Perbanyakan Tanaman dan Perawatan Bibit serta Pengusahaan Anggrek Bunga Potong di PT Paparyawarna Agro Indonesia - Tangerang

PERBANYAKAN TWNAMAN DAN PERAWATAN BlBlT
SERTA PENGUSAHAAN AWGGREK BUNGA POTONG
01 PT PAPARYAW ARNA AGRO INDONESIA - TANGERANG

Oleh :
LANNY LASMITA

A 22.0853

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R
1 9 8 9

RINGKASAN

-

LANNY LASMITA.


Perbanyakan Tanaman dan Perawatan B i b i t

s e r t a Pengusahaan Anggrek Bunga Potong di PT Papargawarna
Agro Indonesia (Dibawah bimbingan'HAD1 SUSILO ARIFIN d m
QODARIAN PFtAMmANTO).

Kegiatan Keterampilan P r o f e s i bertujuan untuk memberi
bekal kepada mahasiswa dalam ha1 pengalaman d i lapang,
khususnya dalam budidaya anggrek yang meliputi a n t a r a l a i n
k e g i a t a n perbanyakan tanaman dan perawatan b i b i t .

Kegiat-

an dilaksanakan d i Kebun PT Paparyawarna Agro Indonesia
d a r i Bulan J u n i sampai September 1989.
PT PAGI merupakan s a l e h s a t u perusahaan yang berger a k d i bidang a g r i b i s n i s khususnya anggrek bunga potong z
dengan teknik budidaya yang cukup i n t e n s i f dan terpadu.
Perbanyakan tanaman anggrek untuk mendapatkan tanaman
yang r e l a t i f seragam, dalam jumlah cukup banyak dalan wakt u yang cukup s i n g k a t dilaksanakan d i Laboratorium FT PAGI
dengan teknik k u l t u r jaringan.


Peaanfaatan teknik i n i

dapat membantu dalam menjalankan upaya mengatasi perges e r a n s e l e r a konsumen yang cepat bergeser.

Penggunaan

teknikinymembutuhkan i n v e s t a s i awal yang besar dan dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian khusus untuk mengh i n d a r i kegagalan maupun penyimpangan h a s i l .
Produksi b i b i t dalam jumlah besar memerlukan t e k n i k

tanaman dewasa yang s i a p berbunga.

Perawatan b i b i t yang

b a i k akan menghasilkan tanaman yang t e p a t waktu berbunga
dan menjamin mutu bunga yang d i h a s i l k a n dengan d i s e r t a i
perawatan d i kebun produksi.

Ketepatan waktu berbunga


s a n g a t p e n t i n g untuk memperkiralcan t o t a l produksi dengan
mempertimbangkan permintaan pasar.
Selanjutnya diusahakan t e k n i k budidaya yang menunjang
produksi bunga potong baik d a r i s e g i k u a n t i t a s maupun
kualitas.

Sasaran usaha untuk mengekspor bunga h a m s d i -

turijang o l e h s e g a l a aspek termasuk aspek budidaya s e j a k
d a r i pembibitan hingga perawatan tanaman dewasa s e r t a penanganan pasca panen yang t e p a t .
Dalam rangka menunjang ekspor bunga potong anggrek,
maka s e j a k tahun 1986 PT PAGI melaksanakan perluasan a r e a l
dengan Pola Pemsahaan I n t i Rakyat (PIR).
a r e a l penanaman FIR m e l i p u t i

Sampai s a a t i n i

5.7 ha yang h a s i l n y a d i b e l i

o l e h PT PAGI untuk dipasarkan l e b i h l a n j u t .


Pada pola

PIR i n i t e r j a l i n kerjasama 3 pihak y a i t u PT PAGI, Bank
dan p e t a n i plasma.

PERBANYAKAN TANAMAN DAN PmWATAN B I B I T

SEREA PENGUSAHAAN ANGGREK BUNGA POTONG
D I FT PAPARYAWARNA AGRO INDONESIA

-

TANGERANG

Oleh
Lanny Lasmita
A22.0853

Laporan Keterampilan P r o f e s i sebagai s a l a h s a t u s y a r a t

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada
Fakultas P e r t a n i a n I n s t i t u t Pertanian Bogor

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
B O..G 0 R

1989

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PAKIZTAS PERTANIAN, jlTRUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

Kami menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Keterampilan
Profesi yang disusun oleh :
Nama Mahasiswa : LANNY LASMITA

A22.0853


Nomor Pokok

:

Judul.

: PERBANYAW TANAMAN DAN PERAWATAN

BUNGA POTONG D I PT PAPARYAWAELNA AGRQ
INDONESIA

- TANGERANG

diterirna sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian
pada

Jmsan Budi Daya P e r t a n i a n


Fakultas Pertanian, Institut Pertanian ~ o g 6 r

Ir Hadi S u s i l o Arifin
Dosen Pembimbing I

Ir ~ o d a r i a dPramukanto
Dosen pem%mbing I1

Ir Harry S. Pranoto, MA
Hetua Jurusan

Urusan PL/fSKN

KATA PWGANTAR
Puji s p h r penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kegiatan Retranpilan Profesi
ini pada waktunya.
Tulisan ini merupakan laporan Kegiatan Ketrampilan
Profesi yang dilaksanakan di PT Paparyawarna Agro Indonesia-Tangerang.
'


Kegiatan dilaksanakan sejak bulan Juni

1988 dan berakhir bulan

September 1989.

Penulis mengucapkan teri~akasih sebesar-besarnya kepada :

-

Bpk. Ir Hadi Susilo Arifin dan Bpk. Ir Qodarian Pramukanto gang telah membimbing dan memberi pengarahan
selama penulisan laporan ini

-

-

Bpk. B. Rachman, direktur PT Paparyawarna Asro lndonesia
yang telah memberi kesempatan penulis untuk melalcsanakan

Icegiatan Ketrampilan Profesi di perusahaan tersebut

-

Bpk. Ir. Agus Wibowo, pimpinan proyek 1YT Papaeyavrarna
Agro Indonesia beserta staf dan karyawan yanE telah banyak membantu selama pelaksanaan Ke~iabanicetrampilan
profesi

+

- Kurnia Sutanto dan Teddy, atas kerjasamanya selama pe-

laksanaan Kegiatan ~Cetrarn~ilan
A'rofesi

-

D. Hariawan yang telah banyak membantu selama penyelesaian tulisan ini.

- Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tulisan ini.


Penulis dengan lapang dada menerima saran dan kritik yang membangun terhadap tulisan ini, demi perbaikan
pada penulisan-penulisan yang akan datang.
Semoga tulisan ini dapat membantu pembaca yang tertarik pada tanamon hias khususnya bunga anggrek.

Bogor, November 1989
Penulis

RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Semarang, pada tanggal

7 April

1966, putri tunggal Keluarga Hardi Lasmita dan Titien.
Penulis menyelesaikan
ー・ョ、ゥセォ。@

dasar pada SD Ke-

satuan, Bogor pada tahun 1978 dan melanjutkan pada SMP

Kesatuan hingga lulus tahun 1982.

Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Regina Pacis Bogor
dan selesai pada tahun 1985.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor pada tahun 1985 melalui jalur Penelusuran Minat
dan kemampuan (PMDK).

Setahun kemudian, penulis diterima

di Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, dan
memilih Program Studi Agronomi dengan Program Studi Kekhususan Hortikultura.

DAFTAR lSI
Halaman
DAFTAR TABEL ••••••••••••.••••••••••••••••.••••••• l l l
DAFTAR GA!1BAR

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .

PENDAHULUAN
Latar Belakang

· . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .

Tujuan •......••.........................•...

l-letodologi ••••••••••••.••••••...••••....••••

v

1

3
3

KEADAAN Ul-lUM PERUSAHAAN
Lokasi dan Kondisi Agroklimat ••••••••••••••• 5
Sejarah Perusahaan •••••••••••••••.•••••••••. 5
Struktur Organisasi dan Manajemen ••••••••••• 6
Sistem Pengelolaan Tenaga Kerja ••••••••••••• 8
Sarana dan Prasarana Produksi ••••••••••••••• '9
PERBANYAKAN TANA/1AN ANGGREK
Perbanyakan Anggrek secara Vegetatif Konvensional ................................... 19

Perbanyakan Anggrek melalui

Kultur

t・ォョゥセ@

Jaringan .................................... 25

Analisis Biaya Perbanyakan secara Kultur
J aringan .................................... 35

PERll.VJATAN BIBIT ANGGREK
Kondisi Ke bun Bi bi t •••••••..••.••.•..•..•••.
Tahap-tahap Perawatan Bibit Anggrek ••...•••.
Aklimatisasi ••••••••••••.•.••..••••.•••••.•.
Kompot •••.••.•••••••••.••••••.•••.•.•.•.••..
Tanaman 2 inci · . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanaman 4- inci · . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Analisis Biaya Perawatan Bibit . . . . . . . . . . .

.

.

peゥセgusahn@

.

.
.

.

.

37
4-0
4-2
4-3
4-5
4-8
4-9

BU;lGA POTOlIG ANGGREK
Tanaman Anggrek Dewasa •••....•...•••.•...... 51
Produksi BunGo Potong ••••••••••••.•••...••.• 53



ii

Halaman
Kualitas Bunga Potong ••••••••••.••••••.•.•••• 56
Perawatan Anggrek Dewasa •••.•••••.•••.••...•• 59
PANEN DAN PAseA PANEN BUNGA ANGGREK
Kriteria Panen Bunga ••••••••.•••••••••..••.... 63
Pasce Panen •.•..•.•••.•••••••••.•.•••••...••• 63
PEMASARAN
Pasar Luar Negeri ••...••••••••.•.•.•....••••• 71
Pesar Dalarn Negeri ••.••••••••••••••••••••••.• 75
Pb"'RUSAHAAN INTI RAKYAT (PIR) ANGGREK
Pola PIR Anggrek . . . .
. . . . . .. . . . . . . . . 77
Pelaksenaan Pola PIR ••••••••••••••••••••.•.•• 78

. .. ... .

... .

KESIMPULAN DAN SARAN •••••••.••••••••••••••••••..•• 8lJ.
DAFTAR PUSTAKA •..•.•••••.••.••••••..••••.•••••..•. 85
IJAf1PlRAN ....

404o

....................

4o..................................................... 86

D1l:FTAR TABEL
Halaman

Teks

No.

. ..... .

17

. ....

29

1.

Jumlah dan jenis anggrek di PT PAGI

2.

Komposisi media untuk tanaman anggrek

3.

Kriteria

4-.

Pembagian biaya tanaman selama di Kebun
Bibi t ........................................................ ..

50

5.

Produksi bunga kebun inti •••••••••••••••••

5£1-

6.

Insektisida dan fungisida yang digunakan
dan konsentrasi pemakaiannya ••••••••••••••

60

7.
8.

セ。ョ@

tanaman di pembibitan

Kriteria pengkelasan bunga untuk pasar

37

domestik .................................................................. ..

65

Kriteria panjang tangkai bunga untuk ekspor

66

Lamp iran
1.

2.

3.
4-.

Penawaran dan ォッョウセゥ@
anggrek negara Eropa
dan Amerika Serikat ••••••••••••.•••.••....

86

..............

86

PT PAGI .................................................................... ..

87

Penjualan bunga potong di Indonesia
Jenis-jenis anggrek yang diusahakan
セ。ィー@

perbanyakan anggrek secara kultur
J arlngan .................................................................. ..

88

5.

Contoh Invoice .. .. . . .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. ..

89

6.

Contoh Packing list ............................................ ..

90

7.

Contoh AirviaY Bill

.. .. .. .. .. . .. . . . . . . . .. .. . . . . . . . .

91

8.

Contoh Certificate of

••••••••••.•••

92

9.

Contoh Phytosanitary certificate ••••••••••

93

10.

Alokasi kredit PIR anggrek •••••••••.•••..•
Analisa usaha tani anggrek per 1 000 m2 ••••

94-

11.

oイセァゥョ@

96

DAFTAR GAMBAR
Halaman

No.

Teks

1.

Tata organisasi perusahaan

2.

Skema Kebun Bibit ......•.. a . • • • • • • • • • • • • • • • • • 14-

3.

Sket shed penanaman anggrek ••••••••••••••••• 16

4.

Penanaman anggrek tanah ••.••••.•••••••....•• 16

5.

Berbagai bentuk bunga Oncidium, Dendrobium,
Mokara, Ascocenda dan Aranda •••••••••••••••

18

6.

Proses pemisahan tunas •.•.••••.••••.•••••••

20

7.

Penanaman hasil split ••••••••••••••••.•••••

21

8.

Keiki yang berakar •••.•....••....•.........

22

9.

Stek pucuk pada anggrek monopodial ••••••••••

24

10.

Urutan tahap perbanyakan anggrek •••••••••••

34

11.

Penanaman Florida Beauty

. ................. .

40

12.

Tanaman dengan daun menguncup ••••••••••••••

47

13.

Bunga yang terserang Black Nose dan spot '"

57

14.

Bunga yang terserang Black spot ••••••••••••

58

15.

Ruang pasca panen

..........................

67

. ................ .

7

Lampiran
1.

Peta kebun PT PAGI ••.•••...••••••••..••...•

99

· PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bunga anggrek yang termasuk dalam famili Orchidaceae,
merupakan salah satu jenis bunga yang karena keunikannya
telah lama menarik perhatian botanis maupun masyarakat
awam.

Anggrek memiliki 25 000 spesies ditambah anggrek-

anggrek hasi silangan yang jumlahnya bertambah setiap
saat.

Daya adaptasi anggrek terhadap lingkungan sangat

baik, tampak dari penyebarannya yang sangat luas di bumi.
Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki
ekologi yang menguntungkan untuk pemeliharaan anggrek,
khususnya jenis Dendrobium yang sampai saat ini masih sulit dibudidayakan di daerah Sub tropis dengan biaya rendah.
Sampai saat ini jenis Dendrobium masih merupakan tulang
punggung ekspor negara-negara Asia.
Nilai permintaan anggrek dunia, khususnya negara-negara Eropa dan Amerika Serikat riampak meningkat sekitar dua
kali lipat dari 7 440 tahun 1977 menjadi Qセ@
290 (dalam juta US $) pada tahun 19871 ), sehingga peluang pasar bagi
negara-megara Asia untuk memasok anggrek cukup terjamin,
Dalam ekspor bunga anggrek, khususnya anggrek hibrida
perlu diperhatikan trend atau pola kegemaran konsumen yang
relatif cepat bergeser.

Pergeseran selera yang cepat ini

dimungkinkan oleh banyaknya hasil persilangan baru setiap
saat dan teknik perbanyakan yanf, cepat.
1) PT PAGI.

1987.

Feasibility study.

2'

Sebagaimana halnya pada ekspor bunga potong lainnya,
pada ekspor anggrek harus dipenuhi pula persyaratan-persyaratan seperti : ketersediaan dalam jumlah banyak, tidak cacat, keseimbangan produksi dan seragam penampakannya.
Nampaknya diperlukan usaha dan ketekunan yang besar untuk
dapat memenuhi persyaratan terse but.
Industri bunga di Indonesia mulai mendapat perhatian
dari pecinta anggrek dan penyilang-penyilang anggrek dengan usaha budi daya anggrek secara lebih profesional.
Industri bunga, khususnya anggrek merupakan salah satu
sektor yang menunjang program pemerintah dalam meningkatkan ekspor non migas.

Hal ini tentu saja memelurkan du-

kungan pemerintah untuk menunjang keberhasilan industri
bunga di Indoensia.
Pasar domestik Indoensia mulai menampakan perhatian
pada komoditi bunga anggrek, sejalan dengan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat.

Hal ini dicerminkan

melalui data konsum"si bunga pada beberapa kota besar di
Indonesia bahwa bunga anggrek masih menempati urutan pertama pilihan permintaan CTabel lampiran 2).
Melihat prospek masa depan yang cerah dan potensi

"-,

yang dimiliki Indonesia, usaha agribisnis di bidang anggrek berharapan baik, asalkan ditunjang oleh usaha-usaha
perbaikan teknik budidaya yang dapat menjamin kualitas
produksi sesuai dengan standar ekspor dan penyediaan bibit
dengan cepat untuk mengatasi pergeseran selera
yang cepat.

ォッョウセ・@

3
PT Paparyawarna Agro Indoensia (PT PAGI) merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang agribismis khususnya
produksi bunga potong dan bibit tanaman anggrek.

PT PAGI

yang didirikan tahun 1982, memulai perluasan areal dengan
pol a Perusahaan Inti Rruc,rat (PIR)'tahun 1986 untuk mencapai target produksi.
Usaha-usaha peningkatan kualitas produksi dilakukan
dengan menerapkan teknik budidaya yang terpadu mulai dari
persiapan bibit sampai perlakuan pasca panen bunga.
Perawatan bibit anggrek dengan kondisi optimal memungkinkan dihasilkannya bunga dengan terencana.

Ketepat-

an saat produksi sangat berperan dalam menunjang usaha
ekspor anggrek.
Penguasaan teknik perbanyakan dan perawatan anggrek
sejak bibit sampai berproduksi sangat berguna untuk menjalankan usaha anggrek dalam jangka panjang.
,
Tujuan
Tujuan kegiatan Keterampilan Profesi ini ialah memberikan bekal kepada mahasiswa dalam hal pengalaman di
lapang khususnya dalam pengusahaan bunga anggrek potong.
Metodologi
Kegiatan Keterampilan Profesi dilaksanakan di kebun
PT PAGI yang bergerak dibidang produksi bunga potong dan
bibit tanaman.

PT PAGI berlokasi di perbatasan Desa Setu-

Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Propinsi

4

Jawa Barat.

Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 12

Juni 1989 sampai 14 September 1989.

Kegiatan berlangsung

selama jam kerja perusahaan, mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan istirahat pukul 12.00 sampai 13.00.
Kegiatan Keterampilan Profesi yang dilakukan berupa
keikut sertaan langsung dalam kegiatan sehari-hari di
perusahaan inti, pengamatan, wawancara, pencatatan data
dan dokumentasi.
Pelaksanaan kegiatan di lapang dibagi beberapa tahap
untuk meliput kegiatan sehari-hari perusahaan.

Kegiatan

meliputi kegiatan Laboratorium kultur jaringan, Kebun Bibit, Kebun Produksi, penanganan pasca panen, pemasaran
dan pengelolaan Perusahaan Inti Rakyat (PIR) anggrek.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Lokasi dan Kondisi Agroklimat
,
di perbatasan Desa SetuKebun PT PAGIlberlokasi
,
Buaran, Kabupaten Tangerang.

Luas total areal 8.7 ha

.

yang terbagi atas 3.3 ha areal Pertanaman Anggrek,Kantor, Mess, Lab oratorium, Bangunan Pengelolaan Air, Bangunan Pasca Panen, Gudang, Jalan dan Tanah kosong.
Denah kebun dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1.
Kebun PT PAGI/terletak pada ketinggian 50 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata tahunan 28°c
sampai 300 C.

Curah hujan rata-rata 1 737 mm per tahun.

Musim hujan dimulai bulan November sampai bulan Pebruari dan musim kemarau dimulai bulan Maret sampai bulan
Oktober.
90%.

Kelembaban udara

75% dan penyinaran matahari

Jenis tanah kebun podzolik coklat.
Sejarah Perusahaan
PT Paparyawarna Agro Indonesia CPT PAGI) didiri-

kan pada tanggal 20 April 1982 dan bergerak dibidang
Hortikultura, khususnya bunga anggrek untuk mendukung
program pemerintah dalam menggalakkan ekspor non-migas.
PT PAGI mengusahakan bunga potong anggrek hibrid Yang
ditujukan untuk pasar dalam dan luar negeri.
Usaha dimulai dengan mengimpor bibit-bibit unggul
bunga potong anggrek dari Singapura dan Bangkok, yang



6

selanjutnya dijadikan sumber produksi bunga serta sumber bibit baru melalui teknik kultur jaringan.

Untuk

menghasilkan bibit melalui teknik kultur jaringan, PT
FAGI! pada tahun 1984 membangun Laboratorium kultur jaringan dengan bantuan tenaga ahli dari Singapura.
Laboratorium memulai kegiatannya sejak tahun 1985.
Kebun inti mulai berproduksi sekitar tahun 1984
untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Ekspor bunga

potong dimulai tahun 1986 dengan negara-negara tujuan:
Singapura, Jepang, Italia dan Amerika Serikat.

Sejak

1989 ekspor hanya ditujukan ke Singapura dan Jepang.
Dalam us aha menjangkau dan memenuhi pasar luar
negeri, PT PAGI memperluas areal usahanya dengan cara
mengembangkan pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat) sejak
tahun 1986.

PT PAGI :,berfungsi sebagai perusahaan inti

dan peserta FIR sebagai petani plasma.

Tujuan lain

yang ingin dicapai dengan pola PIR ini adalah meningkatkan taraf hidup petani kecil dan memberikan ketrampilan bertani anggrek.
Struktur Organisasi dan Manajemen
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas CPT) yang
dipimpin oleh Dewan. Komisaris yang membawahi Direksi
yang terdiri dari seorang Presiden Direktur dan 3 Direktur.

Kegiatan di kebun inti dipimpin seorang Pimpinan

Proyek yang dibantu 7 bagian yaitu Laboratorium, Kebun,

Administrasi dan keuangan, Keamanan, Teknik, Kebersihan
dan Gudang.
PIR.

Kegiatan PIR dipimpin seorang Kepala Divisii

Untuk menunjang kemajuan perusahaan terdapat pula

Bagian Penelitian dan

(Litbang) yang berp・イォュ「。ョァセ@

tugas melakukan penelitian perbanyakan anggrek secara
kul tur j aringan, perbanyakan tanaman non anggrek dan
persilangan anggrek.(Gambar 1).
Dewan Komisaris

Pimpinan
Proyek
KeLaboamanan rato- Z[NGMtc]セj@エ
rium
Kebun
Produksi
Gambar 1.

Struktur Organisasi Perusahaan.

Pimpinan Proyek dalam melakukan tugasnya dibantu

7

bagian dengan tugas masing-masing sebagai berikut :
- Bagian Keamanan: menjaga keamanan dan ketertiban di
lingkungan perusahaan selama 24 jam.
Bagian Laboratorium: menghasilkan bibit tanaman dengan
teknik kultur jaringsn.
- Bagian Kebun: melaksanakan perawatan dan pemeliharaan

8

tanaman sejak bibit sampai tanaman berproduksi, menangani panen dan pasca panen bunga.

Dalam kegiatan-

nya dibagi 3 yaitu kebun bibit, kebun produksi dan
pasca panen.
- Bagian Administrasi dan Keuangan: melaksanakan pen-

.

catatan kegiatan usaha, pencatatan jumlah tanaman dan
mengatur pengeluaran biaya.
- Bagian Teknik: memperbaiki dan merawat peralatan dan
perlengkapan yang ada.
Bagian Kebersihan: menjaga kebersihan bangunan dan
kebun.
- Bagian Gudang: yang mengatur pemasukan dan pengeluaran
barang-barang •
Personalia bertugas mengatur ketenagakerjaa.n men-

i

cakup penyeleksian karyawan baru, pemutusan hubungan
kerja,: absensi karyawan dan lain-laiIt.
Kepala PIR bertugas menyeleksi calon petani plasma,
mengatur program pemeliharaan tanaman di petani plasma,
panen dan pengkelasan bunga, pengangkutan bunga ke kebun
inti dan penyuluhan pada petani plasma.
Sistem Pengelolaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja di PT PAGI,terdiri dari 72 orang karyawan tetap dan beberapa orang tenaga harian yang jumlahnya tergantung kebutuhan.

Karyawan bulanan mendapat gaji

bulanan yang besarnya tergantung tingkat pendidikannya

9
dengan standar gaji terkecil Rp
セU@

000,- per bulan.

Se-

lain gaji, karyawan tetap mendapat fasilitas-fasilitas
uang transpor, tunjangan kesehatan yang besarnya maksimal
2x gaji per bulan, sepatu kebun, makan siang, gula, kopi,
susu 2 hari sekali dan mess untuk karyawan pria yang belum
berkeluarga.
Gaji untuk tenaga harian laki-laki besarnya Rp 1 500,per hari, sedangkan untuk tenaga harian wanita Rp 1 250,per hari.

Hari kerja untuk tenaga harian mulai hari Se-

nin sampai dengan hari Jum'at.
Kegiatan perusahaan dimulai pukul 08.00 sampai 16.00
setiap hari, kecuali hari Sabtu mulai pukul 08.00 sampai
12.00.

Setiap hari pukul 12.00 sampai 13.00 karyawan

beristirahat dan makan siang.

Khusus untuk karyawan Ke-

bun Produksi jam kerja dimulai pukul 06.30 untuk melaksanakan penyemprotan tanaman.

Kelebihan
, jam kerja terse-

but dihtiung sebagai kerja lembur dengan upah Rp 250,per jam.

Pada hari Minggu atau libur, karyawan kebun

bergantian mendapat tugas piket kebun yaitu melakukan
penyiraman tanaman bila hari tidak hujan.
Bagian keamanan terdiri dari 3 regu dengan jam kerja
tiap regu 12 jam.

Penggantian petugas keamanan dilakukan

pukul 06.00 dan pukul 18.00.
Saran a dan Prasarana Produksi
Prasarana produksi yang ada di PT PAGI mel±puti
kantor, Laboratorium, Ruang Pasca Panen, Gudang, Pump

10
House, Mess Karyawan, Kebun seluas 3.3 ha.

Areal lainnya

masih berupa tanah kosong.
Sarana produksi yang ada disasuaikan dengan kebutuhan

bagian.
ュ。ウゥョァMセ@

Kantor
Kantor yang terdiri dari 3 ruang yaitu 1 ruang direktur dan 2 ruang staf merupakan tempat melakukan perencanaan
dan koordinasi kerja serta administrasi.
Laboratorium
Laborat9rium yang terletak bersebelahan dengan kant or
dibagi menjadi 3 bagian : (1). dapur untuk membuat media
dan mencuci alat-alat seluas 11 m x 6 m, (2). ruang tanam
untuk penanaman secara aseptik seluas 11 m x 5 m dan (3).
ruang kultur untuk meletakkan dan menumbuhkan kultur seluas 22 m x 15 m.

Pengaturan suhu ruang menggunakan Air

Condition (AC) sentral.
Alat-alat untuk pembuatan media, antara lain alatalat ukur gelas (Glassware), botol kultur, timbangan
analitik autoclave listrik dan gas, pH meter, waterdistiller, pemanas, blender, lemari pendingin dan lemari tempat menyimpan bahan-bahan kimia, alkohol dan
----0

alat-alat diseksi.
Alat-alat yang terdapat di ruang tanam berupa 13
Laminar Air Flow Cabinet masing-masing berkapasitas 2

11

orang dan 3 Laminar Air Flow Cabinet masing-masing berkapasitas 1 orang serta rak untuk penyimpanan media.
Pada ruang kul tur terdapat 3 unit Shaker, masingmasing dilengkapi 6 buah lampu TL.

Setiap unit shaker

berkapasitas 192 botol erlenmeyer 125 ml yang digunakan untuk kultur cairo

Terdapat 12 set rak kultur'ber-

tingkat 6 yang berukuran panjang 6 meter, lebar 1.2 meter dan tinggi 2.2 meter, tempat meletakkan kultur media padat.

Masing-masing tingkat dilengkapi dengan 12

lampu TL sebagai sumber penerangan buatan.

Tiap ting-

kat berkapasitas 800 botol kultur.
Tenaga laboratorium terdiri dari seorang pimpinan
laboratorium, seorang staf, 5 orang tenaga penanam dan
2 orang untuk membuat media dan mencuci alat-alat dan
botol.
Ruang Pasca Panen (Grading House)
Ruang pasca panen merupakan tempat pengumpulan bunga
potong hasil kebun inti maupun petani plasma.

Di ruang

tersebut bung a dikelompokkan berdasarkan kriteria untuk
masing-masing jenis bunga.
Untuk pengiriman ke luar negeri maupun ke luar
-----4

daerah, bunga dikemas menggunakan kotak karton. 'Untuk
pedagang lokal, bunga tidak dikemas, melainkan langsung dibagikan kepada masing-masing pedagang.

12

Pada ruang pasca panen yang berukuran 12 m x 10 m
dan beratap asbes, terdapat 3 meja untuk pengkelasan,
ember-ember untuk merendam tangkai bunga dan rak-rak
kayu tempat meletakkan bunga.

Sarana produksi lainnya


berupa gunting tanaman, kapas, plastik, karet gelang,
kertas koran dan kotak kemasan.
Dibagian ini bekerja 4 orang karyawan wanita dan
1 orang karyawan pria.

Setiap minggu 2 orang karyawan

bergantian bertugas memanen bunga di kebun inti.
Gudang.
Gudang terletak bersebelahan dengan

pasca panen
セオ。ョァ@

dan dibagi dua yaitu gudang penyimpanan bahan-bahan kimia
dan gudang untuk penyimpanan sarana produksi lain.

Seo-

rang karyawan pria bertanggung jawab mencatat pemasukan
dan pengeluaran barang-barang.
Pump House dan jaringan
ー・セケュイッエ。ョ@

serta
ー・セケゥイ。ュョG@

Pump House (PH) merupakan bangunan tempat pengadukan
,pupuk dan pestis ida untuk penyemprotan seluruh kebun.
Terdapat 2 PH, masing-masing kebun Timur dan kebun
Barat. Setiap PEkberukuran 54 m2 •
Pada PH untuk kebun Barat terdapat 2 bak silinder
berukuran diameter 2.3 m dan tinggi 1.2 m dilengkapi
dengan sub mersible pump untuk pengadukan pupuk/pestisida.

Digunakan 3 diesel sebagai tenaga penggerak un-

tuk penyemprotan Rebun Barat dan Kebun Bibit.

13
Pada PH untuk Kebun Timur hanya terdapat 1 bak pengadukan dengan 2 pompa, untuk mengatur penyemprotan
Kebun Timur.
Jaringan penyemprotan pestisida/pupuk terdiri dari
pipa PVC berukuran 1.25 inei sebagai saluran primer yang

.

terletak di dalam tanah.

Saluran sekunder berupa pipa

vertikal, berukuran 0.75 inei, sedangkan selang plastik
berdiameter 2 em yang dilengkapi dengan nozzle tipe
spray gun, digunakan untuk penyemprotan ke tanaman.
Tekanan penyemprotan yang biasa dipergunakan 15 kg/em2 •
Sumber air penyiraman dan penyemprotan pestisida/
pupuk berasal dari kolam dibelakang PH kebun Barat.
Air dihisap menggunakan 2 mesin pompa berkekuatan 15
dan 25 HP.
Jaringan penyiraman terdiri dari pipa PVC berdiameter 4 inci sebagai pipa primer dari dalam tanah
hingga keatas paranet.

Selanjutnya air dialirkan me-

lalui pipa sekunder berdiameter , dan 2 inei yang
terentang di atas paranet.

Jaringan tersier yang berada

dibawah paranet berupa pipa berdiameter 1 inei dilengkapi nozzle jenis Button Head setiap jarak , meter.
Untuk anggrek tanah (Ground Planting) penyiraman diャセ。ョ@

dengan sistem sprinkler.

Mess Karyawan.
Mess karyawan yang terletak di belakang kant or disediakan untuk karyawan pria yang belum berkeluarga.

14
Diutamakan untuk karyawan kebun dan teknik untuk mengauasi
keadaan-keadaan darUDat di mal am hari.
Kebun Bibit (Seedling House)
Kebun Bibit dibagi menjadi
セ@

unit bangunan yaitu unit

I, unit II dan unit III yang terdiri dari bangunan berkerangka kayu giam dan beratap fiber glass.
Unit I seluas 1 230 m2 digunakan untuk tanaman 2 inci,
unit II seluas 950 m2 untuk kompot (Comunity pot) dan unit
III seluas 1 820 m2 untuk tanaman 4 inci.

Pada unit II

terdapat bangunan untuk penanaman kompot dan pindah:
tanam (repotting).
Tana:nan diletakkan pada rak-rak kayu beru..lruran panjang 3.0 m, lebar 1.8 m dan tinggi dari permukaan tanah
1 m, dengan jarak antar rak 1.m (Gambar 2).

Bagian atas

rak terbuat dari kawat dan kira-kira 1 m di atas rak terdapat jaringan pipa tersier untuk
ー・ョyゥイ。セN@

Pipa sekun-

der untuk penyemprotan pestisida/pupuk terletak di samping
rak.

180c/'I1

'teem

Gambar 2.

Skema Kebun 3ibit

15
Kebun Bibit

sebagai tempat perawatan bibit
「・イヲオョァウセ@

tanaman sejak kompot hingga tanaman siap berproduksi.

Ke-

giatan di Kebun Bibit meliputi pemeliharaan tanaman dan
repotting tanaman.
Kebun Bibit dikepalai oleh seorang karyawan pria dibantu oleh 5 orang karyawan wanita.

Untuk kcgiatan' penyem-

protan tanaman dibantu oleh tenaga harian.
Kebun Produksi
Kebun Produksi dibagi dua berdasar lokasi : kebun Barat dan Kebun Timur yang dibatasi oleh aliran Sungai Jalintreng.
shed.
an.

Kebun produksi dibagi dalam blok-blok disebut
Shed berukuran 1 000 m2 dapat menampung セ@ 000 tanam-

Shed berupa bangunan berkerangka kayu giam yang di-

lengkapi dengan paranet yang dipasang setinggi 2.75 m dari tanah.

Tanaman anggrek yang ditanam dalam polibag,

.

diletakkan pada bangku-bangku dari kayu berukuran panjang
6.0 m, lebar
PNセU@

bangku 1.0 m.

m dan tinggi
PNセU@

m serta jarak antar

Pada bangku juga terdapat tiang-tiang untuk

mengikatkan tali sebagai penyangga angsrek.
Untuk anggrek tanah, tanaman ditanam di tanGh dan _
tanpa naungan.

l"ledia tumbuh berupa serutan kayu dan ko-

toran ayam yang diletakkan pada 'bedengan' berulmran panjang 3.0 m dan lebar 0.6 m yang dibatasi de!1gan genting.
Pada jarak 0.45 m d:ilpasang tiang un-tuk mengikatkan tali
penyangga anggrek.

Skema

shed

dan 'bedengan' ange;rek

tanah dapat dilihat pada gambar 3 dan
セN@

16

Gambar

3•

Sket 'shed

penanaman anGgrek

•,----l/oCIo.---+,
Gambar 4-,

Penanaman an3:;rek tanah

17
Jenis Tanaman
Tahaman yang diusahakan oleh PT PAGI pertama-tama diimpor dari Singapura pada tahun 1983 dan. Bangkok pada tahun 1984 - 1985.

Bibit tersebut kemudian dijadikan sumber

produksi bunga dan perbanyakan selanjutnya.

Sejak tahun

1985 penyediaan bibit untuk kebun inti maupun petarti plasma dikelola oleh Laboratorium Kultur Jaringan PT PAGI.
Jenis anggrek yang diusahakan saat ini terdiri dari

5 marga anggrek yang cukup terj,enal di pasar dunia ;ian
cocok dibudidayakan di daerah tropis yaitu Aranda, Ascocenda, Dendrobium, Mokara dan (!)ncidium (Gambar 5).

Jumlah

semua jenis 30 dengan 25 jenis yang berproduksi (Tabel
lampiran 3).

Total tanaman yang diusahakan 478 082 yang

terdiri dari tanaman kompot hingga tanaman dewasa.

Perin-

cian jumlah tiap jenis dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel1.

Marga

Jumlah dan marga anggrek yang diusahakan
PT PAGI

kompot

Aranda
16
Ascocenda
Dendrobium 5 625
Mokara
257
Oncidium
65
Jumlah

5 963

Tan. 2"

Tan 4"

Tan 6"

Jumlah

--------- pot --------4 616
3 016
7 684
4 006
2 »2
118 185
129 000
79 095

15 332
6 538
331 905

52 346
525

28 911
1 788

4 454
35 961

85 968
38 339

179 678

167 383

125 058

478 082

18

(A)

(IS )

(c)

CD)

Gambar 5.

Berbagai bentuk bung a Oncidium (A),
Dendrobium (B), Mokara (G), Ascocenda (D)
dan Aranda (E)

PERBANYAKAN

ANGGREK
taャGiセh@

Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu perbanyakan secara generatif dengan mempergunakan biji dan :3ecara vegetatif 'yaitu menggunakan bagian-bagian tanaman induk.

Perbanyakan secara generatif

pada anggrek umumnya ditujukan pada hasil persilangan
untuk mendapatkan bibit-bibit tanaman yang bervariasi untuk
diseleksi lebih lanjut.

Perbanyakan untuk menghasilkan

bibit seragam tidak dianjurkan dengan cara ini, karena
bibit yang dihasilkan heterozycous.
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilalculcan dengan
stek, split, keiki dan kultur jaringan.

Cara perbanyalcan

yang paling banyalc dilalcukan di PT PAGI ialah kultur jaringan dan cara lainnya tergantung jenis.

Jenis anggrek

umum diperbanyalc dengan uara,split dan keiki,
ウゥューッ、セャ@

sedangkan untuk jenis anggrelc monopodial dengan cara stek
pucuk (top cutting).
Perbanyakan Anggrek 8ecara Vegetatif KOllvensional
Split
Tanaman anggrelc simpodial alean men5hasilkan tunastunas baru sepanjanghidupnya.

Kecepatan pertambahan tu-

naG tergantung pada jenis dan kondisi tanaman.

Hasil ra-

ta-rata yang dapat dicapai berleisar 2 tanaman baru dalam
walctu 3 sampai 4 oahun dari hasil pemisahan/split.

20
Split dilakukan dengan pemisahan rumpun tunas anggrek dan
setiap rumpun hasil pemisahan tersebut akan menjadi satu
individu baru.
Pada jenis Dendrobium pembelahan daDat dilakukan bila
dalam 1 rumpun telah terdapat minimal 6 buah tunas.,

Pem-

belahan dilakukan dengan menggunakan gunting

yang
エ。ョFセ@

tajam dan dibelah tepat pada akar, tinggalnya (Gambar 6).

Daerah pemotonsan
Gambar 6.

Proses
ー・ュセウ。ィョ@

tunas'

Tiap belahan rump un harus memiliki tunas tua dan tunas muda.

Selanjutnya akar-akar yang melekat dipotong

dan bekas potongan dicelupkan pada larutan funGisida untuk
mencegah' terjadinya pembusukan.

Pembuangan akar-akar ber-

guna untuk merangsang pertumbuhan akar baI'u yang lebih cepat.
Penenaman

hasil split dilakukan dengan meletakkan

tanaman di atas media dan tanaman diikat pada tali sehingga dal)at berdiri dengan tegak.

'fanaman diletal,kan dengan

tunas termuda menghadap bagien pot yang terluas (Gambar 7).

22
Cara split memiliki beberapa keuntungan: relatif
mudah caranya sehingga tidak rnemerlukan keahlian khusus
dan dalam 1 hari kerja seorang pekerja dapat melakukan
split dan penanaman sebanyak 100 tanaman. Selain keuntungan cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu \'laktu yang
cukup lama untuk mendapatlcan anak/bibit baru, jumlah yang
dihasilkan untulc jangka waktu tertentu hanya sedikit dan
tanaman mengalami masa stagnasi beberapa lama.

Pada masa

stagnasi tanaman tidak berproduksi dan pada beberapa jeni3
masa stagnasi ini dapat berlangsung dalam I-wktu cukup lama.
Keiki
Keiki berasal dari bahasa Hawaii yang berarti bayi
(Gunawan, 1981+).

Keiki adalah anakan kecil yang tumbuh

dari buku tannman dewasa dan dapat menghasilkan akar sehinge;a merupakan
セ|。エャAM

tanaman keci;t. (Gambar 8).

Keiki
'-----------daerah
pemotonr;an

Gambar ·0.

Keiki yans telah berukar

23
Perbanyakan dengan keiki dilakukan dengan memotong
keiki yang telah berakar, beserta sebagian bulb induknya.
Bulb mengandung eadangan makanan yang dibutuhkan keiki
sebelum keiki mampu menghasilkan makanan untuk dirinya sendiri.

Keiki dapat pula ditumbuhkan dengan meletakkan ba-

.

tang-batang tua dalam posisi horizontal dan disirami,
setelah beberapa waktu dari buku-buku akan tumbuh keikikeiki.
Penggunaan eara ini relatif mudah dan tidak
kan keahlian maupun peralatan khusus.
hun maksimal
ィ。セケ@

ュ・「オセィM

Tetapi dalam 1

dapat dihasilkan 3 sampai 4 pot.

エ。セL@

Un-

tuk menghasilkan bibit eara ini kurang dapat diandalkan.
Selain itu tanaman hasil keiki membutuhkan waktu lebih larna untuk memasuki fase generatif dibanding tanaman hasil
kultur jaringan yang berukuran sarna.

Mengingat keterba-

tasan eara ini, PT PAGI tidak melakukan eara seeara khusus, hanya pada kesempatan-kesempatan
エ・セョオN@

Stek Pueuk
Pada
。ョァセイ・ォ@

monopodial, tanaman tidak menghasilkan

tunas-tunas baru melainkan terus tumbuh memanjang.

Stek

dilakukan dengan memotohg bagian ujung tanaman dewasa sepanjang 40 - 60 em yang harus memiliki minimal 3 akar udara yang sehat.

Ketentuan jumlah akar minimal tersebut

untuk mendapatkan tanaman yane; pelwmg hidupnya besar dan
tidak terlalu ュ・ョZセ。ャゥ@

stasnasi. (Gambar 9).

24

Daerah pemotongan,

Gambar 9.

Stek pucuk pada anggrek monopodial

Untuk melakukan stek, tanaman yang terpilih harus
memenuhi persyaratan tertentu.

Persyaratan tersebut me-

liputi kondisi tanaman, harus dalam keadaan pertumbuhan
yang subur, sehat, memiliki cukup banyak daun-daun yang
sehat dan muda (Soeryowinoto, 1977).
Selanjutnya stek di tanam pada media campuran kotoran
ayam dan serutan kayu, langsung di laPlimg tanpa naungan.
Untuk perawatan stek pada awal penanaman sebaiknya diberi
peneduh sementara sampai kondisi stek cukup kuat.
memerlukan suhu 25 0

-

Stek

30 0 dengan RH 75 % untuk mendorong

pertumbuhannya (Lestari, 1985).

Penyiraman sebaiknya ti-

dak berlebihan tapi lebih ditekankan pada pengaturan kelernoaban udara, karena penyiraman yang berlebih dapat
menyebabkan tanaman membusuk (Gunadi, 1979).
Cara ini relatif mudah dilakukan tetapi hasilnya hanya sedikit dalam jangka I'raktu tertentu dan tanaman induk
akan mengalami stagnasi sebelum mampu berproduksi kembali.

25
Anggrek melalui Teknik Kultur Jaringan
p・イ「セケ。ォョ@

Prospek dan Kendala Penggunaan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan anggrek secara k?mersial dengan menggunakan teknik kultur jaringan dirintis pertama kali oleh Morel
pada tatun 1960 pada anggfek Cymbidium.

Dengan teknik ini

Morel memproyeksikan 1 juta tanaman baru dalam waktu 1 rahun dari 1 mata tunas yang sehat.

Perbanyakan dengan cara

ini memungkinkan didapatkannya bibit dalam jumlah

banyak

secara serempak.
Teknik kultur jaringan mampu menghasilkan bibit-bibit
baru yang relatif seragam dengan indulmya. Selain itu

ba-

gian tanaman induk yang diambil untuk eksplan hanya sebagian kecil sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk.

Mata tunas merupakan eksplan yang urnurn diperQ.makan

untuk perbanyakan anggrek.
Bibit tanaman dapat dihasilkan dalam jumlah
「セケ。ォ@

serta tidak membutuhkan ruang yang luas seperti halnya
pada perbanyaknn vegetatif lainnya untuk mengtasilkan bibit dalam jumlah sarna.

Laboratorium PT PAGI rnelakukan

perbanyakan dengan cara ini untuk
イョ・ュセゥ@

kebutuhan bibit

tanaman yane; terseleksi dalam jumlah banyak dan dalam
waktu yang terencana.

Bibit ditujulcan untuk pertanaman

di kebun inti maupun pet ani plasma serta konsurnen lain.
Dibalik keuntungan yang didapat dengan penggunaan
teknik kultur jarine;an, perlu diperhatikan kendala-kendala

26

yang mungkin terjadi.

Teknik kultur jaringan merupakan

salah satu cara perbanyakan yang membutuhkan biaya inveBtasi yang tinggi, memerlukan tenaga-tenaga dengan ketrampilan khusus untuk mengerjakannya'dan banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan penggunaan teknik ini.
Keberhasi1an ditentukan oleh komposisi media, jenis
eksplan yang digunakan dan 1ingkungan fisik se1ama pertumbuhan kultur.

Dari setiap tahap perlu diperhatikan hal-

hal yang dapat mengakibatkan kegagalan
セ。オーョ@

penyimpang-

an hasil.
Perbanyakan dengan teknik ini pada anggrek-anggrek
hibrida terutama harus
、ゥー・イィYエャセ。ョ@

netik tanaman yang dihasi1kan.

segi keseragaman geTerjadinya mutasi dan va-

riasi yang tidak diharapkan dan baru diketahui ter1ambat
akan sangat merugikan.
Terjadinya perubahan dapat disebabkan o1eh khromosom
ganda, aneuploidi, mutasi gen dan kimera.

Percobaan oleh

Charanasri dan Warichkel (1978) delapan contoh mericlone
Dendrobium Pompadour dihitung persentase perubahannya :

52.77 % yang true to type, 43.71 % dengan bunga yang lebih
besar, dan 4.52 % perubahan yang lainnya.

Persentase ta-

naman yang true to type ditentukan oleh jenis tanaman yang
menjadi induk : 98.11 % pada Jaquelyn Thomas, 98.02 % pada
Caesar Chiad dan 78.18 % pada Walter Qumae.

27

Terlihat bahwa persentase tanaman yang true to tyPe
bervariasi tergantung jenis.

Mutasi pada anggrek hmbrida

memang dapat terjadi karena anggrek hibrida memiliki susunan kromosom heterozigot.
dihindari 100

Terjadinya mutasi tidak dapat

% tapi dapat dilakukan pengontrolan
ウ・ィゥョァセ。@

tidak terjadi mutasi yang terlalu besar
Di Kebun PT PAGI tampak adanya perbedaan warna kelopak
bunga dan ketebalan kelopak bunga pada jenis Dendrobium
Intuwong hasil mericlone.

Ketebalan bunga erat kaitannya

dengan lamanya kesegaran bunga.

Dari hal ini tampak bahwa

terjadinya perubahan dalam populasi tanaman dapat mempengaruhi baik kualitas maupun kuantitas bunga.
Terjadinya penyimpangan dapat disebabkan oleh perlakuan selama tahap perbanyakan.

Penggunaan hormon-hormon da-

lam jumlah besar dan dalam waktu yang lama dapat mengin•

duksi terjadinya mutasi.

Salah"satu jenis hormon yang se-

ring mengakibatkan terjadinya mutasi ialah

auks in 2.4 D •

cielain hormon, sUbkultur berulang-ulang lebih dari 1 tahun juga dapat memperbesar peluang terjadinya tanaman
yang menyimpang.
Pertumbuhan tanaman baru yang kurang vigor atau mengalami perubahan bentuk seperti kerdil (stunted) dapat pula
disebabkan oleh pengaruh sub kultur yang berulang-ulang
pada media yang sarna.

Hal ini dapat mengakibatkan ter-

jadinya semacam alcumulasi zat-zat ya:J.g mempengaruhi

28

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Dari pengalaman

Laboratorium PT PAGI, subkultur lebih dari 5 kali pada media padat menghasilkan tanaman yang stunted dalam jumlah
besar.
Kemungkinan adanya penyimpangan pada hasil meri,clone
membutuhkan perhatian yang besar dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan anggrek.

Pemilihan

yang ketat dari tanaman induk terpilih dapat berperan besar pada tahap selanjutnya.
true to type

Tanaman induk terpilih harus

dan sehat.

Teknik Pelaksanaan Kultur Jaringan Anggrek
Perbanyakan anggrek secara kultur jaringan melalui
beQerapa tahap yaitu persiapan media, sterilisasi dan inisiasi eksplan serta tahap perbanyakan eksplan.


l'Iasing-

masing tahap menuntut persiapan-dan persyaratan tertentu
yang menunjang keberhasilan perbanyakan.
Dengan telmik ini, telah dihasilkan perbanyakan bibi t
:jenis Dendrobium, Oncidium, Aranda:, Mokara dan Cattleya.;
Persiapan Media Kultur.

Persiapan media dimuJ.ai dengan

persiapan botol-botol kultur.

Botol yang digunakan ti-

dak disterilisasi dengan autoclave melainkan langsung
digunakan setelah dicuci.

Pencucian dilakukan dengan air

panas dan sabun dan dilakukan perendaman selama 2-3 jam
sebelum pencucian.

29
Media untuk perbanyakan-' anggrek terdiri dari media eair dan media padat.

Media dasar yang digunakan ialah me-

dia Vacin dan Went yang telah dimodifikasi dan ditambah
bahan-bahan alami seperti air kelapa, pisang dan kentang.
Laboratorium PT PAGI tidak menggunakan hormon sintetis
untuk perbanyakan anggrek.
PT PAGI menggunakan 1 jenis komposisi media cair dan
2 jenis komposisi media padat (padat I dan padat II).
komposisi media dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.

Komposisi media untuk tanaman anggrek.

Bahan-bahan,
Cair

Konsentrasi/liter
Padat I

Padat I I

Media dasar

VVl

VVl

VVl

Air Kelapa:

250 ml

150 ml

150 ml

20. g

50 g

Pisang
Kentang
Gula pasir

50 g
20 g

30 g

Arang Aktif

2.5 g

2.5 g

Agar

5 g

4.7 g

Penggunaan bahan-bahan alami dalam media perbanyakan
anggrek telah lama diketahui, karena penggunaan bahanbahan alami selain lebih ekonomis juga diperkirakan mengandung zat-zat yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kelemahan b&han alami ialah sulit mendap3tkan

bahan dengan kondisi fisiologis yang tepat sama, karena

.
セNG@

kamasakan bahan mempengaruhi komposisi unsar-unsur yang
,-,

yang terkandung di dalamnya.
Air kelapa diketahui mengandung hormon alami zeatin
dari golongan sitokinin, auksin dan vitamin serta mineral
(George dan Sherrington, 1984).

Pisang dapat merupakan

sumber vitamin dan karbohidrat, sedangkan kentang mengandung karbohidrat, unsur-unsur mikro.
Cheah dan Sagawa dalam

George dan Sherrington
HQYXセI@

menyebutkan bahwa anggrek Dendrobium harus bebas gula pada
media inisiasi (cair) agar mendapat laju proliferasi protocorm lebih cepat,

sedangkan pada Phalaenopsis penghi-

lang an gula berguna untuk penghijauan protocorm.

Penam-

bahan gula pada media mengakibatkan protocorm manjadi kuning dan coklat.
Proses pembuatan media dimulai dengan persiapan bahanbahan kimia, pemasakan dan sterilisasi media.

Langkah-

langkah yang dilakukan dalam persiapan bahan kimia dan pemasakan :
- Bahan-bahan kimia ditimbang atau diambil dengan gelas
ukur untuk larutan stok sesuai kebutuhan,
- Ditambah bahan-bahan alami yang sesuai : air kelapa yang
telah disaring, kentang dan pisang yang telah
- Ditambah aquadest sampai volume yang tepat,

、ゥ「セ・ョイL@

31
- pH media diatur hingga

5.3 dengan menggunakan HCl atau

NaOH,
- Ditambahkan arang aktif bila diperlukan
70 0 C lalu agar dimasukkan .
- Media diangkat bila sudah mencapai suhu 90 o C.
- Dipanaskan ウセー。ゥ@

Pada pembuatan media cair tidak ditambahkan agar dan
tidak memerlUkan pemasakan.

Selanjutnya media dibagi-bagi

ke dalam erlenmeyer atau botol kultur dengan menggunakan
gelas ukur.

Media cair diukur sebanyak 30 ml, sedangkan

media padat I 50 ml dan media padat II 80 ml.

Erlenmeyer

ditutup dengan 2 lapis alumunium foil, sedangkan botol
kultur ditutup 1 lapis alumunium foil dan tutup botol.
Tahap akhir berupa sterilisasi media yang dilakukan
dengan menggunakan autoclave pada tekanan 17.5 psi.

Ste-

rilisasi media cair membutuhkan waktu 15 menit sedangkan
media padat 20 menit.

Dengan 4 autoclave yang ada, Labo-

ratorium PT PAGI mampu menyiapkan media sebanyak 60 liter
per hari.
Sterilisasi dan inisiasi eksplan.
dipilih untuk diperbanyak ィセオウ@

Bahan tanaman yang akan

memenuhi persyaratan terten-

tu seperti kesehatan induk tanaman, kondisi pertumbuhan
vegetatif, kualitas-bunga dan produktivitasnya serta ukuran tunas yang diambil.
Eksplan untuk anggrek simpodial umumnya berupa mata
tunas yang diambil dari tunas yang berukuran

+

10 cm.

Percobaan oleh Sigh pada tahun 1976 pada uendrobium cv.

32
Ng Eng Cheaw menunjukkan
「セィキ。@

eksplan®ata tunas aksi-

lar memberi respon pertumbuhan yang lebihbaik dibanding
mata tunas apikal dari tunas yang sama (George dan
rington, 1984).

セィ・イᆳ

Di PT PAGI mata tunas yang digunakan

berupa mata tunas aksilar dan apikal.
Eksplan untuk anggrek monopodial berupa mata tunas
aksilar yang diambil dari stek pucuk tanaman.

Khusus

untuk jenis Aranda, percobaan oleh Loh, Goh dan Rao
hasil bahwa hanya 3 mata tunas aksilar
ュ・ョセェオォ。@

(1978)

teratas yang memberi respon tinggi sedang mata tunas akyang lebih bawah lambat berespon.
ウゥャセ@

tanaman induk dan pemilihan eksplan dip・ュゥャセィ。ョ@

lakukan oleh Kepala IJaboratorium dengan memperhatikan syarat-syarat yang ada.

Tunas Dendrobium yang terpilih di-

potong dari tanaman induknya dan dibawa
, ke Laboratorium.
Selanjutnya merupakanmhap sterilisasi eksplan sebagai
berikut
- Tunas dicuci dibawah aliran air dan pelepah-pelepah daun
yang menutupi mata tunas dibuang dan dibilas air steril
- Tunas disemprot alkohol 95 % lalu direndam dalam larutan
clorox 15% +
セキ・ョ@

80 1 tetes dan dikoook selama 10 menit

- Tunas dikocok lagi dalam larutan clorox 5 % selama 5 menit,
- Terakhir tunas dibilas dengan air steril 2 kali.
pセォ・イェ。ョ@

selanjutnya dilakukan di dalam Laminar

Air Elm'l Cabinet yang sebelumnya telah disernprot dengan
alkohol 95 56.

Penggunaan alkohol 95 :6 untuk penyemprotan

Laminar sebenarnya tidak terlalu efcktif karena alkohol

95% sangat cepat menguap sehingga efektivitasnya untuk
mematikan organisme menjadi berkurang.
Pengambilan mata tunas dilakukan dengan mengorek
mata tunas menssunakan ujung skalpel.
sung dimasukkan ke dalam media cairo

Hata tunas l.angKultur kctnudian

di-shaker dengan kecepatan 110 rpm dan penyinaran
Rセ@

jam.

Tujuan utama pengocokan dengan shaker adalah untuk
memberi aerasi pada eksplan, memungkinkan terbentuknya
protocorm-like bodies (plb) yang lebih cepat, memecah
plb karena sentuhan-sentuhan pada dinding botol.
Tahap

Mata tunas dalam media cair dibersihp・イ「。セケォョN@

kan dari bagian-bagian yang mati dan dipindah ke media
baru

2 minggu.
ウ・エセ。ー@

jau dan

Tunas yang hidup akan berwarna hi-

pJ:b dalam waktu 3 bulan.
ュ・「ョエQlセ@

Untuk diper-

banyale kembali plb ini dapat dipisahkan kedalam media cair baru
セ。ョ@

akan memperbanyak diri kembali. Pad a tahap ini

pemin.d.ahan ke media baru cukup dilakukan 1 bulan sekali.
Selanjutnya protocorm telah siap di tanam dalam me-dia padat I untuk pembentukan pucuk-pucuk.

Kultur dile-

..------>

takkan di rak-rale dengan penyinaran 8 - 12 jam per hari.
Kultur dipindahkan 2 bulan sekali lee dalam media yang
baru sambil menyeleksi pertutnbuhan kultur yang kurang baile.
Setelah 4 bulan terbentuk tanaman-tanaman kecil yang siap
diakarkan.

Sebelum dipindah ke media perakaran, diseleksi tanaman yang pertumbuhanbya baik.. Setiap botol berisi 20
tanaman.

Tahap perakaran

membutuhkan waktu sekitar 4

Menurut Gunadi (1979) tanaman telah aiap keluer

bulan.

bila telah memiliki pseudobulb pada anggrek Dendrobium.
Tshapan pertumbuhan kultur dapat dilihat pada Gambar 10. Sedangkan sl,ema pertumbuhan kultur untuk menghasilkan 10 000 tanaman dapat dilihat pada Tabel lampiran 4.

セ。ュ「イ@

10.

Urutan tahap perhanyakan anggrek

Pad a media perakaran, anggrek Dendrobium umumnya tidak
men3alami kesulitan pemberrtukan akar yang sehat pada waktunya.

Khusus untuk jenis Oncidium terlihat ketid3k seim-

bansan pertumb:.than pucuk dan akar pada media perakaran.
·:ranaman serin[';kali telah oenc:JDiJi tinggi botol tetapi akar
yang terbentuk hanya sedikit.

Hal ini mengakibatkan sulit-

nya keberi1asilan aklimatisasi bi!.Ji t.

35
Untuk jenis Oncidium masih

pencarian kom、ゥー・イャqセ。ョ@

posisi media perakaran yang lebih tepat.

ifJenurut George

dan Sherrington (1984) banyak spesies tanaman akan berakar bila ke dalam media perakaran ditambahkan arang aktif dan auksin.

Arang aktif dilaporkan meningkatkan per-

turnbuhan akar yang telah terinisiasi.
Selain