PENGARUH KONSUMSI SUSU SAPI BUBUK (SKIM) KHUSUS MENYUSUI PADA IBU TERHADAP FREKUENSI REGURGITASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO MALANG
i
PENGARUH KONSUMSI SUSU SAPI BUBUK (SKIM) KHUSUS
MENYUSUI PADA IBU TERHADAP FREKUENSI
REGURGITASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MULYOREJO MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
YHUMMEI VERONIA FRASIA
NIM. 201010420311020
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
(2)
(3)
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yhummei Veronia Frasia
NIM : 201010420311020
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Mei 2014 Yang Membuat Pernyataan,
Yhummei Veronia Frasia NIM. 201010420311020
(5)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 3. Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
penulis dengan sabar selama penyusunan skripsi ini demi terselesaikannya skripsi ini
4. Ibu Reni Ilmiasih M.Kep., Sp.Kep. An selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan sabar selama penyusunan skripsi ini demi terselesaikannya skripsi ini
5. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku penguji I yang telah memberikan arahan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini
6. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS selaku penguji II yang telah memberikan arahan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini
(6)
vi
7. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikannya skripsi ini
8. Semua dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan
9. dr. Umar Usman selaku Kepala Puskesmas Mulyorejo Kota Malang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang
10. Ibu Sofie dan petugas kesehatan di bidang Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang yang telah membantu selama penelitian 11. Teman-teman khususnya PSIK A 2010 yang telah membantu dan memberikan
dukungan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan instansi kesehatan terutama bidang keperawatan khususnya keperawatan anak serta dapat dijadikan sebagai amal sholeh. Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, Mei 2014
(7)
vii
ABSTRAK
Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang
Yhummei Veronia Frasia1, Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes2 Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep. An3
Latar Belakang: Regurgitasi adalah kembalinya sejumlah kecil makanan yang telah tertelan selama atau segera setelah makan tanpa disertai rasa mual atau kontraksi otot perut yang sangat kuat. Regurgitasi merupakan kejadian fisiologis yang sering terjadi pada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan dan kejadian tersebut semakin jarang dialami oleh bayi seiring dengan bertambahnya usia yaitu diatas 6 bulan. Bayi usia 0-6 bulan yang minum ASI secara eksklusif dapat mengalami regurgitasi akibat susu sapi yang dikonsumsi oleh ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-experiment tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang. Subjek penelitian ini adalah ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan secara eksklusif sebanyak 28 orang dan bayi usia 0-6 bulan sebanyak 29 bayi karena terdapat bayi kembar. Analisa data menggunakan uji alternatif t tes berpasangan yaitu uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 19 bayi (66%) dari 29 bayi mengalami peningkatan frekuensi regurgitasi setelah ibu mengkonsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai sig 0,000<0,05. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan. Frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan meningkat setelah ibu mengkonsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui karena bayi mengalami hipersensitivitas terhadap protein susu sapi.
Kesimpulan: Regurgitasi yang dialami bayi usia 0-6 bulan setelah konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu merupakan regurgitasi normal karena frekuensi regurgitasi tidak lebih dari 5 kali dalam sehari dan bayi tidak mengalami penurunan berat badan akibat regurgitasi.
Kata Kunci: Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui, Frekuensi Regurgitasi, Bayi Usia 0-6 Bulan
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
(8)
viii
ABSTRACT
The Influence of Consumption Cow’s Milk Powder (Skim) Special Breastfeeding to Mother toward Frequency of Regurgitation of
0-6 Month Old Infants in Working Area of Puskesmas Mulyorejo Malang
Yhummei Veronia Frasia1, Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes2 Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep. An3
Background: Regurgitation is the return of a few meal that has been swallowed during or after meal without nausea or abdominal muscle contraction. Regurgitation is a physiological that occure in 0-6 month old infants and its to be rare in infant during age over 6 month. 0-6 month old infants who consumed breast milk exclusively can regurgitation due to cow’s milk consumed by breastfeeding mother. The purpose of this research to know the influence of consumption cow’s milk powder (skim) special breastfeeding to mother toward frequency of regurgitation of 0-6 month old infants in working area of Puskesmas Mulyorejo Malang.
Research Method: The design of the research is Pre-experiment without control group with One Group Pretest-Postest design. This research has been done during April 2014 in working area of Puskesmas Mulyorejo Malang. The research respondents are breastfeeding mother of 0-6 month old infants are exclusively which number are 28 people and 29 babies because there are twin babies. Data analysis use paired t-test alternative test is Wilcoxon test.
Result: The research result shows that 19 infants (66%) of 29 infants has increased frequency of regurgitation after mother consumption cow’s milk powder (skim) special breastfeeding. Wilcoxon test result obtained value sig 0,000<0,05. Wilcoxon test results shows that consumption of cow’s milk powder (skim) special breastfeeding to mother has a significant influence toward frequency of regurgitation of 0-6 month old infants. Frequency of regurgitation of 0-6 month old infants increase after consumption of cow’s milk powder (skim) special breastfeeding to mother because infant has hipersensitivity due to cow’s milk protein.
Conclusion: Regurgitation in 0-6 month old infants after consumption of cow’s
milk powder (skim) special breastfeeding to mother is normal regurgitation because frequency of regurgitation not more than 5 times per day and infant not weight loss due to regurgitation.
Keyword: Cow’s Milk Powder (Skim) Special Breastfeeding, Frequency of
Regurgitation, 0-6 Month Old Infants
1. Student in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang
2. Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang
3. Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang
(9)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang. ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.4.1 Bagi Mahasiswa ... 7
1.4.2 Bagi Perawat ... 7
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 7
1.4.4 Bagi Puskesmas ... 7
1.4.5 Bagi Orang Tua ... 7
1.4.6 Bagi Bayi ... 8
1.4.7 Bagi Peneliti ... 8
1.4.8 Bagi Produsen Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus menyusui .. 8
1.5 Keaslian Penelitian. ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ... 11
2.1 Konsep Bayi Usia 0-6 Bulan ... 11
2.1.1 Masa Bayi Awal ... 11
2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan ... 11
2.1.3 Nutrisi Bayi Usia 0-6 Bulan ... 24
2.2 Konsep Diet Ibu Menyusui ... 25
2.2.1 Definisi Diet Ibu Menyusui ... 25
2.2.2 Gizi Ibu Menyusui ... 26
2.2.3 Komposisi dan Kandungan Gizi Air Susu Ibu (ASI) ... 27
2.2.4 Makanan Ibu Menyusui ... 32
2.2.5 Konsumsi Susu Sapi pada Ibu Menyusui ... 33
2.2.6 Jenis Susu Sapi ... 34
(10)
x
2.3 Konsep Refluks Gastroesofagus dan Regurgitasi ... 39
2.3.1 Definisi Refluks Gastroesofagus ... 39
2.3.2 Definisi Regurgitasi ... 40
2.3.3 Etiologi Regurgitasi ... 41
2.3.4 Regurgitasi Normal ... 43
2.3.5 Regurgitasi Patologis ... 44
2.3.6 Mekanisme Regurgitasi ... 44
2.3.7 Komplikasi Regurgitasi ... 46
2.3.8 Penatalaksanaan Regurgitasi ... 48
2.4 Hubungan Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu dengan Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan . 51 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 54
3.1 Kerangka Konsep ... 55
3.2 Hipotesis Penelitian ... 57
BAB IV METODELOGI PENELITIAN... ... 58
4.1 Desain Penelitian ... 58
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ... 59
4.2.1 Populasi ... 59
4.2.2 Sampling ... 59
4.2.3 Sampel ... 59
4.2.4 Kerangka Penelitian ... 61
4.3 Variabel Penelitian ... 62
4.3.1 Variabel Independen ... 62
4.3.2 Variabel Dependen ... 62
4.4 Definisi Operasional ... 62
4.5 Tempat Penelitian ... 63
4.6 Waktu Penelitian ... 63
4.7 Instrumen Penelitian ... 63
4.8 Prosedur Pengumpulan Data... 64
4.8.1 Tahap Persiapan ... 64
4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 64
4.8.3 Tahap Pengumpulan Data... 65
4.9 Analisa Data ... 66
4.9.1 Analisa Univariat ... 67
4.9.2 Analisa Bivariat... 67
(11)
xi
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 70
5.1 Analisis Deskriptif ... 71
5.1.1 Karakteristik Responden ... 71
5.1.2 Gambaran Regurgitasi Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang... 79
5.1.3 Gambaran Regurgitasi Bayi Usia 0-6 Bulan setelah Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang... 80
5.2 Analisis Bivariat ... 83
BAB VI PEMBAHASAN ... 84
6.1 Karakteristik Responden ... 84
6.2 Gambaran Regurgitasi Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 91
6.3 Gambaran Regurgitasi Bayi Usia 0-6 Bulan setelah Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 93
6.4 Pengaruh Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan ... 94
6.5 Keterbatasan Penelitian ... 98
6.6 Implikasi Keperawatan ... 99
BAB VII PENUTUP... 100
7.1 Kesimpulan ... 100
7.2 Saran... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 105
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Panjang Tubuh Normal Bayi Usia 0-6 Bulan ... 12
Tabel 2.2 Pertambahan Ukuran Tubuh Bayi berdasarkan Umur dengan Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala ... 13
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Harian Bayi Usia 0-6 Bulan ... 25
Tabel 2.4 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui ... 27
Tabel 2.5 Komposisi ASI yang Membantu Pencernaan dan Absorpsi... 31
Tabel 2.6 Komponen yang terkandung dalam ASI sebagai Perlindungan Bayi terhadap berbagai Penyakit ... 31
Tabel 2.7 Fraksi Protein dalam Susu Sapi ... 38
Tabel 2.8 Kandungan Zat Gizi Jenis Susu Sapi ... 38
Tabel 4.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 58
Tabel 4.2 Definisi Operasional ... 63
Tabel 5.1 Karakteristik Usia Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 71
Tabel 5.2 Perbedaan Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi saat Lahir dengan Berat Badan Bayi saat ini di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 78
Tabel 5.3 Perbedaan Distribusi Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum dan setelah Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu ... 82
Tabel 5.4 Hasil Uji Wilcoxon ... 83
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Refluks Gastroesofagus ... 39 Gambar 2.2 Bayi Regurgitasi ... 40 Gambar 2.3 Esofagitis dan Striktur Esofagus ... 47 Gambar 2.4 Menyendawakan Bayi dengan Cara digendong dalam Posisi Berdiri . 49 Gambar 2.5 Menyendawakan Bayi dengan Cara dipangku ... 49 Gambar 2.6 Menyendawakan Bayi dengan Cara ditengkurapkan ... 50 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian: Pengaruh Konsumsi Susu Sapi
Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap
Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan ... 55 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian: Pengaruh Konsumsi Susu Sapi
Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 60 Gambar 5.1 Karakteristik Pekerjaan Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyorejo Malang ... 72 Gambar 5.2 Karakteristik Riwayat Pendidikan Ibu Menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Mulyorejo Malang... 72 Gambar 5.3 Karakteristik Pendapatan Responden per Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Mulyorejo Malang... 73 Gambar 5.4 Karakteristik Usia Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyorejo Malang ... 74 Gambar 5.5 Karakteristik Jenis Kelamin Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyorejo Malang ... 75 Gambar 5.6 Karakteristik Usia Kelahiran Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyorejo Malang ... 75 Gambar 5.7 Karakteristik Berat Badan Bayi saat Lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Mulyorejo Malang ... 76 Gambar 5.8 Karakteristik Berat Badan Bayi saat ini di Wilayah Kerja Puskesmas
(14)
xiv
Gambar 5.9 Grafik Perbedaan Berat Badan Bayi saat Lahir dengan Berat Badan Bayi saat ini ... 78 Gambar 5.10 Grafik Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum
Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 79 Gambar 5.11 Grafik Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan setelah
Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang ... 80 Gambar 5.12 Grafik Perbedaan Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum dan setelah Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu ... 81
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 110
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Pelaksanaan Penelitian ... 111
Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 112
Lampiran 4 Angket Persetujuan ... 113
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 114
Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden... 117
Lampiran 7 Persetujuan Menjadi Responden ... 118
Lampiran 8 Identitas Responden ... 119
Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur (SOP) Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu Menyusui ... 120
Lampiran 10 Komposisi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui Merek “X” ... 122
Lampiran 11 Lembar Observasi Frekuensi Regurgitasi (Gumoh) pada Bayi ... 124
Lampiran 12 Rekapitulasi Karakteristik Responden (Identitas Ibu dan Bayi) ... 125
Lampiran 13 Rekapitulasi Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan sebelum dan setelah Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu ... 127
Lampiran 14 Hasil Analisa Data... 131
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ... 134
(16)
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Ardie, Fanny. (2008). Perbedaan Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari
Kotamadya Mojokerto (Skripsi). Malang: Fakultas Ilmu Kedokteran,
Universitas Muhammadiyah Malang.
Asydhad, Lia Amalia & Mardiah. (2006). Makanan Tepat untuk Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Barasi, Mary L. (2009). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
Behrman, Richard E. dkk. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Bernadus, Katrina Loisa & Ika Dwi Lestari. (2012). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyendawakan Bayi Usia 0-6 Bulan dengan Kejadian Gumoh Sesudah Menyusui di Puskesmas Manukan Kulon. Jurnal Kebidanan, 1 (1), 12.
Betz, Cecily Lynn & Linda A. Sowden. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Brill, Herbert. (2008). Approach to Milk Protein Allergy in Infants. Journal of the
American Academy of Pediatrics, 54 (9), 1259-1263.
Brooker, Chris. (2008). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC. Budiman. (2011). Penelitian Buku Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.
Campanozzi, Angelo, Gabriella Boccia, Licia Pensabene, et al. (2009). Prevalence and Natural History of Gastroesophageal Reflux: Pediatric Prospective Survey. Journal of the American Academy of Pediatrics, 123 (3), 779.
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku SakuPatofisiologi. Jakarta: EGC.
Danuatmadja, Bonny & Mila Meiliasari. (2007). 40 Hari Pasca Persalinan: Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Puspa Sehat.
Eidelman, Arthur I. (2005). Breastfeeding and the Use of Human Milk. Journal of the
American Academy of Pediatrics, 115 (2), 496.
Engel, Joyce. (2008). Pengkajian Pediatrik. Jakarta: EGC. Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
(17)
xvii
Febry, Ayu Bulan & Zulfito Marendra. (2007). Buku Pintar Menu Bayi. Jakarta: Wahyu Media.
Gambino, Jan. (2008). Reflux 101: A Parents Guide to Gastroesophageal Reflux.
Gartner, Lawrence M., Jane Morton, Ruth A. Lawrence. (2005). Breastfeeding and the Use of Human Milk. Journal of the American Academy Pediatrics, 115 (2), 496-497.
Gruendemann, Barbara J. & Billie Fernsebner. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Perioperatif, Volume 2 Praktik. Jakarta: EGC.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Handayani, Lestari. (2003). Tanaman Obat untuk Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hartono, Andry. (2004). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J. Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.
Hegar, Badriul & Yvan Vandenplas. (2011). Evaluation and Management of the Pediatric Patients with Suspected Gastroesophageal Reflux Diseases, Journal
of the American Academy of Pediatrics, 12 (3), 172-173.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hill, David J., Neil Roy, Ralf G. Heine, et al. (2005). Effect of a Low-Allergen Maternal Diet on Colic Among Breastfed Infants: A Randomized, Controlled Trial. Journal of the American Academy of Pediatrics, 116 (5), 710. Howe, Robert S. Van & Michelle R. Storms. (2010). Gastroesophageal Reflux
Symptoms in Infants in a Rural Population: Longitudinal Data Over the First Six Months. Biomed Central Pediatric, 10 (11).
Indivara, Nadia. (2009). 200 Tips Ibu Smart Anak Sehat. Yogyakarta: Pustaka Anggrek. Kasdu, Dini. (2004). Anak Cerdas. Jakarta: Puspa Swara.
Khomsan, Ali & Faisal Anwar. (2008). Sehat Itu Mudah. Jakarta: Hikmah.
Kyle, Terry. (2008). Essentials of Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Lightdale, Jenifer R & David A. Gremse. (2013). Gastroesophageal Reflux: Management Guidance for the Pediatrician. Journal of the American Academy
(18)
xviii
Mellinda, Dina Eva & M. Hasib Ardani. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Regurgitasi terhadap Praktik Ibu dalam Mencegah dan Menangani Regurgitasi pada Bayi (0-3 bulan) di Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang, Jurnal Nursing Studies, 1 (1), 205-212.
Muaris, Hindah. (2005). Bubur Susu Makanan Pendamping ASI untuk Bayi mulai Usia 6
Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mubarak, Iqbal dkk. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Muscari, Mary E. (2005). Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Miller, Gregory D, Judith K. Jarvis, Lois D. McBean. (2007). Dairy Foods and Nutrition. USA: CRC Press.
Mitchell, Richard N. dkk. (2008). Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbin & Cotran. Jakarta: EGC.
Nasar dkk. (2005). Makanan Bayi dan Ibu Menyusui. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nadesul, Handrawan. (2007). Membesarkan Bayi jadi Anak Pintar. Jakarta: Kompas
Media Nusantara.
Neu, Josef. (2012). Gastroenterology and Nutrition: Neonatalogy Questions and Controversies. Philadelphia: Elsevier.
Nurdiansyah, Nia. (2011). Buku Pintar Ibu dan Bayi: Panduan Lengkap Merawat Buah
Hati dan Menjadi Orangtua Cerdas. Jakarta: Bukune.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Park Young W. (2009). Bioactive Components in Milk and Dairy Products. USA: Wiley-Blackwell.
Priyanto, Agus & Sri Lestari. (2008). Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
Priyono, Yunisa. (2010). Merawat Bayi tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Media Pressindo. Putra, Deddy Satriya & Badriul Hegar. (2008). Pengaruh Terapi Sentuhan terhadap
Kejadian Regurgitasi pada Bayi. Riau: Fakultas Kedokteran, Universitas Riau.
Roesli, Utami. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Salvatore, Silvia & Yvan Vandenplas. (2002). Gastroesophageal Reflux and Cow Milk Allergy: Is There a Link?. Journal of the American Academy of Pediatrics, 110 (5), 972-929.
(19)
xix
Sanjaya, Ridwan dkk. (2010). Parenting untuk Pornografi di Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
_______________(2003). Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta: EGC.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Simkin, Penny dkk. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta: Arcan.
Sukri, Muhammad Suwardi. (2009). Al-Qur’an the Amazing Secret. Jakarta: Ufuk Press. Sulisdiana. (2011). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan Ibu
tentang Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Muji Winarnik Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit, 3 (1), 15-21. Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya.
Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.
Sumanto, Agus. (2009). Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Suririnah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Susanti, Fransiska Sri. (2013). 132 Jawaban Dokter untuk Perawatan dan Perkembangan
Bayi (0-12 Bulan). Jakarta: Anak Kita.
Sutomo, Budi. (2010). Menu Sehat untuk Ibu Menyusui. Jakarta: Demedia.
Tampubolon, Lidya Metalia. (2009). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gumoh pada
Neonatal Dini (0-7 Hari) di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan,
(Karya Tulis Ilmiah). Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Widyastuti, Danis & Retno Widyani. (2005). Panduan Perkembangan Anak 0-1 Tahun. Jakarta: Puspa Swara.
Wong, Donna L., et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Yogasmara, Erryga & Puji Lestari. (2010). Buku Pintar Keluarga Sehat. Jakarta: Gramedia.
(20)
xx
Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan
(21)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa bayi terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama atau masa bayi dini pada usia 1-12 bulan dan tahap kedua atau masa bayi lanjut pada usia 1-2 tahun (Nasar dkk, 2005). Masa janin (prenatal) sampai usia 6 bulan termasuk dalam tahap pertama atau masa bayi dini. Bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan mengalami maturasi (kematangan) sistem organ tubuh secara progresif dan mengalami pertumbuhan sangat cepat karena proses pembelahan dan pematangan sel berlangsung cepat (Wong, et al. 2008; Widyastuti & Widyani, 2005).
Sistem organ tubuh bayi meliputi sistem saraf, sistem imunologi, organ pendengaran dan penglihatan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat selama 6 bulan pertama. Sistem organ lain seperti respirasi dan kardiovaskular juga mengalami maturasi selama masa bayi, namun sistem pencernaan bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan masih belum berkembang dan belum berfungsi dengan optimal sehingga kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama dapat dipenuhi dengan air susu ibu (ASI) secara eksklusif (Wong, et al. 2008; Muaris, 2005). ASI merupakan makanan utama bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan karena mengandung zat gizi paling seimbang yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan serta dapat memberikan daya imunitas secara alami (Simkin dkk, 2010).
World Health Organization (WHO) menganjurkan pemberian ASI eksklusif
bagi bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan tanpa pengganti ASI (PASI) atau susu formula maupun makanan padat atau makanan pendamping ASI (MP ASI) karena pemberian ASI saja pada usia tersebut sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi
(22)
2
(Febry & Marendra, 2007). ASI yang baik kualitas dan kuantitasnya dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu, oleh karena itu ibu menyusui harus mencukupi kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatannya selama periode menyusui (Yuliarti, 2010; Muaris, 2005).
Ibu menyusui membutuhkan asupan gizi yang lebih besar daripada saat hamil. Ibu menyusui memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan kalori saat hamil yang hanya 300 kalori (Sumanto, 2009). Kebutuhan vitamin, mineral, kalsium dan zat besi juga meningkat selama menyusui sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizinya ibu menyusui dapat mengkonsumsi susu. Susu baik dikonsumsi oleh ibu menyusui karena mengandung DHA, omega 3 dan 6, asam folat, kalsium, vitamin dan zat besi untuk meningkatkan jumlah cairan dan mineral bagi tubuh (Indivara, 2009).
Jenis susu yang banyak dijumpai pada produk susu khusus menyusui yang terdapat di pasaran adalah susu sapi. Susu sapi memiliki manfaat yang baik bagi ibu menyusui karena dapat memenuhi kebutuhan kalsium ibu, namun susu sapi yang dikonsumsi oleh ibu selama menyusui dapat mengakibatkan reaksi alergi pada bayi karena komponen dalam susu sapi tersebut akan diekskresikan ke dalam ASI yang akan diminum oleh bayi (Sumanto, 2009; Hill, et al. 2005; Salvatore & Vandenplas, 2002).
Susu sapi mengandung protein kasein dan whey. Protein whey mengandung beta-laktoglobulin yang berpotensi untuk mengakibatkan reaksi alergi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terkandung dalam susu sapi tersebut sehingga muncul gejala-gejala sebagai reaksi alergi (Muscari, 2005; Salvatore & Vandenplas, 2002).
(23)
3
Angka kejadian alergi susu sapi pada bayi yaitu sekitar 0,3%-7,5% dengan 82% gejala yang dilaporkan pada usia 4 bulan. Angka kejadian alergi susu sapi terjadi sekitar 12% pada bayi dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat atopi, 20% pada salah satu orang tua yang atopi, 30% pada saudara yang atopi, 43% pada kedua orang tua yang atopi dan 72% pada kedua orang tua yang memiliki riwayat atopi. Reaksi alergi terhadap protein susu sapi pada bayi yang minum ASI dilaporkan sebanyak 0,5% dan alergi susu sapi pada bayi dapat dimanifestasikan pada semua sistem organ tubuh dan terbanyak pada sistem gastrointestinal sekitar 50%-60% (Salvatore & Vandenplas, 2002).
Manifestasi klinis pada sistem gastrointestinal akibat alergi protein susu sapi pada bayi salah satunya yaitu refluks gastroesofagus yang dapat mengakibatkan regurgitasi (Koletzko, 2012; Hegar & Vandenplas, 2011). Bayi yang mengalami refluks gastroesofagus akibat alergi susu sapi telah dilaporkan sekitar 15%-21%. Prevalensi alergi susu sapi pada bayi yang minum ASI eksklusif adalah 0,37% dari 1,9% populasi yang menderita alergi susu sapi (Salvatore & Vandenplas, 2002).
Regurgitasi merupakan kejadian normal pada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan. Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam esofagus dan keluar melalui mulut dan tidak disertai kontraksi otot abdomen (Salvatore & Vandenplas, 2002). Bayi baru lahir hingga usia 6 bulan pertama memiliki tonus otot sfingter kardiak esofagus yang imatur dan belum berfungsi dengan optimal. Neuromuskular sfingter esofagus kardiak bagian bawah mengalami kelambatan kematangan fungsi yang dapat mengakibatkan kembalinya isi lambung ke dalam esofagus sehingga dapat mengakibatkan terjadinya regurgitasi (Muscari, 2005). Regurgitasi akan berhenti seiring dengan berjalannya proses maturasi organ pencernaan dan bertambahnya usia bayi hingga usia 6 bulan ke atas (Lightdale & Gremse, 2013).
(24)
4
Prevalensi regurgitasi terjadi pada bayi usia 0-3 bulan yaitu 50% dan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan yaitu 67%, 23% pada usia 6 bulan, 14% pada usia 7 bulan dan menurun pada usia 10-12 bulan yaitu 5% (Neu, 2012; Howe & Storms, 2010; Campanozzi, et al. 2009). Hegar dalam Sulisdiana (2011) menyatakan bahwa data di luar negeri melaporkan sekitar 40-60% bayi sehat berusia 4 bulan mengalami regurgitasi minimal 1 kali dalam sehari dengan volume regurgitasi lebih dari 5 ml. Depkes (2010, dalam Bernadus & Lestari, 2012) menunjukkan bahwa 70% bayi berusia di bawah 4 bulan mengalami regurgitasi minimal 1 kali dalam sehari dan kejadian tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia yaitu 8-10% pada usia 9-12 bulan dan 5% pada usia 18 bulan.
Regurgitasi pada bayi dikatakan normal apabila volume yang keluar dan masuk seimbang dan frekuensinya tidak lebih dari 5 kali dalam sehari dan terjadi beberapa saat setelah minum ASI serta bayi tidak rewel, regurgitasi tidak bercampur darah, bayi tidak menolak minum ASI dan berat badan bayi meningkat maka regurgitasi tidak perlu dipermasalahkan (Tampubolon, 2009). Regurgitasi yang terjadi lebih dari 5 kali dalam sehari secara teratur dan bayi menangis berlebihan setelah minum ASI dan mengalami penurunan berat badan perlu diwaspadai adanya gangguan pada organ pencernaan. Regurgitasi dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat mengganggu pertumbuhan bayi apabila regurgitasi terjadi tidak hanya setelah minum ASI tetapi juga terjadi saat tidur meskipun telah minum ASI 3 jam yang lalu (Tampubolon, 2009).
Frekuensi dan volume regurgitasi yang berlebih akan menjadi patologis karena asam lambung mengalir ke dalam esofagus dan menyebabkan kerusakan lapisan dinding esofagus yang akan mengakibatkan esofagitis, akibatnya bayi akan rewel karena rasa sakit di tenggorokan (Hegar & Vandenplas, 2011).
(25)
5
Rasa sakit di tenggorokan tersebut akan mengakibatkan bayi cenderung untuk menolak minum ASI sehingga asupan nutrisinya berkurang dan akan berdampak pada penurunan berat badan sehingga bayi tidak dapat tumbuh optimal (Hegar & Vandenplas, 2011; Behrman, 2000).
Bayi yang mengalami regurgitasi akibat reaksi alergi susu sapi tidak perlu berhenti untuk minum ASI secara eksklusif, namun para ibu yang harus lebih teliti dalam memilih makanan atau minuman serta membatasi dan mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung alergen termasuk susu sapi selama periode menyusui untuk mencegah alergi pada bayi (Wong, et al. 2008). Ibu menyusui yang mengkonsumsi susu sapi selama periode menyusui harus waspada jika bayi nya mengalami alergi akibat protein susu sapi dan ibu menyusui bisa mengganti susu sapi dengan sumber protein lain yang dapat memenuhi kebutuhan gizi (Sumanto, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang menunjukkan bahwa banyak terdapat ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan secara eksklusif yang berada di RW 1 sampai RW 7 kelurahan Mulyorejo, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
(26)
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang?”.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
2. Mengetahui gambaran regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan sebelum konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
3. Mengetahui gambaran regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan setelah konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
4. Mengetahui pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
(27)
7
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa untuk lebih memahami mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya.
1.4.2 Bagi Perawat
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengembangkan intervensi-intervensi dalam keperawatan anak khususnya mengenai regurgitasi pada bayi termasuk regurgitasi fisiologis maupun patologis serta dapat memberikan asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan kepada orang tua khususnya ibu mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi pendidikan keperawatan sebagai bahan kajian bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.4.4 Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi puskesmas sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu dan anak khususnya penatalaksanaan regurgitasi pada bayi.
1.4.5 Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk orang tua khususnya ibu menyusui agar lebih memahami tentang regurgitasi meliputi penyebab, gejala-gejala, komplikasi dan penatalaksanaannya agar ibu tidak cemas jika bayinya mengalami regurgitasi.
(28)
8
1.4.6 Bagi Bayi
Bayi diharapkan tidak mengalami frekuensi regurgitasi yang berlebihan yang dapat mengakibatkan komplikasi sehingga bayi tidak menolak untuk minum ASI dan dapat tumbuh dengan optimal.
1.4.7 Bagi Peneliti
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya
2. Untuk meningkatkan keilmuan di bidang penelitian khususnya keperawatan anak
3. Untuk memberikan informasi pada penelitian selanjutnya mengenai regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan
1.4.8 Bagi Produsen Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi produsen susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui untuk memproduksi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui dengan formula yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui sehingga tidak dapat menimbulkan dampak bagi bayi.
(29)
9
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang” belum pernah dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Dina Eva Mellinda dan M. Hasib Ardani (2012) dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Regurgitasi terhadap Praktik Ibu dalam Mencegah dan Menangani Regurgitasi pada Bayi (0-3 Bulan) di Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang”. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental dengan pendekatan one group pre test-post test design. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen, variabel dependen dan tempat penelitian.
2. Sulisdiana (2011) dengan judul “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan Ibu tentang Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Muji Winarnik Mojokerto”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan metode survey. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen dan tempat penelitiannya. Persamaan pada penelitian yang dilakukan terletak pada variabel dependen yaitu regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan.
3. Lidya Metalia Tampubolon (2009) dengan judul “Pengetahuan Ibu tentang Gumoh pada Neonatal Dini (0-7 Hari) di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen, variabel dependen dan tempat penelitian.
(30)
10
4. Fanny Ardie (2008) dengan judul “Perbedaan Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari Kotamadya Mojokerto”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional menggunakan uji hipotesa Rank Spearmans dan uji t-test. Persamaan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan aterm, namun perbedaannya yaitu pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan frekuensi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula, sedangkan pada penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan. 5. Deddy Satriya Putra dan Badriul Hegar (2006) dengan judul “Pengaruh
Terapi Sentuhan terhadap Kejadian Regurgitasi pada Bayi”. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini terletak pada variabel independennya, sedangkan persamaannya yaitu pada variabel dependen yang sama-sama bertujuan untuk mengetahui kejadian atau frekuensi regurgitasi pada bayi.
(1)
Rasa sakit di tenggorokan tersebut akan mengakibatkan bayi cenderung untuk menolak minum ASI sehingga asupan nutrisinya berkurang dan akan berdampak pada penurunan berat badan sehingga bayi tidak dapat tumbuh optimal (Hegar & Vandenplas, 2011; Behrman, 2000).
Bayi yang mengalami regurgitasi akibat reaksi alergi susu sapi tidak perlu berhenti untuk minum ASI secara eksklusif, namun para ibu yang harus lebih teliti dalam memilih makanan atau minuman serta membatasi dan mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung alergen termasuk susu sapi selama periode menyusui untuk mencegah alergi pada bayi (Wong, et al. 2008). Ibu menyusui yang mengkonsumsi susu sapi selama periode menyusui harus waspada jika bayi nya mengalami alergi akibat protein susu sapi dan ibu menyusui bisa mengganti susu sapi dengan sumber protein lain yang dapat memenuhi kebutuhan gizi (Sumanto, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang menunjukkan bahwa banyak terdapat ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan secara eksklusif yang berada di RW 1 sampai RW 7 kelurahan Mulyorejo, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
(2)
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang?”.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
2. Mengetahui gambaran regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan sebelum konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
3. Mengetahui gambaran regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan setelah konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
4. Mengetahui pengaruh konsumsi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Malang.
(3)
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa untuk lebih memahami mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya.
1.4.2 Bagi Perawat
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengembangkan intervensi-intervensi dalam keperawatan anak khususnya mengenai regurgitasi pada bayi termasuk regurgitasi fisiologis maupun patologis serta dapat memberikan asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan kepada orang tua khususnya ibu mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi pendidikan keperawatan sebagai bahan kajian bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.4.4 Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi puskesmas sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu dan anak khususnya penatalaksanaan regurgitasi pada bayi.
1.4.5 Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk orang tua khususnya ibu menyusui agar lebih memahami tentang regurgitasi meliputi penyebab, gejala-gejala, komplikasi dan penatalaksanaannya agar ibu tidak cemas jika bayinya mengalami regurgitasi.
(4)
Bayi diharapkan tidak mengalami frekuensi regurgitasi yang berlebihan yang dapat mengakibatkan komplikasi sehingga bayi tidak menolak untuk minum ASI dan dapat tumbuh dengan optimal.
1.4.7 Bagi Peneliti
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai regurgitasi pada bayi serta penatalaksanaannya
2. Untuk meningkatkan keilmuan di bidang penelitian khususnya keperawatan anak
3. Untuk memberikan informasi pada penelitian selanjutnya mengenai regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan
1.4.8 Bagi Produsen Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi produsen susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui untuk memproduksi susu sapi bubuk (skim) khusus menyusui dengan formula yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui sehingga tidak dapat menimbulkan dampak bagi bayi.
(5)
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Konsumsi Susu Sapi Bubuk (Skim) Khusus Menyusui pada Ibu terhadap Frekuensi Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang” belum pernah dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Dina Eva Mellinda dan M. Hasib Ardani (2012) dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Regurgitasi terhadap Praktik Ibu dalam Mencegah dan Menangani Regurgitasi pada Bayi (0-3 Bulan) di Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang”. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental dengan pendekatan one group pre test-post test design. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen, variabel dependen dan tempat penelitian.
2. Sulisdiana (2011) dengan judul “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan Ibu tentang Regurgitasi pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Muji Winarnik Mojokerto”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan metode survey. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen dan tempat penelitiannya. Persamaan pada penelitian yang dilakukan terletak pada variabel dependen yaitu regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan.
3. Lidya Metalia Tampubolon (2009) dengan judul “Pengetahuan Ibu tentang Gumoh pada Neonatal Dini (0-7 Hari) di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independen, variabel dependen dan tempat penelitian.
(6)
Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari Kotamadya Mojokerto”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional menggunakan uji hipotesa Rank Spearmans dan uji t-test. Persamaan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan aterm, namun perbedaannya yaitu pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan frekuensi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula, sedangkan pada penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi sapi bubuk (skim) khusus menyusui pada ibu terhadap frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan. 5. Deddy Satriya Putra dan Badriul Hegar (2006) dengan judul “Pengaruh
Terapi Sentuhan terhadap Kejadian Regurgitasi pada Bayi”. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini terletak pada variabel independennya, sedangkan persamaannya yaitu pada variabel dependen yang sama-sama bertujuan untuk mengetahui kejadian atau frekuensi regurgitasi pada bayi.