DESTILASI UAP DAN AIR DAUN Cymbopogon winterianus DAN DAUN Citrus hystrix UNTUK UJI AKTIVITAS INSECT REPELLENT TERHADAP NYAMUK

(1)

i

SKRIPSI

FERAWATI FAJRIYAH

DESTILASI UAP DAN AIR DAUN

Cymbopogon

winterianus

DAN DAUN

Citrus hystrix

UNTUK

UJI AKTIVITAS

INSECT REPELLENT

TERHADAP NYAMUK

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Destilasi Uap dan Air Daun

Cymbopogon winterianus dan Daun Citrus hystrix untuk Uji Aktivitas Insect Repellent terhadap Nyamuk”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Sovia Aprina Basuki,S.Farm.,M.Si.,Apt. sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Engrid Juni Astuti,M.farm.,Apt. sebagai dosen pembimbing II atas segala bimbingan, saran, dan arahannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

4. Ibu Siti Rofida,S.Si.,M.Farm.,Apt. sebagai dosen penguji I dan bapak Ahmad Shobrun Jamil,S.Si.,MP. Sebagai dosen penguji II atas segala saran, masukan, dan kritik yang telah diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm.,M.Si.,Apt selaku Kepala Laboratorium Farmasi.

6. Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm.,Apt. selaku dosen wali yang membimbing serta mengarahkan studi akademik selama 4 tahun.

7. Seluruh dosen, laboran dan staf Tata Usaha Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama menempuh kuliah di kampus ini. 8. Mbak Bunga selaku laboran yang senantiasa menemani penulis dalam


(5)

(6)

vi

RINGKASAN

Sebagian besar spesies tanaman di Indonesia merupakan tanaman aromatis dimana kandungan utamanya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan yang diperoleh dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan cara destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Proses destilasi yang dilakukan terdiri dari 3 tipe yaitu destilasi air, destilasi uap dan air, destilasi uap.

Berdasarkan tipe-tipe destilasi tersebut, maka dalam penelitian ini memilih proses destilasi uap dan air. Hal ini dikarenakan, alat yang digunakan lebih sederhana dan ekonomis, serta rendemen yang didapatkan lebih banyak. Pada penelitian ini dilakukan destilasi uap dan air terhadap daun sereh wangi

(Cymbopogon winterianus) dan daun jeruk purut (Citrus hystrix). Minyak atsiri yang diperoleh dari kedua tanaman tersebut pada bagian organ daun diketahui memiliki komponen kimia dengan kadar terbesar adalah Citronellal. Minyak atsiri dari kedua tanaman tersebut memiliki aktivitas sebagai pengusir serangga salah satunya adalah pada nyamuk. Dari kedua tanaman telah dilakukan penelitian terhadap masing-masing minyak sebagai pengusir nyamuk. Oleh karena itu, penelitian dikembangkan dengan mengkombinasi minyak daun sereh wangi dan minyak daun jeruk purut untuk meningkatkan aktivitasnya sebagai insect repellent.

Penelitian ini dimulai dari proses destilasi uap dan air daun sereh wangi dan daun jeruk purut untuk mendapatkan minyak atsiri murni. Destilasi dari kedua tanaman ini dilakukan pada hari yang berbeda-beda, dimana proses destilasi dilakukan selama 3 jam. Minyak hasil destilasi uap dan air dihitung hasil rendemennya serta dilakukan uji karakterisasi yang meliputi organoleptis, identifikasi minyak atsiri, serta uji sifat fisika dan penyusun komponen kimia minyak atsiri dengan menggunakan KG-SM. Uji sifat fisika meliputi bobot jenis, indeks bias, dan kelarutan dalam etanol 96%.

Minyak atsiri yang telah melewati proses uji karakterisasi kemudian dilakukan uji aktivitasnya sebagai insect repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Uji aktivitas tersebut dilakukan terhadap hewan coba yaitu tikus putih betina (Rattus norvegicus) strain Wistar, dimana punggung tikus dicukur bulunya sebesar 5x5 dengan tujuaan minyak yang dioleskan melekat langsung pada kulit tikus. Uji aktivitas insect repellent yang dilakukan menggunakan nyamuk betina sebanyak 50 ekor tiap kandang perlakuan. Uji aktivitas ini dilakukan pada kelompok perlakuan dengan konsentrasi berbeda-beda dengan kombinasi minyak daun sereh wangi dan minyak daun jeruk purut berturut-turut sebagai berikut P1 (100:0), P2 (70:30), P3 (50:50), P4 (30:70), dan P5 (0:100). Selain kelompok perlakuan terdapat juga kelompok kontrol yaitu kontrol positif dengan menggunakan soffel spray yang mengandung DEET 13%, dan kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan apapun pada kulit tikus. Uji aktivitas dilakukan selama 6 jam, dimana tiap 1 jam tikus dimasukkan ke dalam kandang selama 5 menit, kemudian dalam waktu 5 menit tersebur dihitung jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit punggung tikus tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan rendemen hasil destilasi uap dan air dari minyak atsiri daun sereh wangi 1,7025%, sedangkan minyak daun jeruk purut


(7)

vii

menghasilkan 0,693%. Uji sifat fisika yang diperoleh secara berturut-turut yaitu bobot jenis minyak sereh 0,8844 dan minyak jeruk purut 0,8463; kemudian indeks bias minyak daun sereh wangi 1,4696 dan minyak daun jeruk purut 1,4526; serta uji kelarutan etanol 96% 1:1 pada minyak daun sereh wangi dan 1:0,5 pada minyak daun jeruk purut. Hasil dari KG-SM kedua minyak memiliki senyawa kimia utama yang sama yaitu Citronellal, akan tetapi pada kadar yang berbeda 35,843% (minyak daun sereh wangi) dan 66,550% (minyak daun jeruk purut).

Hasil penelitian dari uji aktivitas insect repellent dimana data dari prosentase daya proteksi dilakukan analisa dengan menggunakan uji two way

anova. Dari hasil two way anova yang didapatkan menunjukkan bahwa ada perbedaan daya proteksi antar kelompok perlakuan yaitu K+, K-, P1, P2, P3, P4 dan P5. Akan tetapi, pada kelompok perlakuan P3 dengan P4, P3 dengan P5, serta P4 dengan P5 tidak ada perbedaan daya proteksi karena nilai p>0,05. Selain itu, pada two way anova juga menunjukkan bahwa ada perbedaan daya proteksi pada interval waktu pengujian yaitu pada jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, dan ke-6. Akan tetapi, pada interval waktu pengujian jam ke-0 dengan jam ke-1, jam ke-0 dengan jam ke-2, jam ke-1 dengan jam ke-2, dan jam ke-2 dengan jam ke-3 tidak ada perbedaan daya proteksi (p>0,05).

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa rendemen minyak daun sereh wangi adalah 1,7025% dan daun jeruk purut 0,693%. Kemudian kombinasi minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut pada semua kelompok perlakuan memiliki aktivitas sebagai insect repellent terhadap nyamuk

Aedes aegypti. Akan tetapi, P3 dengan perbandingan kombinasi 50:50 memiliki aktivitas terbesar. Komponen kimia terbesar pada minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut adalah senyawa citronellal.


(8)

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian... 4

1.4.Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1.Tinjauan tentang Tanaman ... 5

2.1.1.Tanaman Sereh Wangi ... 5

2.1.2.Tanaman Jeruk Purut ... 7

2.2.Tinjauan Minyak Atsiri ... 10

2.2.1.Definisi Minyak Atsiri ... 10

2.2.2.Sifat Fisikokimia Minyak Atsiri ... 11

2.3.Tinjauan Tentang Destilasi ... 11

2.3.1.Definisi Destilasi ... 11

2.3.2.Jenis-jenis Destilasi ... 12

2.3.3.Cara Destilasi Daun Sereh Wangi ... 15


(9)

xi

2.4.Tinjauan Insect Repellent ... 16

2.4.1.Pengertian Insect Repellent ... 16

2.4.2.Macam-macam Insect Repellent ... 16

2.4.3.Cara Kerja Insect Repellent ... 19

2.4.4.Toksisitas Insect Repellent kimiawi ... 20

2.5.Tinjauan Nyamuk ... 20

2.5.1.Klasifikasi Nyamuk ... 20

2.5.2.Morfologi Nyamuk ... 20

2.5.3.Penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk ... 22

2.6.Tinjauan Chromatography Gas-Mass Spectrometry (GC-MS)... 24

2.7.Tinjauan tentang Hewan Coba ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

3.1.Kerangka Konseptual ... 27

3.2.Uraian Kerangka Konseptual ... 28

BAB 4 METODE PENELITIAN... 29

4.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 29

4.2.Rancangan Penelitian dan Jenis Penelitian ... 29

4.2.1.Sampel ... 29

4.2.2.Hewan Coba ... 30

4.2.3.Variabel Penelitian ... 30

4.3.Bahan Penelitian ... 30

4.3.1.Bahan Tanaman ... 30

4.3.2.Bahan Kimia dan Bahan Lain ... 31

4.4.Alat-alat Penelitian ... 31

4.5.Prosedur Penelitian ... 32

4.5.1.Destilasi Daun Sereh Wangi dan Daun Jeruk Purut ... 32

4.5.2.Karakterisasi Minyak Atsiri ... 33

4.5.3.Uji Aktivitas Insect Repellent ... 36

4.6.Analisis Data ... 38

4.6.1.Perhitungan % Daya Proteksi ... 38


(10)

xii

4.7.Kerangka Operasional ... 40

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 41

5.1. Destilasi Minyak Daun Sereh Wangi dan Daun Jeruk Purut ... 41

5.2. Penentuan Karakterisasi Minyak Atsiri ... 41

5.3. Uji Aktivitas Insect Repellent ... 45

5.4. Analisis Statistika ... 48

BAB 6 PEMBAHASAN ... 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

7.1. Kesimpulan ... 62

7.2. Saran ... 62


(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel II.1. Komponen yang Terdapat dalam Minyak Atsiri Daun

Jeruk Purut Berdasarkan Hasil Analisa KG-SM ... 9 Tabel V.1. Hasil Karakterisasi Minyak Daun Sereh Wangi dan Daun

Jeruk Purut... 42 Tabel V.2. Komponen Kimia Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi

Hasil Analsis KG-SM... 43 Tabel V.3 Komponen Kimia Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut

Hasil Analsis KG-SM... 44 Tabel V.4 Hasil Jumlah Nyamuk Hinggap selama Pemaparan 5

menit Pertama ... 45 Tabel V.5 % Daya Proteksi selama Pemaparan 5 menit

Pertama pada Jam ke- ... 47 Tabel V.6 Hasil Uji Statistika Two Way Anova % Daya Proteksi

Antar Kelompok Perlakuan dan Tiap Interval Waktu Pengujian .. 49 Tabel V.7 Hasil Uji Tukey HSD % Daya Proteksi Antar Kelompok

Perlakuan Kontrol Positif, Kontrol Negatif, P1 hingga P5 ... 49 Tabel V.8 Hasil Uji Tukey HSD % Daya Proteksi pada Interval Waktu


(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon winterianus) ... 5

Gambar 2.2 Struktur Kimia Minyak Atsiri Sereh Wangi (a) Citronellal, (b) Geraniol, (c) Citronellol ... 6

Gambar 2.3 Tanaman Jeruk Purut (Citrus hystrix) ... 7

Gambar 2.4 Senyawa Utama dalam Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (a) Citronellal, (b) Linalool, (c)Citronellol ... 9

Gambar 2.5 Alat Destilasi Air ... 13

Gambar 2.6 Alat Destilasi Uap dan Air ... 13

Gambar 2.7 Alat Destilasi Uap ... 14

Gambar 2.8 Struktur Kimia N,N-diethyl-m-toluamide ... 17

Gambar 2.9 Bentuk Nyamuk Dewasa ... 20

Gambar 2.10 Siklus Hidup Nyamuk ... 22

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Bagan Kerangka Operasional ... 40

Gambar 5.1 Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi ... 41

Gambar 5.2 Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut ... 41

Gambar 5.3 Senyawa Citronellal ... 45

Gambar 5.4 Grafik Rata-rata Jumlah Hinggapan Nyamuk terhadap Punggung Tikus... 47

Gambar 5.5 Grafik Pengaruh Kelompok Perlakuan Tiap Waktu Pengujian ... 51


(13)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ... 67

Lampiran 2. Surat Pernyataan ... 68

Lampiran 3. Surat Determinasi Tanaman ... 69

Lampiran 4. Surat Kelaikan Etik ... 71

Lampiran 5. Prosedur Destilasi ... 72

Lampiran 6. Perhitungan Hasil Rendeman ... 74

Lampiran 7. Perhitungan Bobot Jenis dan Indeks Bias... 75

Lampiran 8. Hasil Karakterisasi Minyak Daun Sereh Wangi dan Daun Jeruk Purut ... 77

Lampiran 9. Hasil Uji Aktivitas Minyak Atsiri sebagai Insect Repellent ... 81

Lampiran 10. Hasil GC-MS Minyak Daun Sereh Wangi ... 84

Lampiran 11. Hasil GC-MS Minyak Daun Jeruk Purut ... 102

Lampiran 12. Perhitungan Prosentase Daya Proteksi ... 117


(14)

xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BJ : Bobot Jenis

C : Celcius

cm : centimeter

DEET : N,N-diethylmetatoluamide

DMP : Dimethyl phthalate

GC-MS : Gas Chromatography-Mass Spectrometry

g : gram

kg : kilo gram

m : meter

ml : milliliter mm : milimeter NaCl : Natrium Clorida

ORN : Olfactory receptor neuron

∑ : Jumlah

α : alfa

: beta : gamma


(15)

63

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, H., Yotopranoto, S., and Hamidah., 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix), Jeruk Limau (Citrus amblycarpa), dan Jeruk Bali (Citrus maxima) terhadap Larva Aedes aegypti. Journal of

Vector-borne Diseases Studie. Vol. 6, No. 1, 2014 : 1-6.

Akhila, A., 2010. Essential Oil-Bearing Grasses (The genus Cymbopogon). London: CRC Press Taylor and Francis Group, p. 71-72.

Baskoro, A.D., Endharti, A.T., and Hapsari, A., 2010. Uji potensi repellent minyak mawar (Rosa damascena) sebagai repellent terhadap Culex sp. pada tikus (Rattus Norvegicus) Strain Wistar. Malang: Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Burgess, N.R.H., and Cowan, G.O., 1993. A Colour Atlas of Medical

Entomology.London: Chapman and Hall.

Christaki, E., Bonos, E., Giannenas, I., and Paneri, P.F., 2012. Aromatic Plants as a Source of Bioactive Compounds. Agriculture, 2, p.228-243.

Debboun, M., Frances, S.P., and Strickman, D.A., 2015. Insect Repellent

Handbook, 2nd Ed. Boca Raton: CRC Press.

DEPKES RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Djoar, D.W., Sahari, P., and Sugiyono., 2012. Studi Morfologi dan Analisis Korelasi Antar Karakter Komponen Hasil Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon sp.) dalam Upaya Perbaikan Produksi Minyak. Surakarta: Jurnal Ilmu Pertanian, Vol. 27, No. 1.

Djunaedi, D., 2006. Demam Berdarah (dengue DBD). Edisi ke-1, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang

Eaton., 2013. Insect Repellents. University of New Hampshire Cooperative Extension.

Ekowati, D., Abid, A. N., Merari, J., 2013. Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia, Swingle) dalam Sediaan Lotion sebagai Repelan terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Biomedika, Vol. 06, No. 01.

Eldridge, B.F., and Edman, J.D., 2004. Medical Entomology A Textbook on

Public Health and Veterinary Problems Caused by Arthropods, Revised


(16)

64

Feriyanto, Y.E., Sipahutar, P.J., Mahfud, and Prihatini, P., 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 1

Gandahusada, S., Ilahude, H.D., dan Pribadi, W.,1998. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ginting, H., 2005. Karakterisasi Simplisia dan Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Kulit Buah Jeruk Purut (Cytrus hystrix DC) Kering. Jurnal Penelitian

Bidang Pertanian, Vol. 3, No.1.

Guenther, E., 1987. Minyak Atsiri Jilid I, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Helmiyetti., Manaf, S., and Juliana., 2009. Uji Efektivitas Campuran Ekstrak Daun Serei Wangi (Andropogon nardus L.) dan Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga odorata B.) sebagai Bahan Aktif Repellen Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati, Vol. 05 No.02, p. 7-12.

Hidayat, F.K., 1999. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) pada Skala Pilot-Plant. Bogor: Skripsi Jurusan Teknologi

Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.

Hodijah, D.W., and Widawati, M., 2014. Potential topical natural repellent against

Ae. aegypti, Culex sp. and Anopheles sp. mosquitoes. Health Science

Indones. Vol.5, No.1, Juni 2014.

Hubschmann., H.J., 2015. Handbook of GC-MS Fundamemtal and

Applications. Edisi ketiga, Beijing: penerbit Wiley-VCH.

Istianah, M.A., and Ameliana, U.W.S., 2013. Efektivitas Biolarvasida Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap Larva Instar III Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kedokteran.

Jayasinha, P., 1999. Citronella (Cymbopogon nardus). Sri Lanka: Industrial Technology Institute (CISIR) & National Science Fondation, p. 3.

Kalita, B., Bora, S., and Sharma, A.K., 2013. Plant Essential Oils As Mosquito Repellent-A Review. International Journal of Research and

Development in Pharmacy and Life Sciences, Vol. 3, No.1, pp 741-747.

Katsambas, A., Lotti, T., Dessinioti., and C., D'Erme, A.M., 2015. European

Handbook of Dermatological Treatments. Third Edition. Berlin


(17)

65

Khasanah, L.U., Kawiji., Utami, R., and Aji, Y.M., 2015. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol.4, No.2. Kemendag RI., 2011. Indonesian Essential Oil : The Scents of Natural Life,

Edisi ke-1, Indonesia: Trade Policy Analysis and Development Agency Ministry Trade, Republic of Indonesia.

Komariah., Pratita, S., and Malaka, T., 2010. Pengendalian Vektor. Jurnal

Kesehatan Bina Husada, Vol. 6 No. 1.

Ma’mun, B.S., and Shinta, S., β009. Di dalam : Khasanah, L.U., Kawiji., Utami, R., and Aji, Y.M., 2015. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC).

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol.4, No.2.

Manurung, R., Chahaya, I., and Dharma, S., 2013. Pengaruh Daya Tolak Perasan Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap Gigitan Nyamuk Aedes aegypti. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Masayarakat, Universitas Sumatera Utara, vol 2, No. 1.

Mashoedi, I.D., 2010. Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil) sebagai Repelan terhadap Hinggapan Nyamuk Aedes Aegypti. Parasitologi Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA).Vol. 21, No.1.

Narwal, S.S., 2009. Isolation, Identification and Characterization of

Allelochemicals/Natural Products. Enfield, NH, USA: Science Publishers.

Plantamor, 2016. https://www.plantamor.com. Diakses tanggal 14 Maret 2016. Pubchem, 2016. https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 12 Januari 2016. Rani, N., Wany, A., Vidyarthi, A.S., and Pandey, D.M., 2013. Study of Citronella

leaf based herbal mosquito repellents using natural binders. Current

Research in Microbiology and Biotechnology, Vol. 1, No. 3 (2013):

98-103.

Reineccius, G., 1994. Source Book of Flavor. Second Edition. Chapman and Hall. New York dan London.

Ridwan, E., 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan

Universitas Indonesia, Vol.63, No.3, p.112-116.

Rukmana, R., 2007. Usaha Tani Jeruk Purut dalam Pot dan di Kebun. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), p. 11-14.


(18)

66

Santoso, H.B., 1992. Sereh Wangi Bertanam dan Penyulingan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).

Sastrohamidjojo, H., 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press (Anggota IKAPI).

Siddiquee, S., Cheong, B. E., Taslima, K., Kausar, H., and Hasan, M. M., 2012. Separation and Identification of Volatile Compounds from Liquid Cultures of Trichoderma harzianum by GC-MS using Three Different Capillary Columns. Journal of Chromatographic Science, 50:358–367.

Sharp, P.E., Regina, M.C.L, and Suckow, M.A., 1998. The Laboratory Rat. London: CRC Press LLC.

SNI, 2006. Minyak Nilam. Badan Standardisasi Nasional Indonesia

Srisukh, V., Tribuddharat, C., Nukoolkarn, V., Bunyapraphatsara, N., Chokephaibulkit, K., Phoomniyom, S., Chuangphung, S., and Srifuengfung, S., 2012. Antibacterial Activity of Essential Oils from Citrus hystrix

(Makrut Lime) against Respiratory Tract Pathogens. Science Asia, Vol.38, p. 212-217.

Sriyadi., 2012. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahapengiri (Cymbopogon winterianus Jowitt) Klon G1, G2, dan G3 Menggunakan Kromatografi Gas-Spektometer Massa. Bogor: Skripsi Program Sarjana Sains.

Suckow, M.A., Weisbroth, S.H., and Franklin, C.L., 2006. The Laboratory Rat. America: Elsevier Academic Press, p: 72, 93.

Tawatsin, A., Wratten, S.D., Scotr, R.R., Thavara, U., and Techadamrongsin, Y., 2001. Repellency of Volatile Oils from Plants against Three Mosquito Vectors. Journal of Vector Ecology, Vol. 26, No.1: 7682.

Viktor., and Reinhardt, A., 2002. Comfortable Quarters for Laboratory

Animals. Washingtong DC: Animal Welfare Institute, p: 26-30.

Wijayanti, M. A, dan Mulyaningsih, B. 1997. Efek Ekstrak Akar Andropogon zizanioides Urban sebagai Repelen terhadap Nyamuk Aedes aegypti.

Berkala Ilmu Kedokteran, Vol. 29, No. 3: 111–114.

Wikipedia, 2016. id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. Diakses tanggal 9 Januari 2016. WHOPES, 2009. Guidelines for efficacy testing of mosquito repellents for

human skin. Geneva: World Health Organization.

Xue, Z., Duan, L.X., and Qi, X., 2015. Gas Chromatography Mass Spectrometry Coupling Techniques. Beijng: Institute of Botany, Chinese Academy of


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sebagian besar spesies tanaman di Indonesia merupakan tanaman aromatis dimana kandungan utamanya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, kulit, batang, daun, buah, biji, dan bunga. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara destilasi (penyulingan). Destilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Proses destilasi dimana uap yang dihasilkan akan menembus jaringan tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah menguap (Sastrohamidjojo, 2004).

Metode destilasi atau penyulingan sering digunakan untuk memproduksi minyak atsiri karena metode ini lebih ekonomis dibandingkan dengan metode lainnya (Kemendag RI, 2011). Metode destilasi yang dikembangkan terdapat 3 tipe yaitu destilasi air, destilasi uap dan air, serta destilasi uap. Pada penelitian ini digunakan metode destilasi uap dan air, dimana bahan dan air dipisahkan oleh saringan berlubang dalam satu ketel. Metode ini dipilih karena memiliki keuntungan dibandingkan destilasi air, diantaranya bahan yang disuling tidak gosong, kualitas minyak yang lebih baik, serta rendemen minyak yang lebih banyak (Guenther, 1987).

Hasil utama destilasi merupakan minyak atsiri dengan kandungan berbagai senyawa kimia yang dapat dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Beberapa senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri dikelompokkan menjadi golongan terpenoid (seperti linalool,

geraniol, citronellol, α-terpineol), golongan hidrokarbon alifatik (seperti phenol,

eugenol, thymol, carvacrol), serta golongan aldehid aromatis (Christaki et al.,

2012). Minyak atsiri terutama digunakan dalam bidang farmasi seperti aromaterapi, parfum, obat-obatan seperti antimikroba, dan beberapa tanaman sebagai insektisida seperti pengusir serangga terhadap nyamuk (Christaki et al.,


(20)

2

Senyawa monoterpene seperti α-pinene, cineole, eugenol, limonene,

terpinolene, citronellol, citronellal, kamper dan thymol merupakan konstituen yang umum terdapat pada sejumlah minyak atsiri yang memiliki aktivitas sebagai pengusir nyamuk. Sebagian besar tanaman dengan melalui proses penelitian terbukti memiliki aktivitas sebagai pengusir nyamuk seperti Azadirachta indica, Curcuma aromatica, Lantana camara, Cymbopogon nardus, Juniper virginiana,

geranium (Pelargonium reniforme), serai bumbu (Cymbopogon excavates) (Kalita

et al., 2013).

Nyamuk merupakan suatu serangga yang berperan sebagai vektor penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk adalah demam berdarah, chikungunya, demam kuning, malaria, filariasis, ensefalitis jepang (Kalita et al., 2013). Nyamuk dapat menularkan suatu penyakit, dimana nyamuk yang terpapar suatu virus kemudian ditularkan terhadap manusia ketika nyamuk menghisap darah manusia (Gandahusada, 1998). Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk maka digunakan insektisida penolak nyamuk atau

insect repellent yang dapat melindungi manusia dari gigitan nyamuk.

Insect repellent digunakan manusia untuk menghindari serangan serangga seperti nyamuk yang dapat mengganggu yaitu dengan cara menghalangi pendekatan serangga menuju host (manusia). Insect repellent dibagi menjadi 3 kategori yaitu repellent fisik, sintesis, dan alami (Katsambas et al., 2015). Sebagian besar produk yang digunakan sebagai pengusir nyamuk merupakan kategori repellent sintesis. Repellent sintesis mengandung senyawa kimia sintesis seperti DEET (N,N-diethylmetatoluamide), Permethrin (Kalita et al., 2013). DEET banyak terkandung dalam produk-produk pengusir nyamuk, karena senyawa tersebut memiliki daya proteksi yang tinggi terhadap gigitan nyamuk. Akan tetapi, pada kondisi yang lain dengan penggunaan DEET yang berlebihan dapat memberikan efek negatif terhadap manusia. DEET dapat menyebabkan sensitivitas terhadap kulit seperti iritasi dan urtikaria (Katsambas et al., 2015).

Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dan berulang-ulang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, repellent alami merupakan salah satu alternatif yang lebih aman digunakan terhadap manusia. Secara empiris tanaman aromatis digunakan sebagai penolak nyamuk dengan cara meremas-remas daun


(21)

3

atau bunganya kemudian digosokkan ke kulitnya agar terhindar dari nyamuk (Mashoedi, 2010). Pada penelitian ini dilakukan destilasi (penyulingan) terhadap daun sereh wangi (Cymbopogon winterianus) dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) dengan metode uap dan air. Hasil utama destilasi merupakan minyak atsiri yang kemudian dilakukan uji aktivitasnya terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Komponen utama minyak atsiri daun sereh wangi adalah sitronelal (32-45%), sitronelol (11-15%), dan geraniol (12-18%) (Sastrohamidjojo, 2004). Berdasarkan penelitian sebelumnya, senyawa kimia sitronelal pada daun sereh wangi merupakan komponen minyak atsiri yang memiliki aktivitas sebagai insect repellent (Rani et al., 2013). Sedangkan komponen utama minyak atsiri daun jeruk purut adalah sitronelal, linalool, sitronelol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istianah et al (2013), minyak daun jeruk purut memiliki efektivitas sebagai biolarvasida terhadap instar III nyamuk Aedes aegypti. Senyawa sitronelal sebagai racun kontak, zat tersebut apabila dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus menerus sehingga tubuh serangga kekurangan cairan.

Beberapa penelitian ilmiah mengenai kombinasi minyak atsiri sebagai bahan aktif untuk repellent terhadap nyamuk. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Helmiyetti et al (2009), mengenai kombinasi dari ekstrak daun sereh wangi dan minyak atsiri bunga kenanga yang diuji aktivitasnya sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kombinasi dari ekstrak sereh wangi dan minyak atsiri bunga kenanga dapat digunakan sebagai bahan aktif repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi 19060,40 ppm. Hal ini lebih efektif dibandingkan dengan penelitian sebelumnya tentang uji aktivitas terhadap masing-masing tanaman (Helmiyetti et al 2009).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengembangan penelitian tentang aktivitas insect repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan mengkombinasi minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut. Metode pengujiannya menggunakan hewan coba tikus strain Wistar yang dicukur pada bagian punggungnya, kemudian dioleskan dengan campuran minyak atsiri sebanyak 0,5 ml dengan perbandingan konsentrasi 100:0 ; 70:30 ; 50:50 ; 30:70 ;


(22)

4

dan 0:100. Pada penelitian ini diharapkan kedua tanaman dapat bekerja secara sinergis untuk meningkatkan aktivitas sebagai insect repellent yang lebih efektif. 1.2.Rumusan Masalah

1. Berapa rendemen minyak atsiri daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air ?

2. Bagaimana aktivitas insect repellent terhadap nyamuk dari minyak daun sereh wangi, minyak daun jeruk purut, serta kombinasi kedua minyak atsiri?

3. Apa kandungan senyawa kimia dalam minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air ?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Memperoleh data rendemen minyak atsiri daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air.

2. Memperoleh data aktivitas insect repellent terhadap nyamuk dari minyak daun sereh wangi, minyak daun jeruk purut, serta kombinasi kedua minyak atsiri. 3. Mengetahui kandungan senyawa kimia dalam minyak daun sereh wangi dan

daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air. 1.4.Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah senyawa sitronelal, geraniol, sitronelol dari minyak atsiri daun sereh wangi (Cymbopogon winterianus) serta senyawa sitronelal, linalool, sitronelol dari minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix) memiliki aktivitas penolak nyamuk. Masing-masing minyak dapat digunakan sebagai insect repellent, sedangkan kombinasi dari minyak atsiri daun sereh wangi dan minyak atsiri daun jeruk purut diduga memiliki aktivitas yang sinergis sebagai insect repellent.

1.5.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang aktivitas kombinasi minyak atsiri dari tanaman serai wangi dan jeruk purut sebagai repelen terhadap nyamuk. Dari penelitian ini, kedua tanaman dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat sebagai pengusir nyamuk alami dalam usaha menurunkan angka terjadinya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Selain itu, dari penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk penelitian yang lebih luas terhadap tanaman-tanaman yang lain.


(1)

65

Khasanah, L.U., Kawiji., Utami, R., and Aji, Y.M., 2015. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol.4, No.2. Kemendag RI., 2011. Indonesian Essential Oil : The Scents of Natural Life,

Edisi ke-1, Indonesia: Trade Policy Analysis and Development Agency Ministry Trade, Republic of Indonesia.

Komariah., Pratita, S., and Malaka, T., 2010. Pengendalian Vektor. Jurnal

Kesehatan Bina Husada, Vol. 6 No. 1.

Ma’mun, B.S., and Shinta, S., β009. Di dalam : Khasanah, L.U., Kawiji., Utami, R., and Aji, Y.M., 2015. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC).

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol.4, No.2.

Manurung, R., Chahaya, I., and Dharma, S., 2013. Pengaruh Daya Tolak Perasan Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap Gigitan Nyamuk Aedes aegypti. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Masayarakat, Universitas Sumatera Utara, vol 2, No. 1.

Mashoedi, I.D., 2010. Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil) sebagai Repelan terhadap Hinggapan Nyamuk Aedes Aegypti. Parasitologi Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). Vol. 21, No.1.

Narwal, S.S., 2009. Isolation, Identification and Characterization of

Allelochemicals/Natural Products. Enfield, NH, USA: Science Publishers.

Plantamor, 2016. https://www.plantamor.com. Diakses tanggal 14 Maret 2016. Pubchem, 2016. https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 12 Januari 2016. Rani, N., Wany, A., Vidyarthi, A.S., and Pandey, D.M., 2013. Study of Citronella

leaf based herbal mosquito repellents using natural binders. Current

Research in Microbiology and Biotechnology, Vol. 1, No. 3 (2013):

98-103.

Reineccius, G., 1994. Source Book of Flavor. Second Edition. Chapman and Hall. New York dan London.

Ridwan, E., 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan

Universitas Indonesia, Vol.63, No.3, p.112-116.

Rukmana, R., 2007. Usaha Tani Jeruk Purut dalam Pot dan di Kebun. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), p. 11-14.


(2)

66

Santoso, H.B., 1992. Sereh Wangi Bertanam dan Penyulingan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).

Sastrohamidjojo, H., 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press (Anggota IKAPI).

Siddiquee, S., Cheong, B. E., Taslima, K., Kausar, H., and Hasan, M. M., 2012. Separation and Identification of Volatile Compounds from Liquid Cultures of Trichoderma harzianum by GC-MS using Three Different Capillary Columns. Journal of Chromatographic Science, 50:358–367.

Sharp, P.E., Regina, M.C.L, and Suckow, M.A., 1998. The Laboratory Rat. London: CRC Press LLC.

SNI, 2006. Minyak Nilam. Badan Standardisasi Nasional Indonesia

Srisukh, V., Tribuddharat, C., Nukoolkarn, V., Bunyapraphatsara, N., Chokephaibulkit, K., Phoomniyom, S., Chuangphung, S., and Srifuengfung, S., 2012. Antibacterial Activity of Essential Oils from Citrus hystrix (Makrut Lime) against Respiratory Tract Pathogens. Science Asia, Vol.38, p. 212-217.

Sriyadi., 2012. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahapengiri (Cymbopogon winterianus Jowitt) Klon G1, G2, dan G3 Menggunakan Kromatografi Gas-Spektometer Massa. Bogor: Skripsi Program Sarjana Sains.

Suckow, M.A., Weisbroth, S.H., and Franklin, C.L., 2006. The Laboratory Rat. America: Elsevier Academic Press, p: 72, 93.

Tawatsin, A., Wratten, S.D., Scotr, R.R., Thavara, U., and Techadamrongsin, Y., 2001. Repellency of Volatile Oils from Plants against Three Mosquito Vectors. Journal of Vector Ecology, Vol. 26, No.1: 7682.

Viktor., and Reinhardt, A., 2002. Comfortable Quarters for Laboratory

Animals. Washingtong DC: Animal Welfare Institute, p: 26-30.

Wijayanti, M. A, dan Mulyaningsih, B. 1997. Efek Ekstrak Akar Andropogon zizanioides Urban sebagai Repelen terhadap Nyamuk Aedes aegypti.

Berkala Ilmu Kedokteran, Vol. 29, No. 3: 111–114.

Wikipedia, 2016. id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. Diakses tanggal 9 Januari 2016. WHOPES, 2009. Guidelines for efficacy testing of mosquito repellents for

human skin. Geneva: World Health Organization.

Xue, Z., Duan, L.X., and Qi, X., 2015. Gas Chromatography Mass Spectrometry Coupling Techniques. Beijng: Institute of Botany, Chinese Academy of


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sebagian besar spesies tanaman di Indonesia merupakan tanaman aromatis dimana kandungan utamanya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, kulit, batang, daun, buah, biji, dan bunga. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara destilasi (penyulingan). Destilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Proses destilasi dimana uap yang dihasilkan akan menembus jaringan tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah menguap (Sastrohamidjojo, 2004).

Metode destilasi atau penyulingan sering digunakan untuk memproduksi minyak atsiri karena metode ini lebih ekonomis dibandingkan dengan metode lainnya (Kemendag RI, 2011). Metode destilasi yang dikembangkan terdapat 3 tipe yaitu destilasi air, destilasi uap dan air, serta destilasi uap. Pada penelitian ini digunakan metode destilasi uap dan air, dimana bahan dan air dipisahkan oleh saringan berlubang dalam satu ketel. Metode ini dipilih karena memiliki keuntungan dibandingkan destilasi air, diantaranya bahan yang disuling tidak gosong, kualitas minyak yang lebih baik, serta rendemen minyak yang lebih banyak (Guenther, 1987).

Hasil utama destilasi merupakan minyak atsiri dengan kandungan berbagai senyawa kimia yang dapat dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Beberapa senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri dikelompokkan menjadi golongan terpenoid (seperti linalool, geraniol, citronellol, α-terpineol), golongan hidrokarbon alifatik (seperti phenol, eugenol, thymol, carvacrol), serta golongan aldehid aromatis (Christaki et al., 2012). Minyak atsiri terutama digunakan dalam bidang farmasi seperti aromaterapi, parfum, obat-obatan seperti antimikroba, dan beberapa tanaman sebagai insektisida seperti pengusir serangga terhadap nyamuk (Christaki et al., 2012; Kemendag RI, 2011).


(4)

2

Senyawa monoterpene seperti α-pinene, cineole, eugenol, limonene, terpinolene, citronellol, citronellal, kamper dan thymol merupakan konstituen yang umum terdapat pada sejumlah minyak atsiri yang memiliki aktivitas sebagai pengusir nyamuk. Sebagian besar tanaman dengan melalui proses penelitian terbukti memiliki aktivitas sebagai pengusir nyamuk seperti Azadirachta indica, Curcuma aromatica, Lantana camara, Cymbopogon nardus, Juniper virginiana, geranium (Pelargonium reniforme), serai bumbu (Cymbopogon excavates) (Kalita et al., 2013).

Nyamuk merupakan suatu serangga yang berperan sebagai vektor penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk adalah demam berdarah, chikungunya, demam kuning, malaria, filariasis, ensefalitis jepang (Kalita et al., 2013). Nyamuk dapat menularkan suatu penyakit, dimana nyamuk yang terpapar suatu virus kemudian ditularkan terhadap manusia ketika nyamuk menghisap darah manusia (Gandahusada, 1998). Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk maka digunakan insektisida penolak nyamuk atau insect repellent yang dapat melindungi manusia dari gigitan nyamuk.

Insect repellent digunakan manusia untuk menghindari serangan serangga seperti nyamuk yang dapat mengganggu yaitu dengan cara menghalangi pendekatan serangga menuju host (manusia). Insect repellent dibagi menjadi 3 kategori yaitu repellent fisik, sintesis, dan alami (Katsambas et al., 2015). Sebagian besar produk yang digunakan sebagai pengusir nyamuk merupakan kategori repellent sintesis. Repellent sintesis mengandung senyawa kimia sintesis seperti DEET (N,N-diethylmetatoluamide), Permethrin (Kalita et al., 2013). DEET banyak terkandung dalam produk-produk pengusir nyamuk, karena senyawa tersebut memiliki daya proteksi yang tinggi terhadap gigitan nyamuk. Akan tetapi, pada kondisi yang lain dengan penggunaan DEET yang berlebihan dapat memberikan efek negatif terhadap manusia. DEET dapat menyebabkan sensitivitas terhadap kulit seperti iritasi dan urtikaria (Katsambas et al., 2015).

Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dan berulang-ulang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, repellent alami merupakan salah satu alternatif yang lebih aman digunakan terhadap manusia. Secara empiris tanaman aromatis digunakan sebagai penolak nyamuk dengan cara meremas-remas daun


(5)

3

atau bunganya kemudian digosokkan ke kulitnya agar terhindar dari nyamuk (Mashoedi, 2010). Pada penelitian ini dilakukan destilasi (penyulingan) terhadap daun sereh wangi (Cymbopogon winterianus) dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) dengan metode uap dan air. Hasil utama destilasi merupakan minyak atsiri yang kemudian dilakukan uji aktivitasnya terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Komponen utama minyak atsiri daun sereh wangi adalah sitronelal (32-45%), sitronelol (11-15%), dan geraniol (12-18%) (Sastrohamidjojo, 2004). Berdasarkan penelitian sebelumnya, senyawa kimia sitronelal pada daun sereh wangi merupakan komponen minyak atsiri yang memiliki aktivitas sebagai insect repellent (Rani et al., 2013). Sedangkan komponen utama minyak atsiri daun jeruk purut adalah sitronelal, linalool, sitronelol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istianah et al (2013), minyak daun jeruk purut memiliki efektivitas sebagai biolarvasida terhadap instar III nyamuk Aedes aegypti. Senyawa sitronelal sebagai racun kontak, zat tersebut apabila dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus menerus sehingga tubuh serangga kekurangan cairan.

Beberapa penelitian ilmiah mengenai kombinasi minyak atsiri sebagai bahan aktif untuk repellent terhadap nyamuk. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Helmiyetti et al (2009), mengenai kombinasi dari ekstrak daun sereh wangi dan minyak atsiri bunga kenanga yang diuji aktivitasnya sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kombinasi dari ekstrak sereh wangi dan minyak atsiri bunga kenanga dapat digunakan sebagai bahan aktif repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi 19060,40 ppm. Hal ini lebih efektif dibandingkan dengan penelitian sebelumnya tentang uji aktivitas terhadap masing-masing tanaman (Helmiyetti et al 2009).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengembangan penelitian tentang aktivitas insect repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan mengkombinasi minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut. Metode pengujiannya menggunakan hewan coba tikus strain Wistar yang dicukur pada bagian punggungnya, kemudian dioleskan dengan campuran minyak atsiri sebanyak 0,5 ml dengan perbandingan konsentrasi 100:0 ; 70:30 ; 50:50 ; 30:70 ;


(6)

4

dan 0:100. Pada penelitian ini diharapkan kedua tanaman dapat bekerja secara sinergis untuk meningkatkan aktivitas sebagai insect repellent yang lebih efektif. 1.2.Rumusan Masalah

1. Berapa rendemen minyak atsiri daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air ?

2. Bagaimana aktivitas insect repellent terhadap nyamuk dari minyak daun sereh wangi, minyak daun jeruk purut, serta kombinasi kedua minyak atsiri?

3. Apa kandungan senyawa kimia dalam minyak daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air ?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Memperoleh data rendemen minyak atsiri daun sereh wangi dan daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air.

2. Memperoleh data aktivitas insect repellent terhadap nyamuk dari minyak daun sereh wangi, minyak daun jeruk purut, serta kombinasi kedua minyak atsiri. 3. Mengetahui kandungan senyawa kimia dalam minyak daun sereh wangi dan

daun jeruk purut yang dihasilkan dari metode destilasi uap dan air. 1.4.Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah senyawa sitronelal, geraniol, sitronelol dari minyak atsiri daun sereh wangi (Cymbopogon winterianus) serta senyawa sitronelal, linalool, sitronelol dari minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix) memiliki aktivitas penolak nyamuk. Masing-masing minyak dapat digunakan sebagai insect repellent, sedangkan kombinasi dari minyak atsiri daun sereh wangi dan minyak atsiri daun jeruk purut diduga memiliki aktivitas yang sinergis sebagai insect repellent.

1.5.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang aktivitas kombinasi minyak atsiri dari tanaman serai wangi dan jeruk purut sebagai repelen terhadap nyamuk. Dari penelitian ini, kedua tanaman dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat sebagai pengusir nyamuk alami dalam usaha menurunkan angka terjadinya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Selain itu, dari penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk penelitian yang lebih luas terhadap tanaman-tanaman yang lain.


Dokumen yang terkait

DESTILASI UAP DAN AIR BUNGA Cananga odorata DAN KULIT BUAH Citrus aurantifolia UNTUK UJI AKTIVITAS INSECT REPELLENT TERHADAP NYAMUK

1 24 24

DESTILASI UAP DAN AIR DAUN Piper betle DAN DAUN Ocimum basilicum UNTUK UJI AKTIVITAS INSECT REPELLENT TERHADAP NYAMUK

4 17 22

EFEKTIVITAS BIOLARVASIDA MINYAK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP LARVA INSTAR III NYAMUK Aedes aegypti

0 5 18

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

0 4 8

UJI EFEK REPELLENT EKSTRAK DAUN ZODIA (Evodia suaveolens Scheff) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Uji Efek Repellent Ekstrak Daun Zodia (Evodia Suaveolens Scheff) Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti.

1 1 12

UJI EFEK REPELLENT EKSTRAK DAUN SELASIH (Ocimum basilicum L) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Uji Efek Repellent Ekstrak Daun Selasih (Ocimum Basilicum L) Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti.

0 3 12

Uji Efektifitas Insect Repellent Nabati Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica A. Juss) terhadap Nyamuk Aedes Aegypti L. - Ubaya Repository

0 0 1

Uji Aktivitas Penolak Serangga (Insect Repellent) Fraksi Hidrokarbon Teroksigenasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix DC.) Segar Terhadap Kutu Beras (Calandra oryzae L.) - Ubaya Repository

0 0 1

Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave

0 0 5

PEMANFAATAN HALUSAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) SEBAGAI REPELLENT TERHADAP NYAMUK Aedes aegytpi L. DAN PENGAJARANNYA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG -

0 0 123