KAJIAN TENURIAL TERHADAP KUALITAS LAHAN PERTANIAN SEKITAR KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) R. SOERJO (Studi Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

(1)

KAJIAN TENURIAL TERHADAP KUALITAS LAHAN PERTANIAN SEKITAR KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) R. SOERJO

(Studi Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Kehutanan

OLEH : HAERUN SOPYAN

201110320311024

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

Kajian Tenurial terhadap Kualitas Lahan Pertanian Sekitar Kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo (Studi Desa Sumber Brantas

Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

Skripsi

Diajukankepada

Universitas Muhammadyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memproleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Kehutanan

Oleh : Haerun Sopyan 201110320311024

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

SKRIPSI

KAJIAN TENURIAL TERHADAP KUALITAS LAHAN PERTANIAN SEKITAR KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) R. SOERJO

(Studi Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

Oleh : Haerun Sopyan 201110320311024

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 5 Februari 2016

Dewan Penguji :

Dewan Penguji I Dewan Penguji II

Ir. Joko Triwanto, MP Nirmala Ayu A, S.Hut; M.Sc

NIP.10589090103 NIDN. 0708128802

Dewan Penguji III Dewan Penguji IV

Tatag Muttaqin, S.Hut; M.Sc Ir.M. Chanan, MP

NIP. 10509070473 NIP.10589090105

Mengetahui, Ketua Jurusan

Tatag Muttaqin, S.Hut; M.Sc NIP. 10509070473

Mengetahui, Dekan

Dr. Ir. Damat, MP


(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Haerun Sopyan Nim : 201110320311024 Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian Peternakan

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kajian Tenurial terhadap Kualitas Lahan Pertanian Sekitar Kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo (Studi Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu), bukan merupakan pengambilan tulisan atau mengakui fikiran orang lain sebagai hasil tulisan atau karya tulisan sendiri.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Apabila ternyata ini tidak benar, maka penelititi atau penulis bersedia menerima sanksi.

Malang, Maret 2016 Yang membuat pernyataan


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Haerun Sopyan lahir di Jember Propinsi Jawa Timur pada tanggal 01 Desember 1993 merupakan anak tunggal. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Sudarsono dan Ibu Trisni. Penulis sekarang bertempat tinggal di Dusun Gayasan RT 004 RW 009 Desa Gunung Malang, Kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Gunung Malang 02, lulus pada tahun 2006, lalu melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Sumber Jambe dan lulus pada tahun 2008, dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Plus Sukowono, lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) pada Tahun 2011 sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Jurusan Kehutanan Universitas Muhammdiyah Malang (UMM).


(6)

MOTTO Yakin, Ikhlas dan Istiqomah

 Berangkat dengan penuh keyakinan  Berjalan dengan penuh keikhlasan, dan  Istiqomah dalam menghadapi cobaan

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Q.S Al-Insyirah 6-7) Bersabar, Berusaha, dan Bersyukur

 Bersabar dalam berusaha

 Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah, dan  Bersyukur atas apa yang telah diperoleh

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak

mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah 216)

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, selama ada komitmen untuk menyelesaikannya


(7)

LEMBAR PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim…

Dari yang utama dari segalanya.

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-MU telah memberikan kekuatan, serta membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta yang Engkau berikan, akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesikan. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kahariban Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, serta rasa terima kasih yang tak terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tak terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membahagiakan ibu dan bapak., karena kusadar selama ini hanya menyusahkan dan memberi beban. Untuk ibu dan bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu tersirami kasih sayang, serta tak pernah lelah untuk mendo’akan setiap waktu.

Terima kasih Ibu… Terima Kasih Bapak…

Terima kasihku kepada dosen-dosen kehutanan yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku dan anak didiknya, serta terima kasihku kepada bu de dan teman-teman jurusan kehutanan angkatan 2011 yang aku banggakan, dan tak lupa pula kepada Lia Adiyanti yang selalu memberi motivasi dan yang membuatku selalu bersemangat. Terima kasih...


(8)

i PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kajian Tenurial terhadap Kualitas Lahan Sekitar Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo (Studi Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)”.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu dalam perjuangan beliau untuk menegakkan agama-Nya di muka bumi ini.

Skripsi ini ditulis berdasarkan prosedur penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata satu (S1) Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penulisan skripsi ini , tentunya banyak pihak yang telah bantuan moral maupun meteriil. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bakti dan rasa hormat saya kepada ibu dan bapak tercinta ysng tak kenal lelah

memberikan dorongan serta do’anya, dan memberi motivasi bagi saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Terima kasih Bapak Dr. Ir. Damat, MP sebagai Dekan Fakultas Pertanian-Peternakan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 3. Terima kasih Bapak Tatag Muttaqin, S.Hut; M.Sc sebagai Ketua Jurusan

Kehutanan beserta pembimbing utama, yang telah memberikan pengarahan dan dorongan kepada mahasiswa untuk dalam penyelesaian tugas akhir. 4. Terima kasih Bapak Ir. M. Chanan, MP sebagai pembimbing pendamping

yang telah memberikan pengarahan kepada penulis untuk penyelesaian tugas akhir ini.

5. Terima kasih Bapak Ir. Joko Triwanto, MP selaku dosen penguji I dan Ibu Nirmala Ayu Ariyanti, S.Hut; M.Sc selaku dosen penguji II, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan petunjuk serta arahan kepada penulis.


(9)

ii 6. Terima kasih kepada Bapak Eko selalu pembimbing selama penelitian

berlangsung, semoga ilmu yang bapak berikan bermanfaat nantinya.

7. Teman-teman Forestry angkatan 2011, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

8. Yang terakhir terima kasih kepada Lia Adiyanti, yang selalu mendo’akan, menyemangati serta memotivasi dalam terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstuktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanajutnya, serta besar harapan penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT selalu meridho’i dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, April 2016 Penulis


(10)

ii DARTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Taman Hutan Raya (TAHURA) ... 6

2.2 Risalah Taman Hutan Raya R. Soerjo... 8

2.3 Konsep Tenurial ... 12

2.4 Kualitas Lahan pada Lahan Tenurial ... 16

2.4.1 Sifat Kimia Tanah ... 17

2.4.2 Bahaya Erosi ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Objek dan Data Penelitian ... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Karakteristik Desa Sumber Brantas yang Berbatasan dengan Tahura R. Soerjo ... 22

4.1.2 Sejarah Kepemilikan Lahan Pertanian di Desa Sumber Brantas ... 30

4.1.3 Tenurial di Kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo ... 34

4.1.4 Perkembangan Penggunaan dan Pemanfaaatan di Sekitar Kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo ... 35

4.1.5 Sistem Penguasaan Lahan Pertanian di Desa Sumber Brantas ... 36

4.1.6 Hubungan Tenurial Terhadap Kualitas Lahan ... 39

4.1.7 Kualitas Lahan ... 42

4.2 Pembahasan ... 47

4.2.1 Kajian Tenurial di Desa Sumber Brantas ... 47

4.2.2 Kebijakan Hukum dalam Tenurial ... 50

4.2.3 Kadar Nitrogen (N-Total) ... 52


(11)

iii

4.2.5 Kadar Kalium (K) ... 54

4.2.6 Derajat Kemasaman Tanah (pH) ... 55

4.2.7 Bahaya Erosi ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1KESIMPULAN ... 59

5.2SARAN ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(12)

iv DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

1. Kelas Kemasaman Tanah (pH) ... 18

2. Bentuk Wilayah dan Kelas Lereng ... 21

3. Tingkat Bahaya Erosi ... 22

4. Metode Pengumpulan Data ... 25

5. Mata Pencaharian Penduduk desa Sumber Brantas ... 29

6. Asal Lahan Pertanian di Desa Sumber Brantas ... 32

7. Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas ... 35

8. Status Kepemilikan Lahan ... 37

9. Penggunaan Pupuk Kimia dan Non-Kimia ... 40

10. Pengaruh Kualitas Lahan terhadap Keberadaan Kadar NPK ... 43

11. Kemasaman Tanah (pH) di Desa Sumber Brantas ... 44

12. Kajian Tingkat Bahaya Erosi ... 46

13. Hasil Uji Sidik Ragam Kandungan Unsur Hara N-Total ... 64

14. Hasil Uji Sidik Ragam Kandungan Unsur Hara Phospat (P) ... 65

15. Hasil Uji Sidik Ragam Kandungan Unsur Hara Kalium (K) ... 66


(13)

v DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

1. Lokasi Desa Sumber Brantas terhadap Tahura R. Soerjo ... 28

2. Perbandingan Unsur Hara NPK ... 43

3. Perbandingan pH Tanah ... 44

4. Perbandingan Kelerengan pada Setiap Lokasi ... 46

5. Dokumentasi Lahan Pertanian ... 68

6. Dokumentsi Wawancara ... 69

7. Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah ... 70

8. Lahan yang Berbatasan dengan Kawasan Tahura R. Soerjo ... 71

9. Lahan Pertanian di Sekitar Kawasan Tahura R.soerjo ... 72


(14)

62 DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1990.Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Lembaran Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Bab VII, Pasal 34. ___________. 1999.Nomor 41 Tahun 1999Tentang Kehutanan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Bab 1, pasal 1.

___________. 1999. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Bab VII, Pasal 59.

A’yunin, Q. 2008. Prediksi Tingkat Bahaya Erosi Dengan Metode Usle Di Lereng Timur Gunung Sindoro. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Anonymous. 2011. Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Bab III, Pasal 36 ayat 1.

__________. 2011. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2011tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Bab 1, Pasal 1 ayat 3.

Brady, N.C. 1990. The Natural and Properties Soils. New York: Macmillan Publishing Company.

Cotterrell, R. 1997. A Legal Concept of Community. 12 Canadian Journal of Law and Society 2. Canada.

Dwijoseputro, D.1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia. Hakim, N; Yusuf, N; Am Lubis, Sutopo, GN; M Amin, D; Go BH, HH Bailley.

1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ___________. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Graindo

persada.

Handoyo, A, P. S, dan Kirsfianti L. G. 2011. Tenure Identification as a Pre-condition for REDD+ Implementation. Jurnal Penelitian. Bogor: Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. ____________. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.


(15)

63 ____________. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Herawati, T dan Liswanti, N.2014. Kepastian tenurial bagi masyarakat sekitar hutan. Bogor: Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). Iriani, Y. A. 2008. Distribusi Kepemilikan Lahan Pertanian dan Sistem Tenurial

di Desa – Kota. Skripsi tidak diterbitkan.Bogor: Program Studi Komunikasi dan pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian. Kartodiharjo, H. 2010. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Larson, M. A. 2013. Hak Tenurial dan Akses ke Hutan. Bogor: Center for International Forestry Research.

Mustofa, A., 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Pada Hutan Alam yang Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Napitu, P. J. 2007. Pengelolaan Kawasan Konservasi. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Konservasi Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Uneversitas Gadjah Mada.

Nazari, A.Y. Soemarno. dan Agustina, L. 2012.Pengelolaan Kesuburan Tanah Pada Pertanaman Kentang dengan Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.

Riddell, C. 1987. Land tenure and agroforestry: a regional overview . In John B.Raintree (ed.). Land, Trees and Tenure: Proceedings of an International Workshop and Tinure Issues and Agroforestry, 1987. Nairobi dan Madison: ICRAF dan Land Tenure Center.

Ritung, S. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan. Balai Penelitian Tanah dan Wold Agroforestry Centre. Bogor.

Rosadi, O. 2012. Pertambangan dan Kehutanan. Yogyakarta : Thafa Media. Salim. 2008. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika.

Seowandita, Hasmana. 2008.Studi Kesuburan Tanah dan Analisis Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Tamanan Perkebunan di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dari Teknolagi Indonesia Jakarta: Pusat Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana – BPPT.

Subarna, T. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Menggarap Lahan di Hutan lindung : Studi Kasus di Kabupaten Garut Jawa Barat“.


(16)

64 Jurnal Penelitian. Bandung: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat.

Sumadi. 2006. Geografi 1: SMA Kelas X. Bogor : Yudhistira

Syekhfani. 2010. Hubungan - Hara – Tanah - Air – Tanaman. Dasar Kesuburan Tanah Berkelanjutan. Edisi ke-2. Surabaya; PMN – ITS.

Susanto, E. 2006. Teknik Irigasi dan Drainase. Medan: Universitas Sumatra Utara Press.

Syarief, S. F. 2012. Penilaian Tingkat Bahaya Erosi, Sedimentasi, dan Untuk Kemampuan serta Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Untuk Penatagunaan Lahan DAS Terngarong, Kabupaten Kutai Kertanegara. Ringkasan Desertasi. Yogyakarta: Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Sylviani, 2008. Kajian dampak perubahan fungsi kawasan hutan terhadap masyarakat sekitar.Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Tjondronegoro, S. 1999. Sosiologi Agraria: Kumpulan Tulisan Terpilih, Bandung: Akatiga.

Trisnawati, M. A. 2010. Sistem Pakar Untuk Menentukan Kualitas Lahan Berdasarkan Jenis, Fungsi, dan Tapografi atau Kemiringan Lahan .Naskah Publikasi.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.

Utami, N.H. 2009.Kajian Sifat Fisik, Sifat Kimia Dan Sifat Biologi Tanah Paska Tambang Galian C Pada Tiga Penutupan Lahan (Studi Kasus Pertambangan Pasir (Galian C) di Desa Gumulung Tonggoh, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat). Bogor: Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Warman, K; Sardi, A,I; Galudra, G. 2012. Penguatan Tenurial Masyarakat Dalam Penguasaan Hutan. Bogor : ICRAF Asia Tenggara.

Wiradi, G. dan Makali. (1984). Penguasaan tanah dan kelembagaan. Dalam Prospek Pebangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Penyunting: Faisal Kasryno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Yusuf, A. M, dan Taufik, M.M. 2011. Hukum Kehutanan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keberadaan hutan lindung, khususnya hutan yang menjadi perhatian baik tingkat daerah maupun nasional yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, kerusakan tersebut disebabkan oleh penebangan liar, alih fungsi lahan dari kawasan lindung ke pemukiman dan pertanian dengan pengolahan lahan tidak sesuai dengan kaidah konservasi, jika tetap dibiarkan maka berdampak pada kualitas lahan dan terjadi bencana alam seperti longsor dan banjir. Oleh karenanya, pengelolaan kawasan hutan tidak terlepas dari persoalan atau konflik lahan (sistem tenurial) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: ekonomi, sosial, ekologi, dan kebutuhan lahan masyarakat.

Tanah merupakan salah satu sumber agraria yang merupakan objek agrarian selain perairan, hutan, bahan tambang dan udara. Tjondronegoro (1999), menyatakan bahwa tanah yang menjadi aset utama bagi rakyat banyak adalah tanah untuk bercocok tanam yang merupakan sumber kehidupan utamanya. Kepentingan terhadap tanah berimplikasi pada pemanfaatan sumber agraria. Ketersediaan tanah merupakan faktor penentu keberhasilan pertanian. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang vital dimana keberadaannya saat ini merupakan hal yang langka (Larson, 2013). Pernyataan tersebut konsisten dengan pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, sedangkan ketersediaan tanah sebagai kebutuhan hidup selalu tetap jumlahnya. Selama periode 2002-2013, di beberapa negara berkembang, telah terjadi peningkatan luas hutan yang dikelola atau di bawah kepemilikan masyarakat. Pada tahun 2002 luas hutan yang dikelola masyarakat sebesar 383 juta hektar dan meningkat


(18)

2 sebesar 33% pada tahun 2013 menjadi 511 juta hektar. Oleh sebab itu, bagi negara-negara berkembang, sistem tenurial diharapkan menjadi upaya untuk memperbaiki kondisi hutan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Herawati dan Liswanti, 2014).

Sistem tenurial dinilai menjadi salah satu prakondisi kelangsungan pengelolaan hutan. Banyak faktor yang diduga sebagai penyebab kerusakan hutan, namun status kawasan hutan dan lemahnya pengelola hutan di tingkat tapak/lapangan diketahui sebagai akar masalahnya (Kartodihardjo, 2010). Departemen Kehutanan (2009) menyatakan bahwa terdapat kawasan hutan seluas 55,93 juta ha (46,5%) yang tidak dikelola secara intensif, 30 juta ha di antaranya dikelola oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, dari data BPS (2007) dan Departemen Kehutanan (2009) menunjukkan bahwa sekitar 17,6-24,4 juta ha kawasan hutan yang mengalami konflik berupa tumpang tindih klaim, baik antar desa/kampung di sebanyak 19.410 desa di 32 propinsi, maupun tumpang tindih ijin antar sektor perkebunan dengan pertambangan.

Masalah tenurial merupakan masalah mengenai pola penguasaan lahan. Pemusatan penguasaan tanah pada sekelompok kecil anggota masyarakat merupakan pertanda adanya ketimpangan dalam penyebarannya. Pada saat sekarang ini, tingkat ketimpangan dalam hal kepemilikan dan penguasaan tanah semakin meningkat. Pada tahun 1995, jumlah petani tunakisma di Jawa sebanyak 48,6 %, meningkat jadi 49,5 % (1999). Meski tidak separah di Jawa, di luar Jawa cenderung sama. Pada 1995 jumlah petani tunalahan 12,7 %, meningkat 18,7 % (1999). Sebaliknya, 10 % penduduk di Jawa memiliki 51,1 % tanah (1995) dan jadi 55,3 % (1999). Itu menunjukkan ketimpangan distribusi pemilikan tanah semakin parah. Selain itu, berdasarkan hasil


(19)

3 Sensus Pertanian 2003 dalam Khudori (2007), menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 hektar milik sendiri maupun menyewa meningkat 2,6 persen per tahun dari 10,8 juta rumah tangga (1993) menjadi 13,7 juta rumah tangga (2003).

Faktor penyebab kerusakan hutan lindung menurut Sardjono (1998), dan Sylviani (2008) adalah faktor ekonomi masyarakat di sekitar hutan yang digambarkan sebagai masyarakat petani miskin, serta penyebab tingginya perambahan hutan adalah motivasi petani untuk memiliki lahan di kawasan lindung (tenurial). Aspek pengamanan hutan yaitu terbatasnya jumlah petugas pengawas kehutanan mendorong berkembangnya free riders dan pelaku ekonomi melakukan praktek illegal logging, sehingga menyebabkan masuknya perambah hutan dan maraknya perambah hutan disebabkan belum sinkronnya program antar sektor kehutanan dan pengembagan tanaman pangan dan hortikultura yang ditujukan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat disekitar hutan lindung (Subarna, 2011).

Taman Hutan Raya R.Soerjo merupakan kawasan konservasi yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, budaya, dan pariwisata. Masyarakat sendiri sulit untuk memahami kawasan Tahura tersebut. Kawasan hutan tersebut sebagian kawasannya gundul akibat pengerusakan hutan yang disebabkan oleh manusia, yang difungsikan sebagai lahan pertanian. Tahura R.Soerjo merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis keanekaragaman jenis tumbuhan maupun satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Oleh sebab itu, penulis mencoba meneliti yang terjadi dibidang


(20)

4 tenurial dan penggunaan hutan oleh masyarakat di Taman Hutan Raya R. Soerjo, Kota Batu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimana tenurial yang terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo?

2) Bagaimana kualitas lahan yang terjadi di lahan tenurial kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini dianalisis masalah sistem tenurial dan dampak terhadap kualitas lahan yang diterapkan di lokasi penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan uraian diatas yaitu

1) Untuk mengetahui sistem tenurial di sekitar kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo.

2) Untuk mengetahui kualitas lahan yang dikelola sebagai lahan pertanian di sekitar kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo dilihat dari kandungan NPK.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai kalangan, antara lain :

1) Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sumber data, informasi serta literatur bagi kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya dan dapat menambah atau mengakumulasi pengetahuan tentang permasalahan sistem tenurial yang


(21)

5 diterapkan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan terhadap Jurusan Kehutanan atau sebagai sumber kepustakaan pada penelitian yang sama secara mendalam pada topik tenurial

2) Bagi Pemerintah, diharapkan dapat digunakan sebagai sarana evaluasi, informasi, dan data untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan tentang sistem tenurial yang dikeluarkan baik secara substansial maupun pelaksanaan di lapangan

3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk lebih memperhatikan hubungan sosial mereka antar sesama anggota masyarakat dan antar sesama petani khususnya.

4) Bagi penulis penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki untuk dapat diterapkan di lapangan sekaligus untuk menggali masalah dibidang yang sama.


(1)

64 Jurnal Penelitian. Bandung: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat.

Sumadi. 2006. Geografi 1: SMA Kelas X. Bogor : Yudhistira

Syekhfani. 2010. Hubungan - Hara – Tanah - Air – Tanaman. Dasar Kesuburan Tanah Berkelanjutan. Edisi ke-2. Surabaya; PMN – ITS.

Susanto, E. 2006. Teknik Irigasi dan Drainase. Medan: Universitas Sumatra Utara Press.

Syarief, S. F. 2012. Penilaian Tingkat Bahaya Erosi, Sedimentasi, dan Untuk Kemampuan serta Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Untuk Penatagunaan Lahan DAS Terngarong, Kabupaten Kutai Kertanegara. Ringkasan Desertasi. Yogyakarta: Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Sylviani, 2008. Kajian dampak perubahan fungsi kawasan hutan terhadap masyarakat sekitar.Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Tjondronegoro, S. 1999. Sosiologi Agraria: Kumpulan Tulisan Terpilih, Bandung: Akatiga.

Trisnawati, M. A. 2010. Sistem Pakar Untuk Menentukan Kualitas Lahan Berdasarkan Jenis, Fungsi, dan Tapografi atau Kemiringan Lahan .Naskah Publikasi.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.

Utami, N.H. 2009.Kajian Sifat Fisik, Sifat Kimia Dan Sifat Biologi Tanah Paska Tambang Galian C Pada Tiga Penutupan Lahan (Studi Kasus Pertambangan Pasir (Galian C) di Desa Gumulung Tonggoh, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat). Bogor: Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Warman, K; Sardi, A,I; Galudra, G. 2012. Penguatan Tenurial Masyarakat Dalam Penguasaan Hutan. Bogor : ICRAF Asia Tenggara.

Wiradi, G. dan Makali. (1984). Penguasaan tanah dan kelembagaan. Dalam Prospek Pebangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Penyunting: Faisal Kasryno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Yusuf, A. M, dan Taufik, M.M. 2011. Hukum Kehutanan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan hutan lindung, khususnya hutan yang menjadi perhatian baik tingkat daerah maupun nasional yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, kerusakan tersebut disebabkan oleh penebangan liar, alih fungsi lahan dari kawasan lindung ke pemukiman dan pertanian dengan pengolahan lahan tidak sesuai dengan kaidah konservasi, jika tetap dibiarkan maka berdampak pada kualitas lahan dan terjadi bencana alam seperti longsor dan banjir. Oleh karenanya, pengelolaan kawasan hutan tidak terlepas dari persoalan atau konflik lahan (sistem tenurial) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: ekonomi, sosial, ekologi, dan kebutuhan lahan masyarakat.

Tanah merupakan salah satu sumber agraria yang merupakan objek agrarian selain perairan, hutan, bahan tambang dan udara. Tjondronegoro (1999), menyatakan bahwa tanah yang menjadi aset utama bagi rakyat banyak adalah tanah untuk bercocok tanam yang merupakan sumber kehidupan utamanya. Kepentingan terhadap tanah berimplikasi pada pemanfaatan sumber agraria. Ketersediaan tanah merupakan faktor penentu keberhasilan pertanian. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang vital dimana keberadaannya saat ini merupakan hal yang langka (Larson, 2013). Pernyataan tersebut konsisten dengan pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, sedangkan ketersediaan tanah sebagai kebutuhan hidup selalu tetap jumlahnya. Selama periode 2002-2013, di beberapa negara berkembang, telah terjadi peningkatan luas hutan yang dikelola atau di bawah kepemilikan masyarakat. Pada tahun 2002 luas hutan yang dikelola masyarakat sebesar 383 juta hektar dan meningkat


(3)

2 sebesar 33% pada tahun 2013 menjadi 511 juta hektar. Oleh sebab itu, bagi negara-negara berkembang, sistem tenurial diharapkan menjadi upaya untuk memperbaiki kondisi hutan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Herawati dan Liswanti, 2014).

Sistem tenurial dinilai menjadi salah satu prakondisi kelangsungan pengelolaan hutan. Banyak faktor yang diduga sebagai penyebab kerusakan hutan, namun status kawasan hutan dan lemahnya pengelola hutan di tingkat tapak/lapangan diketahui sebagai akar masalahnya (Kartodihardjo, 2010). Departemen Kehutanan (2009) menyatakan bahwa terdapat kawasan hutan seluas 55,93 juta ha (46,5%) yang tidak dikelola secara intensif, 30 juta ha di antaranya dikelola oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, dari data BPS (2007) dan Departemen Kehutanan (2009) menunjukkan bahwa sekitar 17,6-24,4 juta ha kawasan hutan yang mengalami konflik berupa tumpang tindih klaim, baik antar desa/kampung di sebanyak 19.410 desa di 32 propinsi, maupun tumpang tindih ijin antar sektor perkebunan dengan pertambangan.

Masalah tenurial merupakan masalah mengenai pola penguasaan lahan. Pemusatan penguasaan tanah pada sekelompok kecil anggota masyarakat merupakan pertanda adanya ketimpangan dalam penyebarannya. Pada saat sekarang ini, tingkat ketimpangan dalam hal kepemilikan dan penguasaan tanah semakin meningkat. Pada tahun 1995, jumlah petani tunakisma di Jawa sebanyak 48,6 %, meningkat jadi 49,5 % (1999). Meski tidak separah di Jawa, di luar Jawa cenderung sama. Pada 1995 jumlah petani tunalahan 12,7 %, meningkat 18,7 % (1999). Sebaliknya, 10 % penduduk di Jawa memiliki 51,1 % tanah (1995) dan jadi 55,3 % (1999). Itu menunjukkan ketimpangan distribusi pemilikan tanah semakin parah. Selain itu, berdasarkan hasil


(4)

3 Sensus Pertanian 2003 dalam Khudori (2007), menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 hektar milik sendiri maupun menyewa meningkat 2,6 persen per tahun dari 10,8 juta rumah tangga (1993) menjadi 13,7 juta rumah tangga (2003).

Faktor penyebab kerusakan hutan lindung menurut Sardjono (1998), dan Sylviani (2008) adalah faktor ekonomi masyarakat di sekitar hutan yang digambarkan sebagai masyarakat petani miskin, serta penyebab tingginya perambahan hutan adalah motivasi petani untuk memiliki lahan di kawasan lindung (tenurial). Aspek pengamanan hutan yaitu terbatasnya jumlah petugas pengawas kehutanan mendorong berkembangnya free riders dan pelaku ekonomi melakukan praktek illegal logging, sehingga menyebabkan masuknya perambah hutan dan maraknya perambah hutan disebabkan belum sinkronnya program antar sektor kehutanan dan pengembagan tanaman pangan dan hortikultura yang ditujukan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat disekitar hutan lindung (Subarna, 2011).

Taman Hutan Raya R.Soerjo merupakan kawasan konservasi yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, budaya, dan pariwisata. Masyarakat sendiri sulit untuk memahami kawasan Tahura tersebut. Kawasan hutan tersebut sebagian kawasannya gundul akibat pengerusakan hutan yang disebabkan oleh manusia, yang difungsikan sebagai lahan pertanian. Tahura R.Soerjo merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis keanekaragaman jenis tumbuhan maupun satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Oleh sebab itu, penulis mencoba meneliti yang terjadi dibidang


(5)

4 tenurial dan penggunaan hutan oleh masyarakat di Taman Hutan Raya R. Soerjo, Kota Batu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimana tenurial yang terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo?

2) Bagaimana kualitas lahan yang terjadi di lahan tenurial kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini dianalisis masalah sistem tenurial dan dampak terhadap kualitas lahan yang diterapkan di lokasi penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan uraian diatas yaitu

1) Untuk mengetahui sistem tenurial di sekitar kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo.

2) Untuk mengetahui kualitas lahan yang dikelola sebagai lahan pertanian di sekitar kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo dilihat dari kandungan NPK.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai kalangan, antara lain :

1) Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sumber data, informasi serta literatur bagi kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya dan dapat menambah atau mengakumulasi pengetahuan tentang permasalahan sistem tenurial yang


(6)

5 diterapkan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan terhadap Jurusan Kehutanan atau sebagai sumber kepustakaan pada penelitian yang sama secara mendalam pada topik tenurial

2) Bagi Pemerintah, diharapkan dapat digunakan sebagai sarana evaluasi, informasi, dan data untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan tentang sistem tenurial yang dikeluarkan baik secara substansial maupun pelaksanaan di lapangan

3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk lebih memperhatikan hubungan sosial mereka antar sesama anggota masyarakat dan antar sesama petani khususnya.

4) Bagi penulis penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki untuk dapat diterapkan di lapangan sekaligus untuk menggali masalah dibidang yang sama.