3 Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di SMP.
4 Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin. Jadi matematika yang di dapat di SD merupakan modal untuk
melanjutkan ke SMP serta sebagai landasan dalam mempelajari dan mengembangkan matematika.
5. Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Sebagai upaya untuk mencapai suatu perubahan, kegiatan belajar itu sendiri harus dirancang sedemikian rupa sehingga seluruh siswa menjadi aktif,
dapat merangsang daya cipta, rasa, dan karsa. Dalam hal ini, para siswa tidak hanya mendengarkan atau menerima penjelasan guru secara sepihak, tetapi
dapat pula melakukan aktivitas-aktivitas lain yang bermakna dan menunjang proses pencapian tujuan yang dimaksud. Misalnya melakukan percobaan,
membaca buku, bahkan jika perlu siswa-siswa tersebut dibimbing menemukan masalah dan sekaligus mencari upaya-upaya pemecahannya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar ada tiga ranah yang perlu dikembangkan yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada hakikatnya
kognitif, afektif, dan psikomotor itulah yang mewarnai kepribadian individu. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan. Seorang guru harus
berupaya mengembangkan ketiga ranah itu pada saat menyajikan pelajaran. Dalam pelaksanaannya tentu ada perbedaan tergantung pada penekanan ranah
tertentu sesuai dengan mata pelajaran. Misalnya mata pelajaran Matematika lebih menekankan ranah kognitif disamping ranah lainya. Dalam kaitan itu,
perlu diperhatikan asas-asas yang melandasi proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut.
1. Asas Apersepsi Apersepsi adalah suatu kegiatan mental dalam mengolah secara aktif
tanggapan-tanggapan baru yang dipengaruhi oleh tanggapan yang telah dimiliki siswa. Agar siswa mendapat persepsi dan apersepsi yang terang,
jelas dan benar, mereka harus diberi pengalaman lansung sebanyak mungkin dalam situasi belajar. Karena itu, asas apersepsi berpegangan
pada suatu prinsip bahwa setiap bahan pengajaran yang baru harus berlandaskan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Asas Minat dan Perhatian Antara minat dan perhatian terdapat perbedaan yang mendasar, namun
saling melengkapi. Minat itu lebih bersifat temporer sementara. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap minat dan perhatian siswa
antara lain pemilihan bahan pengajaran, minat dan perhatian guru serta cara guru mengajar.
3. Asas Peragaan Asas peragaan berdasarkan pertimbangan berikut.
a. Pengajaran akan lebih menarik dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa apabila disertai dengan contoh-contoh yang dapat
diperagakan. b. Membantu memperjelas pengertian sesuatu, lebih-lebih untuk anak-
anak yang taraf berpikirnya masih pada tingkat konkret. c. Mencegah verbalisme siswa-siswa hafal tentang kata-kata, tetapi tidak
memahami artinya.
4. Asas Motivasi Motivasi adalah usaha guru membangkitkan minat belajar siswa untuk
lebih giat belajar. Guru seyogyanya menerapkan motivasi tersebut di sekolah yang dilandasi aspek psikologi dan psikologis. Beberapa contoh
yang dapat menumbuhkan motivasi siswa di sekolah seperi berikut: angka atau nilai, penghargaan, persaingan dan kerjasama.
Angka atau minat dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Semua siswa tentu ingin memperoleh nilai atau angka yang tinggi. Ada
dua macam pengaruh akibat dari pemberian angka, yaitu sebagai “penghargaan” jika anak itu mendapati angka yang tinggi, dan sebagai
“hukuman” jika anak mendapati angka yang rendah. Siswa yang mendapati angka yang rendah perlu diberi dorongan serta harapan.
Kerja sama merupakan motivasi belajar yang sehat, yang dapat berupa pekerjaan atau masalah yang harus dipecahkan secara kelompok. Dalam
rangka kelompok, aktivitas belajar siswa didorong oleh rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya. Setiap siswa berusaha berpartisipasi secara
aktif dalam menyumbangkan pikirannya. 5. Asas Bekerja Sendiri
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan pekerjaan atau masalahnya sesuai dengan kemampuannya
sendiri. Prinsip di atas, mempunyai dasar psikologis dan paedagogis. Agar siswa dapat melakukan berbagai aktivitas dan bekerja sendiri, mereka
hendaknya diberi tugas individu disamping tugas kelompok. Secara paedagogis, asas bekerja sendiri ditujukan untuk membimbing siswa ke
arah berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri, mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dengan kemampuan sendiri, penuh inisiatif dan berfikir kritis serta bertanggung jawab.
6. Asas Kooperasi Guru harus memberikan kepada siswanya untuk melakukan kegiatan
yang kooperatif. Asas kooperasi didasarkan kepada suatu pertimbangan bahwa setiap individu adalah makhluk sosial. Asas kooperasi bertujuan
membina aspek sosial anak. 7. Asas Penyesuaian kepada Individu Anak.
Asas ini didasarkan pada pandangan bahwa anak secara individual berbeda satu sama lain. Pada pratiknya, sekolah dengan sistem pengajaran
klasikal kurang dalam pengembangan aspek perbedaan individu ini. Oleh karena itu, untuk dapat dilaksanakan prinsip individualisasi diperlukan
suatu sistem pengajaran klasikal yang lebih longgar. Artinya, prinsip individualisasi dalam batas-batas tertentu dalam sistem pengajaran
klasikal harus dapat dilaksanakan. 8. Asas Korelasi
Asas Korelasi mengemukakan pentingnya hubungan antara bidang pengajaran yang satu dengan bidang pengajaran yang lain. Asas ini tepat
sekali digunakan dalam bentuk pengajaran proyek atau unit pada mata pelajaran yang satu dikorelasikan atau diintegrasikan dengan mata
pelajaran yang lain yang ada kaitannya. 9. Asas Ulangan Yang Teratur
Asas ini mencakup dua pokok masalah.
a. Ulangan sebagai usaha memelihara kontinuitas antara bahan pengajaran yang telah diajarkan dengan bahan baru. Prinsip ulangan
ini berlandaskan aperasepsi. b. Ulangan dalam arti penilaian atau evaluasi. Bila suatu bahan
pengajaran telah selesai diajarkan, hendaklah diadakan ulangan untuk menilai prestasi belajar anak. Fungsinya adalah untuk memperbaiki
proses belajar mengajar.
6. Menumbuhkan Minat Siswa Kepada Pelajaran Matematika