Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Jawa banyak melahirkan karya sastra tulis. Karya sastra itu terdokumentasikan dalam bentuk naskah-naskah pada daun lontar, kertas, daluwang dan alat penyimpan teks yang lain. Dalam bidang filologi peninggalan berupa teks tersebut dikenal dengan istilah naskah dan sampai saat ini naskah dari tradisi kasusastraan Jawa jumlahnya sangat banyak dan tersimpan di berbagai museum. Lubis 2001:28 mengatakan bahwa naskah-naskah nusantara juga tersebar di seluruh dunia, antara lain: Malaysia, Singapura, Brunai, Sri Lanka, Afrika Selatan, Thailand, Mesir, Inggris, Jerman, Rusia, Austria, Hongaria, Swedia, Belanda, Spanyol, Itali, Prancis, Amerika, dan Belgia. Beberapa di antaranya terdata di katalog-katalog perpustakaan seperti katalog Perpustakaan Nasional RI, katalog Perpustakaan Museum Sanabudaya, katalog Perpustakaan Museum Ranggawarsita, katalog Perpustakaan Pura Pakualaman Yogyakarta, katalog Perpustakaan Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta, katalog Perpustakaan Radyapustaka Surakarta dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, masih terdapat naskah-naskah yang menjadi koleksi perorangan dan hal tersebut belum mendapat perhatian secara khusus. Naskah perorangan umumnya merupakan warisan nenek moyang dan dimiliki oleh keluarga pemilik naskah. Keberadaan naskah perorangan ini berbeda 2 dengan naskah-naskah yang terdapat di tempat-tempat penyimpanan naskah. Faktor ketidaktahuan pemilik tentang isi naskah dan kepedulian terhadap naskah sering menjadi penyebab kerusakan naskah karena tidak terawat dengan baik, sedangkan bahan naskah umumya mudah rusak dimakan usia. Pada umumnya kepedulian pemilik terhadap naskah warisan leluhur mereka sangat kurang, sebagai contoh naskah yang hanya disimpan begitu saja, ditumpuk dengan buku- buku lain tanpa ada perawatan, tidak sengaja hilang karena kurang perhatian, bahkan ada yang dianggap pusaka keramat yang tidak boleh disentuh kecuali orang-orang tertentu. Perlakuan seperti hal tersebut menjadi kendala untuk mengetahui keberadaan dan kandungan karya-karya sastra warisan leluhur. Naskah-naskah Jawa yang memuat karya sastra itu penting untuk diteliti karena walau bagaimanapun karya sastra tidak akan lepas dari konteks sosial yang ada. Dengan memahami berbagai macam informasi dalam karya sastra maka akan dapat sedikit banyak tahu informasi kehidupan masa lampau serta dengan mempelajari sastra lama dapat memperluas pandangan hidup atau sebagai bahan inspirasi menghadapi tantangan ke depan. Selain itu dengan kondisi dari jumlah dan umur naskah yang tua tentunya akan mengalami kendala di dalam mempelajari kandungan isi dari karya-karya tersebut. Kendala-kendala itu seperti bahan naskah yang terbuat dari lontar, daluwang, kertas dan lain sebagainya sangat rentan dengan kerusakan apabila sudah berumur tua. Agar naskah-naskah yang ada tidak hilang begitu saja, penelitian terhadap naskah sangatlah penting dilakukan mengingat pentingnya kandungan yang ada di dalam naskah-naskah tersebut serta kondisi naskah yang rentan kerusakan. Pengkajian filologi sangat 3 penting dilakukan agar dokumen bangsa yang termasuk warisan leluhur ini tidak ditinggalkan begitu saja oleh para generasi penerus bangsa terkhusus bangsa Indonesia. Salah satu dari sekian banyak naskah Jawa warisan leluhur yang akan dijadikan objek penelitian filologi ini adalah Serat Pertimah disingkat SP. Naskah SP adalah milik perorangan yaitu bapak Doto yang beralamatkan di Desa Sigerung Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan. Naskah SP berbentuk buku tulis bergaris dengan panjang buku 20 cm dan lebar 15,5 cm. Dilihat dari kertas yang digunakan diperkirakan umur naskah masih cukup muda namun kondisinya sudah mulai rusak karena terdapat beberapa halaman yang sudah mulai lepas dari pengikatnya serta lapuk. Naskah SP digunakan oleh orang tua pemilik dalam upacara adat tingkeban untuk dibacakan selama semalam suntuk. Naskah SP diperkirakan adalah naskah yang berisi sastra populer karena peneliti sendiri menemukan bentuk naskah latin namun dalam versi yang berbeda. Selain itu, telah diadakan pencarian keberadaan naskah lain yang dimungkinkan berkaitan dengan SP. Tercatat naskah di katalog Museum Sono Budoyo yang mirip dengan naskah SP sekitar 30 versi yang masing-masing berbeda satu dengan yang lain. Naskah SP bisa digolongkan ke dalam karya sastra puisi ini diindikasi sebagai salah satu naskah khas pesisiran. Sesuai pendapat Suryo 2000 teks ini adalah naskah pesisiran. Ciri teks pesisiran yaitu terdapat pada pembukaan seperti dicontohkan oleh Suryo 2000 dalam teks Babad Demak Pesisiran berikut ini. “ bismillahirrokhmanirrokhim. Ingsun amimiti amuji 4 Anebut nama yang sukma Kang murah hing dunya mangke Ingkang asih ing akherat Kang pinuji tan pegat Anggar kawelas ayun Angapura wong kang dosa.” Naskah SP dimulai dengan bait berikut. “ ingsun amiwitti amuji Anyebut namaning Alah Kang murah ing donya mangke Ingkang asih ing aherat Kang pinuji tan pegat Anjar kawelas ayun Angapura mring wong dosa.” Melihat perbandingan kutipan tersebut agaknya cocok bila naskah SP adalah naskah pesisiran. Naskah SP menceritakan kisah peristiwa-peristiwa yang dialami Dewi Aminah yang notabene sebagai ibu dari nabi besar Muhammad sebelum dilahirkan di dunia. Diceritakan bahwa Abdulmuntalib Raja Mekah bermimpi aneh, setelah Raja Mekah itu meminta pendapat penasehat istana, ternyata mimpi itu bukanlah sembarang mimpi biasa karena mimpi itu diperkirakan adalah mimpi pertanda dari Tuhan tentang keturunannya kelak yang akan menjadi seseorang yang sangat besar kedudukanya di dunia. Setelah perkawinan anaknya yaitu Abdulah dengan Siti Aminah, masuk bulan ketujuh Abdulah meninggal dunia dengan meninggalkan istrinya Siti Aminah yang sedang mengandung. Padahal sejak awal Dewi Aminah ini mengandung, setiap bulan sang dewi bermimpi didatangi oleh orang-orang yang mengaku dirinya nabi terdahulu dan memberi isyarat kepada Dewi Aminah. Setelah memasuki bulan kesembilan Dewi Aminah 5 melahirkan seorang putra yang ikut disaksikan dan dilindungi oleh mahluk- mahluk dari surga. SP dapat dikaji dari berbagai macam bidang ilmu, di antaranya linguistik, sastra, dan budaya. Secara linguistik SP memiliki adanya kata-kata serapan dari bahasa arab seperti kata sidekah, onta, sahrusadi, sahrusabi, sahrusami, makam, kiyamat, khalkhaosar, kabattolah, mesjid. Kata-kata tersebut dapat dikaji dengan kajian morfologi. SP juga dapat diteliti melalui kajian sastra dengan kajian struktural karena dari segi bentuk SP berupa puisi, yaitu puisi Jawa tradisional atau tembang yang memiliki alur, plot, penokohan dan berbentuk cerita. Secara sosiologi sastra SP menunjukan adanya pengaruh agama Islam yang masuk ke Jawa dengan menggunakan media sastra lokal daerah yang kemudian dapat dijadikan catatan sebagai sastra agama Islam yang ada di wilayah pesisiran. Mengingat SP ini masih ditulis menggunakan huruf Jawa maka perlu ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Teks SP ini akan dikaji secara filologis karena sejauh pengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji SP ini secara filologis.

1.2 Pembatasan Masalah