Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Prognosis Kebutaan Pada Retinopati Diabetik

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II
DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA RETINOPATI DIABETIK

Oleh:
ARIANTIE RISTYA AMANDA
201110330311064

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II
DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA RETINOPATI DIABETIK

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh
Ariantie Ristya Amanda
201110330311064

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014

ii

LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

8 Desember 2014

Pembimbing I

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Pembimbing II

dr. Nuryati

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes

iii

Karya Tulis Akhir oleh Ariantie Ristya Amanda ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada tanggal : 8 Desember 2014

Tim Penguji

dr. Alfa Sylvestris, Sp. M

, Ketua

dr. Nuryati

, Anggota

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD

, Anggota

iv

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe II dengan Prognosis
Kebutaan Pada Retinopati Diabetik”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran
Jurusan

Pendidikan

Dokter

pada

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna,
walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka
penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak
mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 1 Desember 2014

Penulis

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran
dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.

3. dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, serta ide yang diberikan
saat penulis mengalami kesulitan dalam migrasi judul.
4. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp. KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
6. dr. Alfa Sylvestris, Sp. M selaku Pembimbing I atas bimbingan, ketelitian,
dukungan, kepercayaan, saran dan bantuan maupun kesabaran dan waktu
yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
7. dr. Nuryati selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran,
bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya
tulis akhir ini.
8. dr. Meddy Setiawan, Sp. PD selaku Penguji atas saran, kritik dan
bimbingannya dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

vi

9. Orang tua tercinta drg. Sarwoko Prasetyo dan Luki Rufiani, S.H. (almh)
yang selama ini menjadi motivator terbesar untuk menjalani kuliah,

memberikan dukungan, kasih sayang, kepercayaan dan senantiasa
mendoakan penulis.
10. Kakakku tersayang dr. Yoshi Riantyoko dan dr. Ardine Dwi
Setyaningrum yang telah mendukung dan selalu memotivasi dalam
penyusunan karya tulis akhir ini.
11. Keponakan tersayang Raeesa Kalya Shilverine yang selalu menjadi
penyemangat disaat lelah.
12. Sahabat-sahabat D’Star tercinta Evita Wahyundari, Achlis Mauliddia,
Tholiatul Latifah, Yusrida Muflihah, Asbari Nur Patria Kristin, dan
Sherlita Nurosidah yang selalu memberi semangat dan motivasi meraih
mimpi. Semoga kita diberi kemudahan dalam meraih cita-cita.
13. Sahabat-sahabat Gang Kampus tercinta Nuriska Yunicha Micky, Fidya
Ayu Riyastivani yang selalu memberi semangat, dukungan dan fasilitas
dalam menyelesaikan karya tulis ini. Semoga kita diberi kelancaran dan
kemudahan untuk menjadi dokter serta selalu mendapat ridho Allah SWT.
14. Teman perjuangan retinoblastoma Hana Hikma Faiza dan Enggar Ayu
Saraswati yang selalu setia dan sabar mengerjakan retinoblastoma meski
pada akhirnya harus migrasi judul. Terima kasih juga kepada Nasrul
Nasehati, Diah Intan Firdaus, Vonny Riska Rahmawati yang telah
memberi dukungan dalam penyusunan karya tulis ini. Semoga kita semua

bisa menjadi dokter yang barokah.

vii

15. Para anggota 441 tercinta Ade Puji “Mini” Astuti, Nadya Ayu Setyorini,
Kakak Rahmanita Fildzah Nur Amalina, Karina “Ading” Puspaseruni,
Ajeng Karima “Ading” Rahmahani, Yuanita Wahyuningsih, Ria Churin
Ain, Bibik, dan Bu Yayuk yang selalu menghibur saat penulis mengalami
kegelisahan. Semoga Allah selalu memberi kemudahan untuk kita semua.
16. Staff TU, Bu Endah, Pak Yono, Mbak Citra, Mbak Nuke, Mas Faisal dan
Mas Didit yang telah membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan
TA.
17. Semua teman-teman FK UMM angkatan 2011 yang menjadi teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran.
18. Mbak Dewi selaku Kasie Personalia & Diklat beserta staff RS Mata
Undaan Surabaya yang telah memberikan izin, meluangkan waktu serta
memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.
19. Pak Zainal selaku Kepala Rekam Medis beserta staff RS Mata Undaan
Surabaya yang telah memberikan izin, meluangkan waktu serta
memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.

20. Mbak Dian yang selalu siap sedia untuk membantu dalam menganalisis
data dan sabar menjelaskan saat bertukar pikiran.
21. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini
dan juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu.

viii

ABSTRAK

Amanda, Ariantie Ristya. 2014. Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus
Tipe II Dengan Prognosis Kebutaan Pada Retinopati Diabetik. Tugas Akhir,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing: (1)
dr. Alfa Sylvestris, Sp. M, (2) dr. Nuryati.

Latar Belakang: Retinopati diabetik merupakan suatu mikroangiopati progresif
yang ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil, lebih
banyak diderita pada pasien DM. Di Indonesia 12% kasus kebutaan disebabkan
oleh komplikasi DM. Retinopati diabetik terjadi setelah 10-15 tahun menderita
DM tipe II namun belum jelas bagaimana kaitan antara lama menderita DM tipe II

dengan prognosis kebutaan.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lama menderita DM tipe II dengan
prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
Metode: Observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan
sampel dengan teknik total sampling. Jumlah sampel 23 orang dengan 46 sampel
mata. Dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman.
Hasil Penelitian dan Diskusi: Dari 46 sampel mata didapatkan 18 sampel mata
dengan lama DM tipe II selama 1-5 tahun,terdapat 10 sampel mata dengan
prognosis mata buruk atau mengalami kebutaan, 24 pasien dengan lama DM tipe
II selama 5-10 tahun, terdapat 11 pasien dengan prognosis mata buruk, sedangkan
4 pasien dengan lama DM tipe II >10 tahun memiliki prognosis mata baik.
Didapatkan nilai Koefisien Korelasi Reank Spearman sebesar 0,232 dengan nilai
signifikansi 0,121. Perbandingan nilai signifikansi (p-value) > α (0,121> 0,05).
Hal ini salah satunya disebabkan oleh penetapan lama DM tipe II yang kurang
akurat karena bergantung pada ingatan pasien saat anamnesis.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara
lama menderita DM tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
Kata Kunci: DM tipe II, retinopati diabetik, prognosis kebutaan.

ix


ABSTRACT

Amanda, Ariantie Ristya. 2014. The Relation of Long Suffering of Diabetes
Mellitus Type II and The Blindness Prognosis of Diabetic Retinopathy.
Final Assignment, The Medical Faculty of Muhammadiyah Malang
University, Advisor: (1) dr. Alfa Sylvestris, Sp.M (2) dr. Nuryati.

Background: Diabetic retinopathy is a progressive microangiopathy
characterized by damage and blockage of small blood vessels, more suffered in
patients with DM. In Indonesia 12% cases of blindness caused by diabetes
complication. Diabetic retinopathy may occurs after 10-15 years suffering from
diabetes mellitus type II, but it is an unclear link between long suffering of
diabetes mellitus type II with blindness prognosis.
Objective: To understand the relation of long suffering diabetes mellitus type II
and the blindness prognosis of diabetic retinopathy.
Method: Analytical Observational with retrospective approaching. The sampletaking is done by total sampling technique. The sample consist of 23 patients with
46 eye sampels. Was analyzed by the Rank Spearman Correlation test.
Results and Discussion: From 46 eye sampels obtained 18 eye sampels with long
suffering 1-5 years: 10 eye sampels are bad prognosis or blindness, 24 eye
sampels with long suffering 5-10 years: 11 eye sampels are blindness, and 4 eye
sampels with long suffering >10 years have the good prognosis. Rank Spearman
Correlation values obtained at 0.232 with a significance value of 0.121.
Comparison of significance (p-value) > α (0.121> 0.05). This is partly due to the
long-setting of DM type II who are less accurate because it relies on patient recall
when history.
Conclusion: There is no statistically significant relation between long suffering of
diabetes mellitus type II and the blindness prognosis of diabetic retinopathy .
Key Words: DM Type II, diabetic retinopathy, blindness prognosis.

x

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

iii

LEMBAR PENGUJIAN

iv

KATA PENGANTAR

v

LEMBAR PERSEMBAHAN.............................................................................. vi
ABSTRAK........................................................................................................... ix
ABSTRACT..........................................................................................................

x

DAFTAR ISI......................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN

xvii

DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

2

1.3 Tujuan Penelitian

2

1.3.1 Tujuan Umum

2

1.3.2 Tujuan Khusus

2

1.4 Manfaat Penelitian

3

1.4.1 Manfaat Klinis

3

1.4.2 Manfaat Akademis

3

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

3

xi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

4

2.1 Diabetes Mellitus

4

2.1.1 Definisi

4

2.1.2 Epidemiologi

4

2.1.3 Klasifikasi

5

2.2 Diabetes Mellitus Tipe II

5

2.2.1 Definisi

5

2.2.2 Etiologi

6

2.2.3 Faktor resiko

6

2.2.4 Patofisiologi

7

2.2.5 Manifestasi Klinis

7

2.2.6 Diagnosis

8

2.2.7 Penatalaksanaan

8

2.2.8 Komplikasi

9

2.3 Retinopati Diabetik

11

2.3.1 Definisi

11

2.3.2 Epidemiologi

11

2.3.3 Etiologi

13

2.3.4 Patofisiologi

14

2.3.5 Klasifikasi

16

2.3.6 Gejala Klinis

17

2.3.7 Diagnosis

20

2.3.8 Penatalaksanaan

21

2.3.9 Pencegahan

22

xii

2.3.10 Prognosis

22

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

24

3.1 Kerangka Konseptual

24

3.2 Hipotesis

26

BAB 4 METODE PENELITIAN

27

4.1 Jenis Penelitian

27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

27

4.3 Populasi dan Sampel

27

4.3.1 Populasi

27

4.3.2 Sampel

27

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

27

4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian

28

4.3.5.1 Kriteria Inklusi

28

4.3.5.2 Kriteria Eksklusi

28

4.3.6 Variabel Penelitian

28

4.3.6.1 Variabel Bebas

28

4.3.6.2 Variabel Tergantung

28

4.3.7 Definisi Operasional

28

4.4 Instrumen Penelitian

29

4.5 Prosedur Penelitian

29

4.5.1 Alur Penelitian

29

4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data

30

4.6 Jadwal Penelitian

30

4.7 Analisis Data

30

xiii

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
5.1 Hasil Penelitian

32
32

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............32
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................ 32
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosis Mata........... 33
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Visus Awal................. 33
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat
Hipertensi................................................................................ 34
5.1.6 Hubungan antara Lama Menderita DM tipe II dengan
Prognosis Kebutaan pada Retinopati Diabetik....................... 34
5.2 Analisis Data Uji Korelasi Rank Spearman

35

BAB 5 PEMBAHASAN

37

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

40

7.1 Kesimpulan

40

7.2 Saran

40

DAFTAR PUSTAKA

42

LAMPIRAN

46

xiv

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

30

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

32

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

32

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosis Mata

33

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Visus Awal

33

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Hipertensi

34

Tabel 5.6 Tabulasi Silang antara Lama Menderita DM tipe II dengan
Prognosis Kebutaan pada Retinopati Diabetik

34

Tabel 5.6 Pengujian Korelasi Rank Spearman untuk Mengetahui Hubungan
Lama Menderita DM tipe II dengan Prognosis Kebutaan
Pada Retinopati Diabetik

35

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Funduskopi okuli normal .............................................................. 11
Gambar 2.2 Funduskopi retinopati non proliferatif&proliferatif ...................... 11
Gambar 2.3 Intra Retinal Macrovascular Abnormalities ................................. 16
Gambar 2.4 Retinopati Diabetik Non Proliferatif ............................................ 16
Gambar 2.5 Retinopati Diabetik Pre Proliferatif............................................... 17
Gambar 2.6 Retinopati Diabetik Proliferatif ..................................................... 17
Gambar 2.7 Mikroaneurisma ............................................................................ 18
Gambar 2.8 Dilatasi pembuluh darah balik ...................................................... 18
Gambar 2.9 Perdarahan .................................................................................... 19
Gambar 2.10 Edema makula&hard exudate .................................................... 19
Gambar 2.11 Funduskopi edema retina ............................................................ 20
Gambar 2.12 Angiografi fluoresens .................................................................. 21
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 24
Gambar 4.1 Bagan Alur Penelitian .................................................................. 29

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Data sekunder tentang penderita retinopati diabetik RS
Mata Undaan Surabaya periode 2010

46

Lampiran 2: Data sekunder tentang mata penderita retinopati diabetik
RS Mata Undaan Surabaya periode 2010

47

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data

49

Lampiran 4: Surat Keterangan dari RS Mata Undaan Surabaya

51

Lampiran 4: Kartu Konsultasi Tugas Akhir

52

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ARMD

: Age-Related Macular Degeneration

CT Scan

: Computerized Tomography

D

: Dioptri

DM

: Diabetes Mellitus

IDDM

: Insulin Dependent Diabetes Mellitus

IDF

: International Diabetes Federation

IRMA

: Intra Retinal Macrovascular Abnormalities

IVP

: Intra Venous Pyelogram

NIDDM

: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

NPDR

: Non Proliferative Diabetic Retinopathy

PDR

: Proliferative Diabetic Retinopathy

PJK

: Penyakit Jantung Koroner

Pre PDR

: Pre Proliferative Diabetic Retinopathy

RD

: Retinopati Diabetik

RS

: Rumah Sakit

WESDR

: Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic Retinopathy

WHO

: World Health Organization

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Akinci, F., dkk. 2008. Assessment of Health Related Quality of Life (HRQoL) of
Patients With Type 2 Diabetes in Turkey. Diabetes Research and Clinical
Practice, Vol.79, pp.117-123.
American Diabetes Association. 2004. Screening for Type 2 Diabetes. Diabetes
Care, Vol.27, pp.11-14.
Anugrah, Juniar. 2010. Hubungan Diabetes Mellitus dan Retinopati di RSUD
Dr.Soedarso Pontianak Periode Januari-Desember 2010. Skripsi
Universitas Tanjungpura.
Arifin, A.L. 2008. Panduan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 Terkini. Tesis FK
Universitas Padjajaran Bandung.
Bethesda. 2013. Diabetic Retinopathy. USA: National Eye Institute, pp.3-6.
Christopher, Dyana, Ruth. 2009. Retinopati Diabetik Non Proliferatif. Skripsi FK
Universitas Riau.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 3.
Jakarta : Salemba Medika, pp. 155-158.
Dasni, Inriani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasien Diabetes
Mellitus Melakukan Pemeriksaan Mata Retinopati di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi FK Universitas Sulawesi
Utara.
Istiantho, Reza. 2009. Hubungan Faktor Resiko Diabetes Mellitus Dengan
Prevalens Diabetes Mellitus di Ternate. Skripsi FK Universitas
Indonesia.
Kanski, Jack J. 2011. Clinical Ophthalmology (ed) 7. Philadelphia: Elsevier
Saunders, pp. 534-535.
Kurniawan, Deny. 2008. Speaks With Data. Forum Statistika. Available from :
http://ineddeni.files.wordpress.com/2008/01/point-biserial-cor1.pdf.
Mandagi, A.M. 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Status Kualitas Hidup
Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan

xix

Kota Surabaya. [Online] http://www.alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/pdf
[Accessed 7 Oktober 2014].
Moestidjab. 2010. Gambaran Retinopati Diabetik Pada Kunjungan Pertama
Penderita Diabetes Mellitus di Unit Rawat Jalan Mata RSU Dr.Soetomo
Surabaya. Jurnal Oftalmologi Indonesia, Vol.5, pp.147-155.
Nadyah, Yuanita, Karel. 2011. Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II di Poliklinik Endokrin SMF FK UNSRAT RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado Periode Mei 2011-Oktober 2011. Jurnal e-Biomedik,
Vol.1, pp.45-49.
Nasution, Kholisah. 2011. Deteksi Dini Retinopati Diabetik di Pelayanan Primer
Indonesia. J Indon Med Assoc, Vol.61, no.8, Agustus 2011, pp.1-3.
Priyo, A., Bunyamin, Wahyu. 2012. The Relationship Between Diabetic
Knowledge and Social Support With The Behavior of Diabetic
Retinopathy Prevention at DM Sufferers in Prof.Dr.Margono Soekarjo
General Hospital of Purwokerto. Skripsi FK Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Rahman, Khalilul. 2006. Epidemiologi Retinopati Diabetika di Bagian Ilmu
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Unand. Majalah Kedokteran
Andalas No.2, Vol.26, pp.54-55.
Redmon, Caccamo, Flavin, Michels. 2014. Health Care Guideline: Diagnosis and
Management of Type 2 Diabetes Mellitus in Adults. Institute for Clinical
System Improvement, ed.16, pp.20-21.
Renta, Harry, Laya. 2012. Indikasi Fotokoagulasi Laser Pada Pasien Retinopati
Diabetik di Balai Kesehatan Mata Provinsi Sulawesi Utara Periode
Januari-Desember 2012. Skripsi FK Universitas Sam Ratulangi Manado.
Riordan, Paul, Eva. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan&Asbury, ed.17. Jakarta :
EGC. pp 190-193.
Rodiah. 2007. Diabetik Retinopati. Medan: Departemen Ilmu Penyakit Mata FK
Universitas Sumatera Utara, pp.1-12.
Sastroasmoro, S & Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,
ed. 4. Jakarta : Sagung Seto.

xx

Scott, Mary. 2003. Clinical Pathways in Vitreoretinal Disease. New York:
Thieme Medical Publishers, Inc. pp.374-375.
Sesanti. 2010. Hubungan Lama Menderita Diabetes dengan Derajat Retinopati
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSU Haji Surabaya
Periode

Januari-Desember

2008.

Skripsi

FK

Universitas

Muhammadiyah Malang.
Setiawan, Meddy. 2008. Buku Ajar Endokrin. Malang: FK Universitas
Muhammadiyah Malang, pp.21-24.
Shiddiq, Rusman, dkk. 2011. Hubungan Hipertensi dan Glycohemoglobin
(HbA1c) dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes
Mellitus di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health,
Vol.5, no.3, September 2011, pp.4-5.
Soegondo, S. 2004. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini, dalam:
Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo dan Imam Subekti (ed).
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Cetakan IV. Jakarta: FK UI,
pp.17-27.
Soegondo, S., Rudianto, Manaf, Subekti, dkk. 2006. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB
PERKENI.
Steele Chris. 2013. Diabetes Screening-Leading From The Font. Continuing
Education&Training: www.optometry.co.uk/cet [Accessed 6 Oktober],
pp.1-5.
Tiara, Vera, Laya. 2013. Prevalensi Retinopati Diabetik Pada Poliklinik Ilmu
Kesehatan Mata Selang Satu Tahun. Skripsi FK Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Vislisel, Jesse. 2010. Diabetic Retinopathy. EyeRounds.org. Available from:
http://www.EyeRounds.org/tutorials/diabetic-retinopathy-med-students.
[Accessed 5 Oktober 2014].
Wahju, Wilardjo, Pramanawati. 2005. Penurunan Contrast Sensitivity Pada
Retinopati Diabetika Non Proliferatif Diabetes Mellitus Tipe 2
Dibanding Non Diabetes Mellitus. Jurnal Unimus, pp.92-95.

xxi

Wills

Eye

Institute.

2010.

Diabetic

Retinopathy.

Philadelphia:

www.willseye.org.[Accessed 5 Oktober 2014].
Wong, T.Y. 2004. Hypertensive Retinopathy. Australia: The New England Journal
of Medicine Centre for Eye Research, Vol.351, pp.2310-2317.

xxii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Retinopati diabetik merupakan suatu mikroangiopati progresif yang
ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil, diperkirakan 25
kali lebih banyak diderita pada pasien diabetes mellitus dibandingkan pasien yang
tidak menderita diabetes mellitus (Riordan et al, 2009). Di Inggris retinopati
diabetik merupakan penyebab kebutaan nomor 4 dari seluruh penyebab kebutaan
yang terdapat pada kelompok usia 30-65 tahun. Di negara berkembang seperti
Indonesia, 12% kasus kebutaan disebabkan komplikasi diabetes mellitus pada
kelompok usia 20-60 tahun (Renta, dkk, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rusman Shiddiq (2011), faktor
resiko retinopati diabetik salah satunya dipengaruhi oleh lama menderita diabetes
mellitus. Retinopati diabetik biasanya didapatkan pada penderita yang mengalami
diabetes mellitus tipe I dan II setelah 10 – 15 tahun (Renta, dkk, 2012). Adapun
penelitian lain yang menyimpulkan 60% penderita retinopati diabetik terdiagnosis
sesudah 20 tahun dan 5% terdiagnosis setelah 5 tahun menderita diabetes mellitus
tipe II (Khalilul Rahman, 2006; Jack J. Kanski, 2011).
Menurut American Academy of Opthalmology, belum diketahui secara
pasti penyebabnya. Diyakini bahwa terdapat perubahan biokimia dan fisiologi
karena terpapar dengan hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama, sehingga
terjadi gangguan endotel vaskular (Tiara, dkk, 2013).

1

2

Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa lama menderita diabetes
mellitus secara langsung erat kaitannya dengan terjadinya retinopati diabetik,
namun belum ada penjelasan secara khusus kaitan antara lama menderita diabetes
mellitus tipe II dengan prognosis. Penelitian yang dilakukan oleh Juniar Anugrah
(2010) bahwa lama menderita DM tipe II berpengaruh terhadap prognosis
retinopati diabetik yang 12 kali lipat lebih buruk daripada pasien yang tidak
memiliki riwayat DM. Prognosis dikatakan baik jika tidak mengalami kebutaan.
Prognosis dikatakan buruk jika mengalami kebutaan. Kriteria kebutaan menurut
WHO sejak tahun 1981 hingga sekarang, yaitu visus < atau = 3/60 yang tidak
dapat dikoreksi. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik menelaah tentang lama
menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati
diabetik.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan
prognosis kebutaan pada retinopati diabetik?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II
dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka kejadian retinopati diabetik.
2. Untuk mengetahui karakteristik penderita retinopati diabetik.
3. Untuk mengetahui prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.

3

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Klinis
1. Dapat memberi pengetahuan kepada praktisi kesehatan sehingga dapat
mendeteksi dan menangani penderita retinopati diabetik dengan benar.
2. Dapat memperbaiki rencana kesehatan dalam menekan angka kematian
pada penderita retinopati diabetik.
3. Dapat mengendalikan faktor resiko penderita retinopati diabetik sehingga
dapat mengurangi resiko kebutaan.
1.4.2 Manfaaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.
2. Sebagai tambahan pustaka dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pencegahan penyakit retinopati diabetik.
3. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II

dengan

prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat,
sehingga dapat membantu penderita dan masyarakat dalam mengenal secara
dini terjadinya kecacatan untuk segera memperoleh penanganan medis.

Dokumen yang terkait

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Hubungan Memiliki Riwayat Keluarga Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kesadaran tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Masyarakat di Kelurahan Tembung Tahun 2013

2 29 95

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Prevalensi Retinopati Diabetik pada Penderita Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik Medan

3 95 43

Hubungan Terapi Retinopati Diabetik dengan Prognosis Kebutaan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Mata Undaan Surabaya. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran

1 36 24

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN DERAJAT RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSU HAJI SURABAYA PERIODE JANUARI­-DESEMBER 2008

0 26 2

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN FLEKSIBILITAS SENDI

0 2 64

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KEKUATAN OTOT

0 3 61

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERJADINYA NEUROPATI SENSORIK DIABETIK Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Terjadinya Neuropati Sensorik Diabetik Di RSUD Salatiga.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERJADINYA NEUROPATI SENSORIK DIABETIK Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Terjadinya Neuropati Sensorik Diabetik Di RSUD Salatiga.

0 3 11