertindak sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya, untuk berpartisipasi mengembangkan kualitas sumberdaya manusia petani selaku
subyek pembangunan di sektor
sesuai tuntutan pembangunan.
pertanian,
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kelompok
Kelompok bukan hanya sekedar kumpulan
orang-orang.
Iver dan Page (1961) mengartikan kelompok sebagai
suatu
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
ber-
sama.
Soekanto (1987) mempertanyakan apakah setiap him-
punan manusia dapat dinamakan kelompok ?
Menurut Homans
(1950), dan Bonner (1953) kelompok adalah sejumlah orangorang yang saling melakukan interaksi, dan proses interaksi inilah yang membedakan kelompok dengan sekedar kumpulan
orang-orang.
Sejalan
dengan itu,
Lewin (1951),
Fiedler (1967), Cartwright dan Zander (1968), dan Wiriaatmadja (1971) mengemukakan bahwa kelompok adalah kumpulan manusia, dua orang atau lebih, menunjukkan saling ketergantungan, dengan pola interaksi yang nyata.
Cartwright dan Zander (1968) beranggapan bahwa, interaksi adalah salah satu bentuk aktual dari saling
ke-
tergantungan dan merupakan unsur utama
ke-
lompok.
terwujudnya
Sherif dan Sherif (1956) mengartikan
kelompok
sebagai suatu unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu dengan kedudukan tertentu,
memiliki hubungan pe-
ranan antara satu dengan lainnya, dan seperangkat nilainilai atau norma yang mengatur perilaku anggotanya.
McDavid dan
Harari (1968) memandang
kelompok
sebagai
17
suatu sistem pengorganisasian dari dua individu atau lebih,
yang saling mengadakan hubungan memiliki mekanisme
hubungan peranan yang baku dengan seperangkat norma yang
mengatur fungsi kelompok dan anggotanya.
Kedua definisi
tersebut walaupun cara memandangnya berbeda,
sat perhatiannya adalah sama pada
lompok.
Cattel (1951),
tetapi pu-
pengorganisasian
Bass (1960), dan Reitz
ke-
(1977)
mengartikan kelompok bertolak dari terminologi motivasi;
dikemukakan bahwa
kelompok merupakan kumpulan
manusia,
terdiri dua orang atau lebih yang saling berhubungan, dengan tujuan pemenuhan kebutuhan masing-masing anggotanya,
Pendapat
yang memberikan
dikemukakan
tekanan pada unsur
Gunardi (1976),
yang mengartikan
sebagai dua atau lebih individu,
kesamaan,
kelompok
mempunyai beberapa ke-
samaan obyek perhatian, berinteraksi secara mantap, bersama-sama menyusun struktur
dan bekerjasama dalam
men-
capai tujuan.
Smith (1945),
Bales (1950),
mengemukakan unsur persepsi,
maupun
Thelen (1959)
dan tindakan bersama untuk
membedakan anggota dan bukan anggota kelompok,
an
Berkait-
dengan konsep-konsep tersebut Hare (1962) memberikan
ciri-ciri yang membedakan kelompok dengan sekedar kumpulan orang-orang.
Ciri-ciri tersebut adalah (1) para ang-
gota kelompok mengadakan interaksi satu sama lain
dalam
18
kelompok, (2) mempunyai tujuan
yang memberi arah
gerak
kelompok dan anggotanya untuk mencapainya, (3) membentuk
norma-norma yang mengatur ikatan dan aktivitas
(4) mengembangkan status dan peranan,
serta
jaringan ikatan perorangan dalam kelompok.
anggota,
(5) adanya
Sedangkan Ho-
mans (1950) mengemukakan tentang teori kelompok berdasar
hasil analisis tipe kelompok kecil, yakni (1) interaksi,
(2) sentimen, (3) aktivitas dan (4) kedudukan dalam sis-
tem eksternalnya.
White dan Lippitt (Cartwright dan Zander, 1968) memberikan saran bahwa untuk mempelajari kehidupan kelompok
sebagai suatu konsepsi,
hendaknya ditekankan pada aspek
(1) interaksi, (2) struktur, (3) kekompakan, (4) aktivi-
tas
dan (5) kepemimpinan.
Unsur-unsur yang dikemukakan
tersebut mencerminkan perilaku kelompok.
Jenis-jenis Kelompok
Olmsted (1959), dan Cooley (Gerungan, 1972) memandang kelompok dari tingkat keeratan hubungan kebersamaan
dan
membedakannya menjadi (a) kelompok primer,
kelompok sekunder.
dan (b)
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa yang
dimaksud :
(a) Kelompok Primer adalah kumpulan orang-orang yang saling kenal-mengenal satu sama lain,
sering bertemu
19
tatap muka bergaul akrab dalam waktu yang cukup lama, kerjasama tanpa perantara dan berbagi perasaan.
(b) Kelompok Sekunder
adalah kumpulan orang-orang yang
jarang bertemu tatap muka, berhubungan hanya sepintas atau dengan perantara, dan kurang keakrabannya.
Pendapat Olmsted
dan Colley,
dibantah oleh
Davis
(1960) bahwa hubungan saling kenal, sering bertemu tatap
muka, belum cukup menerangkan persyaratan penting adanya
kelompok primer.
Sebagai persyaratan yang sangat
pen-
ting adalah (a) anggota-anggota kelompok berdekatan, dan
saling
mengenal secara fisik
dan psikis,
(b) kelompok
itu kecil, dan (c) ada kelanggengan hubungan.
Dari proses pembentukan dan strukturnya, Soedijanto
( 1980)
, maupun
~ardikanto( 1993 ) membedakan (a) kelompok
formal, dan (b) kelompok informal.
Makna
dari
konsep-
dibentuk dengan menqikuti
pedoman
konsep tersebut adalah sebagai berikut :
(a) Kelompok Formal
atau aturan-aturan tertentu,
serta memiliki struk-
tur jelas yang menggambarkan kedudukan, dan peranan
masing-masing individu yang menjadi anggotanya, dan
pembentukan kelompok tersebut sering dinyatakan dengan tegas secara tertulis (Shaw, 1979).
(b) Kelompok Informal dibentuk tanpa melalui
tertentu,
struktur
dan pembagian tugas
ketentuan
pada para
20
anggota tidak pernah diatur secara jelas.
Kelompok
yang demikian biasanya terbentuk karena adanya pertemuan-pertemuan yang terjadi berulangkali, dan berdasar pengalaman yang sama, dan kepentingan yang sama pula (Soedijanto, 1980).
Berdasarkan bentuk hubungan antar anggotanya
mencapai tujuan bersama,
kan kelompok menjadi
dalam
Margono Slamet (1978) membeda-
(a) kelompok interacting,
KEMANDIRIAN
"
,t
..,
'
f5
.*;':
PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
"Memasuh malaning Bumi...
Mangasah mingising Budi
.
Untuk Istri dab anakanakku tercinta :
Widanti, Gatot dan Ari.
F.X.
SOEBIYANTO.
"Peranan Kelompok dalam
Mengembangkan
Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatanin (di bawah
bimbingan Margono Slamet selaku Ketua,
dan Prabowo
Tjitropranoto, Pang S. Asngari, Djoko Susanto Hadiwinoto,
serta Darwis S. Gani, masing-masing sebagai anggota).
Keterbukaan ekonomi sebagai konsekwensi diterapkannya
kesepakatan General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT), diberlakukannya perdagangan bebas di kawasan Asia
Pasifik melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
dan adanya kesepakatan negara-negara Asia-Tenggara dalam
bentuk Asean Free Trade Area (AFTA),
cepat ataupun lam-
bat akan berakibat timbulnya persaingan yang ketat
ter-
hadap berbagai komoditas Indonesia di pasar dalam negeri
maupun di pasar internasional.
Pada sisi yang lain mun-
culnya kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia Pasifik tersebut merupakan peluang pasar bagi produk pertanian
In-
donesia di masa mendatang.
Keadaan tersebut merupakan tantangan dan juga peluang bagi sektor pertanian, dan khususnya bagi para petani di Indonesia.
Petani dalam berusahatani dituntut ti-
dak saja berorientasi paaa produk yang dibutuhkan pasar,
tetapi juga mampu menciptakan pasar,
ing dalam mutu,
serta mampu bersa-
dengan produk pertanian negara lain.
Jpetani tidak lagi dapat berlindung melalui proteksi
petani harus mandiri dan tang-
subsidi dari pemerintah,
guh dalam berusahatani.
dan
Menurut Soewardi (1987), petani
yang selama ini hanya memiliki pemilihan sempit pada paket program pemerintah, lebih berorientasi pada sikap menunggu petunjuk,
kekuatan
ha1 ini menyebabkan mereka
untuk mandiri dan lebih menunjukkan
kehilangan
ketergan-
tungannya pada pihak luar.
Kemandirian petani untuk mewujudkan ketangguhan berusahatani adalah kondisi yang dapat ditumbuhkan
melalui
proses pemberdayaan (empowerment), yakni pemberian kekuatan atau daya.
Pemberdayaan ke arah kemandirian petani
untuk mewujudkan ketangguhan berusahatani dapat
dilaku-
kan melalui penyuluhan yakni dalam bentuk perubahan
pe-
rilaku.
&Kelsey dan Hearne (1955) dan Jedlicka (1977) menya-
I
takan bahwa penyampaian ide baru kepada masyarakat pede..
---_
saan lebih efektif bila memanfaatkan potensi kelompok.
J
Menurut Abbas (1995), kelompok tani memiliki potensi ber-
-
peran sebagai : (1) unit produksi usahatani untuk mencapai skala ekonomi yang menguntungkan, (2) wahana belajar
iv
-
untuk saling berinteraksi, dan (3) wahana kerjasama
tara anggota kelompok,
an-
antar kelompok serta pihak-pihak
lain.
Dalam pemberdayaan petani kearah kemandirian, maka
ketiga potensi peranan kelompok
perlu
petani tersebut di atas
difungsikan secara serasi,
mendukung, dan dinamis.
dengan sendirinya muncul,
dalam keadaan
saling
Beberapa kondisi tersebut tidak
dalam banyak ha1 harus dengan
sengaja ditumbuhkan melalui kedinamisan kelompok.
Dalam
ha1 ini Adjid (1992) mengemukakan bahwa proses perubahan
perilaku yang berkesinambungan memerlukan stimulasi dan
motivasi yang lahir dari proses interaksi anggota masyarakat itu sendiri.
Kerangka berpikir ini dibangun
berlandaskan
dinamika kelompok, juga dimaksudkan untuk
teori
menguji vali-
ditas teori tersebut dalam menjelaskan perubahan perilaku petani ke arah kemandirian,
berusahatani.
dan ketangguhannya dalam
Bradford et a1.(1964) menyatakan bahwa me-
lalui dinamika kelompok seseorang dapat berubah atau diubah
konsepsi dan perilakunya,
sesama anggota.
karena adanya interaksi
Jenkins (1961) menyatakan bahwa dinami-
ka kelompok merupakan kekuatan atau gerak yang
terdapat
di dalam
perilaku
kelompok,
yang berpengaruh terhadap
kelompok dan anggota dalam mencapai tujuan bersama.
Bon-
ner (1953) mengemukakan bahwa dinamika kelompok diwujudkan oleh unsur-unsur yang menyebabkan suatu kelompok hidup, bergerak, aktif dan efektif dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, sebagai masalah pokok penelitian ini adalah :
sumberdaya
I8Model pengembangan
manusia bagaimanakah yang sesuai dan
handal
untuk mewujudkan kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani , melalui kelompok dalam menghadapi peluang pasar, dan persaingan ekonomi global yang semakin ketat ?"
Bertolak dari masalah tersebut, dikemukakan hipotesis penelitian
sebagai berikut : "Kedinamisan kelompok
yang mengarah pada pemberdayaan petani
perpaduan kedinamisan proses belajar,
ditunjukkan oleh
kedinamisan beru-
sahatani dan kedinamisan kerjasama kelompok, akan meningkatkan kemandirian petani dan ketangguhannya dalam
usahatani."
ber-
Berkaitan dengan masalah yang telah dikemu-
kakan, secara umum penelitian ini bertujuan : (1) menge-c
tahui peranan kelompok dalam pemberdayaan petani ke arah
peningkatan kemandirian dan ketangguhannya berusahatani;
(2) menghasilkan model pengembangan
sumberdaya
manusia
yang handal untuk mewujudkan kemandirian petani dan
tangguhannya
berusahatani melalui
pemberdayaan
ke-
petani
dalam kelompok;
mika kelompok
arah
serta (3) menguji validitas teori dina-
dalam menjelaskan perubahan perilaku,
peningkatan kemandirian petani
berusahatani-'*melaluikelompok tani
dan ketangguhannya
.
Penelitian dilakukan di Jawa Tengah dengan
bil
ke
sampel kelompok-kelompok tani yang mewakili
mengamsentra
produksi palawija, sentra produksi padi, dan sentra produksi sayuran.
Pengambilan sampel dilakukan dengan tek-
nik strata gugus bertahap (multistage stratified cluster
sampling),
Sebagai unit analisis adalah individu petani
anggota dan pengurus kelompok tani, berjumlah 540 orang.
Penelitian dipandu dengan kuesioner, untuk mengetahui keterhandalannya dilakukan dua kali penelitian
dahuluan.
pen-
Pertama : tanggal 1-20 Desember 1996 di Kabu-
paten Wonosobo (keterhandalan 0.7792-0.9648);
pada tanggal 10-31
Januari 1997
(keterhandalan 0.7768-0.9177).
di
dan Kedua :
Kabupaten Magelang
Penelitian diselenggara-
kan mulai bulan Maret-Desember 1917 di Kabupaten Wonogiri mewakili sentra
produksi palawija,
Kabupaten Klaten
mewakili sentra produksi padi, dan Kabupaten Wonosobo mewakili sentra produksi sayuran.
Penelitian
research,
ini lebih mendekati bentuk
explanatory
yakni suatu penelitian s u w a i yang bertujuan
vii
menjelaskan
hubungan dan pengaruh antar peubah
melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendy, 1989).
tuk
mengetahui hubungan
kausal antar peubah
analisis statistik model regresi ganda.
digunakan
Untuk
dari penarikan kesimpulan yang menyesatkan,
Un-
menghin-
maka anali-
sis regresi ganda dikombinasikan dengan regresi bertahap
dan penggunaan model analisis lintasan (path analysis model) (Kerlinger dan Pedhazur, 1973).
Bertolak dari hasil analisis dan pembahasan,
bebe-
rapa kasus di lapangan dan pustaka yang mendukung
dipe-
roleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :
(1) Adanya faktor eksternal
yang berpengaruh
terhadap
unsur-unsur pembentuk dinamika kelompok, antara lain
motivasi berkelompok karena diwajibkan
kurang
diikut sertakannya anggota dalam
pamong,
penentuan
dan pencapaian tujuan, serta pembinaan kelompok tidak mencerminkan proses mendidik, maka dinamika kelompok
pengaruhnya kecil
dan tidak nyata terhadap
upaya peningkatan kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani, apabila tanpa melalui pemberdayaan
petani
(2)
.
Kelompok tani baru mampu mewujudkan potensi
nya
sebagai unit produksi usahatani,
viii
peran-
tetapi belum
/
mampu
untuk
mewujudkan
wahana belajar,
potensi
perannya sebagai
dan kerjasama ekonomi petani yaknii
masih terbatas di bidang produksi,
(3)
-I
1
Model teoritis peranan kelompok dalam mengembangkan
kemandirian petani dan ketangguhannya dalam berusahatani yang telah teruji dan dimodifikasi
memiliki
kehandalan nyata untuk menjelaskan fenomena yang diamati
(4)
.
Penyuluhan pertanian yang tidak dialogis
(dipaksa,
terpaksa dan terbiasa) hanya akan menghasilkan faktor produksi yang berujud manusia petani yang tidak
kreatif,
tidak memiliki aspirasi dan wawasan kede-
pan, serta sikap ketergantungan,
(5)
Penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan
pertanian,
petani
kurang menunjang upaya pemberdayaan
ke arah kemandirian
dan ketangguhan
dalam
berusahatani.
Memperhatikan beberapa kesimpulan penelitian tersebut di atas maka disarankan :
(1) Untuk aengantisipasi era globalisasi ekonomi,
perlu adanya upaya pemberdayaan petani melalui
maka
pe-
nyuluhan yakni memberikan kekuatan atau daya dengan
meningkatkan kemampuan petani untuk dapat menentukan
,-
sendiri pilihannya dan memberikan respons yang
pat terhadap berbagai pengaruh perubahan,
te-
sehingga
lebih mandiri dan tangguh dalam berusahatani.
(2)
Penyuluhan
ke arah peningkatan
kemandirian petani
dan ketangguhannya berusahatani intensitasnya perlu
ditingkatkan, dan dilakukan dengan memfungsikan peran kelompok tani sebagai wahana belajar, unit produksi usahatani, dan kerjasama yang dinamis, serasi
dan saling mendukung.
(3)
Untuk
menunjang maksud tersebut perlu
peningkatan
kualitas tenaga penyuluh dan pembenahan fungsi-fungsi terkait dalam sistem penyuluhan.
Penyuluh tidak-
lah cukup menguasai teknologi budidaya tanam, tetapi
haruslah menguasai ilmu penyuluhan,
serta memahami
berbagai aspek sosial, ekonomi, hukum serta kondisi
lingkungan lokal spesifik dalam mengembangkan agribisnis dan agroindustri.
(4)
Pembenahan penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan yang belum sepenuhnya dapat memberi-kan iklim yang kondusif dan menunjang upaya pemberdayaan petani
ke arah kemandirian dan
ketangguhan
berusahatani,
melalui peningkatan kemampuan aparat
dan pemberian tanggung jawab dan otonomi yang lebih
luas kepada Daerah Tingkat 11.
Pelaksanaannya per-
lu memperhatikan keragaman kemampuan serta kesiapan
daerah yang bersangkutan.
(5)
Penentu kebijakan pembangunan pertanian perlu meninjau kembali semua kebijakan yang
menghambat dan me-
ngurangi keberdayaan petani, untuk disesuaikan
de-
ngan kebijakan pembangunan pertanian yang lebih mensejahterakan petani.
PERANAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
Oleh :
F X SOEBNANTQ
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
:
PERANAN KELOMPOK D A M MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN PETANI DAN KETANGGUHAN
BERUSAHATANI
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
:
:
:
F.X.
SOEBIYANTO
93518
Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Prof. Dr. Pang S. Amgari
Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, HSc.
Dr. Ign. Djoko Susanto Hadiwinoto, SKH.
2. Ketua Prograr Studi
11mu Penyuluhan Pelbangunan
~.
Prof. Dr. Ir. H. Darwis S. G a d , HA.
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah putra tunggal dari ayah R. Soetjitro
Tjitroprasetjo (alm) dan ibu Mustini (alm).
Penulis la-
hir pada tanggal 13 Agustus 1941 di Magelang.
Setelah menamatkan SRN di Surakarta,
SMEP dan SMEA
di Surakarta, pada tahun 1961 penulis masuk Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, dan lulus Sarjana ~konomi (Drs) pada tahun 1966.
Kemudian ta-
hun 1967-1970 penulis bekerjasama dengan Yayasan
Purba-
danarta Semarang yang bergerak dalam pembangunan
masya-
rakat desa.
Pada tahun 1970-1989 penulis bekerja di Lem-
baga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, di samping sebagai tenaga pengajar pada Fakultas Ekonomi
Diponegoro.
Universitas
Jabatan struktural, pada tahun 1973-1977 pe-
nulis sebagai Ketua Pusat Pengolahan Data dan Informasi,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan selanjutnya tahun 1978-1990
Teknologi,
sebagai Ketua Pusat Pengembangan
Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universi-
tas Diponegoro.
Tahun 1990 penulis mendapat
keselqpatan
tugas belajar dengan beasiswa dari Tim Manajemen Program
Doktor, pada Strata 2 Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
xiii
Pada tahun 1993 studi diselesaikan penulis dan meraih gelar
Magister Sains (MS). Berdasarkan Keputusan
Pembimbing
dan Ketua Program
Universitas Diponegoro,
serta persetujuan
Komisi
Rektor
pada September 1993 penulis di-
beri kesempatan melanjutkan pada program studi yang
sa-
ma, pada program Strata 3 (Doktor).
Beberapa kegiatan penelitian yang penulis
antara lain :
lakukan,
Survai Sosial Ekonomi dalam Rangka Pemba-
ngunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara Jawa
Tengah (1984), Penelitian Evaluasi Program Transmigrasi
Swakarsa,
di Jawa Tengah (1985), Survai Keadaan Sosial
Ekonomi Masyarakat di Daerah yang Terkena Pembangunan Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah (1987), Base Line Survai Pengembangan Industri di Jawa Tengah (1988).
Penulis menikah dengan Agnes Widanti SH.CN., dan telah dikaruniai dua orang anak,
Widhiyanto SE.
yang pertama :
I. Gatot
Kini sedang menyelesaikan studi pada Pro-
gram Magister Manajemen
di Universitas Diponegoro,
dan
adiknya A. Ari Widhiyanto ST Arst. baru saja menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur.
Ber-
sama dengan keluarga, penulis tinggal di J1. Erlangga Barat VI/5, Semarang 50241, Telepon (024) 313865.
Penulis
xiv
.
UCAPAN TERIMAKASIH
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, disertasi dengan
judul : "Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatani,"
lis selesaikan pada waktunya.
berhasil penu-
Studi ini merupakan
rat dalam rangka memperoleh gelar Doktor pada
sya-
Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Terselenggaranya studi ini berkat dukungan dari berbagai kemudahan belajar dari IPB, bantuan dana dari berbagai sumber, berbagai bantuan dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian, dan akhirnya kemudahan dalam analisis dan penulisan disertasi yang dipandu oleh komisi
pembimbing
.
Kepada Bapak Prof. Dr. H. R. Margono Slamet selaku
Ketua Komisi Pembimbing serta Bapak-bapak anggota Komisi
Pembimbing, yaitu : Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc.,
Prof. Dr. Pang S. Asngari, Dr. Ign. Djoko Susanto Hadiwinoto, SKM., dan Prof. Dr. Ir. H. Darwis S. Gani, MA., penulis mngucapkan terimakasih atas ketekunan dan kesabaran beliau dalam menyiapkan penulis sampai dengan penyelesaian disertasi.
Terimakasih kepada Prof. Dr. Sa-
jogyo dan Dr. Ir. A. Soedradjat Martaamidjaja dari Pusat
Penyuluhan Pertanian
yang memberikan berbagai
nasihat,
khususnya sebagai penguji luar komisi pada ujian promosi.
Terimakasih kepada Ir. Surachman Martasasmita, MSc.,
selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran, Ir. Suparman M. selaku Sekretaris Pembina Harian Bimas Kanwil Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Soedarno B.St.
selaku Kepala Bidang Statistik Produksi,
Jawa Tengah,
BPS Perwakilan
dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wono-
giri, Klaten dan Wonosobo atas pemberian data dan informasinya.
wan-kawan,
Terimakasih kepada Drs. Tri Murtono beserta kayang tak kenal lelah dan ulet membantu dalam
pengumpulan data.
Terimakasih
disampaikan kepada
Drs. Wiratno, MSc.
dan Drs. Her Basuki, yang telah membantu dalam penggunaan
fasilitas komputer dan pengolahan data pada
Penelitian Universitas Diponegoro,
Lembaga
sehingga mempercepat
diselesaikannya disertasi ini.
Terimakasih yang membantu mendukung dana, yakni Tim
Manajemen Program Doktor (TMPD), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Terimakasih kepada
Prof. Ir. Eko Budi-
hardjo, MSc., selaku Rektor Universitas Diponegoro, Prof.
Dr. Muladi, SH. sebagai mantan Rektor Universtas Diponegoro Prof. Dr. Suyudi selaku Dekan Fakultas Ekonomi, dan
Prof. Dr. Suwito selaku Direktur Magister Manajemen
kultas Ekonomi,
ga
Pengabdian
Fa-
Drs. Warno HS., MS. selaku Ketua Lembapada Masyarakat
Universitas
Diponegoro
atas segala dorongan dan bantuannya selama penulis menyelesaikan studi di IPB.
Terimakasih kepada ayahanda R. Soetjitro Tjitroprasetjo (alm) dan ibunda Mustini Soetjitro (alm) yang
te-
lah lama tiada, kiranya disertasi ini sebagai bagian dari perwujudan bakti penulis.
Penghargaan tersendiri
dan terimakasih buat isteri
dan anak-anak tercinta Widanti, Gatot dan Ari yang telah
banyak berkorban dan berbagi beban dalam mengurus keluarga, dan menyisihkan sebagian uang belanja untuk keperluan penulis selama menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor.
Semoga disertasi ini bermanfaat bagi mereka yang haus akan ilmu dalam mengisi hidupnya dengan amal
an,
kebajik-
dan khususnya bagi masyarakat petani yang masih ber-
juang untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Akhir Agustus 1998.
Penulis.
xvii
Halaman
....................
RIWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . .
UCAPAN TERIMAKASIH . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . .
Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RINGKASAN
.............
Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . .
TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengertian Kelompok . . . . . . . . . . . .
Jenis-jenis Kelompok . . . . . . . . . . . .
Dinamika Kelompok . . . . . . . . . . . . .
Unsur-unsur Dinamika Kelompok . . . . . . .
Kelompok Petani . . . . . . . . . . . . . .
Fungsi Kepedmpinan . . . . . . . . . . . .
Fungsi Penelitian . . . . . . . . . . . . .
Fungsi Penyuluhan dan Infomasi . . . . . .
Fungsi Pelayanan . . . . . . . . . . . . . .
iii
xiii
xv
X X ~
xxvi
1
Tujuan Penelitian
54
Halaman
Fungsi Pengaturan
.............
Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
................
Pemberdayaan Petani . . . . . . . . . . . .
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS . . . . . . . . .
Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . .
Asumsi Penelitian . . . . . . . . . . . . .
Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . .
Definisi Operasional . . . . . . . . . . . .
METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . .
Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . .
Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . .
Peubah dan Pengukurannya . . . . . . . . . .
Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . .
Kesahihan dan Keterhandalan . . . . . . . .
Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . .
HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . .
Gambaran Umum Daerah . . . . . . . . . . . .
..........
Kemandirian Petani . . . . . . . . . . . . .
Pemberdayaan Petani . . . . . . . . . . . .
Karakteristik Pribadi dan
Karakteristik Ekonomi Petani . . . . . . . .
Ketangguhan Berusahatani
xix
130
130
149
156
169
225
Halaman
Dinamika Kelompok
.............
249
Kompilasi Hasil Analisis dan
Pembahasan serta Hubungan Kausal Parameter Model Teoritis
.......
262
Pengujian Model Teoritis Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani
dan Ketangguhan Berusahatani
.......
265
Pembenahan Penyelenggaraan
Fungsi-Fungsi dalam Sisten
Penyuluhan
................
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . .
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . .
296
.................
306
DAFTAR PUSTAKA
281
296
Halaman
Tabel
Teks
Kelompok Tani Berdasarkan Tingkat
Kemampuan Kelompok di Propinsi Dati I Jawa Tengah, Tahun 1995
.....
Kerangka Sampel dan Unsur-unsurnya . .
Indikator dan Parameter Dinamika
Kelompok Tani
............
Indikator dan Parameter Dinamika
Belajar
...............
Indikator dan Parameter Kedinamisan Berusahatani
..........
Indikator dan Parameter Kedinamisan Kerjasama
...........
Indikator dan Parameter Karakteristi& Pribadi . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Karakteristik Ekonomi . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Kemandirian
Petani . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter Ketangguhan
Berusahatani . . . . . . . . . . . . .
Hasil Uji Keterhandalan Kuesioner.
..
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Ngadirojo, Kab. Wonogiri, Tahun 1994
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan Ngadirojo
................
xxi
Halaman
Teks
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Polanharjo, Kab. Klaten. Tahun 1994
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan Polanharjo
...............
Struktur Umur Penduduk Kecamatan Kejajar, Kab. Wonosobo, Tahun 1994 ,
..
Kelompok Tani yang Terpilih Sebagai
Sampel Penelitian di Kecamatan
Kejajar
...............
Keragaan Indikator Ketangguhan Petani dalam Berusahatani Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Tingkat Ketangguhan Berusahatani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Keragaan Indikator Kemandirian Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Kemandirian Petani Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Kemandirian Petani dan
Indikatornya terhadap Ketangguhan Berusahatani
..........
Keragaan Indikator Kedinamisan Belajar Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Kedinamisan Belajar Berdasar
Sentra Produksi dan Tingkat
Kemapuan Kelompok
..........
xxii
Tabel
Halaman
Teks
25.
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Proses
Belajar terhadap Kedinamisan
Berusahatani
.............
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Proses
Belajar Terhadap Ketangguhan
Berusahatani
.............
Keragaan Indikator Kedinamisan Berusahatani Berdasar Sentra Produksi
dan Tingkat Kemampuan Kelompok
....
Tingkat Kedinamisan Berusahatani
Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Keragaan Indikator Kedinamisan Kerjasama Berdasar Sentra Produksi
dan Tingkat Kemampuan Kelompok
....
Tingkat Kedinamisan Kerjasama Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
...........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Subpeubah Kedinamisan Kerjasama
terhadap Kedinamisan Berusahatani
..
Keragaan Indikator Pemberdayaan Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
......
Tingkat Pemberdayaan Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
..........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Pemberdayaan Petani terhadap Kemandirian Petani
.......
xxiii
Tabel
Halaman
Teks
35.
Keragaan Indikator Karakteristik
Pribadi Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemapuan Kelompok
..........
Tingkat Karakteristik Pribadi Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
.....
Keragaan Indikator Karakteristik
Ekonomi Petani Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat
Kemampuan Kelompok
.........
Tingkat Karakteristik Ekonomi Petani Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok
.....
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Pribadi dan
Karakteristik Ekonomi Petani
terhadap Kemandirian Petani
.....
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Pribadi Petani dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Belajar
.........
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Peubah Karakteristik Ekonomi Petani dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Kerjasama
........
Keragaan Indikator Kedinamisan Kelompok Berdasar Sentra Produksi dan Tingkat Kemampuan
Kelompok
..............
Tingkat Kedinamisan Kelompok Tani
Berdasar Sentra Produksi dan
Tingkat Kemampuan Kelompok.
.....
xxiv
Halaman
Tabel
Teks
44.
~ompilasiHasil Analisis Lintasan
Peubah Dinamika Kelompok Tani,
Pemberdayaan Petani, dan Kemandirian Petani terhadap
Ketangguhan Berusahatani
......
Kompilasi Keragaan Peubah/Parameter
Model Teoritis Berdasarkan
Sentra Produksi
...........
Kompilasi Keragaan Peubah/Parameter
Model Teoritis Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kelompok Tani
.....
Matriks Kompilasi Hubungan Kausal
Peubah/Parameter Model Teoritis
Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan
Ketangguhan Berusahatani
......
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian ~etanidan Ketangguhan
Berusahatani
............
Kompilasi Hasil Analisis Lintasan
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani (sesudah
dimodifikasi)
............
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Teks
1.
Alur penyampaian Teknologi dari
Fungsi Penelitian kepada Petani
Melalui Fungsi Penyuluhan
......
Mekanisme Perencanaan Penelitian
dan Pengkajian Teknologi
Pertanian
..............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian
Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian
Petani dan Ketangguhan Berusahatani, beserta parametenya
.....
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kemandirian Petani dan
Subpeubahnya terhadap Peubah
Ketangguhan Berusahatani
......
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Belajar
terhadap Peubah Kedinamisan Berusahatani
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Belajar
terhadap Peubah Ketangguhan Berusahatani
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Kerjasama
terhadap Peubah Ketangguhan
Berusahatani
............
xxvi
Halaman
Gambar
Teks
9.
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Pemberdayaan Petani
terhadap Peubah Kemandirian Petani
.............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Karakteristik Pribadi
dan Karakteristik Ekonomi
Petani terhadap Kemandirian Petani
.............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Karakteristik Pribadi Petani
dan Subpeubahnya terhadap
Kedinamisan Belajar
.........
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Karakteristik Ekonomi
Petani dan Subpeubahnya
terhadap Kedinamisan
Kerjasama
..............
Diagram Lintasan Hubungan Kausal
Peubah Kedinamisan Kelompok dan
Subpeubahnya, Pemberdayaan Petani, dan Kemandirian Petani
terhadap Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani
............
Model Teoritis Peranan Kelompok
dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan
Berusahatani (sesudah di
modifikasi)
.............
xxvii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bersamaan dengan diawalinya PJP I1 pada tahun 1994,
perubahan lingkungan global telah memasuki tahap operasional.
Dengan diterapkannya General Agreement on Ta-
riffs and Trade (GATT),
diberlakukannya perdagangan be-
bas di kawasan Asia Pasifik melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan adanya kesepakatan negara-ne-
gara
Asia-Tenggara dalam
bentuk
Asean Free Trade Area
(AFTA), maka sebagai konsekuensi logis hampir tidak ada
lagi pembatas pengaruh dari adanya globalisasi ekonomi
tersebut, kecuali batas-batas kedaulatan suatu negara.
Keterbukaan ekonomi sebagai akibat globalisasi ekonomi dunia menciptakan kondisi yang lebih menuntut adanya tingkat
efisiensi yang lebih tinggi, dan timbulnya
tantangan persaingan yang ketat terhadap berbagai
komo-
ditas Indonesia dari komoditas yang dihasilkan negara
lain.
Implikasinya kualitas menjadi bagian yang sangat
penting dari setiap komoditas yang akan dipasarkan.
Munculnya kawasan Asia-Fasifik sebagai kekuatan ekonomi baru, merupakan potensi pasar bagi produk pertanian
Indonesia dimasa mendatang.
Secara geografis Indonesia
berada pada posisi strategis yang menguntungkan, dbbandingkan negara-negara pemasok lain untuk kawasan ini.
2
Keadaan
tersebut merupakan
tantangan dan
juga peluang
bagi sektor pertanian, dan khususnya bagi para petani di
Indonesia.
Mereka dalam berusahatani dituntut tidak sa-
ja berorientasi pada produk yang dibutuhkan pasar, tetapi juga mampu menciptakan pasar, serta mampu bersaing dengan produk pertanian negara lain dalam mutu,
vitas, dan efisiensi.
produkti-
Petani tidak lagi sepenuhnya da-
pat menghandalkan proteksi
dan subsidi dari pemerintah;
mereka harus lebih mandiri dan tangguh dalam berusahatanit
serta harus mampu bersaing di pasar domestik maupun
internasional.
Sejauh mana keberdayaan petani Indonesia
untuk mengantisipasi peluang pasar, dan tantangan persaingan ekonomi global ?
Menurut Soewardi (1987), petani yang selama ini hanya memiliki pilihan sempit pada paket program
pemerin-
tah dan lebih berorientasi pada sikap menunggu petunjuk,
ha1 ini menyebabkan mereka kehilangan kekuatan untuk mandiri dan lebih menunjukkan ketergantungannya yang sangat
kuat pada kekuatan dari luar.
Margono Slamet (1995) me-
ngungkapkan bahwa ketergantungan tersebut tidak hanya dalam ha1 mendapatkan informasi, tetapi juga dalam membuat
keputusan-keputusan.
Pendapat tersebut dibantah oleh Ab-
bas (1995) bahwa petani nyatanya tetap bersemangat untuk
melaksanakan paket program pemerintah dan kemandiriannya
3
tetap terjaga.
Bungaran Saragih (1992) menjelaskan bah-
wa kemampuan petani di bidang teknik produksi telah
me-
ningkatkan produksi dan produktivitas usahataninya,
te-
tapi pendapatan yang diperoleh tidaklah besar.
GBHN 1993 mengisyaratkan tentang pentingnya pengem-
bangan sumberdaya manusia ini,
dengan menetapkan
titik
berat PJP I1 diletakkan pada bidang ekonomi seiring
ngan peningkatan kualitas
dan mandiri.
tif
sumberdaya manusia yang
demaju
Sejalan dengan kebijakan tersebut perspek-
kebijakan pembangunan pertanian pada Pelita VI
di-
arahkan sebagai peletakan dasar peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian yang mandiri, untuk mewujudkan
pertanian yang maju dan tangguh (Anonim, 1993).
Kemandirian dimaksudkan sebagai perwujudan kemampuan seseorang
dalam
untuk memanfaatkan potensi dirinya sendiri
memenuhi kebutuhan hidupnya,
yang dicirikan oleh
kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa kemandirian akan memungkinkan seseorang meningkatkan kualitas dirinya yang mencakup aspek kualitas hidup, kerja, karya, dan pikir (Hubeis, 1992).
Margono Slamet (1995) menekankan bahwa un-
tuk menumbuhkan dan membina kemandirian petani, perlu diarahkan agar mereka dengan kekuatan dan kemampuan
diri-
nya bekerjasama untuk mencapai segala yang dibutuhkan.
4
Kemandirian petani
adalah suatu kondisi yang dapat
di-
tumbuhkan melalui proses pemberdayaan (empowerment), yakni pemberian kekuatan atau daya.
Pemberdayaan petani di-
pandang penting karena dalam pembangunan pertanian,
tani
pe-
merupakan sumberdaya pembangunan yang berperan se-
bagai pelaku utama dalam mengembangkan usahataninya.
Menurut Bryant dan White (1982),
pemberdayaan
maksudkan sebagai (1) pemberian kesempatan untuk
di-
secara
bebas memilih berbagai alternatif dan mengambil keputusan, sesuai dengan tingkat kesadaran, kemampuan,
dan ke-
inginan mereka; dan (2) pemberian kesempatan belajar dari keberhasilan
dan kegagalannya
terhadap perubahan,
dalam memberi
sehingga mampu untuk
respon
mengendalikan
masa depannya.
Kalau pada masa lalu
dengan melimpahnya sumberdaya
manusia dan faktor alam di sektor pertanian, dapat dijadikan keunggulan komperatif, maka saat ini dan masa-masa
yang akan datang tersedianya sumberdaya manusia yang melimpah belumlah cukup, tetapi harus disertai dengan kualitas yang tinggi yang memiliki keunggulan kompetitif.
Sehubungan dengan itu
Mosher (Leagans dan Loomis, 1971)
.,
menekankan bahwa dalam pembangunan pertanian, yang sifatnya mendasar adalah perubahan perilaku petani agar
pu mengembangkan usahataninya.
Petani perlu
mam-
dilibatkan
5
dalam suatu proses belajar agar mampu mengetahui dan memanfaatkan peluang-peluang untuk meningkatkan
pendapat-
an, serta memperbaiki kualitas kehidupannya.
Mengacu
petani
pada konsep-konsep tersebut,
pemberdayaan
ke arah kemandirian untuk mewujudkan ketangguhan
berusahatani,
merupakan kondisi yang dapat
melalui penyuluhan,
ditumbuhkan
yakni meningkatkan kemampuan petani
untuk dapat menentukan sendiri pilihannya dan memberikan
respon yang tepat terhadap berbagai perubahan,
sehingga
mampu mengendalikan masa depannya, dan memiliki dorongan
untuk
bertindak mandiri.
Menurut Kartasapoetra (1988),
penyuluhan pembangunan pertanian merupakan sistem pendidikan nonfomal untuk mengubah perilaku petani,
dan ke-
luarganya agar mereka tahu, mau dan mampu memecahkan masalahnya dalam meningkatkan pendapatan dari usahataninya
dan tingkat kehidupannya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut menurut
et a1.(1987),
dan Gibson et al. (1988) dapat
melalui lembaga atau kelompok yang mewadahi
masyarakat.
Barker
dilakukan
pembangunan
Menurut Abbas (1995) kelompok tani mempu-
nyai potensi untuk berperan sebagai : (1) wahana belajar
mengajar, (2) unit produksi usahatani dan (3) wahana kerjasama dalam mengatasi berbagai tantangan
dan hambatan.
6
Kincaid dan Yum (1976) menunjukkan keuntungan
dalam kelompok,
yakni pekerjaan akan lebih cepat.
Wong (1979) memberikan beberapa
perlunya
kerjasama
kelompok dalam
alasan yang
John
mendukung
pengelolaan usahatani,
antara
lain untuk mengatasi hambatan institusional, pemanfaatan
sistem irigasi secara lebih optimal,
modal, dan pengendalian ekosistem.
lamannya,
pemanfaatan barang
Dari beberapa penga-
Adjid (1981) mengakui bahwa dalam sejarah ke-
berhasilan swasembada beras, terbukti kelompok tani berfungsi
sebagai sarana yang menghasilkan
kondisi sosial
psikologis yang mendorong tumbuhnya kepekaan,
daya kreatif dan inovatif,
tanggung jawab,
nanggapi
setiap
prakarsa,
motivasi, solidaritas,
rasa
dan partisipasi para anggota untuk
permasalahan yang timbul
me-
dalam penye-
lenggaraan usahataninya.
Kondisi semacam itu tidak dengan sendirinya
muncul
akan tetapi dalam banyak ha1 harus dengan sengaja ditumbuhkan
melalui dinamika kelompok tani.
berperannya
kelompok dalam
Untuk menunjang
pemberdayaan petani,
perlu
adanya pembenahan kebijakan penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan pertanian.
sebut menurut
Havelock (1969) dan Prabowo Tjitropranoto
(1990) meliputi
dan fungsi
Fungsi-fungsi ter-
fungsi penelitian,
fungsi
penyuluhan,
usahatani yang dalam ha1 ini adalah kelompok
7
tani sebagai pengguna ide baru.
Lippitt dan White (1969)
mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan kelompok, merupakan faktor penting yang mewarnai kinerja kelompok.
Pen-
dapat ini diperkuat oleh Likert (1953) yang membuktikan
adanya hubungan yang erat
efektifan kelompok.
antara kepemimpinan,
dan ke-
Cartwright dan Zander (1968) menya-
takan bahwa kepemimpinan kelompok dapat dipandang
seba-
gai segala ha1 yang membantu kelompok untuk mencapai hasil yang optimal.
Lionberger dan Gwin (1982) menambah-
kan dibutuhkan fungsi yang berperan dalam pelayanan sarana produksi.
Mubyarto (1983) menekankan pentingnya fung-
si pengaturan,
dalam kaitannya dengan peran
koordinasi
dan penentuan kebijakan pembangunan suatu wilayah.
Atas
dasar perubahan-perubahan yang terjadi selama ini, serta
tantangan-tantangan yang dihadapi masa kini dan masa mendatang,
lu
maka penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut per-
disesuaikan ke arah penciptaan iklim kebijakan
menunjang
upaya pemberdayaan petani agar
yang
lebih mandiri
dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Junus J a m i e (1994) antara lain menyarankan
strategi
penyuluhan pembangunan pertanian
bahwa
di Indonesia
tidak bisa dilakukan hanya dengan satu macam atau secara
nasional, hendaknya didasarkan pada wilayah perkembangan
7
tani sebagai pengguna ide baru.
Lippitt dan White (1969)
mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan kelompok, merupakan faktor penting yang mewarnai kinerja kelompok.
Pen-
dapat ini diperkuat oleh Likert (1953) yang membuktikan
adanya hubungan yang erat
efektifan kelompok.
antara kepemimpinan,
dan ke-
Cartwright dan Zander (1968) menya-
takan bahwa kepemimpinan kelompok dapat dipandang
seba-
gai segala ha1 yang membantu kelompok untuk mencapai hasil yang optimal.
Lionberger dan Gwin (1982) menambah-
kan dibutuhkan fungsi yang berperan dalam pelayanan sarana produksi.
Mubyarto (1983) menekankan pentingnya fung-
si pengaturan,
dalam kaitannya dengan peran
koordinasi
dan penentuan kebijakan pembangunan suatu wilayah.
Atas
dasar perubahan-perubahan yang terjadi selama ini, serta
tantangan-tantangan yang dihadapi masa kini dan masa mendatang,
lu
maka penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut per-
disesuaikan ke arah penciptaan iklim kebijakan
menunjang
upaya pemberdayaan petani agar
yang
lebih mandiri
dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Junus Jarmie (1994) antara lain menyarankan
strategi
penyuluhan pembangunan pertanian
bahwa
di Indonesia
tidak bisa dilakukan hanya dengan satu macam atau secara
nasional, hendaknya didasarkan pada wilayah perkembangan
8
pembangunan pertanian.
Saran tersebut kiranya perlu di-
pertanyakan : "berdasar wilayah perkembangan pembangunan
pertanian, ataukah seharusnya berdasar tingkat kemandirian, dan ketangguhan petaninya ?"
Berdasarkan pemikir-
an-pemikiran tersebut, masalahnya sejauh manakah tingkat
kemandirian dan ketangguhan petani dalam
berusahatani,
dalam menghadapi peluang pasar, dan tantangan persaingan
yang semakin ketat ?
Bagaimanakah kedinamisan kelompok
dalam pemberdayaan petani untuk mengembangkan kemandirian petani, dan ketangguhannya dalam berusahatani ?
Apa-
kah penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem penyuluhan pembangunan pertanian telah memberikan iklim yang menunjang tujuan tersebut ?
Penelitian ini bertujuan mengkaji berbagai permasalahan tersebut, dan selanjutnya merancang serta menguji
model pengembangan kemandirian petani, dan ketangguhan
berusahatani melalui pemberdayaan petani
yang dibangun
atas dasar teori dinamika kelompok.
Hasalah
Bfasalah Pokok
Telah dikemukakan bahwa
(1) untuk meningkatkan ke-
mandirian petani, dan ketangguhan berusahatani yang utama adalah memberdayakan petani;
(2) pemberdayaan petani
9
dapat diwujudkan melalui penyuluhan ke arah
peningkatan
kedinamisan belajar, kedinamisan berusahatani dan kedinamisan kerjasama, dan (3) kelompok tani dapat berperan sebagai sistem sosial yang dinamis dalam pemberdayaan
pe-
tani untuk mengembangkan kemandirian, dan ketangguhannya
dalam berusahatani.
Dinamika kelompok diartikan sebagai gerak atau
kuatan yang terdapat di dalam kelompok,
ke-
yang menentukan
atau berpengaruh terhadap perilaku kelompok dan anggotanya dalam mencapai tujuan (Jenkins, 1961).
ngan pendapat tersebut Bradford et al.,
Sejalan
de-
(1964) menekan-
kan bahwa melalui dinamika kelompok seseorang akan dapat
diubah atau berubah perilakunya, karena adanya interaksi
sesama anggota.
Menurut Bonner (1953) dinamika kelompok
diwujudkan oleh unsur-unsur yang menyebabkan kelompok hidup,
bergerak aktif dan efektif dalam
mencapai tujuan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka sebagai masalah
pokok penelitian ini adalah :
(1) Model pengembangan sumberdaya manusia
bagaimanakah
yang handal untuk mewujudkan kemandirian petani dan
ketangguhannya berusahatani melalui pemberdayaan petani dalam kelompok, untuk menghadapi tantangan peluang pasar, dan persaingan ekonomi global yang semakin ketat ?
10
(2)
Sejauh manakah
peran kelompok dalam
memberdayakan
petani ke arah peningkatan kemandirian dan
ketang-
guhannya dalam berusahatani ?
(3) Sejauh manakah teori dinamika kelompok mampu menjelaskan upaya peningkatan kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani melalui kelompok tani ?
Masalah Khusus
Berdasar pada masalah pokok tersebut, dijabarkan beberapa masalah penelitian lebih khusus sebagai berikut :
(1) Sejauh manakah keragaan kemandirian petani, dan ke-
tangguhan berusahatani untuk menghadapi sistem
pe-
masaran global, dan persaingan yang semakin ketat ?
(2)
Apakah terdapat perbedaan tingkat kemandirian petanit dan ketangguhannya dalam berusahatani pada berbagai tingkat kemampuan kelompok ?
(3) Apakah terdapat perbedaan tingkat kedinamisan
berbagai tingkat kemampuan kelompok,
pada
ditinjau dari
unsur-unsur dinamika kelompok ?
(4)
Sejauh manakah dinamika kelompok berpengaruh terhadap tingkat ketangguhan petani dalam berusahatani ?
(5)
Sejauh manakah pemberdayaan petani berpengaruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya
berusahatani ?
11
(6) Sejauh manakah kedinamisan proses belajar dalam ke-
lompok berpengaruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani ?
(7) Sejauh manakah kedinamisan berusahatani
berpenga-
ruh terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani ?
(8) Sejauh
manakah tingkat kedinamisan kerjasama
lompok
berpengaruh
terhadap tingkat
ke-
kemandirian
petani dan ketanggguhannya berusahatani ?
(9)
Sejauh manakah kemandirian petani pengaruh
terha-
dap tingkat ketangguhannya berusahatani ?
(10) Sejauh manakah karakteristik pribadi dan karakteristik ekonomi petani, berpengaruh terhadap tingkat
kemandirian petani dan ketangguhannya dalam berusahatani ?
(11) Penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam sistem
penyu-
luhan pembangunan pertanian bagaimanakah yang
me-
nunjang pencapaian upaya pemberdayaan petani ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Berkaitan dengan masalah-masalah
yang telah
dike-
mukakan, maka secara umum penelitian ini bertujuan :
12
(1) Menghasilkan model pengembangan sumberdaya
yang handal,
untuk mewujudkan
kemandirian
manusia
petani
dan ketangguhannya berusahatani melalui pemberdayaan petani dalam kelompok, untuk menghadapi tantangan peluang pasar dan persaingan ekonomi global yang
semakin ketat.
(2) Mengetahui peranan kelompok dalam pemberdayaan pe-
tani ke arah peningkatan kemandirian dan ketangguhannya berusahatani.
(3) Menguji validitas teori dinamika kelompok dalam menjelaskan perubahan perilaku, ke arah peningkatan kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani melalui kelompok tani.
TUjuan Khusus
(1) Teridentifikasikannya keragaan kemandirian
petani
dan ketangguhan berusahatani dalam menghadapi
tangan peluang pasar,
dan persaingan yang
tan-
semakin
ketat pada sistem ekonomi global.
(2)
Diketahui tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani pada berbagai kemampuan kelompok.
(3)
Diketahui
tingkat kedinamisan
kelompok tani
pada
berbagai tingkat kemampuan kelompok, ditinjau
dari
unsur-unsur dinamika kelompok.
13
Diketahui pengaruh dinamika kelompok terhadap tingkat ketangguhan petani dalam berusahatani.
Diketahui pengaruh pemberdayaan petani terhadap kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui pengaruh kedinamisan proses belajar terhadap kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani
.
Diketahui pengaruh kedinamisan berusahatani terhadap tingkat kemandirian petani, dan ketangguhannya
berusahatani.
Diketahui pengaruh kedinamisan kerjasama
terhadap
tingkat kemandirian petani, dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui pengaruh tingkat kemandirian petani terhadap tingkat ketangguhan dalam berusahatani.
Diketahui pengaruh karakteristik pribadi dan karakteristik ekonomi petani, terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani.
Diketahui fungsi-fungsi
sistem penyuluhan
pemba-
ngunan pertanian yang menunjang pemberdayaan petani ke arah kemandirian dan ketangguhannya berusahatani,
dalam menghadapi era globalisasi ekonomi.
14
Manfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi
pengem-
bangan ilmu pengetahuan, dan para praktisi yang berkecipung dalam pengembangan sumberdaya manusia di sektor pertanian.
Lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi :
(1) Perguruan Tinggi
(a) Memberi sumbangan teoritis berupa tambahan khasanah keilmuan di bidang penyuluhan pembangunan.
(b) Sebagai bahan pembanding bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam mengembangkan
sumberdaya manusia petani selaku subyek
dalam
pembangunan sektor pertanian.
(c) Mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa dalam lingkup sektor nonpertanian.
(2)
Pemerintah dan Pihak terkait
(a) Sebagai bahan
pertimbangan untuk
penyesuaian
kebijakan dalam meningkatkan pelayanan, dan pengaturan untuk mengembangkan kualitas
daya manusia petani selaku subyek
sumber-
pembangunan
di sektor pertanian.
(b) Memberikan kejelasan kepada
pihak-pihak
yang
terkait untuk mengambil sikap serta menentukan
15
pilihan, dan bertindak sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya, untuk berpartisipasi mengembangkan kualitas sumberdaya manusia petani selaku
subyek pembangunan di sektor
sesuai tuntutan pembangunan.
pertanian,
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kelompok
Kelompok bukan hanya sekedar kumpulan
orang-orang.
Iver dan Page (1961) mengartikan kelompok sebagai
suatu
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
ber-
sama.
Soekanto (1987) mempertanyakan apakah setiap him-
punan manusia dapat dinamakan kelompok ?
Menurut Homans
(1950), dan Bonner (1953) kelompok adalah sejumlah orangorang yang saling melakukan interaksi, dan proses interaksi inilah yang membedakan kelompok dengan sekedar kumpulan
orang-orang.
Sejalan
dengan itu,
Lewin (1951),
Fiedler (1967), Cartwright dan Zander (1968), dan Wiriaatmadja (1971) mengemukakan bahwa kelompok adalah kumpulan manusia, dua orang atau lebih, menunjukkan saling ketergantungan, dengan pola interaksi yang nyata.
Cartwright dan Zander (1968) beranggapan bahwa, interaksi adalah salah satu bentuk aktual dari saling
ke-
tergantungan dan merupakan unsur utama
ke-
lompok.
terwujudnya
Sherif dan Sherif (1956) mengartikan
kelompok
sebagai suatu unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu dengan kedudukan tertentu,
memiliki hubungan pe-
ranan antara satu dengan lainnya, dan seperangkat nilainilai atau norma yang mengatur perilaku anggotanya.
McDavid dan
Harari (1968) memandang
kelompok
sebagai
17
suatu sistem pengorganisasian dari dua individu atau lebih,
yang saling mengadakan hubungan memiliki mekanisme
hubungan peranan yang baku dengan seperangkat norma yang
mengatur fungsi kelompok dan anggotanya.
Kedua definisi
tersebut walaupun cara memandangnya berbeda,
sat perhatiannya adalah sama pada
lompok.
Cattel (1951),
tetapi pu-
pengorganisasian
Bass (1960), dan Reitz
ke-
(1977)
mengartikan kelompok bertolak dari terminologi motivasi;
dikemukakan bahwa
kelompok merupakan kumpulan
manusia,
terdiri dua orang atau lebih yang saling berhubungan, dengan tujuan pemenuhan kebutuhan masing-masing anggotanya,
Pendapat
yang memberikan
dikemukakan
tekanan pada unsur
Gunardi (1976),
yang mengartikan
sebagai dua atau lebih individu,
kesamaan,
kelompok
mempunyai beberapa ke-
samaan obyek perhatian, berinteraksi secara mantap, bersama-sama menyusun struktur
dan bekerjasama dalam
men-
capai tujuan.
Smith (1945),
Bales (1950),
mengemukakan unsur persepsi,
maupun
Thelen (1959)
dan tindakan bersama untuk
membedakan anggota dan bukan anggota kelompok,
an
Berkait-
dengan konsep-konsep tersebut Hare (1962) memberikan
ciri-ciri yang membedakan kelompok dengan sekedar kumpulan orang-orang.
Ciri-ciri tersebut adalah (1) para ang-
gota kelompok mengadakan interaksi satu sama lain
dalam
18
kelompok, (2) mempunyai tujuan
yang memberi arah
gerak
kelompok dan anggotanya untuk mencapainya, (3) membentuk
norma-norma yang mengatur ikatan dan aktivitas
(4) mengembangkan status dan peranan,
serta
jaringan ikatan perorangan dalam kelompok.
anggota,
(5) adanya
Sedangkan Ho-
mans (1950) mengemukakan tentang teori kelompok berdasar
hasil analisis tipe kelompok kecil, yakni (1) interaksi,
(2) sentimen, (3) aktivitas dan (4) kedudukan dalam sis-
tem eksternalnya.
White dan Lippitt (Cartwright dan Zander, 1968) memberikan saran bahwa untuk mempelajari kehidupan kelompok
sebagai suatu konsepsi,
hendaknya ditekankan pada aspek
(1) interaksi, (2) struktur, (3) kekompakan, (4) aktivi-
tas
dan (5) kepemimpinan.
Unsur-unsur yang dikemukakan
tersebut mencerminkan perilaku kelompok.
Jenis-jenis Kelompok
Olmsted (1959), dan Cooley (Gerungan, 1972) memandang kelompok dari tingkat keeratan hubungan kebersamaan
dan
membedakannya menjadi (a) kelompok primer,
kelompok sekunder.
dan (b)
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa yang
dimaksud :
(a) Kelompok Primer adalah kumpulan orang-orang yang saling kenal-mengenal satu sama lain,
sering bertemu
19
tatap muka bergaul akrab dalam waktu yang cukup lama, kerjasama tanpa perantara dan berbagi perasaan.
(b) Kelompok Sekunder
adalah kumpulan orang-orang yang
jarang bertemu tatap muka, berhubungan hanya sepintas atau dengan perantara, dan kurang keakrabannya.
Pendapat Olmsted
dan Colley,
dibantah oleh
Davis
(1960) bahwa hubungan saling kenal, sering bertemu tatap
muka, belum cukup menerangkan persyaratan penting adanya
kelompok primer.
Sebagai persyaratan yang sangat
pen-
ting adalah (a) anggota-anggota kelompok berdekatan, dan
saling
mengenal secara fisik
dan psikis,
(b) kelompok
itu kecil, dan (c) ada kelanggengan hubungan.
Dari proses pembentukan dan strukturnya, Soedijanto
( 1980)
, maupun
~ardikanto( 1993 ) membedakan (a) kelompok
formal, dan (b) kelompok informal.
Makna
dari
konsep-
dibentuk dengan menqikuti
pedoman
konsep tersebut adalah sebagai berikut :
(a) Kelompok Formal
atau aturan-aturan tertentu,
serta memiliki struk-
tur jelas yang menggambarkan kedudukan, dan peranan
masing-masing individu yang menjadi anggotanya, dan
pembentukan kelompok tersebut sering dinyatakan dengan tegas secara tertulis (Shaw, 1979).
(b) Kelompok Informal dibentuk tanpa melalui
tertentu,
struktur
dan pembagian tugas
ketentuan
pada para
20
anggota tidak pernah diatur secara jelas.
Kelompok
yang demikian biasanya terbentuk karena adanya pertemuan-pertemuan yang terjadi berulangkali, dan berdasar pengalaman yang sama, dan kepentingan yang sama pula (Soedijanto, 1980).
Berdasarkan bentuk hubungan antar anggotanya
mencapai tujuan bersama,
kan kelompok menjadi
dalam
Margono Slamet (1978) membeda-
(a) kelompok interacting,